14
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan
STP
(Segmentation,
Targeting,
Positioning),
Perceptual
Map yang
sesuai
dengan
website
Internet
sebagai
salah
satu Marketing
Communication Mix, teori mengenai website, teori desain dan konten website, serta
teori SWOT.
2.1 Segmentation, Targeting, Positioning (STP)
Suatu perusahaan tidak dapat melayani semua konsumen yang terdiri dari
berbagai segmen pasar
yang beragam dalam menawarkan produk dan jasanya. Oleh
karena itu, suatu perusahaan perlu mengidentifikasikan
segmen
pasarnya
sehingga
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih efektif (Kotler, 2008, p.172).
2.1.1 Segmentation (segmentasi pasar)
Segmentasi pasar membedakan sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok
kecil
pembeli
berdasarkan
geografis, demografis, status sosial, dan
kebiasaan. Para
pemasar tidak menciptakan segmen, tetapi tugas seorang pemasar adalah
mengidentifikasi segmen yang ada dan menetapkan target mana yang akan dituju.
Perusahaan akan lebih mudah memilih jalur distribusi dan komunikasi yang terbaik,
14
  
15
dan dari identifikasi tersebut akan diketahui siapa saja para kompetitor secara jelas
yang memiliki target segmen yang sama (Kotler, 2008, p.173).
2.1.2 Targeting (Target Pasar)
Tahap  selanjutnya  setelah  perusahaan  melakukan  segmentasi  pasar,  yang
harus
dilakukan
perusahaan
adalah
menentukan
target
pasar
yang dituju
dalam
menawarkan 
produk  dan 
jasa 
perusahaan. 
Dalam 
mengevaluasi  segmen 
yang
berbeda, perusahaan dapat
melakukan pertimbangan
dalam pemilihan
target pasar,
yaitu (Kotler, 2008, p.183):
1.   Melakukan segmentasi pasar secara keseluruhan
2.   Mengkhususkan pada beberapa segmen pilihan yang tidak berhubungan
3.   Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal
4.   Memusatkan pada sebuah produk
5.   Menjangkau keseluruhan pasar
2.1.3 Positioning (Posisi di Pasar)
Setelah perusahaan menetapkan target pasar yang dituju dan mengetahui apa
yang dibutuhkan oleh para konsumen, maka perusahaan dapat menyesuaikan serta
menetapkan  posisi  produk  di  pasar  (market positioning).  Positioning merupakan
suatu
kegiatan
perancangan
penawaran
dan image perusahaan agar mendapatkan
tempat
khusus di benak
target pasar
yang
dituju.
Tujuan akhir
dari positioning ini
adalah
suksesnya
pembentukan
value
proposition
yang
berfokus
pada
konsumen.
  
16
Value 
proposition 
adalah 
suatu  alasan 
yang 
dapat 
meyakini  target 
konsumen
mengapa harus membeli produk tersebut (Kotler, 2008, p.191-196).
2.2 Perceptual Map
Perceptual  map  menggambarkan posisi dari sebuah produk, line  produk
merek,  atau  perusahaan  yang  berhubungan  dengan  para  pesaingnya.  Dapat  juga
menggambarkan beberapa ukuran, tetapi yang paling umum hanya dua ukuran.
Definisi perceptual map adalah;
A visualization technique that indicates how customer percieve competing brand in
terms of various criteria” (Duncan, 2005, p.77)
Perceptual map
adalah
sebuah
teknik
grafik dimana
digunakan
oleh
para
marketer yang bertujuan untuk memberikan tampilan gambaran persepsi konsumen
atau potensial konsumen. Biasanya memposisikan dari produk, ragam produk, merek
atau perusahaan yang ditampilkan berhubung dari persaingan. Sebuah perusahaan
yang akan memperkenalkan produk baru akan mencari area dari perceptual map yang
kosong/bebas dari pesaing, atau akan mencari area dimana tidak ada pesaing
utamanya.
Beberapa  perceptuamadigunakan  pada  ukuran  sirkulasi  yang  berbeda
untuk
mengindikasikan
volume
penjualan atau
market
share
dari
bermacam-macam
produk pesaing.
Perceptual map membantu mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan dari
para pesaing dan langkah apa selanjutnya yang diperlukan dalam menentukan posisi
  
17
yang
harus
dikembangkan.
Contoh
bentuk
perceptual
map
adalah
seperti
gambar
berikut (Duncan, 2005, p.78)
High Style
+5
L.A Gear
Nike
Low
-5
Performance
+5
High
Performance
Rockport
-5
Low Style
Gambar 2.1 Contoh bentuk perceptual map
Ada 3 hal yang di perlukan dalam perceptual map, yaitu:
1.   Menentukan  bagaimana  seorang  konsumen  menyederhanakan  suatu  unsur
perbedaan dibanding pesaingnya.
2.   Menunjukan  posisi  hubungan  antara  pesaing,  khususnya  jarak  antara  satu
pesaing dengan lainnya.
  
18
3.   Menentukan
khususnya
unsur-unsur
apa
yang dapat dikonstribusikan
dalam
pengambilan keputusan.
2.3
Marketing Communication Mix
Salah 
satu  strategi  komunikasi 
pemasaran 
adalah  dengan 
menggunakan
bauran
marketing communication mix
(MCM).
MCM
merupakan
semua
bentuk
komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran satu produk. Menurut Duncan
(2005, p.8) MCM biasanya terdiri dari Advertising, Direct Marketing, Publicity and
Public Relations, Sales Promotion, Event and Sponsorship, Packaging, Point of Sale
and Merchandising, serta Internet and New Media.
Sebagai salah satu MCM, internet and new media
dapat
dijelaskan sebagai
berikut :
Internet
adalah
sebuah
jaringan
besar melalui bantuan teknologi informasi
dimana setiap orang dimanapun dan kapanpun berada bisa terhubung antara satu
dengan yang lain. Internet mampu menciptakan interaksi dan komunikasi dengan
orang 
lain. 
Termasuk  cara  perusahaan 
mengaplikasikan  komunikasi  pemasaran
kepada pasar sasaran.
2.4
Website
Website
merupakan sebuah sistem yang menghubungkan
dokumen-dokumen
hypertext yang dapat diakses
melalui
jaringan internet. Keberhasilan perkembangan
website menimbulkan banyak asumsi yang bermunculan bahwa website adalah
Internet.   Namun   kenyataannya   kedua  
hal   tersebut   berbeda.   Internet   dapat
  
19
dianalogikan sebagai jaringan jalan elektronik yang saling terhubung satu-sama
lainnya di seluruh dunia sedangkan website merupakan salah satu dari sekian banyak
layanan yang mempergunakan jalan tersebut (Jaringan Internet). Website merupakan
layanan internet yang paling populer diantara layanan-layanan lainnya sejak awal
diperkenalkan hingga saat ini.
Chaffey (2007, p.10) berhasil
mengidentifikasikan 4 jenis utama website, antara
lain :
1. 
Transactional e-commerce site
Jenis ini merupakan e-retailer yang menyediakan produk–produk dan layanan–
layanan
yang
dapat
dibeli
secara online. Model bisnis utamanya adalah
penjualan produk-produk atau layanan-layanan tersebut. Website ini juga
menyediakan informasi
untuk konsumen
yang lebih memilih
untuk membeli
produk atau layanan secara online.
2. 
Service-oriented relationship building website
Website ini menyediakan informasi untuk merangsang pembelian dan
membangun hubungan dengan konsumen. Produk biasanya tidak tersedia
untuk pembelian online. Informasi yang diberikan melalui website dan e-
newsletter. Model bisnis
utamanya
adalah peningkatan penjualan offline dan
meneliti konsumen potensial.
3. 
Brand-building site
Website ini dibangun untuk meningkatkan brand experience. Produk biasanya
tidak 
tersedia 
untuk 
pembelian 
secaara 
online, 
walaupun 
merchandise
  
20
mungkin
saja
diperjualbelikan
secara online.
Biasanya
dipergunakan
untuk
produk-produk FMCG.
4. 
Portal or media site
Website ini menyediakan informasi mengenai berita dengan berbagai topik
yang
berbeda.
Portal
didefinisikan sebagai
pintu gerbang menuju informasi,
dengan  beberapa  layanan  seperti  mesin 
pencari, 
direktori, 
berita,
perbandingan harga produk, dll. Informasi ini dapat berasal dari website itu
sendiri, maupun dari website lain. Portal memiliki cara yang berbeda dalam
memperoleh keuntungan termasuk penggunaan iklan, komisi penjualan dan
penjualan data pengunjung.
2.5
Desain dan Konten Website
Hal penting dalam menganalisa website adalah apakah konten yang ada dalam
website sudah benar berkualitas tinggi. Kualitas konten sendiri tidak hanya ditentukan
oleh
copy
teks
tapi
juga
melalui
desain.
Untuk
itu
perlu
dipertimbangkan
faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas konten.
Personalised
Relevant
Easy to find
Detailed
Information
Timely
Clear
Up to date
Acurate
  
21
Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Konten
Sementara itu Chaffey (2000, p.227), juga menyarankan bahwa ada tiga aspek
yang penting bagi sebuah website untuk dapat dengan mudah dinavigasikan, yaitu:
1.   Konsistensi
Website
akan     lebih     mudah     dinavigasikan     apabila     pengguna
dipresentasikan dengan antarmuka yang konsisten pada saat menampilkan
berbagai bagian yang berbeda dari website. Contohnya apabila pilihan
menu di bagian support
ada di sebelah kiri layar, maka pilihan menu
tersebut seharusnya juga ada di bagian yang sama
ketika pengguna
berpindah ke bagian berita dari website.
2.   Simplicity
Website
lebih
mudah
dinavigasikan
apabila hanya
ada pilihan
yang
terbatas. Biasanya disarankan hanya ada dua atau tiga level menu yang
diinginkan. Contohnya adalah penempatan pilihan menu utama di sebelah
kiri yang akan membawa pengguna menuju bagian yang berbeda dari
website tersebut, dan penempatan pilihan menu spesifik di sebelah bawah
layar yang akan mereferensikan pada bagian tersebut juga.
3.   Context
Adalah
penggunaan
suatu
pertanda yang
mengindikasikan
kepada
pengguna website mengenai lokasi di dalam website atau dengan kata lain
memastikan bahwa pengguna website tidak
tersesat. Untuk
itu, desainer
  
22
website sebaiknya menggunakan teks
atau warna tertentu untuk
mengindikasikan pada pengguna mengenai bagian mana dari website yang
sedang dimasuki.
Pemikiran  dari  Jeffrey  F.  Rayport  dan  Bernard  J.  Jaworski  dalam  buku
mengenai E-commerce (2001, p.114) mengemukakan bahwa ada tujuh elemen desain
dalam website yang berkaitan dengan antar muka ke pelanggan (Customer Interface).
Context
Layout dan desain website
Content
Text, gambar, suara dan video
yang terkandung dalam sebuah
website
Commerce
Kemampuan website untuk
memungkinkan terjadi transaksi
komersial
Community
Cara dari website web untuk
memungkinkan terjadinya
komunikasi antar pengguna
Connection
Hubungan website dengan
website lainnya
Customization
Kemampuan website untuk
merubah tampilan bagi pengguna
yang berbeda-beda atau
pesonalisasi penggunaan
Communication
Cara website melakukan
komunikasi dari pengguna
website kepada pemilik website
dan sebaliknya
Gambar 2.3 Rincian 7C Framework
  
23
1.   Context. Didefinisikan sebagai desain dan layout website. Terbagi dalam dua
dimensi, yaitu:
a.   Visual
i.  Penjabaran  tiap  bagian.  Bagaimana  website  terorganisir  ke
dalam sub komponen.
ii. Struktur
Penghubungan.
Pendekatan
website
untuk
menghubungkan bagian-bagian alternatif.
iii. Alat-alat  Navigasi.  Memfasilitasi  cara  pengguna  berpindah-
pindah dalam website.
iv. Skema 
warna.  Warna 
yang 
digunakan 
dalam 
keseluruhan
website.
v.
Tema Visual. Membantu
menceritakan
semua
informasi yang
berada dalam website tersebut.
b.   Performa
i.  Kecepatan. Waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan sebuah
halaman dalam layer pengguna.
ii. Reliabilitas. Seberapa sering website tersebut tidak berfungsi.
iii. Usability. Tingkat kemudahan website yang dinavigasikan oleh
pengguna.
  
24
2.   Content.  Konten  adalah  teks,  gambar,  suara,  dan  video  yang  terkandung
dalam sebuah
website.
Konten
merujuk
pada
keseluruhan
informasi
digital
yang terdapat dalam website. Ada empat dimensi dari konten, yaitu:
a.   Bauran Pemasaran, yang terdiri dari Produk, Informasi, dan Layanan.
b.   Bauran  Pendekatan,  yang  dapat  dipisahkan  menjadi  Cognitive dan
Emosional.
c.   Bauran
Multimedia,
yang
terdiri
dari
Teks, Audio,
Video,
Gambar,
dan Grafik.
d.   Tipe Konten, yang dapat dipisahkan menjadi Saat ini dan Referensi
3. 
Community, merupakan cara website memungkinkan terjadinya komunikasi
antar pengguna. Dimensinya terbagi menjadi dua, yaitu:
a.   Interaktif, yang terdiri dari Chat, Instant Messaging, Message Boards,
dan Member-to-Member E-Mail.
b.   Visual,  yang  terdiri  dari  Public Member Web Pages dan  Member
Content
4.   Customization,      adalah      kemampuan      website      untuk      melakukan
perubahan/pembedaan
bagi
masing-masing pengguna atau personalisasi
website tiap pengguna. Dimensinya terbagi dua, yaitu:
a. Personalization,
yang
terdiri
dari
Log-in
Registration,
Cookies,
Personalized E-Mail Accounts, Content and Layout Configuration,
Storage dan Agents.
  
25
b. 
Tailoring,
dapat
dibedakan
menjadi Berdasarkan
perilaku
pengguna
sebelumnya dan Berdasarkan perilaku
pengguna sebelumnya dengan
preferensi yang sama.
5. 
Communication, merupakan cara website memungkinkan komunikasi dari
pihak pengelola website kepada pengguna dan / atau sebaliknya. Dimensinya
terbagi menjadi dua, yaitu:
a.   Broadcast,
yang
terdiri
dari
Mass
Mailings,
FAQs,
E-Mail
Newsletters, Content-Update Reminders, dan Broadcast Events.
b.   Interactive, yang terdiri dari:
i.
E-Commerce   Dialogue Perusahaan  dan  pengguna  saling
menukar email mengenai status pesanan.
ii.  Layanan  Pelanggan.  Perusahaan  dapat  menyediakan  layanan
pelanggan melalui pertukaran e-mail atau dialogue.
iii. Masukan  Pengguna.  Pengguna 
memberikan 
konten  seperti
rating supplier dan feedback terhadap website.
6.   Connection. Seberapa jauh website terhubung dengan website lain.
7.   Commerce.  Kemampuan  website  untuk  mengadakan  transaksi   komersial.
Dimensi dari Commerce antara lain adalah:
a.
Registration. Memungkinkan website untuk menyimpan informasi
mengenai pengguna dan preferensi pengguna.
b.   Shopping Cart, One-Click Shopping.  Memfasilitasi  belanja  online
dengan membuatnya mudah digunakan.
  
26
c.   Security,
Credit-Card 
Approval.
Memungkinkan 
transaksi 
online
dengan
memperbolehkan    pengguna    secara    aman    memberikan
informasi kartu kredit.
d.   Orders Through Affiliates. Website harus mampu melakukan tracking
pemesanan yang datang dari dan kepada pihak afiliasi.
e.  Configuration Technology. Pengguna dapat menguji kompatibilitas
produk, harga, dan produk substitusi secara online.
f.
Order
Tracking,
Delivery
Options.
Saat
pemesanan
telah
dilakukan,
pengguna
dapat
memilih
bagaimana
produk tersebut
dikirimkan
dan
melakukan status dari pengiriman tersebut.
2.6
SWOT
Analisa
SWOT
merupakan
salah
satu
cara untuk melakukan identifikasi
berbagai faktor
secara sistematis untuk
merumuskan
strategi perusahaan untuk tetap
bertahan di pasar. Definisi SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut :
Analisis SWOT menilai sumber daya kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness) perusahaan maupun kondisi eksternal yang berupa kesempatan
(opportunity) dan ancaman (threat), yang diharapkan dapat memberikan informasi
apakah situasi perusahaan secara menyeluruh dalam kondisi sehat atau tidak. Analisa
ini bersifat sederhana tetapi merupakan alat yang efektif untuk mengukur kemampuan
dan
defisiensi
yang
dimiliki
perusahaan,
kesempatan
yang ada di
pasar,
dan
juga
  
27
ancaman dari
luar
terhadap kesejahteraan masa depan perusahaan (Thompson,et.al.,
2005, p.89).
Strength  (kekuatan)
merupakan  suatu  hal 
yang  sangat  baik  dan  sangat
dikuasai perusahaan atau juga sebuah atribut yang dapat meningkatkan daya saing
perusahaan.
Weakness (kelemahan) adalah suatu hal yang menjadi kekurangan dan kurang
baik 
ketika 
dikerjakan 
oleh 
perusahaan 
atau 
sebuah  kondisi 
yang 
tidak
menguntungkan posisi perusahaan di pasar.
Opportunity (kesempatan)
adalah faktor
yang
besar
dan
utama
yang
dipertimbangkan   dalam   membentuk   strategi   perusahaan.   Dalam   mengevaluasi
peluang yang ada dalam pasar, perusahaan harus berhati-hati dari pandangan yang
melihat setiap kesempatan industri sebagai kesempatan perusahaan. Tidak semua
perusahaan memiliki sumber daya
yang
cukup besar agar bisa
sukses dalam setiap
kesempatan yang ada dalam industri (Thompson, et.al., 2005, p.94).
Threat
(ancaman)
adalah
faktor
dari
lingkungan eksternal perusahaan yang
dapat
mengganggu
profitabilitas
dan
kesejahteraan
perusahaan. Tugas perusahaan
adalah mengidentifikasi
ancaman-ancaman
yang
ada
dan
kemudian
mengevaluasi
strategi
dan
tindakan
apa
yang
bisa di ambil
untuk
mengurangi dampak ancaman
tersebut (Thompson, et.al., 2005, p.94).