BAB II DASAR
TEORI
2.1. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan
Pengelolaan
keuangan
selama
ini
telah diakui sebagai suatu bagian yang
penting bagi keberhasilan
manajemen perusahaan dalam mencapai tujuannya. Selain
itu
manajemen
keuangan
semakin
penting untuk dipelajari karena mempunyai
hubungan erat dengan disiplin ilmu lainnya seperti manajemen pemasaran,
manajemen produksi, akuntansi, manajemen sumber daya manusia.
Hal
ini
sesuai
dengan apa
yang dikemukakan
oleh
Brigham dan
Gapenski
(1997:8):
Thus, there are financial
implication
in virtually all business decisions, and now
financial executives simply must know enough finance to work these implicatians into
their own specialized analysis.
Pengertian atau definisi manajemen keuangan dapat dirumuskan sebagai
fungsi dan tanggung jawab para manajer manajemen keuangan, yaitu antara lain
menyangkut
keputusan
tentang
penanaman
modal, pembiayaan kegiatan usaha dan
pembagian
dividen pada
suatu perusahaan.
Hal
tersebut dikemukakan
oleh
Weston
dan Copeland (1995:5): yaitu:
While the specifics vary among organization, the key finance functions are the
investment, financing and dividend decisions of an organization.
|
9
Sedangkan tujuan perusahaan menurut Weston dan Copeland (1995:5) adalah:
The financial managers goal is to plan for, obtain, and use funds to maximize value
of the organization.
Dari
kutipan di atas dapat dipahami bahwa tujuan dari seorang manajer
keuangan adalah merencanakan, memperoleh dan menggunakan dana untuk
memaksimumkan nilai perusahaan.
Manajemen keuangan adalah meliputi tentang pencapaian atau perolehan,
pembiayaan dan pengelolaan akan kekayaan perusahaan dengan beberapa tujuan
penting.
Pendapat ini dikemukakan oleh Van Horne dan Wachowicz, Jr.(1998:2) yaitu:
Financial management is concerned with the acquisition, financing, and
management of assets with some overall goal in mind. Thus, the decision function of
financial management can be broken down into three major areas : the investment,
financing, and asset management decisions.
Lebih
lanjut
lagi
dikemukakan
oleh Van Horne (1998:3) tentang tujuan
perusahaan adalah:
The objective of a company must be to create value for its shareholders. Value is
represented by the market price of the companys commonstock, which, in turn, is a
function of the firms investment, financing, and dividend decisions.
Tujuan dari perusahaan adalah menciptakan nilai bagi para pemegang saham.
Nilai
di
sini
mewakili
harga pasar dari
pemegang
saham perusahaan,
yang
mana,
dalam perputaran, merupakan fungsi investasi perusahaan, pembiayaan dan
keputusan akan dividen.
|
10
Dari berbagai definisi dan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen
keuangan
memiliki
peranan
penting
dalam suatu
perusahaan
untuk
mencapai
tujuan
perusahaan.
Dalam usaha
mencapai
tujuan
tersebut,
tentulah
diperlukan
sejumlah
dana
atau
modal yang digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan tersebut. Modal terdiri dari dua bentuk dasar yaitu hutang dan modal
sendiri. Komposisi hutang dan modal sendiri terlihat pada sisi sebelah kanan dari
neraca keuangan perusahaan pada struktur modal.
2.2. Pengertian EVA
Seperti yang telah dikemukakan pada Bab I bahwa analisis kinerja perusahaan
dengan metode EVA
masih sedikit dilakukan di Indonesia, sehingga landasan teori
mengenai
EVA
juga
masih
jarang.
Dalam keterbatasan
tersebut
penulis
berhasil
menemukan beberapa definisi mengenai EVA.
Berikut dibawah ini diberikan definisi tentang EVA.
Adapun pengertian EVA menurut Brigham (1995:80) adalah:
What exactly
is EVA?
EVA is
a
way
to measure an operations true profitability.
Recall that the cost of debt capital (interest expense) is deducted when calculating NI,
but no cost is deducted to account for the cost of common equity.
Hal tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Dierks dan Patel (1997:52)
dalam Management Accounting Journal, yaitu:
Economic Value Added, or EVA, is a measure of financial performance that
combines
the familiar
concept
of
residual
income
with
principles of
modern
corporate finance-specifically, that all capital has a cost and that earning more than
the cost of capital crates value for shareholders.
|
11
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian EVA adalah suatu
konsep yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan, yang mengukur nilai
tambah yang dihasilkan perusahaan kepada investor. Model ini berangkat dari konsep
biaya
modal
dan
resiko
yang
dihadapi perusahaan. Makin tinggi tingkat resiko
investasi,
makin
tinggi
pula
imbal
hasil yang
dituntut
investor.
EVA
yang
positif
menandakan
perusahaan
berhasil
menciptakan
nilai
(create
value) bagi
pemilik
perusahaan, ini sejalan dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. (Siddharta
Utama, 1997).
Perhitungan
EVA
secara
sederhana
dipopulerkan
pertama
kali
oleh
Stewart
dan Stern, analis keuangan dari Stern Stewart & Co. of New York City, yang formula
umum EVA dapat dituliskan sebagai berikut (Nuelle, 1996):
Laba bersih setelah
pajak
(Total
modal
yang
diinvestasikan x
Biaya
modal tertimbang)
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Van Horne, 1998:213 yaitu: Basically, EVA
is the residual income a company earns after capital costs are deducted.
Stern Stewart
melakukan beberapa penyesuaian terhadap laba operasi setelah
pajak
yang
disusun
menurut
Standar Akuntansi
Keuangan.
Menurut
mereka
penyesuaian ini dilakukan untuk menghilangkan distorsi yang ditimbulkan oleh
Standar Akuntansi Keuangan. Penyesuaian yang dilakukan adalah dengan
menambahkan
cadangan-cadangan
ekuitas
ekuivalen
(equity equivalent reserves)ke
modal serta menambahkan beban periodik dari cadangan-cadangan tersebut ke laba
operasi setelah pajak. Contoh dari cadangan-cadangan ekuitas ekuivalen adalah
|
![]() 12
cadangan
piutang tak
tertagih,
amortisasi kumulatif dari
goodwill
dan
aktiva tidak
berwujud yang dikapitalisasikan.
Jadi secara spesifik perhitungan EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
EVA = ((NOPAT/Capital) c) X Capital
Di mana:
EVA
= Economic Value Added (nilai perusahaan)
NOPAT = Net Operating Profit after tax
c
= Biaya modal rata-rata tertimbang
Capital = modal
Dengan demikian langkah-langkah untuk menentukan EVA adalah:
Menghitung biaya modal komponen hutang
Menghitung biaya modal komponen saham biasa
Menghitung biaya modal komponen laba ditahan
Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang ( c atau WACC)
Menghitung NOPAT
Menghitung EVA
|
13
1. Manfaat EVA
Menurut Siddharta
Utama
dalam
artikel
Usahawan
No.04
TH
XXVI
April
1997, EVA bermanfaat untuk digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan, yang
dimaksud
fokus
penilaian
kinerja
adalah
pada
penciptaan
nilai (value
creation).
Penilaian
kinerja
dengan
menggunakan
pendekatan EVA menyebabkan perhatian
manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer
akan
berpikir
dan
juga
bertindak
seperti
halnya
pemegang
saham, yaitu
memilih
investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat
biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
2. Kelemahan EVA
Lebih lanjut Siddharta Utama mengatakan bahwa, selain memiliki manfaat
EVA juga memiliki kelemahan, yaitu EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai
pada suatu tahun tertentu.
2.3. Pengertian Struktur Keuangan dan Struktur Modal
Pertama-tama
akan diuraikan terlebih
dahulu
mengenai
pengertian
struktur
keuangan kemudian pengertian struktur modal.
Menurut Weston dan Copeland (1992:565) pengertian struktur keuangan
menunjuk pada cara bagaimana aktiva perusahaan dibiayai. Struktur keuangan
ditunjukkan
oleh
seluruh
sisi
kanan
neraca
yang
meliputi
hutang
jangka
pendek,
hutang jangka panjang dan modal pemegang saham.
|
14
Financial structure refers to the way the firms assets are financed. Financial
structure is represented by the entire right-hand side of the balance sheet. It includes
short-term debt and long-term debt as well as shareholders equity.
Struktur modal atau disebut juga kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan
permanen
yang
meliputi
hutang jangka
panjang,
saham
preferen,
dan
modal
pemegang saham. Dengan demikian struktur modal hanya merupakan bagian dari
struktur keuangannya. Hal ini dikemukakan oleh Weston dan Copeland (1992:565)
sebagai berikut:
Capital
structure
or
the
capitalization
of the firm is the permanent financing
represented
by
long-term
debt,
preferred stock and shareholders equity. Thus, a
firms capital structure is only part of its financial structure.
Pendapat
di
atas
sama
dengan
yang
dikemukakan
oleh
Gitman
(1992:550)
yaitu:
Capital structure is the mix of long-term debt and equity maintained by the firm.
Mengenai unsur modal sendiri, Weston dan Copeland (1992:565) mengatakan
bahwa nilai buku modal sendiri terdiri dari saham biasa, agio saham, dan akumulasi
laba ditahan.
The book value of shareholders equity (E) includes commonstock, paid-in or
capital surplus, and the accumulated amount of retained earnings.
|
15
2.4.
Pengertian Biaya Modal
Pengertian biaya modal (cost of capital) menurut Gitman (1994:400) adalah:
The cost of capital is the rate of return that a firm must earn on its project
investments to maintain its market value and attract needed funds.
Sedangkan
untuk
pengertian
struktur
modal yang optimal adalah struktur
modal yang meminimalkan biaya modal perusahaan dan pada struktur modal tersebut
memaksimumkan nilai perusahaan. Hal ini dikemukakan oleh Van Horne dan
Wachowicz, Jr. (1998:463) sebagai berikut:
The optimal capital structure is the capital structure that minimizes the firms cost
of capital and thereby maximizes the value of the firm.
Konsep
biaya
modal
ini
digunakan
untuk menentukan besarnya biaya yang
secara
riil
harus
ditanggung
oleh
perusahaan guna
memperoleh
dana
dari
suatu
sumber.
Karena dana
yang
digunakan
itu
berasal dari berbagai sumber maka biaya
modal
yang
akan
digunakan
adalah
biaya
modal rata-rata tertimbang dari sumber-
sumber
pendanaan
tersebut.
Dan
seorang
manajer
keuangan
dalam usahanya
memaksimalkan nilai perusahaan harus mampu meminimalkan biaya modal
perusahaan.
Untuk
mengukur
biaya
modal,
maka
biaya
penggunaan
hutang
jangka
panjang, saham biasa, dan laba ditahan
harus dihitung
terlebih dahulu karena biaya
modal
yang
digunakan
adalah
merupakan
rata-rata tertimbang dari berbagai jenis
modal
khususnya
hutang,
saham preferen,
dan modal sendiri. Hal ini dikemukakan
oleh Weston, Besley and Brigham (1996:583) sebagai berikut:
|
16
Weighted Average Cost of Capital (WACC) is a weighted average of the component
cost of debt, prefferred stock and common equity.
1.
Biaya Modal Komponen Hutang
Biaya hutang biasanya diukur dari tingkat bunga yang harus dibayar oleh
kreditur kepada debitur. Pemakaian hutang sebagai bagian dari modal di satu pihak
menguntungkan bagi perusahaan, tetapi bila tidak dipertimbangkan dapat berakibat
fatal.
Menurut
Weston
dan
Copeland
(1992:608) cara menghitung biaya hutang
jangka panjang adalah dilakukan setelah dikurangi pajak, yaitu:
The cost of debt should be on and after-tax basis because interest payments are tax
deductible.Therefore, the cost of debt capital is calculated as follows:
K
dt
= K
d
(1 T)
Di mana :
K
dt
= Biaya hutang setelah pajak
K
d
= Biaya hutang sebelum pajak
T
= Tingkat pajak(pajak rata-rata tertimbang)
2.
Biaya Modal Komponen Saham Biasa
Biaya
penggunaan
dana
yang
berasal
dari
saham biasa
secara
umum
diperlihatkan dari tingkat pengembalian yang diharapkan investor pada modal saham
biasa
perusahaan.
Hal
ini
dikemukakan
oleh
Van
Horne
dan
Wachowicz, Jr.
(1998:387) sebagai berikut:
|
![]() 17
The cost of equity capital is the required rate of return on investment of the common
shareholders of the company.
Berdasarkan
metode
The
dividend
growth
model, yang dikemukakan oleh
Weston dan Copeland (1992:610) biaya penggunaan saham biasa dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Ks =
D1
+ g
P
o
Di mana :
Ks = Biaya saham biasa
D1
= Dividen yang dibayar
P
o
= Harga saham mula-mula
g
= Pertumbuhan dividen
Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dapat dihitung dengan cara:
g = 1 -
D
PS
X
EAT
EAT
Equity
Di mana :
g
= Pertumbuhan dividen
D
ps
= Dividen yang dibayar
EAT
= Laba setelah pajak
Equity = Jumlah modal sendiri
|
![]() 18
3. Biaya Modal Komponen Laba Ditahan
Laba ditahan adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan
sebagai
dividen.
Bagian
keuntungan
yang tidak dibagikan ini dimaksudkan untuk
diinvestasikan kembali guna penambahan aset perusahaan.
Menurut Weston,
Besley dan
Brigham (1996:577) biaya laba ditahan adalah
sebagai berikut:
The cost of retained earnings, Ke, is the rate of return required by stockholders on a
firms commonstock.
Pendapat ini ditegaskan kembali oleh Gitman (1994:413) sebagai berikut:
The cost
of
retained
earnings, Ke,
is
the same as the cost of an equivalent fully
subscribed
issue
of
additional
commonstock, which
is
measured
by
the
cost
of
commonstock equity, Ks.
Jadi biaya
penggunaan
laba ditahan
pada dasarnya
sama
dengan
biaya penggunaan
saham biasa. Biaya penggunaan laba ditahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ke
=
D1
+ g
P
o
Di mana: Ke = Biaya laba ditahan
D1
= Dividen yang dibayar
Po = Harga saham mula-mula
g = Pertumbuhan dividen
|
19
2.5. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
Setelah biaya penggunaan
modal dari masing-masing pembiayaan diketahui,
maka
dapat
dihitung
tingkat
biaya
rata-rata
penggunaan
dari
modal
yang
disebut
biaya modal rata-rata tertimbang (WACC).
Menurut Gitman (1994:415):
The weighted average cost of capital (WACC), Ka, is reflects the expected average
future cost of funds over the long run; determined by weighting the cost of each
specific type of capital by its proportion in the firms capital structure.
Brigham dan Gapenski dalam bukunya mengemukakan rumus mengenai biaya modal
rata-rata tertimbang sebagai berikut:
WACC = Wd.Kd (1-T) + Wps.Kps + Wce (Ks or Ke)
Di mana :
WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd
= Proporsi penggunaan hutang dari keseluruhan
pembiayaan
Kd = Biaya hutang sebelum dipotong pajak
T = Tingkat pajak (tingkat pajak rata-rata tertimbang)
Wps
= Proporsi penggunaan saham preferen dari keseluruhan
pembiayaan
Kps = Biaya saham preferen
Wce
= Proporsi penggunaan saham biasa dari keseluruhan
pembiayaan
|
20
Ks
= Biaya saham biasa
Ke
= Biaya laba ditahan
2.6.
Return saham
Return saham didapat dengan rumus :
(P1 P0)/ P0
dimana :
P0
= harga saham mula mula
P1
= harga saham hari sesudahnya
|