BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Customer Relationship Management
Customer  Relationship  Management 
(CRM)  adalah  suatu  jenis
manajemen yang berkaitan secara khusus tentang penanganan hubungan antara
perusahaan dengan pelanggannya dengan tujuan
meningkatkan nilai perusahaan
di  mata  para  pelanggannya.  Sumber  lain  menerangkan  bahwa  CRM  adalah
sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk merencanakan,
menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas prapenjualan dan
pascapenjualan
dalam sebuah
organisasi. CRM
melingkupi
semua
aspek
yang
berhubungan
dengan
calon
pelanggan
dan pelanggan
saat
ini,
termasuk
di
dalamnya adalah pusat panggilan (call
center), tenaga penjualan (sales
force),
pemasaran,
dukungan
teknis
(technical support), dan layanan lapangan (field
service).
Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka
panjang 
dan 
profitabilitas  perusahaan 
melalui 
pengertian 
yang 
lebih 
baik
terhadap kebiasaan (behavior) pelanggan. CRM bertujuan untuk menyediakan
umpan   balik   yang   lebih   efektif   dan   integrasi   yang   lebih   baik   dengan
pengendalian return on investment (ROI) di area ini.
10
  
11
Gambar 2.1 CRM
Otomasi
Tenaga
Penjualan
atau
biasa
disebut Sales
Force
Automation
(SFA), yang mulai tersedia pada pertengahan
tahun
80-an
adalah
komponen
pertama dari CRM. SFA membantu para sales representative untuk mengatur
account
dan
track
opportunities mereka,
mengatur
daftar kontak
yang
mereka
miliki, mengatur jadwal kerja mereka, memberikan layanan training online yang
dapat menjadi solusi untuk training jarak jauh, serta membangun dan mengawasi
alur
penjualan
mereka,
dan
juga membantu
mengoptimalkan
penyampaian
informasi dengan news sharing. SFA, pusat panggilan (call center), dan operasi
lapangan
otomatis
ada
dalam
jalur
yang sama dan
masuk pasaran
pada
akhir
tahun
90-an
mulai
bergabung
dengan
pasar menjadi CRM. Sama seperti
Enterprise
Resource
Planning (ERP),
CRM
adalah
sistem yang
sangat
komprehensif dengan banyak sekali paket dan pilihan.
  
12
Merujuk kepada Glen Petersen, penulis buku "ROI: Building the CRM
Business
Case,"
sistem CRM
yang
paling
sukses ditemukan
dalam organisasi
yang 
menyesuaikan  model 
bisnisnya  untuk 
profitabilitas, 
bukan 
hanya
merancang ulang sistem informasinya.
CRM
mencakup
metoda dan teknologi yang digunakan perusahaan untuk
mengelola hubungan mereka dengan pelanggan. Informasi yang disimpan untuk
setiap pelanggan dan calon pelanggan dianalisa dan digunakan untuk tujuan ini.
Proses otomasi dalam CRM digunakan
untuk
menghasilkan
personalisasi
pemasaran otomatis berdasarkan informasi pelanggan yang tersimpan di dalam
sistem.
Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:
•  Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
•  Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric).
•  Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan.
•  Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan.
•  Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna.
•  Menangani keluhan/komplain pelanggan.
•  Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan.
•  Membuat
informasi
holistik
tentang
informasi
layanan
dan
penjualan
dari
pelanggan.
  
13
Customer relationship management adalah strategi tingkat korporasi, yang
berfokus pada pembangunan dan pemeliharaan hubungan dengan pelanggan.
Beberapa paket perangkat lunak telah tersedia dengan pendekatan yang berbeda-
beda terhadap CRM. Bagaimanapun, CRM bukanlah teknologi itu sendiri, tapi ia
adalah
pendekatan
holistik
terhadap falsafah
organisasi,
yang
menekankan
hubungan yang erat dengan pelanggan. CRM mengurus filosofi organisasi pada
semua
tingkatan,
termasuk
kebijakan
dan
proses, customer
service,
pelatihan
pegawai, pemasaran, dan manajemen sistem dan informasi. Sistem CRM
mengintegrasikan
pemasaran,
penjualan,
dan customer
service dari ujung ke
ujung.
Sistem CRM
yang
efektif
akan mendongkrak
keuntungan
perusahaan
dengan  cara  menoptimalisasi  proses  penjualan  dan  memangkas  biaya
operasional. Ciri CRM yang efektif antara lain adalah:
• Membantu 
tim 
penjualan 
dalam 
memahami 
keinginan 
pelanggan,
menyuguhkan layanan yang lebih mumpuni,
dan
memperkuat
hubungan
dengan pelanggan.
• Mengurangi
waktu
training
bagi
anggota
baru
tim
penjualan
dengan
menyuguhkan apa saja kebutuhan dan perilaku pelanggan.
•  Memperbaiki system dan prosedur dalam administrasi penjualan.
•  Informasi dapat diakses dari berbagai perangkat dengan cepat dan mudah.
•  Mampu menelusuri aktivitas penjualan dari tiap anggota tim penjualan.
  
14
•  Memungkinkan   perusahaan   menawarkan   produk   yang   spesifik   sesuai
kebutuhan masing-masing pelanggan.
•  Mengurangi duplikasi informasi pelanggan dengan sentralisasi database.
•  Menyediakan
lokasi
yang
aman
untuk
menyimpan
data
penjualan
perusahaan.
•  Menyuguhkan laporan penjualan seketika.
•  Efisiensi waktu layanan.
•  Sebagai corporate campaign.
•  Memperkaya channel layanan (call, SMS, fax, e-mail, portal, walk-in)
CRM juga dapat difungsikan sebagai
alat reporting yang sangat penting.
Sebagai contoh, CRM dapat digunakan untuk:
1. Men-generate proyeksi revenue suatu produk.
2. Men-generate sales report.
3. Men-generate report keseluruhan perusahaan.
4. Mengikat  atau  menghubungkan  revenue dengan  kampanye  promosi  yang
berhasil mendatangkannya.
5. Memudahkan
sales
representative
untuk
memantau
daftar
pelanggan
potensial.
6. Memantau hasil yang diperoleh dalam tiap tahap penjualan.
7. Memandu proses untuk mencapai tujuan.
8. Mengatur kampanye marketing.
9. Mengurangi waktu seluruh proses yang terkait.
  
15
Salah   satu   langkah   tersulit   dalam   CRM   adalah   dari   mana   harus
menentukan harus memulainya. Hal ini biasanya terjadi karena perusahaan tidak
dapat
mendefinisikan dan menata prioritas dari kebutuhan CRM. Pengambil
keputusan
harus
mampu
menjawab: apa
saja
kebutuhan
yang
diperlukan,
kesulitan, atau masalah apa yang ingin dipecahkan CRM?
Jawabannya   kerap   melintas   dari   satu   divisi   ke   divisi   lain   dalam
perusahaan.  Untuk  itu,  CRM  diharapkan  mampu  memberikan  nilai  tambah
bukan hanya kepada satu divisi, melainkan ke seluruh perusahaan.
Dalam mendefinisikan “kebutuhan,
kesulitan, atau
masalah”,
tentu
akan
muncul
berderet
kesulitan
yang
dialami pelanggan
yang
harus
diperbaiki oleh
perusahaan. Semisal:
Kepuasan pelanggan mulai terganggu. Hal ini harus segera dicermati.
Memiliki data lengkap tentang produk apa saja yang kerap dibeli dari setiap
pelanggan. Pelanggan akan ditawarkan potongan harga atau promosi produk
yang mungkin mereka butuhkan. ERP merupakan syarat minimal.
Perusahaan  harus  mengidentifikasi  mitra  penjualan  (seperti  website,  toko
retail, distributor, atau lainnya) yang paling
unggul dan produk dan
layanan
yang paling laris terjual.
Perusahaan
harus
menjadikan
penelitian
dan
pengembangan
sebagai
dasar
keputusan, bukan
mendasarkan pada
intuisi
semata. Hal
ini
dapat
dimulai
dari mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pelanggan.
  
16
Personil  Call  Canter  adalah  staf  yang  paling  kerap  berhubungan  dengan
pelanggan.
Komunikasi
pada
bagian ini
harus
dijamin,
pesan
yang
disampaikan harus terjalin dengan optimal.
Perusahaan kerap menjadikan CRM sebagai panduan untuk pelayanan
pelanggan dan persiapan bagi produk dan layanan baru. Selama perusahaan dan
pelanggan terlibat
akan selalu
ada kesempatan
untuk
memperbaiki
CRM
yang
telah diimplementasikan.
Perusahaan
tidak
dapat
melupakan hal
yang
paling
penting,
yaitu
kebutuhan bisnis harus disesuaikan
dengan kebutuhan pelanggan. Misalnya
marketing yang tepat sasaran dan potongan harga pada produk yang memang
dibutuhkan pelanggan.
Hal tersebut tak hanya meningkatkan pengalaman
pelanggan
tapi
juga
memudahkan pelanggan
dalam berbisnis
dengan perusahaan.
Contoh
nyatanya
adalah konsep
satu meja dalam pelayanan pelanggan. Bagi pelanggan,
ini akan
memudahkan dan mempercepat proses perolehan produk dan layanan yang
ditawarkan perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, biaya operasional tentunya
bisa ditekan.
CRM
tidak
melulu
penjualan
dan marketing. Kepuasan pelanggan juga
tidak kalah pentingnya. Artinya, kesalahan terhadap pelanggan harus ditekan
hingga
seminimal
mungkin
oleh
perusahaan.
Atau
jika
hal
tersebut
terlanjur
  
17
terjadi,  segera  tawarkan  kompensasi  agar  pelanggan  tidak  kecewa,  misalnya
biaya pengiriman gratis, potongan harga pada pembelian selanjutnya, atau bonus
tambahan untuk pembelian produk dari setiap kesalahan yang dibuat perusahaan.
CRM tak hanya meningkatkan pengalaman pelanggan dan membuat
mereka kembali. Lebih dari itu, CRM juga
menjadikan
mereka
sangat
loyal
terhadap
produk
dan
layanan
baru
dari perusahaan.
Di
beberapa
penelitian
menyebutkan, pelanggan yang kecewa akan menceritakan pengalaman buruk
mereka kepada sembilan orang lainnya. Sebaliknya, pelanggan
yang puas akan
menjadi iklan berjalan yang mempromosikan produk perusahaan kesayangannya
dengan gratis. (CHIP 07/2007)
2.1.1  Enterprise Resource Planning
CRM
merupakan
sistem yang
mampu
berdiri
hanya
bila
ada
dukungan dari sistem lainnya yang pada umumnya
lebih dulu
diimplementasikan dalam perusahaan. Sistem tersebut adalah ERP.
CRM
akan
memberikan
hasil
yang maksimal
apabila
terintegrasi
secara
penuh
pada
sistem
ERP
suatu
perusahaan.
Perencanaan
sumber
daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya,
enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan
bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan
  
18
dan 
mengotomasikan  proses  bisnis 
yang  berhubungan  dengan  aspek
operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
2.1.1.1  Sejarah ERP
ERP berkembang dari Manufacturing Resource
Planning
(MRP 
II)  dimana  MRP  II  sendiri  adalah 
hasil  evolusi  dari
Material
Requirement
Planning (MRP)
yang
berkembang
sebelumnya.
Sistem ERP
secara
modular
biasanya
menangani
proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory),
pengapalan,
invoice
dan
akunting
perusahaan. Ini
berarti
bahwa
sistem 
ini 
nanti  akan 
membantu  mengontrol  aktivitas  bisnis
seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan,
manajemen kualitas, dan sumber daya manusia.
2.1.1.2  Karakter Sistem
ERP
sering
disebut
sebagai
Back
Office
System yang
mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak
dilibatkan dalam sistem
ini. Berbeda dengan Front Office System
yang
langsung
berurusan
dengan pelanggan
seperti
sistem untuk
e-Commerce, Customer Relationship Management
(CRM), e-
Government, dan lain-lain.
  
19
2.1.1.2.1  Modul ERP
Secara
modular, software ERP biasanya terbagi
atas  modul  utama  yakni  Operasi  serta  modul
pendukung yakni Finansial dan Akunting serta Sumber
Daya Manusia.
2.1.1.2.1.1  Modul Operasi
General Logistics
Sales and Distribution
Materials Management
Logistics Execution
Quality Management
Plant Maintenance
Customer Service
Production Planning and Control
Project System
Environment Management
2.1.1.2.1.2  Modul Finansial dan Akunting
General Accounting
Financial Accounting
Controlling
Investment Management
  
20
Treasury
Enterprise Controlling
2.1.1.2.1.3  Modul Sumber Daya Manusia
Personnel Management
Personnel Time Management
Payroll
Training and Event Management
Organizational Management
Travel Management
2.1.1.2.2  Keuntungan penggunaan ERP
Integrasi
data
keuangan. Untuk
mengintegrasikan
data
keuangan   sehingga   top  management  bisa
melihat  dan  mengontrol  kinerja  keuangan
perusahaan dengan lebih baik.
•  Standarisasi proses operasi. Menstandarkan proses
operasi
melalui
implementasi best practice sehingga
terjadi
peningkatan     produktivitas,     penurunan
inefisiensi, dan peningkatan kualitas produk.
Standarisasi Data dan Informasi.
Menstandarkan
data dan informasi melalui keseragaman pelaporan,
terutama 
untuk 
perusahaan 
besar 
yang 
biasanya
  
21
terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan
jenis bisnis yang berbeda-beda.
2.1.1.2.3  Keuntungan yang dapat diukur
Pada kenyataanya, banyak sekali keuntungan
yang dapat dicapai dari penerapan ERP dalam
perusahaan, namun tidak semunya mudah diukur.
Berikut adalah beberapa keuntungan yang dapat diukur
dari penerapan ERP:
• 
Penurunan inventori
• 
Penurunan tenaga kerja secara total
• 
Peningkatan service level
• 
Peningkatan kontrol keuangan
• 
Penurunan
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
mendapatkan informasi
CRM dapat berdiri dengan kokoh apabila ERP
pada  perusahaan  tersebut  telah  berjalan  dengan  baik
dan stabil. Seringkali kegagalan penerapan CRM
bukanlah dikarenakan oleh buruknya CRM itu sendiri,
melainkan karena ERP
yang belum berjalan dengan
stabil.
  
22
2.1.2  Bentuk Software CRM
Bentuk software CRM dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
•  Marketing Automation
•  Sales Automation
•  Customer Support, dan
•  Customer Self-Service
Diluar  itu,  ada  2  jenis  software yang  kerap  digunakan  bersama
namun bukan termasuk kategori software CRM, yaitu:
•  Software DBMS (Data Base Management System) yaitu aplikasi untuk
penyimpanan
dan
pengelolaan
data
dalam suatu
sistem basis
data.
Contohnya
antara
lain
adalah Oracle
9i/10g,
SQL
Server,
DB2,
Informix, MySQL, dan lain-lain.
•  Software ETL  (Extraction, Transformation, Loading)  yaitu  aplikasi
untuk mengintegrasikan data dari pelbagai sumber dan disimpan dalam
suatu datawarehouse. Contohnya antara lain adalah: Oracle Warehouse
Builder, SAS Integration Server, dan lain-lain.
2.1.2.1  Marketing Automation
Menurut
Gartner
Group,
software inilah
yang
acapkali
dimaksud
sebagai
software
CRM. Software
ini
digunakan
pada
seluruh proses pemasaran, terutama yang bersifat analisa. Analisa
  
23
yang
dilakukan
adalah
mencari ramuan
produk/jasa
yang
tepat
untuk   ditawarkan   kepada   pelanggan   pada   saat   yang   tepat.
Software ini juga digunakan untuk
memahami
perilaku
dan
keinginan pelanggan serta mencocokkannya dengan produk/jasa
yang bersesuaian. Software ini juga menjadi otak yang mengatur
kapan dan pada kanal ditribusi yang mana penawaran dilakukan.
Kemampuan lain yang tak kalah penting adalah perhitungan
beberapa
ukuran
seputar
pelanggan seperti tingkat profitabilitas,
kepuasan pelanggan, dan sebagainya. Ukuran ini menjadi rambu-
rambu bagi perusahaan dalam mengarahkan strategi CRM.
Fungsi-fungsi 
yang 
biasanya 
tercakup 
dalam 
software
Marketing Automation adalah:
•  Campaign Management
1. Mengidentifikasi pelanggan yang perlu dikenai promosi
2. Daftar/riwayat semua promosi yang dilakukan
3. Optimalisasi anggaran promosi
4. Penjadwalan waktu promosi
5. Pengelolaan 
material 
promosi 
terutama 
yang 
berbentuk
digital
6. Pengelolaan
daftar
kontak
individu
seperti
nomor
telepon
dan e-mail
  
24
7. Pembuatan dan perhitungan ukuran kesuksesan promosi
8. Prediksi
peluang
respon
pelanggan
terhadap
suatu
jenis
promosi
9. Sangat  terkait  dengan  software Sales Automation yang
merupakan “kelanjutan” dari Marketing Automation
•  Personalization
1. Mencatat preferensi pelanggan
2. Terhubung dengan online store (Customer Self-Service) dan
menganalisa pola navigasi pelanggan (biasanya saat
mengakses website)
3. Merekomendasikan
produk/jasa
berdasarkan
pola
transaksi
terdahulu atau pola navigasi website
4. Mendefinisikan aturan
personalisasi
yang
dapat
dijalankan
secara otomatis terutama saat pelanggan terhubung secara
online
•  Profiling
1. Mengelompokkan pelanggan dalam segmen tertentu
2. Analisa   karakteristik   pada   suatu   kelompok   pelanggan.
Contoh:  karakteristik  pelanggan  yang  belanja  pada 
hari
libur.
  
25
3. Mendefinisikan   sendiri   segmen   untuk   digunakan   pada
proses-proses lainnya
•  Telemarketing
1. Memilih
pelanggan
yang
prospektif
dan
menampilkannya
dalam daftar kontak
2. Tersedia rekomendasi produk untuk tiap pelanggan
3. Terintegrasi dengan perangkat telepon
4. Pembuatan template skrip percakapan
5. Perhitungan
ukuran
layanan
pelanggan
seperti
lama
percakapan, jumlah dering, service level, dan lain-lain
6. Biasanya satu paket aplikasi dengan Call Center (Customer
Support)
•  E-mail Marketing
1. Pengelolaan data kontak e-mail
2. Pengelolaan template e-mail
3. Manajemen material digital (foto, animasi, dan lain-lain)
4. Pengiriman
e-mail
otomatis
untuk
pelanggan
yang
belum
merespon
5. Pengelompokan e-mail respon berdasarkan hasil pemindaian
isi e-mail
6. Mengatur rute pengiriman kepada staf yang relevan
  
26
7. Perhitungan tingkat respon
8. Biasanya terintegrasi dengan aplikasi Personalization
2.1.2.2  Sales Automation
Misi
yang
diemban
kelompok
software Sales Automation
adalah pengelolaan proses transfer produk/jasa ke pelanggan.
Termasuk  di  dalamnya  adalah  pengelolaan  penawaran
produk/jasa ke pelanggan dan pengaturan staf yang terkait dengan
urusan   penjualan   di   perusahaan.   Fungsi-fungsi   utama   yang
terdapat pada software Sales Automation antara lain adalah:
•  Campaign Management
1. Berisi  manajemen  aktivitas 
harian  untuk  staf  penjualan.
Sumber
aktivitas
ini
adalah
rencana
promosi
yang
dibuat
pada software Marketing Automation
2. Terdapat  
versi   aplikasi   yang   dapat   dijalankan   pada
perangkat bergerak (telepon seluler, PDA, dan lain-lain)
•  Sales Configuration
1. Pengelolaan data produk dan hierarkinya
2. Mencatat
kontrak
atau
konfigurasi
produk/jasa
(kombinasi
harga, jumlah, paket, dan
lain-lain) yang ditawarkan ke
pelanggan
  
27
3. Analisa  “what if”  untuk  memprediksi  respon  pelanggan
terhadap penawaran suatu konfigurasi produk/jasa
4. Rekomendasi produk yang memiliki peluang besar diterima
oleh pelanggan
5. Terintegrasi dengan online store (Customer Self-Service)
•  Contact Management
1. Pengelolaan data kontak pelanggan (alamat pos, telepon, e-
mail, dan lain-lain)
2. Mencatat  riwayat  kontak 
yang  dilakukan  staf  penjualan
terhadap pelanggan
3. Penjadwalan kontak melalui pelbagai kanal distribusi
•  Ad Management
1. Pengelolaan materi iklan terutama yang berbentuk digital
2. Pengelolaan iklan yang didaftarkan di pelbagai media
3. Terintegrasi  dengan  online store (Customer Self-Service).
Tersedia 
fitur 
untuk  mengatur  jadwal  tayang,  frekuensi,
materi, dan pemirsa iklan.
•  Sales Force Automation
1. Database
staf
penjualan
dan
hierarkinya
yang
tersebar
di
pelbagai area penjualan
  
28
2. Perhitungan kompensasi/bonus staf penjualan
•  Account-Lead Management System
1. Mengidentifikasi pelanggan prospek
2. Menentukan staf penjualan untuk setiap pelanggan
•  Collaborative tool
1. Alat komunikasi/ pengiriman pesan secara instan
2. Fasilitas
berbagi
file
dan
diskusi
secara
online
antar
staf
penjualan
2.1.2.3  Customer Support
Misi yang diemban kelompok software Customer Support
adalah pelayanan, terutama pelayanan terhadap pelanggan yang
telah ada. Biasanya berupa
layanan pasca jual. Fungsi yang
biasanya terdapat pada software Customer Support adalah:
•  E-mail Response Management
1. Sama
dengan
aplikasi
E-mail
Marketing
(Marketing
Automation) namun ditujukan untuk layanan pasca jual
•  Call Center
1. Pengaturan beban kepadatan panggilan telepon
2. Mengatur lalu lintas panggilan telepon ke staf yang relevan
  
29
3. Menampillkan   data   seputar   pelanggan  
yang  
sedang
menelpon
4. Biasanya
dijual
satu
paket
dengan
aplikasi Telemarketing
(Marketing Automation)
•  Queue/Workflow Management
1. Sebagai 
otak 
yang 
mengatur 
antrian 
dan 
lalu 
lintas
komplain/pertanyaan yang diajukan pelanggan
2. Prosedur antrian dan aturan lalu lntas tersebut dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan perusahaan
•  Problem Resolution System
1. Pustaka material petunjuk teknis penggunaan produk/jasa
2. Pustaka   pertanyaan   dan   jawabannya   sebagai   sumber
pengetahuan
3. Fasilitas     pencarian     topik     yang     relevan     dengan
pertanyaan/masalah pelanggan. Pada beberapa aplikasi,
pencarian
ini   dapat   diotomatisasi   sehingga   pelanggan
mendapat jawaban lebih cepat.
4. Biasanya dijual satu paket dengan aplikasi Queue/Worklfow
Management dan aplikasi Call Center.
  
30
•  Field Service Dispatch System
1. Mengatur penugasan staf
layanan lapangan (biasanya untuk
kegiatan reparasi produk milik pelanggan)
2. Mencatat riwayat kunjungan staf layanan lapangan
3. pengelolaan 
alat/fasilitas 
yang 
digunakan 
staf 
layanan
lapangan
2.1.2.4  Customer Self Service
Kelompok  software  Customer  Self  Service  adalah
perangkat lunak yang dapat diakses langsung oleh pelanggan
secara langsung melalui pelbagai jenis perangkat. Biasanya
ditujukan untuk kemudahan transaksi pembelian produk/jasa.
Fitur-fitur
yang
biasanya
disediakan software
Customer
Self-
Service antara lain adalah:
•  Online Store
1. Melayani transaksi pembelian produk/jasa secara online
2. pengaturan katalog produk
3. tersedia
fasilitas
semacam
keranjang
belanja
yang
berguna
saat memilih produk/jasa yang akan dibeli
4. Selain 
diakses 
oleh 
perangkat  komputer 
pribadi 
milik
pelanggan, layanan ini dapat pula diakses melalui jaringan
kios komputer milik perusahaan
  
31
•  IVR
1. Mirip
dengan
online
store,
hanya
saja
layanan
ini
diakses
melalui perangkat telepon
2. Tersedia fasilitas multilingual untuk petunjuk transaksi
•  SMS
1. Mirip dengan
IVR,
hanya saja
layanan
ini diakses
melalui
fasilitas SMS pada telepon seluler
2.2 Marketing
Geoffrey
Miller,
seorang
cendikiawan
yang
dikenal
dengan
teori
‘perpasangan pikiran’ (mating mind theory) sebagai kelanjutan tradisi Darwinian
dalam konstruksi
budaya
lewat
seleksi
seksual,
dengan
lantang
mengatakan
bahwa marketing adalah penemuan manusia terdahsyat dalam kurun waktu 2000
tahun terakhir. Menurutnya, marketing tidak sebatas periklanan, tetapi
lebih
berupa usaha sistematis untuk memenuhi hasrat manusia dengan produksi barang
dan  jasa  yang  akan  dibeli  orang.  Komponen  pengertian  tersebut  terdiri  atas
usaha-usaha yang sistematis dan adanya
hasrat untuk membeli. Dari kedua
komponen
tersebut,
muncullah
sebuah
bidang
kognitif
dalam tubuh
manusia
tempat
beroperasinya
strategi-strategi marketing yang
lebih
lanjut
yang
akan
memberikan efek umpan-balik, positif atau negatif, terhadap tingkat penjualan
suatu produk.
  
32
Bagi   Miller,   marketing   adalah   demokrasi.   Marketing
bersifat 
anti-
arogansi,  anti-kuasa,  anti-idealisme,  dan  menuai  sukses  besar  karena  telah
berhasil
memeberikan bentuk kekuasaan yang sebenarnya pada khalayak.
Marketing baginya adalah sebuah revolusi lain pasca Revolusi Industri yang
semula terfokus pada efisiensi produksi. Dengan
marketing,
fokus
tersebut
bergeser kepada kepuasan pelanggan
individual. Marketing adalah resep, dapur,
sekaligus koki yang tidak hanya bertugas memecah kue-kue
sosial ke bagian-
bagian yang berbeda, tetapi juga berkuasa menciptakan alat produksi manusia
untuk
tidak
hanya
menggali
sumber
daya alam,
tetapi
juga
menggali
hasrat
terdalam setiap pribadi manusia.
Marketing, atau biasa diartikan menjadi kata ‘pemasaran’, dalam arti yang
lebih 
sederhana 
adalah 
sebuah 
proses 
dalam 
memuaskan 
kebutuhan 
dan
keinginan
manusia.
Jadi, segala
kegiatan
dalam hubungannya
dalam pemuasan
kebutuhan dan keinginan manusia merupakan bagian dari konsep pemasaran.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian
bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia
membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air
maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin
memenuhi
kebutuhannya
namun
juga ingin
memenuhi
keinginannya
yaitu
misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia
ini
memilih air
mineral botol
yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan
sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa. Proses dalam pemenuhan
  
33
kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai
dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang
(place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja
dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki
pengetahuan  dalam  konsep  dan  prinsip  pemasaran  agar  kegiatan  pemasaran
dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia
terutama pihak
konsumen yang dituju.
2.2.1 
Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Dalam  pemasaran 
terdapat  empat  prinsip  dasar 
yang  biasanya
disebut 4P. 4P terdiri atas:
•  Product (produk),
•  Price (harga),
•  Place (tempat), termasuk di dalamnya adalah distribusi, dan
•  Promotion (promosi).
Metode ini yang dikenal dengan Bauran Pemasaran (Marketing Mix).
Dalam perkembangannya, dalam proses marketing yang produknya
berupa layanan jasa, dikenal juga istilah 7P.
Dalam 7P, 4P pertama adalah Product, Price, Place, dan Promotion
(sama seperti 4P dalam produk benda). 3P yang selanjutnya adalah:
Physical Evidence (Bukti Fisik),
  
34
Process (Proses), dan
People (Orang).
Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu. Oleh karena
itu, seorang ahli pemasaran tergantung lebih banyak pada ketrampilan
pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada
ilmu
tertentu.
Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam
menciptakan
waktu,
tempat
dimana
produk
diperlukan
atau
diinginkan
lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen (konsep pemasaran).
Metode
pemasaran
klasik
seperti 4P
di
atas
berlaku
juga
untuk
pemasaran internet, meskipun di internet pemasaran dilakukan dengan
banyak metode lain yang sangat sulit diimplementasikan diluar dunia
internet.
2.2.2 
Marketing Efektif
Ada banyak pertanyaan yang muncul bila menilik lebih jauh
mengenai
marketing
yang
efektif. Apakah
marketing
harus
diadaptasi
untuk setiap negara atau daerah? Apakah sama untuk masing-masing
negara atau daerah? Apakah prinsip-prinsip baku mengenai hal ini?
  
35
Marketing bukanlah disiplin
ilmu
yang kaku dan baku
selayaknya
ilmu geometri. Marketing juga hendaknya tidak dipraktikkan dengan cara
yang sama untuk masing-masing negara atau daerah, karena setiap negara
atau daerah mempunyai ekonomi, budaya dan politik yang berbeda.
Bahkan, 
untuk 
satu 
negara 
pun, 
marketing 
tetap 
harus  disesuaikan.
Banyak variable yang menyebabkan perbedaan tersebut. Apakah untuk di
praktikkan pada perusahaan consumer goods, B2B, atau jasa.
Walaupun,
berada
dalam lingkup
industri
yang
sama,
bila
menyangkut perusahaan berbeda, praktik marketing yang dilakukan akan
berbeda pula.
Ada prinsip-prinsip marketing tertentu
yang berlaku secara
umum,
yaitu :
Selalu
mengacu
pada
pelanggan,
kompetitor, dan
distributor
dalam
membuat perencanaan untuk strategi marketing.
•  Menerapkan segmentasi pada pasar-pasar
yang ada dan
memfokuskan
diri 
pada 
segmen 
pasar 
yang 
paling 
menjanjikan 
dan  prospektif.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah bahwa penentuan segmen pasar
tersebut 
haruslah  sesuai 
dengan 
kemampuan 
dan 
tujuan 
dari
perusahaan.
• Untuk
setiap
segmen
dari
target
market,
lakukan
riset
mengenai
kebutuhan, persepsi, kesukaan, dan daya beli pelanggan.
  
36
•  Raih kemenangan dengan cara men-deliver value yang sesuai dengan
target pasar yang ada.
Teori Marketing akan terus berubah. Teori baru akan bermunculan.
Bila
teori
baru
terbukti
memang
lebih efektif
dan
lebih baik
dari
teori
lama, maka teori tersebut dapat membatalkan teori lama. Hal yang penting
untuk diingat adalah marketing bukanlah sebuah ilmu, namun merupakan
suatu seni yang membutuhkan suatu kepekaan dan pengalaman riil.
2.3 GSM
Global System for Mobile Communication atau sering disingkat GSM
merupakan sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
GSM banyak diterapkan pada mobile communication, khususnya handphone.
Teknologi  ini  memanfaatkan  gelombang  mikro  dan  pengiriman  sinyal  yang
dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal
informasi
yang dikirim akan sampai
pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus
sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.
2.3.1  Sejarah dan Perkembangan GSM
Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan
banyak
digunakan
pada
awal
tahun
1980-an, diantaranya
sistem C-NET
yang dikembangkan di
Jerman
dan
Portugal
oleh Siemens,
sistem
RC-
2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan di
  
37
Belanda
dan
Skandinavia
oleh
Ericsson,
serta
sistem TACS
yang
beroperasi di Inggris. Namun, teknologi
selular
yang masih analog
membuat sistem yang digunakan bersifat regional, sehingga sistem antara
negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan
mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja
(tidak dimungkinkan roaming antar negara).
Teknologi analog yang berkembang semakin tidak sesuai dengan
perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis. Untuk mengatasi
keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada
tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi
selular
yang
dapat
digunakan
di
semua
Negara
Eropa. Organisasi
ini
dinamakan
Group
Special
Mobile (GSM).
Organisasi
ini
mempelopori
munculnya teknologi digital selular
yang kemudian dikenal dengan nama
Global System for Mobile Communication atau GSM.
GSM 
muncul  pada 
pertengahan 
1991 
dan  akhirnya  dijadikan
standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
Telecomunication  Standard  Institute).  Pengoperasian  GSM  secara
komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM
merupakan   teknologi   yang   kompleks   dan   butuh   pengkajian   yang
mendalam
untuk
bisa
dijadikan
standar.
Pada
September
1992,
standar
type  approval  untuk  handphone  disepakati  dengan  mempertimbangkan
dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM.
  
38
Pada
awal
pengoperasiannya, GSM
telah
mengantisipasi
perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan
per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah
DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan
frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar
per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat
menurunkan
kekuatan
daya
pancar handphone,
sehingga
bahaya
radiasi
yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi.
Tabel 2.1 Kejadian Historis Berkaitan dengan Perkembangan GSM
  
39
Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk
Indonesia. Indonesia awalnya
menggunakan sistem telepon selular analog
yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic
Mobile Telephone). Namun, dengan hadir dan
diaplikasikannya standar
sistem
komunikasi
selular,
sistem analog
perlahan
menghilang.
Hal
ini
terjadi tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun
semakin  lama  semakin  bertambah.  Pada  akhir  tahun  2005,  pelanggan
GSM
di
dunia
telah
mencapai
1,5 triliun
pelanggan.
Akhirnya
GSM
tumbuh  dan  berkembang  sebagai  sistem  telekomunikasi  seluler  yang
paling banyak digunakan di seluruh dunia.
2.3.2  Spesifikasi Teknis GSM
Di Eropa, pada awalnya GSM di desain untuk beroperasi pada
frekuensi  900  Mhz.  Pada  frekuensi  ini,  frekuensi  uplinks-nya
menggunakan frekuensi 890–915 MHz.
Sedangkan
frekuensi downlinks-
nya menggunakan frekuensi 935–960 MHz. Bandwith yang digunakan
adalah 25 Mhz (915–80 = 960–35 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200
Khz.  Dari  keduanya,  maka  didapatkan  125  kanal,  dimana  124  kanal
digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal.
  
40
Tabel 2.2 Spesifikasi Teknis GSM
Pada  perkembangannya,  jumlah  kanal  124  semakin  tidak
mencukupi
dalam pemenuhan
kebutuhan
yang
disebabkan
pesatnya
pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang
lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan
tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz,
dengan frekuensi 1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi
1805-1880 Mhz sebagai
frekuensi downlinks. GSM dengan
frekuensinya
yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM 1800, dimana
tersedia bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 1785–1710 = 75 Mhz).
Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz. Berbeda dengan GSM
yang  beroperasi  pada  frekuensi  900  Mhz,  pada  GSM  1800  ini  akan
tersedia sebanyak 375 kanal.
  
41
Di
Eropa,
standar-standar
GSM
kemudian
juga
digunakan
untuk
komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan nama GSM-R.
2.3.3  Arsitektur Jaringan GSM
Secara  umum,  network element dalam  arsitektur  jaringan  GSM
dapat dibagi menjadi:
Mobile Station (MS)
Base Station Sub-System (BSS)
Network Sub-System (NSS)
Operation and Support System (OSS)
Secara
bersama-sama,
keseluruhan
network   element
di
atas
akan
membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
Gambar 2.2 Arsitektur GSM
  
42
2.3.3.1  Mobile Station (MS)
Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang
digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri
atas:
Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat
GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang
berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima
sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
Gambar 2.3 Mobile Equipment (ME) atau handset (1:1)
Secara
international,
ME
diidentifikasi
dengan
IMEI
(International Mobile
Equipment Identity) dan data
IMEI
ini
  
43
disimpan oleh EIR untuk keperluan otentifikasi, apakah mobile
equipment yang bersangkutan dijinkan untuk melakuan
hubungan  atau 
tidak. 
Gambar  di  bawah 
ini 
menunujukan
format penomoran IMEI.
Gambar 2.4 Format Penomoran IMEI
Keterangan:
o
TAC 
(Type
Approval 
Code), adalah
kode 
yang
diberikan
pada  
saat  
Mobile  
Equipment  
ditest
sebelum ME tersebut dijual ke pasar
o
FAC 
(Final
Assembly  Code),
menunjukan 
kode
manufaktur/pabrik
o
SNR (Serial Number)
o
SP (Spare field)
•  Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan
kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa
informasi
pelayanan.
ME
tidak
akan
dapat
digunakan
tanpa
SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat.
  
44
Gambar 2.5 SIM Card (1:1)
Data yang disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
o
IMMSI   
(International  
Mobile   
Subscriber   
Identity),
merupakan penomoran pelanggan yang akan selalu unik di
seluruh dunia.
Gambar 2.6 Format Penomoran IMSI
Keterangan:
MCC (Mobile Country Code)
MNC (Mobile Network Code)
MSIN (Mobile Subscriber Identification Number)
o
MSISDN    (Mobile   Subscriber   ISDN),    nomor    yang
merupakan nomor panggil pelanggan.
  
45
Gambar 2.7 Format Penomoran MSISDN
Keterangan:
CC (Country Code)
NDC (National Destination Code)
SN (Subscriber Number)
Sebagai
contoh
MSISDN
+62
815
9408787
=>
CC=
62,
NDC = 815, SN = 9408787
o
Authentication
Key
(Ki),
alogorithma
authentikasi
A3 dan
A8, PIN dan PUK (PIN Unblocking Key).
o
Data  network  yang bersifat temporer/sementara, seperti :
TMSI
(Temporary 
Mobile   Subscriber  
Identity)
LAI
(Location Area Identity), Kc, Forbidden PLMN.
o
Data
yang
terkait
dengan
service,
seperti
:
SMS,
setingan
bahasa, dan lain-lain.
  
46
2.3.3.2  Base Station Sub-System (BSS)
Base Station Sub-System atau BSS, terdiri atas:
o
BTS
atau
Base
Transceiver
Station,
perangkat
GSM
yang
berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan
dengan
MS
melalui
air
interface atau disebut juga
Um
Inteface.
BTS
berfungsi
sebagai
pengirim dan
penerima
(transciver)  sinyal  komunikasi  dari/ke  MS  yang
menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM.
Karena  fungsinya  sebagai  transceiver,  maka  bentuk  fisik
sebuah BTS adalah tower dengan dilengkapi antena sebagai
transceiver.
Sebuah BTS
dapat
meng-cover area
sejauh 35
km. Area cakupan BTS ini disebut juga dengan cell. Sebuah
cell dapat dibentuk oleh sebuah BTS atau
lebih, tergantung
dari bentuk cell yang diinginkan. Fungsi dasar BTS adalah
sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan
fungsi-fungsi yang terkait dengan:
•  meng-assign  channel   ke   MS   pada   saat   MS   akan
melakukan pembangunan hubungan.
•  menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga
mengirimkan/menerima
sinyal dengan frekwensi yang
berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena
yang sama.
  
47
•  mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
•  Ikut mengontrol proces handover.
•  Frequency hopping.
o
BSC
atau
Base
Station
Controller,
adalah
perangkat
yang
mengontrol kerja BTS-BTS yang secara hiraki
berada di
bawahnya. BSC
merupakan interface yang menghubungkan
antara
BTS (komunikasi menggunakan A-bis interface) dan
MSC (komunikasi menggunakan A interface). Fungsi-fungsi
terkait BSC antara lain:
•  Melakukan 
fungsi 
radio  resource 
management 
pada
BTS-BTS yang ada di bawahnya.
•  Mengontrol  proces handover  inter  BSC  dan  juga  ikut
serta dalam proces handover intra BSC.
• Menghubungkan
BTS-BTS
yang
berada
di
bawahnya
dengan OMC sebagai pusat operasi dan maintenance.
•  Ikut terlibat dalam proces Call Control seperti call setup,
routing, mengontrol dan men-ternimate call.
•  Melakukan   dan   mengontrol   proces  timing  advance
control, yaitu mengontrol sinyal-sinyal yang diterima dari
MS yang bergerak, sehingga tidak saling overlap.
  
48
2.3.3.3  Network Sub-System (NSS)
Network Sub-System atau NSS, terdiri atas:
o
Mobile Switching Center atau MSC, adalah network element
central  dalam sebuah jaringan GSM. Semua
hubungan
(voice
call/transfer
data)
yang
dilakukan
oleh mobile
subscriber
selalu  
menggunakan  
MSC  
sebagai  
pusat
pembangunan  hubungannya.  Pada  umumnya,  MSC
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
Switching dan Call
Routing.
Sebuah
MSC
mengontrol
proces pembangunan hubungan (call set up), mengontrol
hubungan yang telah terbangun, dan me-release call
apabila hubungan telah selesai. Dalam hal ini, MSC akan
berkomunikasi dengan banyak
network element
lain
seperti NE BSS, VAS, dan IN. MSC juga melakukan
fungsi routing call ke PLMN lain (operator seluler lain
ataupun jaringan PSTN).
Charging. Untuk pelanggan pre-paid, MSC akan selalu
berkomunikasi dengan IN yang melakukan fungsi online
charging. Selain itu, MSC juga akan mencatat semua
informasi
tentang
sebuah call
dalam bentuk CDR (Call
Detail Record).
  
49
• Berkomunikasi  
dengan  
network  
element  
lainnya
(HRL,VLR,   IN,   network  elemen VAS,   dan   MSC
lainnya).  MSC  akan  berkomunikasi  dengan  HLR  dan
VLR terutama
dalam proces pembangungan hubungan
(call set up),  call routing (di 
HLR  disimpan 
lokasi
terakhir MS tujuan dan untuk routing call tersebut ke MS
yang sedang meng-cover MS tujuan, HLR akan meminta
informasi routing ke MSC yang sedang meng-cover MS
pemanggil), dan call release. MSC akan berhubungan
dengan network element VAS seperti SMSC, MMSC,
RBT
server, dan
lain-lain, dalam rangka proces delivery
content service-service VAS tersebut ke MS tujuan. MSC
akan
berhubungan
dengan
MSC
lain
dalam
hal
proces
call setup (termasuk call routing), dan juga mengontrol
process handover antar cell
yang terletak pada dua MSC
yang berbeda.
•  Mengontrol  BSC  yang  terhubung  dengannya.  Sebuah
MSC dapat terhubung dengan 1 BSC atau lebih. MSC
akan mengontrol dan berkomunkasi dengan BSC dalam
hal
call
setup,
location
update, handover
inter
MSC
(handover antara 2 cell yang terdapat pada 2 BSC yang
berbeda tapi masih dalam 1 MSC yang sama).
  
50
o
Home Location Register atau HLR, adalah network element
yang berfungsi sebagai sebuah database untuk penyimpan
semua data dan informasi mengenai pelanggan yang
tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada
posisi
pelanggan.
HLR
bertindak sebagai pusat informasi
pelanggan yang setiap waktu akan
diperlukan
oleh
VLR
untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR
selalu berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi
posisi
terakhir
dimana
pelanggan
berada.
Informasi
lokasi
ini akan di-update apabila pelanggan berpindah dan
memasuki coverage area suatu MSC yang baru. Informasi-
informasi yang disimpan di HLR adalah :
•  Identitas pelanggan (IMSI, MSISDN)
•  Suplementary service pelanggan
•  Informasi lokasi terakhir pelanggan
•  Informasi Authentikasi pelanggan
HLR juga akan selalu berkomunikasi dengan AuC dalam hal
melakukan
retrieving parameter
authentikasi
yang
baru
setiap
saat
sebelum segala
jenis
aktvitas
pelanggan
dilakukan.
o
Visitor Location Register atau VLR, adalah network element
yang berfungsi
sebagai
sebuah
database yang
menyimpan
  
51
data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan
memasuki
suatu
area
yang
bernaung
dalam wilayah
MSC
VLR
(setiap MSC
akan memiliki
1 VLR sendiri) tersebut
(melakukan  Roaming).  Informasi  pelanggan  yang  ada  di
VLR ini pada dasarnya adalah salinan dari informasi
pelanggan yang ada di HLR-nya. Adanya informasi
mengenai 
pelanggan 
dalam 
VLR 
memungkinkan 
MSC
untuk
melakukan
hubungan
baik
Incoming (panggilan
masuk) 
maupun  Outgoing  (panggilan  keluar).  VLR
bertindak  sebagai 
database 
pelanggan 
yang 
bersifat
dinamis, karena selalu berubah setiap waktu, menyesuaikan
dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah dalam
suatu area cakupan suatu MSC. Data yang tersimpan dalam
VLR
secara
otomatis
akan
selalu
berubah mengikuti
pergerakan pelanggan. Ketika pelanggan bergerak
meninggalkan area suatu MSC dan menuju area MSC
lainnya, maka informasinya
akan dicatat di VLR MSC
barunya dan dihapus dari VLR sebelumnya. Dengan
demikian posisi pelanggan dapat dimonitor secara terus
menerus
dan
hal
ini
akan memungkinkan
MSC
untuk
melakukan penyambungan pembicaraan/SMS dari/ke
pelanggan ini ke dengan pelanggan lain. VLR selalu
berhubungan  secara  intensif  dengan  HLR  yang  berfungsi
  
52
sebagai sumber data pelanggan. Bila sebuah MS bergerak
keluar coverage area
suatu MSC menuju
coverage MSC
yang lain, maka yang terjadi adalah :
1. VLR MSC
yang baru
akan
men-check di database-nya
apakah record MS tersebut sudah ada atau belum. Proces
penge-check-an dilakukan dengan menggunakan IMSI.
2. Jika    record-nya    belum    ada,    maka    VLR    akan
mengirimkan
request ke
HLR
MS
tersebut
untuk
mengirimkan  copy-an  data  MS  tersebut  yang  ada  di
HLR-nya.
3. HLR akan
mengirimkan
informasi
MS
tersebut
ke
VLR
tujuan   dan   juga   meng-update   informasi   lokasi   MS
tersebut
di  
database  
HLR.   HLR   kemudian   akan
mengintruksikan VLR sebelumnya (VLR asal) untuk
menghapus informasi MS tersebut di database-nya.
4. VLR
yang baru akan
menyimpan
informasi
MS tersebut,
termasuk lokasi terakhir dan statusnya.
o
Authentication  Center  atau AuC, yang diperlukan untuk
menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk
memeriksa keabsahan pelanggan, sehingga usaha untuk
mencoba   
mengadakan   
hubungan   
pembicaraan   
bagi
pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu
AuC berfungsi
untuk
menghindarkan
adanya pihak
ketiga
  
53
yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap
pembicaraan.
Dengan
fasilitas ini,
maka
kerugian
yang
dialami
pelanggan
sistem selular
analog
saat
ini
akibat
banyaknya usaha memparalel, tidak
mungkin
terjadi lagi
pada
GSM.
Sebelum
proses
penyambungan switching
dilaksanakan   sistem   akan   memeriksa   terlebih   dahulu,
apakah pelanggan yang akan mengadakan pembicaraan
adalah pelanggan yang sah. AuC menyimpan informasi
mengenai authentication dan chipering key.
Tabel 2.3 Data-data dalam HLR/AuC danVLR
  
54
Karena fungsinya yang mengharuskan sangat khusus,
authentication mempunyai algoritma yang spesifik, disertai
prosedur chipering yang berbeda untuk masing-masing
pelanggan. Kondisi ini menyebabkan AuC memerlukan
kapasitas memory yang sangat besar. Wajar apabila GSM
memerlukan
kapasitas memory
sangat
besar
pula. Karena
fungsinya yang sangat penting, maka operator selular harus
dapat menjaga keamanannya agar tidak dapat diakses oleh
pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Personil yang
mengoperasikan
dilengkapi
dengan
chipcard dan
juga
password identitas dirinya. Tabel di bawah ini menunjukan
data-data yang disimpan di HLR dan VLRdan AuC.
o
Equipment  Identity  Registration  atau EIR, yang memuat
data-data peralatan pelanggan (Mobile Equipment) yang
diidentifikasikan
dengan
IMEI (International
Mobile
equipment Identity). Data Mobile Equipment yang di simpan
di EIR dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori:
•  Peralatan  yang  diijinkan  untuk  mengadakan  hubungan
pembicaraan kemanapun
•  Peralatan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan
hubungan pembicaraan ketujuan yang terbatas
  
55
•  Peralatan
yang
sama
sekali
tidak
diijinkan
untuk
berkomunikasi
Kebaradaan EIR belum
distandardisasi secara penuh, oleh
karena
itu
belum dioperasikan
di
semua
operator.
Masih
diperlukan klasifikasi dan penyempurnaan
yang
berkaitan
dengan
aspek
hukum.
Di
Indonesia
sendiri,
belum ada
operator seluler yang mengimplementasikan EIR. Bila EIR
digunakan, maka operator dapat melakukan pemblokiran
terhadap  handset  (bukan  pemblokiran  nomor  pelanggan,
tapi pemblokiran pesawat telepon) yang digunakan oleh
pelanggan. Sehingga apabila ada handset pelanggan yang
hilang, maka pelangan dapat mengajukan agar handaset
tersebut  diblokir  sehingga  tidak  akan  pernah  dapat
digunakan lagi oleh orang lain. Dengan pengimplementasian
EIR ini tentu akan dapat mengurangi kasus-kasus pencurian
handphone, karena pemilik dapat meminta agar handphone-
nya yang sudah dicuri segera diblokir dan tidak dapat
digunakan lagi. Sehingga motivasi para pencuri untuk
melakukan pencurian handphone akan berkurang.
Berdasarkan keterangan-keterangan pada poin-poin di atas,
distribusi   lokasi   informasi-informasi   yang   diperlukan   dalam
  
56
proces
authentikasi pada
network
elemens
jaringan
GSM
dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.8 Distribusi Lokasi Informasi
2.3.3.4  Operation and Support System (OSS)
Operation and Support System atau OSS, atau sering juga
disebut 
dengan  OMC  (Operation
and  Maintenance 
Center),
adalah sub-system jaringan
GSM
yang
berfungsi
sebagai
pusat
pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM
yang 
terhubung 
dengannya. 
Tiap-tiap  network
element
mempunyai perangkat OMC-nya masing-masing, misalnya
network element NSS mempunyai perangkat OMC sendiri,
network   element   BSS  mempunyai  perangkat  OMC  sendiri,
  
57
network element VAS juga memiliki perangkat OMC sendiri.
Biasanya, di banyak operator semua perangkat OMC ini diletakan
di dalam satu ruangan OMC yang terpusat.
OMC   pada   umumnya   memiliki   fungsi-fungsi   sebagai
berikut :
Fault  
Management OMC  bertugas  untuk 
memonitor
keadaan/kondisi tiap-tiap network
element yang terhubung
dengannya.
Dalam hal ini, OMC akan selalu menerima alarm
dari
network element yang menunjukan kondisi di
network
element 
yang 
dimonitor, 
apakah 
ada 
masalah 
di 
network
element atau tidak.
• Configuration
Management.
OMC
dapat
bertindak
sebagai
interface untuk melakukan/merubah network
element
configuration yang terhubung dengannya.
Performance
Management.
Beberapa 
OMC 
ada 
yang
dilengkapi juga dengan fungsi performance management, yaitu
fungsi  untuk  memonitor  performance dari  network element
yang terhubung dengannya.
Inventory Management. OMC juga dapat berfungsi sebagai
inventorty management,
karena
di
dalam
database
OMC
terdapat
informasi tentang aset
yang berupa network element,
  
58
seperti
jumlah
dan
konfigurasi
seluruh network element, dan
juga kapasitas network element.
Gambar di bawah
ini
menunjukan contoh diagram sebuah
OMC yang memonitor berbagai macam network elements.
Gambar 2.9 Diagram Monitor OMC
2.3.4  Frekuensi Operator GSM di Indonesia
Berikut adalah frekuensi pada tiga operator terbesar di Indonesia.
•  Indosat atau Satelindo
: 890 – 900 Mhz (10 Mhz)
•  Telkomsel
: 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
•  Excelcomindo
: 907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz)
2.3.5  Keunggulan GSM sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G)
GSM   sebagai   sistem   telekomunikasi   selular   digital  memiliki
keunggulan yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
  
59
Kapasitas
sistem lebih
besar,
karena
menggunakan
teknologi digital
dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu
pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi,
kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
•  Sifatnya
yang
sebagai
standar
internasional
memungkinkan
international roaming.
Dengan teknologi digital, GSM tidak hanya mengantarkan suara, tapi
memungkinkan service lain seperti teks, gambar, dan video.
•  Keamanan 
sistem 
yang 
lebih 
baik 
karena 
dimungkinkan 
adanya
enkripsi dan chippering data.
•  Kualitas suara lebih jernih dan peka.
Bagaimanapun
juga,
keunggulan
GSM
yang
beragam pantas
membuatnya menjadi sistem telekomunikasi selular terbesar penggunanya
di seluruh dunia.
2.3.6  Perkembangan Teknologi Seluler
Teknologi GSM juga terus berkembang sejalan dengan mengalirnya
waktu dan berkembangnya teknologi dalam bidang telekominukasi,
khususnya yang bersifat nirkabel.
Teknologi
GSM
terus
tumbuh
dan
berkembang ke generasi yang lebih baik. Berikut adalah perkembangan
teknologi dalam standar komunikasi seluler.
  
60
•  GSM / UMTS (3GPP) Family
o
GSM (2G)
 
GPRS
 
EDGE (EGPRS)
•  EDGE Evolution
 
CSD
•  HSCSD
o
UMTS (3G)
 
HSPA
•  HSDPA
•  HSUPA
•  HSPA+
 
UMTS-TDD
•  TD-CDMA
•  TD-SCDMA
 
FOMA
o
UMTS Rev. 8 (Pre-4G)
 
LTE
 
HSOPA (Super 3G)
•  CDMA (3GPP2) Family
o
cdmaOne (2G)
o
CDMA2000 (3G)
  
61
 
EV-DO
o
UMB (Pre-4G)
•  AMPS Family
o
AMPS (1G)
 
TACS / ETACS
o
D-AMPS (2G)
•  Teknologi lainnya
o
Pre Cellular
 
PTT
 
MTS
 
IMTS
 
AMTS
 
OLT
 
MTD
 
Autotel / PALM
 
ARP
o
1G
 
NMT
 
Hicap
 
CDPD
 
Mobitex
 
DataTAC
  
62
o
2G
 
iDEN
 
PDC
 
CSD
 
PHS
 
WiDEN
o
Pre-4G
 
iBurst
 
HIPERMAN
 
WiMAX
 
WiBro
 
GAN (UMA)
•  Channel Access Methods
o
FDMA
 
OFDMA
o
TDMA
o
SSMA
 
CDMA
•  Frequency bands
o
Cellular
 
GSM
 
UMTS
  
63
 
PCS
o
SMR
Secara umum, standar telepon genggam dapat dirumuskan menjadi:
•  0G
o
ARP
•  1G
o
NMT
o
AMPS
•  2G
o
GSM
o
iDEN
o
D-AMPS
o
cdmaOne
o
PDC
•  2.5G
o
GPRS
•  2.75G
o
EDGE
•  3G
o
CDMA
  
64
o
W-CDMA
  
UMTS
  
FOMA
o
CDMA2000
o
TD-SCDMA
•  3.5G
•  4G
2.4 CDMA
Code
division
multiple
access (CDMA)
adalah
sebuah
bentuk
pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses
secara
bersama
yang
membagi
kanal
tidak
berdasarkan waktu
(seperti
pada
TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan
data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada
dan
mengunakan
sifat-sifat
interferensi konstruktif
dari
kode-kode
khusus
itu
untuk melakukan pemultipleksan.
CDMA
juga
mengacu
pada
sistem telepon
seluler
digital
yang
menggunakan skema akses secara bersama ini, seperti yang diprakarsai oleh
Qualcomm.
  
65
2.4.1  Sejarah CDMA
CDMA
adalah
sebuah
teknologi
militer
yang
digunakan
pertama
kali pada Perang Dunia II oleh sekutu Inggris untuk menggagalkan usaha
Jerman mengganggu transmisi mereka. Sekutu memutuskan untuk
mentransmisikan tidak hanya pada satu frekuensi, namun pada beberapa
frekuensi, menyulitkan Jerman untuk menangkap sinyal yang lengkap.
Sejak
itu
CDMA
digunakan
dalam banyak
sistem komunikasi,
termasuk pada
Global Positioning System
(GPS)
dan
pada
sistem satelit
OmniTRACS
untuk
logistik
transportasi.
Sistem terakhir
didesain
dan
dibangun oleh Qualcomm, dan menjadi cikal bakal yang membantu
insinyur-insinyur Qualcomm
untuk
menemukan Soft Handoff dan kendali
tenaga cepat, teknologi yang diperlukan untuk menjadikan CDMA praktis
dan efisien untuk komunikasi seluler terrestrial.
2.4.2  Keuntungan CDMA
Teknologi CDMA sendiri memiliki berbagai keuntungan jika
diaplikasikan 
dalam 
sistem 
seluler. 
Keuntungan-keuntungan 
tersebut
antara lain :
•  Hanya 
membutuhkan  satu  radio 
yang  dibutuhkan 
untuk  beberapa
sektor/cell.
•  Tidak  membutuhkan  equalizer untuk  mengatasi  gangguan  spektrum
sinyal.
  
66
Dapat bergabung dengan metode akses lainnya, tidak membutuhkan
penghitung  waktu  (guard  time)  untuk  melihat  rentang  waktu  dan
penjaga pita (guard band) untuk menjaga intervensi antarkanal.
•  Tidak membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi.
•  Memiliki kapasitas yang halus untuk membatasi para pengguna akses.
•  Memiliki proteksi dari proses penyadapan.
2.4.3  Pengunaan di dalam mobile telephony
Sejumlah istilah yang berbeda digunakan untuk mengacu pada
penerapan CDMA. Standar pertama yang diprakarsai oleh QUALCOMM
dikenal
sebagai
IS-95.
IS
mengacu
pada
sebuah
Standar Interim
dari
Telecommunications
Industry
Association
(TIA).
IS-95
sering
disebut
sebagai
2G atau
seluler
generasi
kedua.
Merk
dagang
cdmaOne
dari
QUALCOMM juga digunakan untuk menyebut standar 2G CDMA.
Setelah beberapa kali revisi, IS-95 digantikan oleh standar IS-2000.
Standar ini diperkenalkan untuk memenuhi beberapa kriteria yang ada
dalam  spesifikasi  IMT-2000  untuk  3G,  atau  selular  generasi  ketiga.
Standar ini juga disebut sebagai 1xRTT yang secara sederhana berarti "1
times Radio Transmission Technology" yang mengindikasikan bahwa IS-
2000
menggunakan
kanal
bersama
1.25-MHz
sebagaimana
yang
digunakan  standar  IS-95  yang  asli.  Suatu  skema  terkait  yang  disebut
3xRTT  menggunakan  tiga  kanal  pembawa  1.25-MHz  menjadi  sebuah
  
67
lebar pita
3.75-MHz
yang
memungkinkan laju letupan data (data burst
rates) yang lebih tinggi untuk seorang pengguna individual, namun skema
3xRTT
belum digunakan
secara
komersil.
Yang
terbaru,
QUALCOMM
telah memimpin penciptaan teknologi baru berbasis CDMA yang
dinamakan 1xEV-DO, atau IS-856, yang mampu menyediakan laju
transmisi
paket data
yang
lebih
tinggi seperti
yang
dipersyaratkan oleh
IMT-2000 dan diinginkan oleh para operator jaringan nirkabel.
System CDMA
QUALCOMM
meliputi
sinyal waktu yang sangat
akurat (biasanya
mengacu pada sebuah receiver GPS pada stasiun pusat
sel (cell base station)), sehingga
clock berbasis telepon seluler CDMA
adalah jenis radio clock
yang
semakin
populer
untuk
digunakan
pada
jaringan 
komputer. 
Keuntungan 
utama 
menggunakan 
sinyal 
telepon
seluler  CDMA  untuk  keperluan  reference  clock  adalah  bahwa  mereka
akan bekerja lebih baik di dalam bangunan, sehingga menghilangkan
kebutuhan untuk memasang sebuah antena GPS di luar bangunan.
Yang juga sering dikacaukan dengan
CDMA
adalah
W-CDMA.
Teknik CDMA digunakan sebagai prinsip dari antarmuka udara W-
CDMA, dan antarmuka udara W-CDMA digunakan di dalam Standar 3G
global UMTS dan standar 3G Jepang FOMA, oleh NTT DoCoMo and
Vodafone; namun bagaimanapun, keluarga standar CDMA (termasuk
cdmaOne dan CDMA2000) tidaklah compatible dengan keluarga standar
W-CDMA.
  
68
Aplikasi penting lain daripada CDMA, mendahului dan seluruhnya
berbeda dengan seluler CDMA, adalah Global Positioning System (GPS).
2.4.4  Soft Handoff
Soft
handoff (atau soft handover)
adalah salah satu
inovasi
dalam
mobilitas
dimana
mungkin
dilakukan dengan teknologi CDMA. Hal
ini
berkaitan dengan teknik atau pemindahan
dari satu sel ke sel yang lain
tanpa memutuskan hubungan radio kapanpun. Di dalam teknologi TDMA
dan sistem analog, setiap pancaran sel berada pada frekuensinya sendiri,
berbeda dengan sel-sel tetangganya. Jika sebuah perangkat bergerak telah
mencapai batas dari sel yang melayani call saat ini, dapat dikatakan sistem
akan  memutus  hubungan  radio  dan  secepatnya  menyesuaikan  dengan
salah
satu
frekuensi
sel-sel
tetangganya
dimana
call
telah
dipindahkan
oleh jaringan dikarenakan perpindahan lokasi dari peralatan bergerak
tersebut. Jika peralatan bergerak tersebut tidak bisa menyesuaikan dengan
frekuensi barunya dalam sekejap, maka call akan diputus.
Didalam sistem CDMA,
satu
set
sel
bertetangga
semuanya
menggunakan frekuensi yang sama untuk transmisi dan sel yang berbeda
(atau base station)
dalam arti
adalah
sebuah nomer
yang
disebut
"PN
offset", disaat time
offset
dari permulaan pseudo-random noise sequence
yang  digunakan  untuk  menyebarkan  sinyal  dari  base station.  Karena
semua  sel  berada  pada  satu  frekuensi,  mendengarkan  pada  BTS  yang
  
69
berbeda
sekarang
adalah
tantangan
dalam pemrosesan
sinyal
digital
berbasis pada offset dari sequence PN, bukan Tranmisi RF, dan
berdasarkan
penerimaan
pada
frekuensi
terpisah.
Apabila handphone
CDMA
menjelajah
melalui
jaringan,
ia
mengenali offset PN dari
sel
bertetangga dan melaporkan kekuatan setiap sinyal kembali ke sel acuan
dari hubungan percakapan (biasanya sel yang terkuat). Jika sinyal dari
sebuah sel bertetangga cukup kuat, perangkat bergerak tersebut akan
dihubungkan
langsung
pada
"add
a
leg"' call-nya
dan
mulai
mentranmisikan, lalu menerima ke dan dari sel baru dalam arti ke sel (atau
sel-sel) call
yang
baru
saja
digunakan. Jika
sebuah
sinyal
sel
melemah,maka  handset
akan 
secara 
langsung  diputus 
hubungannya.
Dalam hal
ini, handset dapat bergerak dari sel ke sel dan
menambah dan
membuang
jika
diperlukan
dengan
tujuan
untuk
menjaga
call tanpa
memutuskan hubungan.
Dalam prakteknya, ada batasan-batasan frekuensi yang sering
ditemukan antara sinyal pembawa yang berbeda atau sub-jaringan. Pada
keadaan ini, handset CDMA akan
menggunakan jalan
yang sama seperti
dalam TDMA,
atau analog,
dan
menjalankan
sebuah
perpindahan
yang
ekstrim dimana hal ini akan memutus hubungan dan mencoba mengambil
frekuensi baru dimana hubungannya baru terputus.
  
70
2.4.5  Fitur CDMA
Ada  banyak 
fitur 
yang  ditawarkan  CDMA.  Fitur-fitur  tersebut
antara lain adalah:
• Sinyal
pesan
pita
sempit
(narrowband)
akan
digandakan
dengan
penyebaran sinyal pita lebar (wideband) atau pseudonoise code.
•  Setiap user mempunyai pseudonoise (PN) code masing-masing.
•  Soft capacity
limit. Performa
sistem 
akan 
berubah 
untuk 
semua
pengguna begitu nomer pengguna meningkat.
•  Near-far problem (masalah dekat-jauh).
•  Interference terbatas. Akibatnya, kontrol daya sangat diperlukan.
•  Besar bandwidth menimbulkan keaneka ragaman, sehingga dibutuhkan
rake receiver.
•  Bebas praktek penyadapan. Akan membutuhkan semua komputer yang
pernah dibuat oleh manusia diatas bumi untuk memecahkan kode dari
satu setengah percakapan dalam sistem CDMA.
2.5 Database
Basis data (database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan
informasi
yang
disimpan di dalam komputer
secara
sistematik
sehingga dapat
diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi
dari basis data tersebut. Perangkat
lunak
yang digunakan
untuk
mengelola dan
  
71
memanggil
kueri
(query)
basis
data
disebut
sistem manajemen
basis
data
(database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu
informasi.
Istilah
"basis
data"
berawal
dari ilmu
komputer.
Meskipun
kemudian
artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini
mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya
sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kwitansi dan
kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.
Konsep
dasar
dari basis
data
adalah kumpulan dari
catatan-catatan, atau
potongan
dari
pengetahuan.
Sebuah
basis
data
memiliki
penjelasan
terstruktur
dari  jenis  fakta  yang  tersimpan  di  dalamnya.  Penjelasan  ini  disebut  skema.
Skema menggambarkan obyek
yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di
antara obyek tersebut.
Gambar 2.10 Database Software
  
72
Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur
basis data. Skema basis data yang terorganisir dikenal sebagai model basis data
atau 
model 
data. 
Model 
yang 
umum 
digunakan 
sekarang 
adalah 
model
relasional, yang menurut istilah Layman diartikan dengan model basis data yang
mewakili
semua
informasi
dalam bentuk
tabel-tabel
yang
saling
berhubungan
dimana
setiap
tabel
terdiri
dari
baris
dan
kolom (definisi
yang
sebenarnya
menggunakan terminologi
matematika).
Dalam model ini,
hubungan antar
tabel
diwakili
dengan
menggunakan
nilai
yang sama
antar
tabel.
Model
yang
lain
seperti  model  hierarkis  dan  model  jaringan  menggunakan  cara  yang  lebih
eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
Istilah basis data mengacu pada dua arti. Arti pertama adalah koleksi dari
data-data yang saling berhubungan. Sedangkan yang kedua adalah perangkat
lunak
yang
berfungsi
sebagai
sistem manajemen
basis
data
(database
management system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator
dan programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.
2.5.1  Perangkat lunak basis data
Perangkat lunak basis data
yang banyak digunakan dalam
pemrograman dan merupakan perangkat basis data aras tinggi (high level)
antara lain adalah:
•  DB2
•  Microsoft SQL Server
  
73
•  Oracle
•  Sybase
•  Interbase
•  XBase
•  Firebird
•  MySQL
•  PostgreSQL
•  Microsoft Access
•  dBase III
•  Paradox
•  FoxPro
•  Visual FoxPro
•  Arago
•  Force
•  Recital
•  dbFast
•  dbXL
•  Quicksilver
•  Clipper
•  FlagShip
•  Harbour
•  Visual dBase
  
74
•  Lotus Smart Suite Approach
Selain  perangkat 
lunak  di  atas,  terdapat 
juga  perangkat 
lunak
pemrograman basis data aras rendah (low level), diantaranya adalah:
•  Btrieve
•  Tsunami Record Manager
2.6 Perseroan Terbatas
Perseroan  Terbatas  (PT),  dulu  disebut  juga  Naamloze Vennootschaap
(NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal
terdiri
dari
saham-saham,
yang
pemiliknya
memiliki
bagian
sebanyak
saham
yang
dimilikinya.
Karena
modalnya
terdiri
dari
saham-saham yang
dapat
diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan
tercantum dalam anggaran dasar.
Kekayaan
perusahaan
terpisah
dari
kekayaan
pribadi
pemilik perusahaan
sehingga
memiliki
harta kekayaan
sendiri. Setiap
orang
dapat
memiliki
lebih
dari
satu
saham yang
menjadi
bukti
pemilikan
perusahaan. Pemilik
saham mempunyai
tanggung
jawab
yang
terbatas,
yaitu
sebanyak
saham yang
dimiliki.
Apabila
utang
perusahaan
melebihi
kekayaan
perusahaan,
maka kelebihan utang
tersebut tidak
menjadi tanggung jawab para
  
75
pemegang
saham.
Apabila perusahaan
mendapat keuntungan
maka
keuntungan
tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan
memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung
pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.
Selain
berasal
dari
saham,
modal
PT dapat
pula
berasal
dari
obligasi.
Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan
bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
2.6.1  Mekanisme Pendirian Perseroan Terbatas
Pendirian
sebuah
PT
harus
menggunakan akta resmi (akta yang
dibuat oleh notaris) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari
perseroan
terbatas,
modal,
bidang
usaha,
alamat
perusahaan,
dan
lain-
lain.  Akta  ini  harus  disahkan  oleh  menteri  Hukum  dan  Hak  Asasi
Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk
mendapat
izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
•  Perseroan
terbatas
tidak
bertentangan
dengan
ketertiban
umum
dan
kesusilaan
•  Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang
•  Paling
sedikit
modal
yang
ditempatkan
dan
disetor
adalah
25%
dari
modal  dasar.  (sesuai  dengan  UU  No.1  Tahun  1995  &  UU  No.40
Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas)
  
76
Setelah
mendapat
pengesahan,
dahulu
sebelum adanya
UU
mengenai Perseroan Terbatas (UU No.1 tahun 1995), Perseroan Terbatas
harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat. Akan tetapi, setelah
berlakunya UU No.1 tahun 1995
tersebut,
maka
akta pendirian
tersebut
harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib
Daftar
Perusahaan
tahun
1982). 
Dengan kata lain, Perseroan Terbatas
tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri. Tetapi, perkembangan
selanjutnya sesuai UU No.40 tahun
2007,
dikatakan
bahwa
kewajiban
pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga.
Sedangkan   tahapan   pengumuman   dalam   Berita   Negara   Republik
Indonesia (BNRI) tetap berlaku. Pada saat UU No.1 tahun 1995 berlaku,
pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang
bersangkutan. Tetapi sesuai dengan UU No.40 tahun 2007, pengumuman
tersebut
diubah
menjadi
kewenangan/kewajiban
Menteri
Hukum dan
HAM.
Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai
badan
hukum dan perseroan terbatas
menjadi dirinya sendiri, serta dapat
melakukan perjanjian-perjanjian, dan kekayaan perseroan terpisah dari
kekayaan pemiliknya.
Modal
dasar
perseroan
adalah jumlah
modal
yang
dicantumkan
dalam akta
pendirian
sampai
jumlah
maksimal
bila
seluruh
saham
dikeluarkan. Selain
modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat
  
77
modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal
yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan,
yang pada waktu pendiriannya merupakan
jumlah
yang
disertakan oleh
para pendiri persero. Modal yang disetor merupakan modal yang
dimasukkan
dalam perusahaan.
Modal
bayar
merupakan
modal
yang
diwujudkan dalam jumlah uang.
2.6.2  Pembagian Perseroan Terbatas
2.6.2.1  Perseroan Terbatas terbuka
Perseroan (Terbatas) terbuka adalah perseroan terbatas
yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal
(go
public).
Jadi
sahamnya
ditawarkan kepada umum,
diperjualbelikan melalui bursa saham, dan setiap orang berhak
untuk membeli saham perusahaan tersebut.
2.6.2.2  Perseroan Terbatas tertutup
Perseroan terbatas tertutup adalah perseroan terbatas yang
modalnya berasal dari kalangan
tertentu,
misalnya
pemegang
sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga saja atau kalangan
terbatas, dan tidak dijual kepada umum.
  
78
2.6.2.3  Perseroan Terbatas kosong
Perseroan terbatas kosong adalah perseroan terbatas
yang
sudah tidak aktif menjalankan usahanya dan hanya tinggal nama
saja.
2.6.3  Pembagian Wewenang Dalam Perseroan Terbatas
Dalam perseroan
terbatas,
selain
kekayaan
perusahaan
dan
kekayaan pemilik modal terpisah, terdapat pula pemisahan antara pemilik
perusahaan dan pengelola perusahaan. Pengelolaan perusahaan dapat
diserahkan
kepada
tenaga-tenaga
ahli
dalam bidangnya
(profesional).
Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham,
direksi, dan komisaris.
Dalam PT,
para
pemegang
saham
melimpahkan
wewenangnya
kepada  direksi  untuk 
menjalankan  dan 
mengembangkan  perusahaan
sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan. Dalam kaitan dengan
tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili perusahaan,
mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi
kerugian  yang  amat 
besar  (diatas  50%)  maka  direksi  harus
melaporkannya ke para pemegang saham dan pihak ketiga, untuk
kemudian dirapatkan.
Komisaris 
memiliki 
fungsi 
sebagai 
pengawas 
kinerja 
jajaran
direksi  perusahaan.  Komisaris  bisa  memeriksa  pembukuan, 
menegur
  
79
direksi,
memberi
petunjuk,
bahkan
bila perlu memberhentikan direksi
dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan apakah
direksi akan diberhentikan atau tidak.
Dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), semua pemegang
saham, sebesar atau sekecil apapun sahamnya, memiliki hak untuk
mengeluarkan suaranya. Dalam RUPS sendiri dibahas masalah-masalah
yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan perusahaan yang
harus dilaksanakan segera. Bila pemegang
saham
berhalangan,
dia bisa
melempar suara miliknya ke pemegang lain yang disebut proxy. Hasil
RUPS biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi
untuk dijalankan.
Berikut adalah hal-hal yang dibahas dalam RUPS:
•  Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris
•  Memberhentikan direksi atau komisaris
•  Menetapkan besar gaji direksi dan komisaris
•  Mengevaluasi kinerja perusahaan
•  Memutuskan rencana penambahan/pengurangan saham perusahaan
•  Menentukan kebijakan perusahaan
•  Mengumumkan pembagian laba (dividen)
  
80
2.6.4  Keuntungan Membentuk Perusahaan Perseroan Terbatas
Keuntungan 
utama 
membentuk 
perusahaan  perseroan 
terbatas
adalah:
1. Kewajiban 
terbatas. 
Tidak 
seperti  partnership,  pemegang  saham
sebuah  perusahaan 
tidak  memiliki  kewajiban 
untuk  obligasi  dan
hutang
perusahaan.
Akibatnya
kehilangan potensial yang "terbatas"
tidak dapat melebihi dari jumlah
yang mereka bayarkan terhadap
saham. Hal ini tidak hanya mengijinkan perusahaan untuk berjalan
dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk
dasar untuk perdagangan saham perusahaan.
2. Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa
hidup
dari    pemegang    sahamnya,    pejabat    atau    direktur.    Ini
menyebabkan stabilitas modal, yang dapat menjadi investasi dalam
proyek
yang
lebih besar, dan dalam jangka waktu
yang lebih panjang
daripada aset perusahaan, dan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan
penyebaran.
3. Efisiensi  manajemen.  Manajemen  dan  spesialisasi  memungkinkan
pengelolaan modal yang efisien sehingga memungkinkan untuk
melakukan ekspansi. Dengan menempatkan orang yang tepat, akan
didapatkan  efisiensi  maksimum  dari  modal  yang  ada.  Selain  itu,
dengan adanya pemisahan
antara pengelola
dan
pemilik perusahaan,
terlihat tugas pokok dan fungsi masing-masing dengan jelas.
  
81
2.6.5  Kelemahan Perusahaan Perseroan Terbatas
Kelemahan utama perusahaan berbentuk perseroan terbatas adalah
kerumitan 
perizinan 
dan 
organisasi. 
Untuk 
mendirikan 
sebuah  PT
tidaklah mudah. Selain biayanya yang
tidak sedikit, PT juga
membutuhkan akta notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu. Dengan
besarnya perusahaan tersebut, biaya pengorganisasian akan keluar sangat
besar.
Belum
lagi
kerumitan
dan
kendala
yang
terjadi
dalam tingkat
personel.
Hubungan
antar
perorangan
juga
lebih formal
dan
berkesan
kaku.
2.7 Telekomunikasi
Dari struktur bahasa, telekomunikasi dapat diartikan secara instan sebagai
komunikasi jarak jauh. Sedangkan arti telekomunikasi
yang lebih dalam adalah
teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu tempat ke tempat lain.
2.7.1  Bentuk Telekomunikasi
Bentuk komunikasi jarak jauh (telekomunikasi) dapat dibedakan
menjadi:
1. Komunikasi   Satu   Arah   (Simplex).   Dalam   komunikasi   satu   arah
(Simplex),  pengirim  dan  penerima 
informasi  tidak  dapat 
menjalin
  
82
komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh:
pager, televisi, dan radio.
2. Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex),
pengirim
dan
penerima
informasi
dapat
menjalin
komunikasi
yang
berkesinambungan  melalui  media  yang  sama.  Contoh:  telepon  dan
VoIP.
3. Komunikasi
Semi
Dua Arah (Half
Duplex).
Dalam
komunikasi
semi
dua
arah    (Half   Duplex),    pengirim    dan    penerima    informasi
berkomunikasi
secara
bergantian namun
tetap
berkesinambungan.
Contoh: Handy Talkie, FAX, SMS, dan Chat Room.
2.7.2  Komponen Dasar
Untuk bisa melakukan telekomunikasi, ada beberapa komponen
dasar yang diperlukan untuk mendukungnya. Komponen-komponen dasar
tersebut adalah:
1. Informasi     (information).     Informasi     merupakan     data     yang
dikirim/diterima, seperti suara, gambar, file, ataupun tulisan.
2. Pengirim  (sender). 
Pengirim 
adalah  sumber  datangnya 
informasi.
Dalam komunuikasi elektronis, pengirim juga bertugas untuk
merubah
informasi
menjadi
sinyal
listrik
(dimodulasi)
yang
siap
dikirim agar
informasi dapat terkirim melalui media transmisi.
3. Media transmisi
(transmission
medium).
Media
transmisi
adalah
alat
yang
berfungsi
mengirimkan
dari pengirim
kepada
penerima.
Bentuk
  
83
media transmisi bisa berupa benda padat, cair, gas, maupun ruang
hampa.
Contoh
media
transmisi
antara
lain
adalah
kabel,
udara,
dan
lain-lain.
4. Penerima (receiver). Penerima adalah pihak yang menangkap transmisi
informasi. Dalam komunikasi elektronis, penerima juga bertugas untuk
mengubah sinyal listrik yang berisi informasi menjadi bentuk yang bisa
dipahami oleh manusia,
sesuai
yang dikirimkan. Proses
ini dinamakan
proses demodulasi.
2.7.3  Analog dan Digital
Dalam merubah
informasi
menjadi sinyal listrik yang siap dikirim,
ada dua model yang dipakai. Pertama adalah merubah informasi ke sinyal
analog,
dimana sinyal
berbentuk
gelombang
listrik
yang
continue (terus
menerus),
kemudian
dikirim oleh
media
transmisi.
Yang
kedua
adalah
sinyal digital, dimana setelah informasi diubah menjadi sinyal analog,
kemudian  diubah  lagi 
menjadi  sinyal 
yang  terputus-putus  (discrete).
Sinyal yang terputus-putus dikodekan dalam sinyal digital yaitu sinyal "0"
dan "1". Dalam pengiriman sinyal
melalui
media transmisi, sinyal analog
akan terkena gangguan (noise), sehingga di sisi penerima sinyal
tersebut
terdegradasi.
Sementara
untuk
sinyal digital,
selama
gangguan
tidak
melebih batasan
yang
diterima
(threshold), sinyal
masih
diterima
dalam
kualitas yang sama dengan pengiriman.