5
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Tinjauan Data
2.1.1
Sumber Naskah
2.1.1.1 Taksonomi dan Morfologi
Badak adalah binatang berkuku ganjil (Perrisodactyla),
merupakan anggota dari super-famili Rhinoceratoidea, yaitu super-
famili mewadahi seluruh spesies badak,
termasuk fosil-fosil
keluarganya. Badak memiliki sistem pertulangan yang hampir
menyerupai gajah, yaitu memiliki sistem tulang belakang dengan
neural spines yang panjang dengan tulang rusuk yang banyak, yang
secara bersama-sama membentuk suatu ikatan pemikul beban yang
bertumpu pada bahu depan sebagai pengimbang beban berat
kepalanya. Badak dapat berlari 45 km per jam, dan menggunakan
culanya untuk melindungi diri.Penglihatan badak tidak baik karena
mata dekat yang artinya, badak tidak dapat melihat sesuatu yang jauh.
Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus):
Pada tahun 1758, Linnaeus telah memberi nama marga (genus)
Rhinoceros pada badak Jawa. Hoofgerwerf (1970), seorang guru besar
zoology
di Groningen, membuktikan bahwa badak Jawa berbeda
spesies dengan badak India. Badak Jawa dapat hidup secara simpatrik
dengan badak Sumatera. Badak Jawa tergolong mamalia besar,
posturnya mirip seperti binatang purba dengan ukuran tinggi hingga
bahu 128-175 cm, panjang badan dari ujung moncong sampai dengan
ujung ekor 251-392 cm, dan berat badan berkisar antara 1.600-2.280
kg. Panjang kepala mencapai 70 cm, lebar rata-rata telapak kaki 27-28
cm.
  
6
Gambar 2.1Gambar  Badak Jawa
Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis):
Badak Asia bercula dua diberi nama ilmiah Dicerorhinus Sumatrensis
oleh
Fischer pada tahun 1814, karena nama terseb0ut dianggap paling tepat dan tetap
digunakan sampai saat ini. Tinggi badak Sumatera diukur dari telapak kaki sampai
bahu antara 120-135 cm, panjang dari mulut sampai pangkal ekor antara 240-270 cm,
sedangkan gambaran morfologi dari  badak betina tingginya 135 cm, diukur dari bahu
sampai telapak kaki. Panjang 240 cm diukur dari mulut sampai pangkal ekor,
kepalanya tidak begitu lonjong atau lancip.
  
7
Gambar 2.2Gambar  Badak Sumatera
2.1.1.2 Evolusi Badak Jawa
Badak Jawa dan badak India adalah satu-satunya anggota genus
Rhinoceros yang pertama kali muncul pada rekaman fosil di asia sekitar 1,6
juta-3,3 juta tahun yang lalu. Walaupun masuk kedalam tipe genus, badak
Jawa dan badak India dipercaya tidak berhubungan dekat dengan spesies
badak lainnya. Penelitian berbeda telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka
mungkin berhubungan dekat dengan Gaindetherium atau Punjabitherium
yang telah punah.Analisi klad (atau klade ialah suatu kelompok taksonomi
yang memiliki satu leluhur bersama dan semua keturunannya juga berasal dari
nenek moyang terssebut.)Rhinocerotidae meletakan Rhinoceros dan
Punjabiyherium yang telah punah pada klad dengan Dicerorhinus, badak
Sumatera.badak Sumatera lebih berhubungan dengan badak Afrika, badak
Sumatera mungkin terpisah dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu.
Mbe.oxfordjournals.org/content/13/9/1167.full.pdf+html
  
8
2.1.1.3 Deskripsi Badak Jawa
Badak Jawa lebih kecil dari sepupunya badak India, dan memiliki
besar tubuh yang dekat dengan badak hitam. Badak Jawa memiliki satu cula,
culanya adalah cula terkecil dari semua badak, biasanya lebih sedikit 20 cm
dengan yang terpanjang sepanjang 27 cm. badak jawa jarang menggunakan
culanya untuk bertarung, tetapi menggunakannya untuk memindahkan lumpur
dari kubangan, untuk menarik tanaman agar dapat dimakan, dan membuka
jalan melalui vegetasi tebal. Gigi serinya panjang dan tajam, ketika badak
Jawa bertempur  mereka menggunakan giginya. Seperti semua badak, badak
Jawa memiliki penciuman dan pendengaran yang baik tetapi memiliki
pandangan mata yang buruk.Panjang hidup mereka diperkirakan 30 sampai 45
tahun.Badak Jawa mempunyai bulu hanya disekitaran telinga dan ekor saja.
2.1.1.4 Populasi
Populasi badak Jawa di Pulau Jawa pernah tercatat menempati daerah
sekitar Gunung Gede, Pangrango, Pegunungan Sanggabuana, Salak, Ciremai,
dan Slamet. Dalam periode sekitar abad ke-18, jumlah badak Jawa cukup
banyak, dan sering merusak perkebunan dan daerah-daerah pertanian,
sehingga  pemerintah colonial Belanda mengambil langkah untuk mengurangi
gangguan tersebut dengan memberikan hadiah sepuluh golden bagi setiap
satwa badak yang terbunuh untuk memotivasi masyarakat membunuh badak.
Seabad kemudian, populasi badak menyusut drastis dan kehadirannya hanya
terbatas di Taman Nasional Ujung Kulon, kawasan senanjung sebelah barat
Pulau Jawa, yang luasnya saat itu sekitar 30.000 ha.
Populasi badak Jawa merosot tajam bukan hanya disebabkan oleh
perburuan cula, akan tetapi juga karena saat itu (pertengahan abad-19) badak
Jawa dianggap sebagai hama bagi para peladang dan kebijakan pemerintah
Belanda saat itu menawarkan hadiah bagi yang dapat membunuhnya. Selama
periode tersebut telah tercatat 526 ekor dibunuh dalam jangka waktu dua
tahun.Saat ini populasi badak Jawa hanya tersisa di kawasan Taman Nasional
  
9
Ujung Kulon, jumlah populasinya diperkirakan berada pada kisaran maksimal
40-50 ekor (perhitungan dengan rumus mark-recapture tahun 2009-2010
memberikan hasil 47 ekor).
Badak Sumatera mengalami nasib yang lebih baik jika dilihat dari
populasinya.Populasi badak Sumatera di dunia pada tahun 1974 berkisar 400-
700 ekor dengan kehilangan populasi setiap tahunnya mencapai 10%.Populasi
badak Sumatera di dunia saat ini diperkirakan tinggal 300 ekor. Sementara di
Sumatera, populasinya di taksir 200 ekor, yang tersebar di Taman Nasional
Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Taman Nasional
Kerinci Seblat sudah tidak ditemukan lagi sejak than 2008.
Tahun
Populasi
Kisaran
Sumber
2001
61
55 – 68
TNUK-WWF
2002
55
55 – 60
TNUK
2003
58
53 – 63
TNUK
2004
50
46 – 54
TNUK
2005
52
48 - 55
TNUK
Tabel 1. Hasil sensus badak jawa di TNUK dari tahun 2001 sampai dengan 2005 (Sumber: Balai TNUK)
2.1.1.5 Habitat
Habitat merupakan suatu lingkungan dengan kondisi tertentu di mana
suatu spesies atau komunitas dapat hidup secara normal.Badak Jawa dan
Badak Sumatera termasuk binatang liar yang sensitive. Mereka hidup di
hutan-hutan alam yang tidak diganggu manusia. Mereka juga suka berjalan
jauh, dalam sehari dapat menmpuh perjalanan antara dua sampai sepuluh
kilometer. Badak Jawa  menyukai habitat hutan hujan dan rawa-rawa.
Sehubungan dengan semakin terfragmentasinya kawasan hutan di hampir
seluruh pulau Sumatera akibat perkembangan pembangunan, maka kesatuan
habitat Badak Sumatera secara umum terbagi menjadi dua
kelompok.Kelompok habitat tersebut terdiri dari habitat dataran rendah,
  
10
seperti di Taman Nasional Way Kambas, dan habitat dataran tinggi, seperti di
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan
Taman Nasional Gunung Leuser.
2.1.1.6 Ciri Umum Fisik
Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) memiliki ukuran fisik lebih besar
dari Badak Sumatera.Bercula satu dengan ukuran cula lebih kecil daripada
Badak Sumatera. Berwarna abu-abu dengan tekstur kulit yang tidak rata dan
berbintik. Badak Jawa tergolong mamalia besar, posturnya mirip seperti
binatang purba dengan ukuran tinggi hingga bahu 128-175 cm, panjang badan
dari ujung moncong sampai dengan ujung ekor 251-395 cm, dan berat badan
berkisar antara 1.600-2.280 kg. Panjang kepala mencapai 70 cm, lebar rata-
rata telapak kaki 27-28 cm. Memiliki kulit yang sangat tebal, yaitu 25-30cm.
Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) adalah badak yang
memiliki ukuran terkecil dan paling primitif dibandingkan semua sub-spesies
badak di dunia. Bercula dua, dengan ukuran 25-80 cm, sedangkan cula
belakang relatif pendek dan tak lebih dari 10 cm. Badak Sumatera memiliki
warna cokelat keabu-abuan atau kemerahan sebagian besar ditutupi oleh
rambut. Badak Sumatera memiliki kulit relative tebal 16 mm (Evans, 1904
dalam Strien, 1974). Tubuh badak Sumatera ditumbuhi rambut-rambut halus
yang akan berkurang dan menjadi lebih pendek, kaku, dan berwarna hitam
saat dewasa.
2.1.1.7 Pembantaian dan Perburuan Badak
Penurunan populasi yang sangat tajam dari kedua jenis ini karena
banyak diburu, terutama untuk memperoleh culanya. Berburu badak hanya
akan memberikan keuntungan sesaat, yang taanpa disadari dapat berakibat
buruk akibat terputusnya mata rantai kehidupan ekosistem hutan. Hilangnya
badak dalam siklus ekologinya berakibat akan hilangnya jenis-jenis tumbuhan
tertentu, yang perannya penting bagi stabilitas juga ekosistem hutan.
Hilangnya badak berarti hilangnya kesempatan anak cucu kita untuk dapat
  
11
menikmati dan memanfaatkan keberadaan badak bagi kualitas kehidupan
manusia secara berkelanjutan. Di lain pihak juga perlu disadari bahwa berburu
badak adalah suatu pekerjaaan yang melanggar undang-undang perlindungan
satwa langka serta undang-undang keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
Sebagian besar masyarakat meyakini bahwa cula badak memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka memercayai bahwa
culanya dapat menjadi jimat ampuh sekaligus bermanfaat sebagai obat kuat
yang dapat membuat orang menjadi perkasa dan sanggup menanggulangi
berbagai jenis penyakit.Apakah demikian manjur dan caspleg-nya ramuan
ajaib itu? Jawabnya tegas, tidak sama sekali. Penelitian tentang ramuan
tradisional itu sudah berusaha memecahkan rahasianya, tapi hasilnya nol
besar. Cula badak bukanlah aphrodisiac
alias zat perangsang nafsu birahi.
Kandungan cula tidak berbeda dengan zat tanduk pada tanduk, cakar, atau
kuku binatang sellain badak. Cula terbentuk dari sel-sel kulit yang mengalami
keratinisasi dan berkembang dari bagian epidermis yang menyelaputi bagian
papilla kulit (Ryder 1962).
Karena cula badak dianggap barang langka dan sakti, maka sampai
kini tetap dicari orang dengan harga perhitungan pada tahun 1998 per
kilogram senilai 18.000 dolar Amerika, bandingkan dengan harga emas pada
waktu itu yang satu kilogramnya hanya 9.540 dolar Amerika. Harga cula
budak bahkan diperkirakan akan semakin tinggi jika dibandingkan dengan
harga cula pada awal tahun 1970 yang per kilogramnya hanya dua dolar 
Amerika.
Susunan yang pasti dari cula badak masih
belum diketahui.  Cula
bagian anterior dari spesimen yang ada di serawak panjangnya 19 inci (47,5
cm) dan cula yang ada di museum Inggris panjangnya mencapai 32,5 inci (80
cm). Perburuan badak di Indonesia terjadi sejak lama dan dalam kurun waktu
yang sangat panjang. Perburuan Badak Sumatera bukan saja dilakukan dengan
menggunakan sejata locok
atau kecepek, tetapi juga memasang jerat yang
terbuat dari baja atau jerat sling. Jerat sling ini sangat berbahaya karena akan
  
12
terus aktif sepanjang waktu sampai suatu saat dapat menjerat binatang
buruannya. Pada tahun 1990 hingga 1993, telah terbunuh 12 ekor badak
sumatera, kemudian satu ekor lagi terbunuh pada tahun 1994 di wilayah
Gunung Sumbing di Taman Nasional Kerinci Seblat.
2.1.2
Pembanding dan Refrensi
Untuk pembanding dan referensi, menganalisa bentuk-bentuk elemen
yang digunakan dalam film animasi infografik Care to Click, Death Factory
dan Carbon Footprint.
Gambar 2.3 Film animasi infografik Care to Click
Gambar 2.4 Film animasi infografik Death Factory
  
13
Gambar 2.5 Film animasi infografik Carbon Footprint
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam animasi tersebut
digunakan gambar-gambar vector
yang sederhana dan lugas sehingga tidak
akan menimbulkan persepsi yang salah ketika menafsirkan suatu informasi.
Animasi tersebut menghindari bentuk elemen yang rumit sama sekali.
Referensi Video, untuk referensi video yang saya gunakan dalam
pembuatan documenter short animation ini adalah beberapa short animation
yang saya temukan di situs Vimeo yang berjudul “The Proof That We are
Soullmates” dan “Growing Up” keduanya adalah animasi pendek yang
bergaya infografik.
Gambar 2.6Visual dari animasiThe Proof that We are Soulmate
  
14
Gambar 2.7 Visual dari animasi Growing Up
2.1.3 Film Animasi Infografik
Sebelumnya sudah ada yang membahas tentang populasi anjing kucing
dan kelinci di UK. Dimana bagaimana kita harus mengatur pola makan
mereka agar tidak terjadinya obesitas pada hewan peliharaan. Dan bagaimana
pentingnya vaksinasi untuk hewan peliharaan kita supaya tidak mudah terkena
penyakit. Film animasi infografik ini berjudul PDSA Animal Wellbeing
(PAW) Report 2012: The Truth About Cats, Dogs and Rabbit.
  
15
Gambar 2.8 Film Animasi Infografik PDSA Animal Wellbeing (PAW) Report 2012: The
Truth About Cats, Dogs and Rabbit.
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Teori Prinsip Dasar Animasi
Animasi atau to animate memiliki arti yaitu “menghidupkan”. Secara
umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakan benda
mati.Suatu benda mati diberi dorongan, kekuatan, semangat dan emosi untuk
menjadi hidup atau hanya berkesan hidup. Memberikan rekayasa visual
berupa kumpulan gambar-gambar atau frame yang saling kontinuiti sehingga
memberikan efek visual bergerak.
  
16
2.2.2
Animasi 2D
Dilansir dari situs about.com, animasi 2D adalah sebuah kreasi yang
dihasilkan dari gambar yang digerakkan di dalam environment 2 dimensional
seperti animasi tradisional atau animasi 2D yang menggunakan computer. Hal
ini dapat dilakukan dengan menjadikan sequence pada beberapa gambar yang
diperlihatkan satu per satu. Ketika gambar bergerak dengan kecepatan 24
frame per second
atau lebih maka mata akan tertipu, sehingga seolah-olah
gambarnya bergerak.
2.2.3
Prinsip Animasi
Dalam animasi “Badak Indonesia” tidak semua prinsip desain animasi
akan digunakan. Prinsip animasi yang digunakan antara lain:
Solid Drawings
: Dalam animasi saya menggunakan animasi 2D, gambar
yang baik dibutuhkan agar info dan pesan yang akan disampaikan dapat
dimengerti dan todak terjadi persepsi
Anticipation
: Agar mendapatkan visual yang enak dilihat, maka sebelum
bergerak diberikan “ancang-ancang” terlebih dahulu.
Timing &Spacing
: Digunakan untuk efiensi waktu dan pesan yang
disampaikan tidak terlalu cepat atau lambat saat diterima.
Overlapping Action
: Digunakan agar motion graphic terlihat lentur dan
menarik dengan adanya sedikit gerakan tambahan.
Staging : Dibutuhkan agar dapat menjaga mood scene motion dari segi
penempatan letak objek dan komposisi warna.
Slow In & Slow Out
: Dibutuhkan agar scene yang ditampilkan terlihat
menarik dan tidak terlalu patah-patah.
Appeal
: Dibutuhkan
agar penampilan animasi 2D menjadi lebih menarik
perhatian audiens dengan warna dan visualnya.
  
17
2.2.4
E-Learning / Educational animation
Dalam buku The e-learning Question and Answer Book yang ditulis oleh
Allan Henderson, e-learning merupakan sebuah sistem pembelajaran yang biasa
dilakukan dari jarak jauh melalui teknologi komputer (yang biasanya terhubung
dengan internet). Sistem ini memungkinkan seseorang untuk dapat belajar tanpa
harus pergi ke kelas terlebih dahulu. Selain itu e-learning juga memiliki jadwal
yang jauh lebih fleksibel. Si pelajar dapat mengatur jadwal dengan pengajar serta
pelajar lainnya atau si pelajar bisa saja mengambil sendiri bahan apa yang ingin
dia pelajari
dan mempelajarinya sendiri kapanpun dia inginkan (Allan J.
Henderson, 2003:2) Dalam konteks kali ini mungkin lebih tepat disebut sebagai
Educational
Animation. Secara garis besar pengertiannya sama seperti E-
Learning, hanya saja Educational Animation ini berbentuk video pendek animasi
yang memberikan informasi yang bersfat satu arah bukan interaktif.
E-learning menjadi pilihan karena dengan ini informasi dapat disampaikan
seluruhnya kepada audiens tanpa harus kehilangan sebagian atau seluruh
maknanya lewat visual.Kalimat dan narasi yang lugas dan komunikatif juga
tentunya.
2.25
Teori Warna
Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831.Teori ini
menyederhanakan warna-warna  yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna,
yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral.
Rolf G. Kuehni(2011)
Color Space and Its Divisions.A John Wiley & Sons Publication.
Warna Primer :
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain.
Warna dalam golongan warna primer adalah merah, biru dan kuning
Warna Sekunder :
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi1:1. Misalnya
warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning,
Warna Tersier :
  
18
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.
Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan
jingga.
Warna netral : 
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1.
Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam.
Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Warna yang digunakan adalah sebagai berikut :
Biru
: warna biru dipercaya memiliki arti kedamaian, sifat aman, serta
kesejukan, warna biru tersebut melambangkan langit pada film hinggadapat
menimbulkan sifat perdamaian dan kesejukan.
Hijau
: bersifat nature,
dipilih karena melambangkan hijaunya hutan di
Indonesia.
Merah
: warna melambangkan semangat tinggi, nafsu dan bahaya. Warna ini
dipilih untuk menggambarkan sesuatu yang berbahaya.
Coklat : warna yang mengesankan hangat, identik dengan musim gugur, kotor,
bumi.
2.2.6
Teori Narasi 
Narasi adalah karangan yang bertujuan menceritakan atau
mengisahkan peristiwa dalam satu urutan waktu.Narasi harus mengungkapkan
kronologis peristiwa dari awal sampai akhir yang terdiri dari beberapa unsur
pokok, yakni kejadian, tokoh, dan konflik. Bersatunya ketiga unsur tersebut
akan membentuk sebuah alur atau plot. Dan karena itu narasi dalam fillm
dokumenter ini sangat vital agar membantu audiens untuk mengerti.gorys
keraf Argumentasi Dan Narasi. Gramedia.
  
19
2.2.7
Cinematography
Kata Cinematography berasal dari kata yunani yaitu roots yang berarti
menulis dengan gambar. Cinematography adalah proses pembuatan ide kata,
estetika dan emosional yang di tuangkan kedalam film.
Salah satu yang paling penting dari sebuah film dan animasi adalah
kamera.Karena kameralah yang menjadi penyalur tampilan sebuah film
kepada penonton.Cinematography dapat diartikan sebagai kuas yang dipakai
oleh penulis saat melukis dicanvasnya.Oleh Karena itu Cinematography di
gunakan agar objek-objek dalam film saling merangkai potongan-potongan
gambar yang bergerak sehingga menjadi gambar yang mampu menyampaikan
maksud dan informasi kepada audiens. Blain Brown (2011) Cinematography:
Theory and Practice: Image Making for Cinematographers and Directors.
Taylor &francis.
2.2.8
Teori Dasar Pembuatan Cerita
Dalam membuat cerita, cerita dibagi menjadi 2 kategori utama :
1.
Fakta
Yaitu cerita yang berhubungan dengan kejadian sebenarnya, atau biasanya
diangkat dari kejadian sebenarnya.
2.
Fiksi
Berhubungan dengan kejadian yang dibangun atau dibuat berdasarkan imajinasi.
Dalam membuat ide cerita hal – hal yang perlu dilakukan yaitu:
Mengumpulkan data
: mengenal latar belakang
Menyusun
: mengkategorikan situasi dan karakter
Menganalisa
: memperhatikan kejadian dan karakter
Sintetis
: membangun sequence dari blok informasi
2.2.9
Komposisi
Komposisi adalah unsur-unsur seni rupa sehingga menjadi satu
kesatuan yang harmonis. Dengan cara pengaturan tata letak objek baik
  
20
foreground, middle ground dan background sehingga tercapai nilai estetis dari
sebuah scene.Jon Krasner (2013) Motion Graphic Design: Applied History
and Aesthetics.
Dalam menyusun komposisi terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
Kesatuan (Unity)
Kesatuan adalah penyusunan dari unsur-unsur sehingga menjadi satu kesatuan
bentuk yang terpadu antara bagian yang satu dengan keseluruhan dan tidak
ada lagi bagian yang berdiri sendiri atau berbeda di dalam film dokumenter
ini.
2.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan menjadi point yang penting dikarenakan kesan yang diperoleh
dari suatu susunan yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik
yang sama pada tiap-tiap sisi susunan. Sehingga audiens
merasa tertarik
menonton film dokumenter ini.
3.
Proporsi
Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian yang satu dengan bagian
yang lain dalam satu kesatuan bentuk. Dalam penyusunan objek-obek difilm
dokumenter ini harus dibuat sesuai dengan proporsi yang sebenarnya agar
karya tampak menarik dan kelihatan tidak janggal.
4.
Kontras
Kontras digunakan agar memberi  kesan yang diperoleh karena adanya dua
hal yang berlawanan.Misalnya ukuran, bentuk dan warna, sehingga dapat
lebih menarik perhatian audiens.
5.
Pusat perhatian (Center Of Interest)
Pusat perhatian adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan
unsur-unsur yang ada disekitarnya.Untuk menciptakan pusat perhatian dalam
karya seni rupa, didapat dengan menempatkan unsur yang paling dominan.
  
21
Dengan demikian audiens
dapat lebih cepat mengerti informasi yang
disampaikan pada film dokumenter ini
6.
Keselarasan (Harmony)
Keselarasan kedekatan unsur-unsur untuk menciptakan keharmonisan dari
unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun warna.
2.3
Analisa
Strenght (Kekuatan) Dapat memberikan pengetahuan tambahan seputar
konservasi badak.Dapat mengajak audiens untuk lebih berperan aktif ketika menjadi
pencinta lingkungan.Badak pun sudah tidak menjadi hal yang baru bagi masyarakat
Indonesia.
Weaknes (Kelemahan)
Informasi yang diberikan sangat terbatas untuk
Indonesia saja.Literature buku yang membahas seputar Badak Jawa dan Badak
Sumatera sangatlah jarang. Minimnya minat
masyarakat akan informasi populasi
Badak Jawa dan Badak Sumatera.
Opportunity (Kesempatan)
Animasi yang divisualkan secara menarik,
singkat dan jelas sehingga tidak membosankan bagi audiens.Selain itu visual yang
menarik juga membuatnya mudah untuk diingat oleh penonton.
Threat (Ancaman)
Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah akan
ancaman kepunahan badak dan pengetahuan sejenis tentang alam. Kurangnya
peminatan masyarakat akan animasi dalam negeri, dan menganggap animasi
Indonesia kurang menarik.