BAB II
LITERATURE REVIEW
2.1    Pengertian Komunitas
Beberapa definisi tentang komunitas yang diungkapkan oleh para ahli antara
lain sebagai berikut :
Menurut McMillan dan Chavis
(1986) mengatakan bahwa komunitas
merupakan  kumpulan  dari  para  anggotanya  yang  memiliki  rasa  saling  memiliki,
terikat diantara satu dan lainnya dan percaya bahwa kebutuhan para anggota akan
terpenuhi selama para anggota berkomitmen untuk terus bersama-sama.
community
is
a
feeling
that
members
have of belonging,
a
feeling that members
matter to one another and to the group, and a shared faith that members needs will
be meet through their commitment to be together “ - McMillan & Chavis (1986)
Jauh sebelum McMillan & Chavis mengutarakan pendapatnya tentang
komunitas,
Hillery,
George
Jr.
(1955)
telah mengutarakan
terlebih dulu
dengan
melakukan studi tentang komunitas dalam psikologi rural, komunitas adalah hal yang
dibangun dengan
fisik atau
lokasi geografi (Physical or geographical
location) dan
kesamaan dasar akan kesukaan (interest) atau kebutuhan (needs).
5
  
6
Community bounded by Physical or geographical
location (Neighborhood, School)
and Basic of Common Interests, Goals or needs (Sporting, hobby or political groups)
Hillery, George, Jr (1955)
Definisi
komunitas
adalah
individu atau
orang
orang
yang
mempunyai
kesamaan karakteristik seperti kesamaan geografi, kultur, ras,
agama, atau
keadaan
sosial
ekonomi
yang
setara.
Komunitas
dapat
didefinisikan
dari
lokasi, ras, etnik,
pekerjaan, ketertarikan pada suatu masalah – masalah atau hal lain yang mempunyai
kesamaan.
“Community   is   aggregate   of   persons   with   common   characteristics   such   as
geographic, professional, cultural, racial, religious, or
socio economic similarities,
communities can be defined by location, race, ethnicity, age, occupation, interest in
particular problems or outcomes or others common bond”
Webster’s
new
world
dictionary
(1998)
mengatakan komunitas
adalah
sekelompok orang yang tinggal bersama sebagai unit sosial yang mempunyai
ketertarikan antar satu dan yang lain.
Dalam Democracy and Education, Dewey
melihat komunitas terbangun dari
ikatan-ikatan (commonalities) yang secara rumit saling terkait melalui komunikasi.
Dewey mengamati bahwa “masyarakat tidak terus ada karena penyebaran, karena
komunikasi,
tetapi
cukup
layak jika dikatakan bahwa
masyarakat
terwujud
dalam
komunikasi”  
(1916,  
hlm.  
4).  
Ikatan-ikatan,  
dalam  
bentuk  
seperti  
‘tujuan,
  
7
kepercayaan,
dan
pengetahuan’
(hlm.
4), adalah
keharusan
bagi
terbentuknya
komunitas, dan terbangun
melalui komunikasi. Dalam konsepsi Dewey, komunikasi
dan cara-cara di mana
komunikasi dilakukan adalah krusial bagi pembentukan
komunitas, dan kita bisa menyimpulkan juga bahwa ‘kualitas’ komunikasi menyatu
dengan kualitas komunitas tersebut.
Tidak ada pengertian atau definisi yang diterima dan diakui secara luas untuk
sebuah kata “komunitas”. Kata –
kata yang digunakan adalah untuk
mendiskriminasikan yang ditujukan kepada suatu grup negara, grup keagamaan,
sebuah grup dari suatu organisasi professional, serta suatu grup dari ketetanggaan.
Bagaimanapun
juga,
dalam
sebuah survey
kontemporer
yang
digunakan
dalam
hal
ini,
Garcia, Giuliani, dan Wiensenfeld (p 728-729)  
menemukan bahwa diperlukan
satu atau lebih konsep dasar untuk membentuk sebuah atau suatu komunitas. Hal ini
termasuk: sekelompok
masyarakat,
mempunyai interaksi sosial, berbagi pengalaman
atau  budaya,  memiliki  kesamaan  dalam  hal  geographis  seperti  suatu  lingkungan
tempat  tinggal  yang  sama,  dan  memiliki  rasa  kepemilikan  terhadap  komunitas
tersebut. Gusfield membagi penggunaan arti komunitas yang berbeda menjadi dua
kategori.
Yang
pertama
merujuk
pada
persamaaan
lokasi
geografi, atau
teritori.
Persamaan ini muncul dari adnya perasaan
memiliki
wilayah
tempat
tinggal
yang
sama, kota ataupun negara bagian.  Kategori yang kedua terdiri dari komunitas yang
terbentuk dikarenakan oleh persamaan minat ataupun hobi dari para anggotanya, yang
tidak terlalu peduli akan wilayah tempat tinggal seperti pada kategori pertama
(Gusfield
1975).
Dan setelah
lebih dari
dua
puluh
tahun,
konsep
komunitas
yang
  
8
berdasarkan  pada  sisi  geografi  untuk  berinteraksi  sosial  telah  berpindah  ke  satu
tempat yang lebih baik dan penting dalam hal arti dan identitas.  Dalam Cohen (1985)
menyarankan bahwa komunitas
memiliki pengertian yang lebih baik sebagai
simbol
sebuah struktur daripada hanya sebagai tempat berdasarkan pada pelatihan serta
pembelajaran 
sosial. 
Dalam  penjelasan  pertamanya 
The 
WELL 
(Whole
Earth
'Lectronic Link),
salah
satu
dari
dukungan
yang
paling
pertama
muncul
untuk
membangun ruang sosial, Rheingold menekankan potensi sosial dari komunikasi
secara online. Ia mengartikan komunikasi yang sebenarnya sebagai “kelompok sosial
yang muncul dari Internet ketika sejumlah orang melanjutkan percakapan umum
tersebut dengan perasaan manusia yang cukup untuk membentuk jaringan hubungan
pribadi dalam Internet” (Rheingold, 1993, p. 5).
Analis jaringan, yang tidak seperti sosiologis komunitas yang merujuk pada
tempat atau wilayah, lebih menyukai
mendefinisikan komunitas dengan istilah relasi
antara
orang-orang dengan
dunia,
yang berbagi
cara pandang.
Wellman dan
Gulia
(1999)
menunjukkan
bahwa
“komunitas
tidaklah
harus
suatu
kelompok
tersendiri
yang padat akan para tetangga
tetapi dapat juga sebagai jaringan sosial dari anggota
keluarga, teman dan rekan kerja yang tidak perlu tinggal dalam satu lingkungan yang
sama.  Dengan  cara 
yang  sama, 
Royal  dan  Rossi 
(1996,  p.  395) 
memberikan
pandangan bahwa "makna dari komunitas sebagai fenomena teritorial telah sirna, dan
pada saat yang sama makna dari komunitas sebagai fenomena hubungan antar sesama
telah berkembang”.
  
9
Dalam Imaginary
Communities,
Anderson
(1991,
p.5)
menjelaskan
sebuah
bangsa  sebagai  “bayangan  komunitas  politik”  merupakan  bayangan  para  anggota
yang
berbagi
ide
umum
dalam asosiasi
mereka,
meskipun
mereka
tidak
pernah
bertemu dengan anggota lainnya. Pada kenyataannya,
semua komunitas
yang mula-
mula
melakukan
kontak
secara
tatap
wajah dan
itu
adalah
gaya
dimana
mereka
dibedakan  satu  dengan  yang  lainnya.  Semenjak  Internet  menyediakan  berbagai
macam cara
baru
untuk
mengamati
dunia
ini,
mulai
tercipta
kemungkinan
untuk
membentuk komunitas dengan cara yang berbeda.
Echoing
Anderson, Poster (1995, pp. 35-6) mengingatkan kita bahwa, hanya
dengan sebagai komunitas yang sebenarnya menunjukkan karakter dari apa yang kita
pertimbangkan untuk menjadi ‘komunitas yang nyata’. Komunitas yang ‘nyata’ juga
bergantung pada khayalan, penentu yang sangat penting dari sebuah komunitas yang
benar, Poster menyarankan, bahwa setiap anggota kelompok
memperlakukan
komunikasi diantara mereka dengan sangat penting dan cukup berarti. Baik
Rheingold’s secara elektronik menengahi “webs sebagai hubungan pribadi,” maupun
Wellman’s “jaringan sosial,” membentuk sebuah komunitas, kemudian, bergantung
pada tahap dimana para anggota menyatakan keberadaan akan karakter yang sangat
penting
yang dapat
mendukung komunikasi
yang berarti. Karakter-karakter tersebut
berada
pada
tahap
dimana
mereka
dapat membayangkannya atau merasakannya
dengan
ikut
berpartisipasi. Ini
adalah
apa
yang
Sarason
(1977, p. 157)
gambarkan
sebagai sebuah “sense of community” secara psikologis.
  
10
Cukuplah  membantu  memulai  dari  nol  bahwa  komunitas  dapat  didekati
sebagai sebuah nilai (Frazer 2000: 76). Dapat juga digunakan untuk menjelaskan
berbagai elemen, seperti solidaritas, tanggung jawab, kebersamaan dan kepercayaan.
Seperti yang tertulis dalam spanduk Revolusi Prancis – rasa persahabatan (seperti dari
yang
kebanyakan
kita
ingat,
kemerdekaan dan
persamaan).
Para
sosialis
seperti
William Morris mengatakan “persahabatan” yang serupa:
Persahabatan adalah surga dan kurangnya persahabatan adalah neraka;
persahabatan
adalah
kehidupan
dan
kurangnya persahabatan
adalah
kematian;
dan
yang kau perlukan dalam dunia ini adalah persahabatan. (A Dream of John Ball, Ch.
4; first published in The Commonweal 1886/7)
Cohen (1985: 12) berpendapat bahwa ‘komunitas’ melibatkan dua saran yang
saling berkaitan yakni anggota dari sebuah kelompok yang memiliki sesuatu yang
sama dengan yang lainnya; dan sesuatu yang diselenggarakan pada umumnya
membedakan
mereka secara signifikan dari
anggota kelompok lainnya. Oleh karena
itu,
komunitas
mengandung
kesamaan
dan
perbedaan.
Itu
adalah
sebuah
gagasan
yang
berhubungan:’pertentangan
antara
satu komunitas
dengan
yang
lainnya
atau
dengan keberadaan sosial lainnya’ (op. cit.). Ini mengarahkan kita akan pertanyaan
atas daerah perbatasan tersebut- apa yang menandai adanya permulaan dan akhir dari
sebuah komunitas?
Pendapat
Cohen
akan
daerah
perbatasan
tersebut,
dapat
diibaratkan
seperti
peta  (sebagai  daerah  administrasi),  atau  dalam  hukum,  atau  dengan  bentuk  fisik
  
11
seperti sungai atau jalan. Beberapa diantaranya mungkin bersifat keagamaan atau
berhubungan dengan bahasa. Akan tetapi tidak semua daerah perbatasan itu
mudah
dimengerti: ”Mereka mungkin berpikir,
lebih baik sebagai wujud dalam pikiran dari
pemirsa” (Cohen 1985: 12). Seperti mereka yang dapat dilihat dari berbagai
macam
cara, akan tetapi
tidak hanya dari salah satu sisi diantara mereka, tetapi juga dengan
orang-orang dari sisi yang sama. Ini merupakan lambang faktor dari komunitas
(keakraban) daerah perbatasan dan merupakan dasar untuk mendapatkan penghargaan
bagaimana masyarakat menemukan pengalaman dalam berkomunitas. Sebuah contoh
nyata
untuk hal
ini
adalah
sejenis
upacara
keagamaan
orang-orang
yang
berkaitan
dengan perayaan keagamaan, sebagai contoh upacara keagamaan, benda-benda yang
terlibat dan aktivitas dari pendeta, imam ato rabi. Sebetulnya, itu cukup berarti bahwa
anggapan mengenai komunitas timbul kembali dalam beberapa agama utama:
kecocokan
para
umat
Kristiani
dengan keakraban orang-orang suci dan
perhimpunan dan Perjamuan suci sebagai wujud dari komunitas; kesatuan dari umma
atau
komunitas
dalam tradisi
Islam
dan
praktik
teology
sementara,
komunitas
merupakan topic yang paling menonjol dalam ajaran Yahudi, dan Buddha. Ajaran
Kong Fu Ze tidak termasuk, tentu saja sebuah agama, tetapi ajaran Kong Fu Ze
modern cukup dekat dengan ajaran Buddha dan kepercayaan tradisional dari keluarga
dan nenek moyang, dan norma keluarga dari para pengikut ajaran Kong Fu Ze dan
komunitas kehidupan sangat signifikan dalam konteks sementara (Frazer 1999: 24)
  
12
Setiap ekspresi
memiliki
lambang
masing-masing
dan tanda
dari
daerah
perbatasan  membatasi  siapa  yang  berada  dalam  komunitas  dan  siapa  yang  tidak
berada 
dalam 
komunitas. 
Perbatasan  tempat 
dari  orang-orang  yang 
berada  di
dalamnya atau dibelakang garis. Penjelasan mengenai ‘komunitas’ dapat menjadi
exclusionary act. Keuntungan dari
memiliki kelompok tertentu ditolak oleh meraka
yang  tidak  termasuk  dalam  kelompok.  Sebuah  contoh  yang  cukup  jelas  adalah
‘komunitas  pagar’  di  USA  dan  UK.  Sebuah  halangan  materi  diciptakan  untuk
menjaga agar
tetap
berada
diluar, dalam
hal
ini,
mereka
yang
miskin
atau
mereka
yang dianggap sebagai ancaman atau bahaya (Blakely and Snyder 1997).
2.2    Komunitas Sebagai Jaringan dan Sistem Sosial Lokal
Lee dan Newby (1983: 57) menerangkan, pada dasarnya manusia hidup erat
dengan yang lain tidak berarti mereka melakukan berbagai macam kegiatan satu
dengan yang lainnya. Mungkin hanya terdapat sedikit interaksi antara para tetangga.
Akan tetapi itu adalah sifat dasar dari sebuah hubungan dan dari jaringan social mana
mereka
berasal
adalah
salah
satu bagian
yang
sering
menjadi
sebuah
aspek
yang
cukup signifikan untuk sebuah komunitas.
Ketika orang menanyakan apa arti dari ‘komunitas’
untuk
mereka,
itu adalah
salah sau kutipan yang sering dikutip.’Untuk kebanyakan dari kita, arti yang cukup
dalam
dari 
kepunyaan adalah keakraban
kita
dalam interaksi
sosial
kita, terutama
keluarga dan teman. Selain dari tempat kerja, gereja, tetangga, kehidupan di kota dan
  
13
berbagai
macam
ikatan
lainnya
(Putnam 2000:
274).
Selain
membantu kita
untuk
membangun sebuah persaan akan diri kita sendiri,  seperti hubungan yang tidak resmi
‘juga memungkinkan kita untuk mencari jalan kita dalam berbagai macam kebutuhan
dan
berbagai
macam kemungkinan
peristiwa
lainnya
dalam kehidupan
sehari-
hari’(Allan 1996: 2). Dalam studinya, Bott (1957: 99) berpendapat bahwa kedekatan
dengan
lingkungan social
dalam kehidupan
di
kota
merupakan
suatu pertimbangan
yang terbaik,’tidak dengan area setempat dimana mereka tinggal, akan tetapi jaringan
akan hubungan social yang sesungguhnyalah
yang
mereka
pertahankan,
tanpa
mempedulikan
apakah semua
itu
dibatasi
area
setempat
atau
berjalan
diluar
daerahnya’. Bagi kebanyakan ilmuwan sosial, gagasan akan ‘jaringan’ cukup menarik
dikarenakan itu dapat digolongkan dan diukur. Penulis seperti Stacey (1969)
mengartikan
komunitas
sebagai
sebuah
‘tanpa
konsep’
dan
pengganti
sistem sosial
setempat.
‘Hubungan’ akan
jaringan
sosial membantu
menjelaskan
atau setidaknya
menggambarkan kunci akan pengalaman orang-orang.
Sebuah contoh akan analisa jaringan yang disediakan oleh Wenger’s study
mendukung orang-orang yang lebih tua di North Wales (1984; 1989; 1995 dan
didiskusikan oleh Allan 1996: 125-6). Dia melihat perubahan susunan akan sebuah
jaringan melibatkan tiga kriteria: kedekatan
hubungan
sanak
keluarga, tingkat
keterlibatan para anggota keluarga,
teman dan
tetangga; dan
tingkat
interaksi antara
para
sukarelawan
dan
kelompok
komunitas.
Sebagai
hasilnya,
ia
mengidentifikasi
lima jenis jaringan yang mendukung.
  
14
Wenger dalam dukungan jaringan untuk orang-orang yang lebih tua. Wenger
mengidentifikasikan lima jenis jaringan dalam studinya:
The
local
family-dependent
support
network.
Ini
sebagian
besar
bergantung
pada kedekatan para anggota keluarga, yang sering berbagi kehidupan
The locally
integrated support network. Secara khas,
ini terdiri dari keluarga
local, sahabat dan para tetangga..
The local self-contained support network. Biasanya terbatas dalam ukuran dan
terdiri  dari  para  tetangga,  bentuk 
ini 
memiliki  sedikit  keterlibatan  para
anggota keluarga.
The
wider community-focused
support network.
Melibatkan
tingkat
aktifitas
komunitas yang cukup tinggi, bentuk ini juga memerlukan jumlah anggota
keluarga dan para sahabat yang cukup banyak.
The private restricted support network.  Terbentuk  dengan  ketidakhadiran
para
anggota keluarga,
selain dari
suami-istri dalam
kasus
tertentu, tipe
ini
juga berarti sedikit teman atau tetangga.
2.3
Jenis Komunitas
Disini kita akan menjelajahi arti dari komunitas dalam tiga jalan yang berbeda
(after Willmott 1986; Lee dan Newby 1983; dan Crow and Allen 1995). Seperti:
  
15
Tempat.
Suatu
daerah
atau
tempat
komunitas
dapat
dilihat
sebagai
tempat
dimana orang-orang
memiliki sesuatu
yang sama,
dan
bagian
ini dimengerti secara geografis. Cara lain untuk menamakan ini adalah
‘locality’.
Pendekatan
terhadap
komunitas
ini
memperluas literatur –
pertama
dalam ‘pembelajaran
komunitas’
dan akhir-akhir
ini
dalam
studi setempat (sering terfokus dalam ruang pekerja).
Daya
tarik.
Dalam
daya
tarik
atau
‘pemilihan’,
orang-orang
dalam
komunitas 
berbagi 
karakteristik 
umum 
lainnya 
daripada 
tempat.
Mereka
dihubungkan   bersama   dengan   berbagai  
faktor   seperti,
kepercayaan
agama,
orientasi sex, pekerjaan
atau
suku
bangsa
asal.
Dengan  cara 
ini  memungkinkan  kita 
untuk 
membahas  mengenai
‘komunitas gay’, komunitas Katolik’ atau ‘komunitas orang-orang
Cina’.
Perkembangan
dalam apa
yang
mungkin
disebut
sebagai
identitas sosiologi
dan diri
sendiri
memiliki
peranan
yang
cukup
penting
dalam pembukaan
konseptual
wilayah
tanpa
komunitas
berdasarkan wilayah dapat dimengerti’ (Hoggett 1997: 7). ‘Kelompok
pemilihan’ dan kelompok yang disengaja’ (berdasarkan Hoggett op cit
dari komunitas cyber) adalah kunci dari kehidupan yang sama.
Persamaan.  Dalam kelemahannya, kita dapat
melihatnya  sebagai
persamaan tempat,
kelompok
atau
ide
(dengan
kata
lain,
itu adalah
‘semangat
dari
komunitas).
Dalam kekuatannya,
membentuk
kebersamaan  memerlukan  sebuah  pertemuan-  tidak 
hanya  dengan
  
16
orang lain, akan tetapi juga dengan Tuhan dan ciptaannya. Satu contoh
yang dapat dilihat disini adalah perkumpulan orang-orang suci umat
Kristiani-
penyatuan spiritual antara orang Kristen dan Kristus (dan
untuk sekarang antara setiap orang Kristen). Yang lainnya adalah
Martin Buber’s yang tertarik dalam pertemuan dan “diantaranya”.(
2.4    Mengapa Komunitas Penting
Sejak akhir dari abad ke 19, penggunaan arti komunitas telah
meninggalkan
beberapa asosiasi tambahan sekali lagi dengan pengharapan yang segar akan
kedekatan, kehangatan dan harmoni yang
baik
antara
orang-orang
yang
mempermasalahkan atau orang-orang yang dulu tidak jelas akan arti komunitas (Elias
1974, dikutip oleh Hogget 1997: 5). Sebelum tahun 1910, terdapat literatur kecil dari
ilmu sosial yang memberikan sedikit perhatiannya akan “komunitas” dan benar pada
tahun 1915 pertama kalinya didapatkan definisi
sosial
yang
jelas muncul ke dunia.
Hal
ini
dikemukakan
oleh
C.J.
Galpin dalam hubungannya
melukiskan komunitas
pedalaman
dalam pertukaran
barang dan servis
area
yang mengelilingi
pusat desa
(Harper dan
Dunham
1959: 10). Setelah itu beberapa definisi mengenai komunitas
pun mulai muncul ke permukaan dengan cepat. Beberapa memfokuskan komunitas
pada
wilayah
geografi,
beberapa
berpusat
pada
sekumpulan
orang
yang tinggal di
  
17
wilayah  tertentu  dan 
yang 
lainnya 
melihat  komunitas 
sebagai  suatu  area  dari
kehidupan biasa.
Di sisi lain dari itu semua beredar beberapa isu mengenai komunitas yang
muncul dalam pembahasan politik. Untuk sebagian orang
mungkin
ini hanya sedikit
lebih mengagungkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh masyarakat. Untuk yang
lainnya, mungkin hal ini merupakan organisasi ideal yang sangat kuat seperti mereka-
mereka yang menaruh perhatian kepada agenda komunitas yang lebih dalam.
2.5
Pengertian SOC
Sense of community (SOC) telah menjadi pusat untuk berhadapan dengan para
peneliti untuk beberapa waktu. McMillan dan Chavis (1986) memiliki pandangan dan
penelitian yang cukup baik dalam membuat konsep SOC. Mereka menjelaskan SOC
terdiri dari empat karakteristik:
Perasaan akan keanggotaan: Perasaan akan kepunyaan dan kesamaan dengan
komunitas;
Perasaan akan mempengaruhi: Perasaan akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh komunitas;
Penggabungan dan pemenuhan akan kebutuhan: Perasaan didukung oleh yang
lainnya dan juga mendukung mereka; dan
  
18
Berbagi
hubungan emotional: Perasaan akan suatu hubungan, berbagi cerita,
dan ‘semangat’ akan komunitas tersebut
Banyak peneliti yang menerapkan konsep dari SOC (seperti: García, Giuliani,
&
Wiesenfeld,
1999;
Zaff &
Devlin,
1998).
Para peneliti yang lain ada juga yang
melakukan
perubahan
dalam pengukuran
SOC
dengan
memvariasikan
tingkat
keberhasilannya (seperti Burroughs & Eby, 1998; Hughey, Speer, & Peterson, 1999).
Peneliti yang lain juga membuat ukuran mereka sendiri untuk mengukur SOC (Royal
&
Rossi, 1999; Schuster, 1998; Skjæveland, Gärling, & Mæland, 1996). McMillan
(1996)  pun  melakukan  sedikit  perubahan  konsep  SOC  dengan  mencakup  lebih
‘semangat’ dan ‘seni’ dari komunitas.  
Meskipun demikian, pendefinisian oleh
McMillan dan Chavis’s
dipertimbangkan sebagai yang terkuat. Chipuer and Pretty
telah
mengkritik
hal
ini
dan
peneliti
lainnya
mengenai
konsep
definisi dari
SOC,
tetapi
hal
ini
tidak
membuat
kekuatan teori
dari
McMillan
dan
Chavis
mengenai
SOC.
Penelitian 
SOC 
dalam 
komunitas 
yang 
sesungguhnya 
belumlah 
begitu
banyak. Akan tetapi, beberapa peneliti pernah melaporkan penemuan yang serupa
dengan
apa
yang
pernah
dilaporkan
dalam SOC
secara
‘face
to
face’.
Mereka
menjabarkan keberadaan akan:
Keanggotaan, daerah perbatasan, kepunyaan dan
lambang kelompok (Baym,
1995,
1997;
Curtis,
1997;
Greer,
2000;
Herring,
1999;
Kollock
&
Smith,
1996; Markus, Manville, & Agres, 2000; Phillips, 1996);
  
19
Pengaruh,  dalam  hal  memaksakan  dan 
menantang 
norma 
(Baym,  1997;
Kollock & Smith, 1996; Markus, 1994a, 1994b; McLaughlin, 1995; Pliskin,
1997);
Pertukaran
semangat antara
para anggota
(Baym, 1995,
1997;
Greer,
2000;
Preece, 1999; Rheingold, 1993);
Berbagi hubungan emotional antara para anggota (Greer, 2000; Preece, 1999;
Rheingold, 1993).
2.6
Sense of Community
Dalam konteks
pemakaian teori
komunitas berdasarkan
pada
wilayah
untuk
merujuk pada perbedaan yang sangat afektif antara ketetanggaan dan komuntas yang
sebenarnya terdapat dalam “sense of community” (SOC). Para peneliti telah menaruh
perhatian pada SOC sejak tahun 1960an. Dalam pekerjaan berorganisasi misalnya,
SOC telah ditemukan untuk menaikkan kepuasan dalam bekerja dan perilaku
berorganisasi,  kesetiaan,  menjadi  warga  negara  yang  baik,  mementingkan
kepentingan orang lain, serta  kesopanan (Burroughs & Eby, 1998). Pada komunitas
yang berdasarkan pada kesamaan tempat atau wilayah dan komunitas yang bertemu
secara tatap muka yang berdasarkan pada ketertarikan akan sesuatu, SOC memimpin
kepuasan
serta
komitmen
dalam asosiasinya dengan
keterlibatannya dalam
aktifitas
komunitas dan fokus pada permasalahan perilaku (McMillan & Chavis, 1986). Pada
awalnya, SOC kadang kala
hanya dimengerti sebagai akibat dari kehidupan dalam
  
20
suatu komunitas atau bahkan hanya sebatas definisi dari komunitas itu sendiri (García
et al., 1999).
Konsep
yang
membingungkan
ini
khususnya
dimengerti
dalam “komunitas
yang bedasarkan pada ketertarikan akan sesuatu” dimana para anggotanya dibagi
bukan
berdasarkan wilayah
tetapi
lebih kepada
interaksi
para anggotanya.
masalah
dalam definisi ini
juga
muncul dalam konsep dunia maya yang direfleksikan dalam
penerapan yang rendah dari Jones (1997) dalam
perbedaan antara penyelesaian dan
komunitas
atau
masyarakat.
Dalam hal
ini,
kita
menemukan
perbedaan
antara
pengelompokan social dalam dunia maya dan SOC
itu sendiri (yang
mungkin tidak
akan dikemukakan). Kita mendefinisikan SOC seperti yang dilakukan oleh McMillan
dan Chavis
(1086, p.9):
SOC
adalah
“perasaan memiliki
yang dipunyai
oleh para
nggota  komunitas  tersebut,  perasaan  bahwa  anggota  kelompok  yang  lain  adalah
bagian dari kita sendiri, dan berbagi keyakinan dan kebutuhan antar sesama anggota
yang
bertemu
dalam komitmen
mereka
untuk
bersama-sama
atau
menjadi
satu
kesatuan. Kita juga menemukan perbedaan antara SOC sebagai respon afektif dalam
suatu kelompok dari perilaku yang dapat diobservasi pada saat SOC itu ada, tetapi
tidak akan ditemukan apabila tidak ada SOC.
Masalah pada definisi kedua muncul karena kualitas subjektif dari para pakar
yang meneliti SOC mungkin saja adalah ‘sangat dikhususkan dan dibatasi” (Rapley &
Pretty, 1999) atau bahkan sangat unik antara satu komunitas dengan komunitas yang
lain (Sarason,
1986).  
Oleh
karena
itu,
komunitas
peneliti telah
mencari
cara-cara
yang dapat dipercaya
untuk
mendeskripsikan
manifestasi SOC yang beragam dalam
  
21
komunitas yang tertentu. Menurut McMillan dan  Chavis’ (1986), kerangka deskriptif
SOC telah diterima secara luas untuk pembelajaran komunitas yang berdasarkan pada
wilayah ataupun komunitas yang berdasarkan
pada ketertarikan akan sesuatu hal
karena
telah berdasarkan teori dan disertai dukungan empiris qualitative. Kerangka
ini memiliki empat dimensi :
Perasaan keanggotaan : perasaan memiliki dalam komunitas
Perasaan
keterpengaruhan
:
perasaan
untuk
terpengaruh
bagi,
dan
terpengaruh oleh komunitas
Integrasi dan pemenuhan kebutuhan : perasaan didukung oleh anggota yang
lain selagi kita juga mendukung
Berbagi
perasaan
emosional
:
perasaan
menjalin
hubungan,
berbagi cerita,
berbagi pengalaman dan jiwa dari berkomunitas
Berikut ini merupakan beberapa literatur terdahulu yang membahas mengenai sense
of community secara bertatap muka.
Tabel 2.1 Literatur Terdahulu yang Membahas Sense of Community Tatap Muka
PENELITI &
TAHUN
PUBLIKASI
TOPIK
McMillan
and
Chavis, 1986
Psychological Sense of Community: Theory of McMillan & Chavis
Elemen-elemen yang diteliti adalah:
-
Membership
Merupakan suatu perasaan memiliki terhadap, dan
teridentifikasi dengan,
sebuah komunitas
  
22
-
Influence
Merupakan
suatu
perasaan
memiliki
pengaruh
pada,
juga  dipengaruhi
oleh, sebuah komunitas
-
Integration and Fulfillment of Needs
Merupakan suatu perasaan akan adanya dukungan dari sebuah komunitas,
sembari juga mendukung mereka kembali
-
Shared Emotional Connection
Merupakan
perasaan akan suatu
hubungan, kenangan
yang
disharingkan,
serta “semangat” suatu komunitas
Mark
A.
Royal
&
Robert 
J. 
Rossi,
1997
Schools as Communities
Elemen-elemen SOC
menurut
Anthony
Bryk
dan
Mary
Driscoll
(1988),
sebuah communally-organized school dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
-
A
system of shared values
-
Common activities
-
An “ethos of caring” in interpersonal relations
Sedangkan
menurut
Mary
Anne
Raywid
(1993),
ia
menggarisbawahi
6
(enam)
atribut
yang
terkandung dalam
komunitas
sekolah
alternative,
yaitu:
-
Respect
-
Caring
-
Inclusiveness
-
Trust
-
Empowerment
-
Commitment
Nasar 
&   Julian,
1995
Psychological Sense of Community in The Neighborhood
Elemen-elemen yang diteliti adalah:
-
Casual Contacts
-
Social Support
-
Fear of Crime
  
23
-
Territoriality
-
Community Size
Burroughs
and
Eby, 1998
Psychological Sense of Community at Work
Elemen-elemen yang diteliti adalah:
-
Coworker support
-
Emotional safety
-
Sense of Belonging
-
Spiritual Bond
-
Team Orientation
Ben Crites, 2006
Clubs Encourage a Sense of Community
Melalui keanggotaan pada
berbagai klub (bocce, book
clubs, golf outings
etc),
para
penghuni
Shipyard, yang
terpisah
ratusan
bahkan
ribuan
mil
jauhnya 
dari 
sanak 
keluarga 
dan 
orang-orang 
tersayangnya,  berpikir
bahwa
tak
hanya
persahabatan baru
yang
mereka
ciptakan,
tetapi
juga
komunitas.
Gifford
Pinchot,
1998
A
Sense of Community
Sistem sosial manusia dibentuk dari tiga jenis hubungan:
1.  
Hubungan
berdasar atas
kekuatan
memberi
perintah
(dominance
and submission)
2.  
Hubungan
berdasar atas pertukaran
secara sukarela (trading
and
buying)
3.  
Hubungan
atas  memberi  tanpa  mengharapkan
apapun  sebagai
balasannya (community)
Muniz,
Jr
and
O’Guinn, 2001
Brand Community
Merupakan komunitas
tertentu
yang
mengikat
tanpa
memperhitungkan
keadaan
geografis,
berdasarkan pada
suatu
rangkaian
hubungan
sosial
yang
terstruktur diantara
para
pengagum suatu
merk tertentu;
merupakan
komunitas
eksklusif
karena berpusat
pada
suatu produk
atau
layanan
yang
bermerk.
Elemen-elemen yang diteliti adalah:
-
Shared Consciousness
Para 
anggota  merasakan  hubungan  yang  erat 
berkaitan  dengan  suatu
  
24
merk, 
tetapi 
yang 
lebih 
penting 
adalah 
bahwa 
mereka 
merasakan
hubungan yang
lebih erat satu dengan yang lainnya.
-
Ritual and Traditions
Mewakili proses sosial utama dimana arti sebuah komunitas direproduksi
dan disebarkan di dalam maupun di
luar komunitas.
-
A
Sense of Moral Responsibility
Merupakan apa yang kemudian dapat menghasilkan tindakan kolektif dan
berkontribusi terhadap meleburnya suatu kelompok
Tim Evans, 2003
Gay Central Indiana Residents Turn to Internet for Sense of Community
Oleh sebab tidak memiliki central point of connection di Indianapolis,
banyak penghuni Indiana tengah yang berorientasi gay, lesbian, bisexual
dan transgender mulai menggunakan fasilitas Internet guna menemukan
orang lain dengan kesamaan minat serta membantu membangun sense of
community.
Trish Osborn dan partnernya merupakan satu diantara lebih dari 10,200
partner sesama gender yang tinggal bersama yang terdaftar di Indiana
dalam sensus terbaru. Mereka
mulai sering mengunjungi
mutualfriends.org, sebuah Web site nonprofit didesain menghubungkan
orang-orang dengan minat yang sama. Terapis Indianapolis Michele
O'Mara, yang mengoperasikan mutualfriends.org, meluncurkan situs
tersebut tahun lalu setelah menjumpai adanya kebutuhan atas pekerjaan
yang ia lakoni dengan para klien gay dan lesbian.
GayIndy.org merupakan situs lain dimana orang dapat mempelajari lebih
banyak tentang komunitas yang bersangkutan. Diresmikan pada tahun
1995, situs tersebut, dianggap sebagai "Central Indiana's Virtual GLBT
Community Center," termasuk kolom berita, kalender aktivitas, daftar e-
mail, forum diskusi dan sebuah resource directory. Situs tersebut
dioperasikan oleh grup
nonprofit Diversity Inc.
Beberapa penjelasan literatur yang berkaitan dengan Sense of Community secara tatap
muka.
1.   Brand Community (Muniz, Jr and O’Guinn, 2001)
  
25
Brand
Community adalah
komunitas
tertentu
yang
mengikat
tanpa
memperhitungkan  keadaan  geografis,  berdasarkan  pada  suatu  rangkaian
hubungan
sosial
yang
terstruktur
diantara
para
pengagum suatu
merk
tertentu.
Komunitas tersebut merupakan komunitas eksklusif karena pusatnya adalah suatu
produk atau jasa yang bermerk.
Brand  community  membentuk  suatu  kumpulan  oleh  karena  kesamaan
minat terhadap suatu merk tertentu. Juga, 
lingkungan bertetangga, seperti halnya
brand community, digambarkan bertentangan satu dengan yang lainnya.
Elemen-elemen yang sudah diteliti adalah sebagai berikut:
1.   Shared Consciousness
Para  anggota  merasakan  hubungan  yang  erat  berkaitan  dengan
suatu merk, tetapi yang lebih penting adalah bahwa mereka merasakan
hubungan yang lebih erat antara satu dengan lainnya. Para anggota
berasumsi bahwa mereka ‘merasa mengenal satu sama lain’ pada suatu
tingkatan tertentu, meskipun mereka belum pernah bertemu sebelumnya.
Elemen Shared Consciousness ditemukan dalam brand community
melampaui  batasan  geografis.  Hal  ini  terlihat  jelas  dalam  pengamatan
pada kumpulan komunitas, sebagaimana dalam analisa pada halaman-
halaman
Web. Brand Community merupakan komunitas yang terbentuk
secara abstrak (Anderson, 1983). Para anggota menjadi bagian atas suatu
komunitas yang besar, minim tatap muka, namun terbentuk secara mudah.
  
26
2.   Rituals and Traditions
Elemen  Rituals
and 
traditions 
mewakili  proses 
sosial  utama
dimana arti sebuah komunitas direproduksi dan disebarkan di dalam
maupun di luar komunitas. Beberapa diantaranya tersebar secara jelas dan
dimengerti oleh semua anggota komunitas, sementara lainnya lebih
terfokus 
pada 
asal-usul 
dan 
pengaplikasiannya. 
Elemen 
Ritual 
and
tradition ini
umumnya
mengarah pada pengalaman berbagi konsumsi
dengan suatu merk. Seluruh brand community
yang ditemukan dalam
project
tersebut
memiliki
beberapa bentuk
ritual
atau
tradisi.
Ritual
dan
tradisi
yang
berlangsung
dalam brand
community
bermanfaat
untuk
mempertahankan budaya komunitas tersebut.
3.   A sense of moral responsibility
Elemen
Moral
responsibility merupakan
suatu
‘sense
of
duty’
terhadap
komunitas
secara
keseluruhan,
dan
terhadap masng-masing
anggota individunya. Tanggung jawab moral ini adalah
apa yang
menghasilkan
tindakan
koleksif
dan
berkontribusi terhadap
peleburan
kelompok. Tanggung jawab moral sebaiknya tidak dibatasi oleh hukum
karena selain berkaitan dengan persoalan hidup dan mati, tetapi lebih pada
komitmen  sosial  yang  terjadi  sehari-hari.  Sistem  moral  dapat  menjadi
lunak dan kontekstual
  
27
2.   Schools as Community (Royal & Rossi, 1997)
Sense of Community yang terbentuk dalam lingkungan sekolah memiliki
pengaruh, baik
terhadap para karyawan yang bekerja di tempat tersebut
maupun
para siswa yang berada didalamnya.
Sense of Community yang terjalin secara erat dapat berpengaruh terhadap
para staff yang dapat menjadikan semangat juang meningkat, ketidakhadiran guru
berkurang, dan para guru lebih puas
akan pekerjaan
mereka.
Pengaruh
sense
of
community  tersebut  secara  tidak  langsung  juga  akan  berimbas  pada
pengembangan sense of community diantara para pelajar, membantu
menjadikan
diri lebih dewasa dalam hubungan interpersonal mereka masing-masing.
Dari hasil penelitian juga didapat kesimpulan bahwa sekolah yang
berkapasitas lebih kecil memiliki keyakinan akan pengembangan komunitas yang
lebih baik, serta lebih potensial dalam meningkatkan sense of community diantara
para staff dan pelajar ketimbang sekolah yang lingkupnya lebih besar.
Lebih
lanjut, pengembangan sense of community yang sehat diperlukan
guna
mempertahankan
kesuksesan
jangka panjang atas kegiatan school-
improvement.
3.   Psychological Sense of Community: Theory of McMillan & Chavis (1986)
Sebagai salah satu peneliti yang
menjadikan sense of community (SOC)
sebagai  subjek  penelitiannya,  McMillan  dan  Chavis  memiliki  pandangan  dan
  
28
penelitian
yang cukup
baik dalam
membuat
konsep
SOC.
Mereka
menjelaskan
bahwa SOC terdiri dari empat karakteristik:
Perasaan akan keanggotaan: Perasaan akan kepunyaan dan kesamaan dengan
komunitas;
Perasaan akan mempengaruhi: Perasaan akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh komunitas;
Penggabungan dan pemenuhan akan kebutuhan: Perasaan didukung oleh yang
lainnya dan juga mendukung mereka; dan
Berbagi
hubungan emotional: Perasaan akan suatu hubungan, berbagi cerita,
dan ‘semangat’ akan komunitas tersebut
Menurut mereka, kerangka deskriptif SOC tersebut telah diterima secara
luas untuk pembelajaran komunitas yang berdasarkan pada wilayah ataupun
komunitas yang berdasarkan pada ketertarikan akan sesuatu hal karena telah
berdasarkan teori dan disertai dukungan empiris qualitative.
Tabel 2.2
Beberapa riset terdahulu yang membahas mengenai online Sense of Community
PENELITI & TAHUN
PUBLIKASI
TOPIK
Satu
Suvikki
Kyröläinen,
2001
Sense of Community on Virtual Community
Empat faktor penting yang dibahas:
-
Reciprocal Improvement
-
Basic Trust for Others
  
29
-
Common Purpose & Similiarity
-
Shared History
Brent G. Wilson, 2001
Sense  of  Community  as  a  Valued  Outcome  for 
Electronic
Courses, Cohorts, and Programs
Elemen-elemen yang dibahas adalah:
-
Belonging
-
Trust
-
Expected Learning
-
Obligation
Alfred P. Rovai, 2002
Building Sense of Community at a Distance
Elemen-elemen classroom community adalah:
-
Spirit
-
Trust
-
Interaction
-
Commonality of Expectation and Goals: Learning
Sedangkan elemen-elemen yang terdapat
dalam Learning at a
distance adalah:
-
Transactional Distance
-
Social Presence
-
Social Equality
-
Small Group Activities
-
Group Facilitation
-
Teaching Style and Learning Stage
-
Community Size
Anita
L.
Blanchard,
M.
Lynne Markus, 2004
The
Experienced ”Sense”
of
a
Virtual
Community:
Characteristics and Processes.
Membahas tentang
konsep
sense
of
virtual
community dalam
sebuah
newsgroup yang
disebut
Multiple
Sports
Newsgroup
(MSN). Demonstrasi awal
menemukan
bahwa
MSN nyatanya
memiliki   sense  of  virtual  community  tetapi   dimensinya
  
30
memiliki
perbedaan
apabila
dibandingkan dengan
komunitas
secara fisik.
Studi
ini
juga
membahas mengenai proses
perilaku yang
berkontribusi pada
sense
of
virtual
community
pada
MSN
pertukaran dukungan, penciptaan identitas
dan
pembuatan
identifikasi, serta
penghasilan
kepercayaan.
Lagi,
proses-
proses
tersebut
serupa
dengan
proses
yang
ditemukan pada
komunitas
nonvirtual,
namun
mereka
memiliki
kendala
pada
komunikasi secara elektronik.
Membangun suatu
tempat
pertemuan
secara
virtual
dapat
menghasilkan sebuah
penyelesaian
secara
virtual.
Namun
komunitas
virtual
adalah
suatu
penyelesaian virtual
dimana
sense
of
virtual
community
ada
berdampingan dengan
serangkaian proses dan perilaku serupa-komunitas.
Beberapa literatur yang berkaitan dengan sense of community secara online:
1.   Sense of Community as a Valued Outcome for Electronic Courses, Cohorts,
and Programs (Wilson, 2001)
Sense of Community diantara para pelajar kelihatannya meliputi karakteristik
berikut:
a.   Belonging;
para
anggota
mengidentifikasi
diri
dengan kelompoknya
dan
merasakan suatu sense of buy-in (minimal sedikit)
terhadap nilai
dan tujuan kelompok yang bersangkutan.
b.   Trust; para anggota merasa aman dan terjaga di dalam kelompok dan
percaya   bahwa   umumnya   mereka 
akan   bertindak   apapun   demi
kebaikan mereka bersama sebagai satu kesatuan.
  
31
c. 
Expected
Learning; para
anggota
berharap
kelompok
mereka
dapat
menciptakan
suatu nilai tertentu, khususnya
penghargaan
atas
tujuan
pembelajaran mereka.
d.
Obligation; para
anggota
merasakan
sebuah
desakan
moral
dan
keinginan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan dan berkontribusi pada
tujuan kelompok.
2.  Building Sense of Community at a Distance (Rovai, 1997)
Ketika komunitas dipandang sebagai apa yang dilakukan bersama-sama,
ketimbang di mana atau dengan cara apa hal tersebut dilakukan, komunitas
dipisahkan oleh keadaan
geografis,
lingkungan
fisik,
dan
kampus.
Dimensi
komunitas berbeda dari setting yang satu dengan setting lainnya. Satu diantaranya
adalah classroom, baik secara fisik maupun virtual.
Berdasarkan atas pengertian
diatas,
komunitas
classroom
secara
fisik
memiliki 4 (empat) dimensi, yaitu:
a.   Spirit
Menggambarkan keanggotaan dalam suatu comunitas dan perasaan
bersahabat,  kohesi,  dan 
ikatan 
yang  terbangun  diantara  para  pelajar
dimana mereka berinteraksi satu sama lain dan menantikan untuk dapat
menghabiskan waktu bersama-sama.
  
32
b.   Trust
Merupakan suatu perasaan dimana anggota komunitas dapat
dipercaya dan mewakili kesediaan bergantung pada anggota lainnya dalam
komunitas dimana salah satunya memiliki kepercayaan.
c.   Interaction
Meski  bukan  merupakan  solusi  akhir  atas  pengembangan  suatu
sense of community,
tetapi
interaksi
antar
pelajar
termasuk
elemen
yang
esensial.  Apabila  kita  tidak  dapat  menggalakkan  sense  of  community
secara
kuantitas,
diusahakan
interaksi
yang terjadi
dapat
menjadi
lebih
berkualitas.
d.   Commonality of Expectation and Goals: Learning
Menggambarkan komitmen atas suatu tujuan pembelajaran umum
dan
mengindikasikan
perilaku
pelajar berkaitan dengan kualitas
pembelajaran.
Sedangkan komunitas classroom secara virtual memuat 7 (tujuh) elemen, yaitu:
a.  Transactional Distance
Merupakan senggang komunikasi dan psikologis diantara pelajar dan
instruktur. Tingkatannya adalah fungsi struktur dan dialog; struktur merupakan
banyaknya  kendali  dilakukan  oleh  instruktur  dalam  suatu  lingkungan
pembelajaran dan berimplikasi untuk meningkatkan jarak psikologis dan
mengurangi sense of community. Sedangkan dialog adalah banyaknya kendali
  
33
yang dilakukan oleh pelajar dan berimplikasi pada berkurangnya jarak psikologis
dan meningkatkan sense of community.
b.  Social Presence
Kehadiran secara social dalam dunia virtual memiliki kerumitan yang lebih
tinggi terhadap kesadaran timbal balik pada suatu individu dan kesadaran individu
terhadap orang lain.
c. 
Social Equality
Instruktur online mesti menyediakan kesempatan partisipasi yang sama pada
semua pelajar. Satu teknik untuk mengurangi suasana anonim dan membantu para
pelajar
terhubung
satu
dengan
lainnya adalah dengan cara si instruktur
online
meminta
semua
anggota
memperkenalkan diri
mereka
selama
minggu
pertama
pembelajaran
dalam suatu
area
diskusi
yang
telah
disediakan
untuk tujuan
ini.
Kegiatan semacam itu dapat
membantu memelihara etiket dan kesopanan dalam
ajang diskusi dan mengembangkan sense of community.
d.  Small Group Activities
Memperbanyak 
kegiatan 
pembelajaran  individual  dengan  kegiatan
kelompok kecil akan
mengembangkan sense of community dengan membantu si
pelajar terhubung satu sama lainnya.
e. 
Group Facilitation
Dialog  merupakan  elemen  yang  esensial  dalam  metode  pembelajaran
online   dan   usaha   fasilitasi   ditujukan   agar   para   pelajar   terinspirasi   untuk
berinteraksi satu sama lain.
  
34
f.
Teaching Style and Learning Stage
Suatu 
sense 
of 
community 
didukung 
dalam 
lingkungan 
pembelajaran
dimana
terdapat
kesetaraan
gaya pengajaran dan tingkat pembelajaran. Self-
directed learning sebagai suatu pilihan dalam situasi instruksional. Suatu
model
pembelajaran self-directed yang bertingkat dimana pelajar berevolusi dari mereka
yang tergantung atas tingkatan intermediasi menjadi pelajar yang kemudian
menjadi pelajar self-directed yang berfungsi secara penuh.
g.  Community Size
Ukuran 
suatu 
komunitas 
dalam  lingkungan 
computer-mediated
berpengaruh kuat terhadap kegiatan pembelajaran. Terlalu sedikit anggota hanya
menghasilkan sedikit interaksi sedangkan terlalu banyak anggota berakibat suatu
sense
of
overwhelmed.
Menakar
jumlah
yang
tepat
dalam suatu
lingkungan
pembelajaran sulit dilakukan mengingat kondisi komunitas adalah situasional dan
berbeda content area,
instruktur dan pelajarnya sendiri. Namun, delapan
hingga
sepuluh pelajar merupakan perkiraan yang logis sebagai jumlah yang sesuai guna
menghasilkan interaksi yang memadai.
2.7
Sense of Virtual Community
SOC belum menjadi focus yang khusus dalam pembelajaran dalam komunitas
dunia maya atau virtual. Bagaimana pun juga, bebererapa peneliti komunitas virtual
telah mendeskripsikan perilaku-perilaku yang mungkin kita harapakan untuk diteliti
pasa
saat
perasaan dalam
komunitas
virtual
itu
muncul
(SOVC).
Sebagai
contoh,
  
35
penelitian
empiris
pada
komunitas
virtual
telah
menidentifikasi
bukti-bukti
dalam
perilaku-perilaku di bawah ini :
Keanggotaan,  batasan,  kepemilikan  dan  symbol-simbol  kelompok  (Baym,
1995,
1997;
Curtis,
1997;
Greer,
2000;
Herring,
1996;
Kollock
&
Smith,
1994; Markus et al., 2000; Phillips, 1996)
Pengaruh,  dalam  hal  memaksakan  dan 
menantang 
norma 
(Baym,  1997;
Kollock & Smith, 1996; Markus, 1994a, 1994b; McLaughlin, 1995; Pliskin,
1997);
Pertukaran
semangat antara
para anggota
(Baym, 1995,
1997;
Greer,
2000;
Preece, 1999; Rheingold, 1993);
Berbagi hubungan emotional antara para anggota (Greer, 2000; Preece, 1999;
Rheingold, 1993).
Dengan jelas telah membuktikan perilaku objektif kepada pengalaman hidup
dalam   SOC   muncul   paling   tidak   dalam   beberapa   penyelesaian   virtual   yang
sebenarnya mengalami perasaan yang jelas dalam komunitas virtual yang sejalan atau
serupa dengan perasaan komunitas nonvirtual.
  
36
2.8
Bagaimana Mengukur SOC
1. Keanggotaan
Aspek utama daripada sense of community adalah keanggotaan dari komunitas
tersebut. mengulas mengenai literature pada dimensi tertentu dalam keanggotaan,
McMillan & Chavis mengidentifikasikannya menjadi lima atribut :
a. Batasan
b. Keamanan emosional.
c.  Perasaan kepemilikan dan identifikasi
d.
Investasi personal
e.  Sistem symbol umum
"Batasan" ditandai oleh beberapa hal seperti bahasa, pakaian, adat,
menunjukkan siapa
yang memiliki sesuatu dan
yang tidak memiliki sesuatu. Penulis
mengakui  bahwa  “batasan”  tersebut  adalah  hal  yang  paling  sulit  dalam
mendefinisikan
“keanggotaan”,
tetapi
juga menyatakan
“Pada
saat
terlalu
banyak
ketertarikan yang bersifat berbelas kasihan dan menghasilkan penelitian pada orang-
orang yang menyimpang, kebutuhan legitimasi para anggota kelompok pada batasan
untuk melindungi diri dari keintiman hubungan social telah sering terlewatkan” (p. 9).
  
37
Keempat atribut keanggotaan lainnya adalah “keamanan secara emosional”
(atau
secara
umum
mengenai
keamanan,
keinginan
untuk
menyatakan
bagaimana
yang
sesungguhnya
dirasakan),
“perasaan
mengenali
dan
saling memiliki”
(pengharapan atau keyakinan akan apa yang dimiliki, dan penerimaan oleh
komunitas),
“investasi diri sendiri” (kejanggalan teori kognitif), dan “sistem
simbol
yang  umum”.  Merujuk  pada  kelima  atribut  diatas,  Nisbet  &  Perrin,  menyatakan
bahwa :
Pengertian akan
system symbol
yang umum adalah prasyarat
untuk mengerti
suatu komunitas. “Simbol daripada dunia social yang menjadi sel menuju ke dunia
biotic dan
inti dari
dunia
physic… Simbol adalah permulaan
daripada
dunia social
seperti yang telah kita ketahui" (Nisbet & Perrin, 1977, p. 47).
Kemudian kita lihat beberapa contoh dari litelatur yang menjadi funsi yang
penting   dalam   menunjukan   symbol   dari   beberapa   level   social.   Pada   level
ketetanggaan misalnya, symbol
mungkin
saja ditemukan dalam nama, logo, hal-hal
yang
menonjol,
atau
gaya arsitektur; peran integrative dalam symbol
nasional juga
diperhitungkan, seperti bendera, hari libur, bahasa
nasional (Jung,1912), Kelompok
menggunakan
simbol-simbol
seperti
ritual,
upacara, slogan
untuk
menunjukkan
batasan untuk menunjukkan siapa yang merupakan anggota kelompok dan siapa yang
bukan.
  
38
Pada 1996, McMillan menambahkan dan memperluas apa yang telah ia tulis
pada tahun 1986, dan menganggap keanggotaan, merupakaan tempat emphasis yang
lebih baik dalam “jiwa” berkomunitas dalam “percikan persahabatan” (p.315).
2. Pengaruh
McMillan
&
Chavis
(1986)
menyatakan
bahwa
pengaruh
dalam sebuah
komunitas
memiliki dua
fungsi, yaitu: anggota dlam sebuah kelompok harus
merasa
diberikan kekuasaaan untuk memiliki pengaruh lebih untuk apa yang telah dilakukan
oleh kelompok (kalau tidak mereka tidak akan termotivasi atau berpartisipasi), dan
kelompok yang kohesif tergantung pada kelompok
yang
memiliki pengaruh kepada
para  anggotanya.  Mereka  juga  menyatakan  beberapa  pembelajaran  yang
menganjurkan ada dua kekuatan yang bertentangan yang dapat bekerja secara
simultan, dan menyatakan bahwa:
Individu yang memahami apa yang dibutuhkan oleh orang lain, nilai apa yang
dimiliki
oleh orang
lain, dan opini-opini
yang
berpengaruh pada orang lain
adalah
anggota
kelompok
yang
sangat
berpengaruh, disaat
orang
lain
mencoba
untuk
menekan pengaruh, mendominasi orang lain, mengesampinkan harapan dan opini dari
orang lain adalah anggota yang paling tidak memiliki kekuatan pengaruh (p. 11).
McMillan dan Chavis merujuk pada ulasan Lott & Lott (1965) dimana
penemuan  utama  adalah  korelasi  yang  positif  antara  kelompok-kelompok  yang
kohesif
dan
tekanan
untuk
menyesuaikan diri. Di sisi lain,
mereka juga berdiskusi
mengenai  penelitian 
“validasi 
hukum”,  dimana 
“kekuatan  demonstrasi 
terhadap
  
39
keseragaman adalah transaksional—yang dating dari orang
yang sebaik kelompok”
(McMillan & Chavis, 1986, p. 11)
3. Integrasi dan pemenuhan kebutuhan
McMillan & Chavis menggunakan kata “kebutuhan” disini (sebagai kata-kata
yang
umum
digunakan
oleh
psikolog,
yang mungkin saja kurang akurat) untuk
mengartikan bahwa
lebih dari
uaha bertahan hidup dan kebutuhan yang
lain,
tetapi
juga melingkupi apa yang diharapkan dan dinilai. Anggota kelompok dilihat telah
dihargai dengan berbagai cara untuk partisipasi mereka, dimana
Rappaport (1977)
menyebutnya
orang
yang
mencinti
lingkungan sekitar.
Penelitian
mengindikasikan
bahwa hal ini mungkin saja merupakan kompetensi dari anggota komunitas. “Berbagi
nilai” telah didiskusikan sebagai
konsep
yang
dapat
mengarahkan
isu
“kebutuhan”
diluar dari usaha bertahan hidup. Sarason (1974, p.157) menyatakan hal yang serupa
“pemahaman
akan
saling
ketergantungan terhadap
orang
lain,
kesediaan
untuk
menjaga
ketergantungan
terhadap
orang lain
dengan
memberikan
atau
melakukan
sesuatu untuk orang lain yang sangat diharapkan.
4. Shared emotional connection
Hasil penelitian McMillan & Chavis's pada dimensi berbagi hubungan emosi
meliputi pernyataan yang tegas “sepertinya akan menjadi elemen yang menentukan
dalam komunitas
yang
benar”
(1986,
p.
14).
Pada
1996
(p.
332)
McMillan
menambahkan  bahwa  “berbagi  pengalaman  sepertinya  menjadi  seni  dan  symbol
  
40
dalam cerita
berkomunitas”
summary
statement
on
shared
emotional
connection
includes the assertion that "it seems to be the definitive element for true community"
(1986, p. 14). They mention the role of shared history (participation in or at least
identification with it). In 1996 (p. 322) McMillan adds that "shared history becomes
the
community's
story
symbolized
in
art"
(dalam perasaan
yang
sangat
umum).
McMillan & Chavis (1986) mengurutkan tujuh fitur penting dalam berbagi hubungan
emosi :
a. 
Kontak hipotesis. Interaksi secara personal
yang
baik
akan
meningkatkan
lingkungan yang membuat anggotanya semakin dekat.
b.   Kualitas interaksi.
c. 
Muncul pada saat terakhir. Interaksi yang ambigu ini membuat kelompok
menjadi kohesif.
d.   Berbagi hipotesis.
e. 
Investment. Dibalik segala perawatan atau perbaikan yang dilakukan dalam
komunitas, 
komunitas 
itu 
pada 
akhirnya 
menjadi 
bagian 
penting 
bagi
seseorang yang telah banyak mencurahkan waktu dan pikirannya untuk
komunitas tersebut.
f.
Efek
dari
penghargaan
dan
penolakan
dalam
anggota
komunitas. Seseorang
yang
mendapat penghargaan di depan anggota yang lain biasanya lebih aktif
daripada seseorang yang mendapat penolakan.
  
41
g.   Keterkaitan spiritual.
Gambar 2.1 McMillan and Chavis (1986) Elements of a Sense of Community and
Their Hypothesized Relationships. (Copyright © 1986. Reprinted by permission
of John Wiley & Sons, Inc.)
2.9
Elemen Sense of Community
McMillan dan Chavis (1986) mengungkapkan sense of community dapat
diwakilkan
ke
dalam 4
(empat)
dimensi
ukuran
yang
mempunyai
elemen
dari
membership, influence, fulfillment of needs dan shared emotional connection dengan
atribut – atribut terkait.
Tabel 2.3 Elemen Sense of Community
  
42
Element
Attribute
Membership
Boundaries that separate us from them
Emotional safety
A sense of belonging and identification
A common symbol system
Influence
Individual members matter to the group
The group matters to the individual
Making a difference to the group
Individual members influence the group
The group influences the individual member
Fulfillment
of
needs
Benefits and rewards
Members meeting their own needs
Members meeting the needs of others
Reinforcement and fulfillment of needs
Shared emotional
connection
Identifying with a shared event, history, time, place or
experience
Regular and meaningful contact
Closure to events
Personal investment
Honour
Spiritual connection
  
43
Albert M. Muniz, JR & Thomas C. O’Guinn (2001) dalam studinya mengenai
sense of community pada brand community
mengatakan bahwa sense of community
mempunyai 3 komponen dasar yaitu :
1.   Shared Consciousness
2.   Rituals and Traditions
3.   Sense of Moral Responsibility
Lebih lanjut,
menurut Koh and Kim
yang
telah meneliti sense of community
dalam
komunitas
online
/
internet
(virtual
community),
memiliki
pendapat
bahwa
sense of virtual community mempunyai 3 dimensi yaitu:
1.   Membership:  people experience feelings of belonging to their virtual
community.
2.   Influence:  people influence other members of their community.
3.   Immersion:
people
feel
the
state
of
flow
during
virtual
community
navigation.
Dari
ketiga
dimensi
diatas
Koh and Kim mendefinisikan
sense of virtual
community sebagai berikut:
The sense of virtual community may be defined as the individual’s feelings of
membership, influence, and immersion toward a virtual community. The
dimensions of membership, influence, and immersion reflect, respectively, the
  
44
affective, cognitive, and behavioral aspects of virtual community members, as
does the general construct of attitude in the areas of marketing or behavioral
science.
Satu Suvikki Kyröläinen (2001) mengemukan ada empat faktor penting dalam
sense  of  community  di  virtual  community. Berikut adalah empat faktor tersebut
beserta komponen – komponen yang membangunnya:
1.  Reciprocal Improvement
Social interaction, reciprocity
Awareness, social presence
Trust
Norms, conformity
2.  Basic trust for others
Trust
Norms, conformity
Awareness, social presence
3.  Common purpose, similiarity
Common purpose
Norms, conformity
4.  Shared History
Common history
Awareness, social presence
  
45
Gambar berikut menjabarkan keempat faktor tersebut diatas :
  
46
Gambar 2.2 The four critical factors of sense of community, and the variables that
compose them.
Berdasarkan pada berbagai penelitian diatas maka dibuatlah tabel untuk meliat
perbandingan antara elemen – elemen yang terdapat dalam komunitas offline maupun
online.
Tabel 2.4 Tabel perbandingan elemen – elemen dalam komunitas offline dan online
Peneliti & Elemen yg Diteliti (offline)
Peneliti & Elemen yg Diteliti (online)
  
47
McMillan & Chavis, 1986
-
membership
-
influence
-
integration and fulfillment of needs
-
shared emotional connection
Koh and Kim, 2003
-
membership
-
influence
-
immersion
Royal & Rossi, 1997
-
respect
-
caring
-
inclusiveness
-
trust
-
empowerment
-
-
commitment
Brent G. Wilson, 2001
-
belonging
-
trust
-
expected learning
-
obligation
Nasar & Julian, 1995
-
casual contacts
-
social support
-
fear of crime
-
territoriality
-
community size
Alfred P. Rovai, 2002
-
transactional distance
-
social presence
-
social equality
-
small group activities
-
group facilitation
-
teaching style and learning stage
-
community size
Burroughs and Eby, 1998
-
coworker support
-
emotional safety
-
sense of belonging
-
spiritual bond
-
team orientation
Blanchard & Markus, 2004
-
recognition between members
-
emotional attachment
-
exchanging support
-
relationship
-
identity establishment
Muniz, Jr and O’Guinn, 2001
Satu Suvikki Kyröläinen, 2001
  
48
-
shared consciousness
-
ritual and traditions
-
sense of moral responsibility
-
reciprocal improvement
-
basic trust for others
-
common purpose & similarity
-
shared history