BAB 2 
DASAR TEORI
2.1.  Business Model Canvas
Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi 
menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai  (Osterwalder  & 
Pigneur,  2010).  Pemahaman  tentang  bisnis  model  yang  sebenarnya 
merupakan  titik  awal  untuk  setiap  diskusi  yang  baik  tentang  sebuah 
inovasi model bisnis. Konsep model  bisnis yang di mengerti  merupakan 
salah satu hal yang  memfasilitasi  sebuah diskusi  dan The  Nine  Building 
Blocks memiliki sembilan elemen, yaitu:
  
          Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010) 
Gambar 2.1 Business Model Canvas
13 
  
14 
2.1.1.  Value Propostion
Salah  satu  dari  sembilan  blok  bisnis  model  adalah  value  propositions 
yang dideskripsikan sebagai kumpulan produk atau jasa yang ditawarkan 
dan  memberikan  nilai  terhadap  target  pelanggan  yang  spesifik 
(Osterwalder & Pigneur, 2010). Value Proposition juga merupakan alasan 
untuk  memecahkan  masalah  dari  pelanggan  dan  memenuhi  kebutuhan 
pelanggan.  Serta  untuk  menciptakan  suatu  nilai  dari  beberapa  elemen 
yang  dibutuhkan  oleh  segmen  konsumen.  Nilai  tersebut  berbentuk 
qualitative  (harga,  kenyamanan  dalam  pelayanan)  ataupun  berbentuk
quantitative.  Dibawah  ini  merupakan  penjelasan  dari  elemen-elemen
tersebut : 
1.  Newness 
  Nilai  yang  menawarkan  suatu  hal  yang  baru  terhadap  konsumen 
yang  pada  sebelumnya  konsumen  tidak  membutuhkannya  dalam 
arti value proposition yang belum pernah dilakukan. 
2.  Performance 
  Adanya  peningkatan  dalam  produk  dan  jasa  untuk  menciptakan 
suatu nilai yang baru dari perusahaan kepada konsumen. Contohnya 
dalam bidang teknologi, seperti  PC yang lebih cepat, lebih banyak 
storage  space  di  dalam disk  untuk  penyimpan  data,  design  grafis
yang  lebih  baik.  Hal  ini  dilakukan  untuk  memenuhi  permintaan 
pelanggan. 
  
15 
3.  Customization 
  Kebutuhan  khusus  atau  lebih  spesifik  dari  produk  atau jasa  untuk 
kebutuhan  konsumen  yang  ber guna  dalam  menciptakan  nilai  bagi 
perusahaan. 
4.  “Getting the job done”  
  Memberikan  dan  menyelesaikan  setiap  pekerjaan  dengan  baik, 
perusahaan dapat dengan mudah untuk menciptakan sebuah nilai. 
5.  Design 
  Design  adalah  elemen  yang  sulit  untuk  diukur.  Ketika  design
tersebut menjadi sangat baik, itu merupakan keunggulan dari suatu 
produk  atau  jasa.  Dari  industri  fashion  dan  elektronik,  design 
menjadi sangat penting dari bagian suatu Value Proposition. 
6.  Brand/status 
  Nilai  diciptakan  ketika  konsumen  menggunakan  suatu  brand 
tertentu. 
7.  Price 
  Salah  satu  cara  untuk  memberikan  kepuasan  terhadap  segmentasi 
konsumen  yang  price-sensitif  adalah  menciptakan  nilai  dengan 
menawarkan harga lebih rendah dibanding dengan pesaing. Karena 
dengan  memberikan  harga  yang  lebih  rendah  memiliki  implikasi 
jangka panjang bagi bisnis model perusahaan. 
  
16 
8.  Cost Reduction 
  Salah  satu  value  proposition  yang  baik  bagi  perusahaan  aalah 
mengurangi  biaya  yang  harus  di  keluarkan  terhadap  konsumen 
ketika mereka akan membeli produk dari perusahaan. 
9.  Risk Reduction 
  Menciptakan  value  proposition  yang  baik  dengan  mengurangi 
resiko yang kemungkinan terjadi ketika konsumen membeli produk 
atau jasa dari perusahaan. 
10.  Accessibility  
  Memberikan  produk  atau  layanan  tersedia  bagi  pelanggan  yang 
sebelumnya  tidak  memiliki  akses  adalah  salah  satu  acara  untuk 
menciptakan  nilai.  Hasilnya  di  dapat  dari  inovasi  bisnis  model, 
teknologi yang baru, atau kombinasi dari keduanya. 
11.  Convenience 
  Value  proposition  yang  diciptakan  oleh  perusahaan  dengan
menciptakan kenyamanan bagi konsumen. 
2.1.2.  Customer Segments
Target  konsumen  berhubungan  dengan  segmentasi,  dimana  segmentasi 
yang  efektif  dapat  menghasilkan  sumber  investasi  yang  lebih  menarik. 
  
17 
Segmen  pelanggan  dari  nine building  block  didefinisikan  sebagai  suatu 
perbedaaan  kelompok  orang  atau  organisasi  yang  menjadi  tujuan  dari 
perusahaan  dalam  memberikan  layanan.  Tanpa  adanya  pelanggan, 
perusahaan  tidak dapat  bertahan  dalam  jangka  waktu  yang  lama.  Untuk 
memberikan  kepuasan  terhadap  pelanggan,  perusahaan  dapat 
mengelompokannya  kedalam  segmen  yang  berbeda  sesuai  dengan 
kebutuhan,  perilaku,  atau  atribut  yang  lainnya.  Perusahaan  harus 
membuat keputusan segmen mana  yang akan dilayani dan segmen mana 
yang akan diabaikan. Ketika keputusan ini telah dibuat oleh perusahaan, 
maka  akan  memudahkan dalam  merancang  sebuah bisnis  model dengan 
pemahaman  yang  kuat  tentang  kebutuhan  pelanggan  yang  spesifik 
(Osterwalder & Pigneur, 2010). 
Customer segments dibedakan dari beberapa tipe dibawah ini :
1.  Mass Market 
  Model  bisnis  yang  berfokus  pada  mass  market  dan  tidak 
membedakan  antara  segmen  pelanggan.  Value  proposition,  saluran 
distribusi,  dan  customer  relationship  berfokus  pada  satu  kelompok 
besar  dari  pelanggan  yang  memiliki  kebutuhan  serta  masalah  yang 
sama. 
   
  
18 
Dalam mass marketing, pemasaran dilakukan secara massal, dimana 
mass  market  tidak  memilih  target  khusus  dalam  upaya  mencapai 
target yang lebih besar. Dalam melayani pasarnya mass market tidak 
begitu  berhasil  karena  satu  program  pemasaran  belum  tentu  bisa 
melayani  pasar  yang  heterogen  dan  pada  akhirnya  diperlukan 
segmentasi  niche  market  dan  individual  market.   (Kottler & Keller, 
2012) 
2.  Niche Market 
  Model  bisnis  yang  menargetkan  niche  market  dengan  kebutuhan 
yang  lebih  spesifik  untuk  segmen  pelanggan  tertentu.  Value 
proposition,  distribution  channels,  dan  customer  relationship
disesuaikan  dengan  kebutuhan  niche  market  tersebut.  Model  bisnis 
seperti  ini  ditemukan  pada  hubungan  supplier  dan  buyer.  Seperti 
contoh sebuah restoran atau café yang memberikan pelayanan khusus 
sesuai dengan apa yang dibutuhkan dari pasar yang menjadi target. 
  Dalam  pemasaran  biasanya  mengidentifikasi  niche  market  dengan 
membagi  segmen  menjadi  sub  segmen. Dalam  hal  ini  juga,  seorang 
niche  marketers  bertujuan  untuk  memahami  kebutuhan  pelanggan
mereka  dengan  baik  sehingga  pelanggan  rela  untuk  membayar 
dengan  harga  premium.  Niche  market  memang  cukup  kecil  tetapi 
  
19 
memiliki  ukuran,  profit,  dan  potensi  pertumbuhan  sehingga 
cenderung tidak menarik banyak pesaing  (Kottler & Keller, 2012).   
3.  Segmented 
  Beberapa  bisnis  model  dapat  membedakan  kebutuhan  serta 
permasalahan  dari  konsumen  dari  dibedakannya  antara  beberapa 
segmen  pasar.  Perusahaan  menerapkan  segmentasi  tambahan  pada 
segmen konsumen yang telah ada.  
4.  Diversified  
  Perusahaan  membut  bisnis  model  pelanggan  yang  terdifersifikasi 
dengan melayani dua segmen pelanggan yang berbeda kebutuhan dan 
permasalahan. 
5.  Multi-sided Platforms 
  Perusahaan  yang  melayani  dua  atau  lebih  segmen  pelanggan  yang 
saling  bergantung.  Seperti  contoh  dalam  proses  pembayaran  di 
restoran  dengan  menggunakan  kartu  kredit.  Dengan  menggunakan 
kartu kr edit dapat memberikan manfaat dimana kartu kredit dijadikan 
sebagai  alat  pembayaran  serta  kemudahan  pagi  pemegang  kartu 
kredit. 
  Segmentasi  juga  diperlukan  untuk  membagi  konsumen  dalam 
beberapa  market segmen,  karena  dalam  sebuah  market  tidak semua 
  
20 
konsumen  memiliki  keinginan  dan  juga  kebutuhan  yang  sama. 
Berikut  adalah  pembagian  market  dengan  menggunakan  deskripsi 
karakteristik seperti  geographic,  demographic, physchographic,  dan 
juga behavioral. (Kotler & Keller, 2012). 
2.1.3.  Channels
Channels dalam nine building  block menjelaskan bagaimana perusahaan
berkomunikasi  dan  bagaimana  mencapai  segmen  pelanggan  untuk 
memberikan  suatu  value  proposition.  Dalam  membangun  hubungan 
anatara perusahaan dan pelanggan diperlukan komunikasi, distribusi, dan 
saluran  penjualan.  Channels  adalah  poin  penting  dari  pelanggan  dalam 
memainkan  peran  penting  dalam  customer  experience    (Osterwalder  & 
Pigneur, 2010).  
2.1.4.  Customer Relationship
Hubungan  dengan  pelanggan  yang menggambarkan  jenis  hubungan dari 
sebuah  perusahaan  dengan  konsumennya.  Dalam  hal  ini  hubungan 
dengan  pelanggan  menunjukkan  bagaimna  perusahaan memasuki pasar, 
mencapai  pasar  yang  dituju,  dan  bagaimana  berinteraksi  atau 
berhubungan  dengan  konsumen.  Hubungan  dengan  pelanggan  perlu 
  
21 
diperhatikan dengan baik agar dapat menciptakan kepercayaan pelanggan 
terhadap produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.  
Kategori customer relationship yang saling berdampingan dibedakan dari 
beberapa segmen konsumen khusus  (Osterwalder & Pigneur, 2010) : 
1.  Personal Assistance 
  Hubungan  yang  didasarkan  pada  interaksi  manusia.  Konsumen 
dapat  berkomunikasi  langsung  dengan  staf  atau  perwakilan  dari 
perusahaan  untuk  mendapatkan  bantuan  selama  proses  penjualan 
atau  setelah  pembelian.  Seperti  contoh  melalui  call  center,  atau 
email.
2.  Self-Service 
  Perusahaan  tidak terlibat  secara langsung dengan konsumen tetapi 
berupaya  dalam  penyediaan  kebutuhan  semua  konsumen  agar 
mereka dapat melakukannya sendiri. 
3.  Automated Services 
  Automated  service  dapat  mengetahui  dan 
mengenali  karakteristik
dari  konsumen  dan  menawarkan  informasi  yang  berhubungan 
dengan  karakteristik  tersebut.  Tipe  dari  hubungan  ini  merupakan 
gabungan  yang  lebih  rumit  dalam  bentuk  customer  self-services 
dengan proses yang automatisasi. 
  
22 
4.  Komunitas 
  Perusahaan  menggunakan  komunitas  untuk  berhubungan  dengan 
konsumen  mereka  dan  untuk  memfasilitasi  hubungan  diantara 
member  dari  komuniti tersebut.  Saat  ini jejaring sosial merupakan 
salah  satu  cara  yang  paling  efektif  dalam  berhubungan  dengan 
pelanggan.  Dengan  adanya  komunitas  perusahaan  dapat 
memberikan  atau  meningkatkan  pelayanan  menjadi  lebih  baik 
terhadap pelanggan. 
5.  Co-creation 
  Dalam  hal  ini,  bisnis  model  menciptakan  forum  diskusi  secara 
online maupun offline (berinteraksi langsung), karena forum diskusi
dapat menjadi tempat  memberikan  informasi serta  menerima  saran 
dari  para  pelanggan.  Sehingga  saran  dan  masukan  bisa  menjadi 
koreksi bagi perusahaan untuk merubah atau mengembangkan value 
proposition.
2.1.5.  Revenue Stream
Revenue  Stream  merupakan  kas  dari  perusahaan  yang  dihasilkan  dari
setiap  segmen  pelanggan.  Beber apa  cara  untuk  meningkatkan  revenue 
stream dalam perusahaan  (Osterwalder & Pigneur, 2010) :
  
23 
1.  Assets Sale 
  Dalam peningkatan revenue stream yang paling banyak didapatkan 
adalah dengan menjual hak kepemilikan dari perusahaan. 
2.  Usage Fee 
  Revenue  stream  ini  dihasilkan  oleh  penggunaan  suatu  layanan
tertentu. Semakin sering layanan tersebut digunakan, maka semakin 
banyak yang akan dibayarkan oleh pelanggan.  
3.  Subscription Fee 
  Revenue  stream  ini  didapatkan  dengan  penjualan  secar a  terus
menerus suatu akses layanan.  
4.  Lending/Renting/Leasing 
  Revenue  stream  ini  dibuat  dengan  memberikan  izin  kepada
pelanggan  dalam  menggunakan  aset  tertentu  dalam  jangka  waktu 
yang telah di tentukan kemudian pelanggan akan membayar  untuk 
aset yang digunakan tersebut. 
5.  Licensing 
  Revenue  stream  ini  dihasilkan  dengan  memberikan  izin  kepada
pelanggan  untuk  menggunakan  aset  yang  dilindungi  oleh  hukum 
dan  pelanggan   membayar dengan biaya  lisensi.  Dengan  licensing 
memungkinkan  pemilik  untuk  menghasilkan  revenue  tanpa  harus 
memproduksi atau mengkomersialkan layanan mereka. 
  
24 
6.  Bookerage Fee 
  Revenue  stream  ini  berasal  dari  intermediasi  jasa  yang  dilakukan
oleh dua pihak atau lebih. 
7.  Advertising 
  Revenue stream ini dihasilkan dari biaya untuk iklan suatu produk,
layanan,  atau  merek.  Setiap  revenue  stream  memiliki  mekanisme 
harga yang berbeda. 
2.1.6.  Key Resources
Key  resources  didalam  building  block  menjelaskan  aset  yang  paling
penting  yang  dibutuhkan  untuk  membuat  sebuah  bisnis  model.  Key 
resources  dapat  memungkinkan  perusahaan  untuk  menciptakan
menawarkan  value  proposition,  reach  markets,  menjaga  hubungan 
dengan  pelanggan,  dan  memperoleh  pendapatan.  Key  resources  dapat 
berbentuk  fisik  seperti  gedung,  kendaraan,  mesin dan sistem,  kemudian 
dapat  berbentuk  keuangan  seperti  uang,  kredit,  atau  saham,  juga 
berbentuk  intelektual  dengan kategorinya  seperti brand,  hak paten, atau 
berbentuk  manusia  yang  memiliki  sumber  daya  yang  berkualitas  untuk 
perusahaan.  Key  resources  dapat  dimiliki  atau  leasing  oleh  perusahaan 
atau diperoleh dari key partners. 
  
25 
2.1.7.  Key Activities
Key  activities  dideskripsikan  sebagai  kegiatan  yang  dilakukan  oleh
perusahaan  untuk  membuat  atau  menjalankan  model  bisnis  agar 
mendapatkan kesuksesan  (Osterwalder & Pigneur, 2010).  
Kategori key activities adalah sebagai berikut : 
1.  Production 
Aktifitas ini berkaitan dengan merancang, membuat, dan menawarkan 
produk dengan jumlah yang besar dan memiliki kualitas yang baik. 
2.  Problem Solving 
Jenis  aktifitas  ini  berhubungan  dengan  memberikan  solusi  baru 
terhadap  masalah  yang  dihadapi  oleh  pelanggan.  Seperti  contoh 
konsultan, rumah sakit dan perusahaan yang menawarkan jasa. 
3.  Platform/Network 
Model  bisnis yang  dirancang  dengan menggunakan  platform sebagai 
key  resource  yang  didominasi  oleh  platform  dan  network  yang
memiliki kaitan dengan key activities. 
  
26 
2.1.8.  Key Partnership
Key  partnership  dideskripsikan  sebagai  jaringan  dari  pemasok  dan
partner  yang membuat  suatu  bisnis  model  itu  berhasil.  Ada  3 motivasi
untuk perusahaan dalam menciptakan kemitraan  (Osterwalder & Pigneur, 
2010): 
1.  Optimization and Economy of Scale 
  Bentuk  yang  paling  dasar  dari  kemitraan  atau  hubungan  antara 
pembeli  dan  pemasok  adalah  mengoptimalkan  alokasi  resources 
dan  activities.  Optimasi  dan  economy  of  scale  dibentuk  untuk 
mengurangi  biaya  serta  melibatkan  outsourcing  dan  pembagian 
infrastruktur. 
2.  Reduction of Risk 
  Kemitraan  dapat  membantu  resiko  dalam  lingkungan  yang 
kompetitif.  Perusahaan  membentuk  suatu  aliansi  strategis  di  satu 
wilayah  dan  berkompetisi  di  wilayah  tersebut  dengan  perusahaan 
yang lain bukanlah hal yang aneh.  
3.  Acquisition of Particular Resources or Activities 
  Pada model bisnis perusahaan, beberapa memiliki sumber daya dan 
melakukan aktifitasnya  telah dijelaskan  pada model bisnis mereka. 
Untuk  memperluas  dan  mengembangkan  kemampuan  mereka, 
  
27 
perusahaan mengandalkan perusahaan lain untuk memberikan atau 
melakukan  sumber  daya  tertentu  dan  aktifitas  tertentu.  Kemitraan 
tersebut  dapat  termotivasi  oleh  kebutuhan  untuk  memperoleh 
pengetahuan, hak lisensi, atau akses ke pelanggan. 
2.1.9.  Cost Structure
Cost  structure  merupakan  penjelasan  semua  biaya  yang  mungkin  akan
terjadi atau yang  akan di keluarkan untuk  jalannya sebuah model bisnis. 
Bagian dari building block ini menjelaskan biaya yang paling besar terjadi 
dalam  oper asional  suatu  model  bisnis.  Menciptakan  dan  memberikan 
nilai,  menjaga  hubungan  dengan  pelanggan,  dan  dalam  peningkatan 
pendapatan,  semuanya  membutuhkan  biaya.  Semua  biaya  ini  dapat 
diketahui  ketika  perusahaan  mengetahui  dan  mengenali  key  resources, 
key activities, dan key partnership  (Osterwalder & Pigneur, 2010).
Struktur biaya bisnis model dibedakan sebagai berikut : 
1.  Cost-Driven 
  Cost-driven  berfokus  pada  meminimalkan  biaya  sebisa  mungkin
yang  bertujuan  untuk  menciptakan  dan  mempertahankan  struktur 
biaya  agar  tetap  ramping  dengan  menggunakan  value  proposition 
termurah, memaksimalkan otomatisasi, dan memiliki  outsourching 
yang luas dan sebanyak mungkin. 
  
28 
2.  Value-Driven 
  Ada  beberapa  perusahaan  yang  kurang  peduli  dengan  implikasi 
biaya dari suatu model bisnis dan mereka berfokus pada penciptaan 
suatu value. Value proposition yang premium dan memiliki tingkat 
layanan  personal  yang  tinggi  merupakan  jenis  value-driven  dari 
suatu model bisnis. 
Struktur biaya dapat dikategorikan sebagai berikut : 
1.  Fixed Cost
  Biaya yang tetap sama terlepas dari berapa pun volume dari barang 
atau jasa yang dihasilkan. 
2.  Variable Cost
  Biaya  yang  memiliki  variasi  secara  proporsional  dengan  volume 
barang atau jasa yang dihasilkan. 
3.  Economies of Scale
Biaya  yang  didapatkan  dari  keuntungan  ketika  output  dari  suatu 
bisnis berkembang atau bertambah. 
4.  Economies of Scope
  Biaya  yang  didapatkan  dari  keuntungan  ketika  suatu  bisnis 
memiliki lingkup operasi yang semakin luas. 
  
29 
2.2.  Industry Overview
Industry  Overview  adalah  salah  satu  bagian  dari  metode  sebuah  bisnis
dimana  gambaran  industry  berfungsi  untuk  menyediakan  informasi 
tentang  bisnis  yang  akan  dijalankan.  Adanya  analisa  tentang  industry 
overview dapat membantu untuk pengambilan keputusan dalam investasi
dan perencanaannya. 
Informasi-informasi  yang  digunakan  untuk  analisa  terdiri  dari beberapa 
aspek, yaitu : 
  Lifestyle 
  Demografi 
  Lingkungan 
  Teknologi 
  Kompetisi 
2.2.1.  Matriks TOWS
Analisis  TOWS  adalah  analisis  yang  mengutamakan  mempelajari  dan 
menginvestigasi peluang  faktor eksternal,  karena  dianggap bersifat  lebih 
dinamis dan bersaing, setelah itu baru menganalisis faktor internal. Proses 
kerja TOWS  juga  mengharuskan manajemen untuk  berpikir kritis  dalam 
operasinya.  Dengan  mengidentifikasi  beberapa  rencana  aksi  yang  dapat 
meningkatkan  posisi  perusahaan,  analisis  TOWS  memungkinkan 
  
30 
manajemen  untuk  memilih  beberapa  strategi  yang  paling  efektif  dan 
memanfaatkan  peluang  yang  tersedia.  Analisis  TOWS  juga  memiliki 
beberapa  tujuan  dalam  pelaksanaannya.  Berikut  ini  adalah  tujuan  dari 
analisis TOWS: 
1.  Untuk  memunculkan  semua  alternatif  yang  mungkin  dijalankan 
berdasarkan  faktor  kunci  internal  dan  eksternal,  bukan  untuk 
menentukan strategi yang terbaik. 
2.  Untuk memaksimalkan peluang yang tersedia 
3.  Untuk  mengantisipasi  segala  bentuk  tantangan  dan  menyediakan 
beberapa solusi 
4.  Untuk memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan 
  
Gambar 2.2 TOWS Matriks (Rowe, Strategic Management)
  
31 
2.2.2.  Produk dan Jasa
Product  dan  service  merupakan  tahap  dimana  berisi  tentang  deskripsi
secara mendalam  tentang produk atau jasa dari bisnis model  ini. Produk 
dan jasa diharapkan memiliki kelebihan, keunikan, dan bagaimana produk 
dan jasa dapat dapat bermanfaat bagi konsumen  (Osterwalder & Pigneur, 
2010). Informasinya berupa : 
  Value added feature 
  Uniqueness of product 
  Contoh produk dan jasa yang akan diberikan 
2.2.3.  Restoran Tematik
Restoran  tematik  merupakan  restoran  yang  memiliki  keunikan  dalam 
memberikan  tema  pada  dekorasi,  nama,  makanan,  atau  kombinasi  dari 
semua  itu.  Pada  abad  pertengahan  banyak  ditemukan  restoran  tematik, 
contoh restoran yang bertemakan hutan dan public figure. Restoran unik 
tersebut  biasanya  terleteak  pada  daerah-daerah  yang  dijadikan  sebagai 
tempat  wisata.  Yang  membedakan  sebuah  restoran  tematik  dengan 
restoran  yang  lainnya  adalah  tema  yang  dihadirkan  dalam  setiap  aspek 
restoran  (Kopi & Resep Kopi, 2013).  
  
32 
2.2.4.  Experential Marketing
Schmitt  (1999)  adalah  pelopor  dalam  membangkitkan  experiential 
marketing.  Dia  menyatakan  bahwa  konsep  pemasaran  dan  bisnis 
traditional  menawarkan  hampir  tidak  ada  petunjuk  untuk  mendapatkan 
keuntungan  dari  munculnya  experiential  economy    (LaSalle  &  Britton, 
2003).  
  
Gambar 2.3 Evolusi Strategi Marketing
Sumber:Kotler 
  Gambar  diatas  menjelaskan  mengenai  tren  saat  ini  marketing  mengarah 
kepada  strategi  experential.  Experential  marketing  pada  dasarnya  berhubungan 
dengan  indera  keenam  yang  dimiliki  manusia  yaitu  bau,  penglihatan,  rasa, 
  
33 
karena  pentingnya  pemasaran  saat  ini  dan  menjadi  lebih  menantang  karena  media 
yang  terfragmentasi,  pintar  dan  konsumen  yang  diungkapkan,  serta  munculnya 
pemikiran konsumen yang “free-thinking”. Experential marketing merupakan sesuatu 
yang lebih dari sekedar pengalaman dimana itu merupakan sebuah cara berpikir baru 
tentang pemasaran. 
2.2.5.  Competitor Analysis
Strategi  competitive  marketing  yang  baik  adalah  ketika  memposisikan 
kekuatan  perusahaan terhadap  kelemahan  dari  kompetitor  atau  memilih 
posisi  yang  tidak  menimbulkan  ancaman  bagi  kompetitor.  Dapat 
dikatakan  sebagai  pengetahuan  tentang  kekuatan  dan  kelemahan  dari 
kompetitor  tentang  kebutuhan  konsumen  atau  kemampuan  dari 
perusahaan itu sendiri. 
Tujuan  utama  dari  analisa  kompetitor adalah  untuk  mengetahui  tentang 
cara  berpikir  dari  kompetitor  sehingga  dapat  merumuskan  strategi 
perusahaan  yang  bertujuan  untuk  memperhitungkan  tindakan  dan 
tanggapan dari kompetitor (Czepiel & Kerin, 2011).  
Kompetisi merupakan bagian yang berisikan informasi tentang kompetisi 
dan  kompetitor  dari  bisnis  yang  akan  dikembangkan.  Aspek-aspeknya 
adalah sebagai berikut : 
pendengaran, sentuhan, dan keseimbangan. Experential marketing akan berkembang 
  
34 
   Produk dan jasa yang diberikan 
  Profil pelanggan 
  Pemasaran produk 
2.2.6.  Prototyping
Prototyping  adalah  ketika  suatu  tim  akan  membuat  prioritas  dengan
mengurangi jumlah ide dari daftar shortlist kemudian menjadikan ide-ide 
yang  lain  sebagai  prioritas  yang  memiliki  potensi  bisnis  model  yang 
inofativ.  Dalam  membuat  sketsa  dan  membahas  setiap  ide  sebagai 
prototipe bisnis model, digunakan model bisnis kanvas. 
2.3.  Marketing (Pemasaran)
2.3.1.  Segmenting, Targeting, Positioning
Dalam  marketing  terdapat  beberapa  faktor  penting  untuk  perusahaan 
dapat  menjalankan suatu  produk  atau jasa.  Perlu diketahui oleh pemasar 
bahwa  dalam  pasar  secara  umum  tidak  semua  konsumen  mempunyai 
kesamaan perilaku  dan  juga  kesamaan  yang  sama,  sehingga pendekatan 
yang  dilakukan  harus  berbeda-beda  agar  tujuan  dari  perusahaan  atau 
usaha  bisnis  dapat  tercapai.  Oleh  karena  itu,  sebuah  proses  pemasaran 
yang tepat sasaran harus diperhatikan.  Proses ini terdiri atas tiga langkah, 
  
35 
yaitu  segmentasi  pasar,  identifikasi  dan  penetapan  target  pasar,  dan 
penempatan posisi produk atau jasa yang diinginkan di dalam pasar. 
Gambar 2.4 STP Proses dari Market Segmentasi
2.3.1.1.  Segmenting 
Segmentasi  juga  diperlukan  untuk  membagi  konsumen  dalam  beberapa 
market segment, Seperti yang  telah disebutkan sebelumnya  dalam suatu 
industri  atau  market  tidak  semua  orang  memiliki  preferensi  yang  sama 
terhadap  suatu  hal.  Berikut  adalah  pembagian  market  dengan 
menggunakan  deskripsi  karakteristik  seperti  geographic,  demographic, 
physchographic, dan juga behavioral. (Kotler & Keller, 2012). 
  
36 
  
Gambar 2.5 Vals Framework
Gambar  di  atas  ialah  framework  vals  yang  terbagi  atas  karakteristik 
konsumen dilihat secara psikografik. 
2.3.1.2.  Targeting
Setelah memetakan pasar, tahap targeting ialah tahapan selanjutnya yang 
dilakukan untuk membidik lebih detail konsumen mana yang ingin dituju.  
  
37 
2.3.1.3.  Positioning
Positioning adalah tahapan dimana perusahaan atau pemasar meniginkan
posisi  produk  kepada  konsumen  setelah  menigidentifikasi  dengan  tepat 
target  market  mana  yang  ingin  dituju.  Positioning  juga  menjelaskan 
secara  langsung  atau  tidak  langsung  keunggulan,  keunikan  produk 
terhadap kompetitor lainnya. 
2.3.2.  Service Maketing Mix
Istilah  service  marketing  mix  merupakan  perkembangan  dari  marketing 
mix  dengan  menyeleksi  beberapa  pengembangan  servis  agar  dapat
mencapai proses yang lebih maksimal.  
Menurut  Kotler  &  Keller,  bahwa “ Bauran  Pemasaran  (Marketing  Mix) 
adalah  seperangkat  alat  pemasaran  yang  digunakan  perusahaan  untuk 
terus-menerus  mencapai  tujuan  pemasarannya  di  pasar  sasaran”. 
Berdasarkan  definisi  tersebut  diatas  bahwa  bauran  pemasaran  adalah 
kombinasi beberapa elemen bauran pemasaran untuk memperoleh pasar, 
pangsa pasar yang lebih besar, posisi bersaing yang kuat dan citra positif 
pada  pelanggan  sehingga  dapat  kita  artikan  bahwa  tujuan  pemasaran 
adalah  untuk  meningkatkan  jumlah  pelanggan,  meningkatkan  hasil 
penjualan,  serta  dapat  memberikan  keuntungan  untuk  perusahaan  dan 
pemangku kepentingan. 
  
38 
  
Gambar 2.6 Marketing Mix
Marketing mix terbagi atas 7 (tujuh) hal, diantaranya sebagai berikut: 
1.  Product
Produk  merupakan  hal  yang  ter penting  di  dalam  sebuah  pemasaran. 
Pemilihan produk dapat dilihat dari kebutuhan konsumen akan sebuah 
produk.  Pentingnya  produk  tidak  lepas  dari  beberapa  bagian  seperti; 
kualitas  produk,  fitur  produk,  desain  atau  gaya,  pemilihan  nama, 
bentuk  kemasan  yang  menarik  atau  unik,  servis  atau  keuntungan 
lainnya  yang  ditawarkan  dari  produk  dan  juga  jaminan  atas  produk 
atau jasa tersebut. Hal tersebut penting karena konsumen memiliki hak 
untuk mendapatkan kualitas produk yang baik.  
  
39 
2.  Price
Harga merupakan  nilai dasar  dalam menjual suatu  produk, dan harga 
juga menjadi tolak ukur bagi konsumen dalam melakukan pembelian. 
Selain  itu  harga  juga  dapat  membentuk  persepsi  konsumen  atas 
kualitas  dari  produk  atau  jasa.  Maka  dari  itu  pemasar  harus  benar- 
benar  dapat  menntukan  harga  dengan  tepat,  karena  dalam  beberapa 
produk atau jasa, harga dapat menjadi suatu faktor yang sangat sensitif 
bagi  konsumen.  Selain  itu har ga juga  dapat  menjadi  bagian menarik 
yang diperhatikan konsumen dalam pembelian (diskon). 
  
Gambar 2.7 Penetapan harga
  
40 
Berdasarkan gambar di atas penetapan harga atas suatu produk dilakukan 
dalam beberapa tahap.  Di antaranya adalah: 
1.  Selecting Pricing  Objective : Tahapan  ini  adalah  tahapan  awal  untuk 
memilih tujuan dari penetapan harga atas produk atau jasa berdasarkan 
tujuan  dari  perusahaan,  kompetitor,  siklus  hidup  suatu  produk  atau 
industri, atau psikologi konsumen.  
2.  Determining  Demand:  Setelah  perusahaan  menetukan  objektif  harga 
yang ingin ditentukan, selanjutnya menentukan permintaan harga yang 
sesuai dengan nilai produk yang ditawakan. 
3.  Estimating the costs: Memperikirakan biaya diperlukan dengan cermat 
untuk  penentuan  penetapan  suatu  harga,  mulai  dari  raw  materials, 
direct materials, dan juga overhead  materials.  Beberapa  hal  tersebut
dilakukan untuk dapat melihat modal awal atas suatu produk. 
4.  Analyzing  Competitor:  Kompetitor  dapat  menjadi  acuan  atau  tolak 
ukur  perusahaan  untuk 
menentukan  nilai  produknya  dibandingkan 
kompetitor lainnya.  
5.  Select  pricing  methods:  pemilihan  metode  penentuan  harga  dibagi 
menjadi 4 (empat) cara, yakni; menaikan harga dari modal awal, target 
return, nilai yang dirasakan, dan juga nilai har ga. 
  
41 
3.  Place 
Distribusi produk merupakan langkah lanjutan setelah produk atau jasa 
telah  ditentunkan.  Pendistribusian  menurut  Kotler  (2000:  96) 
menyatakan  bahwa  “Saluran  distribusi  terdiri  dari  seperangkat 
lembaga  yang  melakukan  segala  kegiatan  (Fungsi)  yang  digunakan 
untuk  menyalurkan  produk  dan  status  pemiliknya  dari  produsen  ke 
konsumen”.  Dari  definisi  diatas  dapat  diartikan  bahwa  saluran 
distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk 
memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke 
konsumen  akhir  atau  pemakai  industri.  Namun  biasanya  proses 
pendistribusian  juga  dilakukan  oleh  pemasar  atau  perusahaan  agar 
produk  dapat  menjangkau  konsumen  yang  terbagi  atas  area  atau 
wilayah. 
4.  Promotion
Promosi  adalah  bagaimana  konsumen  mendapatkan  informasi  yang 
baik  atas  produk  ataupun  jasa  yang  ditawarkan.  Promosi  juga  harus 
dilakukan  semenarik  mungkin  kepada  konsumen  baik  untuk 
awareness  produk  maupun  informasi  promo-promo  untuk  menarik
konsumen  hingga melakukan  pembelian.  Media  promosi  yang  dapat 
dilakuan  oleh  pemasar  dapat  bermacam-macam  seperti  advertising 
  
42 
(Iklan),  direct  selling (Penjualan  langsung)  seperti  bazaar, publicity, 
melalui  bagian  humas  (hubungan  masyarakat)  yang  biasa  dikenal 
dengan  istilah Public  Relations, Displays (flyer, baliho,  spanduk, dan 
lain  sebagainya),  dan  yang  saat  ini  telah  menjadi  tren  ialah  melalui 
credit card (Bank).
5.  People (Sumber Daya Manusia)
People  merupakan  aset  utama  dalam  industri  jasa,  karena  proses
interaksi  antara  kosumen  dengan  produsen  dapat  dimediasi  oleh 
sumber  daya  manusia.  Oleh  karena  itu  Sumber  daya  manusia  yang 
baik  dan  peduli  terhadapan  sikap,  dan  motivasi  dapat  menghasilkan 
keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan.  
6.  Process
Process,  mutu  layanan  jasa  sangat  bergantung  pada  proses
penyampaian  jasa  kepada  konsumen.  Mengingat  bahwa  penggerak 
perusahaan  jasa  adalah  kar yawan  itu  sendiri,  maka  untuk  menjamin 
mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan atau 
usaha bisnis harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang 
terstandarisasi oleh kar yawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan 
loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja. 
  
43 
7.  Physical Evidence
Bukti  fisiki  merupakan elemen terkahir dari  marketing  mix,  Building 
juga  bagian  dari  bukti  fisik,  karakteristik  yang  menjadi  persyaratan 
yang  bernilai  tambah  bagi  konsumen  dalai  perusahaan  jasa  yang 
memiliki  karakter.  Perhatian  terhadap  interior,  perlengkapan 
bangunan,  termasuk  lightning  system,  dan  tata  ruang  yang  lapang 
menjadi  perhatian  penting  dan  dapat  mempengaruhi  mood 
pengunjung.  Bangunan  harus  dapat  menciptakan  suasana  dengan 
memperhatikan  ambience  sehingga  memberikan  pengalaman  kepada 
pengunjung  dan  dapat  membrikan  nilai  tambah  bagi  pengunjung, 
khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan kelas market 
khusus. 
2.4.  Kerangka Konsep
Kerangka  konsep  dalam  suatu  penelitian  dikatakan  sebagai  suatu 
hubungan  antara  suatu  konsep  dengan  konsep  yang  lainnya  yang  di 
dapatkan  dari  masalah  yang  diteliti.  Kerangka  konsep  memiliki  fungsi 
untuk  menjelaskan  tentang  suatu  topik  yang  nantinya  akan  dibahas. 
Kerangka  konseptual  diharapkan  dapat  memberikan  sebuah  gambaran 
dari  variabel-variabel  yang  akan  di  teliti  serta  mengarahkan  asumsi 
tentang  variabel-variabel  tersebut.  Selain  itu  kerangka  konsep  dapat 
  
44 
membantu  peneliti  dengan  memberikan  petunjuk  didalam  merumuskan 
masalah penelitian. 
 
Gambar 2.8 Proses Konseptualisasi
Gambar  diatas  adalah  proses  konseptualisasi,  dimana  konsepsi  disini 
merupakan hasil tangkapan atau gambaran seseorang tentang suatu objek 
atau  ide  terhadap  rangasangan  atau  stimulus  objek  yang  adalah  proses 
mental dalam berpikir secara kreatif. 
2.5.  Blueprint Perusahaan Jasa
Blueprint  dikatakan  sebagai  cara  suatu  proses  dalam  penjabaran  secara
keseluruhan mengenai suatu aspek dimana aspek tersebut dapat perincian 
secara  jelas  mengenai  suatu  pekerjaan,  sehingga  dapat  terlihat  adanya 
suatu  interaksi  yang  dilakukan  terhadap  konsumen  di    dalam  sebuah 
blueprint,  agar  dapat  menetapkan  standard  dari  pelayanan  yang 
didalamnya terdapat bottle-neck (Wirtz et al., 2012). 
  
45 
Blueprint  dibagi 
menjadi  2  bagian  yaitu  front-stage  activity  dan  back-
stage.  Front-stage  merupakan  aktifitas  yang  dilakukan  secara  langsung
dengan melibatkan par a konsumen sedangkan sebagai  pendukung  front-
stage disebut  back-stage. Adapun bagian dari blueprint yang merupakan
proses  yang  memiliki  resiko  disebut  fail  points.  Bagian  yang  lainnya 
adalah  fisik  yang  terlihat  atau  disebut  physical  evidence  dimana 
konsumen  dapat  melihat  secara  langsung  bukti  fisik  yang  digunakan 
konsumen  untuk  melakukan  interaksi  terhadap  karyawan  dan  interaksi 
antara karyawan dengan sistem (Wirtz et al., 2012). 
2.6.  Finansial
2.6.1.  Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengkomunikasikan 
kinerja perusahaan kepada para pemegang  saham  atau pemilik dan juga 
pihak  kreditur.   Dari  laporan keuangan dapat  dilihat  bagaimana kinerja 
keuangan  perusahaan.   Laporan keuangan  berisikan informasi  akuntansi 
tentang aset, kewajiban, pengeluaran, dan pemasukan. 
Informasi  akuntansi ini  disusun  dalam  4  format laporan  keuangan  yang 
berbeda, yaitu : 
  
46 
A. Laporan Laba Rugi 
Laporan  laba  rugi  berisikan  informasi  mengenai  pemasukan  dan 
pengeluaran perusahaan pada suatu periode tertentu.   Pada laporan ini 
disajikan  besaran  pemasukan  yang  didapatkan  oleh  perusahaan  dari 
pengeluaran  yang  digunakan  untuk  memperoleh  keuntungan  atau 
kerugian bersih setelah dikurangi pajak.  
B. Laporan Laba Ditahan dan Ekuitas Pemegang Saham 
Pada laporan  ini  berisikan informasi  tentang proporsional antara  laba 
ditahan  yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan  dan 
keuntungan  atau  deviden  yang  dibagikan  kepada  para  pemegang 
saham. 
C. Laporan Arus Kas 
Laporan  arus  kas  memberikan  informasi  keuangan  mengenai 
penerimaan  dan  pembayaran  kas  dari  bisnis  untuk  jangka  waktu 
tertentu.    Laporan  arus  kas  melaporkan  efek  kas  dari  oper asi 
perusahaan, investasi, dan pendanaan. Selain itu, laporan arus kas juga 
menunjukkan  kenaikan  bersih  atau  penurunan  kas  selama  periode 
tersebut, dan jumlah kas pada akhir periode. 
  
47 
D. Neraca 
Neraca berisikan tentang informasi mengenai aset, hutang, dan ekuitas 
pemegang saham yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan 
pada suatu periode tertentu. 
2.6.2.  Analisa Kelayakan Usaha
Dalam merencanakan sebuah bisnis diperlukan analisa dari sisi keuangan 
untuk mengetahui kelayakan dari bisnis tersebut.  Beberapa metode yang 
biasanya  digunakan  untuk  menganalisa  kelayakan  dari  suatu  rencana 
bisnis adalah sebagai berikut : 
A. Net Present Value (NPV) 
Net  Present Value  (NPV) merupakan  formula yang  digunakan  untuk
menentukan  nilai  sekarang  dari  suatu  proyek  atau  investasi  dengan 
jumlah  diskon  dari  semua  arus  kas  yang  diterima  dari  proyek  atau 
investasi tersebut.    Rumus untuk jumlah diskon  dari  semua arus  kas 
dapat adalah sebagai berikut : 
  
  
48 
  
Dimana : 
NPV  =  Investasi awal 
CF  =  Cash Flow (Arus Kas) 
r  =  Suku Bunga 
N  =  Periode 
Kriteria untuk pengambilan keputusan berdasarkan NPV adalah : 
  NPV > 0 , proyek atau investasi layak untuk dijalankan 
  NPV < 0 , proyek atau investasi tidak layak untuk dijalankan 
B. Internal Rate of Return (IRR) 
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga dimana NPV
dari  semua  arus kas (baik  positif maupun  negatif)  dari suatu  proyek 
atau  investasi  sama  dengan  nol.    Berikut  adalah  rumus  perhitungan 
IRR : 
  
Dimana : 
NPV  =  Investasi awal 
CF  =  Cash Flow (Arus Kas) 
IRR  =  Suku Bunga Internal 
  
49 
N  =  Periode 
IRR biasa digunakan untuk mengevaluasi daya tarik dari suatu proyek 
atau investasi.  Kriteria pengambilan keputusannya adalah : 
  IRR  >  tingkat  suku  bunga  tertinggi  produk perbankan  atau  suku 
bunga  pinjaman,  maka  proyek  atau  investasi  layak  untuk 
dijalankan 
  IRR  <  tingkat  suku  bunga  tertinggi  produk perbankan  atau  suku 
bunga  pinjaman,  maka  proyek  atau  investasi  tidak  layak  untuk 
dijalankan 
C. Payback Period
Payback  period  mer upakan  waktu  yang  dibutuhkan  untuk
mengembalikan seluruh biaya investasi yang telah dikeluarkan dengan 
menggunakan keuntungan bersih yang didapatkan.