BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Data
Menurut
Parker
(1993)
data
merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal
datum atau data-item,  kenyataan
yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan nyata.
Davenport
(1998)
mendefinisikan
data sebagai penyebar pengetahuan dan
informasi yang artinya bahwa data sebagai sarana yang memungkinkan pengetahuan
dan
informasi
dapat
disimpan
dan
ditransfer. Baik informasi dan pengetahuan
berkomunikasi
melalui
data
dimana
hasil akhir merupakan data yang tersimpan.
Sepotong data hanya akan menjadi informasi atau pengetahuan jika ditafsirkan oleh
penerima. Sebaliknya informasi atau pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat
dikomunikasikan ke orang lain setelah informasi dan pengetahuan tersebut dijadikan
sebagai data.
Menurut
Kadir
(2003)
data
merupakan deskripsi tentang benda, kejadian,
aktivitas dan tidak berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga  data merupakan
bentuk yang masih mentah yang belum dapat  bercerita banyak. Data melalui proses
transformasi akan  menghasilkan informasi.
7
  
8
2.2
Definisi Informasi
Informasi 
adalah 
data 
yang 
telah  diorganisasikan/dikelola  sehingga
mempunyai arti, biasanya berupa pesan (ada pengirim dan penerima),
selain itu dapat
juga berupa  dokumen, audio, video
McFadden, dkk. (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah
diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakan data tersebut. Sedangkan
menurut Davis (1999) informasi adalah data
yang
telah
diolah
menjadi
sebuah
bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat 
bagi 
pengambilan 
keputusan 
saat 
ini  atau 
saat 
mendatang.  Siklus
Informasi atau
siklus
pengolahan data menurut
Grudnitski (1986)
yaitu data
yang
diolah
melalui
suatu
model
menjadi
informasi
yang
digunakan
oleh user
untuk
membuat
suatu keputusan dan
melakukan
tindakan yang berarti menghasilkan suatu
tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan
ditangkap sebagai input diproses kembali melalui suatu model. Siklus informasi ini
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
  
9
Masukan
(data)
Proses
(Model)
Keluaran
(Informasi)
Data
(ditangkap)
Basis
Data
Penerima
Hasil
Tindakan
Tindakan
Keputusan
Gambar 2.1 Siklus Informasi
2.3
Konsep Pengetahuan
Pengetahuan atau knowledge, menurut Probst (1999) adalah keseluruhan dari
pengamatan
dan
keterampilan
yang
digunakan oleh individu untuk memecahkan
permasalahan.
Termasuk di dalamnya adalah teori dan praktek, aturan, dan perintah
untuk  melakukan  sesuatu.  Pengetahuan  didasarkan  pada  data  dan  informasi,  dan
selalu
melekat
pada
orang.
Sedangkan Alter (1992) mendefinisikan pengetahuan
sebagai kapasitas manusia (kemampuan potensial dan aktual) untuk mengambil
tindakan yang tepat pada situasi yang bervariasi dan tak pasti. Sumber dari
pengetahuan adalah
campuran dari pengalaman, nilai, informasi dan wawasan yang
merupakan kerangka untuk memahami pengalaman dan informasi baru, pengetahuan
tercipta dalam dan antar manuasia baik dari individu atau kelompok yang mengetahui
  
10
(knowers).  Gambaran  tentang  hubungan  antar  data, 
informasi  dan  pengetahuan
ditunjukkan pada Gambar 2.2 sebagai berikut:
Akumulasi
Pengetahuan
Pengetahuan
Data
Memformat ,
Memilih,
Meringkas
Informasi
Menerjemahkan,
Memutuskan,
Bertindak
Hasil
Gambar 2.2 Hubungan Antara Data, Informasi dan Pengetahuan ( Alter, 1992)
2.3.1 Jenis-jenis Pengetahuan
Nonaka  dan  Ishiguchi  (2001)  menyampaikan  bahwa  proses  kreasi
pengetahuan berlangsung di dalam dan di antara manusia. Bila data dapat ditemukan
dalam catatan,
informasi dalam pesan,
maka
pengetahuan
diperoleh
dari
individu-
individu atau kelompok-kelompok yang memiliki pengetahuan, atau kadangkala dari
kebiasaan-kebiasan atau rutinitas yang berlaku di organisasi. Sedangkan Steve
Denning (2001) lebih menekankan pada pengolahan pengetahuan terbatinkan (Tacit
Knowledge). Denning lebih menekankan pada penyampaian cerita tentang segala
sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang yang mungkin saja pengalaman itu akan
bermanfaat bagi orang lain. Jadi pendekatan lebih pada sharing pengalaman.
  
11
Menurut Nonaka
dan
Takeuchi
(1995) 
Organisasi
memerlukan ketrampilan
seseorang melalui perubahan sikap dari tacit knowledge ke explicit knowledge yang
memacu inovasi dan mengembangkan produk baru.
Explicit  knowledge  atau  pengetahuan  eksplisit,  dapat  diekspresikan  dalam
kata-kata
dan
angka,
serta
dapat
disampaikan
dalam bentuk
formula
ilmiah,
spesifikasi, manual-manual, dan sebagainya. Pengetahuan jenis ini dapat segera
diteruskan
dari
satu
individu
ke
individu
lain secara formal dan sistematis. Di lain
pihak,
tacit knowledge atau pengetahuan tacit, bersifat sangat personal dan sulit
dirumuskan,
sehingga
membuatnya
sulit untuk dikomunikasikan atau disampaikan
pada orang lain. Perasaan pribadi,
intuisi, bahasa tubuh, pengalaman fisik, petunjuk
praktis (rule-of-thumb) termasuk dalam jenis pengetahuan terbatinkan.
2.4
Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah karakteristik tahapan pemikiran manusia yang
ditimbulkan
oleh
pengertian
dan
pemahaman yang dalam. Seringkali, meski tidak
harus, diikuti oleh pengetahuan yang banyak. Keterkaitan atau bentuk piramid klasik
data, informasi, pengetahuan dan kebijaksanaan dapat dilihat pada Gambar 2.3.
  
12
Gambar 2.3  Bentuk Piramid Klasik Data, Informasi, Pengetahuan dan Kebijaksanaan
2.5
Manajemen Pengetahuan
Menurut Honeycutt (2000), manajemen pengetahuan adalah disiplin yang
memperlakukan modal intelektual sebagai aset yang
dikelola. Manajemen
pengetahuan
bukan
suatu
database
terpusat yang berisi semua informasi yang
diketahui oleh semua karyawan. Hal ini merupakan ide untuk mendapatkan
pengetahuan dari berbagai sumber termasuk database, website, pegawai, mitra bisnis,
atau menggali informasi dimanapun berada.
Menurut  Gartner  Group  Inc.  (1996),  manajemen  pengetahuan  merupakan
suatu
disiplin
yang
mengembangkan
sebuah pendekatan yang terintegrasi untuk
mengindentifikasi, mengelola dan berbagi semua aset informasi dari sebuah
perusahaan. Aset dari
informasi
ini bisa terdiri dari basis data, dokumen, kebijakan
  
13
dan  prosedur  dan  juga  pemikiran  pakar  sebelumnya  yang  tidak  terartikulasi  dan
pengalaman-pengalaman yang diilhami oleh individu pekerja.
Dengan demikian didefinisikan bahwa manajemen pengetahuan merupakan
proses untuk mengambil dan mengumpulkan keahlian kolektif yang dimiliki sebuah
organisasi yang bentuknya dapat berupa database, kertas kerja bahkan keahlian yang
ada di masing-masing anggota organisasi kemudian mendistribusikannya kepada
seluruh
anggota organisasi
guna
memproduksi pengembalian yang lebih besar lagi.
Manajemen Pengetahuan memfokuskan diri pada bagaimana cara sebuah organisasi
mengindentifikasi, mendapatkan, menyebarkan dan mengungkit (leverage)
pengetahuan yang ada.
2.6
Organisasi
Menurut  Parker  &  Case  (1993)  organisasi  merupakan  suatu  entitas  yang
terdiri dari satu atau lebih orang yang mempunyai satu atau lebih tujuan dan berusaha
untuk
mencapai tujuannya
tersebut.
Cara suatu organisasi mengelompokkan secara
formal aktifitas kerjanya disebut struktur organisasi. Empat struktur pokok yang
digunakan biasanya digunakan organisasi untuk membentuk departemen, divisi, dan
subunit lain :
1.   Fungsi
Cara yang paling banyak digunakan untuk membentuk bagian ialah
berdasarkan
fungsi
kerja
misalnya
keuangan, pemasaran, kepegawaian dan
sebagainya.
  
14
2.   Produk
Sejumlah
organisasi,
terutama
organisasi-organisasi
besar
dengan
beragam
lini produk menyusun organisasinya berdasarkan lini produk. Sebagai contoh,
organisasi atau perusahaan perbankan biasanya memiliki bagian yang terpisah
untuk menangani transaksi komersial dan pinjaman perorangan.
3.   Pelanggan
Perusahaan-perusahaan
pada
beberapa jenis industri biasanya merasa lebih
mudah untuk membentuk organisasinya berdasarkan jenis pelanggan. Sebagai
contoh,
perusahaan
di
industri
percetakan umumnya membentuk organisasi
berdasarkan
jenis
buku
anak-anak,
fiksi, dan kategori pelanggan sejenis
lainnya.
4.   Geografi
Membentuk organisasi berdasarkan wilayah geografi atau tempat adalah
metoda
yang
biasa
digunakan
oleh
organisasi yang secara fisik tersebar.
Perusahaan multi nasional biasanya diorganisasikan berdasarkan negara.
Organisasi
dapat
dikelompokkan
pada organisasi profit atau organisasi non
profit. Organisasi profit adalah organisasi yang bertujuan untuk menghasilkan uang.
Banyak organisasi profit yang memiliki tujuan sekunder selain menghasilkan uang,
misalnya
menjadi pemimpin pada
industri yang bersangkutan atau menjadi penyedia
produk dengan kualitas yang lebih baik. Tetapi, yang paling utama bagi organisasi
jenis
ini
adalah
menghasilkan
keuntungan.
Jika tujuan ini tidak tercapai maka
manajemen akan diganti atau organisasi tersebut tidak dapat bertahan.
  
15
Organisasi
non
profit
biasanya
memiliki lebih dari satu tujuan yang
berorientasi
pelayanan,
seperti
membantu orang yang membutuhkan bantuan atau
melindungi lingkungan hidup. Meskipun demikian, mendapatkan keuntungan
bukanlah hal yang utama bagi organisasi jenis ini.
2.7
Kerangka Kerja
2.7.1 Model Nonaka dan Takeuchi (1997)
Alasan
mengapa
perusahaan
di
Jepang sukses adalah karena keahlian dan
pengalamannya
pada
penciptaan pengetahuan organisasi (organizational knowledge
creation). Penciptaan pengetahuan (knowledge creation) ialah mencapai hubungan
sinergi
dalam organisasi
antara
pengetahuan
tacit
dan
explisit
yang
berlangsung
melalui suatu proses sosial dengan cara mengubah pengetahuan
tacit  
menjadi
pengetahuan  explisit.  Ada  empat  model  konversi  pengetahuan  (knowledge
conversion)
yaitu
dari
pengetahuan
tacit
ke pengetahuan tacit melalui proses
sosialisasi, dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit melalui eksternalisasi, dari
pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit melalui kombinasi dan dari
pengetahuan eksplisit  ke pengetahuan tacit  melalui internalisasi.
1.   Sosialisasi adalah suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan tacit dengan
berbagi pengalaman. Magang atau kerja praktek karyawan merupakan upaya
untuk mendapatkan keterampilan melalui pengamatan, menirukan dan
mempraktekan keahlian baru.
  
16
2.   Eksternalisasi merupakan proses mengubah pengetahuan tacit ke pengetahuan
eksplisit dengan memakai konsep metafora, analogi, hipotesis dan model.
Eksternalisasi
pengetahuan
tacit
ialah
inti
aktivitas
penciptaan
pengetahuan
dan sering terlihat selama fase konsep penciptaan pengembangan produk baru.
Eksternalisasi adalah tindakan melalui dialog atau refleksi kolektif.
3.   Kombinasi ialah proses penciptaan pengetahuan eksplisit yaitu perubahan
dan
penggabungan
pengetahuan
eksplisit
oleh individu
individu
melalui
percakapan telepon, pertemuan, memo dan lain-lain. Informasi yang ada dan
database
komputer   
dikelompokkan,   
disusun   
dan    dipilih   
sehingga
menghasilkan pengetahuan eksplisit baru.
4. Internalisasi
ialah
proses
mewujudkan
pengetahuan
eksplisit
menjadi
pengetahuan tacit, keuntungan internalisasi melalui model lain penciptaan
pengetahuan ke dalam basis pengetahuan tacit individu dalam bentuk shared
mental atau dipraktekkan. Internalisasi ialah suatu fasilitas jika pengetahuan
dibuat
secara
menarik
dalam dokumen
atau
menyampaikan
dalam bentuk
cerita, sehingga individu tersebut secara tidak langsung akan mengulang
kembali pengalamannya kepada pengalaman lain. Keempat cara konversi dan
kandungan
dari
pengetahuan,
menurut
Nonaka dan Takeuchi (1997) dapat
dilihat pada Gambar 2.4.
  
17
Gambar 2.4  Spiral Pengetahuan (Nonaka dan Takeuchi, 1977)
2.7.2 Model Probst (1999)
Probst
et
al.
(1999)
melihat manajemen pengetahuan
sebagai
siklus
dinamis
yang berada dalam evolusi permanen. Model Probst et al. (1999)
yang disebut ”The
building blocks of knowledge managementmelibatkan delapan komponen yang
membentuk dua siklus, siklus dalam dan siklus luar. Siklus dalam terbentuk dari blok
bangunan
(building
blocks)
yaitu
identifikasi
(identification), akuisisi (acquisition),
pengembangan
(development), distribusi (distribution), utilisasi (utilization), dan
preservasi/pemeliharaan (preservation) pengetahuan.
1.   Identifikasi adalah proses dimana pengetahuan eksternal
untuk menganalisis
dan menjelaskan lingkungan pengetahuan organisasi diidentifikasi.
  
18
2. 
Akuisisi mengacu pada bentuk keahlian apa yang harus didapatkan oleh
organisasi dari luar organisasinya melalui hubungan dengan pelanggan,
pemasok, pesaing, dan mitra.
3.   Pengembangan
ialah blok bangunan
yang melengkapi akuisisi pengetahuan.
Fokusnya
adalah
pada
pembentukan
keahlian
baru,
produk
baru,
ide
yang
lebih baik dan proses yang lebih efisien. Pengembangan pengetahuan
mencakup pula semua usaha manajemen yang secara
sengaja ditujukan pada
kemampuan memproduksi.
4.   Distribusi ialah proses berbagi 
dan penyebarluasan pengetahuan yang sudah
ada dalam organisasi.
5. 
Utilisasi adalah melakukan aktivitas untuk memastikan bahwa pengetahuan
yang
ada
dalam organisasi
digunakan
secara
produktif
untuk
memperoleh
manfaat darinya.
6.   Preservasi adalah proses yang penyimpanan dilakukan secara selektif terhadap
informasi, dokumen, dan pengalaman yang dibutuhkan oleh manajemen.
Ada dua proses lain pada siklus luar yaitu tujuan pengetahuan (knowledge
goals)
dan
penilaian
pengetahuan
(knowledge assessment), yang merupakan
pengarahan keseluruhan siklus manajemen pengetahuan.
1.   Tujuan Pengetahuan menjelaskan kemampuan apa yang
harus dibangun dan
pada level yang mana.
2. 
Penilaian
pengetahuan
mengakhiri
siklus, menyediakan data penting untuk
pengawasan strategis terhadap manajemen pengetahuan.
  
19
Model dari blok bangunan
manajemen pengetahuan organisasi (building
blocks of organizational knowledge management) dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Knowledge
goals
Feedback
Knowledge
assessment
Knowledge
identification
Knowledge
retention
Knowledge
acquisition
Knowledge
utilization
Knowledge
development
Knowledge
sharing / distribution
Gambar 2.5 Blok Bangunan Manajemen Pengetahuan Organisasi ( Probst, et
all, 1999)
2.8
Strategi Manajemen Pengetahuan
Strategi adalah seni dalam menciptakan nilai. Saat
ini, pengetahuan dianggap
sebagai
sumberdaya
penting
yang
sangat
strategis
dan
pembelajaran adalah
kemampuan penting
yang
sangat
strategis
bagi
organisasi. Setiap
posisi
strategis
dikaitkan dengan sekumpulan kemampuan dan sumberdaya intelektual.
Menurut D. Bhatt (2000), elemen kunci dari konsep manajemen pengetahuan
adalah kebutuhan untuk mengarahkan orang, proses, dan teknologi secara bersamaan
dan
tidak
terfokus pada
salah
satu elemen. Pendekatan spesifik
untuk
manajemen
pengetahuan berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lain dan tidak ada satu
  
20
pendekatan yang sama bagi
semua organisasi. Pakar manajemen pengetahuan sering
memberi  porsi  bagi  teknologi  sebesar  10%  dari  usaha  yang  dibutuhkan,  proses
sebesar 20%, 
dan 70% adalah komponen orang/budaya. Strategi pengetahuan
yang
dilaksanakan
dan
dirancang
dengan
baik
akan memberikan hasil pada pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. Sementara itu, tidak adanya strategi pengetahuan akan
menghambat keberhasilan organisasi. Keterkaitan antar komponen manajemen
pengetahuan  dan 
perkiraan 
porsi 
usaha 
yang  diperlukan 
untuk 
masing-masing
komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6  Komponen dan Sub Elemen Manajemen Pengetahuan ( D.Bhatt, 2000)