![]() 5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Analisis SWOT
Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan
strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan
dan kelemahan
internal
organisasi
dengan kesempatan
dan ancaman dari external.
Menurut Kurtz (2008,46), step dari SWOT analisis dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Step dari SWOT analisis menurut Kurt (2008,46)
Menurut Pearce and Robinson (2003,134), analisis SWOT perlu dilakukan
karena
analisa
SWOT
untuk
mencocokkan
fit antara
sumber
daya
internal
dan
situasi eksternal perusahaan. Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan
|
6
dan
peluang
perusahaan
dan
meminimumkan
kelemahan
dan
ancamannya.
Asumsi
sederhana ini mempunyai implikasi yang kuat untuk design strategi yang sukses.
Menurut
Wikipedia,
analisis
SWOT (singkatan
bahasa
Inggris
dari
kekuatan/strengths,
kelemahan/weaknesses, kesempatan/opportunities,
dan
ancaman/threats)
adalah
metode
perencanaan strategis
yang
digunakan
untuk
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau
suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Robert W.Duncan (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan
eksternal
merupakan
hal
penting
dalam proses perencanaan
strategi. Faktor-faktor
lingkungan
internal
di dalam perusahaan
biasanya
dapat digolongkan
sebagai
Strength
(S)
atau Weakness
(W),
dan
lingkungan
eksternal
perusahaan
dapat
diklasifikasikan
sebagai
Opportunities
(O) atau
Threat
(T).
Analisis
lingkungan
strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut Thompson (2008,97), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan
alat
bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui
ketidakefisienan
sumber
daya
perusahaan,
kesempatan dari
pasar
dan
ancaman
eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.
Menurut Fred David (1997,134), analisa
SWOT
adalah
adalah
metode
perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang
|
7
spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Para
analisis
SWOT
memberikan informasi
untuk
membantu
dalam
hal
mencocokan perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa kompetitif
lingkungan di mana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi tersebut dibuat
berdasarkan perumusan strategi dan seleksi.
1. Kekuatan / Strength
Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan competitive advantage. Contoh dari
kekuatan tersebut meliputi:
hak paten
nama merek yang kuat
reputasi yang baik dimata para pelanggan
keuntungan biaya operasional
akses eksklusif dalam sumber daya alam kelas tinggi
akses yang menguntungkan di jaringan distribusi
2. Kelemahan / Weakness
Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu perusahaan kalah bersaing dengan
perusahaan
lain.
Dalam beberapa
kasus,
kelemahan
bagi
satu perusahaan
mungkin
merupakan suatu kekuatan bagi perusahaan lainnya. Sebagai contoh, berikut ini dapat
dianggap sebagai Weakness:
kurangnya perlindungan hak paten
nama merek yang lemah
|
8
reputasi buruk di antara para pelanggan
struktur biaya tinggi
kurangnya akses sumber daya alam yang baik
kurangnya akses untuk saluran distribusi utama
3. Peluang / Opportunities
Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi sebuah
perusahaan untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan. Beberapa contoh kesempatan
tersebut adalah:
kebutuhan pelanggan yang tidak dipenuhi dipasar
kedatangan teknologi baru
pelonggaran peraturan
penghapusan hambatan perdagangan internasional
4. Ancaman / Threat
Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat
menghadirkan ancaman bagi
perusahaan. Beberapa contoh ancaman tersebut adalah:
perubahan selera konsumen dari produk-produk perusahaan
munculnya produk-produk pengganti
peraturan baru
peningkatan hambatan perdagangan
Sebuah perusahaan tidak selalu harus mengejar peluang yang menguntungkan
karena dengan mengembangkan competitive advantage, ada kesempatan yang lebih
baik
untuk
meraih kesuksesan
dengan
cara
mengidentifikasi
sebuah
kekuatan dan
|
![]() ![]() ![]() 9
kesempatan mendatang. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat mengatasi
kelemahannya dengan cara mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan yang pasti.
Untuk
mengembangkan
strategi
yang
mempertimbangkan
profil
SWOT,
SWOT matriks (juga dikenal sebagai TOWS Matrix) ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Strengths
Weaknesses
Opportunities
S-O strategies
W-O strategies
Threats
S-T strategies
W-T strategies
Gambar 2.2. SWOT / TOWS Matrix
S-O strategi : mengejar peluang yang sesuai dengan kekuatan perusahaan.
W-O strategi : mengatasi kelemahan untuk meraih peluang.
S-T Strategi : mengidentifikasi cara untuk perusahaan dapat menggunakan kekuatan
untuk mengurangi ancaman luar.
W-T strategi : membuat rencana pencegahan ancaman
luar karena kelemahan dari
perusahaan.
|
10
2.2. Bauran Pemasaran
Menurut Kurtz (2008, 48), keputusan pemasaran dibagi
menjadi empat
strategi yaitu produk, distribusi, promosi dan strategi harga. Ini merupakan pengertian
dari
bauran
pemasaran.
Bauran
pemasaran merupakan
bauran
dari empat strategi
elemen
yang memenuhi kebutuhan dan preferences dari pasar sasaran yang spesifik.
Keempat
klasifikasi
itu berguna
untuk
pembelajaran dan analisa, mengingat bahwa
bauran pemasaran merupakan kombinasi variable untuk meraih kesuksesan.
1. Stretegi produk
Di dalam pemasaran, kata produk berarti lebih dari barang, servis maupun ide.
Produk merupakan konsep merek yang dikaitkan dengan kepuasan semua konsumen
terhadap kebutuhan yang berelasi pada barang, servis, ataupun ide.
2. Strategi distribusi
Pemasar
mengembangkan
strategi
distribusi
agar
konsumen
dapat
menemukan
produk mereka sesuai dengan jumlah yang diinginkan pada waktu yang tepat dan
tempat yang tepat. Teknologi juga merupakan
channel
pembuka baru bagi banyak
industri.
3. Strategi promosi
Promosi adalah komunikasi yang menghubungkan antara penjual dan pembeli.
Perusahaan
dapat
menggunakan
berbagai cara
untuk
mengirimkan
pesan
tentang
produk, jasa maupun ide. Mereka dapat mengkomunikasikan pesan secara langsung
lewat sales atau juga secara tidak langsung lewat iklan dan promosi.
|
11
4. Strategi harga
Strategi harga berhubungan dengan metode untuk menggatur keuntungan dan
penyesuaian harga. Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi harga pemasar
adalah kompetisi.
2.3. Memahami Segmentasi dan Target Pasar
Sebelum menciptakan dan meluncurkan produk tentu kita terlebih dahulu
harus memahami tentang segmentasi dan target pasar agar kita tahu pasar yang akan
kita bidik. Pemasaran sasaran dilakukan oleh pemasar melalui :
-Market
segmentation atau
segmentasi
pasar
yaitu mengidentifikasi
dan
memilih-
milih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin meminta produk dan atau
bauran pemasaran tersendiri.
-Market targeting
atau pasar sasaran
yaitu
memilih
satu atau
lebih
segmen
pasar
untuk dimasuki
2.3.1. Segmentasi Pasar
Menurut Kotler dan Keller (2008,292), segmen pasar terdiri-dari kelompok
pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Menurut Ali Hasan
(2008,
169),
istilah
segmentasi dapat diartikan
sebagai pengelompokan,
pembagian,
pemisahan
pasar
ke
dalam kelompok-kelompok
pelanggan
atau
segmen-segmen
pelanggan dengan kebutuhan yang sama. Pasar terdiri atas pembeli dan pembeli
berbeda dalam banyak hal. Pasar dapat dibedakan
atau
disegmentasikan
dalam
berbagai cara. Pasar bisa diartikan sebagai orang-orang yang
mempunyai keinginan
|
12
untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Segmentasi
pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk
ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.
Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada
konsumen. Falsafah ini menunjukan usaha untuk meningkatkan ketepatan penetapan
sasaran dari suatu perusahaan. Segmen pasar ini dapat dibentuk dengan banyak cara.
Dengan mengacu pada demografi, segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada tiga pola
berbeda
yang akan muncul dalam melakukan segmentasi pasar
ini,
yaitu : preferesi
homogen, preferensi tersebar dan preferensi terkelompok.
Dengan
menyatukan
program pemasaran
yang
ditujukan
kepada
segmen-
segmen pasar yang dituju, manajemen dapat melaksanakan pemasaran dengan lebih
baik
dan
dapat
menggunakan
sumber
daya
pemasaran
secara
efisien.
Segmentasi
pasar dapat membantu
manajemen dalam hal
menyalurkan
uang dan usaha ke pasar
potensial yang paling menguntungkan, merencanakan produk yang dapat memenuhi
permintaan pasar, menentukan cara-cara promosi yang paling efektif, memilih media
advertising, dan mengatur waktu yang sebaik-baiknya. Segmentasi juga dilakukan
karena pasar yang bersifat dinamis. Supaya segmentasi pasar efektif, ada beberapa hal
yang
mungkin perlu
untuk
diperhatikan
dalam melakukan
segmentasi,
diantaranya:
dapat diukur, dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah, bisa dibedakan serta
dapat diambil tindakan.
Perusahaan yang
mengidentifikasi segmen pasarnya
harus bisa mengevaluasi
berbagai segmen dan memutuskan berapa banyak segmen yang akan dimasuki. Ada
dua faktor penting yang mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen pasar,
|
13
yaitu
daya
tarik
segmen
secara keseluruhan dan
sumber daya
perusahaan. Setelah
evaluasi
dilakukan,
perusahaan
kemudian mengambil
keputusan
seberapa
banyak
segmen yang akan dilayani.
Menurut
Ali
Hasan
(2008,
171),
analisis segmentasi
pasar
adalah
proses
estimasi luas pasar yang memiliki respon yang sama yang diperkirakan akan menjadi
calon pembeli yang menguntungkan dengan cara :
1. Mengidentifikasikan pasar produk yang dilayani
2. Menganalisis industri untuk mengetahui peluang dan daya tarik pasar
3. Menganalisis pesaing kunci untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing
4. Mengembangkan profile konsumen untuk mengetahui segmen pasar yang profitable.
Untuk membentuk homogenitas pasar konsumen, pemasar cenderung
menggunakan pendekatan sebagai beriikut :
Segmentasi
attribute
segmentation
approach,
yang
memandang
pasar
berdasarkan
atribut-atribut statis yang serupa,
yang tidak secara langsung mempengaruhi
keputusan pelanggan untuk membeli. Pendekatan ini terdiri atas :
-Segmentasi geografis seperti populasi, jaringan transportasi, tipe komersial,
pendirian ritel, media, persaingan, pola pertumbuhan, peraturan, dan biaya hidup.
-Segmentasi
demografis
seperti
umur, jenis
kelamin,
penghasilan, mobilitas,
pekerjaan,
hidup
keluarga, kelas sosial, status perkawinan, besarnya rumah tangga,
agama, suku, dan pendidikan.
Dinamic
attribute
segmentation
approach,
memandang
pasar
berdasarkan
atribut-
atribut dinamis
yang mencerminkan customer characteristic yaitu minat, kebiasaan,
|
![]() 14
sikap,
keyakinan
dll
yang
secara
langsung mempengaruhi
alasan pelanggan
untuk
membeli. Pendekatan ini terdiri atas :
-Segmentasi
psikografis,
membagi
pasar menurut gaya hidup dan kepribadian,
manfaat, persepsi, loyalitas, merek, pengalaman menggunakan produk, struktur
pembelian, inovatif, opini dan kepentingan membeli. Salah satu sistem klasifikasi
paling
populer
yang
didasarkan
pada
ukuran psikografis
adalah
kerangka
kerja
VALS™
Network dari Sri Consulting Business Intelligence (SRIC-BI). Untuk sistem
segmentasi VALS dapat dilihat pada Gambar 2.3.
VALS™ Network
Motivasi Utama
Inovator
Sumber daya tinggi
Inovasi tinggi
Ideal
Prestasi
Ekspresi Diri
Pemikir
Pengejar
Prestasi
Pengejar
Pengalaman
Pemercaya
Penyaing
Pembuat
Pejuang
Sumber daya rendah
Inovasi rendah
Gambar 2.3. Sistem Segmentasi VALS: Tipologi 8-bagian
(Kotler dan Keller, 2008,309)
|
15
Kecenderungan utama dari empat kelompok dengan sumber daya lebih tinggi
adalah sebagai berikut:
1.Inovator orang yang sukses, canggih, aktif, dan bertanggung jawab dengan harga
diri yang tinggi. Pembelian yang mencerminkan selera tinggi terhadap produk dan
jasa, serta berorientasi relung pada skala yang relatif tinggi.
2.Pemikir orang yang matang, puas, dan reflektif yang termotivasi oleh cita-cita dan
tata nilai, pengetahuan, dan tanggung jawab. Suka dengan produk-produk yang tahan
lama, berfungsi baik dan bernilai.
3.Pengejar prestasi orang sukses yang berorientasi tujuan yang berfokus pada karier
dan
keluarga.
Senang
dengan
produk-produk
premium yang
menunjukkan
keberhasilan pada rekan-rekan mereka.
4.Pengejar pengalaman orang yang bersemangat, bergairah dan muda yang mencari
varietas dan kegembiraan. Mengeluarkan pendapatan cukup besar pada mode,
hiburan dan sosialisasi.
Kecenderung
utama
keempat
kelompok
dengan
sumber
daya
yang
sedikit
adalah sebagai berikut:
1. Pemercaya (believers)
konservatif, konvensional, dan tradisional. Mereka
menyukai produk-produk yang banyak dikenal dan setia pada merek yang telah
mapan.
2. Penyaing (strivers) orangnya trendi dan senang dengan kegembiraan yang
dibatasi
oleh
sumber
dayanya.
Mereka menyukai
produk
bergaya
yang
meniru
pembelian orang-orang yang lebih makmur.
|
16
3. Pembuat (makers) orangnya praktis, tidak sombong, mencukupi diri sendiri dan
suka bekerja dengan tangan mereka. Mereka menyukai produk buatan Amerika yang
mempunyai fungsi dan tujuan tertentu.
4. Pejuang (strugglers) orang yang sudah lanjut usia, pensiun, pasif, penuh
perhatian terhadap perubahan. Mereka loyal pada merek favorit.
-Segmentasi
behavioral,
membagi
pasar menurut sikap, penggunaan, dan respon
pelanggan terhadap produk.
2.3.2. Pasar Sasaran
Menurut Kotler
dan
Keller
(2008,318),
setelah perusahaan mengidentifikasi
peluang-peluang
segmen pasarnya,
maka kemudian
mengevaluasi
beragam segmen
dan
memutuskan berapa banyak dan
segmen
mana
yang akan dibidik, dalam upaya
mengidentifikasikan kelompok sasaran lebih kecil yang terdefinisikan dengan lebih
baik.
Menurut
Ali
Hasan
(2008,
191), target
market diartikan
sebagai
kegiatan
menentukan
pasar sasaran,
yaitu
tindakan memilih satu atau lebih segmen untuk
dilayani. Untuk itu perlu penilaian atas peluang eksternal atau daya tarik segmen dan
kekuatan bisnis atau internal
untuk memanfaatkan peluang
yang ada. Analisis pasar
sasaran adalah kegiatan
untuk
mengevaluasi daya
tarik
masing-masing
segmen
dan
memilih segmen-segmen sasaran.
Perlu menentukan target pasar sasaran yang tepat dengan cara:
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar yang akan dijadikan pasar
sasaran.
|
17
2. Memilih dan menentukan besarnya segmen pasar sasaran berdasarkan potensi
pertumbuhan pasar potensial yang menguntungkan.
3. Target-target pasar tersebut memberikan peluang bagi perusahaan untuk
mengembangkan produk bersesuaian dengan strategi bisnis yang digunakan.
4.
Mengevaluasi
kelayakan
pasar
sasaran
dengan
sasaran
perusahaan
dan
sumber
keunggulan untuk bersaing secara keseluruhan.
Alasan melakukan analisa pasar sasaran adalah:
1. Menyadari Keterbatasan Kapasitas Perusahaan
2. Menetapkan tujuan pasar bagi perusahaan (agar sumber daya maksimal) disupport
dengan bauran pemasaran (price, product, place, dan promotion)
3. Meningkatkan akselerasi marketing program (karena sudah mengetahui tujuan
perusahaan)
4. Menentukan arah jangka panjang perusahaan.
2.4. Menganalisis Pasar Konsumen (B2C Marketing)
Menurut Kotler dan Keller (2008,214), tujuan pemasaran adalah memenuhi
dan
memuaskan
kebutuhan
dan
keinginan pelanggan
sasaran
secara
lebih
baik
daripada
pesaing.
Analisa
pasar
konsumen mencakup
studi
tentang
cara
individu,
kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan
barang, jasa,
gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka.
Studi
ini
memberikan
petunjuk untuk
memperbaiki
dan
memperkenalkan
produk
atau
jasa,
menetapkan
harga,
merencanakan
saluran,
menyusun
pesan dan
|
18
mengembangkan kegiatan pemasaran lain. Para pemasar selalu mencari tren yang
sedang naik daun yang membuka peluang pemasaran baru.
2.4.1. Perilaku Konsumen
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial,
pribadi,
dan
psikologis.
Yang
mempunyai pengaruh
paling
luas
dan
paling
dalam
adalah faktor-faktor budaya.
1.Faktor budaya
Budaya, sub-budaya, dua kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.
Budaya
merupakan
penentu
keinginan
dan perilaku paling dasar. Masing-masing
budaya terdiri-dari sub-budaya yang lebih menampakkan
identifikasi dan sosialisasi
khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok
ras, dan wilayah geografis. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur,
perusahaan sering merancang program pemasaran
secara
khusus
untuk
melayani
mereka.
Pemasaran
lintas
budaya
muncul dari riset pemasaran yang cermat, yang
menyingkapkan bahwa relung emas dan demografik yang berbeda tidak selalu
menanggapi dengan baik iklan pasar massal.
Pada
dasarnya,
semua
masyarakat
memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi tersebut kadang berbentuk sistem kasta
dimana para anggota kasta
yang berbeda diasuh untuk
mendapatkan peran tertentu
dan tidak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Stratifikasi lebih sering ditemukan
dalam bentuk
kelas sosial,
pembagian
masyarakat
yang
relatif
homogen dan
permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai,
minat dan perilaku serupa.
|
19
2.Faktor Sosial
Selain
faktor budaya, perilaku konsumen
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial,
seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan
seseorang terdiri-dari
semua kelompok
yang memiliki pengaruh langsung atau tidak
langsung
terhadap
sikan
atau perilaku
orang tersebut. Kelompok
yang
memiliki
pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa
kelompok
keanggotaan
merupakan
kelompok primer,
seperti
keluarga,
teman,
tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus
dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok
keagamaan,
profesi,
dan
asosisasi
perdagangan
yang cenderung
lebih
formal.
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh.
Keluarga
orientasi
terdiri
dari
orang
tua
dan
saudara
kandung
seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik dan
ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Walaupun pembeli tersebut tidak
lagi berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap
perilaku pembeli dapat tetap
signifikan. Di
negara-negara dimana orang tua
tinggal
dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh orang tua tinggal dengan
anak-anak
mereka
yang
sudah
dewasa,
pengaruh
orang
tua
dapat
menjadi
sangat
besar. Pengaruh yang
lebih
langsung
terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah
keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak seseorang.
3.Faktor Pribadi
|
20
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut
meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian
dan konsep diri serta
nilai dan
gaya
hidup pembeli. Karena banyak karakteristik ini
memiliki dampak sangat
langsung pada perilaku konsumen. Orang membeli barang
dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian,
perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh
siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, dan jenis kelamin orang dalam rumah tangga
pada suatu saat. Para pemasar juga harus memberi perhatian besar pada peristiwa-
peristiwa
penting
dalam hidup
seperti
menikah,
kelahiran
bayi,
sakit, relokasi,
bercerai,
beralih
kerja,
menduda
atau menjanda. Pekerjaan seseorang juga
mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja,
sepatu kerja dan kotak makan siang. Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang
mahal, pekerjaan dengan pesawat udara, keanggotaan country club, dan perahu layar
besar. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki
minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang seperti penghasilan yang dibelanjakan,
tabungan, utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap kegiatan belanja
atau
menabung.
Para
pemasar
barang
yang peka
terhadap
harga
terus-menerus
memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi,
tabungan dan tingkat suku
bunga.
Jika
indikator
ekonomi
menandakan adanya
resesi,
para
pemasar
dapat
mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang,
melakukan penempatan
ulang,
dan
menetapkan
kembali
harga
produk
mereka
sehingga
dapat
terus
menawarkan
nilai
kepada
para
pelanggan
sasaran.
Masing-masing
orang
memiliki
karakteristik
|
21
kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang
dimaksud
kepribadian
adalah ciri
bawaan
psikologis
manusia
yang
khas
yang
menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten terhadap rangsangan lingkungannya.
Kepribadian dapat menjadi variable yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan
merek konsumen. Orang orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama dapat
memiliki
gaya hidup
yang berbeda. Gaya
hidup adalah
pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada
aktivitas,
minat
dan
opininya.
Gaya
hidup
menggambarkan
keseluruhan
diri
seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan kelompok
gaya hidup. Dengan demikian, para pemasar dapat lebih jelas mengarahkan mereknya
ke gaya hidup orang yang berprestasi. Para pemasar selalu menyingkapkan tren baru
dalam gaya hidup konsumen. Gaya hidup
sebagian dibentuk oleh apakah konsumen
itu
dibatasi
uang
atau
dibatasi
waktu.
Perusahaan
bertujuan
untuk
melayani
konsumen yang dibatasi uang akan menciptakan produk dan jasa berbiaya rendah.
Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang
melandasi
sikap
dan
perilaku
konsumen.
Nilai
inti
itu
jauh
lebih
dalam daripada
perilaku
atau
sikap,
dan
pada
dasarnya
menentukan
pilihan
dan
keinginan
orang
dalam jangka
panjang.
Pemasar
yang
menargetkan
konsumen
berdasarkan
pada
keyakinan mereka dengan menarik perilaku
pembelian
mereka.
Teori
Freud
mengasumsikan bahwa psikologi konsumen sebagai pendorong dalam membentuk
perilaku orang dan orang tidak dapat sepenuhnya mengerti motivasi dirinya sendiri.
|
![]() 22
Rangsangan
Pemasaran
Rangsangan
Lain
Produk dan Jasa
Harga
Distribusi
Komunikator
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Psikologi Konsumen
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Memori
Keputusan Pembelian
Proses Keputusan
Pembelian
Pilihan produk
Karakteristik Konsumen
Budaya
Sosial
Personal
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Penilaian alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian
Pilihan merek
Pilihan dealer
Jumlah Pembelian
Saat yang tepat melakukan
pembelian
Metode pembayaran
Gambar 2.4. Model Perilaku Konsumen Freud (Kotler dan Keller, 2006, 174)
2.4.2. Proses Pengambilan Keputusan Membeli
2.4.2.1. Model Lima Tahap
Proses
psikologis
dasar
ini
memainkan
peran
penting
dalam memahami
bagaimana konsumen secara actual mengambil keputusan pembelian. Para pemasar
harus memahami setiap sisi perilaku konsumen.
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Gambar 2.5. Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
(Kotler dan Keller, 2006, 191)
|
23
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Para
pemasar
perlu
mengidentifikasi
keadaan yang
memicu
kebutuhan
tertentu,
dengan
mengumpulkan
informasi
penting pada
pembelian
dengan
kebebasan
memilih,
misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan dan opsi liburan. Motivasi
konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan
yang serius.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi
yang lebih banyak. Terdapat dua level rangsangan, situasi pencarian informasi yang
lebih
ringan
dinamakan
penguatan perhatian. Pada
level
ini,
orang
hanya
sekedar
lebih
peka
terhadap
informasi produk.
Pada
level
selanjutnya, orang
itu
mungkin
mulai aktif mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang menjadi perhatian utama
pemasar adalah sumber-sumber informasi utama
yang menjadi acuan konsumen dan
pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya.
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda,
tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen
mendapatkan sebagian besar informasi tentang produk tertentu dari sumber komersial
yang didominasi oleh pemasar. Namun informasi yang paling efektif berasal dari
sumber
pribadi
atau
sumber
publik yang
merupakan
wewenang
independen.
Setiap
sumber
informasi
melakukan
fungsi
berbeda
dalam
mempengaruhi
keputusan
|
24
pembelian. Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi, dan
sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi dan evaluasi.
Internet telah mengubah proses pencairan informasi. Tempat pasar dewasa ini
terdiri-dari konsumen tradisional yang tidak berbelanja secara online, konsumen
cyber yang paling banyak berbelanja online, dan konsumen hibrida yang melakukan
keduanya. Kebanyakan konsumen itu hibrida, mereka berbelanja di toko grosir tetapi
juga kadang memesan secara online. Orang masih suka memencet tomat, menyentuh
kain,
membaui parfum, dan berinteraksi dengan wiraniaga. Mereka termotivasi oleh
lebih
dari sekedar
efisiensi
berbelanja.
Kebanyakan perusahaan
akan
membutuhkan
offline maupun online untuk melayani konsumen hibrida ini.
3.Evaluasi Alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang
memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif.
Beberapa
konsep
dasar
membantu
dalam memahami
proses
evaluasi
konsumen.
Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen
memandang
masing-masing
produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang
diminati oleh pembeli berbeda-beda tergantung jenis produknya. Para konsumen akan
memberikan perhatian besar pada atribut yang
memberikan manfaat
yang dicarinya.
Pasar produk tertentu sering
dapat disegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol
bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda.
4. Keputusan Pembelian
|
![]() 25
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang
ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk
membeli
merek
yang
paling
disukai.
Dalam melaksanakan
maksud
pembelian,
konsumen
bisa
mengambil
lima
sub-keputusan
misalnya
dilihat dari
merek, dealer,
kuantitas,
waktu
dan
metode
pembayaran.
Dalam pembelian
produk
sehari-hari,
keputusannya
lebih
kecil
dan
kebebasannya juga
lebih
kecil.
Sebagai
contoh,
saat
membeli gula, seseorang konsumen tidak akan banyak berpikir tentang pemasok atau
metode pembayaran.
Keputusan pembelian
Sikap orang lain
Faktor situasi yang tidak
terantisipasi
Niat pembelian
Evaluasi alternatif
Gambar 2.6. Tahap-Tahap Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
(Kotler dan Keller, 2006, 187)
Walaupun konsumen membentuk evaluasi merek, terdapat faktor pengganggu
yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli. Faktor-faktor pengganggu
yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah :
|
26
Faktor pertama adalah
sikap orang
lain. Sejauh
mana sikap orang lain mengurangi
alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal:
1. Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai kosnumen
2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap
negatif
orang
lain dan
semakin dekat
orang
lain tersebut
dengan
konsumen,
konsumen akan semakin mengubah niat belinya. Keadaan sebaliknya juga berlaku.
Preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang disukai
menyukai merek yang sama.
Faktor
kedua
adalah
faktor
situasi
yang
tidak
terantisipasi
yang
dapat
muncul
dan
mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau
menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dipikirkan.
Ada berbagai macam jenis resiko yang bisa dirasakan konsumen dalam membeli dan
mengkonsumsi sebuah produk.
1. Resiko fungsional produk tidak berkinerja sesuai harapan
2.
Resiko fisik
produk yang menimbulkan ancaman terhadap kesejahteraan atau
kesehatan fisik dari pengguna atau orang lain
3. Resiko harga produk tidak bernilai sesuai harga yang dibayar
4. Resiko sosial produk menimbulkan rasa malu terhadap orang lain
5. Resiko psikologis produk mempengaruhi kesejahteraan mental dari pengguna
6. Resiko waktu kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang karena menemukan
produk lain yang memuaskan
|
27
Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang yang
dipertaruhkan,
ketidakpastian atribut, dan kepercayaan diri konsumen. Para
konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko seperti
penghindaran keputusan, pengumpulan informasi dari teman-teman, dan preferensi
atas nama
merek dalam negeri serta
garansi. Para pemasar
harus
memahami
faktor-
faktor
yang
menimbulkan
perasaan
dalam diri
konsumen
akan
adanya
resiko
dan
memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dipikirkan itu.
5. Perilaku pasca pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin akan mengalami
ketidaksesuaian karena
memperhatikan
fitur-fitur
tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang
menyenangkan
tentang
merek
lain, dan
akan selalu siaga
terhadap informasi
yang
mendukung
keputusannya.
Komunikasi
pemasaran harus memasok keyakinan dan
evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membuat konsumen merasa
nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk
dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca
pembelian dan penggunaan produk pasca pembelian.
Kepuasan
pembeli
adalah
fungsi
dari seberapa
sesuainya
harapan
pembeli
produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja
produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa; tetapi jika ternyata
sesuai harapan, pelanggan akan puas; jika ternyata melebihi harapan, pelanggan akan
sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli
kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain.
|
28
Para konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima
para penjual, teman dan sumber-sumber informasi lain. Semakin besar kesenjangan
antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Di sinilah
muncul gaya konsumen menangani kesenjangan. Beberapa konsumen membesar-
besarkan kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan
konsumen. Di sinilah munculnya gaya konsumen
menangani kesenjangan. Beberapa
konsumen membesar-besarkan kesenjangan ketika produk yang mereka terima tidak
sempurna, sehingga mereka sangat tidak puas. Para konsumen lain meminimalkan
kesenjangan itu sehingga tidak begitu kecewa.
Derajat kepentingan kepuasan pasca pembelian menunjukkan bahwa para
penjual harus menyebutkan akan seperti apa kinerja produk yang sebenarnya.
Beberapa penjual bahkan mungkin menyatakan level kinerja yang lebih rendah
sehingga konsumen akan mendapatkan kepuasan yang lebih rendah sehingga
konsumen akan mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi daripada yang diharapkan.
Kepuasan
dan
ketidakpuasan
terhadap produk
akan
mempengaruhi
perilaku
akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Para pelanggan yang tidak puas
mungkin
membuang
atau
mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin
mengambil
tindakan
publik
seperti
mengajukan
keluhan
ke
perusahaan
tersebut,
pergi ke pengacara, atau mengadu ke kelompok-kelompok lain seperti lembaga
bisnis, swasta dan pemerintah. Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk
berhenti
membeli
produk
tersebut
atau memperingatkan teman-teman
lain.
Dalam
semua kejadian tersebut, penjual telah gagal memuaskan pelanggannya.
|
![]() 29
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang
produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi
produk seperti semakin cepat pembeli mengkonsumsi produk, semakin cepat mereka
bisa kembali ke pasar untuk membelinya lagi. Satu peluang potensial untuk
meingkatkan frekuensi penggunaan produk adalah ketika presepsi konsumen atas
penggunaan mereka berbeda dari realitas.
2.5. Menganalisis Pasar Bisnis (B2B Marketing)
Menurut Kotler dan Keller (2008, 256), pembelian oleh organisasi sebagai
proses
pengambilan
keputusan
yang
dilakukan oleh organisasi formal untuk
menetapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan memilih alternatif antarmerek dan pemasok.
Gambar 2.7. Model Perilaku Bisnis (Kotler dan Armstrong, 2008, 196)
|
30
2.5.1. Pasar Bisnis Versus Pasar Konsumen
Pasar bisnis
terdiri-dari semua organisasi
yang
memperoleh barang dan jasa
yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa lain yang dijual, disewakan atau
dipasok
kepada
pihak
lain. Industri
utama
yang
membentuk
pasar
bisnis
adalah
pertanian, kehutanan, pertamabangan, perikanan,
manufaktur,
konstruksi,
transportasi, komunikasi, sarana umum, perbankan, keuangan, asuransi, distribusi
serta jasa lain.
Semakin banyak uang dan jenis produk yang terlibat dalam penjualan ke para
pembeli bisnis dibandingkan penjualan ke para pembeli konsumen. Pasar bisnis
memiliki beberapa ciri yang sangat berbeda dengan pasar konsumen:
1.Pembelinya lebih besar dan lebih sedikit. Pemasar bisnis biasanya menangani jauh
lebih
sedikit
pembeli
daripada
yang
dilakukan
pemasar
konsumen. Walaupun
perlu
dicatat bahwa ketika ekonomi yang melambat telah menghambat departemen
pembelian perusahaan-perusahaan besar, pasar bisnis berukuran kecil dan menengah
menawarkan peluang baru bagi pemasok.
2.Hubungan pemasuk dan pelanggan erat. Karena jumlah pelanggan lebih sedikit dan
tingkat kepentingan serta kekuatan pelanggannya lebih besar, para pemasok sering
diharapkan dapat menyesuaikan tawaran mereka dengan kebutuhan masing-masing
pelanggan bisnis. Pembeli bisnis sering menyeleksi pemasok yang juga membeli dari
mereka.
3.Pembelian professional. Barang bisnis sering dibeli oleh agen pembelian yang
terlatih, yang harus mengikuti kebijakan, batasan, dan persyaratan pembelian
organisasi. Banyak instrumen pembelian seperti permintaan harga atas produk yang
|
31
akan dipesan, proposal pembelian, dan kontrak pembelian tidak ditentukan dalam
pembelian konsumen.
4.Beberapa pengaruh pembelian. Umumnya
lebih
banyak
orang
mempengaruhi
keputusan pembelian bisnis. Komite pembelian yang terdiri dari pakar teknik dan
bahkan manajemen senior lazim ditemui dalam pembelian barang-barang utama. Para
pemasar
bisnis
harus
mengirimkan
wiraniaga, bahkan tim penjualan yang terlatih
untuk menangani para pembeli yang terlatih tersebut.
5.Kunjungan penjualan ganda. Karena semakin banyak orang yang terlibat dalam
proses penjualan, diperlukan kunjungan penjualan ganda untuk memenangkan
kebanyakan
pesanan
bisnis
dan
beberapa
siklus
penjualan bisa
memerlukan
waktu
bertahun-tahun.
6.Permintaan
turunan. Permintaan
atas
barang
bisnis
benar-benar
berasal
dari
permintaan atas barang konsumsi. Karena alasan itu, para pemasar bisnis harus secara
dekat memantau pola pembelian konsumen akhir. Pembeli bisnis juga harus member
perhatian yang lebih besar pada faktor ekonomi terkini yang diharapkan seperti level
produksi,
investasi, pengeluaran konsumen, dan suku bunga. Dalam resesi, pembeli
bisnis mengurangi investasi mereka di pabrik, peralatan dan sediaan. Pemasar bisnis
dapat melakukan sedikit saja upaya untuk merangsang permintaan total di lingkungan
ini. Mereka berjuang
lebih keras
untuk
meningkatkan atau mempertahankan pangsa
permintaan mereka.
7.Permintaannya tidak elastis. Permintaan total atas berbagai barang dan jasa bisnis
bersifat tidak elastis yaitu tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan harga.
Perusahaan-perusahaan pembuat
sepatu tidak akan membeli
lebih banyak kulit jika
|
32
harga kulit turun. Mereka juga tidak akan membeli lebih sedikit kulit jika harga kulit
meningkat, kecuali jika mereka dapat menemukan pengganti kulit yang memadai.
Permintaan bersifat sangat tidak elastic
dalam
jangka pendek karena para produsen
tidak dapat mengubah secara cepat metode produksi mereka. Permintaan juga tidak
elastis atau barang bisnis yang hanya merupakan persentase kecil dari biaya total
barang.
8.Permintaan
yang berfluktuasi.
Permintaan atas barang
dan
jasa
bisnis cenderung
lebih mudah berubah-ubah dibandingkan permintaan atas barang dan jasa konsumsi.
Persentase tertentu peningkatan permintaan konsumen dapat menyebabkan persentase
peningkatan permintaan yang jauh lebih besar atas pabrik dan peralatan yang
diperlukan untuk memproduksi output tambahan.
9.Para pembeli yang terkonsentrasi geografis. Konsentrasi geografis produsen itu
membantu menurunkan biaya penjualan. Pada saat yang sama, para pemasar bisnis
perlu memantau pindahan industri-industri tertentu ke wilayah lain.
10.Pembelian langsung. Para pembeli bisnis sering membeli langsung dari produsen,
bukan melalui perantara, terutama barang yang secara teknis rumit dan mahal.
2.5.2. Peserta Proses Pembelian Bisnis
Para
petugas
pembelian
memiliki
pengaruh
dalam situasi
pembelian
ulang
langsung dan pembelian ulang modifikasi, sementara orang-orang di departemen lain
lebih berpengaruh dalam situasi pembelian baru. Orang-orang teknik biasanya
memiliki pengaruh utama dalam memilih komponen produk dan petugas pembelian
dominan dalam memilih pemasok.
|
33
Pusat pembelian terdiri-dari semua anggota organisasi yang memainkan salah
satu dari tujuh peran proses keputusan pembelian.
1.Pencetus. Mereka yang meminta untuk membeli sesuatu. Mereka bisa saja
merupakan pemakai atau pihak lain dalam organisasi.
2.Pemakai.
Mereka
yang
akan
memakai
barang
atau
jasa
tertentu.
Dalam banyak
kasus,
pemakai
mengajukan
proposal pembelian
dan
membantu
menetapkan
persyaratan produk.
3.Pemberi pengaruh. Orang-orang yang mempengaruhi keputusan pembelian. Mereka
sering
membantu
merumuskan
spesifikasi
dan juga
memberikan
informasi
untuk
mengevaluasi
alternatif.
Orang-orang teknik merupakan pemberi pengaruh yang
penting.
4.Pengambil keputusan. Orang yang memutuskan persyaratan produk dan pemasok.
5.Pemberi persetujuan. Orang yang menyetujui tindakan yang diusulkan oleh
pengambil keputusan atau pembeli.
6.Pembeli.
Orang
yang memiliki
wewenang
formal
untuk
memilih
pemasok
dan
menyusun syarat pembelian. Para pembeli dapat membantu menyusun spesifikasi
produk tetapi peran utama mereka adalah memilih pemasok yang bernegosiasi.
Dalam pembelian yang lebih rumit, para pembeli mungkin mencakup manajer tingkat
tinggi.
7.Penjaga
gerbang. Orang-orang
yang
memiliki kekuasaan
untuk
menghalangi
penjual dan informasi sehingga tidak dapat menjangkau anggota pusat pembelian.
Beberapa individu dapat memainkan satu peran tertentu dan individu bisa memainkan
peran
ganda.
Pusat
pembelian
umumnya
memiliki
paling
kurang
lima
atau
enam
|
34
anggota dan tidak jarang ada yang memiliki puluhan. Pusat pembelian bisa mencakup
orang di luar organisasi pelanggan sasaran.
2.5.3. Pengaruh Pusat Pembelian
Pusat
pembelian
biasanya
mencakup
beberapa peserta dengan kepentingan,
wewenangm status, dan keyakinan berbeda. Setiap anggota pusat pembelian
kemungkinan memberikan prioritas pada kriteria keputusan yang sangat
berbeda.
Pembeli bisnis juga menangapi banyak pengaruh ketika mereka mengambil
keputusan. Setiap pembeli
memiliki
motivasi pribadi, pemahaman, dan pilihan
pribadi
yang
dipengaruhi
oleh
usia, pendapatan,
pendidikan,
posisi
jabatan,
kepribadian, sikap terhadap resiko, dan budaya. Pembelian memperagakan secara
definitive gaya pembelian yang berbeda.
Empat jenis pelanggan bisnis sering dapat didefinisikan dengan implikasi
pemasaran yang berhubungan, yaitu:
1.Pelanggan yang berorientasi harga. Harga adalah segalanya.
2.Pelanggan
berorientasi
solusi.
Pelanggan
menginginkan
harga
yang
rendah,
tapi
akan
menanggapi argumen
tentang
total biaya yang lebih rendah atau pasokan atau
layanan yang lebih dapat diandalkan.
3.Pelanggan kaidah emas. Pelanggan menginginkan kinerja terbaik dari segi mutu
produk, pendampingan, penyerahan andal, dan lain-lain.
4.Pelanggan nilai-strategik. Pelanggan menginginkan relasi pemasok satu-satunya
yang cukup permanen dengan perusahaan anda.
|
35
Beberapa perusahaan
ingin
menangani pembeli
yang
berorientasi
harga
dengan menetapkan harga lebih rendah, tapi menetapkan syarat-syarat yang
membatasi seperti:
1.Pembatasan kuantitas yang dapat dibeli
2.Tidak ada pengembalian
3.Tidak ada penyesuaian
4.Tidak ada pelayanan
2.5.4 Proses Pembelian atau Pengadaan
Setiap organisasi memiliki tujuan pembelian
khusus,
kebijakan,
prosedut,
struktur organisasi, dan sistem. Pada dasarnya, para pembeli bisnis berusaha
memperoleh paket manfaat tinggi yang paling atas dari harga tawaran pusat. Semakin
besar pendorong pembelian pembeli bisnis, semakin besar rasio antara manfaat yang
dipikirkan terhadap biaya-yakni, semakin besar nilai yang dipikirkan. Tugas pemasar
adalah menempatkan tawaran yang memberikan nilai pelanggan yang unggul kepada
para pembeli sasaran.
Peningkatan pembelian berarti bahwa pemasar bisnis harus meningkatkan
personel penjualan mereka agar cocok dengan permintaan pembeli bisnis yang tinggi.
Secara formal, orientasi pembelian perusahaan dibagi tiga seperti:
1.Orientasi
pembelian.
Fokus
pembelian
bersifat
jangka
pendek
dan
sangat
taktis.
Para pembeli diberi imbalan karena kemampuannya mendapatkan harga paling
rendah dari pemasok atas level mutu dan ketersediaan tertentu.
|
36
2.Orientasi pengadaan. Disini para pembeli secara serempak mengusahakan
perbaikan mutu dan penurunan harga beli. Para pembeli mengembangkan hubungan
kolaboratif dengan para pemasok utama dan mencari penghematan melalui perbaikan
manajemen pengadaan, pengolahan bahan dan biaya pembuangan. Mereka
mendorong
keterlibatan
pemasok
sejak dini
atas
penanganan
bahan,
tingkat
persediaan,
manajemen persediaan tepat waktu, bahkan
merancang produk bersama.
Mereka menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan para pemasok utama guna
memastikan dapat saling bekerja dengan waktu yang lama.
3.Orientasi
manajemen
rantai
pasokan.
Disini peran pembelian diperluas menjadi
operasi peningkatan nilai yang bersifat lebih strategis. Ekseklusif pembelian pada
perusahaan bekerja dengan pemasaran dan eksekutif perusahaan lain untuk
membangun
sistem manajemen
jaringan
pasokan
tanpa
pembatas,
mulai
dari
pembelian bahan mentah sampai ke tibanya barang jadi tepat waktu dan ke pengguna
akhir.
Para
pemasar
perlu memahami
cara
kerja
sejumlah
departemen
pembelian.
Departemen itu membeli banyak jenis produk, dengan menggunakan proses
pembelian
yang berbeda-beda. Peter Kreljic
membedakan
empat proses pembelian
yang berhubungan dengan produk:
1.Produk rutin. Produk-produk ini mempunyai nilai dan biaya yang lebih rendah bagi
pelanggan dan resikonya kecil. Para pelanggan akan mencari harga yang paling
rendah
dan
menekankan
pada
pemesanan
rutin.
Para
pemasok
akan
menawarkan
untuk menstandarkan dan mengkonsolidasi pesanan.
|
37
2.Produk-produk bernilai tinggi. Produk-produk ini
mempunyai
nilai dan biaya
yang
tinggi bagi pelanggan, tetapi resiko pasokannya kecil karena banyak perusahaan yang
membuatnya. Pemasok tertentu tahu bahwa pelanggan akan membandingkan
sejumlah
tawaran
dan
harga
pasar,
dan perlu memperlihatkan bahwa tawarannya
mampu meminimalkan biaya total pelanggan.
3.Produk-produk strategis. Produk-produk ini memiliki nilai dan biaya yang tinggi
bagi pelanggan dan juga tinggi resikonya. Pelanggan
akan
menginginkan pemasok
yang dikenal baik dan dipercaya serta ingin membayar harga lebih dari harga rata-
rata.
Pemasok tersebut
harus
mencari aliansi strategis
yang berbentuk keterlibatan
pemasok sejak dini, program-program pengembangan bersama dan investasi bersama.
4.Produk-produk penghambat kelancaran kerja. Produk-produk ini mempunyai nilai
dan
biaya rendah bagi
pelanggan, tetapi
memiliki
sejumlah resiko.
Pelanggan
akan
menginginkan pemasok yang dapat menjamin pasokan yang tidak mandek. Pemasok
harus mengajukan
suku cadang standard dan
menawarkan
sistem untuk
mengetahui
pasokan yang masih tersedia, penyerahan sesuai permintaan dan biro bantuan.
2.5.5. Tahap-Tahap Proses Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2008, 268), Robinson and Associates mendefinisikan
delapan tahap proses pembelian industri
dan menamakan tahap itu fase pembelian.
Fase pembelian adalah:
1.Pengenalan masalah
Proses
pembelian
dimulai
saat
seseorang
di
dalam perusahaan
menyadari
adanya
masalah atau kebutuhan
yang dapat memperoleh barang atau jasa. Pengenalan
|
38
masalah tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Secara internal,
beberapa kejadian
umum
menyebabkan pengenalan
masalah.
Secara
eksternal,
pembeli mungkin mendapatkan ide baru di
pameran dagang, melihat iklan, atau
menerima
telepon
dari
wiraniaga
yang
menawarkan
produk
yang
lebih
baik
atau
harga yang lebih rendah. Para pemasar bisnis dapat merangsang pengenalan masalah
melalui surat, telemarketing, dan menelepon calon pelanggan.
2.Perumusan kebutuhan dan Spesifikasi Produk Umum
Berikutnya,
pembeli
menetapkan
karakteristik
umum dan
kuantitas
barang
yang
dibutuhkannya. Untuk produk standar, tahap itu sederhana. Untuk produk yang rumit,
pembeli harus bekerja sama dengan pihak lain untuk menentukan karakteristik seperti
keandalan, daya tahan, dan harga. Para pemasar
bisnis
dapat
membantu
pembeli
dengan menjelaskan bahwa produknya benar-benar sesuai dengan kebutuhan pembeli
tersebut. Sekarang organisasi pembelian menyusun spesifikasi teknis produk tertentu.
Sering terjadi perusahaan menugaskan tim perekayasaan analisis nilai produk proyek
tersebut. Analisis nilai produk adalah pendekatan penurunan biaya dimana
komponen-komponen produk dipelajari secara
mendalam untuk
menentukan apakah
komponen
itu
dapat
dirancang
ulang,
distandardisasi, atau dibuat dengan metode
produksi yang lebih murah. Para pemasok juga
dapat
menggunakan
analisis
nilai
produk
sebagai
alat
untuk
menetapkan
posisi dirinya
sehingga
mampu
menggaet
pelanggan tersebut.
3.Pencarian pemasok
Pada tahap ini, pembelian tersebut berusaha mengidentifikasi pemasok yang paling
sesuai. Peralihan ke pembelian internet
memiliki implikasi
yang berjangkauan jauh
|
39
bagi
pemasok
dan
akan
mengubah
bentuk pembelian
selama
bertahun-tahun
mendatang. Pemasok
yang
tidak
memiliki
kapasitas produksi
yang dibutuhkan atau
memiliki
reputasi
yang buruk
akan
ditolak.
Para
pemasok
yang
memenuhi
syarat
mungkin dikunjungi oleh agen atau petugas pembelian yang akan memeriksa fasilitas
pabrik para pemasok tersebut dan bertemu dengan para karyawan mereka. Setelah
mengevaluasi masing-masing perusahaan, pembeli tersebut akan menyusun daftar
pendek
para
pemasok
yang
memenuhi
syarat. Banyak pembeli profesional telah
mendorong pemasok untuk mengubah pemasaran mereka guna meningkatkan
kemungkinan mereka melakukan pemangkasan.
4.Permintaan pengajuan proposal
Pembeli akan mengundang pemasok yang memenuhi syarat supaya mengajukan
proposal.
Jika produk yang bersangkutan rumit atau mahal, pembeli akan menuntut
proposal tertulis yang rinci dari tiap-tiap pemasok yang memenuhi syarat. Setelah
mengevaluasi
proposal
tersebut,
pembeli akan
menghapus
beberapa
pemasok
dan
mengundang pemasok yang tersisa untuk melakukan presentasi resmi. Para pemasar
bisnis
harus
ahli
dalam melakukan
riset,
menulis,
dan
menyajikan
proposal
riset.
Proposal tertulis harus
menjadi dokumen pemasaran yang menggambarkan nilai dan
manfaat bagi pelanggan. Presentasi lisan harus mampu mendorong kepercayaan diri,
yang
menempatkan
kemampuan
dan
sumber
daya
perusahaan
mereka
sedemikian
rupa sehingga mereka menonjol dalam persaingan.
5.Pemilihan pemasok
Pilihan
dan tingkat
pentingnya
atribut-atribut
yang
berbeda
tergantung
pada
jenis
situasi pembelian. Keandalan pengiriman, harga dan reputasi pemasok sangat penting
|
40
bagi produk pesanan rutin. Bagi produk masalah proseduran, seperti mesin fotokopi,
tiga atribut terpenting adalah pelayanan teknis, fleksibilitas pemasok. Para pemasar
dapat menangkis permintaan untuk menurunkan harga dengan banyak cara. Mereka
dapat
menunjukkan
bukti
bahwa
biaya
siklus
hidup
penggunaan
produknya
akan
lebih
rendah daripada
produk
pesaing.
Mereka
juga dapat
menonjolkan
nilai
pelayanan yang kini diterima pembeli, terutama jika pelayanan-pelayanan tersebut
lebih unggul daripada yang ditawarkan oleh para pesaing.
6.Spesifikasi rutinitas pesanan
Setelah memilih para pemasok, pembeli tersebut merundingkan pesanan akhir,
merinci
spesifikasi
teknis,
jumlah yang
dibutuhkan,
waktu
penyerahan
yang
diharapkan, kebijakan pengembalian, garansi, dan seterusnya. Banyak pembelia
industri menyewa peralatan berat seperti mesin dan truk. Penyewa mendapatkan
sejumlah keuntungan, yaitu menghemat modal, mendapatkan produk terbaru,
mendapatkan
layanan
yang
lebih
baik
dan beberapa
keuntungan pajak.
Sementara,
pemberi sewa sering memperoleh pendapatan bersih lebih besar dan peluang untuk
melakukan
penjualan
kepada
pellanggan
yang
tidak
bisa
mendapatkan
pembelian
yang palsu.
7.Penilaian kinerja
Pembeli secara periodic mengkaji ulang kinerja pemasok yang dipilih. Ada tiga
metode yang biasanya digunakan. Pembeli tersebut dapat menghubungi pemakai
akhir dan menanyakan evaluasi mereka. Kaji ulang kinerja dapat menyebabkan
pembeli meneruskan, memodifikasi atau menghentikan hubungannya dengan
pemasok
tersebut.
Banyak
perusahaan
telah
menetapkan
sistem
insentif
untuk
|
41
mengimbali manajer pembelian untuk mendapatkan kinerja pembelian yang baik dan
dengan cara yang sama personel penjualan menerima bonus untuk kinerja penjualan.
Sistem ini mengarahkan manajer pembelian meningkatkan tekanan pada penjual
untuk mendapatkan persyaratan terbaik.
2.5.6. Mengelola Relasi Pelanggan Bisnis-ke-Bisnis
Untuk
meningkatkan
efisiensi,
pemasok bisnis dan pelanggan melakukan
berbagai
cara
untuk
mengelola
hubungan
mereka. Hubungan
yang
lebih
erat
sebagaian didorong oleh tren yang terkait denga manajemen rantai pasokan,
keterlibatan pemasok awal, aliansi pembelian, dan lain-lain. Menjalin hubungan yang
erat dengan pelanggan merupakan hal penting bagi program pemasaran holostik apa
pun.
Banyak
riset
telah
mendukung
koordinasi
vertikal
yang
lebih
besar
antara
mitra pembelian dan penjual, sehingga
mendorong transaksi untuk terlibat dalam
kegiatan-kegiatan
yang
menciptakan
lebih banyak
nilai bagi kedua pihak.
Membangun
kepercayaan
antara
pihak-pihak itu
sering
terlihat
sebagai
salah
satu
prasyarat bagi relasi jangka panjang yang sehat.
Hubungan antara agen periklanan dan klien mengilustrasikan temuan-temuan
berikut ini:
1.Dalam tahap
pembentukan
relasi, satu
mitra
mengalami
pertumbuhan
pasar
yang
hakiki.
Para
mengusaha
pabrik
diuntungkan oleh teknik produksi massal yang
menggembangkan
merek nasional, yang meningkatkan arti penting dan jumlah
iklan
media massa.
|
42
2.Ada
ketidakseimbangan
informasi
antara para
mitra
sehingga
kemitraan
akan
menghasilkan
lebih
banyak
laba
daripada mitra itu berupaya menyerobot wilayah
perusahaan lain. Agen periklanan telah memiliki spesialisasi pengetahuan sehingga
tanpa mereka, klien mereka akan memiliki kesulitan mendapatkan laba.
3.Sekurang-kurangnya satu mitra menghadapi hambatan masuk yang besar yang akan
mencegah mitra lain memasuki bisnis itu. Agen periklanan tidak mudah menjadi
pengusaha
pabrik
nasional,
dan
selama bertahun-tahun,
pengusaha
pabrik
tidak
memenuhi syarat untuk mendapat komisi media.
4.Ada ketidakseimbangan ketergantungan, seperti satu mitra lebih mampu
mengendalikan atau memengaruhi perilaku yang lain. Agen periklanan ini telah
mengontrol akses media.
5.Satu
mitra
mendapatkan
manfaat dari
skala ekonomi
yang terkait dengan relasi.
Agen periklanan mendapat untung dengan memberikan informasi pasar yang sama
kepada banyak nasabah.
Menurut Kotler dan Keller (2008, 279), Cannon dan Perreault menemukan bahwa
relasi peembeli pemasok dibedakan bedasarkan empat faktor: ketersediaan
alternative, pentingnya pasokan, kerumitan pasokan, dan dinamisme pasar pasokan.
Berdasaran
empat
faktor
ini,
mereka
mengkladifikasi
relasi
pembeli-pemasok
menjadi delapan kategori berbeda:
1.Pembelian dan penjualan dasar penukaran rutin
yang related sederhana dengan
level kerja sama dan penukaran informasi yang cukup tinggi.
|
43
2.Fakta dasar
sama dengan pembelian dan penjualan dasar, tapi lebih banyak
adaptasi yang dilakukan oleh penjual dan oleh sedikit kerja sama dan pertukaran
informasi.
3.Transaksi kontrak
umumnya tingkat kepercayaan, kerja sama, dan interaksinya
rendah, pertukaran ditentukan oleh kontrak resmi.
4.Pasokan
pelanggan
situasi
umum pasokan
tradisional
dimana
persaingan
merupakan bentuk yang dominan.
5.Sistem kerjasama walaupun disandingkan erat dalam cara operasional, tidak ada
pihak
yang
menunjukkan
komitment
struktural melalui
cara
legal
atau
pendekaan
adaptasi.
6.Kolaboratif banyak kepercayaan dan komitmen menghasilkan kemitraan sejati.
7.Adaptasi
timbal balik banyak adaptasi spesifik-relasi bagi pembeli dan penjual,
tapi tidak harus dengan kerja sama dan kepercayaan yang kuat.
8.Pelanggan adalah raja
walaupun terikat oleh hubungan kerjasama yang erat,
penjual beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa mengharapkan
banyak adaptasi dari perubahan pihak pelanggan di pasar.
Beberapa perusahaan menemukan bahwa kebutuhan mereka dapat dipuaskan
dengan kinerja pemasok yang cukup
mendasar. Selain
itu, beberapa pemasok
mungkin tidak merasakannya bernilai bagi mereka sementara menanamkan modal
dalam pelanggan
dengan
potensi
pertumbuhan
yang
terbatas.
Studi
lain
menemian
bahwa relasi paling erat antara pelanggan dan pemasok muncul ketka pasokan
penting bagi pelanggan dan ketika ada hambatan pengadaan seperti persyarataan
pembelian
yang rumit dan
beberapa
pemasok alternatif. Studi
lain
mengemukakan
|
44
bahwa koordinasi yang lebih vertikal antara pembeli dan penjual melalui
perencanaan. Biasanya hanya perlu ketika ada ketidakpastian lingkungan yang tinggi
dan investasi spesifik yang sedang.
2.5.7. Relasi Bisnis : Risiko dan Peluang
Menurut
Kotler
dan
Keller
(2008,
280),
Buvik
dan
John
mencatat
bahwa
dalam membangun
hubungan
pemasok
dan pelanggan,
ada
ketegangan
antara
penjagaan
keamanan
dan
adaptasi.
Koordinasi
vertikal
dapat
memfasilitasi
ikatan
yang lebih antara pemasok-pelanggan, tetap, dan pada saat yang sama mungkin
meningkatkan risiko bagi
investasi dalam investasi spesifik pemasok dan pelanggan.
Investasi spesifik adalah pengeluaran yang dikaitkan dengan perusahaan khusus dan
mitra jaringan yang bernilai (misalnya, investasi dalam pelatihan khusus perusahaan,
peralatan dan prosedur atau sistem operasi). Investasi khusus membentau perusahaan
mengembangkan laba dan mencapai posisi mereka.
Akan tetapi, investasi spesifik juga mengandung risiko besar bagi pelanggan
dan
pemasok.
Teori
transaksi
dalam
ilmu ekonomi
mempertahankan bahwa
karena
sebagian
investasi
ini
tenggelam,
terperangkap
dalam perusahaan
yang
membuat
investasi untuk menjalin hubungan khusus. Kepekaan biaya dan informasi proses
mungkin perlu dipertukarkan . seorang pembeli mungkin rentan untuk ditahan karena
peralihan biaya; seorang pemasok bisa menjadi lebih rentan untuk ditahan karena
peralihan
biaya;
seorang
pemasok
bisa menjadi
lebih
rentan
untuk
ditahan
dalam
kontrak masa depan karena asset yang dimanfaatkan atau pengambilalihan teknologi
pengetahuan.
|
45
Paham
peluang
menjadi
keprihatinan karena perusahaan harus
mengabdikan
sumber daya untuk mengontrol dan memantai apa yang sebaliknya dapat dialokasikan
untuk tujuan yang lebih produktif. Kontrak
mungkin menjadi tidak
memadai untuk
menata
transaksi
pemasok
ketika opportunisme
pemasok
menjadi
sulit
untuk
dideteksi; ketika perusahaan melakukan invesasi khusus dalam asset yang tidak dapat
digunakan
dimana
pun;
dan
ketika
kontingensi
lebih
sulit
untuk diantisipasi.
Pelanggan dan pemasok lebih mungkin membentuk usaha patungan (versus satu
kontrak
sederhana)
ketika
kadar
spesifikasi asset
dari
pemasok
memang
tinggi,
pemantauan perilaku pemasok itu sulit, dan pemasok memiliki reputasi yang jelek.
Ketika pemasok memiliki reputasi yang baik, misalnya, lebih mungkin untuk
mencegah
opportunisme guna
melindungi
asset
tidak
berwujud
yang
sebenarnya
bernilai.
Adanya
horizon
masa depan
yang
berarti dan norma
solidaritas yang kuat-
sehingga pelanggan dan pemasok berkeinginan untuk berusaha keras menggabungkan
manfaat
dapat
menyebabkan
pergeseran
dalam efek
investasi
khusus
dari
pengambilalihan (peningkatan opportunisme di pihak penerima) ke pengikatan
(pengurangan opportunisme).
2.5.8. Pasar Institusi dan Pemerintah
Pasar institusi terdiri dari sekolah, rumah sakit, balai pengobatan, penjara, dan
lembaga
lain
yang
harus
memberikan barang dan jasa. Banyak dari organisasi itu
ditandai oleh anggaran yang rendah dan pelanggan yang sudah pasti jumlahnya.
Sebagai
contoh,
rumah
sakit
harus
memutuskan
mutu
makanan
yang
akan
dibeli
|
46
untuk pasiennya. Tujuan pembeliannya bukanlah laba, karena makanan tersebut
disediakan bagi pasien sebagai bagian dari paket pelayanan total. Minimisasi biaya
juga tidak menjadi tujuan
satu-satunya
karena makanan yang buruk akan
menyebabkan
rusaknya
reputasi
rumah
sakit. Agen atau
petugas pembelian
rumah
sakit harus mencari pemasok makanan institusi dengan mutu
yang memenuhi atau
melampaui standar minimum tertentu dan harga yang rendah. Sesungguhnya, banyak
pemasok
makanan
minimum tertentu dan harga yang rendah. Sesungguhnya banyak
pemasok,
makanan
yang
membentuk
divisi
terpisah untuk melakukan penjualan
kepada pembeli lembaga, karena kebutuhan dan karakteristik khusus pembelian
mereka.
Di sebagian besar negara, organisasi pemerintah
merupakan
pembeli
utama
barang dan jasa. Organisasi pemerintah
umumnya
mengharuskan
pemasok
untuk
mengajukan penawaran, dan biasanya pemerintah memberikan kontrak.kepada
yang
mengajukan
penawaran
terendah.
Dalam beberapa
kasus,
unit
pemerintah
akan
membuat penilaian atas keunggulan mutu dan repitasi pemasok dalam menyelesaikan
kontrak
yang tepat waktu. Pemerintah juga akan
membeli berdasarkan kontrak
yang
dirundingkan,
terutama dalam kasus proyek rumit
yang
melibatkan biaya dan risiko
yang besar, serta dalam kasus yang persaingannya sedikit. Organisasi pemerintah
cenderung lebih menyukai pemasok domestik daripada pemasok asing. Keluhan
utama perusahaan multinasional yang beroperasi di Eropa adalah setiap negara
menunjukkan kesukaan terhadap perusahaan nasional daripada penawaran yang lebih
unggul yang diajukan oleh sejumlah perusahaan asing. Namun, Uni Eropa secara
bertahap menghilangkan kebiasaan itu.
|
47
Karena
keputusan
pembelanjaan
menjadi bahan penilaian masyarakat,
organisasi
pemerintah
menuntut
banyak
persyaratan administrasi kepada para
pemasok, yang sering mengeluhkan pekerjaan administrasi yang berlebihan,
birokrasi, peraturan, keterlambatan pengambilan keputusan, dan seringnya pergantian
petugas perbekalan pemerintah.
Sama seperti perusahaan yang memberikan pedoman terbaik untuk membeli
dan menggunakan produk kepada pejabat pemerintah, pemerintah juga menyediakan
pedoman terinci yang menggambarkan cara pemasok menjual ke pemerintah. Bila
tidak mengikuti pedoman secara tepat dan mengisi formulir dan kontrak secara tepat,
maka bisa dipastikan tercipta mimpi buruk legal. Para pemasok juga harus menguasai
sistem itu dan mencari cara menembus birokrasi itu. Untungnya, bagi bisnis berbagai
ukuran, pemerintah federal telah melakukan
reformasi
untuk
menyederhanakan
prosedur dan membuat penawaran menjadi lebih
menarik. Beberapa redormasi
lebih
menekankan
pembelian barang
komersial
yang
tidak
dijual
secara
umum,
bukan
barang
yang
dibuat
khusus
pemerintah. Komunikasi
online dengan
pemasok
untuk
menghilangkan administrasi yang bertumpuk-tumpuk. Untuk melakukan hal itu
pemerintah cenderung menggunakan formulir berbasis web, tanda tangan digital, dan
kartu perbekalan elektronik.
|