7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang berkaitan dengan Database
2.1.1 Data
Menurut Indrajani (2014:2) data adalah “fakta atau observasi mentah
yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis”.
Menurut Hoffer, Ramesh, dan Topi (2011:5) data adalah representasi
objek dan kejadian yang disimpan dan memiliki arti serta kepentingan di
dalam lingkungan pengguna.
Jadi, data adalah fakta, observasi, objek, dan kejadian mengenai
fenomena fisik dan transaksi bisnis yang disimpan dan memiliki kepentingan
bagi penggunanya.
2.1.2 Basis Data
Menurut Hoffer, Ramesh, dan Topi (2011:5) basis data adalah
sekumpulan data yang terorganisir dan yang terhubung secara logikal.
Menurut Connolly dan Begg (2010:15) basis data adalah sekumpulan
data yang terhubung secara logikal dan deskripsi dari sebuah data yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.
Jadi, basis data adalah sekumpulan data yang terorganisir dan
terhubung secara logikal yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari suatu organisasi.
2.1.3 Database Management Systems (DBMS)
2.1.3.1 Definisi DBMS
Menurut Post (2005:2) database management system
(DBMS) 
adalah perangkat lunak yang mendefinisikan suatu
basis data,  menyimpan data, mendukung bahasa query,
menghasilkan 
laporan, serta membuat tampilan data entry
  
8
Menurut Connolly dan Begg
(2010:16) DBMS adalah sebuah
sistem perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke
basis data.
Jadi, DBMS adalah sistem perangkat lunak yang digunakan
pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan
mengontrol akses basis data dengan bahasa query
dan dapat
menghasilkan laporan serta membuat tampilan data entry.
Fasilitas DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:16) DBMS menyediakan
fasilitas sebagai berikut:
1. DDL (Data Definition Language)
DDL mengizinkan pengguna untuk menspesifikasikan tipe data
dan struktur serta batasan data yang akan disimpan ke dalam basis
data. 
2. DML (Data Manipulation Language)
DML mengizinkan pengguna untuk memasukkan, mengubah,
menghapus, dan mendapatkan kembali data dalam basis data
dengan menggunakan SQL (Structured Query Language). 
3. Akses kontrol ke basis data
Fasilitas akses kontrol yang disediakan DBMS antara lain sebagai 
berikut:
1.
Sistem keamanan, untuk mencegah akses basis data yang
sembarangan. 
2.
Sistem integritas, untuk memelihara konsistensi data yang
disimpan dalam DBMS.
3.
Sistem kontrol yang konkuren, untuk akses data secara
bersamaan.
4.
Sistem kontrol pemulihan, untuk mengembalikan basis data ke
kondisi sebelum terjadinya kegagalan pada perangkat keras
atau perangkat lunak. 
5.
Katalog yang dapat diakses oleh pengguna, yang berisi
deskripsi data di dalam basis data. 
  
9
2.1.3.2 Komponen DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:18-21)  komponen DBMS
dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
1. Hardware atau perangkat keras
Hardware
diperlukan oleh DBMS dan aplikasi. Contoh
hardware yang digunakan antara lain personal computer, notebook,
mainframe, sampai jaringan komputer. Kebutuhan
hardware
bergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan
oleh organisasi tersebut. 
2. Software atau perangkat lunak
Komponen software
berisi software
DBMS itu sendiri dan
program aplikasi yang digunakan, beserta dengan sistem operasi
dan software jaringan apabila DBMS digunakan melalui jaringan. 
3. Data
Data adalah komponen terpenting dalam DBMS karena
merupakan penghubung antara mesin komputer dengan manusia.
4. Prosedur
Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang menentukan
perancangan
dan penggunaan basis data. Pengguna sistem dan
pengelola basis data memerlukan dokumentasi ini untuk
menjalankan dan menggunakan sistem.
5. Manusia
Manusia merupakan komponen terakhir yang berperan penting
dalam merancang sampai menggunakan DBMS tersebut. Manusia
dibagi peranannya menjadi beberapa fungsi sebagai berikut:
a.
Data/Database Administrator
Data Administrator dan Database Administrator adalah orang
atau sekelompok orang yang bertanggung jawab untuk manajemen
dan pengendalian basis data. Perbedaannya adalah Data
Administrator bertanggung jawab untuk manajemen sumber daya
data, sedangkan Database Administrator bertanggung jawab untuk
realisasi fisik basis data.
  
10
b.
Database Designer
Database designer
dibedakan menjadi perancang basis data
secara logika dan fisik. Perancang basis data secara logika
berhubungan dengan identifikasi data antara lain entitas dan atribut.
Sedangkan perancang basis data secara fisik berhubungan dengan
bagaimana desain basis data tersebut dapat direalisasikan.
c.
Application Developers atau Programmer
Application Developers
atau Programmer
merupakan tenaga
ahli komputer yang berfungsi untuk mengembangkan program
aplikasi yang diperlukan dalam manajemen basis data.
d.
End user
End user adalah orang yang menggunakan DBMS tersebut dan
terlibat langsung dalam penggunaan basis data. End user
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu naive users
dan
sophisticated users. Naive users adalah pengguna yang tidak peduli
akan DBMS, sedangkan sophisticated users adalah pengguna yang
dapat menulis program untuk kebutuhan mereka sendiri.
Gambar 2.1 Komponen DBMS (Connolly & Begg, 2010:18)
  
11
2.1.3.3 Keuntungan DBMS
Keuntungan dari penggunaan DBMS menurut Connolly dan
Begg (2010:27-30) adalah sebagai berikut:
1. Control of data redundancy (adanya kontrol redundansi data)
Penggunaan DBMS bertujuan untuk mengontrol redundansi,
sehingga data yang dipakai tetap konsisten dan tidak terdapat
duplikasi data. 
2. Data consistency (konsistensi data)
Jika ada perubahan yang terjadi dalam DBMS karena proses
tambah, ubah, atau hapus data, perubahan tersebut dapat
langsung diakses oleh pengguna dan salinan data tetap
disimpan secara konsisten.
3. More information from the same amount of data
Penggunaan DBMS memudahkan untuk mendapatkan lebih
banyak informasi dari penggunaan data yang sama karena data
sudah terintegrasi dengan baik.
4. Sharing of data
Penggunaan DBMS memungkinkan lebih banyak pengguna
untuk berbagi penggunaan data, karena basis data dimiliki oleh
perusahaan atau organisasi, bukan dari bagian tertentu.
5. Improved data integrity
Integritas data berhubungan dengan validitas dan konsistensi
penyimpanan data. Integritas biasanya diekspresikan dengan
constraint
(batasan), yaitu aturan-aturan yang tidak boleh
dilanggar dalam penggunaan basis data. Dengan adanya
integrasi data, Database Administrator
dapat mendefinisikan
data dan memberi batasan-batasan dalam penggunaan DBMS.
6. Improved security
Keamanan basis data adalah untuk melindungi penggunaan
basis data dari pengguna yang tidak memiliki hak akses
terhadap data yang disimpan, sehingga akses penggunaan data
dapat ditentukan dengan tipe operasi yang ada dalam DBMS,
seperti ambil, tambah, ubah, dan hapus data.
  
12
7.
Enforcement of standards
Dengan adanya pemakaian data secara bersama-sama, maka
ada standarisasi dalam pengolahan data dan pembuatan
dokumentasi, sehingga memudahkan pengguna DBMS. 
8.
Economy of scale
Dengan adanya kombinasi data perusahaan atau organisasi
menjadi basis data dan pembuatan aplikasi yang dapat bekerja
dengan satu sumber data dapat mengemat biaya perusahan,
sehingga dapat meningkatkan skala ekonomi perusahaan.
9.
Balance of conflicting requirements
Dengan adanya pengolahan basis data, DBA dapat membuat
keputusan dalam perancangan dan penggunaan operasional
basis data untuk organisasi secara keseluruhan,
sehingga
sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna.
10. Improved data accessibility and responsiveness
Integrasi data menghilangkan batasan-batasan dasar dari
departemen dalam perusahaan sehingga dapat diakses oleh
seluruh pengguna DBMS secara langsung. DBMS
menyediakan bahasa query
atau pembuatan laporan yang
mengizinkan pengguna untuk meminta pertanyaan khusus dan
memperoleh informasi secara cepat. 
11. Increased productivity
DBMS menyediakan fungsi-fungsi standar sehingga
programmer
dapat menuliskan fungsi-fungsi tersebut dalam
suatu program aplikasi. Di tingkat paling dasar, DBMS
menyediakan rutinitas low-level-file-handling
yang ada dalam
program aplikasi. Fungsi-fungsi tersebut mengizinkan
programmer lebih berkonsentrasi pada fungsionalitas spesifik
yang
diinginkan oleh pengguna tanpa harus takut untuk
melakukan implementasi pada tingkat rendah secara detil.
12. Improved maintenance through data independence
Pada DBMS terjadi independensi data, yaitu pemisahan data
dengan aplikasi program, sehingga aplikasi kebal terhadap
  
13
perubahan data. Dengan adanya independensi data
pemeliharaan data menjadi lebih sederhana.
13. Increased concurrency
DBMS membuat pengaksesan data dapat dilakukan secara
bersamaan tanpa harus kehilangan integritas data.
14. Improved backup and recovery services
DBMS menyediakan fasilitas untuk melindungi data dari
kegagalan sistem atau aplikasi program, yaitu dengan fasilitas
backup dan restore.
2.1.3.4 Kerugian DBMS
Kerugian dari penggunaan DBMS
menurut Connolly dan Begg
(2010:30-31) adalah sebagai berikut:
1. Complexity
Pada DBMS terdapat pengaturan fungsi-fungsi sehingga
penggunaan DBMS menjadi
rumit dan kompleks. Jika
pengguna DBMS tidak mengerti fungsi-fungsi tersebut
maka
tidak akan mendapatkan manfaat implementasi DBMS dan
dapat memberi konsekuensi buruk untuk perusahaan atau
organisasi.
2. Size
Kompleksitas dan banyaknya fungsi yang dimiliki DBMS
menyebabkan DBMS memerlukan perangkat lunak pendukung
yang mengakibatkan penambahan tempat penyimpanan dan
memori dalam komputer. 
3. Cost of DBMSs
Biaya penggunaan DBMS bervariasi dari lingkungan dan
fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi.
Semakin kompleks dan canggih suatu DBMS, maka semakin
mahal biaya penggunaan DBMS tersebut. 
4. Additional hardware costs
Kebutuhan basis data dan DBMS
akan tempat penyimpanan
dan memori yang besar memungkinkan suatu perusahaan atau
  
14
organisasi untuk membeli mesin yang lebih besar atau bahkan
mesin yang digunakan khusus untuk menjalankan DBMS
tersebut. 
5.
Cost of conversion
Dalam situasi tertentu, biaya penggunaan DBMS dan perangkat
keras yang mendukung DBMS tidak sebanding dengan biaya
mengkonversikan sistem aplikasi yang sudah ada menjadi
DBMS. Biaya konversi tersebut juga meliputi biaya pelatihan
staf yang menggunakan DBMS dan memungkinkan untuk
perekrutan staf yang memiliki spesialisasi dalam
mengkonversikan dan menjalankan DBMS tersebut. Biaya
konversi ini biasanya menjadi alasan sebuah perusahaan atau
organisasi enggan untuk mengganti sistem yang lama dengan
DBMS. 
6.
Performance
DBMS digunakan oleh banyak
sistem informasi, sehingga
beberapa aplikasi berjalan lebih lambat dari biasanya.
7.
Higher impact of a failure
Sentralisasi sistem menyebabkan sistem lebih berisiko pada
suatu kegagalan. Jika terjadi kerusakan pada DBMS, akan
berdampak pada seluruh pengguna dan aplikasi yang
mengakses DBMS tersebut.
2.1.4 Model Relasional
2.1.4.1 Konsep Model Relasional
Model relasional adalah model data yang didasarkan dari konsep
relasi matematika yang direpresentasikan dalam bentuk tabel.
(Connolly dan Begg, 2010:94). Model relasional memiliki peran
penting dalam perancangan basis data. 
  
15
Ada beberapa istilah model relasional yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Relation (relasi)
Tabel atau file yang direpresentasikan dengan kolom dan baris.
Relasi digunakan untuk menyimpan informasi objek yang
akan direpresentasikan dalam basis data.
2. Attribute (atribut)
Kolom pada tabel suatu relasi.
3. Domain
Himpunan nilai dari satu atau lebih attribute. Nilai domain
bisa berbeda-beda untuk setiap attribute, dan dua atau lebih
attribute bisa didefinisikan di dalam domain yang sama. 
4. Tuple
Baris dari suatu tabel relasi.
5. Degree
Banyaknya attribute
atau kolom dalam tabel relasi. Degree
suatu relasi adalah sifat intensitas relasi tersebut.
6. Cardinality
Banyaknya tuple dalam suatu tabel relasi.
7. Relational Database
Kumpulan relasi yang sudah dinormalisasi dengan nama
relasi yang jelas.
Gambar 2.2 Bagian Model Relasional
  
16
Tabel 2.1 menjelaskan contoh bagian model relasional sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Contoh Bagian Model Relasional
Relation
Attribute
Degree
Tuple
Cardinality
Domain
Staff
StaffId
StaffPhone
StaffEmail
StaffPosition
BranchId
5
Baris 1
Baris 2
Baris 3
Baris 4
Baris 5
5
Character
size  5
Range :
S0001-
S10000
Branch
BranchId
BranchName
BranchAddress
BranchPhone
4
Baris 1
Baris 2
Baris 3
3
Character
size 4
Range :
B001-
B100
Istilah relasi, tuple, dan attribute
juga dapat disebut file, record, dan
field. Istilah ini didasarkan pada fakta bahwa secara fisik, RDBMS
menyimpan relasi dalam file.
Tabel 2.2 menjelaskan istilah alternatif
untuk model relasional sebagai berikut: 
Tabel 2.2 Istilah Alternatif untuk Model Relasional
Istilah formal
Istilah lain 1
Istilah lain 2
Relation
Table
File
Tuple
Row
Record
Attribute
Column
Field
Berdasarkan konsep model relasional diatas, maka dapat didefinisikan relasi
basis data. Relasi basis data terdisi dari:
  
17
Skema Relasi
Nama relasi didefinisikan oleh himpunan pasangan attribute
dan nama
domain.
1. Skema Basis Data Relasional
2. Himpunan skema relasi dengan nama yang berbeda.
Sifat-sifat relasi adalah sebagai berikut:
1. Setiap relasi memiliki nama yang berbeda satu sama lain dalam skema
relasional
2.
Setiap sel (baris, kolom) dalam suatu relasi berisi satu nilai atomik
atau nilai tunggal
3.
Setiap atribut memiliki nama yang berbeda.
4.
Nilai suatu atribut berasal dari domain yang sama.
5.
Setiap tuple berbeda dan tidak ada duplikasi tuple.
6.
Urutan atribut tidak memiliki peran yang signifikan dalam relasi.
7.
Urutan tuple tidak memiliki peran yang signifikan dalam relasi.
2.1.4.2 Relational Key
Seperti yang sudah diketahui, tidak ada duplikasi tuple dalam
relasi, sehingga diperlukan identifikasi atribut yang
mengidentifikasi setiap tuple
dalam relasi. Berikut adalah istilah-
istilah yang digunakan dalam relational key.
1.
Superkey
Atribut atau himpunan atribut yang mengidentifikasi tuple-
tuple yang ada dalam relasi secara unik.
2.
Candidate key
Superkey yang tidak memiliki subset tepat di dalam relasi.
Memiliki ketentuan sebagai berikut:
a)
Superkey (K) dalam relasi.
b)
Untuk setiap relasi R, nilai K akan mengidentifikasi
tuple secara unik.
3.
Composite key
  
18
Candidate key yang memiliki lebih dari satu atribut.
4.
Primary key
Candidate key yang dipilih untuk identifikasi tuple dalam
suatu relasi.
5.
Foreign key
Atribut atau himpunan atribut dalam relasi yang
dibandingkan dengan candidate key dari beberapa relasi.
6.
Alternate key
Candidate key yang tidak terpilih sebagai primary key.
Gambar 2.3 Contoh Primary Key dengan Foreign Key
2.1.4.3 Relational Integrity
1.
Null
Karakteristik null adalah sebagai berikut:
a.
Representasi nilai atribut yang tidak diketahui atau
tidak digunakan dalam tuple.
b.
Berkaitan dengan ketidaklengkapan atau
pengecualian data.
c.
Representasi tidak adanya suatu nilai dan tidak
sama dengan nol atau spasi.
2.
Entity Integrity
Di dalam basis relasi, tidak ada atribut ataupun primary key
yang bernilai NULL karena primary key
dianggap sebagai
identifikasi tuple secara unik.
3.
Referential Integrity
  
19
Nilai foreign key akan dibandingkan dengan nilai candidate
key dari beberapa tuple pada relasi itu sendiri atau nilai
foreign key harus seluruhnya NULL. 
4.
General Constraint
Aturan tambahan yang dispesifikasikan oleh pengguna atau
Database Administrator yang disesuaikan dengan beberapa
aspek dalam perusahaan atau organisasi.
2.1.5 Structured Query Language (SQL)
Menurut Connolly dan Begg (2010:134) SQL adalah contoh dari
transform-oriented language, atau bahasa yang dirancang untuk
menggunakan relasi yang merubah input
menjadi output
yang
dibutuhkan. 
Adapun tujuan SQL antara lain:
1.
Membuat struktur relasi dan basis data
2.
Melakukan operasi
manajemen basis data, seperti
penambahan, modifikasi, dan penghapusan data dari relasi.
3.
Melakukan query baik sederhana maupun kompleks. 
SQL memiliki 2 komponen utama sebagai berikut:
1.
DDL (Data Definition Language) untuk kontrol dan definisi
struktur basis data. Perintah-perintah DDL mengandung hal-hal berikut
ini:
a.
CREATE SCHEMA: untuk membuat schema.
b.
DROP SCHEMA: untuk menghapus schema.
c.
CREATE DOMAIN: untuk membuat domain.
d.
ALTER DOMAIN: untuk mengubah domain.
e.
DROP DOMAIN: untuk menghapus domain.
f.
CREATE TABLE: untuk membuat tabel.
g.
ALTER TABLE: untuk mengubah tabel.
h.
DROP TABLE: untuk menghapus tabel.
i.
CREATE INDEX : untuk membuat indeks.
j.
DROP INDEX: untuk menghapus indeks.
  
20
k.
CREATE VIEW: untuk membuat view.
l.
DROP VIEW: untuk menghapus view
Beberapa DBMS juga menyediakan CREATE INDEX dan 
DROP
INDEX, yang digunakan untuk membuat dan menghapus
indeks.
2.
DML (Data Manipulation Language) untuk pengambilan dan
perubahan data. Perintah-perintah DML meliputi:
a.
SELECT: untuk menampilkan data dari tabel.
b.
INSERT: untuk memasukkan data dalam tabel.
c.
UPDATE: untuk mengubah data dalam tabel.
d.
DELETE: untuk menghapus data dalam tabel.
SQL mudah dipelajari karena:
1.
Merupakan bahasa non-procedural, yaitu menspesifikasikan
informasi yang dibutuhkan daripada bagaimana mendapatkannya.
SQL tidak butuh spesifikasi metode akses untuk mendapatkan data
2.
SQL merupakan bahasa free-format, yaitu sintaks-sintaks SQL
tidak harus ada dalam lokasi tertentu di layar.
3.
Perintah-perintah SQL mudah dimengerti karena
menggunakan bahasa inggris standar.
4.
SQL dapat digunakan oleh berbagai pengguna.
2.1.6 Tahapan Pengembangan Basis Data (Database Lifecycle)
Sistem basis data adalah komponen penting dalam sistem informasi
organisasi, sehingga dibutuhkan siklus pengembangan basis data yang
mendukung sistem informasi perusahaan atau organisasi tersebut. 
  
21
Gambar 2.4 Tahapan Database Lifecycle (Connolly & Begg, 2010:264)
Berikut adalah penjelasan rinci mengenai siklus hidup basis data:
1.
Database planning (perancangan basis data)
Menurut Connolly dan Begg (2010:263), Database
planning (perencanaan basis data) adalah aktivitas
manajemen yang mengizinkan tahapan pengembangan
basis data untuk direalisasikan secara efisien dan efektif.
Terdapat 3 hal yang berkaitan dengan strategi sistem
informasi, yaitu:
a.
Identifikasi rencana dan tujuan organisasi
untuk menetapkan kebutuhan sistem
informasi.
  
22
b.
Evaluasi sistem informasi yang sedang
berjalan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan sistem tersebut.
c.
Penaksiran peluang teknik informatika yang
memungkinkan adanya keuntungan
kompetitif.
Metodologi untuk mengatasi hal tersebut dibagi atas:
1.
Mendefinisikan mission statement untuk sistem
basis data untuk membantu menjelaskan tujuan proyek
basis data.
2.
Mendefinisikan mission objective, yaitu
mengidentifikasi tugas-tugas tertentu yang harus
didukung basis data.
2.
System definition (definisi sistem)
System definition menjelaskan ruang lingkup dan batasan
dari aplikasi basis data dan pandangan 
pengguna utama
(Connolly dan Begg, 2010:266). Tujuan system definition
adalah untuk mengetahui batasan pembuatan perancangan
basis data, serta bagaimana sistem tersebut berhubungan
dengan sistem informasi pada organisasi lain sesuai
dengan pandangan pengguna dan sistem basis data.
3.
Requirements collection
and analysis
(pengumpulan
dan analisis kebutuhan)
Menurut Connolly dan Begg(2010:266) Requirement
collection and analysis adalah proses pengumpulan dan
analisis informasi mengenai perusahaan yang akan
didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan
informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan
pengguna terhadap sistem yang baru.
Informasi yang dikumpulkan mencakup:
a.
Deskripsi data yang digunakan
b.
Bagaimana data akan digunakan
  
23
c.
Kebutuhan-kebutuhan lain untuk pembuatan
sistem basis data yang baru
Ada 3 pendekatan untuk mengolah kebutuhan sistem
basis data baru, yaitu:
a.
Pendekatan centralized (terpusat), yaitu
kebutuhan untuk seluruh pengguna dikumpulkan
ke dalam satu set sistem basis data. Representasi
model data dibuat saat perancangan basis data.
b.
Pendekatan view integration (integrasi
pandangan), yaitu kebutuhan untuk setiap
pengguna dipisah dan representasi model data
untuk setiap pengguna dibuat yang nantinya akan
digabung saat perancangan basis data.
c.
Kombinasi pendekatan centralized dan view
integration, yaitu merupakan penggabungan
kedua pendekatan sebelumnya.
Menurut Connolly dan Begg (2010:294), ada beberapa
teknik atau cara mendapatkan informasi dengan metode
fact finding, yaitu:
a.
Pemeriksaan dokumen perusahaan
b.
Wawancara
c.
Observasi perusahaan
d.
Penelitian
e.
Kuesioner
3.
Database design (perancangan basis data)
Menurut Connolly dan Begg(2010:270), Database design
adalah proses pembuatan perancangan yang akan
mendukung pernyataan dan tujuan perusahaan untuk
kebutuhan sistem basis data.
Terdapat 3 fase tahapan dalam melakukan perancangan
basis data.
1.
Conceptual database design (perancangan basis
data konseptual)
  
24
Proses pembangunan suatu model data yang
digunakan dalam perusahaan, bersifat independen
dari pertimbangan fisik. Menurut Connolly dan Begg
(2010:418), perancangan konseptual basis data
terdiri dari sembilan tahap perancangan, yaitu:
1.
Identifikasi tipe entitas.
2.
Identifikasi tipe relasi.
3.
Identifikasi dan asosiasi atribut dengan
entitas dan tipe hubungan relasi.
4.
Menentukan domain atribut.
5.
Menentukan candidate, primary, dan
alternate key.
6.
Mempertimbangkan penggunaan
enchanced modelling concept (opsional).
7.
Memeriksa redundansi pada model data
konseptual.
8.
Validasi model konseptual dengan
transaksi pengguna.
9.
Meninjau model konseptual dengan
pengguna.
2.
Logical database design (perancangan basis
data logikal)
Proses pembuatan data model yang digunakan dalam
perusahaan berdasarkan model data yang spesifik,
independen terhadap DBMS dan pertimbangan fisik.
Model konseptual yang telah dibuat sebelumnya,
diperbaiki dan dipetakan kembali menjadi model
data logikal. Menurut Connolly dan Begg
(2010:418), perancangan logikal basis data terdiri
dari tujuh tahap perancangan, yaitu:
1.
Membuat relasi untuk model data
logikal.
2.
Validasi relasi dengan normalisasi.
  
25
3.
Validasi relasi dengan transaksi
pengguna.
4.
Memeriksa batasan integritas.
5.
Meninjau model data logikal dengan
pengguna.
6.
Menggabungkan model data logikal
menjadi model global (opsional).
7.
Memeriksa model data untuk masa yang
akan datang.
3.
Physical database design (perancangan basis
data fisikal)
Merupakan proses pembuatan penjelasan
implementasi basis data pada penyimpanan sekunder,
menggambarkan relasi dasar, organisasi file, dan
indeks yang akan digunakan untuk mencapai
efisiensi akses data, dan setiap batasan integritas dan
ukuran keamanan (Connolly dan Begg, 2010:473).
Perancangan basis data fisikal terdiri dari enam
tahap perancangan yaitu:
1.
Menerjemahkan model data untuk target
DBMS
2.
Merancang organisasi file organizations
dan indeks.
3.
Merancang view pengguna.
4.
Merancang mekanisme keamanan.
5.
Mempertimbangkan pengenalan kontrol
redundansi.
6.
Memonitor sistem operasional.
4.
DBMS selection (pemilihan DBMS)
Menurut Connolly dan Begg(2010:275) DBMS selection
adalah pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung
sistem basis data. 
5.
Application design (perancangan aplikasi)
  
26
Menurut Connolly dan Begg(2010:279) adalah
perancangan antarmuka pengguna dan program aplikasi
untuk penggunaan dan proses basis data. 
Ada dua aktivitas penting di dalam perancangan aplikasi,
yaitu:
1.
Transaction design (perancangan transaksi)
Merupakan sekumpulan aksi yang dibawa pengguna
atau program aplikasi untuk mengakses atau
mengubah isi basis data. Tujuan dari transaction
design adalah untuk mendefinisikan dan
mendokumentasikan karakteristik transaksi tingkat
tinggi yang dibutuhkan dalam basis data. 
2.
User interface design (perancangan antarmuka)
Menurut Connolly dan Begg (2010:331), aturan
pokok dalam pembuatan perancangan antarmuka
antara lain:
a.
Penetapan judul yang bermakna
b.
Instruksi yang dapat dipahami.
c.
Pengelompokan logika dan
pengurutan field
d.
Tampilan form yang menarik
secara visual
e.
Penggunaan istilah dan singkatan
yang konsisten
f.
Penggunaan warna yang konsisten
g.
Ruang dan batasan terlihat untuk
pemasukan data dalam field
h.
Pergerakan kursor yang mudah
i.
Adanya koreksi kesalahan untuk
karakter tunggal dan seluruh field
j.
Adanya pesan kesalahan untuk
nilai-nilai yang tidak sesuai
k.
Pemberian tanda pada field
l.
Penjelasan pesan dalam field
  
27
m.
Penyempurnaan tanda
penyelesaian
6.
Prototyping (membuat prototipe)
Proses pembuatan model dari sistem basis data. Tujuan
dari prototyping adalah untuk mengidenfitikasi fitur-fitur
dari sistem yang bekerja dengan baik dan jika diperlukan
sistem bisa dikembangkan dan bahkan ditambah fitur-fitur
baru ke dalam sistem tersebut.Menurut Connolly dan Begg
(2010:283) ada dua strategi prototyping, yaitu:
a. Requirement prototyping digunakan untuk
pembuatan prototype untuk menentukan
kebutuhan aplikasi basis data yang diinginkan
dan ketika kebutuhan tersebut sudah dipenuhi
maka prototipe akan dibuang.
b.
Evolutionary prototyping digunakan untuk
tujuan yang
sama, akan tetapi setelah
kebutuhan tersebut sudah dipenuhi maka
prototipe
akan dikembangkan lebih lanjut
menjadi aplikasi kerja basis data.
7.
Implementation (implementasi)
Merupakan proses realisasi fisik dari basis data dan
perancangan aplikasi. Implementasi basis data dicapai
dengan:
1.
DDL untuk membuat struktur basis data dan file basis
data
2.
DDL untuk membuat pandangan pengguna
3.
yang diinginkan
4.
3GL atau 4GL untuk membuat program aplikasi,
termasuk transaksi basis data yang menggunakan DML
atau ditambahkan pada bahasa pemrograman.
8.
Data conversion and loading
(konversi dan pemuatan
data)
  
28
Merupakan proses pemindahan data yang ada ke dalam
basis data baru dan menkonversikan aplikasi yang ada agar
dapat berjalan pada basis data yang baru. 
9.
Testing (pengujian)
Merupakan proses menjalankan sistem basis data yang
bertujuan untuk menemukan kesalahan. 
10. Operational maintenance (pemeliharaan operasional)
Proses untuk mengawasi dan menjaga sistem basis data
setelah proses instalasi. Menurut Connolly dan Begg
(2010:285) proses operational maintenance mencakup:
a.
Mengawasi kinerja sistem
b.
Menjaga dan meningkatkan sistem basis data
ketika dibutuhkan
2.1.7 Entity Relationship Modeling
Entity-Relationship Modeling
menurut Connolly dan Begg (2010:321)
adalah sebuah pendekatan top-down untuk perancangan basis data yang
dimulai dengan mengidentifikasi data yang disebut dengan entitas dan
hubungan antar data yang direpresentasikan dalam model. Aspek-aspek
utama dalam ER Modelling adalah:
1.
Entity Types (Tipe entitas)
Menurut
Indrajani (2014:245) “Entity type
yaitu kumpulan
objek-objek dengan sifat (property) yang sama, yang
diidentifikasi oleh enterprise mempunyai eksistensi yang
independen”.  Menurut Connolly dang Begg (2010: 323)
setiap entitas memiliki sebuah objek dari satu entitas yang
didefinisikan secara unik.
2.
Relationship Types (Hubungan)
Menurut Connolly dan Begg (2010:324)
relationship type
adalah hubungan antar entitas yang memiliki arti. Hubungan
antar entitas digambarkan dengan sebuah garis yang
menghubungkan entitas dengan entitas lain. Garis tersebut
diberi nama sesuai dengan nama hubungan dan diberi tanda
panah satu arah di samping nama hubungannya. 
  
29
Gambar 2.5 Contoh Hubungan antar Entitas
3.
Attribute (Atribut)
Menurut Connolly dan Begg (2010:329) attribute adalah
properti dari suatu entitas atau hubungan antar entitas.
Klasifikasi atribut adalah sebagai berikut:
a.
Simple Attribute
Simple attribute adalah atribut yang terdiri dari
komponen tunggal dengan keberadaan yang
independen dan tidak dapat dibagi lagi. Simple
attribute juga sering disebut dengan atomic attributes.
b.
Composite Attribute
Composite attribute adalah atribut yang terdiri dari
beberapa komponen dan setiap komponen memiliki
keberadaan yang independen. 
Single-Valued Attribute
Single-valued attribute
adalah atribut yang memiliki
satu nilai pada setiap entitas. 
c.
Multi-Valued Attribute
Multi-valued attribute adalah atribut yang memiliki
beberapa nilai pada setiap entitas. 
d.
Derived Attribute
Derived attribute adalah atribut yang
merepresentasikan suatu nilai yang bisa diturunkan
dari atribut yang berhubungan atau sekumpulan atribut
lain, dan tidak harus berada dalam tipe entitas yang
sama. 
  
30
4.
Keys
Klasifikasi keys menurut Connolly dan Begg (2010:331-342)
adalah sebagai berikut:
a.
Candidate Key
Merupakan set atribut yang mengidentifikasi setiap
kejadian dalam tipe entitas secara unik.
b.
Primary Key
Merupakan candidate key terpilih untuk
mengidentifikasi suatu kejadian dalam tipe entitas
secara unik.
c.
Composite Key
Merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau
lebih atribut.
5.
Strong and Weak Entity Type (entitas kuat dan lemah)
Strong entity types adalah entitas yang tidak bergantung pada
entitas lain, sedangkan weak entity types adalah entitas yang
bergantung pada entitas lain.
6.
Structural constraints (batasan utama)
Batasan utama pada hubungan antar entitas disebut
multiplicity. Menurut Connolly dan Begg (2010:335)
Multiplicity adalah sejumlah kejadian yang mungkin terjadi di
dalam tipe entitas yang terhubung ke suatu kejadian dalam
entitas lain melalui hubungan tertentu. Hubungan multiplicity
yang paling umum terdiri atas:
a.
One-to-one (1:1)
b.
One to many (1:*)
c.
Many to many (*:*)
Multiplicity constraint dibentuk menjadi 2 macam
batasan hubungan, yaitu:
d.
Cardinality
Batasan yang menjelaskan jumlah maksimum
kejadian hubungan entitas yang berpartisipasi di
dalam hubungan tersebut.
e.
Participation
  
31
Batasan yang menentukan apakah seluruh atau
sebagian entitas yang berpartisipasi dalam suatu
hubungan entitas.
2.1.8 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010:366), normalisasi adalah suatu
teknik untuk menghasilkan kumpulan relasi dengan properti
yang
diperlukan untuk menyediakan kebutuhan data dari suatu perusahaan. 
Langkah-langkah normalisasi menurut Connolly dan Begg (2010:380-
386) adalah sebagai berikut:
1.
Unnormalized Form (UNF)
UNF merupakan tabel yang berisi satu atau lebih grup data yang
berulang-ulang. UNF dilakukan dengan memindahkan data dari
sumber informasi dan dibuat dalam format baris dan kolom.
2.
First Normal Form (1NF)
1NF adalah relasi yang di setiap irisannya berisi baris dan kolom
yang memiliki satu nilai. Cara untuk mengubah dari bentuk UNF
ke 1NF adalah sebagai berikut:
a.
Memasukkan data yang sesuai ke dalam kolom baris
yang berisi data yang berulang. 
b.
Menempatkan data yang berulang tersebut beserta
dengan salinan atribut key dalam relasi yang berbeda. 
3.
Second Normal Form (2NF)
2NF adalah relasi 1NF dan seluruh atribut  yang bukan primary
key yang berfungsi secara seluruhnya dan bergantung pada
primary key. Cara untuk mengubah bentuk 1NF ke 2NF adalah
sebagai berikut:
a.
Mengidentifikasi primary key untuk relasi 1NF.
b.
Mengidentifikasi functional dependency dalam relasi.
Apabila terdapat ketergantungan parsial, hilangkan atribut yang
memiliki ketergantungan parsial tersebut kemudian
menempatkan atribut tersebut ke dalam relasi baru bersama
salinan determinannya.
  
32
4.
Third Normal Form (3NF)
3NF adalah relasi 1NF dan 2NF yang tidak memiliki atribut non
primary key non primary key yang bersifat transitively
dependent pada candidate key. Cara untuk mengubah 2NF ke
3ND adalah dengan menghapus atribut yang bersifat transitively
dependent dalam relasi dengan mengganti atribut dalam relasi
baru bersama dengan determinannya.
2.1.9 Waterfall Model
Menurut Pressman (2010:39) waterfall model adalah siklus hidup
sistem yang menyarankan pendekatan pengembangan software yang
sistematik dan sekuensial. Waterfall model dimulai dengan spesifikasi
kebutuhan konsumen dan berkembang dengan perencanaan, modeling,
konstruksi, dan deployment.
2.1.10 Flowchart
Flowchart adalah teknik analisis untuk menggambarkan beberapa aspek
dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Flowchart
menggunakan sekumpulan simbol yang menjadi acuan
untuk
menggambarkan prosedur dari sebuah perusahaan dalam proses
transaksi dan aliran data pada sistem tersebut (Romney dan Steinbart,
2012: 76).
Tabel 2.3 menjelaskan komponen flowchart sebagai berikut:
Tabel 2.3 Komponen Flowchart
Simbol
Nama
Keterangan
Document
Melambangkan dokumen atau
laporan
Multiple
Documents
Melambangkan beberapa
dokumen atau laporan
  
33
Tabel 2.3 Komponen Flowchart (Lanjutan)
Simbol
Nama
Keterangan
Input/Output
Melambangkan
input/output dari suatu
program
On-page Connector
Menghubungkan aliran
proses di halaman yang
sama
Off-page
Connector
Mengubungkan aliran
proses di halaman yang
berbeda
Manual Operation
Proses operasi yang
dilakukan secara manual
Decision
Langkah untuk membuat
keputusan. Penyeleksian
data yang memberikan
pilihan untuk langkah
selanjutnya.
Document or
Processing Flow
Arah aliran program
Terminal
Merlambangkan awal,
akhir, dan interupsi
program
Annotations
Penjelasan atau
informasi tambahan
sebagai klarifikasi
Computer
Processing
Proses perhitungan
  
34
2.1.11 Data Flow Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007:317), Data Flow Diagram (DFD)
adalah sebuah perangkat grafis yang menggambarkan aliran data
melalui sistem dan pekerjaan atau pengolahan yang dilakukan oleh
sistem tersebut serta input dan output nya. DFD dibagi menjadi tiga
level, yaitu:
1.
Diagram Level Konteks
Menggambarkan hubungan antara sistem dan agen eksternal
yang berperan sebagai sumber pemasukan dan pengeluaran
data. Diagram level konteks menggambarkan keseluruhan
sistem menjadi satu proses.
2.
Diagram Level-0 DFD
Menggambarkan bagaimana sistem dibagi-bagi menjadi sub-
sistem yang masing-masing berhubungan dengan satu atau
lebih dari data mengalir ke atau dari sebuah agen eksternal.
3.
Diagram Level-1 sampai Level-n DFD
Menggambarkan penguraian yang lebih detail dari diagram
level-0. Jika diperlukan, diagram level-1 akan diuraikan lagi
menjadi diagram level-2, dan begitu seterusnya hingga detail
level yang diperlukan dari seluruh proses telah didapat.
Tabel 2.4 menjelaskan komponen Data Flow Diagram sebagai
berikut:
  
35
Tabel 2.4 Komponen Data Flow Diagram
Simbol
Nama
Keterangan
Process
Proses atau pekerjaan yang
harus dilakukan
External Agents
Batas dari sistem
Data Store
Berhubungan dengan
semua entitas di model data
Arrows
Menggambarkan aliran
data dari dan ke sistem
(input dan output)
2.1.12 State Transition Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007:635) State Transition Diagram
adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan urutan kejadian
dan variasi tampilan layar yang dapat terjadi saat pengguna menjalankan
sesi.
Tabel 2.5
menjelaskan komponen State Transition Diagram
sebagai berikut:
  
36
Tabel 2.5 Komponen State Transition Diagram
Simbol
Nama Komponen
Keterangan
State
Menggambarkan perilaku 
Transitions
Transisi satu aktivitas ke
aktivitas lainnya
Initial States
Menggambarkan titik mulai pada
State Transition Diagram
Final States
Menggambarkan titik akhir pada
State Transition Diagram
2.2 Teori yang Terkait dengan Tema Penelitian
2.2.1 WWW (World Wide Web)
Menurut Connolly dan Begg (2010:974) internet adalah koleksi
jaringan
komputer yang saling terhubung secara global. Sedangkan
World Wide Web (WWW) adalah sebuah sistem berbasis hypermedia
yang menyediakan cara sederhana untuk mencari informasi yang ada di
internet. Informasi yang ada di web
(jaringan) ditampung di dokumen-
dokumen dengan menggunakan HTML (Hyper Text Markup Language)
dan ditampilkan dengan menggunakan browser jaringan. 
2.2.2 PHP
Hypertext Preprocessor
(PHP) adalah
bahasa pemrograman yang
bersifat server-side
yang dirancang khusus untuk Web. PHP dapat
bekerja pada sistem operasi apapun baik yang besar maupun yang kecil,
hal tersebut yang menjadi keunggulan dari bahasa pemrograman ini. 
Kelebihan penggunaan PHP menurut Welling dan Thomson (2009:4)
adalah sebagai berikut:
1. Performa
2. Scalability
3. Antarmuka ke berbagai sistem basis data yang berbeda
  
37
4.
Built-in libraries untuk banyak tugas umum
5.
Rendah biaya
6.
Mudah dipelajari dan digunakan
7.
Mendukung kuat object-oriented
8.
Mudah dipindahkan
9.
Pendekatan pengembangan yang fleksibel
10. Ketersediaan source code
11. Ketersediaan dukungan dan dokumentasi
2.2.3 MySQL
MySQL adalah relational
database management system
(RDBMS)
yang sangat cepat dan kuat. Server MySQL mengendalikan akses ke
data untuk memastikan bahwa lebih dari satu pengguna dapat
mengakses data secara bersamaan, menyediakan akses cepat, dan
memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang
mendapatkan akses. (Welling dan Thomson, 2009:3).
Kelebihan penggunaan MySQL menurut Welling dan Thomson
(2009:6-7) adalah sebagai berikut:
a.
Performa tinggi
b. Rendah biaya
c.
Mudah dalam dikonfigurasi dan dipelajari
d. Mudah dipindahkan
e.
Ketersediaan source code
f.
Ketersediaan dukungan
2.2.4 CSS
Cascading Style Sheet (CSS), adalah bahasa stylesheet yang berfungsi
untuk memperindah penampilan dan mengatur elemen-elemen yang
terdapat di suatu aplikasi yang menggunakan HTML (Ariona, 2013:58).
2.2.5 JQuery
JQuery merupakan sebuah framework (kerangka) JavaScript yang berisi
kumpulan kode atau fungsi siap pakai untuk mempermudah pembuatan
program berbasis JavaScript. Menurut Abdul Kadir (2011:124), jQuery
disebut juga sebagai pustaka JavaScript yang dapat menyelesaikan
  
38
berbagai permasalahan. Berbagai macam kode yang sangat panjang
dapat dibuat menjadi lebih ringkas dengan menggunakan jQuery.
2.2.6 Delapan Aturan Emas
Ada delapan peraturan yang digunakan dalam merancang suatu user
interface. Delapan peraturan tersebut disebut sebagai Eight Golden
Rules of Interface Design. (Shneiderman, 2010:88-89). Berikut adalah
delapan aturan emas oleh Shneiderman:
1.
Konsistensi
Dalam merangan user interface suatu sistem, konsistensi wajib
dilakukan pada tindakan, urutan perintah, dan istilah pada menu.
2.
Melayani universal usability
Mengenali kebutuhan pengguna yang beragam. Setiap pengguna
memiliki kemampuan, pengetahuan, dan usia yang berbeda
sehingga kebutuhan pengguna menjadi beragam. Sebaiknya
diberikan fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan setiap
pengguna. Contohnya fitur penjelasan bagi pengguna awal, dan
jalan pintas (shortcut) bagi pengguna ahli.
3.
Memberikan umpan balik yang infomatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu
sistem umpan balik terutama untuk tindakan yang sering
dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik
yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang
penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. 
4.
Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Tindakan dalam sistem sebaiknya dibuat urutan dan dibedakan
dalam dialog pembuka, isi, dan penutup. Hal ini memberikan
indikasi kepada pengguna bahwa cara yang dilakukan sudah
benar.
  
39
5.
Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sedapat mungkin sistem user interface
dirancang sehingga
pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan
terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan
memberikan mekanisme sederhana dan mudah dipahami untuk
penanganan kesalahan.
6.
Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi rasa kekhawatiran pengguna ketika
melakukan suatu kesalahan dan dalam mengeksplorasi pilihan-
pilihan yang belum biasa digunakan, karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan. 
7.
Mendukung tempat kendali internal
Dalam menggunakan suatu sistem,
pengguna ingin menjadi
pemegang kendali sistem tersebut dan seharusnya sistem yang
akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna. Sebaiknya
sistem dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna menjadi
inisiator daripada koresponden.
8.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Dibutuhkan tampilan yang sederhana dan informatif agar
pengguna tidak perlu mengingat terlalu banyak perintah dan
kebingungan ketika melakukan suatu tindakan.
2.2.7  Teori 5 Faktor Manusia Terukur
Menurut Shneiderman (2010:32-33), perancangan antarmuka untuk penelitian
ini mengikutsertakan evaluasi terhadap lima (5) faktor terukur dari manusia
sebagai berikut:
1.
Waktu untuk belajar
Ukuran berapa lama waktu yang digunakan pengguna dalam mempelajari
cara melakukan suatu tugas.
  
40
2.
Kecepatan performa
Ukuran berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas.
3.
Tingkat kesalahan pengguna
Jumlah kesalahan yang dilakukan pengguna dan jenis kesalahannya.
4.
Daya ingat
Ukuran kemampuan pengguna dalam mempertahankan ingatan dan
pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu.
5.
Kepuasan subjektif
Ukuran kepuasan pengguna untuk beberapa aspek tertentu dari aplikasi
2.2.8 Sumber Daya Manusia
Menurut Nawawi (2005:40), Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
manusia yang melakukan pekerjaan di sebuah organisasi untuk
mewujudkan eksistensi dari organisasi tersebut. Nawawi juga
menyebutkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset dan
modal bagi organisasi.
2.2.9 Manajemen Sumber Daya Manusia
Nawawi (2005:42) menyimpulkan bahwa, “Manajemen SDM adalah
pengelolaan individu-individu yang bekerja dalam organisasi berupa
hubungan antara pekerjaan dengan pekerja (employer-eployee), terutama
dalam menciptakan pemanfaatan individu-individu secara produktif
sebagai usaha mencapai tujuan organisasi dan dalam rangka perwujudan
kepuasan kebutuhan individu-individu tersebut.”
Jadi, Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan upaya dalam
memaksimalkan kinerja pekerja agar
dapat mencapai tujuan dari
organisasi.
Berikut adalah tiga alasan penting mengapa dibutuhkan Manajemen
Sumber Daya Manusia menurut Robbins dan Coulter (2009:222-223):
1.
Manajemen Sumber Daya Manusia bisa menjadi sumber yang
berarti dalam meningkatkan daya saing.
2.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bagian
penting dalam menjalankan strategi organisasi.
3.
Manajemen Sumber Daya Manusia juga telah dibuktikan dapat
meningkatkan performa organisasi.
  
41
2.2.10 Training
Penggunaan istilah pelatihan (training) di kemukakan oleh beberapa ahli,
salah satunya Edwin B. Flippo yang menggunakan istilah pelatihan
untuk pegawai pelaksana.
Menurut Mangkunegara (2006:50) di dalam Adrew E.Sikula (1981:227),
“pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek
yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai
non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam
tujuan yang terbatas”.
2.2.10.1 
Kebutuhan Pelatihan
Menurut Mangkunegara
(2005:53) alasan diperlukannya
pelatihan dikemukakan oleh Ernest J. McCormick (1985: 219),
yaitu:
“An organization should commit its resources to a training
activity only if, in the best judgement of the managers, the
training can be expected to achieve some results other than
modifying Trainee behavior. It must also support some
organizational and goal, such as more efficient production or
distribution of goods and services, reduction of operating
costs, improved quality, or more effective personal relations”.
Berdasarkan pendapat Ernest J. McCormick tersebut,
sebuah organisasi perlu melakukan pelatihan bagi sumber
dayanya (pegawainya), apabila menurut manajer, pelatihan
tersebut bisa memberikan sebuah hasil selain merubah
perilaku pegawai. Hasil yang dimaksud harus bisa mendukung
organisasi dan tujuan dari organisasi tersebut, sebagai contoh
hasil yang efisien,
meningkatkan kualitas atau mengurangi
biaya operasi.
Berdasarkan Mangkunegara (2006:53) dalam
Goldstein dan Buxton (1982) mengemukakan tiga analisis
kebutuhan pelatihan dan pengembangan, yaitu: Organizational
analysis, Job or task analysis, and person analysis.
  
42
1.
Analisis Organisasi
Menganalisis tujuan organisasi, sumber daya yang ada,
dan lingkungan organisasi yang sesuai dengan
kenyataan. Menurut Mangkunegara(2006: 53-54)
dalam Wexley dan Latham (1981) mengemukakan
bahwa dalam menganalisis organisasi perlu
diperhatikan pertanyaan “where is training and
development needed and where is it likely to be
successful within an organization?”.
Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengadakan survei
sikap
pegawai terhadap kepuasan kerja, persepsi pegawai,
dan sika pegawai dalam administrasi, Di samping itu,
analisis organisasi dapat menggunakan turnover,
absensi, kartu pelatihan, daftar kemajuan pegawai, dan
data perencanaan pegawai.
2.
Analisis pekerjaan dan tugas
Analisis pekerjaan dan tugas merupakan dasar untuk
mengembangkan program job-training.
Sebagaimana
program pelatihan analisis job, dimaksudkan untuk
membantu pegawain meningkatkan pengetahuan, skill,
dan sikap terhadap suatu pekerjaan.
3.
Analisis pegawai
Analisis pegawai difokuskan pada identifikasi khusus
kebutuhan pelatihan bagi pegawai yang bekerja pada
job-nya. Kebutuhan pelatihan pegawai dapa dianalisis
secara individu maupu kelompok.
a.
Kebutuhan individu dari pelatihan
Analisis kebutuhan individu dari pelatihan dapat
dilakukan dengan cara observasi oleh supervisor,
evaluasi keterampilan, kartu kontrol kualitas, dan
tes keterampilan pegawai.
b.
Kebutuhan kelompok dari pelatihan
  
43
Kebutuhan kelompok dari pelathan dapat diprediksi
dengan pertimbangan informal dan obevasi oleh
supervisor maupun manajer.
Menurut Mangkunegara (2006:54-55), adapun alasan lain dari
kebutuhan pelatihan adalah sebagai berikut:
1.
Adanya pegawai baru: Pegawai-pegawai baru sangat
memerlukan pelatihan orientasi. Mereka perlu memahami
tujuan, aturan-aturan, dan pedoman kerja yang ada pada
organisasi perusahaan. Di samping itu, mereka perlu
memahami kewajiban-kewajiban, hak dan tugasnya sesuai
dengan pekerjaannya.
2.
Adanya penemuan-penemuan baru: Dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi moderen, banyak
ditemukan peralatan-peralatan baru yang lebih canggih
daripada peralatan kantor yang digunakan sebelumnya.
Pegawai-pegawai yang akan menggunakan peralatan baru
tersebut perlu mendapatkan pelatihan agar dapat
menggunakannya dengan sebaik-baiknya, misalnya
penggunaan komputer.
2.2.10.2 Tujuan Pelatihan
Menurut Mangkunegara (2006:52), tujuan pelatihan antara lain
adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi.
2.
Meningkatkan produktivitas kerja.
3.
Meningkatkan kualitas kerja.
4.
Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia.
5.
Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.
6.
Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi
secara maksimal.
7.
Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
8.
Meningkatkan keusangan (obsolescence).
9.
Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai.
  
44
2.3. Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
2.3.1  Jurnal Valova, Database Design for the Web Based University
Project Management Information System (2011)”
Sekarang sejumlah besar informasi dikumpulkan dan disimpan untuk
berbagai macam aspek kebutuhan hidup khusunya dalam pendidikan dan
universitas. Hanya database
yang merupakan struktur profesional yang
mampu mengoganisir, memanipulasi dan menerima kembali struktur
informasi berbeda dengan sejumlah besar data. Manfaat menggunakan
database management system
(DBMS) yaitu kecepatan akses, tingkat
keamanan tinggi, memiliki integritas, daya tahan yang kuat, pembuatan
laporan dan statistic secara otomatis, pengguna yang banyak, dan lain-lain.
Tetapi akan sulit untuk pengguna yang bukan ahli untuk bekerja secara
langsung dengan DBMS dan juga sangat tidak aman untuk memiliki akses
pada level ini, untuk itu sangat dibutuhkan untuk merancang dan
mengembangkan sistem informasi (Bahasa Inggris : Information System
disingkat IS) yang khusus. IS dibuat untuk meningkatkan keakuratan
memproses data atau memastikan bahwa prosedur menentukan bagaimana
suatu tugas dilakukan.
Web-based Application
dan Web-based Information System (WIS)
banyak digunakan karena beberapa alasan. Alasan utamanya adalah
kemampuan untuk memperbarui dan memelihara sistem tanpa harus
mendistribusikan dan melakukan instalasi software
pada ribuan komputer
pengguna. 
Hal ini merupakan alasan pengembangan aplikasi ini dibuat berbasis
web
yaitu untuk mempermudah pengembangan dan pemeliharaan aplikasi
dari jarak jauh. Pusat basis data dari perusahaan ini berada di Batu Licin,
Tanah Bambu, Kalimantan Selatan. Karena perusahaan ini berencana untuk
mengintegrasikan sistem mereka nantinya, diharapkan aplikasi ini bisa
digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
  
45
2.3.2 Jurnal Meliliana, & Kurniawan, D. H. Analisis Dan Perancangan
Sistem Informasi Penjadwalan Dan Manajemen Training Pada Software
Laboratory Center Universitas Bina Nusantara (2014)”
Dalam penelitian ini Software Laboratory Center (SLC) yang
merupakan satuan layanan pendidikan di Universitas Bina Nusantara
(BINUS) sering melakukan pelatihan-pelatihan secara rutin. Seiring
berjalannya waktu data-data yang berkaitan tentang training semakin banyak
sehingga menyebabkan persoalan-persoalan seperti efisiensi, kebenaran dari
kompetensi asisten dan risiko dari human error karena diolah dengan cara
konvensional.
Persoalan-persoalan tersebut direduksi dengan perancangan sistem
informasi penjadwalan dan manajemen training pada SLC Universitas
BINUS. Sistem informasi ini diimplementasikan untuk membantu tugas dari
Assistant supervisor
dan karyawan Research, Development and Training
(RDT) dalam penentuan kebutuhan training, penjadwalan training dan
penentu kompetensi asisten, serta membuat portofolio berdasarkan training
yang pernah diikuti.
2.3.3 Jurnal Nela Safelia, Susfayetti dan Rita Friyani Pengaruh
Teknologi Sistem Informasi Baru Terhadap Kinerja Individu (2013)”
Dalam jurnal ini, menurut (Safelia,2012) teknologi sistem informasi
baru dapat berpengaruh terhadap kinerja individu pemakai sistem informasi
baru. Selain itu, tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru
dapat berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian dilakukan melalui observasi,
wawancara dan kuesioner dengan mengambil sampel penelitian dari populasi
pengguna sistem informasi di Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. Sampel
merupakan mahasiswa semester akhir dan dosen-dosen di Fakultas Ekonomi
dengan asumsi sampel memiliki intensitas penggunaan teknologi informasi
yang tinggi.
Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang
positif dan signifikan, bahwa teknologi sistem informasi baru dan tingkat
kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi yang baru dapat
meningkatkan kinerja individu dalam perusahaan. 
  
46