BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Data
Sering kali kita mendengar dan menggunakan kata data dan informasi dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Tetapi arti dari data dan
informasi tersebut sering tidak
kita pahami dan dicampur adukan sehingga penggunaan kata data dan informasi ini
sering tidak sesuai dengan pengertian yang sebenarnya.
Menurut Febrian
(2004)
dalam penjabaran
Kamus Komputer
dan
Teknologi
Informasi
menuturkan
bahwa
data
adalah “Fakta
atau
bagian
dari
fakta
yang
mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-
gambar, kata-kata, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol yang menunjukkan
suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lain-lain.”
Menurut   Turban   (2003,p15)   Data   adalah   “Raw  facts   or  elementary
descriptions  of 
things,  events, 
activities, 
and 
transactions  that 
are  captured,
recorded, stored, and classified, but not organized to convey any specific meaning”.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa data adalah “sesuatu yang
belum mempunyai
arti
bagi
penerimanya
dan
masih
memerlukan
adanya
suatu
pengolahan. Data bisa berwujud suatu
keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa
ataupun simbol-simbol lainnya
yang bisa kita
gunakan
sebagai
bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.”
7
  
8
2.2.
Pengertian Informasi
Menurut Febrian
(2004)
dalam penjabaran kamus
Komputer dan
Teknologi
Informasi
mengatakan bahwa informasi adalah “Keterangan, penerangan. Data yang
telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan
mempunyai
nilai
nyata,
sehingga
dapat dipakai
sebagai
dasar
untuk
mengambil
keputusan, dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang.”
Dan informasi menurut Turban (2003,p15) adalah “A collection of facts(data)
organized in some manner so that they are meaning ful to a recipient”. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
informasi
memiliki
pengertian
sebagai
hasil
pengolahan
dari sebuah
model,
formasi,
organisasi, ataupun
suatu perubahan
bentuk dari data
yang memiliki
nilai tertentu, dan bisa digunakan
untuk menambah
pengetahuan
bagi
yang
menerimanya.
Dalam  hal
ini,
data
bisa
dianggap
sebagai
obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya.
Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
2.3.
Pengertian Pengetahuan (Knowledge)
Menurut  The American Heritage® Dictionary of the English Language
(2000), pengetahuan (knowledge) adalah:
1. the facts or experiences known by a person or group of people
2. the state of knowing
  
9
3. specific information about a subject.
Menurut Turban (2003,p15), Pengetahuan (knowledge) adalah “Information
that
has
been
organized
and
processed to convey understanding, experiences,
accumulated learning,
or
expertise as
it applies to a
current business
problem
or
process.”.
2.4. 
Pengertian Teknologi (Technology)
Seperti dikutip dari Wikipedia.com, Teknologi adalah “a broad concept that
deals with the usage and knowledge of tools and crafts, and how it affects the ability
to control and adapt to the environment.
Menurut  The American Heritage® Dictionary of the English Language
(2000), teknologi adalah:
1. a. The application of science, especially to industrial or commercial objectives.
b. The scientific method and material used to achieve a commercial or industrial
objective.
2.  Electronic or digital products and systems considered as a group: a store
specializing in office technology.
3.
Anthropology The body of knowledge available to a society that is of use in
fashioning implements, practicing manual arts and skills, and extracting or collecting
materials.
  
10
Dapat
disimpulkan
bahwa
teknologi adalah
penerapan
keilmuan
yang
mempelajari
dan
mengembangkan
kemampuan
dari suatu rekayasa dengan langkah
dan teknik tertentu dalam suatu bidang
untuk
memperluas dan memperbaiki kondisi
manusia, atau paling tidak memperbaiki efisiensi manusia pada beberapa aspek.
2.5.
Pengertian Teknologi Informasi
Informasi 
teknologi 
adalah 
Technology
that  is 
used 
to  create, 
store,
exchange and use information in it’s various forms.” (Patrick G, 2003,p.12)
Information
Technology
(IT)
didefinisikan
oleh
Information Technology
Association
of
America
(ITAA),
adalah
"the
study, design,
development,
implementation, support
or management of computer-based information systems,
particularly software applications and computer hardware."
2.6.
Perilaku Konsumen
2.6.1.   Definisi perilaku konsumen (consumer behavior)
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai “as the behavior that
consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating and
disposing of products and services that they expect will satisfy their needs.
(Schiffman dan Kanuk, 2004,p8).
Sedangkan
Engel,
Blackwell
dan Miniard
(1993,p4)
berpendapat
Kami  mendefinisikan  perilaku  konsumen  sebagai  tindakan  yang  langsung
  
11
Stage
Brief description
Problem
recognition
The consumer perceives a need and becomes
motivated to solve a problem.
Motivation
Information search
The consumer searches for information required
to make a purchase decision
Perception
Information
evaluation
The consumer compares various brands and
products
Attitude
formation
Decision
The consumer decides which brand to purchase
Integration
Post-purchase
evaluation
The consumer evaluates their purchase decision
Learning
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan
jasa,
termasuk
proses
keputusan
yang
mendahului
dan
mengikuti
tindakan
ini”.
Seperti
dikutip
dari
situs
model
dasar
pengambilan keputusan pelanggan (EKB Model) (Engel, Kollat & Blackwell,
1969) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Model dasar pengambilan keputusan (EKB Model)
Perilaku konsumen pada hakikatnya memahami “Why do customers do
what they do?”. Dari berbagai definisi yang terlah di sebutkan diatas, dapat di
simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan seerta
proses
psikologis
yang
mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli,  ketika  membeli,  menggunakan,  menghabiskan  produk  dan  jasa
  
12
Marketing
Stimuli
Other Stimuli
-
Product
-
Price
-
Place
-
Promotion
-
Economic
-
Technological
-
Political
-
Cultural
Buyer’s
Characteristic
Buyer’s
Decision
Process
-
Cultural
-
Social
-
Personal
-
Psycological
-
Problem
Recognition
-
Information
Search
-
Evaluation
-
Decision
-
Postpurchase
Behaviour
setelah  melakukan  hal-hal  diatas  atau  kegiatan  mengevaluasi.  (Sumarwan,
2004, p26).
Menurut Kotler (1997, p.171), perilaku pelanggan dapat digambarkan
sebagai model seperti dibawah ini:
Buyer’s
decision
Product
choice
Brand
Choice
Dealer choice
Purchase
Timing
Purchase
Amount
Gambar 2.1 Model Perilaku Pelanggan (Kotler, 1997)
2.6.2.   Faktor yang mempengaruhi pembelian
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi perilaku pembeli
menurut Kotler
(1997, p.173) adalah sebagai berikut:
CULTURAL
-
Culture
-
Subculture
-
Social
Class
SOCIAL
-
Reference groups
-
Family
-
Rules and
Status
PERSONAL
-
Age and Life Cycle
-
Accouption
-
Economic
circumstances
-
Life
Style
-
Personality
and Self
concept.
PSYCHOLOGICAL
-
Motivation
-
Perception
-
Learning
-
Beliefs and attitudes
Buyer
Gambar 2.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli
Kotler (1997) menyimpulkan faktor-faktor yang memperngaruhi
perilaku pembelian konsumen dalam beberapa kategori, yaitu: faktor budaya
(terdiri
dari budaya,
sub
budaya dan kelas sosial),
faktor
sosial (terdiri
dari
preferensi kelompok, keluarga, serta status dan aturan main), faktor personal
(terdiri dari usia dan siklus kehidupan, pekerjaan, situasi-situasi khusus dalam
  
13
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep kemandirian), faktor psikologi
(terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan tingkah laku).
a.   Faktor Budaya
Faktor   budaya   adalah   faktor   yang   sangat   berpengaruh   pada   perilaku
pelanggan.
-
Budaya
Budaya
adalah
hal
yang
paling
mendasar
dalam
menentukan
keinginan
dan perilaku seseorang. Setiap anak
kecil
yang
sedang
tumbuh
belajar
tentang benar dan salah, persepsi tentang sesuatu, panutan dan perilaku
melalui orang tuanya dan institusi lainnya (misalnya sekolah).
-
Sub Budaya
Sub budaya memerlukan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik.
Yang termasuk sub budaya adalah nasionalisme, religius, kelompok rasial
dan geografi kependudukan.
-
Kelas Sosial
Kelas sosial biasanya memiliki persamaan dalam tingakatan dilingkungan
masyarakat manapun, yaitu kebersamaan terhadap nilai-nilai, kepentingan
dan perilaku anggotanya.
b. 
Faktor Sosial
Selain dipengaruhi oleh faktor budaya, perilaku pelanggan
juga dipengaruhi
oleh faktor sosial berupa referensi kelompok, keluarga serta aturan dan status.
  
14
-
Referensi kelompok
Referensi kelompok adalah semua pengaruh langsung atau tidak langsung
kelompok terhadap perilaku seseorang. Kelompok yang berpengaruh
langsung
terhadap
perilaku
seseorang terdiri dari dua tingkatan yaitu
kelompok  primer  seperti  keluarga,  teman-teman,  tetangga  dan  teman
kerja, dan kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, kelompok
professional dan
kelompok pedagang. Referensi kelompok membentuk
perilaku  dan  gaya  hidup  seseorang.  Juga  mempengaruhi  sopan  santun
serta konsep pemikiran orang tersebut.
Referensi
kelompok
membuat
tekanan  terhadap  seseorang  untuk  memastikan  bahwa  orang  tersebut
benar-benar terpengaruh dalam mengambil keputusan tentang suatu hal.
-
Keluarga
Anggota
keluarga
memiliki
pengaruh
paling besar
dalam
referensi
kelompok. Karena itu keluarga adalah kelompok pelanggan terpenting
dalam masyarakat.
-
Aturan dan status
Dalam aturan
tercantum
beberapa
aktifitas
yang
mewajibkan
seseorang
untuk mematuhinya. Setiap aturan membawa suatu symbol status yang
harus diperhatikan oleh para marketing.
c.   Faktor personal
Karakteristik 
personal 
juga 
memperngaruhi  keputusan 
pelanggan. 
Yang
termasuk faktor personal adalah usia dan siklus kehidupan, pekerjaan, situasi-
  
15
situasi   khusus   dalam   ekonomi,   gaya   hidup,   kepribadian   dan   konsep
kemandirian.
-
Usia dan siklus kehidupan
Masyarakat mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang berbeda-beda
selama
siklus masa
hidupnya. Konsumsi juga dipengaruhi oleh siklus
kehidupan keluarga. Selera orang
akan
pakaian,
peralatan
rumah,
rekreasi juga berkaitan dengan umur mereka.
-
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga memperngaruhi pola konsumsi. Pekerjaan
yang
berbeda-beda
memperngaruhi
keputusan
dalam mengkonsumsi
sesuatu. Seorang pelajar dan pekerja mempunyai kebutuhan yang
berbeda akan pakaian. Pelajar tidak
memakai
pakaian
yang
formal
ketika mereka pergi ke sekolah atau universitas, disamping itu seorang
pekerja memakai pakaian yang lebih formal untuk pergi ke kantor.
-
Situasi-situasi khusus dalam ekonomi
Situasi-situasi
khusus
dalam ekonomi
dimasyarakat
memperngaruhi
biaya   pengeluaran   mereka   (tingkat,   stabilitas   dan   pola   waktu),
tabungan dan asset (termasuk didalamnya sekian persen asset yang
likuid), hutang pinjam
meminjam
uang
dan
perilaku
antara
memakai
uang dan menyimpan uang.
-
Gaya hidup
Gaya
hidup
adalah
pola
hidup seseorang
didunia
seperti
yang
diekpresikan
dalam
aktivitas
orang
tersebut
dalam
ketertarikan
dan
  
16
opini mereka. Sebagai contoh antar pelajar IT, pelajar non IT, pekerja
IT dan pekerja non IT.
-
Kepribadian dan konsep kemandirian
Kepribadian artinya bagaimana tanggung jawab seseorang dalam
menghadapi lingkungan tempat tinggalnya secara konsisten. Yang
berhubungan terhadap tahap kepribadian adalah konsep kemandirian
seseorang.
-
Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang biasanya menggambarkan cirri-ciri
sebagai berikut, kepercayaan diri, dominasi, otonomi, perbedaan,
keramahan, keadaan membela diri dan kemampuan beradaptasi.
d. 
Faktor Psikologi
Empat
hal
utama
dalam faktor
psikologi
yang
mempengaruhi
keputusan
seseorang dalam mengkonsumsi
sesuatu adalah motivasi, persepsi
pembelajaran, kepercayaan dan tingkah laku.
-
Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan-kebutuhan tersebut
timbul karena adanya perasaan lapar, haus dan perasaan tidak nyaman.
Kebutuhan lainnya ada yang bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan-
kebutuhan timbul karena tingkatan psikologi sepreti kebutuhan untuk
diakui keberadaannya, dihargai atau kepemilikan.
  
17
-
Persepsi
Persepsi
adalah
proses
kemampuan
seseorang
dalam memilih,
mengatur, menginterpretasi informasi-informasi yang didapatnya
menjadi suatu gambaran yang bermakna bagi dunia.
-
Pembelajaran
Pembelajaran 
mempengaruhi 
perubahan 
perilaku 
seseorang 
yang
timbul dari pengalaman-pengalaman hidupnya.
-
Kepercayaan dan tingkah laku
Bagi
seseorang   untuk  
belajar  
dari  
pengalamannya   diperlukan
kepercayaan
dan
tingkah
laku
yang akan
mempengaruhi
daya
beli.
Kepercayaan
adalah
pemikiran
seseorang terhadap
apa
yang
bisa
membuatnya merasa nyaman. Tingkah laku adalah aktifitas yang
dilakukan berdasarkan evaluasi untung rugi,
perasaan emosional
dan
tendensi terhadap suatu objek atau ide.
2.6.3.   Tujuan Mempelajari Perilaku Konsumen
Tujuan memperlajari perilaku konsumen adalah
untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan dari para konsumen. Tetapi, untuk
mengetahui konsumen bukanlah hal yang sederhana. Konsumen dapat saja
menyebutkan apa yang menjadi kebutuhan mereka, namun bertindak
sebaliknya.
Namun demikian, menurut Kotler (1994, p173), para pemasar harus
mempelajari  keinginan,  persepsi,  preferensi  dan  perilaku  pembelian  dari
  
18
konsumen yang menjadi targetnya.Studi ini memberikan tanda-tanda dalam
mengembangkan
produk
baru,
fitur
produk, harga,
distribusi
dan
elemen
bauran pemasaran lainnya.
Menurut Solomon (2004, p9) Tanggapan dari konsumen merupakan
sebuah
ujian
apakah
sebuah
strategi pemasaran
akan
berhasil.
Sehingga,
pengetahuan
mengenai konsumen
harus dapat dilibatkan dalam segala aspek
dari sebuah rencana
pemasaran yang baik. Data mengenai konsumen akan
membantu organisasi menentukan pasar serta mengidentifikasi ancaman dan
peluang terhadap sebuah
merek. Dan didalam dunia pemasaran
yang liar
ini,
tidak ada satu hal pun yang tetap. Pengetahuan ini juga membantu untuk
meyakinkan bahwa sebuah produk tetap terlihat menarik bagi target pasarnya.
Howkins,
Best
dan
Coney
(2001, p9)
berpendapat
Keputusan
yang
didasarkan kepada asumsi eksplisit, teori dan riset yang baik akan lebih baik
bila  dibandingkan  dengan 
mengambil  keputusan 
yang  hanya  didasarkan
kepada institusi semata. Dengan demikian pengetahuan mengenai perilaku
konsumen dapat menjadi keunggulan kompetitif (competitive advantage) dan
dapat mengurangi pengambilan keputusan yang keliru.
Bila dilihat dari pandangan mikro terhadap aplikasi pengambilan
keputusan, Loudon (1993, p9) berpendapat bahwa salah satu tujuan
mempelajari konsumen adalah untuk membantu sebuah perusahaan mencapai
tujuannya. Manager iklan, perancang produk, dan banyak bisnis yang
berorientasi
keuntungan
tertarik
dalam memahami
konsumen
agar
mereka
dapat lebih efektif dalam melakukan tugas mereka.
  
19
2.7.
Pasar
2.7.1.   Pengertian Pasar
Dalam  operasinya,  suatu  perusahaan  melakukan  aktivitas-aktivitas
yang ditujukan untuk melayani suatu pasar tertentu yang menjadi sasarannya.
Pasar
yang
dikemukakan
bukan
pasar
dalam arti
sempit
yaitu
tempat
bertemunya   penjual   dan   pembeli,   seperti   yang   sering   ditemui   dalam
kehidupan sehari-hari. Pasar disini mencakup definisi
yang
luas, seperti
yang
diungkapkan Philip Kotler(1997,p13), yaitu:
Market consists of all the potential customers sharing a particular need and
want who might be willing and able to engage in exchange to satisfy that need
or want”.
Dalam  uraian  tersebut,  Kotler  mengemukakan  pokok  pendapatnya  bahwa
pasar adalah kumpulan dari seluruh pelanggan potensial yang sama-sama
memiliki kebutuhan
atau
keinginan
tertentu,
yang
mungkin mau dan
mampi
untuk
terlibat
dalam suatu pertukaran
untuk
memuaskan
kebutuhan
ataupun
keinginan tersebut. Dari definisi tersebut
dapat diketahui
bahwa
sebenarnya
proses pemasaran itu terjadi pada saat
produk-produk tersebut belum
dihasilkan oleh perusahaan.
Definisi
pasar
berikut
di
kemukakan
oleh
William J. Stanton
(1994,
p.16), yaitu :
“People
or
organization
with
wants
to satisfy,
money
to
spend
and
the
willingness  to  spend  it.  Alternatively,any  person  or  group  with  whom  an
  
20
individual
or
organization
has
an
existing
or
potential
exchange
relationship”.
Stanton  dalam  definisinya  tersebut  mengemukakan  pokok  pikiran  bahwa
pasar 
pada 
pokoknya 
adalah 
orang 
orang 
ataupun 
organisasi 
yang
mempunyai keinginan
yang
ingin dipuaskan,
uang
untuk dibelanjakan dan
kemampuan untuk membelanjakannya. Pasar dapat juga didefinisikan sebagai
siapa
saja atau kelompok
mana saja
yang
mempunyai
hubungan pertukaran
baik yang telah ada maupun yang potensial, dengan individu atau organisasi.
Pasar merupakan kumpulan atas individu ataupun organisasi yang mempunyai
suatu
kebutuhan
atas
keinginan
dan
memiliki
kemampuan
serta
keinginan
untuk terlibat dalam suatu proses pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan  tersebut.  Pasar  di  dalamnya 
terdapat  banyak  pembeli  dengan
beraneka
ragam kepentingan
merupakan
pangsa
pasar
yang
harus dikuasai
oleh perusahaan.
2.7.2.   Segmentasi pasar
Analiasa segmentasi pasar merupakan inti dari elemen strategi
pemasaran karena strategi pemasaran tidak dimulai dengan membedakan
kemungkinan –
kemungkinan yang dihasilkan, tetapi dengan membedakan
kelompok-kelompok konsumen dan kebutuhannya.
Segmentasi pasar merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam
kehidupan bisnis. Dalam kegiatan bisnis, segmentasi pasar digunakan untuk
memilih  pasar  sasaran,  mencari  peluang,  menggerogoti  segmen  pemimpin
  
21
pasar,
merumuskan
pesan-pesan
komunikasi,
melayani
lebih
baik,
menganalisis perilaku konsumen, mendesain produk dan lain sebagainya.
Menurut
Dharmmesta
dan
Handoko
(1997), segmentasi pasar adalah
tindakan   membagi   pasar   menjadi   segmen-segmen   pasar   tertentu   yang
dijadikan sasaran penjualan, yang akan dicapai dengan bauran pemasaran
tersendiri. Kegiatan ini memerlukan kemampuan untuk mengukur secara
efektif kesempatan penjualan diberbagai segmen pasar dan kemampuan
memilih marketing mix yang tepat untuk segmen pasar yang dipilih.
Art Weinstein (1994, p.3) mendefinisikan segmentasi sebagai
“the
process  of  partitioning  markets  into  groups  of  potential  customers  with
similar needs
and/or  characteristics who
likely
to
exhibit
similar purchase
behavior”.
Suatu perusahaan yang sudah memasuki pasar tentu akan menghadapi
kendala 
dalam  melayani 
pelanggan 
yang 
ada. 
Ketidakmampuan 
ini
disebabkan karena jumlah pelanggan yang banyak, terpencar diberbagai
tempat, dan bermacam-macam keinginan akan suatu produk yang hendak
dibeli, serta bervariasinya persyaratan pembelian mereka.
Pada kondisi ini perusahaan akan mengalami 3 tahap pemikiran dalam
strategi pemasaran, yaitu:
1) 
Pemasaran Massal.
Pemasaran  ini  mengacu  pada  produksi  massal,  distribusi  massal  dan
promosi massal dari satu produk untuk seluruh pembeli.
  
22
2) 
Pemasaran Produk yang beraneka ragam
Pemasaran  ini  mengacu  pada 
produksi  beberapa  produk  yang
menunjukkan
bentuk,
mode,
kualitas, ukuran,
dan
lain-lainnya
yang
berbeda.
3) 
Pemasaran Sasaran.
Pada tahap ini dibedakan segmen pasar utama, menetapkan satu atau lebih
dari segmen-segmen ini sebagai sasaran.
Dengan
membagi
pasar
yang
heterogen
kedalam kelompok-kelompok
konsumen yang bersifat homogeny, perusahaan dapat menyusun program
pemasaran untuk tiap segmen dengan lebih cermat. Anggaran pemasaran
dapat dialokasikan sesuai dengan perbedaan- perbedaan dalam tanggapan-
tanggapan konsumen dari berbagai segmen, dan perusahaan akan lebih
mudah  mengetahui  serta  memahami  perilaku  konsumennya,  sehingga
dapat menyesuaikan produk dan promosinya.
2.7.3.   Tujuan melakukan segmentasi pasar
Meski para praktisi pemasaran (marketer) mempunyai maksud yang
berbeda-beda
dalam melakukan
segmentasi
pasar,
tetapi
segmentasi
pasar,
tetapi
segmentasi
pasar
mempunyai tujuan
yang
sama
yaitu
melayani
konsumen secara lebih baik dan memperbaiki posisi kompetitif perusahaan
Setidaknya ada lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan
melakukan segmentasi pasar (Kasali, 1998, p.48), yaitu:
  
23
1.   Mendesain produk-produk lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.
Hanya dengan memahami segmen-segmen yang responsif terhadap suatu
stimuli
maka
dapat
didesain
produk yang
sesuai
dengan
kebutuhan atau
keinginan  segmen-segmen  ini.  Jadi  perusahaan  memprioritaskan
konsumen dan menyesuaikan produk untuk memuaskannya (customer
satisfaction at a profit).
2.   Menganalisis Pasar.
Segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siapa saja yang
menggerogoti pasar produknya. Ingatlah pesaing bukanlah
semata-mata “
mereka yang menghasilkan produk yang sama dengan yang anda sajikan
kepada konsumen”. Pesaing adalah yang
mampu
menjadi
alternatif bagi
kebutuhan konsumen. Mungkin
mereka belum ada
hari
ini.
Tetapi besok
akan
muncul.
Mungkin
produk
baru
ini tidak sama
persis, tetapi yang
dipuaskan adalah kebutuhan yang sama.
3.   Menemukan peluang (niche)
Setelah menganalisis pasar, mereka yang menguasai konsep segmentasi
dengan
baik akan
sampai pada
ide
untuk
menemukan
peluang.
Peluang
dari suatu segmen pasar yang dipilih ini idak harus selalu sesuatu yang
besar, tetapi pada saatnya ia akan menjadi besar. Ingatlah konsumen perlu
belajar menggenali suatu produk yang ditawarkan atau yang mengikuti
tingkah laku pembelian orang lain atau merasa btutuh terhadap suatu
produk.
  
24
4.   Menguasai posisi yang superior dan kompetitif.
Mereka yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka
yang  paham  betul  keadaan  konsumennya.  Mereka  mempelajari
pergeseran-pergeseran
yang
terjadi
didalam segmennya.
Perusahaan
produsen sabun Lux selalu mempelajari perkembangan segmen wanita
muda, sehingga secara periodic ia menggantikan bintang-bintang iklannya
dan cara penyajiannya.
5.   Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien.
Jika tahu persis siapa segmen yang dituju, maka akan dengan mudah
mengetahui  bagaimana  berkomunikasi  yang  baik  dengan  mereka.
Sehingga
dengan
mudah
memilih
komunikator,
menyampaikan
pesan (
nada suara, jenis music, latar/background, pilih kata dan sebagainya) serta
memilih media yang menjangkau segmen ini.
2.7.4.   Pendekatan Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari banyak sekali konsumnen yang berbeda-beda dalam
beberapa hal, misalnya : keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap
pembelian, dan berbagai cara pembeliannya.
Dari
perbedaan
tersebut
diperlukan adanya segmentasi. Tidak ada cara tunggal untuk penetapan
segmentsai pasar. Praktisi pemasaran
perlu
mengkombinasikan
beberapa
variable
untuk
mendapatkan suatu cara
yang paling
tepat dalam menetapkan
segmentasi pasarnya.
  
25
Beberapa variable utama
untuk mensegmentasikan pasar adalah
variabel  geografis  (distribusi),  demografis, 
psikografis, 
perilaku, 
dan
individual (kotler, 1996, kartajaya, 1996)
Dimensi segmentasi yang dimungkinkan untuk pasar konsumen adalah
sebagai berikut:
-
Usia
-
Jenis kelamin
-
Jumlah keluarga
-
Tingkatan pendapatan
-
Tingkat pendidikan
-
Tingkat kepentingan/keperluan.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, maka dapat
dibuat suatu sementasi pasar agar perusahaan dapat dengan mudah
mengidentifikasi siapa saja yang merupakan konsumen sasarannya.
2.8.
Produk dan Produk Baru
2.8.1. Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke suatu pasar
untuk 
memenuhi 
keinginan 
atau 
permintaan 
(Kotler,  1998). 
Ada 
lima
tingkatan produk menurut kotler (1998, p55), yaitu:
Manfaat  inti  (Core Benefit):  manfaat  dasar  yang  sesungguhnya  dibeli
pelanggan.
  
26
Produk   dasar   (Basic  Product):   Karakteristik   yang   dimiliki   produk
tersebut, berupa mutu, corak dan lain-lain.
Produk
yang
diharapkan
(Expected
Product):
Kondisi
yang diharapkan
pembeli saat membeli produk.
Produk  yang  ditingkatkan  (Augemented Product):  Penyempurnaan  dari
produk inti.
Produk Potensial
(Potential Product): Mencakup semua peningkatan dan
transformasi pada produk dimasa yang akan datang.
Selain
lima
tingkat
produk
diatas, Kotler (1998, p54) membagi
klasifikasi produk berdasarkan daya tahan, wujud dan penggunaan (konsumen
atau industry)
1.   Berdasarkan daya tahan dan wujud, produk dibagi kedalam tiga kelompok
yaitu:
a. 
Barang yang habis terpakai (non-durable goods):
merupakan
barang
yang
dikonsumsi
dalam satu
atau
beberapa
kali
penggunaan.
Cotoh:
Bir, sabun, garam dan lain-lain.
b.   Barang tahan lama (durable goods): merupakan barang yang berjuwud
yang
biasa
digunakan
sering
kali.
Contoh;
Lemari
es,
pakaian,
dan
lain-lain.
c.   Jasa  (Service)  :  merupakan  barang  yang  tidak  berwujud  dan  tidak
dapat dipisahkan serta mudah habis.
  
27
2.   Klasifikasi barang konsumsi, terdiri dari:
a. 
Convenience goods: merupakan barang yang biasanya sering dibeli
konsumen segera dan dengan usaha minimum. Contohnya sabun, surat
kabar dan lain-lain.
b. Shopping
Goods:   merupakan   barang   yang
karakteristiknya
dibandingkan
berdasarkan
kesesuaian, kualitas, harga dan gaya.
Contohnya: furniture, mobil bekas, dan lain-lain.
c.   Speciality Goods: Merupakan barang dengan karakteristik uni dan/atau
identifikasi  merk  yang  untuk  itu  sekelompok  pembeli  yang  cukup
besar bersedia senantiasa melakukan usaha untuk membelinya.
Contohnya meliputi merk, dan jenis barang mewah.
d.   Unsought Goods: merupakan barang yang tidak diketahui konsumen
atau diketahui
namun
secara
normal konsumen
tidak berpikir
untuk
membelinya. Contohnya batu nisan, asuransi jiwa.
3.   Klasifikasi barang industry, terdiri dari:
a. 
Bahan baku dan suku cadang (material and spare part) : Merupakan
barang yang sepenuhnya masuk ke produk.
b.
Barang modal (capital items): merupakan barang tahan lama yang
memudahkan pengembangan dan/atau pengelola produk akhir.
c. 
Pelengkapan dan jasa bisnis: merupakan barang dan jasa yang tidak
tahan lama
yang membantu pengembangan dan atau pengelolaan
produk akhir.
  
28
Menurut Saladin (1996, p13), pengertian bauran produk adalah
kumpulan seluruh lini produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada
pembeli.
Ditambahkan
oleh
saladin
(1996,
p13)
bahwa
ada
empat
dimensi
dari bauran produk tersebut, yaitu :
1.   Lebar bauran produk: menunjukkan banyaknya macam lini produk yang
ditangani oleh perusahaan.
2.   Panjang  bauran  produk:  memperlihatkan  seluruh  jumlah  unit  produk
(product item) yang ada dalam bauran produk.
3.   Dalamnya
bauran
produk:
menunjukan
berapa
banyak
varian
produk
yang ditawarkan disetiap lini produk.
4. 
Konsitemsi bauran produk: memperlihatkan seberapa dekat hubungan
berbagai lini produk pada saat pemakaian akhir, saluran distribusi
ataupun fungsi lainnya.
2.8.2 Produk Baru (New Product)
Menurut Kotler dan Gary (2006, p152), produk baru (new product)
adalah  “a goods, service, or idea that is perceived by some potential
customers
as
new” (barang, jasa 
atau gagasan yang dianggap baru oleh
beberapa
pelanggan
potensial).
Produk itu mungkin sudah tersedia untuk
beberapa
waktu,
tetapi
yang
penting adalah
bagaimana
konsumen
belajar
mengenai
produk
untuk
pertama
kalinya dan
memutuskan
apakah
akan
mengadopsinya. Pengertian Proses Adopsi (Adoption Process) menurut Kotler
dan
Gary
(2006,
p152),
The
mental
process through
which
an
individual
  
29
passes  from  first  hearing  about  an  innovation  to  final  adoption“(proses
mental
yang
dilewati
oleh
individu
dari
pertama  kali
mengenal
mengenai
suatu inovasi sampai adopsi akhir).
2.8.3.   Faktor Penghambat Pengembangan Produk Baru.
Faktor yang menghambat pengembangan produk baru  (Kotler, 2002,
p377):
Kekurangan 
gagasan 
mengenai  produk 
baru 
yang 
penting 
dibidang
tertentu:
mungkin
hanya
ditemukan sedikit
cara
untuk
memperbaiki
beberapa produk dasar (seperti baja, deterjen).
Pasar 
yang  terbagi-bagi: 
Persaingan 
yang  ketat 
menyebabkan 
pasar
menjadi terbagi-bagi (market fragmentation)
Kendala  sosial  dan  pemerintah:  Produk  baru  harus  memenuhi  kriteria
seperti keamanaan konsumen dan keseimbangan lingkungan.
Mahalnya  proses  pengembangan  produk  baru:  suatu  perusahaan  pada
umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk
menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya,
perusahaan lebih sering menghadapi
biaya litbang, manufaktur dan
pemasaran yang tinggi.
Kekurangan
modal: beberapa perusahaan
yang
memiliki
gagasan-gagasan
yang baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk
melakukan riset dan meluncurkan produk baru.
  
30
Waktu
pengembangan
yang
lebih
singkat:
Perusahaan-perusahaan
yang
tidak  dapat  mengembangkan  produk  baru  secara  cepat  akan  berada
dipihak yang tidak memiliki keunggulan bersaing.
Siklus 
hidup  produk 
yang  lebih 
singkat:  Ketika  suatu  produk  baru
berhasil, pesaing dengan cepat akan meniru.
2.8.4.   Proses mengadopsi Produk Baru.
Konsumen
akan
melalui
5
tahap
dalam
proses
mengadopsi
produk
baru, yaitu (Kotler, 2002, p183):
1.   Kesadaran (Awareness): konsumen menjadi sadar akan produk baru, tetapi
kurang mendapat informasi tentang produk tersebut.
2.   Ketertarikan
(Interest):
Konsumen
mencari
informasi
mengenai
produk
baru.
3.   Evaluasi (Evaluation): Konsumen mempertimbangkan apakah masuk akal
untuk mencoba produk baru.
4. 
Mencoba (Trial): Konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala
kecil untuk meningkatkan perkiraan nilainya terhadap produk tersebut.
5.   Adopsi  (Adoption):  Konsumen 
memutuskan  untuk  menjadi  pengguna
tetap dan berkala atas produk tersebut.
  
31
2.9.
Smart Card
Dari artikel di
website Wikipedia.com mengatakan bahwa smart
card adalah
sebuah kartu berukuran kecil yang terintegrasi dengan sebuah chip yang dapat
melakukan
proses
informasi.
Secara
umum, terdapat tiga model smart card yang
dikembangkan di industri yang di dunia saat ini, yaitu :
1.   PC/SC :
Dikembangkan oleh
Microsoft
dan
beberapa perusahaan
lainnya.
PC/SC adalah antarmuka aplikasi smart card untuk komunikasi dengan smart
card dari PC berbasis Win32.
2.   OpenCard Framework : adalah sebuah
standar terbuka
yang
menyediakan
operasi antar aplikasi smart card lewat NC, POS, desktop, laptop, set top box,
dan
sebagainya.
OpenCard
biasanya
harus
digunakan
dalam komunikasi
dengan perangkat eksternal dan/atau menggunakan library yang ada di client.
Selain itu, OpenCard juga menyediakan
antarmuka
ke
PC/SC
agar
dapat
digunakan untuk perangkat yang berbasis Win32.
3. 
JavaCard : diperkenalkan pertama kali oleh Schlumberger dan digunakan
sebagai
standar
Card
bagi
Software
Java saat
ini.
Schlumberger
juga
hanya
menggunakan
Java
card
sebagai
satu-satunya
card
yang
dipasarkannya
saat
ini,
sekaligus
sebagai
perusahaan
pertama
yang
memiliki
lisensi
JavaCard
yang berstandar ISO 7816.
SmartCard   berbeda   dengan   Magnetic   Card   yang   juga   cukup   banyak
digunakan dalam aplikasi kartu absensi di kantor-kantor dan lain sebagainya, namun
  
32
memiliki
beberapa
kelebihan
dalam hal
kehandalan,
kemampuan
menyimpan
informasi yang ratusan kali lebih banyak , lebih sulit untuk dipalsukan. Smartcard
cukup  mudah  untuk  diprogram,  sehingga  memungkin  untuk  dikembangkan  lebih
lanjut di sisi aplikasinya. Meskipun demikian, teknologi perangkat kerasnya sendiri
tidak berkembang dengan cepat dan cenderung statis.
Gambar 2.3. Ukuran standar dan komponen SmartCard
Ukuran standar dari sebuah SmartCard ditentukan oleh ISO7816. Contoh dari
Karakter fisik dari smart card standar ISO 7816 dapat dilihat pada beberapa aplikasi
seperti Kartu kredit, kartu ATM dan sebagainya seperti Gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.4. Karakteristik Fisik Sebuah SmartCard
Normalnya, 
sebuah 
smart 
card 
tidak 
memiliki 
catu 
daya, 
layar, 
atau
keyboard. Smart card berinteraksi dengan dunia luar menggunakan antarmuka
komunikasi serial lewat delapan titik kontak atau contact point yang ada.
  
33
Gambar 2.5. Delapan Titik Kontak Dengan Dunia Luar
2.10. Penerapan Teknologi Smart Card Di Indonesia
Di Indonesia saat ini mulai melirik kemungkinan penggunaan smart card.
Pemerintah  mulai  menerapkan  teknologi  tersebut  dalam  berbagai  bidang.
Salah
satu
program
pemerintah
dalam pembagian
pupuk
bersubsidi
menggunakan smart card. Selain itu, terdapat proyek jalan tol dan pengawasan
BBM bersubsidi seperti terdapat dalam artikel dibawah ini:
“Smart Card” Diincar Jadi Solusi Kemacetan Pintu Tol
JAKARTA - Penggunaan kartu pintar (smart card) dalam pembayaran
tol akan menjadi salah satu persyaratan dalam tender pembangunan tol Jakarta
Outer Ring Road (JORR) II.
"Itu akan menjadi salah satu penilaian karena berarti ada nilai tambah
dalam pelayanan yang diberikan kepada pengguna jalan," kata Kepala Badan
Pengatur Jalan Tol (BPJT), Hisnu Pawenang di Jakarta, Selasa (12/9).
  
34
Melalui kartu ini, pengguna jalan tol nantinya tidak perlu
membayar
tiket di gerbang
tol tujuan seperti
yang saat
ini dilakukan. Sistem yang akan
digunakan adalah
Touch
&
Pass
dan
Hi-Pass.
Dengan
sistem Touch&Pass,
pengguna jalan cukup menyentuhkan kartu ke tempat sensor kartu, dan secara
langsung akan memotong debit.
Hi-Pass
lebih
mudah
lagi.
Pengguna
tidak perlu berhenti karena alat
detektor akan langsung menunjukkan golongan kendaraan kemudian kamera
akan merekam nomor kendaraan.
Dalam rangka merintis sistem pembayaran itu, BPJT telah membentuk
tim standardisasi transaksi elektronik. Selain itu, Hisnu melanjutkan pihaknya
juga akan mengumpulkan operator-operator jalan tol untuk membicarakan
rencana tersebut.
"Tidak akan memaksa, operator jangan ada
yang dirugikan,
terlebih masyarakat," ujarnya.
Hisnu
mengaku
belum
mengetahui
besaran biaya yang dibutuhkan
untuk
beralih
ke
sistem pembayaran
baru
itu.
Dia
juga
tidak
menargetkan
kapan
sistem itu
akan
diterapkan
ke
semua
jalan
tol.
"Bertahap,
sekarang
sebagian sudah ada yang mencoba," ujarnya.
Kartu pintar
seperti ini di negara maju digunakan tidak hanya untuk
pembayaran satu ruas jalan tol. Di sana bahkan untuk pembayaran berbagai
keperluan transportasi, misalnya bisa digunakan untuk kereta api, parkir, dan
sebagainya.
Ini
yang
diberlakukan
di
Washington,
AS
untuk
sistem kereta
bawah tanah. Kartu pintar secara teknis merupakan helai magnetik yang
mencatat
data
dan
dapat
dibaca
serta
dikomputasi
(diperhitungkan)
secara
  
35
cepat.  Penggunaan 
ini  sudah  lazim  di  sistem  kereta  bawah  tanah,  San
Francisco, Chicago, London, dan New South Wales di Australia.
Yang dikembangkan oleh Washington Metropolitan Area Transit
Authority itu menjadi yang pertama mengintegrasikan penggunaan intermoda.
Pada saat percobaan tahun 1995, 1.000 pengguna diberikan peranti ini untuk
setahun. Biaya eksperimen ini mencapai 1 juta dolar AS.
Kartu pintar seperti ini lebih canggih dari model helai magnetik yang
lebih tepat disebut memory card. Pada kartu pintar terdapat
mikroprosesor
dengan sirkuit terintegrasi yang dapat melakukan proses informasi.
Kartu   ini   juga   dilengkapi   dengan   batere   kecil   sebagai   tenaga
penghidup mikroprosesor. Gunanya untuk
mengirimkan sinyal radio, untuk
mengirimkan informasi pada pintu gerbang, atau pada loket karcis bahwa
transaksi sudah terjadi. Jarak pindai kartu
ini
antara 5–7 cm, jadi
tidak
lagi
perlu   menggesek   untuk   menukar   informasi.   Pemindaian   bahkan   bisa
dilakukan dari kantor, dompet, atau tas tangan perempuan. Namun ukurannya
selebar  kartu  kredit  dengan  ketebalan  tiga  kalinya,  sedang  model  terbaru
sudah setipis kartu kredit. Kartu pintar ini bisa juga dibatalkan jika hilang atau
dicuri. (adiseno/ant)
  
36
Pengertian e- Toll Card
Gambar 2.6. e-Toll Card
e-Toll Card adalah kartu prabayar contactless smart card yang diterbitkan
oleh Bank Mandiri bekerja sama
dengan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, PT.
Citra Marga Nusaphala Persada Tbk dan PT. Marga Mandalasakti untuk
transaksi
pembayaran
tol. e-Toll
Card menggunakan
teknologi
RFID
(Radio
Frequency Identification) yang memungkinkan transaksi dapat dilakukan dari
jarak jauh (contactless). Fitur e-Toll Card secara lengkap sebagai berikut:
a) Saldo 
tersimpan 
pada 
chip 
kartu 
sehingga 
pada 
saat 
transaksi 
tidak
dibutuhkan PIN atau tanda tangan.
b) Dapat diisi ulang.
c) Minimum saldo kartu Rp 10.000,-.
d) Maksimal saldo kartu Rp 1.000.000,- (sesuai ketentuan Bank Indonesia).
e) Saldo mengendap pada kartu tidak diberikan bunga.
  
37
Penjualan Kartu Perdana
Masyarakat dapat membeli kartu perdana e-Toll Card di cabang-cabang
utama Bank Mandiri di Jabodetabek dan kantor gerbang operator tol tertentu.
Lokasi penggunaan e-Toll Card
e-Toll
Card
dapat
digunakan
untuk
melakukan
pembayaran
di:
a) Gerbang tol pada ruas tol yang bertanda “e-Toll Card
Cawang - Tomang – Cengkareng
Cawang - Tanjung Priok – Pluit
Cikupa - Merak
b) Toko Indomaret (mulai 15 Maret 2009)
c) SPBU (mulai 15 Maret 2009)
Cara Bertransaksi di Gardu Tol
a) Pengguna tol menyerahkan e-Toll Card kepada petugas di gardu tol.
b)
Petugas
gardu
tol
memilih
golongan kendaraan
dan
menyentuhkan e-Toll
Card pada card reader. Saldo
uang pada e-Toll Card akan berkurang sesuai
tarif tol yang telah ditentukan.
c) Petugas tol menyerahkan kembali e-Toll Card dan tanda terima pembayaran
kepada pengguna tol.
  
38
Isi Ulang
Pemegang
Kartu
dapat
melakukan
isi
ulang/menambah
jumlah
saldo
dengan pilihan
nominal antara
lain
Rp
50.000,
Rp
100.000,
Rp 200.000,
Rp
300.000, Rp 500.000 atau nominal lainnya sesuai keinginan. Isi ulang dapat
dilakukan dengan kartu mandiri debit. Metode isi ulang e-Toll Card dilakukan
melalui
2
tahap
yaitu
proses
pembayaran (pendebitan rekening)
dan
proses
pengisian (memindahkan uang Anda ke fisik e-Toll Card) sebagai berikut:
Gambar 2.7. Tabel Cara Isi
Ulang
Cara melakukan proses pembayaran dengan mandiri sms, ketik isi pre<spasi>
nomor<spasi>rupiah<spasi>PIN, kirim sms tersebut ke 3355.
Gambar 2.8. Tabel Daftar Lokasi Isi Ulang e-Toll
Card
  
39
Cek Saldo
Cek  saldo  dapat  dilakukan  di  lokasi  isi  ulang  di  atas  atau  melalui
layanan mandiri internet dan mandiri sms. Cara cek saldo kartu melalui mandiri
sms, ketik sal <spasi>pre<spasi>nomor e-Toll Card dan kirim ke 3355. Contoh
: sal pre 603298999999999.
Lain-lain
Demi kenyamanan Anda, tuliskan nama Anda di belakang kartu.
2.11.
Fungsi Dan Kegunaan e-Toll Card
1. Fasilitas e-Toll Card
Dapat  digunakan  untuk  bertransaksi  di  gerbang  tol  dengan  lebih  mudah,
nyaman dan cepat.
Dapat
diisi
ulang
di
kantor
operator
jalan
tol,
Cabang
Bank
Mandiri
dan
lokasi lainnya yang akan dilakukan kemudian.
2. Penggunaan e-Toll Card
e-Toll Card adalah
milik Bank dan atas permintaan
Bank kepada Pemegang
Kartu, wajib segera mengembalikan e-Toll Card kepada Bank tanpa syarat.
Bank tidak berkewajiban untuk
mengganti kerugian akibat kartu
yang
rusak
karena kelalaian Pemegang Kartu, hilang, dicuri atau digunakan oleh pihak
yang tidak berwenang dan Bank tidak akan mengganti e-Toll Card yang
hilang dengan e-Toll Card yang baru.
  
40
Pemegang
Kartu
berhak
menggunakan
kartunya
untuk bertransaksi di pintu
tol
sebatas
saldo
yang
tersimpan
dalam e-Toll
Card
dan
tidak
akan
menggunakan atau mencoba menggunakan e-Toll Card untuk transaksi pintu
tol melebihi saldo yang ada dalam e-Toll Card.
Pemegang   Kartu  
bertanggung  
jawab  
sepenuhnya   atas  
penyimpanan,
pengamanan dan penggunaan e-Toll Card.
Pemegang 
Kartu 
harus 
mematuhi 
prosedur, 
instruksi,  panduan 
dan/atau
pedoman yang ditetapkan oleh Bank dari waktu ke waktu.
Pemegang  Kartu  tidak  diperkenankan  merusak,  memanipulasi,  mengcopy,
dan/atau mengubah e Toll Card baik fisik maupun isi dan/atau data kartu.
Pemegang
Kartu
bertanggung
jawab
dan
wajib
segera
melaporkan
kepada
Bank apabila terjadi penggandaan (cloning) dan penggunaan oleh pihak yang
tidak berwenang untuk bertransaksi dan/atau mengubah (fisik dan/atau
isi/data) e-Toll Card. Penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang dapat
berupa  penggunaan  untuk  bertransaksi  atau  mengisi  nominal  pada  pihak
yang tidak ditunjuk secara tertulis oleh Bank.
Dalam 
hal  kehilangan  kartu, 
Bank  tidak  melakukan  pemblokiran,  tidak
mengganti fisik kartu dan Bank tidak mengembalikan saldo.
Apabila  e-Toll Card
rusak, 
Bank 
tidak 
melakukan  pemblokiran,  tidak
mengganti fisik kartu namun Bank mengembalikan saldo setelah dikurangi
biaya administrasi.
Pencantuman   nama   pada  
e-Toll  
Card  
bukan  
merupakan  
keabsahan
kepemilikan e-Toll Card.
  
41
Bank  berhak  secara  sepihak  menghentikan  atau  menangguhkan  pelayanan
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pemegang Kartu apabila terjadi
hal-hal sebagai berikut:
1) Teknis
• 
Jika terjadi gangguan teknis pada jaringan (network).
• 
Jaringan (network) sedang dilakukan peningkatan, perubahan dan atau
pemeliharaan (being upgraded, modified and/or maintained).
2) Non Teknis
Jaringan (network) dan/atau e-Toll Card terindikasi digunakan untuk
kejahatan
atau
kegiatan
yang bertujuan
melanggar
hukum dengan
akibat
terjadi
kerusakan
atau
gangguan terhadap
jaringan (network) dan/atau
e-
Toll Card, yang dilakukan namun tidak terbatas oleh Merchant, Mitra
dan/atau Pemegang Kartu.
3. Masa berlaku e-Toll Card
Tidak memiliki batasan masa berlaku.
Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tidak terdapat transaksi isi ulang
(top up) atau belanja (purchase), maka e-Toll Card akan terblokir atau tidak
dapat digunakan dan e-Toll Card tersebut memasuki masa tenggang selama
1 (satu) bulan.
Apabila setelah masa tenggang berakhir tidak terdapat transaksi isi ulang atau
belanja, maka dengan ini Pemegang Kartu dianggap menyetujui saldo dalam
e-Toll Card menjadi pendapatan Bank.
  
42
4. Penutupan e-Toll Card
Penutupan e-Toll Card dapat terjadi apabila berlaku hal-hal sebagai berikut:
Penutupan oleh
Bank e-Toll Card akan ditutup oleh
Bank akibat terjadinya
hal-hal seperti tersebut di butir 2.k. Syarat-Syarat dan Ketentuan Umum ini.
Penutupan e-Toll Card atas permintaan Pemegang Kartu dengan alasan:
o
e-Toll Card rusak , atau
o
Pemegang Kartu mengajukan permohonan redemption untuk mengakhiri
penggunaan e-Toll Card.
Apabila
Pemegang
Kartu
bermaksud
mengakhiri
penggunaan
e-Toll
Card,
Pemegang Kartu wajib memberitahukan secara tertulis dalam bentuk dan isi
yang
dapat
diterima
Bank
dan
Pemegang
Kartu
segera
mengembalikan
e-
Toll Card kepada Bank. Selanjutnya Bank akan menghentikan e-Toll Card
atas dasar pemberitahuan tertulis dimaksud.
Pemegang Kartu dapat mengajukan permintaan penutupan e-Toll Card setiap
saat  dengan  mengisi  Formulir  Permintaan  dan  Keluhan  atau  Formulir
lainnya 
yang  ditetapkan  oleh 
Bank  dan 
menyerahkan  kepada  Petugas
Cabang yang ditunjuk.
Apabila  dalam
e-Toll  Card  yang akan ditutup atas permintaan Pemegang
Kartu masih terdapat saldo, maka Bank akan
mengembalikan
saldo e-Toll
Card tersebut sesuai catatan Bank setelah dikurangi biaya administrasi.
Biaya administrasi penutupan kartu ini dikenakan untuk penutupan kartu  oleh
Bank maupun atas permintaan Pemegang Kartu, yang besarnya ditetapkan
dalam ketentuan tersendiri.
  
43
Pemegang   Kartu   dengan   ini   memberikan   kuasa   kepada   Bank   untuk
melakukan
pendebetan
saldo
e-Toll
Card untuk
pembayaran
biaya
administrasi atas penutupan e-Toll Card.
Bank akan memproses penutupan e-Toll Card dan pengembalian saldo
e-Toll
Card
tersebut
selambat-lambatnya 14
(empat
belas)
hari
kerja
sejak
dokumen permintaan tertulis dari Pemegang
Kartu
diterima
lengkap
oleh
Bank.
Apabila  permintaan  Pemegang  Kartu  untuk  penutupan  dan  pengembalian
saldo
e-Toll Card
disetujui
Bank,
maka
saldo
setelah
dikurangi
biaya
administrasi, atas permintaan Pemegang Kartu akan dikreditkan ke rekening
tabungan/giro Pemegang Kartu dan/atau dibayar tunai.
5. Redemption
Pemegang Kartu dapat mengajukan redemption/pengembalian saldo e-Toll
Card ke Cabang dengan dikenakan biaya administrasi.
6. Penyelesaian Sengketa (Dispute) Transaksi e-Toll Card
Dalam
hal
terdapat
pertanyaan
atau
sengketa/dispute
transaksi
Kartu
maka
Pemegang
Kartu
dapat
mengajukan
keluhan
baik
secara
tertulis
dan/atau
lisan ke mandiri call 14000 atau (021) 5299-7777 atau Cabang.
Pemegang  Kartu  mengajukan  keluhan  atas  dispute transaksi  maksimal  30
(tiga puluh) hari kerja dari tanggal transaksi.
Dalam  hal  pengajuan  keluhan  dilakukan  secara  tertulis,  Pemegang  Kartu
wajib melampirkan copy bukti-bukti transaksi dan bukti lainnya untuk
mendukung pengaduan.
  
44
Bank  akan  melakukan  pemeriksaan/investigasi  atas  pengaduan  Pemegang
Kartu.
Apabila dari hasil pengecekan Bank telah sesuai dengan pengaduan Pemegang
Kartu maka akan dilakukan pengkreditan ke rekening tabungan/giro
Pemegang Kartu dan/atau dibayar tunai.
Apabila   dari   hasil   pengecekan   Bank   tidak   sesuai   dengan   pengaduan
Pemegang
Kartu,
akan
diinformasikan ke
Pemegang
Kartu
dengan
cara
penyampaian yang ditentukan oleh Bank.
7. Batas Pertanggungjawaban (Liability)
Bank
dan
seluruh
pejabat,
pegawai
dan
Mitra
terkait
tidak
dapat
dimintai
pertanggungjawaban oleh Pemegang Kartu atau pihak manapun yang
mengajukan tuntutan atas hal-hal sebagai berikut:
Kehilangan e-Toll Card oleh Pemegang Kartu.
Kerusakan
e-Toll Card akibat
kecerobohan
Pemegang
Kartu
dan/atau
tidak
menggunakan dan menempatkan Kartu sesuai petunjuk penggunaan.
Kerugian sejumlah nilai uang dalam e-Toll Card akibat penggunaan transaksi
pembayaran yang tidak benar.
e-Toll Card yang digunakan oleh pihak yang tidak berwenang dan/atau hasil
penggandaan (cloning).
Dengan
tidak
membatasi
hal-hal
yang diatur
dalam butir
7.a.
di
atas,
Bank
berikut
pejabat,   pegawai   dan   Mitra   tidak   bertanggung   jawab   atas
tuntutan/klaim mengenai:
  
45
Segala  kerugian  atau  kerusakan  karena  tidak  beroperasinya  system  akibat
bencana alam, banjir, perang, pemberontakan, huru hara atau
kerusuhan,
pemogokan, demonstrasi dan/atau akibat adanya peraturan dan/atau larangan
Pemerintah.
Segala
kerugian atau
kehilangan
data
karena
penggunaan
e-Toll
Card
oleh
pihak yang tidak berwenang.
8. Kerahasiaan Informasi Pemegang Kartu
Keamanan  informasi  pribadi  Pemegang  Kartu  akan  dilindungi  oleh  Bank
dengan 
cara 
menjaga  keamanan 
fisik, 
elektronik  dan 
prosedur 
sesua
ketentuan hukum yang berlaku.
Ketika
Bank
menggunakan jasa perusahaan
lain
untuk
menyediakan
layanan
bagi Bank, Bank mewajibkan mereka
untuk
melindungi
kerahasiaan
informasi Pemegang Kartu.
9. Hukum yang Berlaku dan Domisili
Syarat
dan
Ketentuan
mengenai
penggunaan
e-Toll
Card
ini
tunduk
pada
hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
Berkenaan dengan Syarat dan Ketentuan
mengenai penggunaan e-Toll Card
dan  segala  akibatnya,  Bank  dan  Pemegang  Kartu  setuju  untuk  memilih
tempat kediaman
hukum di tempat Pemegang Kartu
membeli kartu perdana
e-Toll Card.
Dalam    hal    terjadi    keselisihan    maka    Para    Pihak    sepakat   
untuk
menyelesaikannya    secara    musyawarah    dan    apabila    tidak    tercapai
  
46
kesepakatan 
maka  Para  Pihak  sepakat  untuk 
menyelesaikannya  melalui
Pengadilan Negeri sesuai domisili tergugat.
10. Lain-Lain
Syarat-Syarat  dan  Ketentuan 
Umum  e-Toll Card,  termasuk  jenis/bentuk
layanan setiap saat dapat diubah oleh Bank tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu kepada Pemegang Kartu.
Atas   perubahan,   penambahan   atau   penggantian   Syarat   dan   Ketentuan
mengenai Penggunaan e-Toll Card tersebut tetap
akan
mengikat Pemegang
Kartu.
Perubahan, penggantian dan/atau penambahan tersebut dilakukan melalui:
Pemberitahuan yang ditempel pada Cabang Bank atau counter.
Diumumkan melalui website Bank (www.bankmandiri.co.id)
Diumumkan melalui media cetak dan/atau elektronik.
Media lain yang ditentukan kemudian.
Seluruh  jenis  dan  besarnya  biaya  dapat  berubah  sewaktu-waktu  melalui
pemberitahuan atau pengumuman.
Hal-hal
yang
berkaitan dengan
Pengaduan dan Permintaan Informasi dapat
dilakukan melalui: mandiri call 14000 atau (021) 5299-7777; atau melalui
website dengan alamat: www.bankmandiri.co.id
Syarat  dan  ketentuan  e-Toll Card selengkapnya  dapat  dilihat  di  website
www.bank mandiri.co.id.
  
47
2.12. Smart Card, Kartu BBM Bersubsidi
Pemerintah akan memberlakukan pembatasan pemakaian premium dan solar
bersubsidi. Kebijakan tersebut diperkirakan
mulai diberlakukan paling
lambat Juni
mendatang. Namun, Sejauh ini mekanisme alokasi dan pembatasan BBM tersebut
belum resmi diumumkan pemerintah.
Reporter SCTV Jasmine Valentine melaporkan, Rabu(13/2), kemungkinan
alokasi premium yang akan diterima konsumen adalah pemakaian motor sebesar 0.5-
1
liter perhari dan kendaraan roda empat atau mobil sebesar 4-5 liter perhari. Untuk
kendaraan umum tetap akan disubsidi penuh.
Konsumen yang akan menggunakan BBM bersubsidi diharuskan memiliki
Smart Card atau kartu pintar yang dikeluarkan PT. Sucofindo. Dengan kartu ini
pengguna sepeda motor, mobil pribadi dan kendaraan umum tidak bisa lagi membeli
bensin
semaunya.
Chip
yang ada didalam kartu
ini
akan
mencatat
data kendaraan
anda lengkap dengan jatah bensin bersubsidi yang bisa anda beli tiap harinya.
Pada tahap awal, konsumen harus mendaftarkan kendaraan dengan datang ke
stasiun
pengisian
bahan
bakar
umum (SPBU)
terdekat.
Data
kendaraan
dan
jatah
bensin
subsidi akan dimasukkan ke komputer dan disimpan dalam chip
smart card
ini. Petugas SPBU akan memindai smart card yang ditempelkan di motor atau mobil.
Jika jatah pembelian hanya lima liter tiap harinya maka ketika membeli 10 liter harus
membayar sisa lima liter dengan harga lebih mahal atau harga non-subsidi.
  
48
Presiden Direktur Sucofindo, Zafar D. Idham, Memastikan penggunaan kartu
ini
aman.
Perusahaan
ini
bisa
saja
yakin dengan
sistem tersebut
tapi kemungkinan
kecurangan  tetap  bisa  saja  terjadi  jika  pengawasan  tidak  ketat.  Belum  lagi  soal
antrean
yang
mungkin
terjadi
karena sistem
ini
memaksa orang
membeli premium
tiap hari. Karena kalau tidak, jatah hariannya akan hangus. (IAN/Jasmine Valentine
dan Hengky Rahman).