Home Start Back Next End
  
5
2.1.3.
Karakteristik Perkembangan Anak 
Ernawulan Syaodih
(n.d.:1)
dalam jurnal “Perkembangan Anak
Taman Kanak-Kanak”
mengungkapkan
bahwa perkembangan anak
merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari
sederhana menjadi
kompleks, suatu proses evolusi manusia dari
ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan anak
adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang
lebih tinggi dari aspek-aspek: gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik
dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.
Syaodih
(n.d.:2) juga mengungkapkan bahwa pandangan orang atau
para ahli pendidikan tentang
anak cenderung berubah dari waktu ke waktu,
dan berbeda satu sama lain sesuai dengan landasan teori yang digunakannya.
Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode
usia dini merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan
sedini mungkin. 
Maria Montessori
(Syaodih, n.d.:2) berpendapat bahwa usia 3-6 tahun
merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode
dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak
terhambat perkembangannya.
Erik H. Erikson  (Syaodih, n.d.:2) memandang periode usia 4-6 tahun
sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk
mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk
mengajukan pertanyaan
dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.
Froebel 
(Syaodih, n.d.:3) berpendapat bahwa masa anak merupakan
suatu fase yang sangat penting dan berharga, dan merupakan masa
pembentukan dalam periode kehidupan manusia (a noble and malleable
phase of human life).
Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental
bagi perkembangan individu karena pada
fase inilah terjadinya peluang yang
sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter