BAB II LANDASAN
TEORI
2.1 
Manajemen Sumberdaya
Manusia
2.1.1 Pengertian
Menurut
Milkovich
& Boudreau
(1997,
p2)
Manajemen
Sumberdaya 
Manusia 
adalah  suatu  rangkaian 
keputusan 
terintegrasi
yang   membentuk   hubungan  
ketenagakerjaan  
yang   mana   kualitas
mereka
secara
langsung
memberikan
kontribusi
kepada
organisasi
dan
karyawan
untuk
mencapai
tujuan
mereka.
Sementara
Werther
&
Davis
(1996,
p8)
mengatakan
bahwa tujuan
dari  
Manajemen
Sumberdaya
Manusia   adalah   untuk  
meningkatkan   produktifitas   dari   karyawan
terhadap
orga
nisasi dalam
hal
strategis,
etis
dan
tanggung
jawab
sosial.
Dari  
pendapat- pendapat  
diatas 
maka 
penulis 
dapat 
menarik 
suatu
kes impulan 
bahwa 
Manajemen 
Sumberdaya 
Manusia 
adalah 
untuk
menghasilkan
kontribusi
dari karyawan
terhadap
perusahaan
atau
organisasi tempatnya
bekerja.
Manajemen
Sumber
daya
Manusia
dapat
berbeda- beda
dari
satu
organisasi
terhadap
organisasi
lainnya,
tetapi secara
umum
mereka
memiliki
suatu
kesamaan
dalam proses Manajemen
Sumberdaya
Manusia.
Menurut Milkovich  &
Boudreau
(1997,
p16)
kegiatan dalam
Manajemen
Sumber daya Manusia
adalah sebagai berikut:
6
  
7
Staffing Kegiata in mencaku prose rekrutmen dan  pemilihan
karyawan.
Development. Kegiatan ini mencakup peningkatan keahlian karyawan.
Compensation. Kegiatan
ini 
merupakan  kegiatan  pembayaran  kepada
karyawan berupa gaji, bonus, insentif dan lain-lain.
Employee/ Union  Relations. Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
membangun
hubungan baik antara karyawan dengan pihak manajemen.
Menurut Prof. Dr. S.P. Siagian mengemukakan bahwa fungsi Manajemen
Sumberdaya Manusia meliputi :
Perencanaan SDM.
Analisis dan Rancang Bangun Pekerjaan.
Rekrutmen Tenaga Kerja.
Seleksi Karyawan.
Pengembangan SDM.
Perencanaan Karier.
Penilaian Prestasi Kerja.
Sistem Imbalan.
Pemeliharaan Hubungan dengan Karyawan.
Pemeliharaan Hubungan Industrial.
Audit kepegawaian.
  
8
2.2
Model Kompetensi
2.2.1 Pengertian
Menurut Alain Mitrani, Murray Dalziel & David Fitt dalam bukunya yang
berjudul
Competency Based Human Resource Management”,
kata
kompetensi
berarti sebuah karakteristik individu yang biasanya berkaitan dengan kinerja kerja
yang
efektif
dan
baik. Maka
dari
itu
dapat
dikatakan
bahwa
kompetensi dapat
membedakan individu yang hebat dengan yang rata-rata.
Menurut
Lyle
M.
Spencer,
Jr
dan
Signe
M.
Spencer
di
dalam
bukunya
yang  berjudul 
Competence At Work ”,  kompetensi  diartikan  sebagai  sebuah
karakteristik  dasar  dari  seorang  individu  yang  berhubungan  dengan  referensi
kriteria kerja yang efektif dan superior / unggul pada suatu pekerjaan atau situasi.
Sedangkan menurut Mark Lancaster di dalam websitenya
adalah  sebuah  perilaku  atau  kumpulan  dari  perilaku-perilaku 
yang
menggambarkan kinerja yang unggul di dalam suatu lingkup pekerjaan tertentu.
Sedangkan model kompetensi itu sendiri adalah sekumpulan dari faktor-faktor
kesuksesan yang
berisi
perilaku-perilaku
kunci
yang
dibutuhkan
untuk
menampilkan suatu kinerja yang unggul di suatu lingkup pekerjaan tertentu.
Dari banyak definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah
pengetahuan,  keahlian  dan  karakteristik  pribadi  yang
dapat
diteliti
dan
diukur
yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan suatu kinerja kerja yang efektif dan
unggul 
di  suatu 
lingkup 
pekerjaan  tertentu. 
Lalu 
model  kompetensi 
dapat
diartikan sebagai sekumpulan kompetensi yang berisi perilaku-perilaku kunci dari
  
9
suatu 
lingkup  pekerjaan 
tertentu 
yang  dibutuhkan 
untuk  menciptakan 
suatu
standar
agar
dapat
digunakan
dalam
banyak
hal
yang
berkaitan
dengan
sumber
daya
manusia
sehingga
dapat
menghasilkan
individu-individu
yang
memberikan
suatu kinerja kerja yang unggul.
2.2.2 Manfaat Model Kompetensi
Mark   Lancaster   (2001)   menyimpulkan   bahwa   manfaat   dari   model
kompetensi yaitu :
-
Bagi Perusahaan
Membantu   dalam   hal   penyampaian   visi,   misi   dan   strategi
perusahaan kepada seluruh karyawan dari perusahaan tersebut.
Menyediakan
data
bagi
pengembangan
perusahaan
di
masa
depan
khususnya dalam Manajemen Sumberdaya Manusia.
Memberikan  suatu  standar  organisasi  secara  keseluruhan  bagi
semua 
pekerjaan 
tugas 
yang 
ada ,  sehingga 
memungkinkan
karyawan dapat berpindah antar bagian.
-
Bagi Para Manajer
Menyediakan
suatu
dasar
yang
jelas
untuk
berdiskusi
khususnya
mengenai kinerja, pengembangan dan masalah yang berkaitan
dengan karir para karyawan.
Menyediakan suatu standar penilaian kinerja yang lebih obyektif.
-
Bagi Karyawan
Mengidentifikasikan
kriteria
yang
dibutuhkan untuk
dapat
berhasil
dalam tugasnya.
  
10
Membantu 
dalam 
penilaian 
yang 
lebih 
spesifik 
dan 
obyektif
mengenai
kelebihan
dan
kekurangan
serta
menentukan program
pengembangan yang baik untuk karyawan.
Menyediakan
suatu alat bantu
da n
metode
untuk pengembangan
keahlian karyawan.
2.2.3 Penggunaan Model Kompetensi
Pada umumnya Model Kompetensi banyak digunakan oleh  divisi SDM,
Model Kompetensi dapat digunakan dalam beberapa fungsi SDM yaitu:
Performance 
Management
adalah  sebuah
/  sekumpulan proses
dalam membangun suatu pengertian bersama mengenai pencapaian
kinerja dan cara
mengatur orang, sehingga mencapai suatu kinerja
yang baik dan unggul.  (Mitrani, Alain, 1996, p96)
Leadership
Development
adalah suatu program
yang digunakan
oleh organisasi
dalam
memberikan
suatu
pelatihan
dan
pengembangan kepada para pemimpin organisasi, sehingga mereka
tidak
memiliki
kelemahan /
kekurangan
dalam
menjalankan
tugasnya memimpin suatu organisasi.
Succession  Planning  adalah sebuah proses yang dibuat untuk
memastikan kinerja organisasi agar tetap
terjaga, meskipun terjadi
pergantian  kepemimpinan  dengan  menyiapkan  calon  pengganti
yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang penerus.
  
11
Grading  /  Job  Evaluation  adalah penilaian kinerja
karyawan
terhadap
tujuan
perusahaan dalam rangka menentukan besarnya
penghargaan, berupa reward / kenaikan gaji / promosi.
Training 
&  Career 
Development 
dibuat 
dengan 
tujuan 
agar
karyawan dapat memiliki kemampuan dalam melaksanakan
tugasnya 
dengan 
baik,  sehingga  akan 
mempengaruhi  karirnya
dalam organisasi.
Compensation System adalah suatu sistem yang dirancang dengan
tujuan untuk melaksanakan semua tugas dengan baik.
Recruitment   &   Staffing   yan berbasi kompetens biasanya
difokuskan pada metode pemilihan sebagian kandidat kuat dari
sebagian besar pelamar secara cepat dan efisien. Tujuan tersebut
dapat
dicapai  
dengan  
mengimplementasikan  
sistem  
seleksi
berbasis
kompetensi.   
Sistem   
ini   
memudahkan   
pencarian
karakteristik dalam proses penyeleksian. Maka dapat disimpulkan
dengan
model kompe tensi, divisi SDM dapat
menerima karyawan
baru yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang
pekerjaan
yang akan dilaksanakan, sehingga karyawan tersebut dapat bekerja
maksimal dan memberikan hasil optimal.
Multi-rater   Assesment   ata disebu 360°  Assesmen adalah
kumpulan   informasi   terhadap   individu   mengenai   sekumpulan
kinerja berbasiskan kompetensi yang diperoleh dari berbagai
sumber. (Watson, Wyatt, 2001)
  
12
2.2.4 Proses Perancangan Model Kompetensi
Dalam  buku
Competency  Based  Human  Resource  Management,
Ala in
Mitrani, Murray Dalziel & David Fitt (1992, p32) menggambarkan proses
perancangan  
model   kompetensi   dimana   proses   ini   banyak   dipakai   oleh
kebanyakan
konsultan
dalam
membuat
penerjemahan
rencana-rencana strategis
menjadi  kompetensi  yang  diperlukan  bagi  or ang-orang
yang
melaksanakannya
untuk
mencapai rencana strategis tersebut. Proses tersebut terdiri dari 7
langkah
yang dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Panel Ahli
Identifikasi
Kriteria-kriteria
Lakukan wawancara tentang
perilaku
Analisis Data
Validasi
Perencanaan
Aplikasi
Laporan
Akhir
Gambar 2.1 Proses Perancangan Model Kompetensi
  
13
Penjelasan :
Langkah Pertama : Panel Ahli
Dalam  panel  ahli  yang  dihadiri  oleh  sekelompok  mana jer  yang  memiliki
keahlian  dan 
para 
atasan 
dari 
masing-masing 
jabatan 
yang 
ada 
dalam
organisasi, dibuat penerjemahan mengenai tantangan yang dihadapi organisasi
dan
perilaku yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Dalam
panel ahli ada beberapa hal yang dilakukan yaitu :
1.   Pembuatan visi atau kesepakatan untuk menghadapi tantangan di masa
datang berdasarkan diskusi kelompok mengenai kekuatan, kelemahan,
kesempatan dan ancaman serta kunci sukses dari organisasi.
2.   Mencapai persetujuan mengenai misi dari pekerjaan dan peran.
3.   Mengidentifikasi  perilaku-perilaku
yang
dibut uhkan
dari
hasil tahap
kedua 
diatas. 
Pada 
tahap 
ini 
berbagai 
macam 
tehnik 
digunakan
misalnya
dengan membagi kuesioner untuk mencari perilaku yang
sering muncul. Kemudian sistem pakar akan melakukan analisa proses
dan
menyediakan  
gambaran  
detil  
mengenai  
kompetensi  
yang
dibutuhkan
untuk   kinerja   yang   dibutuhkan   untuk   jabatan   atau
pekerjaan tertentu.
4.   Mengidentifikasi  sejumlah  jabatan  yang  ada  dalam  orga nisasi  yang
sudah  menunjukkan kompetensi  atau  perilaku  yang  diinginkan  dari
panel ahli.
  
14
Langkah Kedua : Identifikasi Kriteria-kriteria
Pada
langkah
ini
dilakukan
identifikasi sejumlah jabatan yang ada
dalam
organisasi  untuk  mencari  kompetensi  atau  perilaku  lain  yang  dibutuhkan
selain dari hasil dari panel ahli.
Langkah Ketiga : Lakukan Wawancara Behavioral Event
Pada
langkah
ini
dilakukan
sejumlah
wawancara
behavioral
event dengan
mengambil sampel beberapa
orang yang
menunjukkan kinerja yang baik yang
telah diidentifikasi dalam panel ahli sangat penting bagi kesuksesan organisasi
di masa datang. Dengan wawancara ini diperoleh data dari kompetensi yang
telah teridentifikasi dengan gambaran yang sangat khusus dari perilaku kerja
yang kritis dalam situasi tertentu.
Langkah Keempat : Analisa Data
Semua data yang diperoleh dari langkah sebelumnya dianalisa isinya untuk
membangun pengertian yang jelas dan gambaran dari kompetensi yang akan
digunakan sebagai dasar untuk aplikasi sumber daya manusia.
Langkah Kelima : Validasi
Model ini dapat divalidasi dengan melakukan wawancara kedua pada
sekelompok orang yang lain dan memeriksa apakah kompetensi yang telah
diidentifikasi sudah sesuai dan cocok.
  
15
Langkah Keenam : Perencanaan Aplikasi
Setelah model kompetensi ini selesai, kemudian dibangun suatu aplikasi SDM
berdasarkan kepada model kompetensi yang telah dibuat.
Langkah Ketujuh : Laporan Akhir
Pada langkah akhir, setelah aplikasi selesai dibentuk, maka perencanaan
aplikasi tersebut
harus  dibuat
berupa
tulisan
untuk diserahkan kepada pihak
manejemen  agar  dapat  diperiksa  kembali  dan  apabila  sudah  baik,  maka
laporan ini dapat diterima.
Konsultan SRW & Co dalam laporannya yang berjudul “Organization Capability
Workshop (2003)
menampilkan
kerangka
berpikir
di
dalam
menerjemahkan
visi,
misi,
nilai
dan
strategi
menjadi
model
kompetensi.
Kerangka
berpikir
tersebut dapat dilihat
pada bagian berikut ini :
Wawancara
Berbasiskan
Kompetensi
Visi,
Misi,
Nilai-nilai,
Strategi
Kemampuan
Organisasi
Model
Kompetensi
Market
Practices
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
  
16
Pertama-tama   visi,   misi,   nilai-nilai   perusahaan   dan   strategi   yang   dimiliki
perusahaan diturunkan menjadi kemampuan organisasi dimana kemudian hasil penurunan
tersebut
menjadi dasar untuk
membuat model kompetensi didukung data
dari wawancara
dengan  menggunakan kompetensi yang sudah ada sebelumnya dan data dari organisasi-
organisasi lain yang juga menggunakan model kompetensi ini dalam divisi SDM.
Maka
dapat disimpulkan bahwa dalam proses perancangan model kompetensi,
tahapan-tahapan yang harus dilalui adalah sebagai berikut :
Dari visi, misi, nilai dan strategi perusahaan diturunkan menjadi beberapa kompetensi
inti.
Kemudian  mengadakan  wawancara  dengan  para  pekerja  yang  menduduki  posisi
tertentu
yang
dipercaya
mengerti
benar apa 
yang
diperlukan  dalam
posisi tersebut,
tujuannya  untuk 
memperoleh  gambaran 
jelas 
dan 
lengkap 
mengenai 
pekerjaan
tersebut.
Dari
gambaran
mengenai
pekerjaan
tersebut, dikembangkan kompetensi yang
kira-
kira  dibutuhkan 
dalam 
pekerjaan  berdasarkan 
kompetensi-kompetensi 
inti  yang
diperoleh dari penurunan visi, misi, nilai dan strategi.
Setelah   kompetensi-kompetensi   sudah   dibentuk   dalam   suatu   daftar,   kemudian
dilakukan suatu penentuan kriteria penilaian kompetensi yang diperlukan untuk suatu
posisi jabatan dalam range tertentu dengan
menentukan penilaian dari range
terkecil
sampai terbesar.
Setelah 
memiliki  kriteria  penilaian 
yang  disebut 
kompetensi  katalog, 
kemudian
dilakukan penilaian terhadap kompetensi dari masing-masing pekerjaan karena tidak
  
17
semua kompetensi dari suatu pekerjaan mempunyai nilai ya ng sama dengan pekerjaan
lainnya.
Langkah
berikutnya
dilakukan kembali konfirmasi
kembali
baik
kepada atasan
dari
masing-masing posisi tersebut juga kepada orang-orang yang ada pada posisi jabatan
tersebut.
Apabila
telah
disetujui,
maka
model
kompetensi
dinyatakan
telah
selesai dirancang
dan
langkah   selanjutnya  
adalah  
membentuk   aplikasi  
untuk   SDM  
dengan
menggunakan model kompetensi ini sebagai dasarnya.
2.3
Rekrutmen
2.3.1 Pengertian
Rekrutmen adalah penarikan karyawan mencakup identifikasi dan evaluasi
sumber-sumbernya, tahapan dalam proses keseluruhan menjadi bentuk organisasi
kemudian dilanjutkan dengan mendaftar kemampuan penarikan, seleksi,
penempatan, dan orientasi. (Dale Yoder, 1981:261)
Menurut
Byars
&
Rue
(2000,
p150)
Rekruitmen
adalah
proses
mencari
dan
menarik
sekelompok 
individu
yang
memenuhi
persyaratan
untuk
lowongan
pekerjaan yang dapat dipilih.
Dari beberapa definisi diatas,
maka dapat  disimpulkan bahwa rekruitmen
merupakan suatu proses yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan karyawan
melalui   tahapan   yang   mencakup   identifikasi   dan   evaluasi   sumber-sumber
penarikan pegawai, menentukan kebutuhan pegawai yang diperlukan perusahaan,
proses seleksi, penempatan, dan orientasi karyawan.
  
18
HR Planning
Affirmative
Action Plans
Specific Request
of Managers
2.3.2 Perencanaan Rekrutmen
Urutan dari suatu proses perencanaan rekrutmen menurut Werther & Davis (1996,
p200 )
JOB
OPENING
IDENTIFIED
Job Analysis
Information
Manager’s
Comments
JOB
R
E
Q
U
I
R
E
M
E
N
T
S
M
ethods of
Recruitment
Inducements
Recruitment
Sources
(Internal &
External)
Satisfactory
Recruits
Make
Formal
Application
Gambar 2.3 Proses Perencanaan Rekrutmen
  
19
2.3.3 Bagan Proses Rekruitmen
Tahap seleksi calon karyawan menurut Ashar Sunyoto Munandar (2001, p42) :
Tahap I - Seleksi
Surat lamaran
Tahap II
Wawancara
awal
awal
Tahap III
Ujian psikotes
(wawancara)
Tahap IV
Penilaian akhir
Tahap V
Pemberitahuan
Wawancara
akhir
Tahap VI
Penerimaan
D i   t o l a k
Gambar 2.4 Tahap Seleksi Karyawan
Dalam
suatu
proses
rekrutmen,
ada
beberapa
tahapan
yang
harus
dilalui
oleh   calon   karyawan,   hingga   akhirnya   terpilih   dan   menjadi   karyawan   di
perusahaan tempatnya melamar. Setiap perusahaan memiliki cara yang berbeda
dalam 
melakukan  penyeleks ian 
terhadap 
calon 
karyawannya, 
namun 
secara
umum hal-hal yang harus dilalui oleh para calon karyawan adalah sebagai berikut:
(Gouzali, 1996, p72)
Surat lamaran
Pada umumnya surat lamaran berisi permohonan untuk mengisi
lowongan pekerjaan yang diumumkan de ngan
menyertakan
lampiran-
lampiran yang dipersyaratkan oleh perusahaan, seperti ijazah, CV, dsb.
  
20
Ujian Akademis
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi pengetahuan dan
penguasaan para pelamar tentang materi yang diujikan.
Tes Kepribadian (Psikotest)
Tes Kepribadian dilakukan untuk menilai kepribadian pelamar, agar
yang bersangkutan memiliki kualitas pribadi yang sesuai dalam
menempati posisi yang tersedia.
Wawancara
Wawancara
merupakan
komunikasi
tatap
muka
yang
dilakukan
dua
arah antara si pelamar dengan interviewer. Wawancara merupakan alat
seleksi   untuk   melengkapi   informasi   yang   diperoleh   sebelumnya
melalui surat lamaran, ujian akademis, dan psikotest.
Tes Kesehatan
Tes Kesehatan diperlukan untuk mendapatkan calon karyawan yang
sehat
jasmani
dan rohani, karena faktor kesehatan seseorang akan
mempengaruhi tingkat kinerjanya.
Tes Mental Ideologi
Tes ini jarang dilakukan, namun tidak ada salahnya jika tes ini
dilaksanakan untuk menghindari masuknya pelamar yang menganut
ideologi terlarang.
2.3.4 Sumbe r Rekrutmen
Suatu  perusahaan  dapat  melakukan  proses  rekruitmen  melalui  2  (dua)
cara,  yaitu  Internal  Rekrutmen  dan  Eksternal  Rekrutmen.  Internal  Rekrutmen
  
21
merupakan suatu proses perekrutan personel terhadap karyawan yang bekerja di
perusahaan  
tersebut.  
Seda ngkan  
Eksternal  
Rekrutmen  
merupakan  
proses
perekrutan dengan memilih personel dari luar (Byars & Rue, 2000, p152). Berikut
ini adalah contoh dari Internal Rekrutmen antara lain : (Mathis & Jackson, 2003,
p213-223 )
Job Posting
Job Posting
adalah
metode
dalam
menginformasikan
lowongan
pekerjaan kepada karyawan dengan memasang pengumuman di
lingkungan perusahaan dan memberikan batasan waktu tertentu untuk
melamar pekerjaan tersebut.
Promotions & Job Transfers
Promotion
&
Job
Transfers
adalah
perpindahan
karyawan
dari
suatu
divisi ke divisi lain yang ada dalam perusahaan tersebut.
Current Employee Referral
Seringkali karyawan yang bekerja disuatu
perusahaan
merekomendasikan keluarga, teman atau kerabat untuk mengisi
lowongan pekerjaan yang ada.
Re-recruiting Former Employee & Applicants
Rekrutmen  dapat  dilakukan  dengan  merekrut  kembali  mantan
karyawan dan pelamar kerja sebelumnya yang pernah melamar di
perusahaan tersebut.
Sedangkan   Eksternal   Rekrutmen   dapat   dilakukan   melalui   cara-cara
sebagai berikut :
  
22
School, Campus & Universities Recruiting
Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang menghasilkan banyak
calon tenaga kerja yang berkualitas dan berkompetensi. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan pihak sekolah atau
universitas
melalui
pemasangan informasi lowongan pekerjaan di
lingkungan sekolah maupun universitas dan penempatan beberapa
rekruter di sekolah maupun universitas.
Media Sources (Advertising)
Umumnya cara yang dipakai dalam memasang lowongan informasi
pekerjaan menggunakan
media cetak seperti surat kabar, majalah, dan
media elektronik baik radio, televisi bahkan internet.
Employment Agencies / Search Firms
Salah   satu   cara   untuk   mengurangi   kesulitan   perusahaan   dalam
merekrut karyawan adalah dengan menggunakan jasa dari agen
penyedia
tenaga
kerja
yang
tersedia,
dimana
perusahaan
akan
sangat
terbantu dalam menyeleksi calon karyawan.
Job Fairs
Kegiatan
pameran
bursa
kerja
merupakan
salah
satu
cara
yang
tepat
dalam mencari calon tenaga kerja, sehingga dapat membantu
meringankan perusahaan dalam proses perekrutan karyawan.
  
23
Creative Recruting Methods
Metode yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam memasang iklan
lowongan pekerjaan dengan menggunakan
cara yang tidak biasa
digunakan, sehingga menjadi unik.
Internal  Rekrutmen  dan  Eksterna l  Rekrutmen  memiliki  kelebihan  dan
kekurangan seperti dijelaskan di bawah ini (Byars & Rue, 2000, p 158)
Tabel 2.1 Kelebihan & kekurangan Internal vs Eksternal Rekrutmen
Sumber
Kelebihan
Kekurangan
Internal
Perusahaan memiliki
pengetahuan tentang
kekuatan dan
kelemahan calon
karyawan.
Kemungkinan di bagian
yang baru, karyawan tidak
berhasil melaksanakan
pekerjaannya.
Calon karyawan
memiliki pengetahuan
tentang perusahaan
“Perkelahian” dalam
promosi dapat
mempengaruhi moral
secara negatif
Moral dan motivasi
karyawan meningkat
Inbreeding dapat
melumpuhkan ide-ide dan
inovasi baru
Tingkat ROI
perusahaan meningkat
  
24
Eksternal
Kemampuan yang ada
lebih besar
Proses penyeleksian akan
menjadi semakin sulit
Wawasan & perspektif
baru dapat dibawa ke
dalam perusahaan
Waktu penyesuaian/
Orientasi akan lebih lama
Upah yang lebih
murah untuk suatu
posisi tertentu
Masalah moral dari pihak
internal yang merasa
mereka lebih pantas
2.3.5 Penempatan Sumber Daya Manusia
Penempatan  SDM  adalah  proses  kegiatan  yang  dilaksanakan  Mana jer
SDM  dalam  suatu  perusahaan  untuk  menentukan  lokasi  dan  posisi  karyawan
dalam melakukan pekerjaan. Setelah lulus seleksi dan memperoleh pengangkatan
status sebagai karyawan,
maka
yang bersangkutan perlu segera ditempatkan pada
posisi tertentu untuk melaksanakan tugas yang sesuai dengan tujuan pengadaan
SDM,  sehingga  akan  tercapai  prinsip  “The right man in the right place.
Keunt ungan
yang
dapat
diperoleh
dari
prinsip tersebut 
yaitu
:
(Gouzali, 1996,
p153)
Karyawan bekerja sesuai dengan kemampuan dan ketrampilannya.
Karyawan termotivasi untuk bekerja dengan baik.
Karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi.
Karyawan  bersedia  memberikan  waktu,  tenaga  dan  pikiran 
untuk
perusahaan.
  
25
Tercipta suasana kerja yang harmonis, karena karyawan bekerja sesuai
dengan bidang yang diminatinya
Sebaliknya
suatu
perusahaan
yang
mengabaikan
prinsip
“The right man in the
right place” akan cenderung menimbulkan berbagai akibat antara lain :
Karyawan merasa frustasi dalam bekerja.
Karyawan bekerja lamban dengan kinerja yang kurang bermutu.
Kemungkinan  sering  terjadi  kesalahan,  hal  ini  terjadi  karena  tugas
tidak dikerjakan orang yang tepat .
Karyawan  tidak  dapat  menggali  potensi  dirinya  untuk  perusahaan,
karena pekerjaan tidak sesuai de ngan minatnya.
Hasil  yang  dicapai  perusahaan  tidak  sesuai,  karena  banyak  terjadi
penggunaan material yang tidak berguna.
Dalam
melakukan penempatan
SDM perusahaan
mengharapkan efisiensi,
efektifivitas dan produktitivitas yang tinggi.
Efisiensi
yang dimaksud adalah agar
perusahaan yang sudah banyak mengeluarkan biaya selama seleksi, masa orientasi
dan pelatihan pra-tugas, tidak terlalu banyak mengalami kerugian. Kerugian dapat
dihentikan secepatnya dengan menempatkan orang tersebut bekerja. Efektif,
dimaksudkan agar SDM tersebut
dapat
bermanfaat
dan
mempunyai
nilai
tambah
bagi
perusahaan.
Sedangkan
produktif
yang
dimaksud adalah agar  SDM
yang
sudah diterima dengan susah payah dapat memberikan kontribusinya untuk
kemajuan perusahaan. Untuk menghasilkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas
yang tinggi, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang Manajer
SDM, antara lain : (Gouzali, 1996, p155)
  
26
Latar belakang pendidikan SDM.
Kesehatan jasmani dan rohani.
Pengalaman kerja.
Usia SDM yang bersangkutan.
Jenis kelamin.
Status Perkawinan.
Minat dan Hobi.