BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Information System (IS)
Information System 
(IS)
atau
yang
dikenal
dengan
Sistem
Informasi
(SI) oleh Oetomo (2002,
p11)
didefinisikan
sebagai kumpulan  elemen yang
saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk
mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan
informasi. Dengan kata lain, SI
merupakan kesatuan elemen  -
elemen
yang
saling berinteraksi secara sistematis
dan
teratur
untuk
menciptakan
dan
membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan
melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan.
SI juga mampu mendukung para pengelola dan staf perusahaan untuk
menganalisis   permasalahan,   mengvisualisasikan   ikhtisar 
analisis   melalui
grafik -  grafik dan tabel - tabel, serta memungkinkan terciptanya produk serta
layanan  yang  baru.  SI  yang  baik  tentu  memiliki  sistematika  yang  jelas,
ringkas, dan sederhana. Mulai dari tahap pemasukan data, pengolahan dengan
prosedur yang telah ditentukan, penyajian informasi yang akurat, interpretasi
yang tepat dan distribusinya.
Jika
pada
awalnya
SI
diposisikan
sebagai
alat
bantu
untuk
mengintegrasikan  data  dan  meningkatkan  kualitas  informasi  semata,  maka
kini  SI  elah  menjadi  strategi  bisnis  yang  sangat  hebat.  Penerapan  SI  di
telah  menjadi  strategi  bisnis  yang  sangat  hebat.  Penerapan  SI  di
hampir semua bidang usaha bisnis merupakan salah satu strategi untuk
menjawab tekanan - tekanan yang dialami oleh perusahaan.
Banyak
manfaat yang dapat dipetik oleh perusahaan dengan
membangun SI,
antara lain :
1.   Integrasi data dan informasi.
  
2.   Sistem
pengorganisasian
data
yang
memungkinkan
sistem
bebas
redundansi data.
3.   Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan manajerial.
4.   Meningkatkan kualitas produk dan kecepatan layanan konsumen.
5.   Meningkatkan Citra Perusahaan.
Sedangkan  Kadir  (2003,  p11)  merangkum
berbagai definisi
Sistem
Informasi dari berbagai sumber, yaitu :
Alter  (1992),  Sistem  Informasi  adalah  kombinasi  antara  prosedur
kerja,
informasi,
orang
dan
teknologi
informasi
yang
diorganisasikan
untuk
mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
Bodnar  and  Hopwood  (1993),  Sistem  Informasi  adalah  kumpulan
perangkat
keras
dan
perangkat
lunak
yang
dirancang
untuk
mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
Hall  (2001),  Sistem  Informasi 
adalah 
sebuah  rangkaian  prosedur
formal   dimana   data   dikelompokkan,   diproses   menjadi   informasi   dan
didistribusikan kepada pemakai.
Turban, McLean dan Wetherbe (1999), Sebuah Sistem Informasi
mengumpulkan,
memproses,
menyimpan,
menganalisis dan menyebarkan
informasi untuk tujuan yang sepesifik.
2.2
Executive Information System (EIS)
Menurut Kadir (2003, p120), Sistem Informasi
Eksekutif 
merupakan
sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan
eksekutif
untuk
mengakses informasi eksternal dan internal yang
mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang.
Dalam website wikipedia,
Executive Information System
(EIS) adalah
sebuah  
sistem  
berbasis   komputer  
yang  
bertujuan  
memfasilitasi   dan
  
mendukung
informasi
dan
pengambilan keputusan yang dibutuhkan oleh
eksekutif   senior   dengan   cara   menyediakan   akses   yang   mudah   kepada
informasi, baik internal maupun eksternal yang bertujuan menemukan tujuan
strategis dari sebuah orgainisasi.  EIS sering
dianggap sebagai
bentuk
yang
spesifik dari Decision Support System (DSS).
Penekanan 
utama  dari  EIS  adalah  pada  tampilan  pengguna  yang
menampilkan grafik dan mudah digunakan. EIS menawarkan pelaporan yang
kuat dan kemampuan drill-down.
Secara
umum,
EIS
adalah
DSS
untuk
keseluruhan perusahaan
yang
membantu
eksekutif
kelas
atas
untuk
menganalisis,   membandingkan   dan   memperhatikan   sebuah   trend   pada
variabel yang penting. Sehingga mereka bisa memantau kinerja dan
mengidentifikasi kesempatan dan masalah. EIS tidak dapat dipisahkan dengan
tekno logi data warehousing.
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah EIS jarang
digunakan. Istilah
yang paling sering digunakan untuk mendeskripsikan domain area ini adalah
Business Intelligence.
2.2.1   Sejarah EIS
Secara tradisional, EIS adalah sebuah program berbasis
komputer
yang
didesain
untuk
mainframe. Tujuan utamanya adalah
menyatukan data – data perusahaan dan
menyajikan kinerja penjualan
atau riset pasar secara statistik untuk pengambil keputusan, seperti
direktur  keuangan,  direktur  pemasaran  dan  direktur 
utama, 
yang
kurang mengenal komputer. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
aplikasi   komputer   yang   akan   menyoroti   informasi   yang   dapat
memenuhi  kebutuhan  eksekutif  senior.  Biasanya,  suatu  EIS  hanya
akan
menyediakan
data
yang
dibutuhkan
bagi
level eksekutif
unt uk
mengambil keputusan, dibandingkan untuk kesuluruhan perusahaan.
  
Pada masa kini, aplikasi EIS tidak hanya digunakan pada
komputer  corporate.  Tetapi  juga  diinstall pada  personal computer
(PC) atau
workstation
lain dalam suatu jaringan  Local Area Network
(LAN).
EIS
menggabungkan hardware
komputer
dengan
informasi
yang
terpadu
kedalam
mainframe, PC dan mikrokomputer. Dengan
perusahaan
penyedia
jasa
masa
kini
mengadaptasi enterprise
information system
yang
terbaru,
maka
karyawan
bisa
menggunakan
PC mereka unt uk mendapat akses ke data perusahaan dan memutuskan
data   mana   yang   relevan   untuk   pengambilan   keputusan   mereka.
Susunan ini membuat semua pengguna mampu mengkostumasi akses
mereka kedalam data perusahaan yang tepat dan menyediakan
informasi yang relevan unt uk level mana pun di dalam perusahaan
2.2.2 
Komponen EIS
Secara garis besar, komponen EIS dapat diklasifikasikan dalam
kategori : Hardware, Software, Interface dan Telekomunikasi.
a) 
Hardware
Ketika 
kita 
menyinggung 
masalah 
hardware 
dalam
lingkungan
EIS, kita harus memfokuskan pada hardware yang
memenuhi kebutuhan para eksekutif. Mereka harus menjadi
prioritas   utama,   dan   kebutuhan   mereka   harus   didefinisikan
sebelum pemilihan hardware. Hardware dasar yang dibutuhkan
dalam EIS ada empat komponen, yaitu :
1.   Input data-entry devices.
Alat
ini digunakan
untuk
memasukkan,
melakukan
verifikasi
dan memperbaharui data secara segera.
  
2.   The central processing unit (CPU)
Yaitu sebagai inti dari segalanya, karena CPU ini yang akan
mengendalikan komponen lain dalam sistem.
3.   Data storage files
Para eksekutif bisa menggunakan komponen ini untuk
menyimpan informasi bisnis yang berguna. Dan komponen ini
juga membantu para eksekutif untuk mencari data historis
mengenai informasi bisnis dengan mudah.
4.   Output devices
Yaitu komponen yang menyediakan tampilan visual atau
dokumen tercetak bagi para eksekutif untuk disimpan atau
dibaca. Komponen ini            biasanya    adalah    printer    atau
visual output device lainnya.
Sebagai  tambahan,  dengan  berkembangnya  teknologi  LAN,
kini  tersedia  produk  EIS  untuk  workstation  yang  terhubung
satu sama lain. Sistem ini membutuhkan
sedikit support dan
hardware yang tidak begitu mahal. Sistem ini juga
meningkatkan akses informasi EIS kepada banyak pengguna
dalam satu perusahaan
b)  Software
Untuk
merancang suatu EIS yang efektif, kita harus memilih
software yang tepat. Dengan demikian, software sebagai suatu
komponen dan bagaimana cara mengintegrasikan data kedalam
suatu sistem, sangatlah penting untuk diketahui. Secara mendasar,
software yang dibutuhkan dalam suatu EIS ada empat komponen,
yaitu :
  
1.   Text  Base Software
Software berbentuk teks yang paling umum, dan biasanya
berbentuk dokumen pemrosesan kata.
2.   Database
Database yang baik adalah database yang mudah untuk diakses
oleh para eksekutif, baik data internal maupun eksternal.
3.   Graphics Base
Grafik   bisa   memproses   teks   dan   data   statistik   menjadi
informasi visual bagi para eksekutif.  Tipe
grafik
yang
sering
digunakan adalah : time series charts, scatter diagrams, maps,
motion graphics, seque nce     charts,  dan  comparison-oriented
graphic.
4.   Model Base
Yaitu
model
EIS
yang
memuat
data
statistik, keuangan dan
analisis kuantitatif lain yang dikeluarkan secara rutin.
c) 
Interface
Struktur   EIS   dapat   menyediakan   beberapa   interface,   seperti
laporan
periodik,
tanya
jawab,
menu-driven, command language,
natural   language,   dan   input/output.   EIS   interface   yang   baik
haruslah sesuai dengan kebutuhan dan cara pengambil keputusan
dalam mengambil keputusan. Apabila pengguna eksekutif tidak
merasa
nyaman
dalam
cara penyajiannya, maka EIS tidak akan
dapat dipergunakan
secara
maksimal.
Interface
yang
baik
untuk
  
suatu   EIS   haruslah   sederhana   dan   fleksibel,   serta   memiliki
performa yang konsisten yang dapat merefleksikan dunia para
eksekutif dan memuat informasi yang dapat membantu dan
menampilkan error message.
Sejak
metode
desentralisasi
menjadi
tren
pada
perusahaan –
perusahaan besar dewasa ini, telekomunikasi memiliki peranan
penting  dalam  mempersatukan  Sistem  Informasi.  Proses
pengiriman data dari satu tempat ke te mpat lainnya telah menjadi
suatu  proses  yang  penting  dalam  membangun  sebuah  jaringan
yang bagus. Sebagai tambahan, kombinasi telekomunikasi dengan
EIS dapat mempercepat akses yang dibutuhkan untuk
mendistribusikan data – data yang penting.
2.2.3
Aplikasi EIS
EIS membantu para eksekutif dalam menemukan data sesuai
dengan kriteria yang diinginkan dan menambah nilai dari Informasi itu
sendiri. Tidak seperti Sistem Informasi Manajemen tradisional, EIS
dapat membedakan antara data yang penting dan data yang jarang
digunakan., dan melacak aktivitas penting yang berbeda untuk para
eksekutif, dimana keduanya sangat membantu dalam proses evaluasi
untuk menemukan tujuan perusahaan. Setelah mengetahui
keuntungannya, kini banyak orang yang mulai menerapkan EIS
dibanyak bidang,
terutama
pada
Manufakturing,
Pemasaran
dan
Keuangan.
a) Manufacturing
Pada dasarnya, manufacturing adalah proses pengolahan bahan
mentah menjadi barang jadi untuk dijual, atau proses penengah yang
melibatkan  proses  produksi  atau  penyelesaian  akhir  dari  barang
  
setengah  jadi.  Pengendalian  operasional  Manufacturing  berfokus
pada operasional harian, dan perhatian utama dari proses ini adalah
efektifitas dan efisiensi. Untuk mengendalikan proses manufacturing
dengan
baik,
para
ekseskutif
harus
melakukan
perubahan dalam
proses pengambilan keputusan. EIS dapat menyediakan evaluasi
vendor dan pembeli, evaluasi
material
yang telah dibeli, dan analisis
pembelian. Oleh karena itu, para eksekutif dapat melihat dan
mereview operasi pembelian secara efektif dengan
EIS. Sebagai
tambahan,  karena  perencanaan  produksi  dan  pengendalian
tergantung dari banyaknya data base dan bagaimana cara
mengkomunikasikannya dengan
semua
pusat
manufactur, EIS juga
menyediakan suatu pendekatan untuk memperbaiki perencanaan dan
pengendalian produksi.
b)
Pemasaran
Dalam   sebuah   organisasi,   peranan   para   Marketing
Executive adalah untuk menciptakan masa depan. Tugas utama
mereka adalah mengatur sumber daya pemasaran yang tersedia
untuk membuat masa depan yang lebih efektif. Untuk ini, mereka
harus membuat suatu pertimbangan mengenai risiko dan
ketidakpastian dari sebuah proyek dan akibatnya untuk perusahaan
dalam jangka panjang dan jangka pendek. Untuk membantu
Marketing Executive dalam membuat keputusan marketing yang
efektif, sebuah EIS dapat diterapkan. EIS menyediakan pendekatan
untuk memperkirakan penjualan, dengan cara membandingkan
perkiraan penjualan dengan penjualan sebelumnya. EIS juga
menawarkan suatu pendekatan untuk penentuan harga, yang
ditemukan  dalam  analisis. 
Marketing 
Executive 
dapat
mengevaluasi teknik penetapan harga, agar harga barang dapat
disesuaikan
dengan
kualitasnya.
Secara
singkat,
paket
software
  
EIS memungkinkan Marketing Executive untuk memanipulasi data
dengan cara membaca tren, melakukan audit data penjualan dan
mengkalkulasi
total,
rata-rata, perubahan, perbedaan dan
perbandingan data tersebut. Semua
fungsi
analisis
penjualan tadi
membantu Marketing Executive untuk memebuat keputusan akhir.
c) Keuangan
Melakukan analisis keuangan adalah salah satu langkah
terpenting yang harus dilakukan semua perusahaan. Para eksekutif
memerlukan rasio keuangan dan analisis
arus
kas
untuk
memperkirakan tren dan membuat keputusan investasi modal.
Sebuah EIS dapat mengintegrasikan perencanaan atau
penganggaran, sehingga EIS dapat
membantu
para
Financial
Executive. Pada dasarnya, EIS berfokus pada akuntabilitas dari
kinerja  keuangan  dan  akan 
mengenali  pentingnya  standarisasi
biaya dan penganggaran yang fleksibel dalam rangka
mengembangkan kualitas dari informasi yang disediakan untuk
semua level eksekutif. EIS memungkinkan para eksekutif untuk
lebih 
memfokuskan  ke  rencana 
jangka  panjang, 
yang  berarti
bahwa para eksekutif tersebut tidak hanya bisa mengatur keuangan
pada tahun berjalan, tetapi juga dapat memperkirakan arus kas
dalam
beberapa
tahun
kedepan
sehingga
dapat
digunakan
untuk
pengembangan usaha pada tahun
tahun
berikutnya.
Selain
itu
juga, kombinasi antara EIS dan EDI akan membantu manajer
keuangan untuk mereview struktur keuangan perusahaan, sehingga
metode pembiayaan ya ng terbaik
untuk proyeksi
modal yang telah
disetujui dapat disimpulkan. Sebagai tambahan, EIS adalah sebuah
alat  yang  baik  untuk  membantu  para  eksekutif  untuk  meninjau
rasio keuangan, tren keuangan dan mengenalisa performa
perusahaan dan para pesaing.
  
2.2.4
Kelebihan dan Kekurangan EIS
Kelebihan
-
Memudahkan eksekutif kelas atas untuk mengakses Informasi
-
Menyediakan kesimpulan Informasi
mengenai perusahaan  secara
real time
-
Informasi yang disediakan lebih mudah untuk dimengerti
-
Menyaring data untuk manajemen
-
Memudahkan pencarian Informasi
-
Menawarkan efisiensi untuk pengambil keputusan
Kekurangan
-
Memiliki  fungsi  yang  terbatas,  sehingga  tidak  bisa  melakukan
perhitungan yang rumit
-
Sulit  untuk  mengkuantifisir  keuntungan  dan  memberi  penilaian
dari Implementasi EIS
-
Para eksekutif bisa saja menemukan Informasi yang berlebih
-
Sistem bisa menjadi lamban, karena datanya terlalu besar sehingga
sulit diatur
-
Sulit untuk menjaga data sekarang
-
Bisa mengakibatkan data menjadi kurang handal dan tidak aman
-
Untuk
perusahaan
kecil,
mungkin
akan
merasakan
bahwa
biaya
Implementasi EIS adalah
mahal
2.2.5 Tren EIS di Masa Depan
Masa 
depan   dari   EIS,   tidak   hanya   dibatasi   oleh   sistem
komputer mainframe. Tren ini membuat para eksekutif tidak perlu lagi
mempelajari 
sistem  operasional  komputer  yang  berbeda,  sehingga
  
akan menurunkan biaya implementasi dari perusahaan, dikarenakan
apabila ingin menggunakan aplikasi software yang sudah tersedia,
maka  para  eksekutif  harus 
mempelajari  bahasa  khusus  EIS.  EIS
dimasa  depan  tidak  hanya  menyediakan  informasi  untuk  eksekuif
kelas  atas,  tapi  juga  untuk  eksekutif  kelas  menengah.  EIS  dimasa
depan  akan  dipilah  berdasarkan  aplikasi  dan 
teknologi 
yang  ada
didalam sistem, seperti intelijensia semu, karakteristik
multimedia
terpadu dan  untuk EIS
2.3
Metode Perancangan Sistem
Menurut Oetomo (2002, p147) Untuk
membangun suatu system
yang
kompleks
secara
sistematis
dan
terintegrasi,
dibutuhkan
metode
metode
pembangunan sistem agar dapat menuntun pembuat untuk menghasilkan suatu
sistem yang standar.
Ada tiga macam metode yang dapat digunakan untuk membangun SI :
2.3.1
Metode Prototype
Metode ini memberikan ide bagi analis sistem atau pemrogram
untuk  menyajikan  gambaran  yang  lengkap.  Dengan  demikian,
pemesan sistem akan dapat melihat pemodelan dari sistem itu baik dari
sis i tampilan
maupun teknik procedural
yang akan dibangun. Metode
ini cocok untuk pembangunan sistem skala kecil, karena kurang
rincinya tahapan yang dilalui dan kurangnya proses dokumentasi.
Metode ini juga sangat cocok untuk digunakan dalam pembangunan SI
yang
inovatif,
berdasarkan
perspektif
pemakai dan
tuntutan
waktu
penyelesaian yang cepat.
  
Metode  Prototype  ini  memiliki  dua  jenis  metode  prototype
yang dikembangkan oleh para ahli. Metode pertama lebih singkat dan
kurang rinci dibandingkan metode kedua.
Metode 
prototype 
yang  pertama, 
mempunyai 
langkah  –   langkah
meliputi :
1.
Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
2.
Mengembangkan prototype.
3.
Menentukan prototype.
4.
Penggunaan prototype.
Metode prototype yang kedua, langkah – langkahnya sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
2.
Mengembangkan prototype.
3.
Menentukan prototype.
4.
Mengadakan sistem operasional.
5.
Menguji sistem operasional.
6.
Menentukan sistem operasional.
7.
Implementasi sistem.
Adapun keunggulan dalam menggunakan metode ini adalah :
1.
Pengembang    sistem   dapat    berkomunikasi    aktif    dengan
pemakai, khususnya dalam hal persamaan persepsi terhadap
pemodelan sistem yang akan menjadi dasar pengembangan
sistem operasionalnya.
2.
Pemesan atau pemakai ikut terlibat secara aktif dan partisipasi
dalam
menentukan
model
sistem dan sistem operasionalnya.
Dengan kata lain, metode ini akan menghasilkan sistem dengan
perspektif pemakai.
  
3.
Penggunaan 
metode 
ini 
meningkatkan 
kepuasan  dari  sisi
pemesan karena sesuai dengan keinginan dan harapannya dapat
terimplementasi
dengan
baik,
sementara
biaya
pengembangan
sistem menjadi lebih hemat.
Selain keunggulan, metode ini juga mempunyai kekurangan, seperti :
1.
Kurangnya dokumentasi secara rinci dalam setiap tahapan akan
mengakibatkan 
deteksi 
dan 
kontrol 
tiap 
langkah 
menjadi
kurang
cermat,
sehingga
bila
terjadi
kesalahan,
akan
cukup
sulit untuk memperbaikinya. Di samping itu, jika sistem yang
berhasil dibangun itu akan dikembangkan lagi, bisa jadi akan
mengalami kesulitan karena ide
ide
yang
dihasilkan
lebih
bersifat insidensial.
2.
Pemesan dapat
mengembangkan
ide dan
gagasannya di tengah
perjalanan pembangunan sistem sehingga kadang –
kadang
menjadi sangat luas dan sulit untuk diimplementasikan.
2.3.2
Metode Daur Hidup
Metode ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu : tahap
perencanaan, analisis, perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan,
dan pemeliharaan.  Sementara
itu,
dalam
setiap
tahapan
dilakukan
proses pendokumentasian atas segala yang telah dilakukan atau
disepakati dalam setiap tahap tersebut.
  
Metode Daur Hidup ini terbagi beberapa tahapan :
1.   Tahap Perencanaan
Tahap Perencanaan adalah tahap awal untuk membangun suatu
sistem. Pada tahap ini pembuat sistem mencoba memahami
permasalahan yang muncul dan mendefinisikannya secara rinci,
kemudian menentukan tujuan pembuatan sistem dan
mengidentifikasikan
kendala  –
kendalanya.
Hasilnya
dituangkan
dalam proposal proyek yang memuat tentang TI yang akan
digunakan dan prioritas  –
prioritas
SI.
Perencanaan
SI
meliputi
seluruh  aspek  aliran  informasi  dalam  organisasi. 
Tanpa
perencanaan 
yang  baik, 
sistem 
yang 
dibangun 
menjadi 
tidak
optimal atau bahkan tidak dapat digunakan.
2.   Tahap Analisis
Pada  tahap  ini,  tim  pembuat  sistem  akan  menganalisis
permasalahan  secara  lebih 
mendalam  dengan 
menyusun  suatu
studi
kelayakan.
Tahap
ini
harus
dilakukan
seobyektif mungkin,
agar hasilnya baik. Karena kegagalan dalam melakukan studi
kelayakan  dapat  mengakibatkan  pada  kegagalan  total
pembangunan SI, maka tahap
ini harus dilakukan secara hati
-
hati
oleh orang-
orang
yang
telah
berpengalaman.
Bila
ada
ketidaklayakan dari hasil analisis tersebut, maka perlu dilakukan
penelitian penyebab ketidaklayakan. Kemudian dilakukan
pertimbangan secara cermat, dari tahap ini akan menghasilkan
rekomendasi, yang menentukan sistem layak dibangun atau tidak.
Jika 
rekomendasi 
menunjukkan  bahwa  sistem  layak  untuk
dibangun
maka
sebaiknya
diikuti
juga
dengan
usulan –
usulan
perancangannya termasuk perkiraan biaya yang dibutuhkan.
  
3.   Tahap Perancangan
Tahap  ini, 
tim  pembuat  sistem  dapat 
membuat  rancangan  SI
terlebih
dahulu.
Tim
pembuat
sistem juga harus memperhatikan
kebutuhan perusahaan, kebutuhan operator, kebutuhan pemakai,
kebutuhan teknis. Proses perancangan diperlukan untuk
menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan
adanya rancangan yang tepat akan menghasilkan sis tem yang stabil
dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Perancangan yang
kurang baik akan mengakibatkan sistem yang dibangun harus
dirombak total atau sistem yang dibangun akan sangat berlebihan
dari kebutuhan yang diperlukan. Tahap perancangan disebut juga
tahap  pemecahan  masalah,  yaitu  dengan  menyusun  suatu
algoritma, alur sistem, masukan, prosedur proses, keluaran dan
database.
4.   Tahap Penerapan
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan
rancangan
yang
telah
disusun
agar
dapat
diwujudkan. Proses
implementasi untuk prosedur dalam teknologi komputer akan
menggunakan  bahasa  komputer.  Untuk  proses  yang  terdapat  di
luar sistem computer, disusunlah konvensi atau perjanjian / tata
tertib
agar
setiap
orang
yang
terlibat
dapat
mengikuti
alur
yang
tela h   ditetapkan.   Realisasi   sistem   pada   tahap   penerapan   ini
ditempuh dengan beberapa metode, antara lain penggunaan paket
aplikasi, pengembangan oleh staf sendiri (insourcing) dan
pengembangan yang dilakukan dengan kerjasama dari pihak luar
seperti konsultan atau software house (outsourcing).
  
5.   Tahap Evaluasi
Pada  tahap 
ini,  dilakukan 
uji  coba  sistem 
yang 
telah  selesai
disusun. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa
sistem
tersebut
sudah
benar,
sesuai
karakteristik
yang
ditetapkan
dan tidak ada kesalahan – kesalahan yang terkandung di dalamnya.
Proses uji coba dapat dilakukan secara bertahap. Pada tahap
pertama, pengujian dilakukan dengan mengecek alur sistem secara
keseluruhan, untuk menentukan kesesuaian harapan atau tidak.
Tahap
kedua,
dilakukan pengecekan
dengan
sampel
data
dan
dilakukan penelusuran, untuk melihat prosedur yang digunakan
untuk  mengolah  data  menjadi  informasi  sudah  benar  dan
beroperasi sesuai dengan logika sistem yang tepat. Tahap ketiga,
dilakukan  pengecekan  dengan  melibatkan  data 
yang
sesungguhnya. Disamping itu, evaluasi juga harus dilakukan
terhadap perangkat keras yang digunakan.
6.   Tahap Penggunaan dan Pemeliharaan
Tahap ini adalah tahap paling akhir dari suatu pembangunan SI.
Pada tahap
ini, sistem
yang telah diuji coba dan dinyatakan
lolos
dapat mulai digunakan untuk menangani prosedur bisnis yang
sesungguhnya. Selama sistem digunakan, tim teknis harus
memperhatikan 
masalah 
pemeliharaan  sistem. 
Hal 
ini  penting
untuk   memelihara   keutuhan   data   dan   informasi   yang   telah
dihimpun
di
dalamnya.
Pemeliharaan sistem secara rutin dapat
meliputi 
penataan 
ulang  database, 
mem-backup 
dan  scanning
virus. Sementara itu, pemeliharaan juga termasuk melakukan
penyesuaian  –  penyesuaian  untuk  menjaga  kecanggihan  sistem
atau
perbaikan
atas
kesalahan
kesalahan
yang
mungkin
terjadi
dan belum diketahui sebelumnya.
  
2.3.3
Metode Spiral
Metode ini dikembangkan sebagai gabungan dari metode
Prototype dan Daur Hidup. Metode ini dirancang secara evolusioner
dengan 
tahapan 
yang  jelas, 
tetapi 
juga 
terbuka 
bagi 
partisipasi
pemesan  untuk  ikut  serta  guna  menentukan  pemodelan  dari  sistem
yang dirancang tersebut. Metode ini membutuhkan biaya yang mahal
dan sangat lambat karena setiap tahapan yang dilalui harus
mengikutsertakan
partisipasi
pemesan.
Penggunaan
metode
ini
akan
membutuhkan perhatian yang sangat besar dari para ahli untuk
merespon evaluasi dari pemesan sistem. Bisa jadi permintaan pemesan
akan
melebar
dan meluas, sehingga tidak semua permintaan dapat
diakomodasikan.  Perancang  sistem  akan  mengalami  kesulitan
besar
jika pemesan berubah – ubah keinginannya.
Secara umum Metode Spiral digambarkan dalam bentuk
kuadran,  yang  memiliki  fungsi  masing  –  masing  kuadran  sebagai
berikut :
Kuadran 1 : Perencanaan
Pada kuadran ini, kegiatan
yang dilakukan adalah
menentukan
tujuan,
sasaran, alternatif - alternatif dan batasan - batasan sistem
Kuadran 2 : Analisis Risiko
Pada  kuadran  ini,  dilakukan  analisis  terhadap  alternatif
alternatif
yang
ada
dan
mengidentifikasikan
risiko -
risiko
yang
ada
dan
mengidentifikasi risiko-risiko yang akan terjadi.
Kuadran 3 : Teknis
Pada kuadran ini, dilakukan pembangunan sistem secara teknis dan
bertahap.
  
Kuadran 4 : Evaluasi Pemesan
Pada kuadaran ini, dilakukan penilaian terhadap hasil pembangunan
sistem
tersebut oleh pemesan, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya.
2.4 Fabrikasi
Menurut
website Wikipedia,
dalam
dunia
perindustrian,
istilah
Fabrikasi dapat digunakan untuk pembangunan mesin dan penyusunan struktur
yang terdiri dari pemotongan, pembentukan dan perakitan komponen yang terbuat
dari bahan mentah.
Bengkel
fabrikasi
besi
dan
bengkel
mesin
biasanya
memiliki
kapabilitas yang saling berhubungan. Perbedaan fungsinya adalah, bengkel
fabrikasi   berkonsentrasi   unt uk   menyiapkan   bahan   logam,   pengelasan,   dan
perakitan berbagai macam aspek, sedangkan bengkel mesin lebih berkonsentrasi
pada bagian yang berhubungan dengan mesin.
Salah satu jenis fabrikasi adalah fabrikasi metal. Fabrikasi pada dunia
industri diaplikasikan
pada
pembuatan
mesin
dan
struktur
dengan
melakukan
pemotongan,
pembentukan dan
penggabungan
berbagai
komponen yang
dimulai
dari
bahan
me ntah. Dalam proses  engineering,
fabrikator biasanya
mempunyai
ahli dalam 
atau
mengontrak
ahli dalam
proses
desain
ya ng
kemudian diajukan
kepada
konsumen 
untuk
selanjutnya
mendapatkan
persetujuan
konsumen
agar
bisa segera di produksi.
Material yang biasanya digunakan oleh fabrikator seperti
plate metal, formed and expanded metal, sectional metal, welding wire.
Ada beberapa tahapan yang dilalui dalam proses fabrikasi, antara lain
perencanaan,
penentuan
material
yang akan
digunakan,
pemotongan
dan
pembentukan, dan  penyatuan berbagai macam komponen.