![]() BAB2
LANDASAN
TEOIU
2.1.1
l'engertiaSislem
1.
Sistem
menurut
O'Brien
(1997,p18), adalah selrurnpulan
komponen
yang
berlmbmgaJll
dan bekeljasama
untuk
meocapai
suatu
tujrum
tertentu
dengan
menerima
masukan
dan
menghasilkan
keluaran
melalui proses transformasi yang terorganisasi.
2.
Sistem
menlllU"I
M<Le<ld (200l,p9),
adalah sekll1llpu!an
elemen
yang
terin:tegmsi
oleh
tujua_n
yang sama ootuk
mencapai
suatu
tujoan.
Suatu sistem merupakan seku.m_pulan kornponen
yang
sating
berintemksi
dan
bekerjasama
deng--d.D mencrima
masukan
dan
ruenghasilkan keluaratl dengan proses tr'.m.sfon:nasi yang terorganisasi
untuk menc:apai suatu
tujum
|
9
2.1.2
Pengertian lnfClrm.&si
Dcfinisi informasi diantaranya ada1ah
:
1.
Informasi
adalah
data
ya_"'1lg
tclah
dikonversikan
menjadi
bentuk
yang
memiliki
arli dan
bcrguna
untuk
pengguna
akhir
tertentu
(O'Brien, 1003, ]1113).
2.
Menmut
McLeod
(20
1, plZ),
informasi
ooalah data
yang telah
diproses, atau data yang
memifiiki
ani
3. Informasi adalah sekumpulan data
yang diorga.nisasik:an ke
da1am
bentuk yang berguna (Tl!mrban, 2001,
p:D.7).
4.
Data adalab
fakta atau deskripsi
dari
hal,
kejadian,
kegiatan,
dan
transaksi yang ditangkap, disimpan, dan dikelompokan..,
tetapi tidak
diorganisasikan
untuk
menghasilkan
pcngertian
tertentu
(Tmrban
2001, pl7).
Kcslmpuhmnya,
informasi
adalah
lrumpulan
data
yang
telah
diorganisasikan sedemikian mpa sehingga berguna bagi
pemakai.
2.1.3
PeJmgertian Sistem
ID.fo:rm:asi
Sistem infonnasi dapat dJdefinisikan sebagai berikut:
l.
Sistem
informasi
mengumpulkan,
mengoiah,
mcnyrmpa.n,
dan
menganalisa
informasi
untufk: tujuan
tertentu yang terdiri
dari
masukan
(data,
instruksi)
dan
kelua:ran
(lapora!ll, hasil perhitungan).
|
![]() lO
Sistem
informasi
rnengolah masukan
dan
menghasllkan
kcluaran
bagi
pen&:,uu.na (T1rn-rb:i!m,2001p17).
2.
Sistem informast
menurut Landon
(2002
9
p7)
ada]ah
selru.mpulan
komponcn
yang
saling
berhubungan, yang
mengumpulkan
(atom
menampilkan), memproses,
meny1mpan
dan
mendistribusikan
informas[
untuk
mendukung proses pengambilan keputusan,
koordinasi, dan
kontro1 di
da1am
organisasi.
Sistem
informasi
dengan
kemampuan yang
baik
harus
dapat
menyediakan
pemrosesan
transaksi
yang
cepat
dan
tcpat,
kapasitas
besar
dan akses
penyimpanan
yang cepat,
komunikask cepat,
mcngurangi
inforrnasi yang
berlebihan,
dapat
melampaui
hambatan,
dan
menyediakan
dukungan
w.lam
pengambilan
keputusan
dan
kompetitif
Sistem Informasi Geografi (SIG)
atau Sistem lnfonnasi
Berbasis
Pemetaan
dan Geografi adalah suatu alat bantu
manajemen
berupa
infor:tnasi.
yang
berbantukan
komputer
yang
berkaitan
erat
dengan
sistcm
pemeta&l!
dan
ana1tsis
terhadap
segala
sesuatu
serta
peristiwa-peristiwa
yang
terjadi
di
muka
bumi.
Sistem
Infonnasi
Gcogra:fi
a.dalah
sebuah
teknologi
yang
mampu
merubah seem-a
kescluruhan
tentang bagaimana
sebuah
aktivitas
bisnjg
dlselenggarakan. 'feknologi
Sistem
Infmmasi
Geografi
memungkinka.n
|
![]() 11
anda
untuk melihat
informasi
bismis a11da secara keseluruhan
dcngan cam
pandang
ham,
melalui
basis
pcmctrum,
dan
menemukan
hubu.ngan
yang
se1ama Jni sama
sckali
tidak
tenrngkap.
Pada
hakekatnya
Sistem Informasi
Geografi adalah
suatu
ran.gkaian
kegiatan
yang
dilakukan uniuk
mendapatkan gambaran atau
informasi
tentang
situasi
ruang
muka
bumi
yang
diperlukan
untuk
dapat
menjawab
atau
menyclcsaikan
suatu
masalah
yang
terdapat
dalam
ruang
muka
bumi
yang
bersangkutan.
Rangkafian
kegiatan
tersebu.t
meliputi
pengumpulan,
penataa111.,
pengnlahan,
penganalisaan
dan
penyajia..n
data
atau fak'-1..3.-fakta
yang terdapat
dalam ruang nmka bumi tertentu.
Data
I
fakta
yang
terdapat
dalam
ruang
muka
bumi
iersebut,
sering
juga
disebut
sebagai data
geografis
atau
data
spasial
Basil
analisanya
disebut
Inforrnasi geografi atau !nfonnasi
spas1a1.
Jadi
STG
adalah
ranglrnian kegiat.an
pengumpulan,
pcnataan,
pcngo]aban
dan
penganalisaan
data
spasial
sehingga
diperoleh
in10rmasi
spasiaf
yang
dibutuhkan
untuk
menjawab
atau
menyelesaikan
suatu
masalah
dalam
ruang
muka
bumi
tertentu.
Sistem
ini
su.dah
ada
sebeium
komputcr
ditcmukan dan
mempakan
kegiatan rutin
seorang goografi.
Menurut
Heywood
(2002, pl3)
dan
Burrough
(1998,
pl2),
komponen SIG
adalah :
|
12
a.
Perangkat kems
(hardware)
SIG dapat dijalw..kan pada
PC (personal
computer)
sampar
multi- user
supercomputers.
1.
CPU
(Central Processing Unit)
Pusat
pemrosesan
yan.g
memiliki
cukup
tenaga
untuk
menjalankan
pcrangkat
lunak (-;ojtware).
2. Memory
Unit
perriyimpanan. data dalam jumhh yang bcsrur
hasii
pcngolahan,
diantaranya disk drive
dan
tape drive.
3.
Visual Display Unit
(VDU)
Layar
monitor
berwama
dengan
irualitas
yang
baik
dan
resolusi
tinggi
untuk
menampilkan intbrmasi
hasil
pemroscsan_
4. Input data
dan
peralatan output
4.
[
Digitizer,
alat
untuk
mengkonversikan
data
dari
peta.
kertas
rnenjadi
peta
digital
yang
dapat
digunakan
pada
komputcr.
4.2
Scanner,
alat
masu.ka_11.
data
dcngan
cara
mendeteksi
caha.ya,
juga
digunakan
untuk
mengkonversikan peta
kertas menjadi peta digital.
4.3
Keyboard,
alat
untuk
memasukan
data
ke
dalam
fHe
pada terminal kompuier.
|
![]() 13
4. 4
Printer,
alat
untuk
mempresentaslkan
hasil
pemrosesan
data pada
media
kertas.
4.5 Plotter, printer
yang
besar.
Digitizer
Memory
CPU
Plotter
Keyboard
Scanner
I
vi)U
!
Primer
Gam bar 2.1
Komponen JP'era.ngbt Ken-as SIG
b.
Perangkallunak (sqftware)
Perangkat
lunak memungkinkan.
user
untuk
memasukan,
men:;.r1mpful,
rnentransformasikan. menganalisa
dan
mcnghas.ilkru11
kcluamn data.
1.
Aplikasi Pera.ngkat lunak
Map
Info
Mapir..:fo
Professional
adalah
perangkat lunak
pemetaan
yang memungkinkan
kita
untuk menampilkan
analisa
gcogra±is yang kompleks seperti redistricting,
linking
pada
data remote,
drag
and drop
objek peta pada
aplikasi,
membu:at
peta tematik se!ruai
data yaug ada dan iain-1ain.
|
![]() 14
I
u,.,,
+-1->Lint_erfuc_
ejc----..j Googravhic
Display
And
Reporting
Tr,msfonnation
Gambar 2.2 Komponen J>eraugbt Lullllk SIG
2.
Input
dan
verifikasi data
Mencakup
masukan
data
dari
pets,
observnsi
lapangan
dan
sensor
melalui
keyboard, digitizer, scanner dan
transfer
data
cicktronik, kemud1an mengknnversi data
dari
bentuk
awal
menjadi
bentuk
dijital
yang
dapat
digunakan
pada
sistem
informasi geografls.
3.
Manajemen data
Database
meupakan
sekumpulan data
yang
saling
berhubungan. Mcncakup
penyimpanan,
pengorganisasian
dan
pencarian
kembali
data
men&:,ounakan database
rnanagement
system
(DBMS). Fungsi
DBMS adalab :
3.1
File
handling
dan management,
yaitu
creaiing,
deleting,
dan
modifying
stmktur database.
3.2
Memunllab,
mengupdate
dan
menghapus record.
3
_3 :Ekstraksi informasi dari data,
yaitu
sorting, stonmarizing
|
]5
dan
querying
data.
3.4 Pemeliharaan keamanan dan in
egrasi data.
3. 5
Pembangunan aplikasi.
4_
Ke1uaran data
dan presentasi
Merupa.kan.
cara
data
c1itampHkan
dan
bagaimana hasil
analisis
dilaporkan fkcpada user.
Data direpll'esentasikan.
sebagai peta, tabel, da."'l
grafik
dalam
berbagai
cara_
5.
Transfom1a.si data.
Merupakan
proses
mengubah
representasi dari
sebuah
entitas
atau
sekumpulan
data,
mengubah
proyeksi
dari
la.yar
peta
atau
mengkoreksi kesalahan
sistematik
alcibat
proses
digitizing. Dua
operasi
utama
yang dilakukan adalah :
5.1
Mcnghilangkim
errmr
pada data untuk menjaga agar data
yang ditampilkan adalah data terkini;
5.2
Melakukan analisis yang dmplikasikan
pada data untuk
memenuhi kefrmtuhan user.
6.
lnteraksi dcngan user
Sistem harus dapat
bcrinteraksi dengan user_
Interaksi
yang paling sederhana adaiah
menunjuk dan
mengklik dengan
mouse,
ini
merupakan
cara
yan.g paling cfisicn
untuk
menampi1kan fungsi
yang kompleks
bagi
pengguna
awam.
Car-a
lainnya udalal1.
dengan meminta user
memasukan
I
menginput perintah ya.,.'1g
sederhana.
|
![]() 16
c.
Keadaan organ.isasi yang sesuai
PengKmplementasian SIG
dapat
berhasil
dengan
baik
jika
:
1.
Organisasi dapat mernbiayai percobaan terhadap SKG
2
Ada pendekatam terhadap
sistem
informasi
geografis
dengan
tradisi
pertuk.aran dan
pcmakaian
bersa.ma informasi;
3
Kepemimpinan
yang baik dan.
adanya sikap antusRas dari
pimpinan
organisasi
dan pekerja;
4.
Adanya pengalaman
dan
komitrnen pada IT dan
penggunaan
data digilal.
Aplikasi yang
sederf-.tana,
kewaspadaa.'11
terhadap
kelerbatasan
sumbcr daya dun
organisasi yang
stabil dan
inovatif ser1a
memiJiki
kemampuan
untuk mengikuti
perubahan
yang
ada juga menjadi
falctor
penentu suksesnya SIG.
Data SIG
dapat diperoleh dari tiga surobcr
yaitu
:
a.
Data
LapaD_gan
Merupakan data
yang
diperoleh
melalui
pengukuran
secara
langsung
di
lapan.gan,
seperti
curah
hujam
d.i
suatu
wilayah., suhu
udara, dan sebagainya.
|
![]() 17
b.
Data
Peta
Merupakan
informasi
yang direkam
pada pcta kcrtas yang
kemudian
dikonversi
ke
dalam
peta
dijital
seperti
peta
tanah, peta
gcoLogt, dm1 sebagairnya.
c.
Data Citra Penginderaan Jauh
Merupakan
data yang
dldapat
melah.ni foto
udara
atau
radar
yang
hams dikonversi ke
dalam bentuk dijital. Sedangkan untuk data dari
satelit
merupakan
data
dalam bentuk
d
jital
yang
dapat 1angsung
digunakan.
DRperlukan
dua 1J.al
pentnng agar
dapat
diadakan
ana]isa geogra:fis,
pertama
adaiah
kriteria
atau
persyaratan
yang
diperlukan, selanjutnya
data/fakta apa
saja
yang
terdapat
dalarn
ruang
muka
bumi
yang
dapat
memermhi kritcria atau
persyaratan tersebut.
Kriteria atau
persyaratan
dari sesuatu yang n1au
dimasukkan kc
dalarn
STG, diperoleh dari bidan_g
ilmu
pengetahuan
yang
bersangkutan
dengan
benda
tersebut.
Untuk
mcmtJdahiam
bekerja
dengan
SIG perlu
diadakan
pengelompoka.n
sebagai berikut
(Pengdompokkan
berdasarka111.
penggunaannya dalam S!G) :
1.
Data dasar, yaitu data
yan:g digunak:an sebagai dasar (base) dalarn
seluruh kegiatan SlG_
|
18
2.
Data
tersebut adalah posisi
dari
semua
benda yang
tidak
beigerak,
baik
benda
alam maupun benda budaya, yang
terdapat
daJam
ruang muka bumi.
3.
Data pokok,
yaitu
data
yang diperlukan sebagai bahan utama
dalam melakukan analisa.
4.
Da1a
penunjang,
yaitu data yang dapat
memperjeias/me1engkapi
upaya
penganalisaan.
Pengeiompokkan berdasarkan sumbernya:
1.
Data
primer,
yaitu
data yang 1angsung diperoleh dengan
mengadakan
survei,
pcngamatan
atau
pemcatatan langsung
di
lapangan,
misalnya data topografi,
data cumh hujan, data
penduduk dan lain-lain.
2.
Data
sckunder, yaitu data yang dipemieh
dari hasil pengolahan
data primer atau
dari
data
statistik
Jenis data masukan untuk Sistem lnformasi Geografi:
a.
Data
Spasia1/Data Geografis
Merupakan data dalam bentuk peta yang mengandung data-data
yang mengacu
bumi
(geo-referenced
data).
Yang diacu adalah
posisinya (koordinat
bumi), yang menggunakan sistem bujur/lintang
(La.titude/J.ongitude)
atau
sistem
UTM
(Universal Transverse
Mercator).
Data gcografis
sebagai data keruangan
ditampilkan
dalam bcntuk titik
(point).
garis
(line),
dan bidang
(area).
|
![]() 19
1.
Iitik, digunakan untuk
mcrcpresentasikan fitur yang terlalu
kecil
untu.k
dapat
direpresentasikan
sebagai
area yang
terdiri
dari
lokasi
geografi
dan
rincian
dari
fitur
terscbut.
Contohnya
adatah
kotak
pos.
Gamba< 2.3
l'itik
(poiMt)
2.
Garis,
digunakan
untuk
merepresc:ntasikan fitur linear seperti
jalan.
atau
sungai. Garis merupakan kumpuian dari
titilc
-.,
I
G;
I
I
Gaml>ar 2.4
Gari (Line)
3.
Bidang,
dircpresentasikan
oleh
sekumpu.lan
garis
yang
tertutup
yang
digu:nak:an
1.mtuk
mcndefinisikan gedung,
wilayah
atau
lapangan.
Area biasanya
dircfcrensik:an sebagai poligon.
Gambar
2.5lllidang
(Area)
Memm.nt Fary@no (19941, p1), peta berdasarkan informasi yang
ten:iapat di dalamnya
dibc:dakan menja.di
dua :
l.
Peta Urm.1-m
(general purpose),
merupakan gambaran topografi
suatu
dacrah ataupun. batas-batas (administratif) suatu wilayah
atatl
ncgam.
|
20
2. Peta tematik
(thematic),
secara khu.su.s menampilkan
distribusi
keruangan (spasial distribution)
kenampakan-kenampakan
seperti
geolog.i,
gcomorfologi,
tamah,
vegetasi, dan
sumber daya
ala,.'TI.
b.
Data non
Spasial
I
Data
Atribut
Merupakan
data
yang
berhubungan
deTitgan tema atau
topik
tertenli!J,
seperti tanah,
geologi,
geomorfo]ogl,
penggunaan
1ahan.,
populasi dan transportasL
2.1.8
Arnalisis
Data Sistenn
J.nfonn.asi Geog:Jrafn
Kegiatan
penganalisaan
dapat
dilakuk.an
pada
masing-masing
sek:tor
untuk
memperoleh
infonnasi
sektorW
dan
pada
lingkat
perencanaan
dan
pencntu
kebijak:an
untuk
mempero1eh
informasi
yang
lengkap
dalam
penyusunan
rencana
dan
pcnentufu"l
kebijakan.
Dalam
hal
ini
diperlukan
SDM
yang
menguasai
geografi
untuk
bidangnya
masing
masmg.
Pada
dasaruya
SlG
sccara
manua1
telah
dilaksana.kan
dalam
berbagai
kegiatan
pembangunan
selama
i.ni.
Akan
tetapi
anatisa
geografisnya tidak
tedaksana
dengan
semestinya,
karena
SD.M
yang
mcmili..tci
pengetahuan
geografi
di
bidangnya
masing-masing
amat
sangat
J.angka.
Hal
ini
tetjadt
karena
pendidikan
geografi
di
Indonesia
saat
ini
belum
mendapat
tempat
yang
layak
sebagai
pengetalman dasar
yang
|
![]() 21
A
B
c
D
hams
dimiliki o1eh semua
orang. Kemajuan
t
knologi
k:omputcr dan
jaringan
informaJS,i
telah dapat
mempermudah
pelaksana.an
SYG,
sehingga
dapat
mempercepat
proses
mulai
dari
pengumpulan data
sampai
penganalisa.an
dan
penyajian.
Oleh sebab
itu,
bangsa yang
1tidak
menguasai
pcngetalman
dasar geografi dan
komputer
akan
tertinggal
dalam
menghadapi era
globalllsasi dewasa tni.
Data SIG dianalisis
dengan
metode twupang
tindih
(overlay
method).
Overlay
merupakan proses
mengkombinasikan
data
dari
dua
atmnlebih peta
lmtuk
rnenghasilkan
peta
yang barn.
Menurut
Bunough (198
plOh
tiap
cell
pada
array dua
dimensi
hanya
dapat
menampung
sebuah
nilai,
maka atribut
geografi
yang
berbeda hams direpresettrtasikan dengan set
array karte:':.ian
yang
berbeda,
yang
dikenal dengan overlay_
1
+
:2
:
2.1.9
Kemampuan
Sistem
lhtformasi
Geografi.
Jika pekerjaan
Anda
rndibatkan
diri Anda pada pengelolaan
inibrrnasi,
dM
informasi
tersebut
dapat diasosiasikan
pada
sebuah
|
22
struktm :i.nformasi
yang
berbasis
pemetaan
secara
geografi.s, maka pada
saai itulah SIG akan
memberikan peran yang besar, dan akan membantu
mengorganisasikan infonnasl
yang Anda inginkan tersebut dalam format
baru., yang
memungkinkan
A11da memperoleh hal-hai
baru yang selama
ini
t.ak pernah
terbayangkan,
dan akal1l diperoleh
lebih
banyak Iag1
informasi dibandingkan de:ngaro yang selama ini
Anda dapatkan.
Meoorul
Heywood (ZOOZ,p12),
S!G
yang baik harus mampu
menyediakan :
1.
Akses
yang
cepat
dan
mudah
untuk
data
yang
besar.
2. Merniliki kemampuan
unruk:
a..
Memilih
rincian
tertentu
berdasarkan area atau tema;
b.
MeDtghubungkan
atau
menggabungkan
set
data
satu
dengan
lairmya;
c.
Menga....rtalisa karakteristhk spasial dari data;
d. Mcncari karakteristik
tertentu
di
suatu
area;
e.
Memperbaharui data dengan cepat dan
murah.dan
f
Memodelkan data.
3. Kemampu:an
menghasilka..J keluaran dalam
bentuk
pcta,
grafik,
daftar
aiamat dan statistik untu.k memenuhi permintaan.
Sistem Informasi Geografi dapat membantu kita
dalam
h.al:
1.
Meniro.gkatkan
pengintegrasian operasi
Banyak
organisasi
yru1.g
sudah
mengimplementas1
SfG
menemukan
kenyataan, bahwa
keuntungan
utama yang mereka
|
23
dapatkan
adalah
peningkatan
kinerja
manaJemen terhadap
orgamsast
maupun
pengelolaru11
sumberdayanya.
Hal
itu
terjadi
karena
SlG
memiliki
kemampuan
untuk
menghubungkan
berbagai
perangkat
data
sccara bersamaan
berdasarkam.
geografis,
memfasiHtasi
intbrmasi-informasi
yang
terjadi
antar
bagian,
untuk
saling
termanfaatkan
dan
dikomtunikasikan_
Dengan
membuat
scbuah
database
yang
bisa
dimanfaalkan
bcrsama,
maka
sebuah
bagian
akan
memperolch
keuntungan dari
hasil
kerja
dari
bagian
]ain,
di
mana akan
berlakketentuan,
bahwa
data cukup sekali
dtko1eksi, tetapi
bisa dimanfaatkan berkali-kali.
2. Mcmbuat keputusan-keputusan Rebih sempurn.a
SKG
bukan
seb
tah
sistcm
yang
mampu
membuat
keputusan
secara
otomatis.
SIG
hanya
sebuah
sarana
untuk
pengambilan
data,
menganalisanya, dari
kumpulan
data
bcrbasis
pemetaan
untuk
mcnduku.ng
proses
pengarnbilan
keputusan.
'Jeknoiogi
STG
banyak
digunakan untuk
membantu
bcrba.gai
kegiatan
pekerjaan
seperti
penyajian informasi
pada
saat
pcmbuatan
perencanaan,
membantu
memecahkan masalah yang berkaitan dengan kekacauan teritorial.
SlG
_iuga
blsa
digunakan untuk
membantu
mcraih
keputusan
mengenai
lokast
pemmahan
bam
yang
memiliki
sesedikit
mungkin
pengarnh
linglrungan,
berarla
di
lokasi
yang
memiliki
resiko
paling
sedikit, dan berada dekat dengan pusat kegiatan kepcndudukan.
IniOnnasi bisa disajikan
secara
ringkas dan
jdas
berupa
gambar
peta
dan dilampirkan
dengan
laporan
yang
memungkinkan
para
|
24
pengambil keputusan
untuk
memusatkan
perhatlannya
pada
masa1ah-masa1ah
nyata
dibandingkan.
dengan
upaya
memahami_
data.
3.
Membantu
membuat
peta
Peta
merupakan kund
pada
STG.
Proses
untuk
membuat
(menggambar) peta
dengan
STG
jauh
lebih
fleksibcL
bahkan
dibandingkan
dengan
menggambar
peta secara
manual, atau
r.l.engan
pendekatan kartografi yang serba
otomatis.
Dimulai dengan membuat database, gambar
pela yang sudah
ada
bi.sa
digambar
dengan
digitizer
dan
infonnasi
tertentu
kemudian
bisa diterjemahkan
ke
dalam
SIG.
Dalabase
kartografi
berbaslis
SlG
dapat
bersambungan
dan
bebas
sk:ala.
Peta kemudian bisa diciptakan terpusat
di
berbagai
lokasi,
dengan
scmbarang
skala
dlan.
menunjukkan
infonnasi
terpilih
yang
mencerminkan
secara
efektif
untuk
menjelaskan
suatu.
karalcteristik
yang
khusus.
Sifat-sifat
sebuah
atlas
dan
serangkaian
peta
dapat
direkam
pada
program
komputer,
da11
dibandingkan
terhadap
database
pada
akhlr
proses
produksL
Produk
digita]
yang
digunakan
untuk
SIG
yang
lain bisa dlllakukan
secara
sederhana,
hanya
dengan
r:nembuat
salinan
data
dari
database.
Pada
organisasi yang
besar,
database
topografi.
bisa
dimaro"'aatkan
unt1..nk
kerangka
refcrcnsi oleh
bagian
yang
lain.
|
25
::t:IL:W Mass..lah
yang Perliu
Diperlhatibn dlab.m
Pengem.bangan
Sistem
Geogw21fi
Dibawah
inR
diuraikan
beberapa
masalah
yang
pedu
diperhatikan
dalam
pengembangan
Jaringan
Nasional
SKG dan
perlu
dituangkan
dalam
rurnusan
kebfjakan dan
in:struksi
Pemerintah,
yang
mcnyertai
dlterbitkannya
Pcraturan
Pcnmdan.g-undangan
mcngcnai
·rata
Informasi
Geogra.fis.
Ma,saiah-masalah tersebut
me!iputi
dua aspek
yang
berkaitan
satu
sama
lain, yakni aspek teknis
dan
aspek
kebija.kan serta non-teknis.
Aspek teknls
metiputi :
1.
Ketersediaan Data
Per1u
ada
pusat
informasi
di
Bakosu.rtanal yang
mengelola
pencatatan
mengenan
peta/data
fundamental
yang
tersec1ia pada
scgenap lcmbag.a
fungsional yang tcrkait.
2.
Data
Sharing dan
Prosedur
Akses
Jru"ingan
SIG
akan
befungsi bilamana
ada pengaturan
mengenai
hal-hal
tcrscbut
discrtai
rumusan
mengenai
aspek
sekuriti
dalam
akses.
Dalam
rangka
sharing data,
pcdu
adanya
k.esepakatan
mengenai
data
fundamental,
yakni
penentuar:o.
data
yang diper1ukan
daJam
kegiatan
multi-sektor terpadu melalui
klasifikasi data.
|
26
3
Data
Inter-Usability
Untuk
dapat
dimanfaatkan
secam
terpadu,
balk
da!am
rangka
kegialan
sektoral
maupun
mu!ti-sektora1,
segenap data
hams
kompatibel
satu
sama
lain
dan
mengikuti
format,
klasifikasi
dan
modifikasl yang dibakukan secara bersama.
4.
Standarisasi
J?crpctaan
Melllputi
Peta
Rupa
bumi sebagai
pcta
dasar
dan sistem
referensi
dasar,
maupun
segenap
Peta
Tematik,
sebagai
implikasi
kehamsan
inter-usability
tersebut
di
atas.
5.
Penentuan
Tanggung
Jawab
Fungsiorral
Dalam
ran.gka
JaringarJ.
SIG
Nasional pedu
secant
tegas
ditentuka.n
segenap lembaga
yang
secara
:fu.mgsional
bertanggung
jawab
mengelo1a
data
fundamental masing-masing
(data
kustodian).
Setain mcnyangkut
kebcnaran
dan
kuaHtas
data,
penentuan
ini
akan
mencegah adanya
duplikasi
usaha.
6.
Pcngcmbangan Sumber Daya Manusia
Pengernbangan
SDM
ini
hendaknya
tidak
hanya
dalam
rangka
SIGNAS,
melamhm
jLtga
dalam
rangka mcnyiapkan
kita
memasuki
era globalisasi
yang
menWltut
kesiapan
SDM kita
dalam
bidang
geomatik:a (geodesi,
survey
dan
pemeta.an,
SIG
dan
penginderaan
jauh)
untuk
mengembangkan kompetensi
scsuai
standar
yang
diakui secara internasional.
|
27
Usaha
pengembangan
lci
mcmerlukan
suatu
concerted
effort,
yang
meliputi
asostasi
profesi
dan
industri
geomatika,
perguruan
tinggi
das.1
kcjunmn
menengah,
serta
dukungan
instansi-instansi
pemerintah yang terkait.
Kegiatan
ini
secara berturt-turut
meliputi
perurn11usan
kriteria
kompetensi,
"penterjemahan"
secant
rind
rumusan
kriteria
kompetensi
tcrscbut
dal.am
krite-ria
teknis
yang
terkait,
dan
pada
akhlrnya
rumusan
kmikulum
1.mtuk
memenulhi
kriteria
teknis
yang
bersangkutan.
Adapun
Aspek
Kebijaksanaan
dan
non
Teknis
meliputi:
1.
Pengembangan Program-program
Sistematis
Perlu
dikembangkan
program-program multi-sektoral
secara
sistematis
yang
bersifat
strategis dengan
memanfaatkan
secara
optimal
teknologi
pemerpadu
(iniegrafing
technologies),
ditindak:
lanjuti dengan program-program pelaksanaan yang bersifat
sektoral ataupun muhi-sektoraL
2.
Pengemba.ngan Keberlar utan
Dalam walct:u
yang
1a1u berbagai proyek multi-sektoral dengan
bantmm
dana
lembaga
kcuangan
1uar
negeri/intemasional telah
dise1esaikan dengan
hasH
yang balk.
Namun.,
setelah selesai
tidak
ada
keberlanjutan,
baik
<;ecara
programatis maLlpun
organisatoral, lhingga
SDM yang telah
dilatih
dan
memperoleh
pcnga.l.aman yang sangat
berharga
dalam
|
28
penanga..1a.n
proyek mul.ti-scktorall
tersebut,
tidak
dimanfaatkan
lebih
lanjut
dalam
kerangka
yang
sepadan.
3
Pengembangan
Mental Kebersamaan
Sebagaimana
juga
d.alam
bidang
politik
dewasa ini,
bac,gsa
Indonesia perlu
mengembangkan
sikap
kebersamaan.,
kebersamaan
landasan,
kebersamaan. hnjuan
dan
kebersamaan
usaha_
Dalam pcmbangunan
kita
akan
menghasilkan
chaos,
karena
masing-masing
sektor
akan.
berjalan
sendiri-sendiri,
yang
dari
segi
apa-pun
tid.ak d.apat
di-justify,
baik
dari segi
alamiah maupun dari
segi
terscdianya
sarana telmologi
yang
ampuh,
yakni
teknologi
peme:rpadu yang notabene telah kita kuasai.
4_
Pengembangan
apresiasi
yang
serasi
terhadap
karir
Sumber
Daya
:Manusia dalam
Sistem
Inform.asi Geografi
Dari
segenap ura]an
di atas
dapat
disimpulkan
bahwa
STG
memiliki
peran
scntraj
bagi
pengelolaan
kegiatan
pembangunan
yang
lebih
dari
80
persen bedokasi
pa.cla
mang
wilayah
serta
menycbabkan dampak terhadap
ruang dan
kondisi
wi.l.ayah.
Karena
itu,
SDM
UTI!tuk
SIG
memegang
peran
yang
strategis
di
dalam
organ.isasl
sebagai
spesialis
dalam
pengeloiaan dan
pemanfaata...'1
informasi
baik
bagi
pimpinan
maupun
bagi
manajem.en
secann.
menyeh.1.ruh.
Dalam
hubungan
itu
per1u pemikiran
bagi
pengembangan
k.ari:r dal.am SYG
yang
cukup menarik, bcrdasarkan apresiasi y&"'1lg
|
![]() 29
i
memadai,
hingga
memberikan
motiva.sl
yang
mantap
bagi
pengabdian dalam
karir
pengelolaan SIG.
2.2
Metode
Waieifall
Menurut
Pressman
(!992.
p24) dalam rekayasa
piranti
lunak
perlu
dilakukan
pendekatan
secara
sistematis
dan
sekuensial dengan
menerapkan
daur
hidup
piranti
lunak
(Waterfall Model I C/o.ssic Ufe Cycle).
I
$Jnl(- ---f-j--,J.
'------.--·_11----
-
,j,
t
'
'
.
j
i
,_
i
l
I
i
r-·r
'- ---- ----' ·--------·--'
.l..,
:.
_
Gambar 2.7
The Clasr.ic Life Cycle
(Waterfall Model)
Penjelasan
dati tahap gambar
Waterfall
Model
diatas adalah sebagai
berikut:
t.
Perancangan
sistem
(._\'y::.1em Engineering)
Perancangan
sistem
sangat
diperlukan karena
piranti
lunak
merupakan
b.agian dari suatu sistem yang
lebih besar.
Pembuatan
sebuah
piranti.
lunak
dapat
dimulai
dengdll
melihat
dan
mencari apa
yang dibutuhkan
oleh sistem. Dari kebutuh.an sistem tersebut
kemudian
diterapkan ke
dalam piranti lunak
yang akan
dibuat
|
30
2. Analisis
kebuluhan piranti lunak
(Sf?ftware Requirement Aru. lysis)
Merupakan
proses
pengumpulan kebutuhan
piranti
lunak,
untuk
mcmahami
dasar dari program yang
akan
dibuat. Soorang
analisis
harus
mengetahui
rurung
lingkup
tnformasi,
fungsi-fungsi yang
dibutuhkan,
kemampuan
kine1ja
yang
ingin
dihasilkan dan
perancangan anrtarmuka pemakai piranti lunak tersebut.
3. Peran.cangan
(Design)
Perac'1.cangan piranti lunak
merupakan
proses
bertahap yang
memfolmskan
pada empat bagian penting,
yaitu
strnlctur data,
arsitektur
piranti
lunak,
detil
prosedur
dan
karakteristik antarmuka
pemakai.
4. Pengkodean (Coding)
Pengkodean piranti
lunak merupakan
proses penulisan bahasa
progra,--n agar piranti lunak tersebut dapat dijalankan oleh mesin.
5.
Penguji:am
(1'esting)
Proses
ici akan
menguji
kodc
program
yang telah
dibuat
dan
rnemfokuskan
pada bagian
dalam
piranti
lunak.
Tujuannya untuk
memastika.'l
bahwa semua pernyataan
telah diuji
dan
memastikan
juga
bahwa
input
yang
digunakan
akan
menghasilkan. output
yang
sesuai
6. lPemeliharaan
(Maintencmct!)
Langkah ini dilaku.kan setelah piranti
lunak: digunakan
oleh
pem.abi atau konsumctL .!Peruhahan
akan dilak-ukan
jika
terdapat
|
![]() 31
kesalahan.
Oleh karena itu
piranti lunak hams disesuaikan
lag!
untuk
menampung perubahan kcbutuhan yang diinginkan oleh konsumen.
2.3.1
Pengerthm Rawan
Keb:abwaJ1
Daerah
rawan
kebakaran
adalah
suatu
daerah
a;tau
wilayah
yang
mempunyai
poten.-;i besar terlhadap bahaya kcbakaran.
Kriteria
suatu
daerah disebut rawan kebakaran dapat dilihat dari
.
1.
Kondisi
tlsik bangrman di da.erah tersehut,
semi pennanen
alau
permanen
dan
bagaimanakal1tata
letak
bangurU nnya.
2. Jenis kegiatan masyarakat di daerah tersebut schari-hari.
3. JPerilaku
masyarakatnya,
apakah
peduli
terhadap
keselamatan,
keamanan..,
dan
kebersihan
l.ingirungannya atau tida.k
Da.erah
rawan kebakaran
dapat
dikena1i
menurut
penggunaan
lal1annya, yaitu
kawasan
pemukiman.,
kawasan
campuran,
kawasan
industri, dan kawasan
pe:nlagangan..
a. Tipoliogn
J
(Pemukim.an)
Kawasan
pemukiman
yang
rawan
kebakaran
dapat
diid.entifik.asl
darfi
penyebaran
lingkungan
pemukLman
kumuh.
|
32
Lingkurngan
pemukiman
kumuh
ici
mcrniliki
tingkat
hunian yang
demikian
pad.at,
kondisi
bangunan
yang semi
permanen
dengan tata
lctak bangunan
yang tidak teratur
dar1.
fasilitas
umum (saluran
drainase,
sarana
transportasli,
pembuangan
sampah
dan
sebagainya)
yang
tidalk.
memadai.
Dengan
berbagai
kondisi
daerah pemukiman
ini
umumLiya
sangat rawan terhadap bahaya kebakaran.
b. Tipologi ll (K:a:wasaim campuram)
Seperti
halnya
kegiatan industri,
kuantitas
bahan
mudah
terbakar
pada
kawasan
campurran
cukup
tinggi.
Dengan kondisi
lingkungan fisiknya yarberlokasi
di
perumahan kumuh maka akan
mempercepat
pcnjalaran
api
jika
terjadi
kebakaran..
Variabellainnya
adalah tenaga kerja yang dttampung untuk
kegiatan ini. .Tumlah.
dan
perilaku
mereka juga
ha..n.Js
dipertimbangkan.
Urnumnya
perilalru
penghuni
dan pekerja di
lingkungan kawasan ini k:urang
peduH
terilarlap upaya pcncegahan kebakaran. Adapun jenis kegiatan yang
terrmasuk
kategori ini
seperti industri rumahan, percetakan, bengkel
dan
laiD-lain.
c. Tipologi
lll
(Kaw$isan
h:ndwstri)
Penggunaan
lahan
ini
termasuk rawan
kebaka:ran,
karena
kuantitas
bahan
mudah terbabmya.
tinggi serta
disebabkan
oleh
proses produksi dan kegiatan industri itu
scndiri. Contohnya pabrik
makanan dan
minuman,
scrt:a
pabrik
lk:imia. Jika
terjadi
kebak.aran,
maka proses penja!arannya cepat.
|
33
do
Tipologi
IV
(Kawa'n
peroagangao)
Dengan
pcrtimbangan
babwa
pengunjung
terdiri
dari
berbagai
macam
Iaplsan
masyarakat yang
ringkat
kepeduliannya
beragam
serta
pertimbangan
jumlab
pengunjung
yang
besar
maka
mal
dan
daerah.
pertokoan
di
kawasan
perdagangan
mcnjadi
tempat
yang cukup
mwan.
2.4
SMmbew Airr
Salah
satu
unsur
penting
dalam
memad.am.kan kebakaran
adalah
terscdianya
pasokan
air
dengan
debit yang menculrupi. Pasokan
air untuk
keperluan
pemadam
kebakaran
dipcroleh
dttri sumber
alam
seperti
koiam
air,
danau, su.ngai, su.mm dalam dan
saRuran
irigasi. Selain
itu,
pasokan
air
juga
da.pat
diperoleh
dari
sumber
buatan
seperti
tarJlgki
air,
tangki
gravitasi,
kolam
renang,
air
mancur,
reservoir,
mobil
tangki serta
hldran.
Permasalahan
utama
yang
ditemui
dalam
upaya
pencegahan kebakaran
adalah
sulitnya
memperoleh
pasokan
air
yang
disebabkan
tcrbatasnya
sumber
air,
dan
debit
alr
yang
tidak memadai
2..4.1
Hidran Mil:ik Suku
Di!l]a.S
Kebabran J:mbrta Wusat
Ada
80
hidran di
Jakarta
Pusat dan
akan
menyusul
39
hidran
baru.
Hidran
diperiksa
setiap
1
bulan
sekali
dan
hasilnya
dilaporkan
ke
dinas
kcbakru1llil.
[JKf
Jakarta
setiap
3
bulan
sekali
untuk
mcnentukan
daerah
|
![]() 34
yang
perlu
pentambahan hidran
dan Juga sebagai
informasi
bagi
petugas
kebakaran di
lapangan
Kriterna
daerah yang
butuh
hidran :
Daeralb. rawan
kebakaran
yang
jauh
dari
sumber
air.
2.
Daerah
padal
penduduk.
3.
Daerrah pemukiman
kumuh
(dimana
bahan
tempat
tinggalnya
mudah terbakar,
dan
tidak
terjangkau fasilitas
umum).
2.5
Rumah Skil
Meilllrut Kamus
Besar
Bahasa
indonesia
(Depdik.nms,
2®01),
mmah
sakit
adalah:
1.
Gedung tempat merawat orang
sakit.
2.
Gedun.g
tem]pat
mcnyediakan
dan
memberikan
pelayanan
kcschatan
yang
meliputi
berbagai
masalah
kesehatan_
Menurut
Peraturan
Menteri
Keschatan
Rl
No:
159b!MEN.KES/PERIW1998 (!lab
l
Pa.sal
l
Ayal
1),
rumah
saki!adalah
sarana
upaya
kesehatam_
yang
menyelenggarakan
kegiatan peRayanan
kesehatan
scrta
dapat
dimanfa.atkan untuk
pendidikan
ten.aga
kesehatan
dan
penelitian.
Mcnurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(Depdiknas,2301),
polisi
adalah:
|
![]() 35
1
1.
Badan pemerintah yang
bertugas untuk
mernelihara keamanan
dan
ketertiban
umum (menangkap
orang
yang
melanggar
Undang-
Undang dsb)
2.
Anggota badan pemerintah (pegawai negara
yang
berlugas menjaga
keamanan dsb)
Sedangkan. kantor memiliki pengcrtian:
1.
Balai
(gudan.g,
ru:mah,
ruang)
tcmpat
me1aksanakan
suatu
pekerjaan.
2.
Tempat bckcr:ia.
Maka,
kantor
polisi
mempakan. kantor tcmpat polisi tnelakukan
urusan
kepolisian
dan
me1aksanakan pekerjaannya.
Pembagian kantor
polisi berdasarkan tingkat kewenangan dan tanggung
jawa.bnya adalah
sebagai
berikut
:
No
Kama
Wi_1ayah Tingkat
Kewenangan
dan
Tanggung
Jawab
:i-o-1--l-;Mc;-ar-;k--a-s-;B;-e-s-ar-P"o-l""is-,i"'R"I
--+..
"'K e-p-ol"is-;i-an-seluruh
wilayah Rl dan
h.1ar
1
(Mabes)
negcri (Interpol)
2
Kepolisian
Daerah (Polda)
1
Kepolisiarn
propinsi tertentu
.
3
1
Kepolisian
Wilayah (Potwil)
[
Kepolisian pada J<.;ie si'"d-en-an--;t-ert--:.e-I--:l(U-- -----e:
4
Kepolisian Resort
(Polrcs)
I
Kepo1isian
pada
kabupaten/kotamadya
1
tertentJJ
.
5
Kepolisian: Scktor
(Po1sek)
; Kepolisian pada kecamatan
tertentll
-
-
1
-
.. ·--
--------
-
-:-------1
il6
'i'
Pos Poiisli
i
-epolisian pada _lokasi tertentu yang
_
_
1
cmmggap strategJ.s
'Fabel :2.1 TabePem.bagian Kantor
Poliisi
|