BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1  
Pengenalan Opsi
Walaupun tidak dapat diketahui secara pasti sejak kapan pertama kalinya
kontrak opsi diperdagangkan namun diperkirakan para ahli matematika dan ahli filsuf
sejak zaman Romawi dan Yunani dulu telah
menggunakan
metode yang sama seperti
kontrak opsi.
Para ahli matematika dan ahli filsuf tersebut, saat itu yakin akan prospek buah
zaitun (olive) ke depan akan
sangat
baik,
sehingga
menggunakan
opsi
untuk
mengantisipasi harga di kemudian hari. Saat musim sepi, di
mana permintaan akan
buah zaitun tidak ada mereka akan memperoleh hak dengan harga sangat rendah.
Namun apabila kemudian permintaan buah zaitun akan meningkat maka harga buah
zaitun akan naik tinggi sekali. Karena itu mereka yang mempunyai hak membeli di
harga perjanjian
yang
rendah
tadi,
menggunakan
haknya
guna
mendapatkan
hasil
berlipat ganda.
2.2  
Pengertian Opsi
Opsi adalah
kontrak resmi
yang
memberikan
hak
(tanpa
adanya
kewajiban)
untuk membeli (opsi beli/call options) atau menjual (opsi jual/put options ) suatu asset
tertentu, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
8
  
9
Apabila merujuk kepada definisinya maka opsi dapat dikatakan merupakan
salah satu instrumen turunan (derivatif) dalam pasar modal yang digunakan untuk
memaksimalkan  keuntungan  dengan  daya  ungkit  (leverage) 
yang  besar 
namun
dengan resiko yang dapat diminimalkan.
Ada dua bentuk opsi yang dikenal, yaitu
Call Option dan Put Option. Opsi beli
(call option)
memberikan
pemiliknya
hak
untuk
membeli
sejumlah
saham
atau
sejumlah asset lain pada harga tertentu selama masa tertentu. Berarti jika harga dari
saham
atau
asset
lain
yang
ditetapkan
naik,
pembeli calls
mendapatkan
uang.
Pengaruhnya,
opsi beli
memberikan pemegangnya
hak
untuk membeli, tetapi bukan
janji  untuk  membeli.  Sedangkan  opsi  jual  (put option),  memberikan  hak  untuk
menjual sejumlah saham biasa atau sejumlah asset pada harga tertentu dalam periode
tertentu. Pembeli put
bertaruh bahwa harga saham atau aset
lain akan turun.
Begitu
juga
dengan
call, opsi jual
memberikan  pemegangnya  hak  untuk  menjual,
tetapi
bukan janji untuk menjual.
2.3
Jenis Opsi
Untuk jenisnya opsi ada dua jenis, yaitu gaya Amerika dan
gaya Eropa. Opsi
gaya  Amerika merupakan kontrak opsi yang dapat diexercise setiap saat dalam masa
waktu kontrak atau sebelum kontrak tersebut kadaluarsa. Sedangkan opsi
gaya Eropa
merupakan
kontrak
opsi
yang
hanya
dapat
di-exercise pada
hari
terakhir
atau
saat
tanggal berakhirnya (expiration date) kontrak opsi tersebut.
  
10
2.4
Komponen Opsi
Komponen – komponen opsi dapat diuraikan sebagai berikut:
1.   Kontrak resmi
Opsi merupakan sebuah kontrak antara dua pihak dimana pihak yang membeli
kontrak
(disebut
Taker)
mempunyai
hak,
namun
bukan
kewajiban,
untuk
membeli
atau menjual sejumlah tertentu instrumen yang menjadi dasar dari kontrak tersebut,
misalnya
saham. Dengan demikian maka opsi tersebut disebut opsi saham (stock
option). Untuk mendapatkan hak tersebut, maka pihak Taker membayar sejumlah
premi kepada si penjual kontrak (disebut Writer).
2.   Hak
Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada Taker untuk membeli
sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.
Sebaliknya, Put Option
memberikan hak
(bukan
kewajiban) kepada  
Taker untuk
menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi        dasar         kontrak
tersebut.
Penjual call option, wajib untuk menyerahkan atau menjual saham  acuan
dimaksud
kepada pembeli  call
option
karena
telah
menerima  premium (harga  call
option) dari pembeli call option tersebut.
Penjual
put
option,
wajib
untuk
membeli
saham acuan
dimaksud
kepada
pembeli put option karena telah
menerima premium (harga put option) dari pembeli
put option tersebut.
  
11
3.   Aset dasar (underlying assets)
Aset
dasar
(underlying assets)
merupakan
aset
yang
mendasari
apa
yang
diperjualbelikan dalam transaksi opsi.
Aset
dasar
ini
dapat
berupa
saham,
obligasi
komoditi, dan lain- lain.
4.   Harga perjanjian (exercise/strike price)
Exercise Price atau sering juga disebut Strike Price merupakan harga yang
telah disepakati dalam kontrak opsi tersebut.
5.   Jangka waktu tertentu ( expiration date)
Expiration Date atau dapat diartikan sebagai waktu jatuh tempo, merupakan
waktu yang disepakati untuk transaksi opsi dapat dilaksanakan. Jika Taker
melaksanakan
hak- nya  untuk  membeli  atau  menjual,  maka  dikenal  dengan  istilah
exercise.
2.5
Manfaat Opsi Bagi Investor
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh investor opsi :
a.   Memberikan fungsi lindung nilai (hedging) terhadap saham acuan. Opsi menjadi
produk  derivatif 
yang 
dapat 
dimanfaatkan  oleh 
investor 
untuk 
melakukan
perlindungan atas nilai investasinya.
b.   Dengan dana
investasi yang
sama atau relatif kecil, persentase keuntungan yang
dapat diperoleh melalui opsi relatif lebih besar dibandingkan dengan saham.
c.   Dengan produk  opsi
ini,  investor  mempunyai  pilihan  investasi  selain  saham,
waran,  dan  right,  sehingga
dapat
melakukan
diversifikasi
investasi
portofolio
  
12
mereka secara lebih luas. Dengan demikian, diharapkan dapat memperkecil risiko
investasi.
d. 
Opsi memberikan fleksibilitas waktu bagi investor, sehingga diharapkan dapat
mengambil suatu keputusan investasi  yang
tidak
teburu-buru dan
lebih
rasional.
Karena dengan membeli opsi, harga jual atau harga beli saham telah dikunci pada
level harga tertentu.
e.
Investor  dapat  melakukan  berbagai  kombinasi  investasi  yang  mampu
menciptakan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan.
f.
Investor
yang
memiliki
saham
dapat
memperoleh
tambahan
permasukan
selain
dari dividen, yaitu dengan menerbitkan  call option atas saham
mereka, di
mana
investor dapat memperoleh premium dari penerbitan call option dimaksud.
g.   Investor  dapat  meraih  keuntungan  pada  setiap  situasi  pasar  bila  tepat  dalam
memilih strategi.
Jika
investor
memperkirakan
harga
cenderung
naik,
dapat
mempertimbangkan untuk
membeli
call
option. Sebaliknya, jika diperkirakan
harga cenderung turun, dapat mempertimbangkan untuk membeli put option.
2.6
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Harga Opsi
Harga  premi  sebuah  opsi  dapat  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  sebagai
berikut:
1.   Harga saham (underlying price)
Semakin tinggi harga saham maka tentu saja semakin tinggi premi opsinya.
2.   Intrinsic value dan Time Value
Intrinsic value merupakan selisih antara harga strike price dengan harga saham.
  
13
C   = nilai sekarang dari opsi beli (call option )
P
=
nilai sekarang dari opsi jual (put option)
S
=
nilai sekarang dari aset dasar (underlying assets)
= strike price
Jika S > X untuk call dan S < X untuk put, dapat dikatakan
in the money. Dapat
dikatakan out of the money jika S < X untuk call dan S > X untuk put. Sedangkan
jika S = X dikatakan at the money
Nilai  dari  time 
value  akan  semakin  berkurang  tiap 
harinya,  dan  pada  saat
expiration date  nilai time value akan sama dengan nol
3.   Jangka waktu
Opsi
berhubungan
langsung
dengan
berapa
sisa
waktu
yang
dimiliki
sebelum
expiration date.
4.   Volatilitas
Volatilitas
merupakan
ukuran dalam persentase
yang menyatakan seberapa besar
kemungkinan harga saham dapat bergerak naik atau turun 
dalam suatu periode
tertentu.
5.   Suku bunga (interest rate)
Peningkatan suku bunga akan
mendorong premi
call option  naik dan premi
put
option turun.
6.   Dividen
Bila dalam masa berlakunya opsi, perusahaan
membagikan dividen, maka premi
call option akan menurun dan premi put option akan meningkat dibandingkan jika
tidak ada pembagian dividen pada periode tersebut.
  
14
2.7
Penentuan Harga Opsi dengan Rumus Black Scholes
Model  penentuan  ini  amat  cocok  untuk  digunakan  penentuan  harga  opsi
dengan gaya Eropa. tempo tiap satu bulan. Cara melakukan estimasi dengan
menggunakan rumus Black Scholes, yaitu:
Co = SoN(d1) - Xe-rTN(d2)
d1 = [ln(So/X) + (r +
2/2)T] / (
T1/2)
d2 = d1 + (
T1/2)
where:
Co = Current call option value.
So = Current stock price
N(d) = probability
that a random draw from a normal dist. will be less than d.
X
=
Exercise price
e = 2.71828, the base of the natural log
r  =  Risk-free interest rate (annualizes continuously compounded with the same
maturity as the option)
T
=
time to maturity of the option in years
ln = Natural log function
Standard deviation of annualized cont. compounded rate of return on the stock
Menurut Sembel, Roy dan Fardiansyah, Tedy dalam bukunya Sekuritas
Derivatif: Madu atau Racun, ada beberapa asumsi dalam menggunakan rumus Black
Scholes, yaitu:
  
15
1.   Volatilitas dari aset dasarnya diketahui dan stabil selama periode opsi
2.   Pergerakan harga aset dasarnya tidak secara mendadak
3.   Suku bunga stabil
4.   Investor bisa mendapat pinjaman dana tidak terbatas
5.   Jual rugi (short selling) tidak dibatasi dan seluruh hasil jual rugi bisa digunakan
investor semuanya
6.   Tidak ada biaya transaksi untuk aset dsar dan opsi
7.   Tidak pajak dari transaksi opsi
8.   Aset dasar tidak memberi dividen atau bunga
9.   Opsi hanya dapat diexercise pada saat expiration date
10.
Tidak
ada
akuisisi
atau kejadian
lain
yang
membuat
umur
opsi
menjadi
lebih
pendek dari kontrak semula
2.8
Strategi Opsi
2.8.1
Strategi
Dasar Opsi
Dalam perdagangan terdapat empat dasar strategi opsi, yaitu:
1.   Long Call
Cara
melakukan
strategi
ini
adalah
dengan
membeli call
option.
Orang
yang
membeli
call
option dapat disebut juga sebagai  call
option
buyer.
Strategi
ini
amat berguna bagi investor yang memperkirakan underlying asset nya akan naik.
  
16
Gambar
2.1 Long
Call Options (Buyer/Taker )
2.   Long Put
Cara melakukan strategi ini adalah dengan membeli put option. Dimana investor
tersebut
berhak
untuk
menjual
suatu
aset
pada
harga
perjanjian
(strike price)
sebelum opsi tersebut kadaluarsa.
Gambar
2. 2
Long Put
Options (Buyer/ Taker )
  
17
3.   Short Call
Cara melakukan strategi ini adalah dengan menjual opsi yang dibeli oleh investor
yang melakukan
Long
Call.
Investor
yang
melakukan
strategi
ini berkewajiban
menjual saham sesuai dengan
strike price bila dieksekusi oleh call option buyer
selama jangka waktu berlakunya call option itu dan berapa pun nilai saham itu di
pasar.
Gambar
2.3
Short
Call
Options
(Writer/Inisiator)
4.   Short Put
Cara melakukan strategi ini adalah dengan
menjual opsi yang dibeli oleh investor
yang
melakukan Long
Put.
Investor
yang
melakukan
strategi
ini
berkewajiban
membeli saham sesuai dengan strike price bila dieksekusi oleh
put option buyer
selama jangka waktu berlakunya put option tersebut dan berapa pun nilai saham
itu di pasar.
  
18
Gambar
2.4 Short
Put Options
(Writer/Inisiator)
2.8.2
Strategi Lanjutan Opsi
2.8.2.1
Strategi Straddle
Merupakan salah satu strategi lanjutan opsi yang terdiri dari kombinasi sebuah
long
call dan long
put
atau  short call dan  short
put,
dimana keduanya
memiliki
underlying asset, expiration date, dan strike price yang sama.
Gambar
2.5 Strategi
Straddle
  
19
2.8.2.2
Strategi Strangle
Merupakan  salah  satu  strategi  lanjutan  opsi  yang  terdiri  dari    kombinasi
sebuah
long  call dan long  put  atau short  call
dan  short
put,
dimana
keduanya
memiliki underlying asset yang sama, expiration date yang sama, tetapi strike price
yang berbeda.
Gambar
2.6 Strategi
Strangle
2.8.2.3
Strategi Strip & Strap
Strategi Strip  merupakan strategi
yang terdiri dari  kombinasi satu long
call
dan dua  long
put dengan underlying
asset, expiration
date, dan strike
price
yang
sama.
Strategi Strap
merupakan strategi
yang terdiri dari  kombinasi dua long call
dan satu put dengan underlying asset, expiration date, dan strike price yang sama.
  
20
Gambar
2.7 Strategi
Strip & Strap
2.8.2.4
Strategi Bull Call Spread
Strategi 
ini 
dilakukan  dengan  cara 
membeli 
dan 
menjual 
call  options.
Membeli opsi dengan strike price lebih rendah dengan premi yang mahal dan menjual
opsi dengan strike price lebih tinggi dengan premi yang murah.
Gambar
2.8 Strategi
Bull Call Spread
  
21
2.8.2.5
Strategi Bear Put Spread
Strategi ini dilakukan dengan cara membeli dan menjual put options. Menjual
opsi dengan  strike price yang
rendah dengan premi
yang murah dan membeli opsi
dengan strike price yang tinggi dengan premi yang mahal.
Gambar
2.9
Bear
Put
Spread
2.8.2.6
Strategi Butterfly Spread
Merupakan sebuah strategi opsi dimana mempunyai
risiko dan juga sekaligus
potensi profit
yang terbatas. Strategi
ini dilakukan dengan kombinasi dua
long
call
dan dua short call.
  
22
Gambar
2.10 Stra tegi Buttefly
Call
Spread
2.9
Aset Dasar (Underlying Assets)
Aset
dasar
(underlying assets)
merupakan
aset
yang
mendasari
apa
yang
diperjualbelikan dalam transaksi opsi.
Aset
dasar
ini
dapat
berupa
saham,
obligasi
komoditi, dan lain- lain.
Aset dasar berupa  saham
adalah bentuk
dari
sejumlah bagian kepemilikan
suatu   perusahaan.   Dasar   perhitungan   persentase   kepemilikan 
saham   tersebut
tergantung dari jumlah saham yang kita miliki dibagi dengan jumlah yang beredar.
2.10
Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks  Harga  Saha m 
Gabungan  (disingkat  IHSG,  dalam 
Bahasa  Inggris
disebut juga
Jakarta Composite Index , JCI, atau
JSX Composite)
merupakan salah
satu  
indeks   pasar   saham 
yang   digunakan   oleh   Bursa   Efek   Jakarta   (BEJ).
  
23
Diperkenalkan pertama kali pada tanggal
1
April 1983, sebagai indikator pergerakan
harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan
saham
preferen
yang
tercatat di BEJ. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah
tanggal
10  Agustus
1982.  Pada  tanggal  tersebut,  Indeks  ditetapkan  dengan
Nilai
Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.
Dasar perhitungan
IHSG adalah
jumlah Nilai Pasar dari
total saham
yang
tercatat
pada tanggal 
10 Agustus
1982.
Jumlah Nilai
Pasar
adalah total
perkalian
setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program
restrukturisasi)  dengan  harga  di  BEJ  pada  hari  tersebut.  Formula  perhitungannya
adalah sebagai berikut
:
(1)
Dimana :
p
= Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham
d
= Nilai Dasar
Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa
yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara
cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait
dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru,
HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan obligasi konversi demikian
juga delisting. Dalam
hal terjadi  stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai
  
24
Dasar
tidak
disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang
digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang
didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.
Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan
setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan
beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah
sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.
2.11
Sertifikat Bank Indonesia
Sebagaimana tercantum dalam UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral,
salah
satu
tugas
Bank
Indonesia (BI) sebagai otoritas
moneter
adalah
membantu
pemerintah dalam mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai Rupiah.
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
BI
menggunakan beberapa piranti moneter
yang terdiri
dari
Giro
Wajib Minimum
(Reserve
Requirement),
Fasilitas
Diskonto,
Himbauan Moral dan Operasi Pasar Terbuka. Dalam Operasi Pasar Terbuka BI dapat
melakukan
transaksi  jual  beli  surat  berharga  termasuk  Sertifikat
Bank
Indonesia
(SBI).
SBI adalah surat berharga atas
unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh
BI
sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto.
Sebagai  otoritas 
moneter, 
BI  berkewajiban 
memelihara 
kestabilan 
nilai
Rupia h. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal + uang giral
di
BI)
yang berlebihan dapat mengurangi
k
estabilan
nilai
Rupiah. SBI diterbitkan
dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.
  
25
Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No.31/67/KEP/DIR tanggal 23 Juli
1998 tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia serta Intervensi
Rupiah adalah dasar hukum penerbitan SBI. Sejalan dengan ide dasar penerbitan SBI
sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, penjualan SBI diprioritaskan kepada
lembaga  perbankan.  Meskipun  demikian,  tidak  tertutup  kemungkinan
masyarakat
baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat memiliki SBI.
Pembelian SBI oleh masyarakat tidak dapat dilakukan secara langsung dengan
BI melainkan
harus
melalui
bank
umum
serta pialang
pasar
uang dan pialang
pasar
modal yang ditunjuk oleh BI.
Karakteristik SBI:
a.   Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan
untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan.
b.   Denominasi: dari yang terendah Rp50 juta sampai dengan tertinggi Rp100
miliar.
c.   Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp100 juta dan selebihnya dengan
kelipatan Rp50 juta.
d.   Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar di muka. Besarnya
diskonto adalah nilai nominal dikurangi dengan nilai tunai.
e.   Pajak Penghasilan (PPh) atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15%.
Tata cara transaksi penjualan SBI
a.   Penjualan SBI dilakukan melalui lelang.
b.   Jumlah SBI yang akan dilelang diumumkan setiap hari Selasa.
  
26
c.   Lelang SBI diadakan setiap hari
Rabu dan dapat diikuti oleh seluruh bank
umum,
pialang pasar
uang dan pialang pasar modal
dengan penyelesaian transaksi
hari
Kamis.
d. 
Dalam
pelaksanaan
lelang
SBI,
masingmasing peserta
mengajukan
penawaran
jumlah SBI
yang ingin dibeli serta tingkat diskontonya. Pemenang lelang adalah
peserta
yang
mengajukan
penawaran tingkat
diskonto
yang
terendah
sampai
dengan
jumlah
SBI
lelang
yang diumumkan
tercapai.
Semakin
rendah
tingkat
diskonto yang ditawarkan oleh peserta, maka semakin besar kemungkinan peserta
tersebut memenangkan lelang.
e.   Untuk menjaga keamanan dari kehilangan atau pencurian serta untuk
menghindari
terjadinya
pemalsuan,
pihak
pembeli
SBI
memperoleh
Bilyet
Depot
Simpanan
(BDS)
sebagai
bukti atas penyimpanan
fisik
warkat SBI
pada
Bank Indonesia
tanpa dipungut biaya penyimpanan.
2.12
Tingkat pengembalian (rate of return)
Tingkat pengembalian adalah banyaknya nilai pendapatan atau kerugian yang
diperoleh atau diukur dari masing – masing investasi tersebut.
1.   Tingkat pengembalian untuk opsi
Tingkat pengembalian
untuk opsi
dapat
diukur
dengan
melakukan
perhitungan
pembagian antara total laba rugi dengan nilai total investasi awal
2.   Tingkat pengembalian untuk saham dan indeks
  
27
Tingkat
pengembalian
untuk
saham
dan
indeks
dapat
diukur
melalui
pengembalian selama periode
kepemilikan
saham
atau
indeks
(Holding Period
Yield). Formula perhitungannya adalah:
HPR
=
  Ending value investment 
Beginning value investment
HPY
=
HPR – 1
2.13
Risiko
Risiko   merupakan   tingkat   volatilitas   atas   tingkat   pengembalian   suatu
investasi,  yang  artinya  suatu  keadaan  ketidakpastian  dimana  jika  terjadi  suatu
keadaan  yang  tidak  dikehendaki  dapat  menimbulkan  kerugian.  Konsep  ini  dapat
diukur
dengan
menghitung
standar
deviasi dari
setiap
pengembalian
investasi
itu
sendiri.
2.14
Analisis Kinerja Investasi
Dalam usaha membuat sebuah keputusan investasi yang cerdas, seorang
investor dituntut untuk dapat mengevaluasi dan membandingkan masing- masing jenis
investasi yang ada tersebut, atau dengan kata lainnya mengukur kinerja dari investasi
tersebut. Tingkat pengembalian dari sebuah investasi pada awalnya adalah salah satu
cara yang paling mudah dan sering digunakan dalam mencari indikator yang dimiliki
oleh sebuh investasi. Pengukuran tingkat pengembalian ini dapat dibuat untuk satu
atau banyak periode seperti yang diperlukan.
  
28
Namun demikian, tingkat pengembalian ini tidak memperhatikan atau
mengabaikan tingkat risiko yang sejatinya selalu melekat pada sebuah investasi.
Karena itu, untuk dapat mengevaluasi kinerja sebuah investasi, sangat penting untuk
mengkomposisikan risiko ini kedalam tingkat pengembalian investasi tersebut.
Membandingkan  dua  buah  atau  lebih 
investasi  hanya  dengan 
mengukur
tingkat pengembaliannya saja bisa memberi makna yang bias. Misalnya, dua buah
investasi  setelah  diukur  diketahui  memberikan  tingkat  pengembalian  yang  tidak
sama.  Tapi 
investasi  dengan  tingkat  pengembalian 
yang  lebih  tinggi  bisa  jadi
memiliki risiko yang lebih besar daripada investasi yang memberikan tingkat
pengembalian lebih rendah. Karena alasan inilah mengapa sangat
penting
untuk
mengukur kinerja investasi dengan memperhatikan faktor risikonya.
2.15
Rumus Sharpe
Sharpe mengukur kelebihan tingkat pengembalian dari investasi tersebut atas
tingkat pengembalian investasi bebas risiko untuk setiap unit risiko yang dimiliki oleh
investasi tersebut. Rumus Sharpe banyak digunakan untuk
mengukur kinerja karena
memungkinkan investor untuk membuat perbandingan diantara banyak jenis investasi
dengan
memperhatikan
faktor
risikonya.
Sebuah
investasi dengan
hasil perhitungan
Sharpe
ya ng lebih tinggi
dibandingkan
yang
lain, dapat dikatakan memiliki kinerja
yang lebih baik jika dibandingkan dengan investasi yang lainnya.
  
29
Dimana :
RP
=
nilai rata-rata tingkat pengembalian dari investasi atas suatu waktu tertentu
RF
=
nilai pengembalian dari investasi bebas risiko dengan waktu yang sama
dengan RP
StDev
=
standar deviasi dari tingkat pengembalian atas investasi tersebut yang
dianggap sebagai risiko dari investasi