![]() llAB2
LANDASA'i
TEORI
2.1 Teori Umum
PLC
merupakan
sebuah
perangkat
yang
digtmakan sebagai
pcngganti
rangkaian
relay
yang
digunakan
untuk
kontrol
mesin.
Dengan
menggunakan
program
untuk berinteraksi dengan PLC,
maka PLC
ala:m
beke ja sesuai dengan
input
yang dimasukkan
oleh
user
dan
akan
mengha
ilkan
output
dcngan kondisi
hidup
alau
matR. [http://www.plcs.oetfchapters/whatis_l .htlnJ
Konsep PLC
sesLtai denga.1. namanya aclslah
sebaga1
herikut [Anonymous,
2000,
pp2]:
Programmable
Menunjuld>ean
kcmampuan
yang dapat dengan rnudah
diubah sesuai input
yang
dibuat oleh user.
Logic
Menu.11jukkan
kemampuannya
dalam
memproses
input
secara
logic,
yakni
me1akukan
operasi logika
AND,
OR,
dan
NOT.
Controller
Mcnunjukknn kemampuan dalam menguntrol dan rncngatur proses sehingga
menghasilkan output
yang
diinginkan.
6
|
![]() 7
2.1.1 Fungsi
l'LC
Selain
digunakan
pada
aplikasi
pneumatik,
PLC
juga
digunakan
pada
banyak
aplikasi lainnya yang
berkenaan
dengan
suatu
sistem kontrol.
Secara
umum
fungsi
PLC dapat
dibedakan
menjadi
dua.
bagian,
yaitu
sebagai berikut [Anonynwus, 2000,
pp2]:
1.
Sequential
Control
PLC
memproses
input
sinyal
biner menjadi
output
yang
digunakan
sebagai
bagian
dari
proses
sekuensia1,
dimana
PLC:
menjaga
semun
proses
yang
teljadi
dalam
proses sekuensial ngar
dapat
berhmgsung dalam
urutan
yang
tcpat.
2. Monitoring
Plant
PLC
akan
terns
menerus
memonitor suatu. sistem
dan
mengambii
tindakan
yang
diperlukan
atau
menampilkan
pesan
pada
operator
sehubungan
dengan
proses
yang dikontrol. Misalnya
pada
fungsi PLC
scbagai
.Moniforing
Security
pada
reaktor
nuklir
yang
mencegah
tetjadinya
proses
l:'ail-to-Danger
Fault,
yaitu
proses
yang
menyebabkan terjadinya
kcsalahan
yang
mcngakibatkan sistem
kontrol tidak
bereaksi
terhadap
peringatan
bahaya
2.1.2
Komponen PLC
Pada PLC
terd.apat
banyak konfigurasi komponen
hardware
dan
software
yang
berbeda
antara
1
vendor
(pabrfk
pembuat)
dengan
vendor lailmya.
BalL"lcan
dalam
1 vendor
pun
terdapat
hanyak
konfigurasi hardware
dan
softvvare
yang
berbeda. Komponen
yang sering dipaka£
untuk
memproduksi PLC adalah :
[hUp:/Iclaymore.engineer.gvsu.eUu/
j
ack0Jbool<.s.hlml
J
|
![]() A.
Power Supply
Berfungsi
sebagai
sumber
tcgangan
pcmbangkit
PLC.
Power Suppy
dapat
lerpm;a.ng lang ung
paJa PLC
at<:tu
ebagai
perangkat
ek
ternal
yang
dihubungkan
dengan PLC.
Tegangan
yang
yang
diperlakan
oieh PLC
(dengan
atau tanpapower
supply) adalah 24Vdc, 120Vac, 220Vac,
R.
CPU
(Central Processing
Unit)
Scpcrti pada PC
(Personal
Computer),
CPU
pada
PLC merupakan
tempat
dimana logika
h:dder
diproses.
C
l/0 (Input/output)
Pada
PLC sejmnlah
terminaf
input
daa
output
harus
disediakan,
sehingga
PLC
dapat
mcnmiaf
dan
mcmonitor
proses
kerja. Pada
skripsi
ini
digunakan
Input
Jan output
yang
berupa
:
1. Saklar atau
push hutton
2.
Solenoid Valve
3,
Lampu
4.
Buzzer
D.
Indicator
Light
atau
lampu
indikator
Berfungsi sebagai
indikator keadaan
PLC.
Apakah
PT.C
itu
daiam
keadaan
on
atau
off,
sedang
rnenjalankan
program,
sekaligus
mendeteksi
adanya kcsa!ahan
pada
program, bahkan kcmsakan pada
PLC.
|
![]() 9
2.1.3 Pemrograman
PLC
Secara umum
hahasa
pemrograman
yang
banyak
digunakan
dalam
pernrograman
Pi ,C
adalah
T
JJR
(!.adder
Diagram)
dan
STL
(..
tatement
Lis().
Berikut
diloawah
ini
penjelasan
mengenai
mas
ng-masing
bahasa
pemmgraman
yang
digunakan
pada PLC: [Anonymous,
2000,
p19]
A.
LDR
(Ladder
Diagram)
Merupakan
bahasa pemrograrnan
yang
berbentuk
diagram
kontak
dan
aktuator
yang
menyerupai suatu
rangkaian listrik.
ladder dipakai
untuk
membuat
program
cbri
beberapa
tugas
pengontrola11,
khususnya
jika
tersedia
suatu
diagram
sirkuit.
Contoh
program
ladder
'
'
,,1
'
Gambar
2.1
Contoh
LDR
Diagram
Dari
gam bar
2.dapat
diketahui hahwa apabila
S
J
yang
merupakan
input
ditelrnn,
rnaka
Ll
yang
merupalcan
output
akan
aktif.
B. STL (Statement List)
Merupakan
pengembangan dari
bahnsn
BASIC
yang
rnerupakan
bahasa
pemrogaraman yang
mas£h mengguna.'l(an format teks.
Contoh program STT.
If
Sl
TI!EN SET Ll
Dari
contoh progarm STL
dapat
dlkctahui
bahwa apabila S l yang
merupakan
input
ditekan, malm Ll
yang
mempa"kan
ou;fJut
akan
aktif.
|
![]() 10
2.1.4 Logika
Operasi
PLC
Proses
untuk
mengubah
obyek
kontrol
menjadi
sebuah.
program
logika
pada
PLC
membutuhkan
pemikiran
yang
terstruktur.
Dengar1Boolean
Algebra
ini,
dapat
membantu
rnemberikan. konsep
yang
dlbutuhkan
untuk
menganaEsa
dan
mcndcsain
program
logika
PLC
ini.
l
Boolean
Algebra
atau aljabar
Boolean
dikembangkan
pada tahun
1800
oleh
James
Bool,
seorang
ah.E
matematika
yang berasai
dari
Irlandia.
i\tjabar
Boolean
digunakan
oleh
para
insinyur
elektronik
dan
ilmuwm1
komputer
untuk
mer.ancang
sirkuit
digital.
Kcunggulan
dari aljabar Boolean adalah dapat
menyederhanak.an
sebual-
n
sistem
logika
kedalam sebuah
persamaan.
Persamaan
tersehut
dapat
disederhanJkan
dan diubah
kedalam
bentuk
baru.
At[abar
Boolean
dapat
digunakan pada pcmrogra..1t1an logika
!udder
dengan
sangal
baik.
Persamaan.
Boolean terdiri
dari
operasi
dan
variabel
yang
sernpa dengan
persamaan
aljabar
biasa.
Ketiga
operator
dasar
adalah
AND,
OR
dan
NOT.
Selain
itu
terdapat
pula
operator
yang
lain
yang
lcbih
kompleks
yaitu
exclusive
or
(XOR),
not and (NAND)
dan
not or (NOR).
Tabd
kebenanm
untuk
fungsi-fungsi ini
dapat
dilihat pada
gambar
2.3.
Masing-masing
operator
ditunjukkan
::;ec;;u<:'. ::;ederh<ma
dengan
variabel
A,
dan
B
yang
melakukan
operasi
logika tertentu
untuk
menghasilkan
nilai
output
yang
ditm1dai
dengan
variabel
X.
Tabel
kebenaran
teriihat
sederha11a
narnun rnemiliki
banyak
metode
untuk
memperlihatan semua
komhinasi
yang
mungkin
menghasilkan
output
dalam
kondisi
on
atau
off
|
![]() ll
A
B
X
A
0
0
l
0
0
l
!
0
l
0
l
!
I
1
0
I
B:::[)-X
A.'\'D
OR
A
l-\...
3;--·!--x
B-,_
X-A-B
X= A+.B
A
B
X
A
B
X
0
Q
0
I
l
0
0
l
l
l
0
lj
0
0
l
1
l
0
l
l
'
Nffi'ID
NOR
*
;
I
J«l}l_
!
A
!
::jJ
X
ii::L)-x
m
rx
XA
-JJ
X- A+H
B
X
0
l
X
A4Jii
A
B
X
0
0
0
'
G
0
l
!
0
0
-
'
0
l
l
0
1
1
0
Gam bar
2.2
Gerbang operator Atjab;;tr Boolean dan
tabel
kebenarannya
Pada
halaman
berikut
adaiah
contoh sehuah
operasi
logika
Boolean
dimana
kondisi
salah
ataufalse
dinsumsikan
dengan
nilai
0
sedangkan kondisi
benar
atau
true diasurnsikan
dcngan
nilai
1.
Pada
persamaan
2.1,
variabei
untuk
persamaan
ini
hanya.
dapat
mempunyai
dua
nilai
yang
mewakili
kondisi
yang
saling
beriawanan
yaitu
0
untuk
kondisifalse
dan
1
Wltuk
kondisi
true. Untuk
mendapntkan
hasil
dari
pcrsamaan
ini
mengikuti
aturan
yang
sempa
dengan
persamnan
aijabar
biasa.
Bagian-bagian
dari
persamaan
didalam tanda kurung harus diselesaikan terlebih dahulu. Operasi dapat
disdcsaikan dengan
menggunakan
operator
logika
AND,
OR
dan
NOT.
Pada
contoh
herikut
variabel
C
mcmpakan
hmgsi
NOT
yang
dise!esaika."l
terlebih
dahulu.
Tapn
fi:n1gsi NOT
yang
bcrada
didalam
kurung hams
menunggu
sampai
|
![]() nilai
ha-.il dari
logika
AND dan
OR
dalam
kurung
terscdia
untuk
kcmudian
di
NOT
kan.
Sctclah
itu,
hasitnya
di
OR
km1
dengan
dengan
hasil
operasi
sehelumnya
hingga
pada akhimya
mcnghasilkan sebuah
output
yang
bemiJai
0
atau
hernilai
false.
Ctm icii:
){
=
r(A:©'',
"B'·'C"'-;
..._A
(B -¹-
C)
t\.!J.ti
&ib<..).ar.
A-l.B=O, C-1
x
(l+U·ll l
(O+ll
X= (1...,.0)+1, (0+0)
x=
m+1 <O>
X=
O+Q
X=O
Persamaan
2.1
Contoh
operasi
Boolean
Dibawah .i.ni
contoh pcncrapa.n logika
Boolean
pada
ladder
:
1-r--ii
A
1------j
B
l
i-
0
0
c
D-
(A
·B)+C
----,-------=-
Gambar
2.3
Contoh
1
lader
diagram
dan persarnarumya
|
![]() lJ
P' =
T·
(B]
GB1)
F= T·(B£-B'J.+li
1
i!;)
F
=
B
1
B?:T +
1J
1
l11
,
I
Garnbar
2.4
Contoh
2
ladder
diagram
dan
persamaannya
-
-
A= B·C·{D+E+F)
Gambar 2.5
Contoh 3
ladder
diagram
dan
persmnaaru1ya
Keuntungan menggunakan nljabar
Boolear1 adalah:
1. Persamaan
Boolean
dapat diubah k dalam
ladder diagram
dan
circuit diagram.
2.
Per:::;amaan
Boolean
lebih
mudah
untuk
di.sederhanakan.
|
![]() 14
2.1.:5 Komponen Utama
Pemrogramm:rn
Ladder
Diagram
A
Normally
Open
Komponen
ini merupakan
sslah
satu
komponen
input
dari
PLC yang
mempunyai. sifat
bckcrja
pada
kondisi
bit
ON.
Normally
Opr!n
bemi1ai
"0"
jika
bcrada pada kondisi jCdsdsalah dan bernilai
"1"
jika berada
pada
kondisi
true/benar.
Gambar 2.6
Contoh
fnpul lv'orma!iy
Open
B.
Normally
Close
Normally Closed memiliki
prinsip
kerja
kebalikan
dari Normally Open
yaitu
hekerja pada
kondisi bit OFF.
-Jf-
Gamhar 2.7
Contoh
Tnput Normally Close
C.Fiag
Flag
merupakan
sebuah
internal
memory
1
bit yan.g mana akan aktif jika
input
berada
pada
kondisi
true/henar.
Flag
rnenyimpan
ha
il
yang
diinginkan
user,
yang
pada nantinya
dibutuhkan
datam
pcmrograman
sequence
(gerak
sckucnsial).
Output
flag
penyimpan
hasit
akan
rnenjadi
input
flag
pemanggil
yang
berfungs1 sebagaR
trigger (pemicu)
untuk
mengoperasikan
logika tertentu
hingga
menghasilkan output
yang
sebenamya.
|
![]() 15
D.
'i'imf!r
Timer
merupakan
register
yang
bt:rfungsi
menghitung
maju
jumlah
suatu
ni1ai
berdasarkan
clock rate
secara otomatis
(tidnk
bcrdasarkan input).
Pertama-tama
user
akan
menentukan
berapa
nilai
timer
yang
diberikan,
seteiah
itu
timer
akan
me:rnghitung secara
otomatis
dan
bcrdasarkan
clock
rate
untuk
mcncapai
ni!ai
tersebut.
Jika
sudah
sama dcngan_ nilai
timer
yang
sebelunmya
tclah
<.liberi nihri
input
o[eh
user
maka
akan
menjadi
input
pada
Timer
pemanggi1
pada
logika
bcrikutnya.
Pada
gambar
2.8
terdapat
4
buah
t;_pe dasar
timer
on-delay
off-dolay
RTO
TOF
TON
-
Timer ON
TOF - Timer OFf
RTO - Retentive Timer On
RTF - Retem:i:ve
Timer
oFf
Gambar
2.8
Tipe
dasar
timer
Scpcrti pada
gambar
2.8 terdapa!4
buah tlpc dasar
timer
yaitu
on-delay
timer
yang
akan
mengeset waktu pada
kondisi
on
setelah
menunggu
beberapa
saat
ketika Jogika LDR
bornilai
true.
tapi
akan
langsung
me-reset
pada
saat
kondisi
Q{f Off-de!uy
timer
rnempunyai
kondisi
scbaEknya,
dimana akan
segera aktif ket1ka logika
LDR
bemilai
true
dan memmggu bcbcrapa saat
5ebelum
reset
atau
dalam kondisi
off
|
![]() 16
Contoh
scdcrhana
dapat dilihat
dari
cara
menghidupkan
dan
mcmatikan
mesin
mobil.
Ketika
k.und
berada
_pada
posisi
ignition
atau
pengapian,
mobil
tidak
langsun.g
menyala,
ini
mcrupakan
kondisi
pada
on-delay timer.
Ketik.a
memutar
kunci
kontak
untuk
mematikan
mcsi_n
mobit
dau
mesin
tidak
langsung
berhenti
untuk
beherapa
detik,
ini
merupakan
kondisi
off-delay
timer.
Timer on-delay
dapat
digunakan
unluk
meroungkinkan
oven
mencapai
temJPeratur suhu
yang
diinginkan
sehelum
proses
produksi
dijalankan.
Sedangkan
off-delay
timer
menjaga
kondisi
kipas
pendingin agar
aktif
ketika
ovel1l
telah
dipadamkan.
Retentive rimer
akan.
menjumlahkan
semua
waktu
on
atau
off
pada
operru;i
fimer,
sckatipru1
timer
tersebut ti.d21k
pernah
menyelesaikan opera<>inya.
Dengan
kata lain
menjumlahkan
lamanya waktu
kctika
oven nmlai
menyala
hingga
pada
saatnya
memulai
produksi
dengan
l<i.\"llanya
waktu
kipas
pcndingin
aktif
kctika
oven
tidak
aktif
lagi.
Secbngkan
non-retentive timer
akan
memutai
penghitungan
jeda wa.
tu
dari
nol
pada setiap
waktLt.
Khusus
untuk
retentive
timer.
contoh
aplikasinya
meiiputi
pekerjaan
menghitung
bata:s
waktu
bcropcrasLnya a!at
sampai
diperlukonnya
masa
pemeliharaan
atau
perbaikan.
Sedangkan
untt:.k
Nun-rt:Ientive timer,
dapat
dipakai
sebagai
tombol
start
yang
berguna
untuk
memberikan
sedikit
jeda
waktu
beberapa
saat
sebclum
suatu
slstem
mulai
beroperasi.
|
![]() 17
Timer
memiliki beberapa e1emen yaitu
:
[Anonymous, 2000,
p20]
!.
Timer Status
(Fn)
Berfungsi
untnk
menguji
apakah
timer
scdang
aktif
atau.
tidak.
Nilai
bit
bern bah
mc.qjadi
aktif
paJ.a
saul
timer
dimulai.
Pada saat
peri
ode
waktu
yang
diprogram
selesai
atau
timer
dihentikan
maka
status
bit bcrubah
rnenjadi
tidal<
aktif.
2.
Timer
Preselect (Fpn)
Rerfungsi
untuk
mengisi nilai
a'>val s
buah timer
n.
3. Timer Word (Twn)
.l:krfungsi
sebagai sebuah operand
16
hit
pada
saat timer
dimulai.
lsbya
akan
secara
otomatis diku.rangi oleh
sistem pada
interval
yang
teratur.
E.
Counter
Counter
merupakan
suatu
register
yang
berfungsi
untuk
menghitung
jumlah
pulsa
dctak.
dengan alur
maju
dan
mu:1dur
berdasarkan
input
yang
diberikan
kepada
komponen
Counter
ini. Pada
PLC,
Counter
dijadikan
sebuah
buffer (penyimpan
data)
lalu
ak.an
dijadikan
input
pada
Counter
pemanggil.
Counter
akan
mulai
menghitung
ketika
berada
pada
loglka
true!benar
dan
mcnyimpannya
sebagai
buffer
sampai
pada
nilai
yang
tclah
ditetapkan
uleh
user,
sete!ah
itu
akan
lanjut
ke proses
bcrikutnya.
Sccara
umum
terdapat
dua
macam
tipe
counter,
yaitu
count-up
dtm
count
down. Pada
jeni::;
counter count
up,
ketika
logika
input
hemilai
benarltrue,
maka
counter
akan
nntlai
menghitung
naik
jumiah
clock
sebanyak
satu
clock
bergantung dari
jumiah
detak
yang
ditcntukan uleh
user.
|
![]() 18
Scdangkan
jenis
count-down
berlawanan_ prinsip
kerj;mya
dengan
count-
up,
dimana
counter mengurangi
clock
juga
scbanyak satu clock hingga
dicapai
nilai
yang
dikehendaki.
H -----
CTU
Ctmn!:er
C5:0
Preset
4
Accnm.. 2
f---(E\"}
'--------
Gambar 2.9 Alan Bradley
counter
up
Dari gambar
2.9 dapat diEhat bahwa
counter
mempunyai
memori
pad.a
PLC
untuk. menyimpan nilai
inpur
dan
stntus
counter, apakah be1jenis
count-up
atau
count-down. Pada
gambar 2.9
Lerlihal kode 'CS:O'. C5
merupak.an
memori
counter,
sedangkan 0
mempakan
lokasi pertama
pada
counter.
Preset value
atau
nilai
yang
ditctapkan adatah
4
dan
rtilai akumutator
adalah 2.
Ketika input
A
bemiiai true,
maka
akumulator
a..\an menaikkan
menjadi
3.
Jika
A
mcnjadi
affkemudian
on
lagi,
maka
akumulatornenaikkan
tagi
menjadi
4
dan
kondisi
C5:0/DN
bcnlba.1.
mcnjadi
true,
Proses penghitungan dapat
dilanjutkan.
meskipun
nilai
akurnulator
lebih
tinggi dari
preset value.
Setdah
itu,
jika
input
B
kcmbaii
bcrada
pad a
kondtsi true,
naka
nllai
akwnulator
yang
herada dalam
counter
mcnjadi
0.
Dcngan
kata lain input
H herfungsi
sehagai
reset
trigger
yang
menghentikan proses
penghitungan.
|
![]() 19
cru cs:1
preset
3
!i2
CID
-·Cs:·l--f
preset 3
l/J
CS:
N
RES
C5:1
_..,0!1
1----,+jp.----------------------/
,,
Gambar 2.10
Alan
Bradley counter up dan
counter
down
Count-down
counter
memi1iki
can;_
kerja
yang
hampEr
sama
scpcrti
count-
vp :.eperti yar1g
tel.ah dikemukaka.n
scbciumnya.
Pada
gambar
2.10
dapat
dilihat
bahwa J.alam
::;atu
operasi
logika,
dapat
digunakan
sekaligus
2
buah
jenis
counter.
Input V1
melakukan
penambnl:rnn
nilai
untuk
counter
'C5:1 '.
Sedangkan
input
112
m_elnkukan pengv.rangan
nilai
pada
counter
yang
sama.
Preset
value
yang
disimpan
Jillam
memori
'C5:l'
bemitai
3.
Untnk
itu
kedua
instru..l.; si counter ha..rus mempunyai
preset value
yang
smna. Daiam
hal
ini
input
113
berfungs1
sehagai
reset trigger_
Counter
sendiri
tcrdiri
dari
beberapa
elemen yaitu
1.
Counter Status (Cn)
Berfungsi sebagai
pcnguji apakah counter
btTada
pada kondisi
aktif
atau
tidak.
2. Counter PreSelesct (Cpn)
Bcrfungsi untuk
mengisi nilai
av.'al sebuah
Counter
n.
|
![]() 20
3.
Counter
Word
(Cwn)
Berfungsi
untuk
mcnaddcan atau
mcnun:nkan nilai
counter
secara
otomatis.
2.1.6
Bask Instl!"uction PLC
Basic
Instruction PLC
merupakan
instruksi
dasar
tertentu
yang
dipergunakan
tmtuk
mendesain sebuah.
logika
ladder_ Reberapa instmksi dasar
yang
scring
digunakan adalah
:
A.
LOAD
Mnemonic:
LD IN
00
SF.TQO_OO
B.
LOATJNOT
Mnemonic:
LDNOTIN
00
SETQO_OO
Gambar
2.
t
1 Instruksi T DAD pada
iadder diagram
I
-o
:;o_oc
r:->- - -------jc ,
Gambar 2.12
Instruksi LOAD
NOT
pada
ladder
diagram
|
![]() 21
C.
AND
Mnemonic:
LD IN
00
AND
IN
01
SETQOOO
D. ANDNOT
Mnemonic:
LD
IN_OO
ANDNOT!N
OJ
SET QO_OO
E. OR
Gambar
2.13
Instrukst
AND
pada ladder
diagram
Gambar
2.14
lnstruksi
AND
NOT
pada
ladder
diagram
Mnemonic:
I.DIN_OO
OR TN_
OJ
SET QO_OO
Gambar 2.15 Instruksi
OR pr,da
ladder
diagram
|
![]() 22
F.
OR OT
Mnemonic:
LD
l"'
00
Gambar 2.16 Instrt.lksi OR NOT pada
ladder
diagram
ORNOTIN
01
SETQO OO
G.
ANDLOAD
Gambar 2.17 lnstruksi AND T .OA Tl
pada
ladder
diagram
_Mnemonic:
LD IN
00
OR IN
01
LD IN
02
ORIN
03
ANDLD
H. ORLOAD
Gambar 2.18lnstruksi
OR LOAD padn
ladder diagram
|
![]() 23
'
.
!
Mnemonic;
LD
I:\!
00
LD IN
01
AND
IN 02
ORLD
2.1.7 Ca.ra
Pemlha.ca:an Logika
Ladder
Pada
tabel
2.16
adalah
contoh
cara
pembacaan
logika
ladder
yang
berbeda
namlm
tetap
mem.Hiki
has_l
yang
sama
herda<;arkan
rancangan
logika
ladder
pada
gambar
Gambar
2.19
Contoh design
log[ka ladder
GcodMethcd
Bad Method
LD
xo
LD
xo
OR
XI
OR
X!
LD
X2
LD
X2
OR
X3
OR
X3
I
AND LOAD
LD
X4
i
LD
X4
OR
X5
'
OR
X5
AND
l.OATJ
AND LOAD
AND
LOAD
-
------
Tabel2.l Cara
pemba :aan
log1ka
!adaer pada
ga.Llbar
2.16
Dari t.abel 2.1
dapal
dilihat
bahwa
cara
pcmbacaan
yang
baik
berada
pada
bagian
kiri.
lJntuk
lebihjelasnya akan
diterangkan
sebagai
berikut:
Design
logika
ladder
pada gambar
2.16
terbagi
menjadi 3
buah blok
yang
masing-masing
merupaka<'l
blok
OR
yang
kcrnudtan
di
AND
ke.n
satu
dengan
yang
Iain. Pada
proses
pembacaan
pada
bagian
tabct sebelah
kiri 2
bloi<
OR
diinisialisasi
|
![]() 24
terlebih
dahuJ.u unttLk
kcmudia.."'l di
AND kan satu
dengan
yang
Iain.
Setelah
itu
dilakukan
inisialisasi
blok ke-3
11ntuk
kemudian
di AND
kan
Uengan
hasil
inisialisasi 2 blok
sebelumnya.
Sedangkan pada
bagian tabcf scbclah kamm proses inisia!isai pada seiuruh
blok
untuk
kemudian
di
AND
kan
.satu dengan
yang
lain.
Kelebihan
cara
pembacmm
pada
bagian tabel
sebdah
kiri
jika
dihandingkan
clengan
yang kanan
adalah pada
bagian
kiri
proses
inisialisasi
iebih
terstruktur. Karcna
pengeijaan
di!akukan
satu
persatu sehingga
lebih
mudah
dimengerti, _iika dibandingkan
dengan
bagian
kanan yang
langsung sekaligus rncnyclcsaikcm
satu
operasi
logiim.
Tabel
2.17
ada1ah contoh bcrikutnya
dari
cara
pembacaan
logika
ladder PLC
berdasarkan gambar pcrancaugan
togika
ladder.
xo
Gamhar 2.20
Contoh
design toglka
!udder
i
Good
Method
LD
xo
OR
X!
OR
X2
OR
XJ
I
Bad Method
LD
XO
LD
XI
LD
X2
LD
X3
OR
LOAD
OR
LOAD
1
OR
LOAD
L_
!
Tabel
2.2
Cara
pembacaan logika
ladder
pada
gambnr
2.17
|
![]() 25
Kcmbali
cam
pcmbacaan
logika ladder
pada
bagian
kiri tabel
lebih
baik
daripada
bagian
kanan
meskip'.ill
hasil
akhimya sama.
Pada
bagian
kiri
cara
pembacaan
logika
OR
dia11ggap
seca:a
kesduruhac<.
berada dalam
satu
blok
sehingga dapat
langsung diiakukan proses
inisiatisasi
dengan
meng
OR
kan
tiap
kondisi
satu sama
lain.
Sedangkan
pada
bagian
kanan
cara pembacaan
terbagi
menjadheberapa blok.
Sehingga
apahila
selesai
melakukm1
proses
inisialisasi
pada
1
blok alum
di OR
kan
dengan
kond
si
sdru iutnya.
Kclcbihan cara
pcmbacaan pada
bagian
sebelah Kiri adalah lebih
::;edarhana
dan
lebih
mudah
dimengerti
daripada bagian kar.a:r:.
Dari
tahel
2.l
dan
2.2
terdapat
pemyataan
ANB
dan
ORB.
Kedua
pernyatrum
itu
merupakan
pananda
scbuah
opcrasi
togika
AND
LOAD
dan
OR
LOAD,
dimana
contoh
operasi
lersebullerdapat
pada
basic Instruction
PLC.
Adapun
AND
merupakan
singkatan
dati
i\ND-hlock
dan ORB
merupakan
singkatan dari
OR-block.
2.1.8
Com toh
Penerapan
Bahasa.
Pemmgraman
PLC
Contoh Penerapan
LADDERJSTL pacta bcbcrapa produk PLC
A.
Pada OMRON
Pada OivtRON. LADDER
menggunakar,
Basic
lnstruction
sebagai
berikut:
|
![]() 26
I
I
Basic
! Instruction
LOAD
LOAD
NOT
1
AND
(AND) &
I AND
NOT
I
LDR
Mnemonic
Code
'LD ll
I
LDNOT!l
I
I
LDA
ANDNOTB
,
ANIJC
(AND
I
OUTX
I
NOT)
OR(OR)
&
OR
NOT
(OR
NOT)
LDNOTA
"-
0
ORNOT!l
ORC
OUTX
LIJA
ORC
AND
I
LOAD
I
(AND
LD)
I
[
_
LDB
ORNOTD
I
AND Lll
I
OUTX
J
|
![]() I
A
B
I
II
lOR
LOAD
A
B
'
I
I
(ORLD)
I
'
I
c
D
I
'
II
v
Tabel 2.3
Basic
Instruction
pada PLC
OMRON
B. Pad a
Mitsubishi
Pada
Mitsubishi,
LADDER
menggunakan
Busic Instruction
sehagai
berikut :
Basic
LIJR
lnMruction
LOAD
Mnemonic
Code
LIJ
Jl
LOAD
LDIB
NOT
(LD!)
-
-+
-
AND
AND
A
(AND)
&
ANDNOT
I
I
(ANDJ)
rH;\-
,
c
---
o
X
ANTill!
ANIJC
I
OU'l
I
|
![]() 28
I
OR (OR)
&
I
LD!A
1.
'
A
X
I
OR NOT
0
ORIB
(OR!)
B
----1©,
l
ORC
""" M
i
OUTX
I
i
AND
r
l
:CBI
.1·
l
-i
,----'
I
'i
I
c
D
I
HI-
LOAD
!
(ANDB
I
1
AND
'
'
'
OUTX
I
131uck)
'
OR
LOAD
l
LDA
I
'
H':
B
X
ANDB
(ORB
I
OR
I:
I
0
I
Block)
I
LDC
ANDID
c
ORB
I
OUTX
Tabe.\
'
2.4
Raszc Jnstructwn
pada PI ,C M1tsuh1sh1
|
![]() 29
|
![]() 30
i
I
C
Pada
Siemens
Pada Siemens,
LADO.ER
mcnggLmakan
Basic Instruction
sebagai
berikut
:
Basic
LDR
_lu.struction
Mnemonic
Code
LOAD
B
1-
.......
LD
B
LOAD NOT
B
(LD!)
M
I
ILDI
B
'
I
'
I
AND
(A)
&
AND NOT
(AI)
I
-
,H
c
X
A
A
AI
B
A
c
i
OUT
X
OR(O)
&
I
!
OR
NOT
t'A
VI
i
X
------
0
LD!
A
01
ll
(OJ)
B
u
I
0
c
OUT X
c
'
'
'
-----
I
i
|
![]() 31
|
![]() 32
0
Hl
II
0
I
f
X
A
a
1
AND
.
.
.
I
r-lDI
1
4
LD
A
LOAD
0
c
Lll
B
(ALD)
01
IJ
ALll
OUTX
OR
LOAD
1
LD
A
A
B
X
A
R
(OLD)
LD
c
i
AI
ll
i
I
OLIJ
c
D
OUTX
Tahel
2.5
Ras1c lnstructwn
pada PT .C Siemens
|
![]() 33
|
![]() 31
""t
A.
DCKPLC Made
by
Deconinck
Ivo
-
-
.."'- " -
{·>;,
'<_i><'-<
g,,c,o foo-o
O;..:c
H
"
-------- ----- --
-
-----------------------...;------- -----
--- --------:·----------'·--- --- ---L
_
-
--
--
----
-----------'---------·-···-··----------
Gambar
2.21 Workspace
DC!PLC
Secara
garis
besar
skripsi i_ni
mengacu
pada
program
simulator PI,C
ini.
Seperti
pada
gambar
2.21
terlihat
kotak-k.ota1.:.
tempat
melctakkan
tipe
input
dan
pada
kotak tro:rkahlr dik.l:mSPJskan
sebagai
tempat
ripe
output.
Namun
kctika
parla
saat
simulasi
terJapat
pcrbcdaan
yang
je!as seperti
pada
gambar
2.22
|
![]() 32
....
11!1
... _f
i..
W'
·· 'i
"·:·
c
:,;
;
<
, 01
L
n
0
,.,-;,
-
·"
'F<'·,
.'>,--...·;
:;,. ,;:
-- _J_
Gambar 2.22
Simulasi
pada
DCII'LC
Seperti
yang
dlpe.rlihatkan
pada
gambar 2.22
proses simulasi
scbuah operas]
1ogika
hanya
ditan.dai
deng:an.
input
checkbox
yang
akan menyala
ketika user
meng-1d.k
checkhox
tersebut.
Apabila
hasH dari
operao;i
logika tersebut
benar,
maka
kotak
disebelah
nomor
output
akan
menyala.
Pada
progrnm
ini
ridalk
terlihat
pergerakan.
dati
solenoid atau
berbunyin.ya
buzzer.
Sdain
itu
program ini
juga
tidak terdapat
metotie
penulisan
opemsi
loglka
yang
dapat
langsu:ag
dis:imulasikan.
|
![]() 2.2 Identifikasi Kcbufuhan
Untuk
rnemmjang
proses
pembua1at'1 skrfpsi
simulator
PT.C
ini
diperlukan
sehuah
sqftware
aplikasi
yang
dapat
mengkonversi
bahasa
pemrogmman yang
digumkan dafam
PLC
yaitu
ladder
menjadi suatu hentuk aplikasi
visual
yang
lebih
mudah dfgunakan oleh banyak
user.
Softvvare
yang digunakan
mtuk
mcmbuat program
simulator
PLC adalah
Delphi
6.
Alasan
digunakannya hahasa
pemrograman
ini
aJalah
kemudahan
dalam
perancangan software
simulator
PLC yang
diharapkan
akan mempercepat proses
pengerjaan dari skripsi ini.
|