dilakukan. Pemilihan root bridge
berlangsung selama 14
detik. Setelah root bridge
terpilih, switch
tetap meneruskan
BPDU frame untuk advertising root ID setiap 2 detik. Setiap
switch
dikonfigurasi dengan sebuah max age timer
yang
menentukan berapa lama waktu sebuah switch
mempertahankan konfigurasi BPDU yang sudah ada jika
tidak menerima update
BPDU dari neighbor switch. Secara
default, max age timer adalah 20 detik. Oleh karena itu, jika
sebuah switch gagal menerima 10 BPDU frame berturut-turut
dari salah satu neighbor-nya, maka switch akan
mengasumsikan telah terjadi kegagalan jalur logikal dalam
spanning tree dan informasi BPDU tidak lagi benar sehingga
proses pemilihan root bridge akan dilakukan kembali.
2.
Menentukan root port
Setelah root bridge
terpilih, proses berikutnya yang akan
dilakukan adalah menentukan port
mana yang merupakan
root port. Setiap switch
dalam spanning tree
(kecuali root
bridge) memiliki satu buah root port. Dalam menentukan
root port, jika terdapat dua port
dari sebuah switch
yang
masing-masing memiliki jalur dengan cost
yang sama, maka
BID yang akan dibandingkan. Port dengan BID paling kecil
yang akan menjadi root port.
3.
Menentukan designated dan non-designated port
Setelah root port
ditentukan, maka tahapan terakhir adalah
menentukan designated
dan non-desginated-port
untuk
memastikan spanning tree terbebas dari logical loop.
Access Control List (ACL) merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
menyeleksi paket-paket yang keluar masuk network. Jika terdapat asal usul
paket yang datang tidak yakin darimana, sebaiknya paket tersebut dibuat
dibuang saja. Hal ini untuk menghindari kemungkinan masuknya
penyusup ke network yang kita kelola. Prinisip inilah yang diterapkan oleh
|