5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Segmentasi, Positioning Dan Pemerekan ( Branding )
2.1.1.
Segmentasi Pasar
Untuk memulai memasuki pasar suatu produk mutlak diperlukan
penentuan segmentasi dan positioning produk tersebut karena perlu diketahui
bahwa pasar itu begitu luas dan besar dengan berbagai faktor-faktor yang
bervariasi dan berubah rubah menyesuaikan kebutuhan dari konsumen. Oleh
karena itu perusahaan yang mampu membaca kebutuhan pasar melalui
penetapan segmentasi dan positioning menjadikannya suatu target pasar (
Target Market ) maka produknya dengan tepat akan bisa diterima oleh pasar.
Segmen Pasar dapat diartikan sebagai sekelompok konsumen yang
diidentifikasi mempunyai reaksi yang sama apabila diberikan buaran
pemasaran ( marketing mix ) sesuai kebutuhannya.
Menurut Frank Bradley, (Strategic marketing,hal 48 ) Penentuan Segmentasi
pasar dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu :
1. Besarnya pasar ( market size )
2. Kompetisi.
3. Permintaan efektif di segmen tersebut.
4. Produk / servis yang cocok untuk segmen tersebut.
|
![]() 6
Setelah segmentasi berhasil ditetapkan maka akan sangat membantu
perusahaan menetapkan langkah berikutnya.
2.1.2.
Positioning Pasar
Positioning pasar dapat didifinisikan sebagai bagaimana memahami
kriteria pola pembelian konsumen dan mengenali posisi dari pesaing.
Ada 2 aspek penting yang menjadi dasar penentuan positioning pasar
suatu produk yaitu:
1. Konsumen
2. Kompetitor.
Dengan demikian secara ringkas proses penentuan Segmentasi pasar
dan Positioning Pasar menjadi suatu Target Pasar dapat digambarkan dalam
bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Process of Target Market
Sumber: Strategic Marketing, ( Frank Bradley, hal 61 )
|
7
Dalam aplikasinya dengan produk Mie Instan yang akan menjadi
focus dalam pembahasan ini Mie instant mempunyai pasar yang sangat besar
di
Indonesia
oleh
karena
itu
begitu banyak perusahaan berinvestasi untuk
mencari peluang mendapatkan pasar. Sebagai gambaran saat ini beredar
merek mie instant sebanyak kurang lebih 100 merk
Sebagai contoh suatu kasus yang menonjol adalah bagaimana produk
Mie Instan
Sedaap (
produksi
Wings Group
)
mampu
menembus
dominasi
pasar yang sudah lama dikuasai oleh Mie Instan Indomie (produksi Indofood),
hal ini menunjukkan suatu produk baru tetap mempunyai peluang
mengalahkan market leader asalkan dikelola dengan baik.
2.1.3. Pemerekan (Branding)
Merek
/
brand
menurut Frank
Bradly (Strategic
marketing,
hal
112)
dapat didifinisikan sebagai
suatu
kombinasi
dari
nama,
symbol
yang
merupakan suatu identitas bagi suatu produk / jasa yang membedakan dengan
produk produk pesaing,
Sedangkan Branding/pemerekan Frangk
Bradly
(Strategis
marketing,
hal. 111) adalah suatu usaha yang terkait dengan identifikasi dan
pengembangan nilai tambah terkait dengan produk / jasa.
Menciptakan
suatu
merek
adalah
suatu
hal
yang
mudah
tetapi
membuat merek tersebut sukses dipasar memerlukan suatu usaha yang lebih.
|
![]() 8
Sebagai gambaran bagaimana menciptakan merk agar berhasil adalah
sebagai berikut :
Gambar 2.2. Creation of Successful Brands
Sumber: Strategic Marketing, Frank Bradly, hal 112
Merek mie instant di Indonesia ada sekitar 100 merk yang tentunya
waktu diciptakan sudah melalui proses yang panjang dan rumit sehingga
sampai pda keputusan dipilihlah suatu merek. Namun setelah dijual dipasar,
merek tersebut banyak yang gagal karena merek itu memerlukan perawatan.
Tanpa suatu perawatan merek yang terus
menerus
dijalankan
maka
merek
suatu produk akan dikalahkan oleh merek lainnya yang lebih aktif.
|
![]() 9
Gambar 2.3. Long Term Brand Management
Sumber: Strategic Marketing, Frank Bradley, hal 115
Pemerekan/branding inilah yang menjadi penengah atau jembatan agar
produk
yang sudah ditentukan Segmentasinya dan
Positioningnya
bisa
diterima oleh konsumen melalui komunikasi merk dan advertising merk dan
produknya secara melekat.
2.2. Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )
Untuk membuat suatu produk bisa laku dipasarkan
pada
umumnya
tidak
terlepas dari rumus dasar Bauran Pemasaran atau Marketing Mix 4 P yaitu meliputi:
Produk, Price, Place dan Promosi bahkan sudah dikembangkan dengan tambahan 3 P
yaitu: Phisical Evidence, People dan Process.
|
![]() 10
2.2.1.
Produk
Produk merupakan factor yang pertama karena dengan adanya produk
maka dimulailah persaingan baik secara fisik yaitu kualitas fisik maupun non
fisik yang melekat pada produk tersebut.
Produk ini bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu :
1. The Core product, bukan fisik dari produk tetapi benefit/ manfaat
dari produk tersebut yang kita rasakan.
2. The Actual product, yaitu fisik dari prouk itu sendiri.
3. The Augmented product, yaitu nilai tambah yang melekat didalam
produk tersebut spt layananpurna jual dll.
Ke tiga produk tersebut dapat digambarkan sbb :
Gambar 2.4. The Three Levels of A Product
|
![]() 11
2.2.2.
Harga/Price
Penetapan harga yang tepat sesuai target
market
merupakan
langkah
yang
penting
agar
target
market
yang
diinginkan
dengan
harga
yang
ditetapkan sesuai dengan harapan konsumen.
Beberapa kebijakan dan strategi penetapan harga dapat dilihat dalam
gambar tsb dibawah ini :
Gambar 2.5. Pricing Strategies Matrix
Berdasarkan bagan tsb diatas, maka penetapan harga bias
dikategorikan berdasarkan:
1. Premium Pricing
Karena ke unikan dari produk / jasa yang tersedia dan tidak
mudahnya pesaing untuk masuk sehingga keunggulan komparatif
produk / jasa terjaga dng baik.
|
12
2. Penetration Pricing
Harga yang ditetapkan rendah dengan harapan bisa mencapai
market share yang diharapkan, namun setelah mencapai angka
tertentu malahan harga mulai dinaikkan.
3. Economiy Pricing.
Harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas produk yang rendah
juga, Biasanya diterapkan pada produk yang merupakan konsumsi
standart.
4. Price Skimming.
Penetapan harga dengan cara ini disebabkan produk tsb
mempunyai
keuntungan
kompetitif
yang
besar
dalam
jangka
pendek namun tidak bisa bertahan lama karena para pesaing segera
masuk ke pasaran.
2.2.3.
Tempat/Place
Merupakan saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan dimana
aktifitas utamanya adalah menyalurkan produk dari produsen sampai ke
tangan konsumen, yaitu :
1. Wholeselers
2. Agents
3. Retailers
|
![]() 13
4. internet
5. Overseas distributor
6. Direct marketing
Sumber: www.marketingteacher.com
2.2.4.
Promosi
Sarana promosi ini digunakan untuk komunikasi pemasaran terhadap
produk, yaitu mencakup :
1. Personal selling.
2. Sales Promotion
3. Public Relations
4. Direct Mail
5. Trade Fairs and Exhibitions
6. Advertising
7. Sponsorship
Sumber: www.marketingteacher.com
2.3.
Managemen Penjualan Yang Dilakukan Saat Ini
Manajemen penjualan
yang
hendak dibahas dalam
hal ini adalah difokuskan
kepada topic Distribusi.
Distribusi dapat diartikan sebagai
suatu proses pemindahan produk atau jasa
dari
produsen
atau
penjual
kepada
konsumen
sesuai
target
pasarnya.
Proses
|
14
pemindahan produk atau jasa tersebut bisa langsung melalui satu atau lebih perantara
atau
saluran
distribusi
dimana
memungkinkan
produk
atau
jasa sampai
di
tempat
yang tepat dalam hal harga, waktu dan jumlahnya.
Dalam bidang distribusi ada lima hal prinsip yang menjadi dasar-dasarnya,
yaitu :
2.3.1.
Penetrasi Pasar, Penggarapan Pasar Dan Ruang Pajangan Di Rak
Penetrasi pasar yang bagus akan membawa dampak memaksimalkan
penjualan,
pemanfaatan
media
komunikasi
juga
terpakai dengan
maksimal.
Kalau kita tidak mempunyai cukup banyak toko toko atau kantor kantor
penjualan
untuk memanfaatkan potensi penjualan
di pasar
maka pasar
tidak
terpenetrasi sesuai potensinya.
Cakupan penggarapan dari pasar untuk produk consumer meliputi 3 area
yaitu:
1. Jumlah potensi toko/outlet atau pusat distribusi yang membawa
produk kita.
2. Jumlah komoditas lainnya yang ada di toko yang menyalurkan produk
kita.
3. Jumlah ruang pajangan yang dialokasikan untuk produk kita.
.
|
![]() 15
Gambar 2.6. Th 5 Cs in Distribution
Sumber: Strategic Marketing, Frank Bradly, hal 247
2.3.2.
Tipe Dari Outlet Atau Perantara Distribusi
Kita harus menelusuri dan mendatakan saluran distribusi untuk produk
kita sesuai kategorinya. Pada umumnya di Indonesia dikenal pembagian tipe
outlet adalah grosir besar, grosir kecil, pengecer, warung / semi permanen,
supermarket, hypermarket dan perkulakan
Gambar 2.7. Marketing Flows in Distribution Channels
Sumber: Strategic Marketing, Frank Bradly, hal 245
|
16
2.3.3.
Kompetisi
Faktor kompetisi merupakan faktoe yang penting untuk selalu menjadi
dasar
dalam melakukan
distribusi.
Kompetisi
ini
menyangkut
beberapa
hal
berikut:
1. Saluran distribusi yang digunakan oleh produk pesaing apa.
2. Produk produk pesaing dominant disalurkan memakai jalur
distribusi apa.
3. Toko toko jenis apa yang sudah dikuasai oleh produk pesaing.
4. Stategi apa yang digunakan pesaing dalam penetrasi pasar.
5. Promosi apa yang dilakukan oleh distributor lainnya.
2.3.4.
Geografi
Faktor geografis menjadi penting karena adanya salah satu tolok ukur
rasio antara penjualan dengan populasi disuatu wilayah tertentu.
Rasio
yang
rendah menunjukan penetrasi pasar belum optimal sedangkan rasio yang
makin tinggi menunjukan penetrasi pasar semakin optimal.
Pengelolaan geografis diperlukan untuk memperluas jangkauan
distribusi
suatu
produk,
namun
sebelum dilakukan
perlu
dipertimbangkan
factor manfaat dan biaya serta perkiraan hasilnya.
2.3.5.
Waktu
Faktor
waktu
harus
menjadi
pertimbangan
dalam tujuan
distribusi
karena tujuan distribusi
pada
dasarnya
membutuhkan
komitmen jangka
|
17
panjang
terkait
dengan
para
penyalur/toko,
pengembangan
hubungan
kerjasama dengan pedagang besar, pedagang kecil dll.
Kapan
suatu
produk
perlu
mulai didistribusikan
dengan
dukungan
advertising / komunikasi dan sarana sarana lainnya perlu ditentukan waktunya
yang tepat agar mendapatkan hasil yang optimal.
2.3.6.
Pengelolaan Armada Penjualan/Salesman
Strategi armada penjualan mempunyai implikasi pada struktur armada
penjualan.
1. Jika perusahaan menjual satu lini produk kepada satu industri
pengguna akhir dengan pelanggan di berbagai lokasi, perusahaan
akan menggunakan struktur armada penjualan territorial. Jika
2. Jika perusahaan menjual berbagai produk kepada berbagai jenis
pelanggan, perusahaan mungkin akan menggunakan struktur
armada penjualanproduk atau pasar.
Perusahaan yang sudah mapan perlu merevisi struktur armada
penjualannya
saat
pasar
dan
kondisi perekonomian
berubah.
Setelah
perusahaan memiliki strategi dan struktur wiraniaga yang jelas maka ia siap
untuk
mempertimbangkan
mengenai ukuran armada penjualan. Wakil
penjualan
merupakan
salah
satu
aktivitas
perusahaan
yang
paling
produktif
dan paling mahal. Memperbanyak jumlahnya akan meningkatkan baik
penjualan maupun biaya. Setelah perusahaan menetapkan jumlah pelanggan
yang
ingin
dicapainya,
ia
dapat
mengunakan
pendekatan
beban
kerja
untuk
|
![]() 18
menetapkan ukuran armada penjualan,( Kotler, Manajemen Pemasaran, edisi
Milenium, hal 711) yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Pelanggan dikelompokan
menjadi kelas kelas ukuran berdasarkan
volume penjualan tahunan.
2. Frekuensi
kunjungan
yang diinginkan (
jumlah kunjungan
penjualan tiap pelanggan per tahun ) ditetapkan untuk tiap kelas
3. Jumlah
pelanggan
pada
tiap
ukuran
kelas
dikalikan
dengan
frekuensi kunjungannya sehingga diperoleh bebankerja total untuk
wilayah tersebut dalam ukuran kunjungan penjualan per tahun
4.
Jumlah
kunjungan rata
rata
yang dapat
dilakukan
seorang wakil
penjualan per tahun ditentukan.
5.
Jumlah wakil penjualan yang dibutuhkan ditentukan dengan
membagi kunjungan tahunan total yang diperlukan dengan
kunjungan
tahunan
rata
rata
yang dilakukan
oleh
seorang
wakil
penjualan.
Gambar 2.8 Salesforce Organization
Sumber: Strategic Marketing, Frank Bradley, hal 217
|
![]() 19
2.4.
Exchange Interactions in The Marketing Value System
Gambar 2.9. Exchange Interactions in The Marketing Value System
Sumber: Carson et.al, 1999, p. 116, Journal of marketing V 63.
Landasan teori yang kedua yang digunakan adalah hubungan antara Fungsi
bisnis dan fungsi informasi yang keduanya menjebatani fungsi pemasaran yang
seharusnya dilakukan perbaikan secara terus menerus.
Fungsi bisnis yang didalamnya merupakan suatu proses jalannya suatu usaha
yaitu mulai dari produksi lalu hasil produksinya melalui proses distribusi disalurkan
melalui penjualan kepada pedagang besar atau pengecer dan akhirnya harus diberikan
pelayanan baik sebelum maupun setelah terjadi penjualan.
Pemasaran dibutuhkan karena dibutuhkan pengembangan produk yang terus
menerus yang pada proses berikutnya membuat konsumen bertambah atau
|
20
diperbanyak pasarnya dan proses akhirnya adalah pemeliharaan konsumen supaya
tetap loyal terhadap merek produk kita.
Fungsi
informasi
menjadi
penting dalam perkembangannya karena perlunya
dilakukannya riset dan pengembangan yang meliputi riset pasar dan riset konsumen.
Dalam penulisan
ini akan difokuskan kepada peranan
Riset Pemasaran
didalam usaha
memperoleh
data
data
pasar
/
konsumen
yang
kemudian
bisa
memberikan
manfaat
bagi distributor
untuk
melakukan
penjualan
kepedagang atau
pengecer dengan lebih baik lagi demikian seterusnya berulang.
2.5.
Parameter Kesimpulan Permasalahan Pembahasan
2.5.1.
Market Share
Pengertian Market share adalah total kuantitas
produk
tertentu
yang
dibeli oleh konsumen Vs total industri kuantitas penjualan produk tsb dalam
persentase.
Konsep
dari
strategi
pemasaran
dan
strategi
penjualan
yang
disusun
dan dilaksanakan di lapangan pada akhirnya dinilai dengan pencapaian
Market Share yang didapat oleh produk tersebut.
2.5.2. Numeric Distribution
Pengertian Numeric Distribution adalah persentase total jumlah toko
yang menjual produk tertentu Vs total toko yang disurvey
|
21
Parameter
ini
menunjukkan
seberapa
dalam dan
luas
penetrasi
dari
penjualan suatu produk disuatu area tertentu
2.5.3. Forward Stock Share
Pengertian dari Forward Stock Share adalah total stock produk di
pajangan Vs industri dalam persentase
2.5.4. Out Of Stock
Pengertian
Out Of
Stock
adalah
persentase
jumlah
toko
yang
menjual
produk
tertentu
akan
tetapi
kehabisan
stock
pada
waktu
survey dilakukan ke
toko tersebut
Vs
total jumlah toko
yang di
survey.
2.5.5. Stock Cover Days
Pengertian Stock Cover Days adalah jumlah hari dimana stock
yang ada dapat bertahan dengan tingkat penjualan terakhir.
|