8
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Segmenting Targeting Positioning
Tujuan dari pemasaran adalah untuk mempertemukan dan memenuhi
kepuasan konsumen terhadap kebutuhan mereka melalui produk perusahaan secara
lebih baik dari kompetitor. Dengan perkembangan dunia usaha dan persaingan usaha
yang semakin ketat, perusahaan perlu melakukan analisis terhadap pasar yang akan
dituju perusahaan untuk memasarkan produk perusahaan.
Dalam upaya perusahaan untuk dapat bersaing secara efektif, produsen harus
mendekatkan diri terhadap pasar sasaran dan
fokus terhadap
target konsumen dalam
melakukan usaha pemasaran. Hal tersebut dikarenakan perusahaan akan lebih banyak
mempunyai peluang besar untuk memenuhi kepuasan target konsumen dibandingkan
menghabiskan usaha pada pasar yang kurang prospektif.
Dalam membuat
sebuah
target
pemasaran
yang
efektif,
produsen
perlu
melakukan
konsep
segmenting,
targeting
dan positioning melalui
langkah-langkah
berikut:
1.
Dalam
membuat
segmentasi
pasar,
perusahaan
berusaha
mengidentifikasikan
dan membuat profil dari beberapa grup konsumen yang berbeda berdasarkan
kebutuhan dan preferensi mereka.
2.
Setelah
melakukan
segmentasi,
perusahaan
memilih
satu
atau
lebih dari
pasar
yang telah disegmentasikan sebelumnya untuk dimasuki oleh produsen
3.
Dari setiap
target
segmen,
perusahaan
melakukan upaya
penempatan
diri
yang
sesuai melalui pembangunan dan komunikasi
manfaat
yang
berbeda
untuk
masing-masing pasar tersebut.
|
9
2.1.1 Segmentasi Pasar
Segmen pasar adalah
penting dalam pemasaran
dan paling sering
didefinisikan
sebagai suatu proses untuk membagi
bagi
atau
mengelompokkan konsumen ke dalam kotak kotak yang lebih
homogen.
Seorang pemasar harus tahu betul siapa yang akan menjadi konsumennya.
Kotler ( 2006 : 224 )
mendefinisikan
segmentasi sebagai proses
identifikasi dan mengklasifikasikan grup-grup berbeda dari
konsumen
yang
terbagi berdasarkan ragam kebutuhan dan dasar pemilihan produk
Dalam
tahap
ini,
pemasar
tidak
menciptakan
segmentasi-segmentasi
itu melainkan bertugas untuk mengidentifikasi
semen-segmen
mana
yang
potensial untuk dimasuki dan kemudian memutuskan untuk menetapkannya
menjadi pasar sasaran.
Ada
dua
metode dalam
melakukan
segmentasi
yaitu yang pertama
adalah metode segmentasi
Apriori
yaitu segmentasi
yang dilakukan
sebelum suatu produk atau jasa atau ide atau kampanye dilakukan. Metode
ini menmgidentifikasi siapa
sasaran pasarnya, berapa usianya, berapa
penghasilan perbulan, dimana kelas sosialnya, dimana mereka di jangkau dan
bagaimana
perilaku mereka. Menurut Kolter
( 2006 : 231 ) variable
segmentasi
utama adalah segmentasi
geografis, demografis, psikografis dan
perilaku
Segmentasi yang kedua adalah segmentasi Post Hoc, yaitu segmentasi
yang dilakukan setelah produk diluncurkan, diolah dan dari situ akan terlihat
siapa konsumen tersebut dan apa segmentasi konsumen tersebut.
Atribut atribut dalam segmentasi adalah :
1. Kuantitas pemakaian
( usage rates)
Yaitu
variabel segmentasi yang berdasarkan pada kuantitas pemakaian
konsumen. Dalam pelaksanaannya pemasar perlu
mendapatkan
ukuran
|
10
yang jelas
mengenai
konsumen
berdasarkan
kriteria
pemakai
berat (
Heavy users), pemakai
menengah
( Medium users ), Light dan bukan
pemakai ( Non users).
2. Pola pemakaian ( Usage pattern )
Yaitu mengklasifikasikan
konsumen
berdasarkan
cara
konsumen
menempatkan atau menggunakan suatu produk.
3. Manfaat Produk ( benefit/ featuris desirel )
Yaitu
mengklasifikasi
konsumen berdasarkan
manfaat yang dicari
konsumen dalam
pemakaian suatu produk / jasa .
4. Kebutuhan kebutuhan yang belum terpenuhi ( attribute deficiencies)
Yaitu menekankan pada pencarian
kebutuhan yang belum terpenuhi
pada konsumen hal ini
penting karena ketika masyarakat mengalami
kemajuan baik penghasilan
maupun kesejahteraan
maka akan muncul
prioritas dengan kebutuhan
baru.
Konsumen
cenderung
meminta
perbaikan demi kualitas. Lalu, perkembangan teknologi baru membuat
para produsen
lebih
mudah
memahami
tuntutan konsumen. Yang
terakhir, persaingan
yang dinamis membuat konsumen dimanjakan , cepat
jenuh dan menuntut hal yang baru.
2.1.2 Penetapan Pasar Sasaran
Setelah perusahaan mengidentifikasikan segmen pasarnya, perusahaan
harus mengevaluasi
segmen tersebut dan
memutuskan berapa banyak dan
yang mana yang akan dibidik
atau sebagai
pasar
sasaran.
Kasali ( 1999 : 371 ) menjelaskan bahwa targeting atau menetapkan
target pasar adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari
targeting
adalah target
market ( pasar sasaran ),
yaitu satu atau beberapa
segmen yang akan menjadi focus kegiatan kegiatan pemasaran
|
11
Menurut
Kolter
(
1997
:
238)
dalam
mengevaluasi
segmen
pasar
yang berbeda, perusahaan
harus memperhatikan dua factor yaitu daya tarik
segmen secara
keseluruhan dan tujuan
serta sumber daya perusahaan.
Dan
setelah
mengevaluasi segmen, perusahaan harus memutuskan segmen yang
mana dan berapa banyak segmen
2.1.3 Positioning
Untuk
bisa
berhasil
dijaman
ini,
menurut
Al
Ries
dan Jack
Trout
(1981:5),
produsen
harus
menyentuh dasar
melalui
realita, dan
satu-satunya
realita yang perlu diperhitungkan adalah apa yang ada di dalam benak
prospek. Pasar sekarang tidak lagi bereaksi terhadap strategi yang berhasil di
masa lalu, bermacam
produk, perusahaan, dan iklan pemasaran. Masalah
komunikasi
menjadi
penting
setelah
mereka
menguraikan
suatu
rancangan
baru tentang komunikasi yang disebut Positioning atau penempatan.
Penempatan
atau positioning merupakan
suatu
konsep
yang
telah
mengubah pengertian
dasar
periklanan, suatu
konsep
yang
begitu
sederhana
namun orang sering kesulitan memahami betapa ampuhnya konsep tersebut.
Penempatan
atau positioning dimulai dengan produk. Namun penempatan
bukanlah apa yang anda lakukan terhadap peluang pasar, melainkan
pengalaman membuktikan bahwa merek pertama yang masuk ke dalam benak
dan pikiran orang, pada umumnya meraih dua kali bagian pasar yang dimiliki
pesaing. Formula untuk mencapai hal ini tidak mudah dan sulit berubah.
Strategi Produk
yang
ingin ditempatkan
itu tidak hanya berupa produk
fisik
|
12
tetapi lebih banyak bersifat persepsi,
sehingga alam pikiran konsumen dapat
terisi
oleh
manfaat
produk
yang
ditawarkan. Kotler (1997:295)
mendefinisikan positioning sebagai :
The act of designing the companys of ring and image so that they occupy a
meaningful and distinct competitive position the target costumers mind
Yang
dapat
diartikan sebagai
berikut
positioning
adalah
tindakan
yang
dilakukan pemasar untuk membuat citra produk
yang sesuai dan pada
akhirnya
berhasil
memperoleh
posisi
yang
mengandung
arti
dalam benak
konsumen.
Kasali (1999:526) menyarankan definisi sebagai berikut:
Positoning dalan strategi komunikasi untuk memasuki otak konsumen, agar
produk atau merek atau nama anda mengandung arti tertentu yang dalam
beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merek atau
nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif
Positioning yang akan dipromosikan oleh suatu perusahaan harus
dapat di pakai sebagai pembela dari produk pesaing. Suatu perbedaan
dipandang bermanfaat bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Penting: Perbedaan yang ditonjolkan memberikan suatu manfaat yang
bernilai bagi pembeli sasaran.
2. Khas : Perbedaan
yang ditawarkan menempatkan sesuatu yang khas atau
tidak dapat ditawarkan pesaing.
|
13
3. Superior:
Perbedaan
yang
ditawarkan
merupakan
suatu
keunggulan
produk.
4. Dapat
dikomunikasikan:
Perbedaan
yang
ditawarkan
dapat
dikomunikasikan pada konsumen.
5. Pendahulu : Perbedaan yang ditawarkan adalah merupakan penawaran
pertama yang ditawarkan kepada konsumen.
6. Terjangkau: Perbedaan yang ditawarkan mampu dibayar konsumen.
7.
Menguntungkan: Perusahaan dapat
mengintroduksikan perbedaan
itu
secara menguntungkan.
Menurut Kasali
(1999: 538), selain menggunakan atribut sebagai alat
untuk mengembangkan pernyataan positioning, ada berbagai cara positioning,
yaitu:
1. Positioning berdasarkan perbedaan produk.
Para pemasar menunjukkan kepada pasarnya dimana letak perbedaan
produknya terhadap pesaing. Kelemahan cara ini adalah perbedaan yang
ditonjolkan mudah ditiru oleh pesaing.
2. Positioning berdasarkan manfaat produk.
Manfaat produk dapat ditonjolkan sebagai positioning sepanjang dianggap
penting oleh konsumen.
3. Positioning berdasarkan pemakaian
Memfokuskan pada pemakaian produk, seperti contohnya Gatorade
menggunakan
atlet
untuk
menunjukkan produk
ini
adalah
minuman
energi.
|
14
4. Positioning berdasarkan kategori produk
Positioning ini biasanya dilakukan oleh produk-produk baru yang muncul
dalam suatu kategori
produk,
misalnya Sampoerna
mengeluarkan
rokok
putih, yang ingin menonjolkan sebagai yang pertama dalam kategori
rokok LTLN (Low Tar Low Nicotine).
5. Positioning kepada pesaing
Di Indonesia para pemasar sering mengiklankan produknya dengan
membandingkan produknya dengan pesaing.
6. Positioning melalui imajinasi
Positioning merupakan
hubungan
asosiatif,
kita
dapat
menggunakan
imajinasi-imajinasi seperti tempat, orang dan lain-lain.
7. Positioning berdasarkan masalah
Terutama untuk produk-produk atau jasa baru yang belum begitu dikenal,
yang biasanya diciptakan untuk memberi solusi kepada konsumennya.
2.2 Posisi Merek
Untuk
mendukung
proses positioning, pemasar perlu membangun sebuah
merek. Dengan
menempatkan identitas
merek dan
nilai-nilai
yang ditawarkan secara
spesifik, maka perusahaan telah memulai implementasi penempatan merek di pasar.
Menurut Aaker (1996: 176) posisi merek adalah:
Brand position is the part of the brand identity and value proposition that is
to be actively communicated to the target audience and that
demonstrates
an
advantage over competing brands
|
15
Yang mempunyai arti posisi merek adalah bagian dari identitas dan nilai yang
di tawarkan dan dikomunikasikan secara aktif pada target konsumen untuk
menunjukkan kegunaan atau kelebihan produk dari merek kompetitor.
2.3 Identitas Merek
Sebuah identitas merek merupakan petunjuk, arahan, tujuan dan arti dari
sebuah merek. Identitas merek ialah pusat dari visi strategis merek dan salah
satu pendukung empat prinsip dimensi ekuitas merek. Yaitu asosiasi-asosiasi, yang
mana adalah jiwa dari merek itu sendiri.
Menurut Aaker (1996:68) Identitas merek adalah:
Brand identity consists of twelve dimensions organized around four
perspectives-the brand as a product (product scope, product attributes,
quality or value, users, country of origin), brand as organizations
(organizational attributes, local versus global), brand as person (brand
personality, brand customer relationships), and brand as symbol (visual
imagery/metaphors and brand heritage).
Aspek
yang unik dan bernilai dari sebuah merek seringkali direpresentasikan
dalam
identitas
inti.
Dalam
identitas
merek
terdapat
bagian-bagian
elemen
merek
yang mendukung identitas inti dari sebuah merek, yang berfungsi untuk memperkaya
dan memberikan dukungan terhadap merek untuk membuka berbagai alternatif
pengeksekusian aktivitas merek.
|
16
2.3.1 Atribut Produk
Di banyak kelas produk, merek-merek yang berbeda akan diposisikan
dengan atribut yang berbeda pula. Sebagai contoh, Volvo menekankan pada
tahan
lama,
menunjukan
uji
coba
tabrakan dan memberitahukan sampai
berapa
lama
Volvo
bisa
bertahan.
Masalah dalam positioning
adalah
bagaimana menemukan suatu atribut yang penting bagi suatu segmen
mayoritas
sekaligus
belum diklaim oleh
competitor
mana
pun. Penggunaan
beberapa atribut bisa berhasil jika atribut-atribut itu saling mendukung satu
sama lain.
2.3.2 Atribut-atribut tak berwujud
Atribut-atribut tak berwujud disini contohnya seperti teknologi,
kesehatan
atau gizi,atau sesuatu yang sulit di tangkal. Contohnya Sereal
Life,yang
diposisikan
sangat
tepat
dalam hal
nutrisi.
Selain
itu
asosiasi
asosiasi tak berwujud ini bisa berbentuk inovasi atau kesan kwalitas yang bisa
membantu produk-produk (bahkan merek-merek)yang dimiliki suatu produk.
|
17
2.3.3 Manfaat bagi pelanggan
Karena
sebagian
besar
atribut produk
memberikan
manfaat
bagi
pelanggan, maka bisanya terdapat hubungan antar keduannya. Suatu manfaat
rasional berkaitan erat dengan suatu atribut produk dan bisa
menjadi bagian
dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Sedang, suatu manfaat
psikologis seringkali merupakan konsekuensi ekstrem dalam proses
pembentukan sikap yang berkaitan dengan perasaan apa yang ditimbulkan
ketika membeli atau menggunakan merk tersebut. Manfaaat psikologis bisa
menjadi
tipe
asosiasi
yang
kuat, bahkan
untuk
produk-
produk
seperti
komputer.
Contohnya adalah BMW, sebagai suatu karakteristik produk, BMW
sangat nyaman dikendarai dan memberikan kepuasan mengemudi pada
pemakainya sebagai suatu manfaat pelanggan.
2.3.4 Harga Relatif
Harga relatif, sebagai salah satu atribut produk, amat berguna sehingga
cukup beralasan untuk dibahas secara terpisah. Dalam beberapa kelas produk
terdapat
lima tingkat harga
yang berkembang dengan baik. Positioning
yang
dikaitkan dengan harga relatif bisa kompleks. Merek biasanya perlu berada
hanya di satu kategori harga.
|
18
Contohnya, Suave, merek produk shampoo ekonomi dimana
Helena Curtis telah memasarkan dangan berhasil pada tingkat harga yang jauh
lebih rendah dari pesaing lainnya.
2.3.5 Penggunaan atau Aplikasi
Pendekatan lainnya adalah dengan
suatu penggunaan atau aplikasi.
Sebagai contoh, sup merek Campbell yang selama bertahun tahun
memposisikan dirinya sebagai produk makan siang dan diiklankan di siaran
radio
siang
hari
secara
terus
menerus.
Seringkali
suatu strategi positioning
melalui penggunaan mewakili posisi kedua atau ketiga merek tersebut.
2.3.6 Pengguna atau Pelanggan
Pendekatan positioning lainnya adalah mengasosiasikan sebuah
merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.
Strategi
ini
sering
efektif
karena
hal ini
bisa
memadukan
antara
strategi
positioning dan strategi segmentasi. Mengidentifikasi sebuah merek dengan
segmen yang ditargetkannya acapkali menjadi cara yang tepat untuk memikat
segmen
tersebut.
Namun
ada
problem yaitu
sifatnya
yang
membatasi
kesanggupan sebuah merek meluaskan pasarnya. Contonya telepon seluler
merek Vertu, yang berada pada niche market, tidak dipungkiri lagi
|
19
penggunanya
adalah
kalangan
eksekutif
kelas
atas
dengan
status
ekonomi
sosial (SES) A, bahkan A+.
2.3.7 Orang Tersohor atau Endorser
Seorang selebriti seringkali mempunyai asosiasi yang kuat.
Mengaitkan nama seorang tersohor dengan
sebuah merek bisa
memindahkan
asosiasi-asosiasi
ini
ke
merek tersebut.
Salah
satu
karakteristik
penting bagi
sebuah merek untuk bisa dikembangkan adalah kompetisi teknologi,
kesanggupan mendesain, dan proses manufaktur sebuah produk.
2.3.8 Gaya Hidup atau Kepribadian
Manusia atau orang memiliki kepribadian dan gaya hidup beragam,
dan sebuah merek bisa diilhami
dengan macam-macam kepribadian dan
karakteristik gaya hidup yang hampir sama.Contohnya adalah riset yang
dilakukan perusahaan Pepsi yang melibatkan
17
grup
premium
loyal
untuk
pepsi dan coke, telah memberi gambaran mengenai kepribadian kedua merek
tersebut.
|
20
2.3.9 Kelas Produk
Beberapa
merek
perlu
membuat
keputusan positioning yang
menentukan yang melibatkan asosiasi-asosiasi kelas produk. Sebagai
contohnya,
kopi
kering
Maxim mesti
memposisikan
dirinya
dengan
kopi
regular maupun kopi instant.
2.3.10 Kompetitor
Untuk
sebagian
besar
strategi positioning,
kerangka
acuannya
adalah
satu kompetitor atau lebih. Di banyak contoh, kompetitor bisa menjadi aspek
dominan dalam strategi positioning. Ada dua alasan yang mendasari perlunya
mempertimbangkan
positioning
yang
berkenaan
dengan
kompetitor, yaitu
pertama, kompetitor mungkin mempunyai suatu pencitraan yang jelas, sangat
mengkristal dan telah dikembangkan selama bertahun-tahun sehingga bisa
digunakan sebagai jembatan untuk membantu mengkomunikasikan pencitraan
dalam bentuk lain berdasarkan acuan itu.
Postioning dengan mengaitkan pada kompetitor bisa menjadi cara
yang jitu untuk menciptakan suatu posisi yang terkait pada karakteristik
prdouk tertentu, terutama harga dan kualitas. Hal ini bisa dilakukan lewat
periklanan komparatif dimana seorang kompetitor dengan eksplisit disebutkan
dan dibandingkan berkenaan dengan satu karakteristik produk atau lebih.
|
21
2.3.11 Negara atau Wilayah Geografis
Sebuah
negara bisa
menjadi
simbol
yang
kuat,
asalkan
negara
itu
mempunyai hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kapabilitas.
Asosiasi-asosiasi ini bisa dieksploitasi dengan mengaitkan merek pada sebuah
negara.
2.4 Citra Merek
Citra merek mencerminkan persepsi dari sebuah merek. Seperti halnya dengan
identitas merek, posisi merek lebih mengaspirasi, merefleksikan persepsi dari strategi
yang
dibuat
untuk
diasosiasikan dengan
merek
itu
sendiri.
Dalam membuat posisi
merek, langkah yang diperlukan untuk membantu adalah melakukan perbandingan
antara identitas merek dengan citra merek dari berbagai dimensi.
|
![]() 22
Tabel 2.4 Dimensi Citra Merek
DIMENSI
MEREK
IDENTITAS MEREK
CITRA
Produk:
Pengguna :
(dalam fisik atau
Bir Premium
Anak Muda
emangat)
Paruh Baya
Bir Premium
Kepribadian:
Humoris
Keuntungan
Fungsional:
Superior
Keuntungan
Emosional :
social
Gembira, Humoris
Citarasa Superior
Penerimaan dalam grup
Gembira,
Citarasa
Melalui perbandingan identitas dengan citra merek akan menghasilkan
satu dari tiga tugas komunikasi yang berbeda yang merefleksikan posisi merek.
Sebuah citra merek dapat menjadi:
1. Peningkatan ( bila sebuah dimensi perlu untuk ditambahkan atau di
perkuat)
2.
Pendukung
dan
Pengeksplorasi
(
jika
asosiasi
merek konsisten
dengan
identitas
dan sesuai)
|
23
3.
Pemecah
konsentrasi,
pelemah
atau
penghancur
(bila
citra
merek
tidak
konsisten dengan identitas merek)
2.5 Asosiasi Merek
Menurut David A Aaker (1997:160), suatu
asosiasi merek adala segala hal
yang
berkaitan
dengan
ingatan
mengenai
sebuah
merek. Kaitan pada
merek
akan
lebih kuat apabila kaitan itu didukung dengan suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain.
Sebuah merek adalah seperangkat asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk
yang bermakna.
Suatu merek yang telah mapan akan mempunyai posisi yang menonjol dalam
suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Ada 11 (sebelas)
tipe asosiasi yang tergambar dibawah ini:
2.6 Perilaku Konsumen
James F. Engel, Roger D Blackwell dan Paul W. Miniard (1995:4), Perilaku
konsumen berpengaruh terhadap pembelian produk atau jasa karena definisi perilaku
konsumen menurut mereka adalah :
Consumer behavior as those activities
directly
involved
in
obtaining,
consuming, and disposing of products
and service, including the decision
process that precede and follow these actions.
|
24
Dan dalam pemasaran,
baik pemasaran
produk
atau jasa,
the
consumer
is
king sehingga tidaklah mengherankan bahwa mempelajari perilaku konsumen
adalah merupakan akar pemasaran . Selain itu, memahami
dan
mempelajari
motivasi konsumen dan kebiasaanya adalah penting untuk bertahan dalam
persaingan, juga berdampak pada
rancangan produk atau jasa
karena harus sesuai
dengan keinginan dan harapan konsumen
Perilaku konsumen yang
perlu diteliti adalah
faktor
faktor
apa
dan
bagaimana konsumen
itu memutuskan untuk
membeli serta
menggunakan produk
atau jasa itu. Proses pengambilan keputusan pembelian pada konsumen meliputi:
1. Analisa segmentasi dan demografi pasar
2. Pengenalan dan pencarian produk
3. Alternatif evaluasi sebelum pembelian
4. Pembelian produk
5. Sifat konsumtif, tingkat kepuasan dan
divestment
Sebelum
membeli, ada banyak
faktor yang mempengaruhi pembelian suatu
produk, yaitu :
1. Perbedan individual ( individual differences ), yang meliputi :
a.
Daya beli konsumen
yang berhubungan dengan
pendapat
konsumen dan
pengeluaran ( consumer resources), konsumen.
b.
Pengetahuan (knowledge)
c.
Sikap ( Attitudes )
d.
Motivasi dan konsep diri ( motivation and self concefpt )
|
25
e.
Kepribadian, penghargaan, dan
gaya
hidup ( personality, values, and
lifestyle)
2. Proses psikologis ( psychological processes), yang meliputi :
a.
Proses memperoleh informasi ( information prosessing )
b.
Pembelajaran ( learning)
c.
Pengaruh attitudes dan kebiasaan ( influenching attitudes and behavior)
3. Pengaruh lingkungan
a.
Pengaruh
budaya
dalam
pembelian
dan
sifat
konsumtif (
influence
of
culture on buying and consumption)
b.
Pengaruh etnisitas pada perilaku
konsumen ( ethnis
influences
on
consumer behavior )
c.
Kelas sosial dan staus sosial ( social class and status )
d.
Pengaruh pribadi ( personal influences )
e.
Pengaruh
keluarga
dan
kebutuhan rumah
tangga
(family
and
household
influences)
f.
Pengaruh situasi ( situation influences ).
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard ( 1995 : 143 ), semua faktor faktor
yang telah disebutkan di atas
sangat penting dalam pemasaran produk,
dimana
dapat
berpengaruh
terhadap penilaian
produk
dan
tingkat
kepuasan
konsumen
terhadap suatu produk karena definisi kepuasan menurut mereka adalah :
Satisfaction is defined
here as a ost - consumption evaluation that a
chosen alternative at least meets or exceed expectations .
|
26
Sedangkan,
menurut Philip Kolter ( 1997 : 36 ), kepuasaan adalah perasaan
senang
atau
kecewa seseorang
yang berasal dari perbandingan
antara
kesan
terhadap kinerja
(atau
hasil) suatu produk dan harapan harapannya.
Dan
harapan
konsumen dipengaruhi oleh
pengalaman
pembelian mereka sebelumnya, nasihat
teman atau kolega, serta janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya. Jika para
pemasar meningkatkan harapan terlalu tinggi, para pembeli kemungkinan besar akan
kecewa, sebagai contoh, Holiday Inn pernah mengeluarkan iklan tanpa kejutan.
Tetapi , para tamu hotel tetap menemukan banyak masalah sehingga iklan tersebut
di tarik.
Menurut William
A
Band
(
1991 : 114 ), ada dua cara dalam melakukan
analisa kepuasan konsumen, yaitu dengan mencari kejelasan kebiasaan dan tingkah
laku konsumen dan mendiagnosa dasar yang menyebabkan consumer behavior.
Dalam pemasaran, banyak faktor
yang
mempengaruhi
penjualan
dan
pembelian produk, antara lain adalah segmentasi menurut Philip Kolter 1997 : 186 ),
Segmentasi
meliputi beberapa kategori antara
geografis (wilayah, ukuran kota atau
besar),
demografis (usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin,
penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras , generasi, kewarganegaraan,
kelas
sosial), psikografis (gaya hidup dan kepribadian) dan
perilaku (kejadian, manfaat,
status pemakai, tingkat
pemakaian,
status
kesetiaan, tahap
kesiapan
pembeli
dan
sikap
terhadap produk), diperlukan
dalam
pemasaran
karena
konsumen
itu
bervariasi.
Kegunaan
segmentasi
menjadi
salah
satu
penentu positioning
produk,
apabila tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan sesuai segmen
yang diarahkan, maka produk tersebut akan diingat oleh konsumen.
|
27
2.7
Teknik Positioning
Untuk bisa berhasil dijaman ini, menurut Al Ries dan Jack Trout (1981:5),
produsen harus menyentuh dasar melalui realita, dan satu-satunya realita yang perlu
diperhitungkan adalah apa yang ada didalam benak prospek. Pasar sekarang tidak lagi
bereaksi terhadap strategi
yang berhasil di
masa
lalu, begitu banyak
macam produk,
bagitu banyak perusahaan, dan begitu banyak iklan pemasaran. Masalah komunikasi
menjadi penting setelah mereka menguraikan suatu rancangan baru tentang
komunikasi yang disebut positioning atau penempatan.
Penempatan atau positioning merupakan suatu konsep yang telah mengubah
pengertian dasar periklanan, suatu konsep yang begitu sederhana namun orang sering
kesulitan memahami betapa ampuhnya konsep tersebut. Penempatan dimulai dengan
produk. Dan sejarah membuktikan bahwa merek pertama yang masuk ke otak dan
pikiran orang,
pada
umumnya
meraih
dua kali
bagian
pasar
yang
dimiliki
pesaing.
Formula untuk
mencapai hal
ini
tidak mudah dan sulit berubah. Strategi positioning
sangat penitng dalam mengembangkan suatu produk karena positioning adalah suatu
cara untuk
mnempatkan produk sehingga dapat tertanam dibenak konsumen. Produk
yang ingin ditempatkan itu tidak hanya berupa produk fisik tetapi lebih banyak
bersifat
persepsi,
sehingga
alam pikiran
konsumen
dapat
terisi
oleh
produk
yang
ditawarkan.
Sedang Philip Kotler (1997:295) mendefinisikan positioning sebagai :
|
28
The act of designing the companys of ring and image so that they occupy a
meaningful and distinct competitive position the target costumers mind
Yang dapat diterjemahkan
positioning adalah tindakan yang dilakukan
marketer
untuk
membuat
citra
produk
dan hal-hal
yang
ingin
ditawarkan
kepada
pasarnya dan berhasil memperoleh posisi yang mengandung arti dalam benak sasaran
konsumen.
Dan
menurut
Hiebing dan
Cooper
(1997),
definisi
Positioning
adalah:
Posisitioning establish desire perception of your product within the target
market relative to the competition
Yang
dapat
diterjemahkan
sebagai
positioning membangun
persepsi
produk
anda
dalam pasar sasaran relatif terhadap persaingan.
Sedang Rhenald Kasali (1999:526) menyarankan definisi sebagai berikut:
Positioning dalan strategi komunikasi untuk memasuki otak konsumen, agar produk
atau
merek atau
nama
anda
mengandung
arti tertentu yang dalam beberapa segi
mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merek atau nama lain dalam bentuk
hubungan asosiatif.
Dalam consumer mind
yang menggarap persepsi
manusia
itu adalah
medan
perang pemasaran
terutama dalam
usaha-usaha
menancapkan positioning.
Ries
dan
Trout (1986:4) mengatakan :
Marketing battles are fought inside the mind. Inside your own mind and
inside the mind and inside the mind of your prospects, everyday of the week.
|
29
The mind is the battle ground. A terrain that is tricky and difficult to
understand. The entire battle ground is just 6 inches wide.
Dalam upaya untuk memenangkan peperangan, maka positioning produk
harus dirancang sebaik
mungkin dan dapat sesuai dengan segmen pasar
yang dituju
sehingga
input
dari
konsep positioning
produk yang
ditimbulkan
dalam
berbagai
bentuk komunikasi pemasaran yang diberikan dapat mengena di benak konsumen.
Positioning yang akan dipromosikan oleh suatu perusahaan harus dapat di
pakai sebagai
pembela
dari produk
pesaing. Oleh karena itu
sebuah
posisi
produk
perlu sebuah diferensiasi. Diferensiasi tersebut dipandang bermanfaat bila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1.
Penting: Perbedaan
yang ditonjolkan
memberikan suatu manfaat
yang bernilai
bagi pembeli sasaran.
2.
Khas : Perbadaan yang ditawarkan menempatkan sesuatu yang khas atau tidak
dapat ditawarkan pesaing.
3.
Superior: Perbedaan yang ditawarkan merupakan suatu keunggulan produk.
4.
Dapat dikomunikasikan: Perbedaan yang ditawarkan dapat dikomunikasikan
pada konsumen.
5.
Mendahului: Perbedaan yang ditawarkan adalah merupakan penawaran pertama
yang ditawarkan kepada konsumen.
6.
Terjangkau: Perbedaan yang ditawarkan mampu dibayar konsumen.
7.
Menguntungkan: Perusahaan dapat mengintroduksikan perbedaan itu secara
menguntungkan.
|
30
Menurut Mayers (Rhenald Kasali:1996), ada tiga teknik sederhana positioning,
yaitu positioning berdasarkan profil produk, analisis kwadran, dan pemeringkatan
keunikan produk.
2.7.1 Positioning Berdasarkan Profil Produk
Teknik ini dilakukan dengan menonjolkan atribut yang dianggap
konsumen paling menonjol yang dimiliki produk tersebut. Namun kelemahan
pendekatan profil produk adalah ketidakjelasan bagi kita
untuk
menilai
apakah atribut yang menonjol di mata konsumen dianggap penting atau tidak.
2.7.2 Analisis Kwadran
Analisis kwadran menempatkan pentingnya atau kinerja atribut
menurut konsumen dan membandingkannya dengan prestasi merek atau
produk menurut konsumen.
Menurut Rhenald Kasali (1999:538), selain menggunakan atribut
sebagai alat untuk mengembangkan pernyataan positioning, ada berbagai cara
positioning, yaitu:
1. Positioning berdasarkan perbedaan produk.
Para pemasar menunjukkan kepada pasarnya dimana letak perbedaan
produknya terhadap pesaing. Kelemahan cara ini adalah perbedaan yang
ditonjolkan mudah ditiru oleh pesaing.
2. Positioning berdasarkan manfaat produk.
|
31
Manfaat produk dapat ditonjolkan sebagai positioning sepanjang dianggap
penting oleh konsumen.
3. Positioning berdasarkan pemakaian
Penempatan ini berusaha menonjolkan pemakaian produk, seperti
contohnya Gatorade menggunakan atlet
untuk
menunjukkan
produk
ini
adalah minuman kesehatan.
4. Positioning berdasarkan kategori produk
Penempatan ini biasanya dilakukan oleh produk-produk baru yang muncul
dalam suatu kategori
produk,
misalnya Sampoerna
mengeluarkan
rokok
putih, yang ingin menonjolkan sebagai yang pertama dalam kategori
rokok yang lebih rendah kadar tar dan nikotinnya dari rokok-rokok merek
lain.
5. Positioning kepada pesaing
Di Indonesia para pemasar sering mengiklankan produknya dengan
membandingkan produknya dengan pesaing.
6. Positioning melalui imajinasi
Positioning merupakan
hubungan
asosiatif, kita
dapat
menggunakan
imajinasi-imajinasi seperti tempat,
orang
dan
lain-lain,
contohnya
sepatu
Nike yang diasosiasikan dengan bintang-bintang olahraga top dunia.
7. Positioning berdasarkan masalah
Terutama untuk produk-produk atau jasa baru yang belum begitu dikenal,
yang biasanya diciptakan untuk memberi solusi kepada konsumennya.
|
![]() 32
2.7.3 Perceptual Map
Perceptual Map
adalah tehnik
grafik
yang
digunakan
oleh
pemasar
untuk mendapatkan gambaran dari potensial
konsumen
maupun
konsumen.
Perceptual map Secara perbandingan posisi dari sebuah produk, lini produk,
merek atau perusahaan ditampilkan untuk mendapatkan gambaran persaingan
dengan pesaing.
Perceptual Map dapat terdiri dari beberapa dimensi tetapi yang paling
umum terdiri dari dua dimensi sehingga membentuk kurva x dan y. Di bawah
ini merupakan contoh perceptual map
mengenai persepsi konsumen dari
beberapa merek mobil dari dua dimensi.
|
![]() 33
Perusahaan
mempertimbangkan dalam memperkenalkan
produk
baru
akan melihat area dengan kepadatan yang dinilai sebagai titik ideal. Atau
perusahaan
juga akan
melihat
area yang
relatif kurang
kompetitif
atau bisa
disebut sebagai pelopor. Berikut merupakan peta yang menampilkan
beberapan produk aspirin dilihat dari dimensi effectiveness dan gentleness
Dari peta di atas dapat dilihat bahwa ada konsumen yang lebih
mementingkan
efek samping daripada kemanjuran. Sedangkan untuk
beberapa konsumen kemanjuran merupakan hal yang diperlukan untuk sebuah
aspirin. Selain itu pula dapat dilihat bahwa produk generik mempunyai tingkat
|
34
persaingan yang sangat berat dibandingkan produk yang mempunyai nilai
tinggi
oleh
konsumen.
Dengan
berdasarkan peta ini perusahaan dapat
menentukan positioning produk mereka agar dapat meraih konsumen di pasar.
|