7
BAB 1
-
BAB 2
LANDASAN TEORI
Berikut ini adalah teori-teori yang digunakan dalam mendukung penulisan laporan
tugas akhir ini:
2.1
Teori-Teori Dasar/Umum
2.1.1
Pengertian Data
Menurut Febrian (2007, p.129), data adalah fakta, atau bagian dari
fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-
simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-
simbol yang menunjukan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lain-
lain.
Menurut O’Brien (2005, p.696), data merupakan fakta-fakta atau
observasi mengenai fisik atau transaksi bisnis, atau ukuran objektif dari
atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda atau
kejadian.
Berdasarkan pengertian data diatas dapat disimpulkan yaitu data
merupakan sekumpulan fakta berupa orang, tempat, benda atau kejadian
yang mengandung arti yang kemudian digunakan sebagai informasi setelah
diproses, ide-ide baru, dan lain-lain.
2.1.2
Pengertian Informasi (Information)
Menurut Rainer & Cegielski (2011, p.10), informasi adalah data
yang telah terorganisir sehingga data tersebut memiliki arti dan nilai bagi
penerimanya.
Menurut O’Brien (2005, p.703), informasi adalah data yang
ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pemakai
terakhir.
 
  
8
Berdasarkan pengertian informasi diatas dapat disimpulkan yaitu
informasi merupakan sekumpulan data yang telah diproses dan memiliki
arti bagi para penggunanya.
2.1.3
Pengertian Sistem (System)
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009, p.6), sistem merupakan
sekumpulan komponen yang saling terkait berfungsi bersama-sama untuk
mencapai beberapa hasil.
Menurut Jogiyanto (2005, p.34), sistem adalah sekelompok elemen
yang terintergrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pengertian sistem diatas dapat disimpulkan yaitu sistem
merupakan kumpulan-kumpulan komponen yang saling terintergrasi untuk
mencapai tujuan bersama dengan menerima input, melakukan proses, dan
menghasilkan output.
2.1.4
Pengertian Sistem Informasi (Information System)
Menurut O’Brien (2005, p.5), sistem informasi merupakan
kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, perangkat keras, perangkat
lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009, p.6), sistem informasi
adalah sekumpulan komponen yang saling terkait yang mengumpulkan,
memproses, menyimpan dan memberikan sebagai informasi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis.
Berdasarkan pengertian sistem informasi diatas dapat disimpulkan
yaitu sistem informasi merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan,
mengubah, menyimpan dan menyebarkan informasi yang kemudian
berguna bagi semua tingkatan di dalam organisasi maupun perusahaan
dalam menyelesaikan tugas-tugas bisnis.
 
  
9
2.1.5
Pengertian Teknologi Informasi (Information Technology)
Menurut Jogiyanto (2005, p.3), teknologi informasi adalah sub-
sistem atau bagian dari sistem informasi.
Menurut O’Brien (2005, p.704), teknologi informasi merupakan
perangkat keras, perangkat lunak, alat telekomunikasi, manajemen
database, dan teknologi pemrosesan informasi lainnya yang digunakan
dalam sistem informasi berbasis komputer.
Berdasarkan pengertian teknologi informasi diatas dapat disimpulkan
yaitu teknologi informasi merupakan bagian dari sistem informasi, selain
itu juga merupakan sebuah alat yang digunakan untuk membuat,
mengubah, menyimpan, menghapus, maupun mengkomunikasikan
informasi.
2.1.6
Pengertian Strategi (Strategy)
Menurut Rangkuti (1997, p.183), strategi adalah perencanaan induk
yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan
mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah
ditentukan sebelumnya.
Menurut Ward & Peppard (2002, p.69), strategi merupakan
sekumpulan tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai
tujuan
jangka panjang dan kekuatan perusahaan untuk menghadapi para
pesaingnya.
Berdasarkan pengertian strategi diatas dapat disimpulkan yaitu
strategi merupakan sekumpulan perencanaan tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dan
bagaimana cara untuk menghadapi para pesaingnya.
2.1.7
Pengertian Strategi Sistem Informasi (Information Systems Strategy)
Menurut Ward & Peppard (2002, p.44), strategi sistem informasi
adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi atau perusahaan
  
10
terhadap sistem informasi yang mendukung keseluruhan strategi bisnis
yang dimiliki organisasi tersebut.
Menurut Rainer & Cegielski (2011, p.65), strategi sistem informasi
adalah sistem yang
membantu organisasi
memperoleh keunggulan
kompetitif
dengan mendukung
tujuan strategis
dan
/
atau
meningkatkan
kinerja dan produktivitas.
Berdasarkan pengertian strategi sistem informasi diatas dapat
disimpulkan yaitu strategi sistem informasi merupakan strategi atau sistem
yang dapat membantu perusahaan untuk dapat mengetahui kebutuhan dan
kekurangan perusahaan agar mendukung tujuan dan meningkatkan kinerja
perusahaan.
2.1.8
Pengertian Strategi Teknologi Informasi (Information Technology
Strategy)
Menurut Dubey (2011, p.5), strategi teknologi informasi adalah
untuk akhirnya menyediakan sistem yang efektif, efesien, responsif dan
fleksibel untuk memenuhi bisnis pada saat ini dan masa depan serta
persyaratan legislatif (hukum). 
Menurut Ward & Peppard (2002, p.44), strategi teknologi informasi
adalah strategi yang berkonsentrasi pada menguraikan visi tentang
bagaimana permintaan organisasi terhadap informasi dan sistem yang akan
didukung oleh dasar teknologi, berkaitan dengan ‘pasokan teknologi
informasi’. Ini membahas tentang bagaimana peyediaan kemampuan
teknologi informasi dan sumber dayanya (termasuk perangkat keras,
perangkat lunak, dan telekomunikasi) dan layanan-layanan seperti operasi
teknologi informasi, pengembangan sistem dan pendukung pengguna.
Berdasarkan pengertian strategi teknologi informasi diatas dapat
disimpulkan yaitu strategi teknologi informasi merupakan strategi yang
mendukung teknologi informasi untuk menyediakan sistem yang baik
untuk dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
  
11
2.2
Teori-Teori Khusus
2.2.1
Pengertian Artifact (Artefak)
Menurut Lankhorst (2009, p.103), artifak adalah sepotong fisik
informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam sebuah proses
pengembangan perangkat lunak, atau dengan penyebaran dan operasi dari
suatu sistem.
Menurut Scott A. Bernard (2005, p.339), artifak adalah sebuah
produk dokumentasi, seperti sebuah tulisan dokumen, diagram, lembar
kerja, persentasi pengarahan, atau klip video. Artifak mendokumentasikan
komponen-komponen EA. 
Berdasarkan pengertian artifak diatas dapat disimpulkan yaitu artifak
merupakan sekumpulan informasi dalam berbagai bentu seperti dokumen,
diagram, dan lain-lain yang digunakan .
2.2.2
Pengertian Enterprise
Menurut Lankhorst (2009, p.3), enterprise merupakan setiap koleksi
organisasi yang memiliki seperangkat tujuan dan/atau garis bawah tunggal. 
Menurut Scott A. Bernard (2005, p.31), enterprise
merupakan
sebuah area dari aktifitas umum dan tujuan-tujuan dalam sebuah organisasi
atau di antara beberapa organisasi, di mana informasi dan sumber daya
lainnya dipertukarkan.
Berdasarkan pengertian enterprise
diatas dapat disimpulkan yaitu
enterprise
merupakan tempat di mana informasi dan sumber daya lainnya
saling berinteraksi atau dipertukarkan dari aktifitas atau tujuan-tujuan yang
dilakukan oleh organisasi atau perusahaan.
2.2.3
Pengertian Architecture (Arsitektur)
Menurut Lankhorst (2009, p.2), arsitektur adalah fundamental
organisasi dari sistem yang diwujudkan dalam komponen-komponennya,
  
12
hubungan mereka satu dengan yang lain, dan lingkungan, dan prinsip
membimbing desain dan evolusi.
Menurut Scott A. Bernard (2005, p.339), arsitektur merupakan
sebuah pendekatan yang sistematrik yang mengatur dan memandu desain,
analisis, perencanaan, dan aktifitas-aktifitas dokumentasi.
Berdasarkan pengertian arsitektur diatas dapat disimpulkan yaitu
arsitektur merupakan dasar dari sistem sebuah organisasi atau perusahaan
yang diwujudkan dalam bentuk komponen-komponennya dan saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
2.2.4
Pengertian Enterprise Architecture (EA)
Menurut Lankhorst (2009, p.3), enterprise
architecture
merupakan
satu kesatuan yang utuh dari prinsip-prinsip, metode dan model-model
yang digunakan di dalam desain dan realisasi struktur organisasi
perusahaan, proses bisnis, sistem informasi dan inftrastruktur.
Menurut Scott A. Bernard (2005, p.31), enterprise architecture
merupakan analisis dan dokumentasi dari sebuah “enterprise” atau
perusahaan yang didalamnya mempunyai state
pada masa sekarang dan 
state pada masa yang akan datang dari strategi intergrasi, bisnis, dan
perspektif teknologi.
        EA = S + B + T
EA = Strategy + Business + Technology
  
13
Gambar 2.1 EA³ Cube Documentation Framework
(Sumber: Bernard, 2005, p.105)
Menurut Scott A. Bernard (2005, p.97), enterprise architecture (EA)
documentation
terdiri dari 6 elemen, yaitu: (1) kerangka EA, (2)
komponen EA, (3) pandangan arsitektur masa sekarang, (4) pandangan
arsitektur masa depan, (5) sebuah perencanaan untuk mengatur transisi
yang sedang berjalan antara pandangan arsitektur masa sekarang dan
pandangan arsitektur masa depan, (6) garis tegak yang memperngaruhi
pada semua level-level arsitektur.
Gambar 2.2 Elements of EA Documentation
(Sumber: Bernard, 2005, p.37)
  
14
2.2.5
Tipe-tipe Enterprise Architecture
(EA) (Types of Enterprise
Architecture (EA))
2.2.5.1
Management Program Enterprise Architecture (EA)
EA
dapat membantu untuk
mengidentifikasi “gaps in the
performance” dari pelaksanaan aktifitas bidang usaha dan
kemampuan dari mendukung layanan teknologi informasi, sistem
dan jaringan.
1.
Resource Alignment
EA mendukung perencanaan strategis dan proses-
proses perencanaan operasional sumber lainnya dengan
menyediakan pandangan makro dan pandangan mikro dari 
bagaimana sumber-sumber dimanfaatkan dalam mencapai
tujuan dari perusahaan. 
Gambar 2.3 Resource Alignment
(Sumber: Bernard, 2005, p.35)
2.
Standardized Policy
EA mendukung pelaksanaan dari kebijakan
manajemen standar yang berkaitan dengan pembangunan
dan penggunaan teknologi informasi (TI) dan sumber-
sumber lainnya.
EA juga mendukung pembuatan kebijakan untuk:
1.
Mengidentifikasi strategi dan kebutuhan-kebutuhan
operasional.
  
15
2.
Menentukan batas strategi dari aktifitas dan sumber-
sumber.
3.
Mengembangan bisnis perusahaan secara luas dan
sumber-sumber teknologi.
4.
Memprioritaskan pembiayaan bagi program-program
dan proyek-proyek.
5.
Memantau manajemen bagi program-program dan
proyek-proyek.
6.
Mengidentifikasi metrik prestasi bagi program-program
dan proyek-proyek.
7.
Mengidentifikasi dan melaksanakan standar dan
manajemen konfigurasi.
3.
Decision Support
EA menyediakan dukungan untuk sumber daya
teknologi informasi pembuat keputusan pada tingkat
eksekutif, tingkat manajemen, dan tingkat staf.
4.
Resource Development
EA mendukung standar yang mendekati untuk
membangun teknologi informasi (TI) dan sumber lainnya.
Tergantung pada cangkupan dari sumber yang dilibatkan
dan jangka waktu yang tersedia untuk pengembangannya,
berbagai metode sikus kehidupan pengembangan sistem
dapat digunakan untuk mengurangi resiko biaya, jadwal,
atau parameter kinerja yang mungkin tidak terpenuhi.
2.2.5.2
Documentation Method Enterprise Architecture (EA)
1.
The Framework
The framework
adalah kerangka dokumentasi EA
mengidentifikasi  batasan-batasan dari arsitektur yang akan
didokumentasikan dan membangun hubungan antara area-
area arstitektur. 
  
16
Gambar 2.4 EA3 Cube Documentation Framework
(Sumber: Bernard, 2005, p.38)
2.
EA Components
Komponen-komponen EA merupakan tujuan, proses,
standar, dan sumber yang berubah-ubah yang mungkin
memperluas bisnis perusahaan atau dapat terkandung
dalam sebuah baris tertentu dari bisnis. 
Gambar 2.5 Examples of EA Components
(Sumber: Bernard, 2005, p.40)
  
17
3.
Current Architecture
Arsitektur masa sekarang mengandung komponen-
komponen EA yang ada didalam perusahaan pada setiap
level kerangka. Terkadang arsitektur masa sekarang ini
disebut sebagai pandangan yang “apa-adanya”. Pandangan
EA terhadap masa sekarang berfungsi untuk menciptakan
sebuah “dasar” persediaan dari sumber-sumber saat ini dan
aktifitas-aktifitas yang didokumentasikan secara konsisten
dengan pandangan EA pada masa depan sehingga analis
dapat melihat celah dalam kinerja antara rencana masa
depan dan kemampuan masa sekarang.
4.
Future Architecture
Arsitektur masa depan dapat mendokumentasikan
komponen-komponen EA baru atau memodifikasi seperti
yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendekati
perbedaan kinerja yang ada atau mendukung sebuah
inisiatif strategi baru, kebutuhan operasional, atau solusi
teknologi. Arsitektur masa depan
digerakan
pada tingkat
strategis dan tingkat taktis dengan 3 (tiga) cara: petunjuk-
petunjuk baru dan tujuan-tujuan; mengubah prioritas
bisnis; dan memunculkan teknologi. 
Gambar 2.6 Drivers of Change
(Sumber: Bernard, 2005, p.41)
5.
EA Management Plan
Perencanaan manajemen EA dapat disambungkan
dengan program EA dan pendekatan dokumentasi.
  
18
Perencanaan manajemen EA juga mendukung deskripsi
pandangan arsitektur masa sekarang dan arsitektur masa
depan, dan rencana pengurutan untuk mengatur transasi
untuk bisnis masa depan atau lingkungan operasi
teknologi.
6.
Planning Threats
Dokumentasi EA termasuk “rangkaian” dari aktivitas
umum yang ada disemua tingkat kerangka EA.
1.
IT Security
Untuk menjadi lebih efektif, keamanan teknologi
informasi harus bekerja pada semua tingkat dari
kerangka EA dan didalam semua komponen-
komponen EA.
2.
IT Standards
Satu dari semua fungsi yang penting dari EA adalah
mendukung standar-standar technology-related pada
semua tingkat pada kerangka EA.
3.
IT Workforce
Mungkin sumber daya terbaik yang dimiliki oleh
perusahaan
adalah manusia. Oleh karena itu penting
untuk memastikan bahwa IT yang berkaitan dengan
kepegawaian, ketrampilan dan persyaratan pelatihan
diidentifikasi untuk Line of Business (LOB).
2.2.6
The Enterprise Architecture Artifact (EA Artefak)
Menurut Xu (2014, p. 134), EA mewakili semua artefak secara
keseluruhan maupun hubungan mereka di semua lapisan dari suatu
perusahaan. Cara di mana suatu sistem perusahaan bekerja sama dengan
sistem lain pasti akan tergantung pada multilayer pada EA.
Menurut Scott A. Bernard (2005, p.111), artefak EA merupakan
sebuah produk dokumentasi, seperti sebuah dokumen teks, diagram,
  
19
lembar kerja, briefing slides, klip video. Artefak EA mendokumentasikan
komponen EA.
Berdasarkan pengertian artefak EA diatas dapat disimpulkan yaitu
artefak EA merupakan sebuah sistem di mana dapat bekerja sama antara
satu dengan yang lainnya dan merupakan sebuah aplikasi untuk
mendokumentasikan dari komponen-komponen EA.
Tabel 2.1 Enterprise Architecture Artifact
EA³ Cube Level /
Threat
Artifact ID
#
Artifact Name
Strategic Goals &
Initiatives
(I)
S-1
Strategic Plan
S-2
SWOT Analysis
S-3
Concept of Operation Scenario
S-4
Concept of Operation Diagram
S-5
Balanced Score Card
Business Products
& Services
(B)
B-1
Business Plan
B-2
Node Connectivity Diagram
B-3
Swim Lane Process Diagram
B-4
Business Process / Services Model
B-5
Business Process / Product Matrix
B-6
Use case Narrative & Diagram
B-7
Investment Business Case
Data & Information
(D)
D-1
Knowledge Management Plan
D-2
Information Exchange Matrix
D-3
Object State Transition Diagram
D-4
Object Event Sequence Diagram
D-5
Logical Data Model
D-6
Physical Data Model
D-7
Activity / Entity (CURD) Matrix
D-8
Data Dictionary / Object Library
Systems &
Applications (SA)
SA-1
System Interface Diagram
SA-2
System Communication Description
  
20
EA³ Cube Level /
Threat
Artifact ID
#
Artifact Name
Systems &
Applications
(SA)
SA-3
System Interface Matrix
SA-4
System Data Flow Diagram
SA-5
System / Operation Matrix
SA-6
System Data Exchange Matrix
SA-7
System Performances Matrix
SA-8
System Evolution Matrix
SA-9
Web Application Diagram
Networks &
Infrastructure
(NI)
NI-1
Network Connectivity Diagram
NI-2
Network Inventory
NI-3
Capital Equipment Inventory
NI-4
Building Blueprint
NI-5
Network Center Diagram
NI-6
Cable Plant Diagram
NI-7
Rack Elevation Diagram
Security
(SP)
SP-1
Security and Privacy Plan
SP-2
Security Solutions Description
SP-3
System Accreditation Document
SP-4
Continuity Of Operation Plan
SP-5
Disaster Recovery Procedures
Standards
(SP)
ST-1
Technical Standards Profile
ST-2
Technology Forecast
Workforce
(W)
W-1
Workforce Plan
W-2
Organization Chart
W-3
Knowledge and Skills Profile
(Sumber: Bernard, 2005, p.291)
Di dalam enterprise architecture
terdapat artifak disetiap elemen
pada current architecture dan setiap elemen memiliki artefaknya masing-
masing, yaitu:
  
21
1.
Goals and Initiatives
Tujuan dan inisiatif adalah kekuatan pendorong di belakang
arsitektur. Tingkat atas dari kerangka arsitektur perusahaan
mengidentifikasi arah strategis, tujuan dan inisiatif dari perusahaan
dan memberikan gambaran yang jelas dari kontribusi bahwa
teknologi informasi akan membuat dalam mencapai tujuan-tujuan
ini. 
2.
Products and Services
Produk dan layanan adalah area arsitektur yang termasuk
dalam area pengaruh primer. Tingkat kedua dari kerangka EA yang
mengidentifikasi produk, bisnis dan layanan dari perusahaan dan
kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut.
3.
Data and Information
Mengoptimalkan data dan menukarkan informasi adalah
tujuan sekunder dari arsitektur. Tingkat ketiga dari kerangka EA
yang dimaksudkan untuk mendokumenttasikan pengambilan
informasi yang saat ini sedang digunakan dalam perusahaan dan
bagaimana informasi akan terlihat di masa depan.
4.
Systems and Applications
Tingkat keempat dari kerangka EA dimaksudkan untuk
mengatur dan mendokumentasikan kolompok saat ini dari sistem
informasi, dan aplikasi bahwa perusahaan menggunakannya untuk
memberikan kemampuan teknologi informasi.
5.
Networks and Infrastructure
Jaringan dan infrastruktur adalah tulang punggung arsitektur.
Tingkat kelima dari kerangka EA dimaksudkan untuk mengatur
dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari
jaringan-jaringan suara, data, dan video di mana perusahaan
menggunakan untuk host systems, aplikasi, website dan database.
6.
Security
Keamanan merupakan yang paling efektif jika merupakan
bagian integral dari program manajemen EA dan metodologi
dokumentasi. Sebuah program keamanan teknologi informasi yang
komprehensif memiliki beberapa area fokus, termasuk: informasi
  
22
personel, dan fasilitas. Untuk menjadi efektif, keamanan teknologi
informasi harus bekerja di semua tingkat kerangka EA dan didalam
semua komponen EA.
7.
Standard
Salah satu yang terkenal dari fungsi EA sendiri adalah
menyediakan teknologi standar yang berhubungan dengan semua
level dalam kerangka EA. EA harus mempromosikan standar
industri secara internasional,
nasional, untuk memakai hak milik
komersil dari komponen EA.
8.
Workforce
Workforces
adalah salah satu sumber daya terhebat
perusahaan untuk manusia. Salah satunya dengan mamastikan
bahwa teknologi informasi berhubungan dengan staf, kemampuan
dan kebutuhan latihan untuk mengidentifikasi semua level yang ada
didalam kerangka EA, dan yang sesuai dengan solusi yang
memperngaruhi masa depan arsitektur.
2.2.7
SWOT Analysis
Menurut Vanany (2011, p.272), teknik analisa SWOT adalah teknik
yang popular dan banyak digunakan
manajer untuk mengetahui keempat
aspek dari SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) sebagai dasar
untuk mengantisipasi lebih efektif permasalahan yang ada dan
merumuskan strategi dan pengadopsian program baru termasuk teknologi
baru.
Menurut Rangkuti (1997:18), analisis SWOT adalah
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
startegi perusahaan. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalisasikan kelemahan (Weakness) dan
ancaman (Threats).
  
23
1. S (Strength)
: merupakan kekuatan dari perusahaan
2. W (Weakness) : merupakan kelemahan dari perusahaan
3. O (Opportunities)
: merupakan peluang dari perusahaan yang
berasal dari luar perusahaan untuk berkembang dimasa depan.
4. T (Threats)
: merupakan ancaman dari perusahaan yang
berasal dari luar perusahaan dan dapat mengancam eksistensi
perusahaan dimasa depan.
Gambar 2.7 Gambar SWOT Analysis
(Sumber: Rangkuti, 1997, p.19)
Keterangan:
1. Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (growth oriented strategy).
2. Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk
atau pasar).
3. Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan
  
24
internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan
masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang lebih baik.
4. Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
2.2.7.1
Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Berdasarkan website
resmi dari Bumi Ganesha Learning
Community ([http 1]), EFAS merupakan kesimpulan analisis dari
berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan
perusahaan.
Menurut Rangkuti (1997:22-23), sebelum membuat matrik
faktor strategi eksternal, perlu mengetahui terlebih dahulu faktor
strategi eksternal (EFAS). 
Gambar 2.8 Contoh Tabel EFAS
(Sumber: Rangkuti, 1997, p.24)
Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal
(EFAS):
1.
Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan
ancaman).
2.
Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari
1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
  
25
Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan
dampak terhadap faktor strategis.
3.
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding)
sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating
ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai
ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya,
jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
4.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan masing-masing faktor
yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai
dengan 1,0 (poor).
5.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana
perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya. 
2.2.7.2
Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)
Berdasarkan website
resmi dari Bumi Ganesha Learning
Community ([http 1]), IFAS merupakan kesimpulan analisis dari
berbagai faktor internal yang mempengaruhi keberlangsungan
perusahaan.
Menurut Rangkuti (1997:24-25), setelah faktor-faktor
strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS
(Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk
merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam
kerangka kekuatan dan kelemahan perusahaan.
  
26
Gambar 2.9 Contoh Tabel IFAS
(Sumber: Rangkuti, 1997, p. 25)
Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Internal
(IFAS):
1.
Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
2.
Beri bobot masing-masing faktor dengan skala mulai dari
1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis
perusahaan. 
3.
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding)
sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan
+4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-
  
27
rata industri atau dengan pesaing utama, sedangkan variabel
yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika
kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan
rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika
kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri nilainya
adalah 4.
4.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh fakor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
5.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini, menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap fakotr-faktor strategis
internalnya. 
2.2.7.3
Matrik SWOT
Menurut David, di dalam jurnal Putranto (2011:650), matrik
SWOT diperlukan sebagai alat bantu manajer untuk
mengembangkan dari 4 jenis strategi: (1) strategi Strength-
Opportunities
strategi ini menggunakan kekuatan internal
organisasi untuk mendapatkan keunggulan atas peluang yang
terdapat diluar. Dengan strategi ini, disaat perusahaan melihat
adanya kelemahan maka akan segera berusaha mengatasinya
menjadi kekuatan perusahaan dan apabila adanya ancaman,
perusahaan cenderung menghindarinya dan mencari peluang lain;
(2) strategi Weaknesses-Opportunities – strategi ini memfokuskan
kepada peningkatan kelemahan internal dengan mengambil
keuntungan dari peluang yang ada di luar. Kadang kala ada
peluang kunci yang terdapat di luar, hanya saja karena perusahaan
memiliki kelemahan internal maka perusahaan tersebut tidak
dapat mengambil manfaat dari peluang itu; (3) strategi Strength-
Threats
strategi ini menggunakan kekuatan perusahaan untuk
  
28
meminimalisasi dampak ancaman luar terhadap perusahaan; (4)
strategi Weaknesses-Threats
strategi ini termasuk strategi
defensif yang diarahkan kepada penurunan kelemahan internal
dan menghindari ancaman luar. Perusahaan yang menghadapi
berbagai ancaman di samping memiliki banyak kelemahan
internal berada didalam posisi yang mengkhawatirkan, langkah-
langkah tertentu harus diambil seperti merger, likuidasi atau
akuisisi.
Menurut Rangkuti (1997:31), matrik SWOT merupakan alat
yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.
Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Matrik ini dapat menghasilkan 4 (empat) set kemungkinan
alternatif strategis.
Cara membuat matrik SWOT adalah dengan menggunakan
faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman,
kemudian dimasukan kedalam tabel matrik SWOT.
Gambar 2.10 Matrik SWOT
(Sumber: Rangkuti, 1997, p.31)
  
29
Keterangan:
1.
Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2.
Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3.
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4.
Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada
serta menghindari ancaman.
2.2.8
EA Repository
Menurut Scott A. Bernard (2005, p.226), repositori EA dimaksudkan
untuk memberikan jenis akses yang mudah dengan menjadi “one-stop-
shop” untuk semua dokumen yang mengisi diberbagai tingkat dari
kerangka EA.
Menurut Bailey (2006, p.5), repositori
memungkinkan arsitek
untuk
mengimpor
model dari berbagai bagian organisasi dan mengintegrasikan
model-model untuk menghasilkan model yang koheren.
2.2.9
EA Program Management
Menurut Scott A. Bernard
(2005, p.177), EA sebagai program
manajemen mendukung pengembangan kebijakan, pengambilan
keputusan, dan atau efisiensi penggunaan sumber daya secara efektif.
Bagian Program Pengelolaan EA mendokumentasikan kegiatan yang
berhubungan dengan administrasi EA
sebagai program yang sedang
berlangsung.
  
30
1.
Governance and Principles
Bagian ini mendokumentasikan bagaimana kebijakan dan
pengambilan keputusan akan terjadi dalam program EA. Hal ini juga
di mana prinsip-prinsip yang mendasari program EA diartikulasikan.
Tata laksana EA paling memungkinkan digambarkan melalui narasi
yang menyediakan kebijakan program EA dan diagram alir yang
menyertai yang menunjukkan bagaimana dan kapan keputusan dibuat
pada isu-isu EA seperti proposal investasi TI, ulasan proyek,
persetujuan dokumen, dan adopsi standar atau pengecualian. Prinsip-
prinsip EA mengartikulasikan nilai perusahaan saat mereka
berhubungan dengan EA. Prinsip-prinsip ini kemudian memandu
pembentukan program EA dan manajemen.
Contoh-contoh prinsip dari EA, sebagai berikut:
1.
Sejauh mana perusahaan mempromosikan pembagian informasi
terbuka.
2.
Penekanan pada partisipasi stakeholder.
3.
Pemahaman bahwa TI biasanya sarana dan bukan tujuan itu
sendiri.
4.
Penekanan pada menggunakan produk komersial yang didasarkan
pada standar terbuka.
5.
Pemahaman bahwa EA memberikan nilai tambah untuk
perencanaan, pengambilan keputusan, dan komunikasi.
2.
Supports for Strategy and Business
Bagian ini menjelaskan bahwa salah satu tujuan utama dari
program EA adalah untuk mendukung dan meningkatkan perencanaan
strategi dan bisnis perusahaan, serta mengidentifikasi celah kinerja
yang komponen EA dapat membantu dari dekat. Dengan
menampilkan bagaimana komponen EA yang sedang digunakan, dan
mengidentifikasi proses baru yang berguna dan teknologi pada setiap
level kerangka, peningkatan pada kinerja yang terjadi dapat ditangkap
pada EA masa depan. Komponen EA dipandang sebagai aset strategis
dan bagian dari proses perencanaan strategis, para eksekutif atau
  
31
manajemen tingkat atas harus melihat nilai dari program
EA dalam
mendukung hasil yang penting bagi mereka. Oleh karena itu penting
untuk menunjukan keterkaitan program EA untuk pencapaian tujuan
strategis perusahaan, serta dengan jelas menunjukan bagaimana
komponen EA mendukung aktifitas-aktifitas proses bisnis.
3.
EA Roles and Responsibilities
Bagian ini menjelaskan bahwa peran dari stakeholders dalam
program EA akan berperan, dan apa tanggung jawab yang
berhubungan dengan peran tersebut. Ini adalah di mana pelaku di tim
EA teridentifikasi.
4.
EA Program Budget
Bagian ini menjelaskan bahwa biaya anggaran yang dikeluarkan
untuk program EA oleh tahun fiskal dan total siklus hidup sehingga
total biaya kepemilikan (Total Cost of Ownership
(TCO))
teridentifikasi. Sementara program EA sedang berjalan, periode siklus
lima
tahun dianjurkan untuk dapat menghitung TCO.  Secara umum,
biaya yang akan dimasukkan adalah awal mulai program EA dan
operasional, gaji dan fasilitas kerja bagi tim EA, dokumentasi awal
dari EA, pembaharuan berkala untuk EA, perencanaan manajemen
EA, pembelian dan dukungan alat EA, dan pengembangan EA
repositori dan pemeliharaannya. Estimasi awal biaya tersebut
merupakan “dasar” untuk pendanaan program EA. Pengeluaran
selama siklus hidup berjalan harus dilacak terhadap dasar ini untuk
mempromosikan manajemen yang efektif dari program EA. Jika
perubahan lingkup program EA terjadi, perusahaan yang sesuai dalam
dasar pendanaan juga harus dilakukan. 
5.
EA Program Performance Measures
Bagian ini menjelaskan bahwa bagaimana efektifitas dan
efesiensi dari program EA akan diukur. Ada dua tipe pengukuran:
hasil dan keluaran. Ukuran hasil mengidentifikasi kemajuan yang
dibuat menuju suatu tujuan kondisi akhir, seperti komponen EA lebih
  
32
baik integrasi, meningkatkan kepuasan pengguna akhir aplikasi, atau
lebih efektif investasi IT pengambilan keputusan. Tindakan keluaran
memberikan data tentang kegiatan dan hal-hal, seperti berapa banyak
database
yang ada, berapa banyak e-mail
yang dikirim setiap hari,
atau seberapa dekat proyek IT adalah memenuhi perkiraan awal
biaya/jadwal/kinerja. Ukuran hasil sering memiliki baik kuantitatif
dan kualitatif dalam elemen mereka, sementara langkah-langkah
keluaran biasanya bersifat kuantitatif. Sementara langkah-langkah
keluaran penting untuk menunjukan kemajuan di daerah inisiatif, itu
adalah pencapaian hasil yang berkorelasi dengan pencapaian tujuan,
yang merupakan hal yang paling penting untuk suatu perusahaan. Hal
ini penting untuk dapat mengukur pencapaian hasil, sehingga efek
positif (nilai tambah) dari program EA dapat diidentifikasi. 
2.2.10
EA Implementation Methodology
Menurut Scott A. Bernard (2005, p.81), metodologi implementasi
EA menggambarkan bagaimana EA akan di implementasikan dan
bagaimana dokumentasi EA akan dibangun, diarsipkan, dan digunakan;
termasuk dengan pemilihan kerangka EA, alat-alat pemodelan, dan
penyimpanan secara online
Berikut ini merupakan tahapan dari fase-fase didalam
mengimplementasikan EA didalam perusahaan, yaitu:
1.
Fase I : EA Program Establishment
Langkah 1 : Menetapkan program manajemen EA dan
mengidentifikasi seorang kepala arsitek.
Langkah 2 : Menetapkan sebuah metode implentasi EA.
Langkah 3 : Menentukan tata kelola EA dan hubungan kepada proses
manajemen yang lainnya.
Langkah 4 : Membangun sebuah Perencanaan Komunikasi EA untuk
mendapatkan stakeholder buy-in.
2.
Fase II : EA Framework and Tool Selection
Langkah 5 : Memilih kerangka dokumentasi EA.
  
33
Langkah 6 : Mengidentifikasi LOB (Line of Business) atau crosscuts
dan urutan dari dokumentasi mereka.
Langkah 7 : Mengidentifikasi komponen-komponen EA untuk
kerangka didokumentasikan secara luas.
Langkah 8 : Memilih metode-metode dokumentasi yang mendekati
atau cocok untuk kerangka.
Langkah 9 : Memilih aplikasi perangkat lunak atau alat untuk
mendukung automasi dokumentasi EA.
Langkah 10 : Memilih dan menetapkan sebuah on-line EA repository
untuk dokumentasi dan analisis.
3.
Fase III : Documentation of the EA
Langkah 11 : Evaluasi bisnis dan dokumentasi teknologi yang sedang
berjalan untuk digunakan dalam EA.
Langkah 12 : Mendokumentasikan pandangan saat ini dari komponen
EA disemua bidang kerangka (tingkat / threads).
Artefak toko diseluruh penyimpanan online.
Langkah 13 : Membangun beberapa skenario operasi bisnis atau
teknologi masa depan.
Langkah 14 : Identifikasi asumsi perencanaan masa depan untuk
setiap skenario masa depan.
Langkah 15 : Menggunakan skenario dan masukan program atau staf
yang lain untuk mendorong dokumentasi komponen
EA masa depan pada semua area kerangka EA. Toko
artefak pada penyimpanan online EA.
Langkah 16 : Membangun sebuah Perencanaan Manajemen EA untuk
direncakan urutan perubahan di dalam EA.
4.
Fase IV : Use and Maintain the EA
Langkah 17 : Menggunakan dokumentasi EA untuk mendukung
perencanaan atau membuat keputusan.
Langkah 18 : Secara teratur melakukan dalam pembaharuan
pandangan saat ini dan masa depan pada komponen
EA, dan menghubungkan informasi dalam repositori
  
34
EA untuk membuat 'perspektif' tingkat tinggi dan rinci
dari kegiatan perusahaan dan sumber daya di saat ini
dan masa depan lingkungan operasi.
Langkah 19 : Memelihara penyimpanan EA dan pemodelan dan
kemampuan analisis terkait.
Langkah 20 : Merilis pembaharuan tahunan pada Perencanaan
Manajemen EA.
2.2.11
Balanced Scorecard (BSC)
Menurut Keyes (2005, p. 4), balanced scorecard merupakan
alat
yang sangat berharga
yang akhirnya akan
memungkinkan
TI (teknologi
informasi) untuk menghubungkan ke sisi bisnis organisasi menggunakan
pendekatan
"menyebabkan-dan-efek". Beberapa
telah
menyamakan
balanced scorecard
untuk
bahasa baru, yang memungkinkan
TI
(teknologi informasi) dan manajer bisnis
untuk berpikir bersama tentang
apa yang bisa TI (teknologi informasi) lakukan untuk mendukung kinerja
bisnis.
Menurut Kaplan (2009, p. 4), balanced scorecard
mempertahankan metrik keuangan sebagai ukuran hasil utama untuk
keberhasilan perusahaan, namun suplemen ini dengan metrik dari tiga
perspektif tambahan – pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan – bahwa kita diusulkan sebagai memegang kendali untuk
menciptakan nilai pemegang saham dalam waktu jangka panjang.
2.2.12
IT Balanced Scorecard (IT BSC)
Menurut Grembergen & Haes (2005, p. 2), IT balanced scorecard
terdiri dari 4 (empat) perspektif yaitu (1) perspektif kontribusi
perusahaan mengevaluasi kinerja organisasi TI dari sudut pandang
manajemen eksekutif, (2) perspektif
orientasi pelanggan
mengevaluasi
kinerja
TI dari sudut pandang
pengguna
bisnis internal, (3) perspektif
keunggulan operasional
memberikan
kinerja
proses
TI dari sudut
pandang
manajemen
TI,
(4) perspektif
masa depan menunjukkan
kesiapan untuk tantangan masa depan organisasi TI itu sendiri.