6
BAB 2
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Pemasaran
Agar pemasaran dapat
dimengerti
dan
dipahami
dengan
mudah
maka
akan
dijelaskan
beberapa pengertian pemasaran menurut beberapa ahli :
1.   Menurut
Kotler(2000,
p8),
pemasaran
didefinisikan
sebagai
berikut
:
Marketings a
social  
management
process by which individual  and group optain what they need
and want through creating, offering, and exchanging
product and value with other”.
Pengertian pemasaran di sini adalah suatu proses sosial dan manajerial yang dilakukan
baik secara individu dan kelompok untuk mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan
inginkan
dengan
menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan
produk dan
nilai
dengan individu atau kelompok lainnya.
2.
Menurut
Madura
(
2001,
p83
),
pemasaran
didefinisikan
sebagai
berikut
:
tindakan
berbagai
perusahaan untuk
merencanakan
dan
melaksanakan rancangan
produk,
penentuan harga, distribusi, promosi.
Dari  kedua 
definisi  di  atas 
dapat  diartikan  pemasaran 
merupakan  kegiatan  yang
dilakukan untuk membuat produk yang diciptakan dan dipasarkan dapat diterima dan mampu
memenuhi kebutuhan serta keinginan para konsumen.
2.2 Pengertian Bauran
Pemasaran
Kotler (2000, p15),
mendefinisikan
bauran
pemasaran
sebagai
berikut : “Marketing mix
is the set of marketing tools the firm uses to persue it’s marketing objective in the target
market”.
Artinya
bauran
pemasaran
adalah
suatu
set
alat-alat
pemasaran
yang
digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran perusahaan pada pasar sasarannya.
  
7
Menurut
Kotler
(2000,
p5),
terdapat
empat
variabel
utama
dalam
bauran
pemasaran
yang dikenal dengan empat P yaitu:
1. Product (
produk )
Menurut
Kotler (2000,
p55), produk
di
definisikan sebagai berikut
Product mean the
goods and service combination
the company offers to the target market”.
Artinya,
produk
adalah kombinasi barang-barang
dan jasa perusahaan
yang
ditujukan kepada
target pasarnya.
2.  Price
( harga )
Menurut
Kotler (2000, p55), harga didefinisikan sebagai berikut: “
Price is the amount
of money that consumer
have to pay the product”.
Artinya
harga adalah
sejumlah
uang yang dibayarkan
oleh konsumen untuk memperoleh suatu produk.
3. 
Place ( distribusi )
Menurut
Kotler
(2000,
p55),
distribusi
didefinisikan sebagai
berikut:
Marketing
chanels are sets of interdependent
organizations
involved
in the process of making
a
product or service available for use or consumption”.
Artinya, saluran
pemasaran ( saluran distribusi
) merupakan
serangkaian organisasi
yang
saling berketergantungan
yang terlibat
dalam
proses untuk
membuat
suatu
produk atau jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
4.  Promotion
(
promosi )
Kotler
(2000,
p56),
mendefinisikan
promosi
sebagai
berikut
:
Promotion nclude all
include all
the activities the company undertakes
to communicate
and promote it’s product in
the
target market”. Artinya
promosi
merupakan
bagian
dari
keseluruhan
aktivitas
perusahaan  yang  menangani 
tentang  komunikasi 
dan  menawarkan  produknya
kepada target pasar.
  
8
2.3 Pengertian Bauran
Promosi dan Alat-alat Promosi
Bauran
promosi
merupakan
istilah
yang
dipakai
untuk mengacu
kepada
pilihan
alat
promosi  yang 
digunakan 
dalam  rangka  memasarkan  sebuah  produk  atau  jasa.  Bauran
promosi
terdiri
atas
empat
elemen
utama,
yang
sering
disebut
sebagai
alat-alat
promosi.
Alat-alat 
promosi 
tersebut, 
yakni: 
periklanan, 
promosi 
penjualan, 
penjualan 
pribadi,
hubungan
masyarakat
dan
pemasaran langsung.
Keempat
alat promosi tersebut
dipandang
sebagai alat komunikasi pemasaran antara produsen kepada konsumen.
2.3.1 
Pengertian Bauran Promosi
Menurut
Kotler
(2000,
p16),
mendefinisikan bauran
promosi sebagai
berikut:
Promotion mix is
the companies to
distribute the total promotion budget over five
promotion tools of
advertising, sales promotion, direct marketing, public relation and
sales force”.
Artinya,
bauran
promosi
adalah
tugas
perusahaan
dalam
mendistribusikan
total anggaran promosi melalui lima alat promosi yaitu periklanan, promosi penjualan,
pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan penjualan personal.
Menurut
Tjiptono
(1997,
p223)
beberapa
tugas
khusus
itu
atau
sering
disebut
bauran
promosi ( promotion mix, promotion
blend,
communication
mix
) dibagi sebagai berikut :
1.   Personal Selling
:
komunikasi
langsung
antara
penjual
dan
calon
pelanggan
untuk
memperkenalkan 
suatu  produk 
kepada 
calon 
pelanggan  dan 
membentuk
pemahaman pelanggan
terhadap
produk
sehingga
mereka
kemudian
akan
mencoba
dan membelinya.
Sifat-sifat personal selling antara lain :
a.  
Personal
confrontation
: adanya
hubungan
yang hidup, langsung
dan interaktif
antara dua orang atau lebih.
b.   Cultivation
sifat 
yang 
memungkinkan 
berkembangnya 
segala 
macam
hubungan, mulai
dari
sekedar
hubungan
jual
beli sampai
dengan
suatu
hubungan yang lebih akrab.
  
9
c.
Response 
:  
situasi  
yang   seolah-olah  
mengharuskan   pelanggan  
untuk
mendengar, memperhatikan dan menanggapi.
2.
Mass Selling,
terdiri
dari
periklanan
dan
publisitas
:
merupakan
pendekatan
yang
menggunakan
media
komunikasi
untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak
ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel personal selling namun
merupakan
alternatif
yang lebih
murah
untuk
menyampaikan
informasi
ke
khalayak
yang
jumlahnya
sangat
banyak
dan
tersebar
luas.
Ada
dua
bentuk
utama
mass
selling yaitu periklanan dan
publisitas.
a. Periklanan
:
iklan
merupakan salah satu
bentuk promosi
yang
paling
banyak
digunakan 
perusahaan  dalam  mempromosikan  produknya.  Paling  tidak  ini
dapat
dilihat
dari
besarnya
anggaran belanja
iklan
yang
dikeluarkan
setiap
perusahaan untuk merek-merek yang dihasilkannya.
b. 
Publisitas
:
bentuk
penyajian dan penyebaran ide,
barang
dan jasa secara
non
personal,
yang
mana
orang
atau organisasi yang
diuntungkan tidak membayar
untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung
dalam
suatu produk
untuk membentuk citra
produk yang
bersangkutan.
Pesan
publisitas
dimasukkan
dalam
berita
atau artikel
koran, tabloid, majalah,
radio
dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi.
Oleh
karena itu
kini
publisitas
biasanya
merupakan
bagian
dari departemen
humas perusahaan.
3.
Promosi
Penjualan :
bentuk
persuasi langsung
melalui
penggunaan berbagai
insentif
yang
dapat
diatur
untuk merangsang pembelian
produk
dengan segera
dan atau
meningkatkan
jumlah
barang
yang
dibeli pelanggan.
Melalui
promosi
penjualan,
perusahaan dapat menarik pelanggan
baru,
mempengaruhi
pelanggannya untuk
mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang
aktivitas
promosi
pesaing, meningkatkan
impulse buying
(
pembelian
tanpa
rencana
sebelumnya ), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer.
  
10
Promosi
penjualan
yang
dilakukan
oleh penjual
dapat
dikelompokkan
berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :
a.   Customer Promotion
yaitu
promosi
penjualan
yang
bertujuan untuk mendorong
pelanggan untuk membeli.
b.   Trade P®omotion yaitu 
promosi  penjualan  yang 
bertujuan  untuk  mendorong
pedagang
grosir,
pengecer,
eksportir dan
importir untuk
memperdagangkan
barang atau jasa dari sponsor.
c.  
Sales-Force
Promotion
yaitu
promosi
penjualan
yang bertujuan untuk memotivasi
armada penjual.
d.  
Business Promotion
yaitu
promosi
penjualan
yang
bertujuan
untuk
memperoleh
pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan,
memperkenalkan
produk
baru,
menjual
lebih
banyak
kepada
pelanggan
lama
dan mendidik pelanggan.
4.  
Public Relations
:
merupakan
upaya
komunikasi
menyeluruh
dari
suatu
perusahaan
untuk
mempengaruhi
persepsi,
opini,
keyakinan, dan
sikap
berbagai
kelompok
terhadap 
perusahaan  tersebut. 
Yang  dimaksud  dengan 
kelompok-kelompok  itu
adalah mereka
yang terlibat,
mempunyai
kepentingan
dan
dapat
mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam
mencapai
tujuannya.
Kelompok-kelompok
tersebut
bisa
terdiri atas
karyawan
dan
keluarganya, pemegang
saham,
pelanggan,
pemerintah, serta media massa.
5.   Direct Marketing
:
sistem
pemasaran
yang
bersifat
interaktif,
yang
memanfaatkan
satu atau beberapa
media
iklan untuk menimbulkan
respon
yang
terukur
dan
atau
transaksi
di
sembarang
lokasi.
Dalam di®ect
marketing,
komunikasi promosi
ditujukan
langsung kepada konsumen individual,
dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut
ditanggapi
konsumen
yang
bersangkutan, baik
melalui
telepon,
pos
atau
dengan
datang langsung ke tempat pemasar.
  
11
Menurut
Griffin,
(1999,
p126),
bauran
promosi
adalah
kombinasi alat-alat
yang
digunakan untuk mempromosikan suatu produk. Pertimbangan-pertimbangan dalam
menetapkan bauran promosi :
1.   Produk
:
secara
nyata,
sifat
dasar
dari
suatu
produk
yang
sedang
dipromosikan
sangat 
mempengaruhi 
bauran 
promosi. 
Contohnya, 
iklan 
dapat 
menjangkau
sejumlah 
besar 
konsumen 
yang  tersebar 
luas. 
Para 
perusahaan 
yang
memperkenalkan
produk baru
juga
menyukai
iklan karena
menjangkau sejumlah
besar orang dengan sangat cepat dan dapat mengulang sebuah pesan berulang kali.
2.  
Biaya
Dari
Alat-Alat
:
karena
penjualan
pribadi
merupakan
suatu
alat
yang
mahal,
maka
ia sangat
efektif dari segi
biaya untuk
pemasaran barang
yang berharga tinggi
seperti  jaringan 
komputer 
(  untuk 
pelanggan  industri 
)  dan  rumah  ( 
untuk
konsumen) sebaliknya,
periklanan
menjangkau lebih
banyak
pelanggan
per
rupiah
yang
dibelanjakan. Tentu saja,
suatu bauran
promosi
yang baik
untuk satu
perusahaan belum tentu baik untuk yang lainnya.
3. 
Target Pasar:
pertimbangan
lainnya dalam
memantapkan
bauran
promosi adalah
mencocokan alat
promosi dengan
tahapan
yang
relevan
dalam proses
keputusan
pembeli proses ini dapat dipecah menjadi lima langkah:
a. 
Pertama-tama, 
pembeli 
harus 
merasakan 
kebutuhan 
untuk 
melakukan
pembelian.
Pada tahap ini,
pemasar
harus
yakin
pembeli
sadar akan
keberadaan produk mereka. Jadi iklan dan publisitas yang dapat menjangkau
sejumlah besar orang dan sangat cepat adalah hal yang sangat penting.
b.
Pembeli juga ingin mempelajari produk
yang tersedia
pemasangan iklan
dan
penjualan
pribadi
sangat
penting
di tahap
ini karena
keduanya
dapat
digunakan untuk mendidik pelanggan.
c.
Pembeli
mengevaluasi
dan
membandingkan
produk
yang
bersaing
penjualan
pribadi
bisa menjadi
sangat
penting pada
titik ini, sales representative
dapat
menunjukan
kualitas
dan
kinerja
produk
mereka
dalam
hubungan
langsung
  
12
dengan produk pesaing.
d.
Pembeli
menentukan
produk
tertentu
dan
membelinya.
Promosi
penjualan
menjadi
sangat
penting
pada
tahap
ini
karena
dapat
memberi rancangan
kepada
konsumen
untuk membeli.
Penjualan
pribadi
dapat
juga membantu
dengan membawa produk ke lokasi pembelian yang nyaman.
e.
Akhirnya  pembeli  mengevaluasi  produk  setelah  membelinya. 
Iklan  atau
bahkan
penjualan
pribadi terkadang digunakan
setelah
penjualan
untuk
mengingatkan
konsumen bahwa
mereka
telah
melakukan
pembelian
yang
bijaksana.
Dari
definisi
Kotler
dan
Grifin
mengenai
pengertian
bauran
promosi
adalah
sebagai
berikut
:
bahwa
bauran
promosi
merupakan
alat-alat
yang
digunakan
perusahaan
untuk
mempromosikan produknya.
2.3.2
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Bauran Promosi
Menurut
Kotler (2000,
p566),  perusahaan harus
mempertimbangkan
beberapa
faktor
dalam
mengembangkan bauran promosi mereka yaitu :
jenis
pasar produk
tempat
mereka
berjualan,
apakah
akan menggunakan
strategi
dorong
atau tarik,
tingkat
kesiapan
konsumen untuk
melakukan
pembelian
,
tahap produk
dalam siklus
produk, dan
peringkat
pangsa pasar perusahaan.
1.   Jenis Pasar Produk
Tingkat
pemanfaatan alat
promosi
bervariasi
antara
pasar
konsumen
dan
industri.
Untuk
perusahaan
barang
konsumsi pada
umumnya
mereka
mengeluarkan
dan
promosi sebagian besar adalah untuk penjualan tahap mula yang diikuti oleh promosi
penjualan,  periklanan, 
pemasaran  langsung  dan  hubungan  masyarakat.  Secara
umum
penjualan
tahap
mula
lebih
banyak digunakan
dalam
penjualan
produk
yang
rumit, mahal,
beresiko,
dan di
pasar
jumlah
penjual
besar sedikit. Walaupun
di pasar
barang
industri
iklan
kurang
digunakan dibandingkan
dengan
kunjungan
penjualan
tetapi iklan masih memainkan peranan penting.
  
13
2.   Strategi Dorong Lawan Strategi Tarik
Bauran
promosi sangat
penting
dipengaruhi
oleh apakah
perusahaan akan
memilih
strategi
dorong
(
push
strategy
)
atau
strategi
tarik
(
pull
strategy )
guna
menciptakan penjualan. Strategi
dorong mencakup
produsen
yang
menggunakan
tenaga
penjual
dan promosi
dagang
untuk membujuk perantara
supaya mengambil,
mempromosikan
dan
menjual
produk
kepada pemakai
akhir. Strategi
dorong sangat
tepat
digunakan
jika
kesetiaan
merek dalam sutau kategori
rendah,
pilihan
merek
dilakukan di
toko,
produk
itu
merupakan
barang
impuls, dan manfaat
produk sangat
jelas.
Strategi
tarik
mencakup
podusen
yang menggunakan
iklan
dan promosi
konsumen
guna
mendorong
pemakai akhir
untuk
meminta
produk
tersebut
kepada
perantara dan dengan demikian
mendorong perantara memesan produk itu dari
produsen.
Strategi
tarik sangat
tepat
digunakan
jika terdapat
kesetiaan merek
yang
tinggi, dan keterlibatan yang tinggi dalam kategori tersebut, konsumen menganggap
ada
perbedaan
di antara berbagai
merek, dan orang memilih merek sebelum
mereka
pergi ke toko.
3. 
Tahap Kesiapan Pembeli
Alat-alat promosi
mempunyai
efektifitas
biaya
yang
berbeda-beda
pada
berbagai
tingkat kesiapan pembeli :
a.
Tahap
Kesadaran
:
periklanan
dan
publisitas
memainkan
peranan
penting
dalam
tahap membangun
kesadaran
lebih
penting
daripada
peranan
yang
dimainkan oleh kunjungan wiraniaga atau oleh promosi penjualan.
b.  Tahap Pengertian : pengertian pelanggan
terutama dipengaruhi oleh periklanan
dan penjualan personal.
c. 
Tahap
Keyakinan : pelanggan sangat
dipengaruhi oleh penjualan
personal dan
kurang dipengaruhi oleh periklanan dan promosi penjualan.
d.   Tahap
Pemesanan
:
pemesanan
sangat
dipengaruhi
oleh
penjualan
personal
dan promosi penjualan.
  
14
e.
Tahap Pemesanan
Kembali : pemesanan
kembali
juga
sangat dipengaruhi
oleh
penjualan
personal
dan
promosi
penjualan
dan agak
dipengaruhi
oleh
iklan
pengingat
jelaslah
bahwa
periklanan
dan publisitas
paling
efektif
biaya
pada
tahap-tahap awal
dari
proses keputusan
pembeli
dan penjualan personal serta
promosi penjualan paling efektif pada tahap selanjutnya.
4. 
Tahap Siklus Kehidupan Produk
Pada
tahap ini
alat-alat promosi
juga
memiliki
efektifitas
biaya
yang
saling
berbeda
pada 
setiap 
kehidupan 
produk. 
Pada 
setiap 
tahap 
menunjukkan 
pandangan
spekulatif mengenai efektifitas relatif pada setiap alat-alat promosi yaitu :
a.   Tahap Perkenalan ( Introduction
Stage )
Pada tahap perkenalan ini, periklanan dan publisitas memiliki titik efektifitas
biaya
yang tertinggi,
kemudian
penjualan personal
untuk memperoleh cakupan
distribusi
dan promosi
penjualan
untuk mendorong
konsumen
agar
mencoba
produk.
b.   Tahap Pertumbuhan ( Growth
Stage )
Pada tahap pertumbuhan ini, semua alat promosi dapat dikurangi peranannya
karena permintaan dapat bergerak melalui cerita dari mulut ke mulut.
c.
Tahap Kemapanan atau Kedewasaan ( Maturity
Stage )
Pada tahap kedewasaan ini promosi penjualan, periklanan, dan penjualan
personal semuanya semakin penting.
d.   Tahap Penurunan ( Decline Stage )
Pada
tahap
penurunan
ini,
promosi
penjualan tetap
kuat,
periklanan
dan
publisitas dikurangi, dan wiraniaga hanya perlu memberikan sedikit perhatian
pada produk.
5. 
Peringkat Pangsa Pasar Perusahaan
Merek-merek
berperingkat
puncak akan
memperoleh
manfaat
yang
telah
besar
dari
periklanan  daripada  penjualan.  Untuk  tiga  merek  teratas,  tingkat  pengembalian
  
15
infestasi
(
ROI
)
meningkat
seiring
dengan
peningkatan
rasio
antar
pengeluaran
untuk
promosi
penjualan untuk merek
berperingkat
empat
atau
lebih rendah, tingkat
profitabilitas
menurun
seiring
dengan
saat bergerak
dari
periklanan
rendah
ke
periklanan tinggi.
2.3.3 
Alat - alat Promosi
Menurut Kotler ( 2000, p550 ), dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, perusahaan
menggunakan alat-alat promosi yang terdiri dari lima macam :
1.  Periklanan :
Periklanan menurut Kotler ( 2000, p550 ), didefinisikan sebagai berikut :
Any paid from of non personal presentation and promotion of
ideas, goods or
service by
an
identified
sponsor “. Artinya
periklanan
merupakan
segala
bentuk
penyajian
dan
promosi
atas
ide-ide,
barang
ataupun
jasa
yang
mendapat
imbalan
dan tidak bersifat pribadi oleh sponsor yang telah diidentifikasi.
Menurut Kotler ( 2000, p565 ), karena banyaknya bentuk-bentuk dan penggunan
periklanan,
sulitlah  membuat 
suatu  generalisasi 
menyeluruh  tentang  sifat-sifat
khusus
periklanan
sebagai suatu
komponen
dari
bauran
promosi,
sifat-sifat
yang
harus diperhatikan diantaranya :
a.   Presentasi
Umum
(
Public Presentation
)
:
periklanan
adalah
cara
komunikasi
yang
sangat
umun.
Memberi
keabsahan
produk dan
penawaran
yang
terstandarisasi.  Banyaknya  orang  yang  menerima  pesan  yang  sama,  maka
pembeli
mengetahui
bahwa
motif
mereka untuk
membeli
produk
tersebut
akan
dimaklumi oleh umum.
b.   Tersebar Luas (
Pervasiveness ) :
periklanan
adalah medium
berdaya
sebar luas
yang memungkinkan penjual mengulang satu pesan yang sama berkali-kali.
Iklan
juga
memungkinkan
pembeli menerima dan
membandingkan
pesan
dari
berbagai pesaing.
  
16
c.
Ekspresi
yang Lebih
Kuat ( Amplified Expressiveness
)
:
periklanan memberikan
peluang
untuk
mendramatisir
perusahaan dan
produknya
melalui
penggunaan
cetakan, suara, dan warna
yang penuh seni.
d.   Tidak
Bersifat
Pribadi
(
Impersonality
)
:
periklanan
tidak
memiliki
kemampuan
memaksa
seperti
wiraniaga
perusahaan.
Audience tidak
merasa
wajib
memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog,
bukan dialog dengan audience.
2.   Promosi Penjualan (
Sales Promotion
)
Promosi  penjualan  Kotler  ( 
2000, 
p597  ),  didefinisikan  sebagai  berikut  :
Sales  promotion consists of a diverse collection of incentive tods, mostly, short
term, designed to simulate quiker or greater purchases of particular product or
service by consumers to the the trade “. Artinya
promosi
penjualan
terdiri
dari
kumpulan-kumpulan
kiat-kiat
insentif
yang beragam,
yang
kebanyakan
berjangka
pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tentang
lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
3.
Hubungan Masyarakat dan Publisitas ( PR dan Publicity )
Menurut 
Kotler
(
2000,
p605), mendefinisikan
hubungan masyarakat
yaitu :
“PR dan Publicity is a
variety of program designed to promote and or protect
companys image
or
its
individual product”. Artinya
hubungan
masyarakat
dan
publisitas
adalah
suatu program yang
dirancang
secara
beragam untuk
mempromosikan dan menjaga kesan perusahaan ataupun produk sendiri.
  
17
Iklan
Promosi Penjualan
Public Relations
Personal Selling
Direct Marketing
4.   Penjualan Personal (
Personal Selling )
Menurut 
Kotler 
(2000, 
p550), 
penjualan 
personal 
didefinisikan 
sebagai
berikut:
“Personal selling is
face to face
interaction with one more prospective
purchasers for the
purpose
of
making presentation, answering question,
and
procuring
orders”.
Artinya
penjualan
personal
adalah
interaksi tatap muka
dengan
satu atau
lebih
calon
pembeli
yang memiliki
prospek
dengan jalan
membuat
presentasi, menjawab pertanyaan dan mendapatkan order.
5. 
Pemasaran Langsung ( Direct Marketing )
Menurut
Kotler (2000,
p550),
mendefinisikan pemasaran
langsung
sebagai
berikut
:
“Direct marketing is
use of
mail, telephone,fax,e-mail,
or
internet to
communicate
directly with or solicit a direct response
from specific customers
and
prospecs”. Artinya
pemasaran
langsung
adalah
salah
satu
bentuk
dari
alat-alat
promosi yang menggunakan
pesawat telepon, fax, e-mail, atau internet untuk
berkomunikasi secara langsung atau mendapat tanggapan langsung dari konsumen
dan prospek-prospek.
Iklan cetak dan
siaran
Kontes,
permainan,
undian, lotere
Kotak pers
Presentasi
penjualan
• 
Katalog
  
18
Packaging-
• 
Premium dan
Pidato
Pertemuan
Surat
outer
h
F
a®d
e
iah
e
-
in-the-mail
Aktivitas
penjualan
Packaging-
• 
P
prrem
o
d
uk
ium
sa
s
mpel
S
la
em
y
ananr
i
Program insenti
• 
Telemarketing
inserts
Brosur dan
buklet
• 
Pasar malam dan
pameran dagang
Laporan
tahunan
Contoh/ sampel
Electronic
shooping
Poster
dan
selebaran
• 
Pameran
Donasi/
sumbangan
Pasar malam
dan pameran
dagang
• 
Kios shooping
Direktori
• 
Demonstrasi
Sponsor
TV direct
response
marketing
Cetak ulang
iklan
• 
Pemberian kupon
Publikasi
Radio, magazine,
newspaper direct
response
marketing
Billboard
• 
Potongan rabat/
tawaran
pengembalian uang
Hubungan
masyarakat
Display signs
• 
Pendanaan
dengan bunga
rendah
Lobbying
Point-of-
purchase
• 
Hiburan
Media identitas
Bahan
audiovisual
• 
Kelonggaran
tukar
tambah
Majalah
perusahaan
Simbol dan
logo
• 
Trading stamps
Peringatan
peristiwa
tersebut
• 
Tie-ins
Berita
Sumber : Fandy Tjiptono
  
19
masyarakat
Hadiah bagi
langganan
Coba gratis
Jaminan produk
Promosi silang
Diskon
• 
Price packs
Gambar 2.1
Alat-alat Promosi
2.4  Promosi Merupakan Salah
Satu Variabel Bauran Pemasaran
Promosi merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan dan pengambilan keputusan
pembelian konsumen.
Dalam
promosi
terjadi
proses penyajian pesan-pesan
yang ditujukan
untuk 
membantu 
penjualan 
produk 
atau 
jasa. 
Promosi 
berarti 
komunikasi 
dengan
pelanggan
dan
komunikasi
merupakan
bagian utama
dari
aktivitas
pemasaran
.
Dua
permasalahan promosi yaitu: pertama, perusahaan mungkin harus menyusun sebuah
strategi
yang dimodifikasi atau
disesuaikan
dengan
kebiasaan setempat
untuk setiap
pasar
agar
memperhitungkan
perbedaan
dalam
hal-hal seperti
penawaran
produk,merek,harga,
aktivitas,
distribusi
dan sasaran
penjualan. Kedua, strategi
promosi
mungkin
juga
harus
disesuaikan
karena
perbedaan
dalam sosiokultural,
edukasional,
atribut
ekonomi
dari
pembeli sasaran, regulasi aktivitas promosi dan ketersediaan jenis media tertentu.
2.4.1 
Pengertian Promosi
Promosi  menurut
Griffin
(1999,
p122),
adalah
aspek
bauran
pemasaran
yang
  
20
berhubungan dengan teknik-teknik yang paling efektif untuk menjual suatu barang.
Promosi menurut
Tjiptono
(1997,
p219), adalah suatu bentuk
komunikasi
pemasaran.
Yang
dimaksud
dengan
komunikasi
pemasaran adalah
aktivitas pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi
atau membujuk
dan
atau
mengingatkan
pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima,
membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
Dari  definisi  diatas 
dapat  disimpulkan  bahwa  promosi  merupakan 
bagian 
dari
bauran  pemasaran yang memperkenalkan suatu produk yang ditawarkan perusahaan.
2.4.2 
Tujuan Promosi
Tujuan utama
dari promosi
menurut
Tjiptono
(1997, p221)
adalah
:
menginformasikan, 
mempengaruhi 
dan 
membujuk 
serta 
mengingatkan 
pelanggan
sasaran
tentang
perusahaan
dan
bauran pemasaran.
Secara
rinci
ketiga
tujuan
promosi
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.   Menginformasikan ( informing ), dapat berupa:
a.   Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.
b.   Memperkenalkan cara pemakaian yang
baru dari suatu produk.
c.
Menyampaikan perubahaan
harga kepada pasar.
d.   Menjelaskan cara kerja suatu produk.
e.   Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan.
f.
Meluruskan kesan yang keliru.
g.   Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
h. 
Membangun citra perusahaan.
2. 
Membujuk pelanggan sasaran ( persuading ) untuk:
a. 
Membentuk pilihan merek.
b. 
Mengalihkan pilihan ke merek tertentu.
  
21
c. 
Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
d. 
Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
e. 
Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga ( salesman ).
3. 
Mengingatkan ( reminding ) dapat terdiri atas:
a.   Mengingatkan
pembeli
bahwa
produk yang
bersangkutan dibutuhkan dalam
waktu dekat.
b.   Mengingatkan
pembeli
akan
tempat-tempat
yang
menjual
produk
perusahaan.
c.
Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan.
d.   Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Adapun tujuan promosi menurut Simamora (2000, p761), sebagai berikut:
a.   Menciptakan atau meningkatkan kesadaran pembeli akan produk atau merek.
b.   Mempengaruhi sikap para pembeli terhadap sebuah perusahaan, produk atau jasa
atau merek.
c.
Meningkatkan taraf preferensi merek dari para pembeli pada segmen yang di
jadikan sasaran.
d.   Mencapai kenaikan penjualan atau pangsa pasar untuk pelanggan spesifik atau
calon tunggal.
e.   Menghasilkan pembelian ulang sebuah merek.
f.
Memikat pelanggan baru.
2.4.3 
Strategi Promosi
Menurut
Simamora
(2000,
p759),
setiap
strategi
promosi
perusahaan melibatkan
komunikasi 
yang  eksplisit  dan 
bertujuan  ke  arah 
beberapa 
publik 
:  pasar  yang
dilayaninya,
masyarakat
umum,
badan
pemerintah,
institusi
financial dan
lain-lain.
Strategi
promosi
adalah perencanaan,
penerapan,
dan
pengendalian
komunikasi
dari
sebuah
organisasi
kepada
para
pelanggan
dan
pemirsa sasaran
lainnya,
fungsi
pomosi
dalam
bauran
pemasaran
ialah
untuk
mencapai
berbagai
macam
tujuan
komunikasi
  
22
dengan setiap pelanggan atau konsumen.
Empat
elemen
bauran
pemasaran
biasanya
dipakai
dalam
upaya
meningkatkan
citra
perusahaan
terhadap para
kompetitornya
atau
untuk
menginformasikan,
mendidik
dan mempengaruhi sikap dan perilaku pembeli dari
individu,
perusahaan, institusi atau
badan
pemerintah
yang membentuk sebuah pasar sasaran.
Promosi
digunakan
untuk
menginformasikan
kepada
orang
mengenai
produk
dan membujuk para pembeli
di pasar
sasaran dan publik untuk membeli mereknya.
Manajemen semakin menyadari keuntungan mengkombinasikan komponen promosi
ke
dalam
suatu
strategi
terpadu
untuk
berkomunikasi
dengan
para
pembeli
dan
pihak
lainnya
yang
mempengaruhi keputusan pembelian karena setiap bentuk promosi memiliki
kekuatan
dari setiap komponen–komponen dalam rancangan suatu
bauran promosi yang
efektif biaya.
2.5 Periklanan sebagai salah satu alat promosi
Periklanan
sebagai salah satu bagian atau elemen dari
bauran promosi
yang digunakan
perusahaan untuk
menyampaikan
pesan
yang menginformasikan
atau
menawarkan suatu
produk
atau
jasa
yang ditujukan
kepada
konsumen
melalui
berbagai
macam
media
komunikasi.
Periklanan
merupakan
suatu
bentuk penyajian
dari
promosi
yang
dibayar
dan
tidak bersifat pribadi.
2.5.1
Pengertian Periklanan
Menurut Griffin (1999, p127), 
periklanan adalah komunikasi non pribadi yang
dibayar, yang digunakan oleh suatu sponsor yang
ditunjuk
untuk menyampaikan kepada
pemirsa mengenai suatu produk.
Menurut 
Kotler  (2000, 
p658), 
periklanan 
adalah 
segala  bentuk  penyajian  dan
promosi
ide,
barang
atau
jasa
secara
non-personal oleh
suatu
sponsor
tertentu
yang
memerlukan pembayaran.
Menurut Madura (2001,
p158),
periklanan adalah
penyajian
penjualan non-personal
yang 
dikomunikasikan  melalui  bentuk  media 
atau  non-media 
untuk 
mempengaruhi
  
23
sejumlah besar konsumen.
Berdasarkan pengertian periklanan diatas dapat disimpulkan bahwa periklanan
digunakan
untuk
menyampaikan atau
menyajikan
ide,
barang
atau
jasa, secara non
personal untuk mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk.
2.5.2
Tujuan Periklanan
Menurut
Simamora
(2000,
p799),
tujuan
terbaik
periklanan
adalah
yang
spesifik
dan
terukur. Tujuan-tujuan periklanan tersebut terdiri dari :
1.   Menciptakan kesadaran pembeli terhadap nama atau merek produk perusahaan.
2.   Sebagai
tindakan pemicu
kepada
pembeli
potensial
untuk membeli
atau memesan
produk yang diiklankan.
3.   Mempertahankan
minat
pelanggan
agar
tidak
melupakan
produk
tertentu
kendati
pun mereka sering membelinya.
4.   Memposisikan perusahaan dan produknya.
5.   Meningkatkan 
pemakaian 
produk 
perusahaan 
dengan 
memperbanyak 
jumlah
pesanan.
6.   Menemukan pelanggan baru.
7.   Menjangkau para pengambil keputusan lainnya, yang
mana belum mengenal nama
ataupun merek atas produk yang dihasilkan perusahaan.
8.   Menghasilkan penjualan andalan.
Menurut Fandy Tjiptono (1997, p240), cara untuk menentukan tujuan
periklanan, yaitu:
1. 
Inventory Approach
Dalam
pendekatan
ini, tujuan pengiklanan ditentukan
atau
diambil
dari
kumpulan
berbagai
tujuan
perusahaan
dilihat dari
seluruh sudut
pandang
pemasaran
perusahaan.
2. 
Hierarchy Approach
Pendekatan ini
didasarkan
pada
dugaan
bahwa
sebelum
membeli
produk
pelanggan melewati tahapan variabel psikologis.
  
24
3. 
Attitudinal Approach
Pendekatan ini
menyarankan
agar
sasaran tujuan
periklanan adalah
mempengaruhi 
struktur  sikap.  Tujuan-tujuan  periklanan  dapat 
berupa
pernyataan-pernyataan berikut:
Mempengaruhi kekuatan yang paling berpengaruh
dalam
pemilihan kriteria
untuk mengevaluasi merek dari kelas produk tertentu.
Menambah
karakteristik
pada
hal-hal
yang
dianggap menonjol pada
kelas
produk.
Meningkatkan
atau menurunkan
peringkat karakteristik
kelas
produk
yang
menonjol.
Mengubah
persepsi
terhadap
merek
perusahaan
pada
beberapa
karakteristik produk tertentu yang menonjol atau penting.
2.5.3 
Jenis-jenis Periklanan
Menurut Griffin (1999, p132), iklan dibagi menjadi tiga kategori:
1.  
Iklan merek : iklan yang mempromosikan sebuah merek tertentu.
2.  
Iklan
dukungan : iklan
yang
mempromosikan suatu maksud,
sudut
pandang atau
calon atau kandidat.
3.  
Iklan  institusi  :  iklan  yang
mempromosikan  citra
jangka  panjang  dari  sebuah
perusahaan.
2.5.4 
Fungsi Periklanan
Fungsi-fungsi iklan:
1.   Menciptakan Kesadaran
Calon
pembeli
yang
belum
mengenal perusahaan
atau
produk
perusahaan
akan
menolak petugas
penjualan.
Bahkan petugas
penjualan harus
menggunakan
berbagai cara
untuk menjelaskan perusahaan serta produknya.
2.   Menciptakan Pengertian
Bila 
perusahaan  hendak 
menampilkan 
suatu 
produk 
baru, 
perkenalan 
dapat
  
25
dilakukan secara efektif dan menggunakan iklan.
3.   Pengingat yang Efisien
Bila calon
pembeli
telah mengenal suatu produk, namun belum siap membeli maka
apabila
calon pembeli tersebut telah siap
membeli maka iklan akan
mengingatkan
mereka akan produk tersebut.
4.   Pembuka Jalan
Iklan
juga
membantu
para
wiraniaga.
Sebagai
cara
yang
efektif
untuk
pembuka
jalan.
5.   Pengesahan
Wiraniaga
dapat
menggunakan
guntingan
iklan perusahaan untuk
mengesahkan
perusahaannya dan produknya.
6.   Meyakinkan Kembali
Iklan
dapat
mengingatkan
pembeli
mengenai cara
menggunakan
produk
dan
menganjurkan
kepada mereka untuk membeli kembali.
2.5.5
Bentuk-bentuk Periklanan
Perusahaan
dapat
mengiklankan produk
mereka
melalui
berbagai
maksud.
Jenis
periklanan
yang
paling efektif
tergantung
pada
produk
dan
target
pasar
yang
dimaksudkan. Sebagian besar bentuk periklanan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.   Surat Kabar
Banyak perusahaan besar maupun
kecil
menggunakan
periklanan surat
kabar.
Media
ini sangat
tepat untuk menjangkau
pasar dalam
geografi tertentu.
Iklan surat
kabar
dapat 
disisipkan 
dengan 
cepat,  yang 
memungkinkan 
perusahaan  untuk
mengiklankan
hanya beberapa hari setelah timbulnya gagasan.
2.   Majalah
Karena sebagian
besar
majalah didistribusikan
ke
seluruh
negara,
produk
yang
diiklankan adalah produk yang didistribusikan ke seluruh negara.
  
26
3.   Radio
Sebuah  keuntungan  dari  periklanan 
radio  adalah  tidak  seperti 
surat 
kabar  dan
majalah,
iklan
ini
berbicara
kepada
pendengarnya namun
iklan ini
kurang
memiliki
efek
visual. Karena
stasiun
radio
melayani
pendengar
setempat,
iklan
radio,
cenderung berfokus pada wilayah setempat. Terlebih
, jenis
musik
tertentu atau
hiburan
lain di
setiap stasiun
radio
hanya
menarik konsumen
dengan
karakteristik
yang
sama oleh
karena
itu, setiap stasiun dianggap
dapat
menjangkau
target pasar
tertentu.
4.   Televisi
Iklan
televisi
mengkombinasikan
kelebihan
dari
media
cetak
(surat
kabar dan
majalah)
dan
radio.
TV
dapat
berbicara
kepada
penonton
dan
menyajikan
efek
visual.
Iklan
dapat
disiarkan
secara
lokal
maupun
nasional.
Perusahaan
mencoba
menggunakan periklanan TV pada acara
yang dapat menarik target pasar.
5.   Internet
Internet telah menjadi salah satu cara yang popular bagi perusahaan untuk
mengiklankan 
produk-produk 
mereka. 
Banyak 
perusahaan 
menggunakan 
situs
mereka sendiri untuk mengiklankan produk-produk mereka. Banyak perusahaan lain
mempromosikan
produk
mereka
pada
situs lain
yang
umumnya
dilihat
orang-orang
yang
membeli
produk-produk
mereka. Awalnya
perusahaan mempertanyakan
bagaimana orang-orang
yang
berselancar
ke dalam internet akan memberi
perhatian
pada  iklan.  Sekarang  ada  banyak  bukti  bahwa  mereka 
memberi  perhatian  dan
internet dapat menjadi cara yang efektif untuk mengiklankan suatu produk.
6.   Surat
Perikanan
melalui
surat
sering
digunakan
oleh
perusahaan
jasa
setempat
,
seperti
  
27
broker
perusahaan,
perusahaan
perbaikan
perumahan,
dan perusahaan
jasa
pemotongan rumput. Jika
perusahaan merencanakan
untuk mengiklankan
melalui
surat
harus terlebih
dahulu
memiliki
daftar
alamat
yang
sesuai
dengan
target
pasarnya.
7. 
Telemarketing
Menggunakan telepon
untuk
mempromosikan
atau
menjual
produk.
Banyak
perusahaan surat
kabar
setempat
menggunakan
telemarketing
untuk
menarik
pelanggan
baru. Perusahaan
telepon
dan TV kabel juga menggunakan telemarketing
untuk menjual jasa mereka.
8.   Periklanan Luar Ruangan
Ditunjukkan pada billboard atau papan tanda. Periklanan seperti ini umumnya sangat
besar, karena
konsumen
tidak
mungkin
akan berhenti melihatnya dari dekat.
Produk
dan jasa yang berkaitan dengan liburan mengunakan periklanan outdoo
r.
9.   Periklanan Transportasi
Periklanan
sering
dipamerkan
pada
alat
transportasi seperti bus
dan di
atap
taksi.
Iklan-iklan  ini 
berbeda 
dengan 
iklan  outdoor  hanya 
dijelaskan 
karena 
mereka
bergerak (tidak
diam).
Iklan
ini
umumnya
mencoba
memberi
efek visual yang
kuat
yang dapat dikenal oleh konsumen ketika kendaraan berjalan.
10. Periklanan Khusus
Bentuk
lain
dari
periklanan
non
media
juga
memungkinkan
seperti t-shirt,
topi
dan
sticker bemper.
Media                                  
Keunggulan                              Keterbatasan
  
28
1. Surat Kabar
Fleksibilitas, ketepatan waktu,
liputan pasar lokal yang baik,
penerimaan yang luas, sangat
dipercaya.
Jangka waktu pendek, mutu
reproduksi buruk, penerusan
ke audiens berikutnya kecil.
2. Televisi
Menggabungkan gambar,
suara dan gerak, merangsang
indera, perhatian yang tinggi,
jangkauan tinggi.
Biaya absolut tinggi,
pengelompokkan tinggi,
paparan bergerak cepat
sehingga sulit dilihat, audiens
dipilih secara kurang baik.
4. Surat langsung
Audiens terpilih, fleksibilitas,
tidak ada persaingan iklan
dalam media yang sama,
personalisasi.
Biaya relatif tinggi, citra “surat
sampah”
5. Radio
Penggunaan masal, pilihan
geografis dan demografis
tinggi, biaya rendah.
Hanya penyajian suara,
perhatian lebih rendah
daripada televisi, struktur
harga tidak standar, tidak ada
jaminan posisi.
6. Majalah
Pilihan geografis dan
demografis tinggi, kredibilitas
dan gengsi, mutu reproduksi
tinggi, jangka waktu panjang,
penerusan pembacaan baik.
Tenggang waktu atas manfaat
dari pembelian iklan panjang,
ada peredaran yang sia-sia,
tidak ada jaminan posisi
produk.
7. Ruang terbuka ( out doo®
)
Fleksibilitas, pengulangan
paparan tinggi, biaya rendah,
persaingan rendah.
Tidak ada pilihan audiens,
kreatifitas terbatas.
8.
Halaman
kuning
pada
buku
telepon
Liputan lokal yang unggul,
sangat meyakinkan, jangkauan
luas, biaya rendah.
Persaingan tinggi, tenggang
waktu atas manfaat dari
pembelian iklan panjang,
kreatifitas terbatas.
9. Surat berita
Selektifitas sangat tinggi,
sangat terkontrol, peluang
interaktif, biaya relatif rendah.
Biaya bisa mengalir dengan
sia-sia.
10. Brosur
Lentur, sangat terkendali,
peluang interaktif, biaya relatif
rendah.
Produksi yang berlebihan bisa
menyebabkan biaya mengalir
dengan sia-sia
  
29
11. Telepon
Memiliki banyak pengguna,
peluang untuk memberikan
sentuhan pribadi.
Biaya relatif tinggi kecuali jika
digunakan sukarelawan.
12. Internet
Selektifitas tinggi,
kemungkinan intektif, Biaya
relatif rendah.
Media yang relatif baru dengan
jumlah pengguna yang rendah
di beberapa negara.
Sumber : Kotler
Gambar 2.2
Jenis-jenis Media Iklan
2.5.6 
Alasan Periklanan
Alasan-alasan untuk periklanan menurut Madura (2001, p158),
periklanan umumnya
dimaksudkan
untuk
menumbuhkan
kesan
dari
merek,
institusi atau
industri tertentu.
Alasan yang paling umum adalah untuk meningkatkan image dari
produk tertentu :
Periklanan Merek : penyajian penjualan non-pe®sonal tentang produk tertentu.
Periklanan 
Komparatif 
dimaksudkan 
untuk 
mempengaruhi 
konsumen 
untuk
membeli
produk
tertentu dengan
mendemonstrasikan
kelebihan
merek
dan
membandingkan dengan produk pesaing lain.
Periklanan 
Pengingat 
dimaksudkan 
untuk 
mengingatkan 
konsumen 
akan
keberadaan produk.
Periklanan 
Institusional 
penyajian 
penjualan 
non-personal
tentang 
intitusi
tertentu.
Periklanan Industri : penyajian penjualan non-pe®sonal tentang industri tertentu.
2.6  Pengertian Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler (
1997, p36 ), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang
berasal
dari
perbandingan
antara
kesannya
terhadap
kinerja
atau
hasil
suatu
produk
dan harapan-harapannya terhadap kinerja produk
tersebut.
Kepuasan merupakan fungsi dari
kesan
kinerja
dan
harapan.
Jika
kinerja
memenuhi
harapan,
maka
konsumen
puas.
Jika
kinerja
melebihi harapan, konsumen
amat
puas atau
senang. 
Harapan
pembeli dipengaruhi
oleh     pengalaman     pembelian     mereka
sebelumnya,
nasehat
teman
dan
kolega,
serta
  
30
janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya.
Menurut
Olson
(
1999,
p157
),
kepuasan
konsumen
adalah
konsep
penting
dalam
konsep
pemasaran
dan
penelitian
konsumen. 
Sudah
menjadi
pendapat
umum
bahwa
jika
konsumen
merasa
puas
dengan
suatu produk
atau merek,
mereka
cenderung
akan
terus
membeli dan menggunakannya
serta memberitahu orang lain tentang pengalaman mereka
yang
menyenangkan
dengan
produk tersebut.
Jika
mereka tidak
dipuaskan, mereka
cenderung beralih merek serta mengajukan keberatan pada konsumen lainnya.
Menurut
pendapat
Irawan
(
2002,
p3
),
kepuasan
konsumen
adalah
hasil
akumulasi
dari
konsumen
atau
pelanggan
dalam
menggunakan
produk
dan
jasa.  
Oleh
karena
itu,
setiap transaksi atau pengalaman baru, akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan
konsumen.  Kepuasan konsumen mempunyai dimensi waktu karena hasil akumulasi.
Dari
definisi–definisi tersebut diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
kepuasan
konsumen
adalah perasaan senang akan
penggunaan suatu
produk,
dimana
konsumen
berharap akan
menggunakan produk itu kembali.
2.6.1
Faktor – Faktor Pendorong Kepuasan Konsumen
Menurut
Irawan
(
2002,
p37–40
),
faktor
faktor
pendorong
kepuasan
konsumen
terbagi menjadi lima yaitu :
1.   Kualitas Produk
Konsumen
merasa puas
kalau
setelah
membeli
dan
menggunakan
produk
ternyata
kualitas
produknya
baik.  
Sebagai
contoh
:
konsumen
akan
puas
terhadap
televisi
yang
dibeli apabila
menghasilkan gambar dan suara
yang baik, awet atau tidak cepat
rusak, memiliki banyak fasilitas, tidak ada gangguan dan desainnya menawan.
2.   Harga
Untuk
konsumen
yang sensitif,
biasanya
harga
murah
adalah sumber kepuasan
yang
penting
karena
mereka akan
mendapatkan
nilai uang
yang tinggi. 
Komponen
harga
ini relatif tidak
penting
bagi mereka yang tidak
sensitif terhadap harga. 
Bagi
mereka
yang
tidak
peduli
dengan
harga,
mereka
lebih
menyukai
harga
yang
sedikit
mahal
  
31
namun
kualitasnya
baik
daripada
harganya murah
tetapi
kualitasnya
tidak
sesuai
dengan
keinginannya. 
Jadi
persaingan dalam
harga
akan
mendapatkan
perhatian
konsumen
sepanjang
kualitas
barang adalah sama. 
Kualitas
produk
dan
harga
seringkali
tidak
mampu menciptakan
keunggulan
bersaing
dalam
hal
kepuasan
konsumen. 
Kedua
aspek ini
relatif
mudah ditiru. 
Dengan
teknologi
yang
hampir
standar,
setiap
perusahaan
biasanya
mempunyai
kemampuan untuk
menciptakan
kualitas
produk
yang
hampir
sama
dengan pesaing.  
Oleh karena
itu,
banyak
perusahaan yang lebih mengandalkan aspek ke tiga,
yaitu service quality.
3. 
Service Quality
Untuk
memuaskan
pelanggan,
suatu perusahaan
hendaknya
terlebih
dahulu
harus
dapat
memuaskan
karyawannya
agar produk yang dihasilkan
tidak rusak kualitasnya
dan
pelayanan
kepada pelanggan
dapat
diberikan
lebih baik. 
Jika karyawan
merasa
puas,
akan
lebih
mudah
bagi
mereka untuk
menerapkan
kepada
pelanggan
bagaimana
rasa
puas
itu. 
Menurut
Yoeti
(
2000, p67-72
),
ada
empat
cara
agar
seseorang
karyawan
dapat
memberikan
pelayanan
kepada
pelanggan
secara baik
yaitu :
a. 
Skill
Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik dan sesuai standar perusahaan,
seorang 
karyawan  harus 
melalui 
pendidikan 
dan 
pelatihan 
yang
diselenggarakan perusahaan ( Inhouse Training ).
b. 
Efficiency
Tujuan sebenarnya adalah untuk mengurangi kesalahan ( Zero Defect ). 
Suatu
kesalahan
kecil dapat mempengaruhi
kualitas
produk,
menciptakan
biaya
dan
menimbulkan citra yang tidak baik bagi perusahaan.
c.
Courtesy
Keramahtamahan yang dimaksud
bukan suatu
tingkah laku yang dibuat – buat,
  
32
tetapi harus dari lubuk
hati
yang
dalam,
karena
pelanggan dapat membedakan
mana  
yang 
berpura 
pura   dan   mana   yang 
keramahtamahan   yang
sebenarnya.
d. 
Pride
Setiap
karyawan harus
memiliki
kebanggan dengan
pekerjaannya, sehingga
dapat memberikan yang terbaik bagi konsumen.
4. 
Emotional Factor
Faktor ini relatif penting. Kepuasan pelanggan timbul pada saat ia sedang
mengkonsumsi
produk makanan tertentu. 
Hal ini
disebabkan
karena
merek
produk
makanan
tersebut
sudah
tercipta
dengan
baik,
baik
dari
segi
kualitas
makanan,
harga
yang
tidak
murah
karena
harga
yang
mahal
identik
dengan
kualitas
produk
yang tinggi dan sebaliknya, serta pelayanan yang diberikan.
5.   Kemudahan
Konsumen akan semakin puas apabila tempat mudah dicapai dan juga nyaman.
Dengan
mengetahui
kelima
faktor
ini,
tentulah
tidak
cukup
bagi
perusahaan
untuk
merancang
strategi
dan
program
peningkatan
kepuasan
konsumen. 
Langkah
berikutnya
adalah
mengetahui
berapa
bobot
masing
masing faktor
dalam
menciptakan
kepuasan
konsumen 
Kontribusi
faktor
ini
juga
dapat
berubah
dari
waktu
ke
waktu untuk
suatu
industri. 
Besarnya
bobot
setiap
faktor
relatif
mudah diketahui
dengan
melakukan
survei.
Dalam
survei,
konsumen
dapat
ditanyakan
secara
logis
mengenai
kepuasan
mereka
dan
faktor kepentingan
dari
masing
masing
faktor
tersebut
dalam mempengaruhi
kepuasan
mereka setelah menggunakan produk satu atau jasa.
2.6.2
Alat Mengukur Kepuasan Konsumen
Alat–alat
untuk
melacak
dan
mengukur
kepuasan
konsumen
(
Kotler
1997,
p38
)
  
33
adalah :
a.   Sistem Keluhan dan saran
Sebuah
perusahaan
yang
berfokus pada
pelanggan
mempermudah
pelanggannya
untuk
memberikan
saran
dan
keluhan. 
Dalam
menyampaikan
saran
atau
keluhan
dapat
melalui
nomor telepon
gratis
untuk
memaksimalkan kemudahan yang
diharapkan
pelanggan. 
Arus
informasi
ini
menyediakan
banyak
gagasan
yang
baik
bagi
perusahaan–perusahaan
ini
dan memungkinkan
mereka
bertindak
lebih
cepat
untuk menyelesaikan masalah.
b.   Survei Kepuasan Pelanggan
Penelitian
menunjukkan
bahwa
bila
para
pelanggan
tidak
puas
dengan
satu
dari
setiap 
empat 
pembelian,  kurang  dari 
pelanggan 
yang  tidak 
puas  akan
mengeluh.
Kebanyakan
pelanggan akan membeli lebih sedikit
atau
berganti pemasok
daripada mengajukan
keluhan. Karenanya,
perusahaan–perusahaan tidak dapat
menggunakan
banyaknya    keluhan   
sebagai    ukuran   
kepuasan   
pelanggan.
Perusahaan–perusahaan yang
responsif
memperoleh
ukuran
kepuasan
pelanggan
secara langsung dengan survei berkala.
c.
Belanja Siluman
Perusahaan–perusahaan
dapat
membayar orang–orang
untuk
bertindak sebagai
pembeli
potensial
untuk
melaporkan
temuan–temuan
mereka tentang
kekuatan
dan
kelemahan yang mereka alami dalam membeli produk perusahaan dan produk
pesaing.   
Para 
pembelanja 
siluman  ini 
bahkan 
dapat 
menyampaikan 
masalah
tertentu  untuk  menguji  apakah  staff  penjualan  perusahaan 
menangani 
situasi
tersebut dengan baik.
d.   Analisis Kehilangan Pelanggan
Perusahaan–perusahaan harus menghubungi para
pelanggan yang berhenti membeli
  
34
atau
berganti pemasok
untuk
mempelajari
sebabnya. 
Bukan
saja
penting untuk
melakukan wawancara keluar ketika pelanggan pertama kali berhenti membeli, tetapi
juga
harus memperhatikan
tingkat
kehilangan
pelanggan,
dimana
jika
meningkat,
jelas menunjukkan bahwa perusahaan gagal memuaskan pelanggannya.
2.6.3
Cara Mencapai Kepuasan
Konsumen
Menurut 
Toeti 
(  2000,p59-65 
),  ada 
beberapa 
hal 
yang  dapat 
dilakukan  oleh
perusahaan agar konsumen puas yaitu :
1.   Falsafah Kepuasan Konsumen
Untuk
menentukan
kepuasan
konsumen,
suatu perusahaan pertama
tama
harus
komit pada
filosofi yang
digunakan
dalam menetapkan
misi
dan
tujuan perusahaan.
Yang
terpenting,
kepuasan
konsumen yang diinginkan
hendaknya
dikonfirmasikan
kepada
seluruh
karyawan, mulai
dari
pesuruh sampai dengan
direktur
dan semuanya
harus komit akan melaksanakannya bahwa
memberikan kepuasan kepada
konsumen
adalah tugas nomor satu.
2.   Kebutuhan dan Kepuasan Konsumen
Sebelum
suatu
perusahaan menetapkan akan
memberikan
kepuasan
kepada
konsumen,
perusahaan
terlebih
dahulu harus mempelajari apa
itu
kebutuhan dan
harapan–harapan konsumen.
3.   Ukuran dan Standar Kepuasan Konsumen
Untuk
mengarahkan
karyawan dalam
mencapai kepuasan konsumen suatu
perusahaan
hendaknya
menentukan
suatu
standar
dan
ukuran
tertentu,
mengenai
pelaksanaannya.
4.   Orientasi Karyawan
Bilamana karyawan
merasa puas, akan lebih mudah bagi mereka menerapkan kepada
konsumen, bagaimana rasa puas itu. Jadi harus ada keseimbangan kepentingan
antara organisasi atau manajemen dengan
karyawan. Titik
tolaknya adalah
kesejahteraan karyawan. 
Bila
kondisi
kerja
tidak baik,
dan
kesejahteraan
karyawan
  
35
tidak
mendapat
perhatian,
maka
tidak hanya
produk
yang
menurun
kualitasnya,
pelayanan
secara keseluruhan
juga akan berantakan,
akibat
tindakan
karyawan yang
tidak puas.
5. 
Training
Di
samping
perlunya
penerimaan pegawai
yang
sesuai
dengan
pekerjaan,
suatu
perusahaan memerlukan pelatihan untuk meningkatkan
ketrampilan dan
kemampuan
mereka.  
Karena
itu
dengan
adanya
training akan
banyak
membantu
kayawan,
bagaimana
melakukan
pekerjaan
secara
efisiensi
dan
memberikan
pelayanan
yang
disenangi oleh konsumen.
6.   Keterlibatan Karyawan
Suatu
perusahaan hendaknya
mengikutsertakan karyawannya
dalam
semua
usaha
untuk memberikan
kepuasan
konsumen. Misalnya,
dalam
hal ini
menentukan standar
indeks
kepuasan
konsumen. 
Karyawan yang
melakukan
identifikasi
bersama
dengan
perusahaan dan
membuat
program
biasanya
berusaha
keras untuk
memuaskan
kebutuhan konsumen
7.   Penghargaan
Untuk
membuat staff lebih
berorientasi
kepada
konsumen,
penghargaan
perlu
diberikan
kepada
mereka
yang
berprestasi dalam memberikan kepuasan kepada
konsumen. Bentuk penghargaan
dapat dilakukan dengan
berbagai cara, dengan
memberikan tanda
penghargaan,
memberikan
bonus, atau
meningkatkan
jabatannya
( promosi ).
2.7   Hubungan Efektifitas Iklan Terhadap Kepuasan
Pelanggan
Perencanaan dan
pengendalian periklanan
yang baik
sangat tergantung pada
ukuran
  
36
efektivitas
periklanan. Mengevaluasi periklanan
bahkan lebih pelik
permasalahannya,
dikarenakan
adanya
perbedaan
dalam ukuran
kapasitas
pasar.
Terlepas
dari keuntungan
yang
dapat
diperoleh
kedua
belah
pihak, yaitu
produsen
dan
konsumen,
maka
pihak
produsen
sering
kali
lebih
diuntungkan
dengan aktifitas
periklanan
yang
mereka
lakukan.
Fenomena
ini muncul
bila
iklan
tidak selalu
memberikan
informasi yang benar.  Sering
kali
iklan
tidak
dibuat
dengan jujur,
dan
mampu menerangkan sifat-sifat sebenarnya
suatu
produk yang diiklankan.
Iklan
yang
menyatakan
bahwa
suatu
produk
lebih
istimewa
dibandingkan
produk
sejenis yang
lainnya 
yang beredar di
pasaran,
maka akan
menarik
segolongan konsumen
untuk  tidak  menggunakan  produk  lainnya  yang  dihasilkan 
perusahaan  pesaing.    Bila
kualitas
produk yang
dipromosikan melalui
iklan ternyata lebih buruk
dan
produk tersebut
dikonsumsi
oleh
pemakai
karena
pengaruh
iklan,
maka
iklan
tersebut akan
merugikan
konsumen.
Iklan
yang
akan
disampaikan
sebaiknya
diramu
sedemikian
rupa
sehingga
pesan yang 
akan disampaikan
mudah
dicerna
dan
dimengerti oleh
masyarakat,
dan
mengandung informasi
yang
benar. Dengan
demikian,
harga
yang
dibayarkan oleh
konsumen 
untuk  suatu  produk  sebanding 
dengan 
kualitas 
yang  sebenarnya 
produk
tersebut. Seandainya
suatu iklan
dapat
terpatri
secara
mendalam dalam
benak konsumen,
dan
konsumen
mencermatinya
dengan
sudut
pandang
yang
benar,
maka
hal
itu
berarti
hasil
kerja
mekanisme
pasar.  
Fenomena
ini
dalam
pemasaran
dikenal
dengan
sebutan
“iklan yang efektif”.
Secara
umum, dikenal
tiga
kriteria
yang dapat digunakan
untuk mengukur
efektivitas
periklanan,
yaitu:
penjualan,
pengingatan,
dan
persuasi.
Efektivitas
periklanan yang
berkaitan
dengan
penjualan
dapat
diketahui melalui riset
tentang
dampak penjualan.
Sedangkan efektifitas
periklanan
yang
berkaitan
dengan
pengingatan
dan
persuasi
dapat
diketahui melalui riset tentang dampak komunikasi.
Mengkaitkan
iklan
dengan
penjualan
akan
cukup
sulit
dilakukan
karena
banyaknya
faktor-faktor 
diluar 
iklan 
yang 
berpengaruh 
secara 
signifikan 
terhadap 
keputusan
  
37
pembelian
konsumen.
Ukuran
keefektivitan iklan
lainnya,
yang
umum
dipakai
adalah
kemampuan konsumen mengingat
konsumen
terhadap
iklan atau
bagian
dari
iklan.
Misalnya,
dalam
suatu telaah daya
ingat konsumen
pada satu
hari iklan
ditayangkan, maka
peneliti dapat menggali informasi dari konsumen dengan mengajukan pertanyaan kepada
pemirsa,
apakah
mereka
menonton
program
televisi
tertentu kemarin.  
Jika
mereka
menonton
program
tersebut,
kemudian
konsumen ditanyai, apakah
mereka
mengingat
adanya iklan
yang ditayangkan, dan
hal apa
saja
yang mereka ingat
berhubungan
dengan
iklan
yang
ditayangkan.  
Hanya
pemirsa
yang
mampu
mengingat
sebuah
elemen
visual
atau suatu penjualan yang dianggap dapat mengingat iklan yang ditayangkan.
Kriteria  
ketiga,
yaitu
persuasi
yang
berkaitan
dengan
mengukur
dampak
pemahaman
konsumen
terhadap suatu
iklan, terhadap
perubahan kepercayaan konsumen pada
ciri
atau
konsekuensi produk, sikap terhadap merek, merek terhadap membeli merek atau
keinginan
membeli.
Menurut
pendapat
Irawan
dalam
bukunya
Indonesian
Customer
Satisfaction
(
2003, p121
)
hubungan antara
efektifitas iklan dengan kepuasan konsumen adalah bahwa
iklan
juga
mempengaruhi
harapan
dari
konsumen.
Iklan
merupakan
komponen
kedua
dalam
mempengaruhi skor
kepuasan
pelanggan.
Apabila
iklan
tidak
terlalu
over promise,
maka kepuasan akan lebih mudah terjadi.
Memberikan janji
yang
tinggi,
memang penting untuk
menarik
pelanggan
baru.
Idealnya
iklan
memberikan
janji
yang
tinggi dan
kemudian
produk
atau
jasa
mampu
memenuhi janji tersebut.
2.8 Strategi Periklanan
Strategi   periklanan  
yang  
digunakan   untuk  
sebuah   produk  
terkadang   sangat
  
38
bergantung
pada
tahap
dimana
produk
tersebut
berada
dalam
daur
hidup
produk.
Dalam
tahap
perkenalan,
contohnya
iklan
informatif
dapat membantu
mengembangkan
kesadaran
para
pembeli
mengenai
perusahaan dan
produknya
serta
membantu
memantapkan
permintaan
akan
produk tersebut.
Jadi,
ketika sebuah
buku
teks
baru
diterbitkan
para
instruktur
menerima iklan
direct mail yang
informatif agar mereka mengetahui
isi
buku dan
ketersediaannya.
2.8.1
Menetapkan Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan
harus berdasarkan
pada
keputusan
sebelumnya 
mengenai pasar
sasaran, penentuan posisi
pasar
dan
bauran pemasaran.
Banyak tujuan
periklanan
dapat
digolongkan
berdasarkan
sasarannya
yaitu
apakah untuk
menginformasikan,
membujuk
atau mengingatkan:
a.  Periklanan informatif  : diadakan secara  besar-besaran pada tahap awal suatu jenis
produk, tujuannya adalah untuk membentuk permintaan pertama.
b. 
Periklanan
persuasif
:
penting
untuk
dilakukan
dalam
tahap
persaingan,
tujuannya
adalah untuk
membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu.
c. 
Iklan pengingat : sangat penting untuk produk yang sudah mapan.
Pilihan
tujuan
periklanan
harus
didasarkan
pada
analisis
yang mendalam mengenai
situasi 
pemasaran 
sekarang 
jika 
kelas 
produk 
tersebut 
mapan 
dan 
perusahaan
merupakan
pemimpin
pasar
dan jika
penggunaan mereknya
rendah,
tujuan
yang
tepat
adalah
mendorong
pemakaian
merek yang
lebih
tinggi.
Jika
kelas produk
itu
baru
dan
perusahaan
bukan
pemimpin
pasar,
tetapi
merek tersebut
lebih
unggul
dibandingkan
pemimpin 
pasar, 
maka 
tujuan 
yang 
tepat 
adalah 
meyakinkan 
pasar 
mengenai
keunggulan merek tersebut.
2.8.2
Memutuskan Anggaran Iklan
:
Metode-metode
yang
sering
digunakan
untuk
menyusun
anggaran
iklan
menurut
  
39
Kotler (1997, p621), antara lain :
1.
Affordable
Method
:  metode  yang 
ditetapkan 
berdasarkan 
kemampuan
perusahaan yang
bersangkutan.
Metode
ini
tidak
menentu,
sehingga
sulit
merencanakan pemasaran jangka panjang, tetapi mudah dilaksanakan.
2.  
Percentage of  Sales
Method
metode 
ini 
menentukan 
anggaran 
iklan 
dari
persentase
penjualan
yang
lalu
ataupun
persentase
penjualan
yang
telah
diatasi
beberapa keuntungan dari metode ini adalah 
:
a.   Biaya periklanan menjadi seimbang dan terjangkau oleh perusahaan.
b. 
Mendorong manajemen berpikir
berdasarkan
kesimbangan antara
biaya
periklanan, harga jual dan keuntungan.
c.
Mendorong  
terjadinya  
stabilitas   kompetitif  
sehingga  
memungkinkan
perusahaan yang
berkompetisi
mampu
menentukan
biaya
periklanan
mereka dengan persentase yang sama.
3.   Competitive
Parity  Method  :
menetapkan 
anggaran 
iklan 
sesuai 
dengan
pesaingnya. Ada dua pendapat mengenai metode ini yaitu :
a. 
Pengeluaran pesaing merupakan
kebijaksanaan
yang
kolektif
bagi    suatu
industri.
b. 
Mempertahankan  keseimbangan 
kompetitif  untuk  membantu 
mencegah
perang periklanan. Tidak ada satupun dari kedua pendapat itu benar.
4.
Objective dan Tash Method
:
Menetapkan
biaya
iklan
dengan
cara
menentukan
tujuan
khusus
serta
tugas-tugas
yang harus
dilakukan
untuk
mencapai
tujuan
tersebut, serta mengestimasi biaya untuk melaksanakan tugas tersebut.
2.8.3 
Memutuskan Pesan Iklan
Menurut
Kotler(1997,
p641-644),
strategi
untuk
keputusan
pesan
iklan
diambil
  
40
melalui beberapa tahapan yaitu:
1.  Pembentukan Pesan: beberapa metode pembentukan antara lain:
a.
Metode
Induktif
:
mengadakan
penelitian
dari
suatu
produk terhadap
konsumen,
penyalur,
para ahli
dan
pesaing,
dilakukan
guna
mengetahui
kekurangan serta kelemahan produk untuk menciptakan iklan.
b. 
Metode Deduktif
: mengadakan gagasan iklan yang berasumsi konsumen
mengharapkan salah satu
imbalan
dari
produk,
antara
lain rasional,
perasaan
sosial atau kepuasaan diri.
2. 
Evaluasi
dan Pemilihan
Pesan :
pengevaluasian
pesan iklan
dilakukan
dengan
mengadakan
penilaian
pesan
berdasarkan tingkat
yang
diinginkannya
atau
daya
tarik,
keeksklusifannya
dan
kepercayaannya. Pertama-tama
harus
menyatakan
sesuatu
yang diinginkannya
atau
yang
dapat
menarik
perhatian
produk
tersebut
pesan
harus
mengatakan
sesuatu
yang
eksklusif atau
kekhasan
produknya
dari
suatu produk
pesaing serta pesan tersebut harus dapat dipercaya.
3.   Pelaksana
Pesan :
dampak
dari pesan
iklan
itu
tidak
hanya
tergantung
pada apa
yang
dikatakan
tetapi
bagaimana
pelaksanaannya
terlebih
dahulu
disusun
uraian
strategi
naskah
iklan
yang
menggambarkan
tujuan
isi,
dukungan
dan
nada
dari
iklan yang diinginkan.
Menurut 
Kotler 
(1997, 
p645), 
untuk 
pelaksanaan 
pesan 
yang 
kreatif 
harus
ditemukan
empat
elemen
yang
harus
menyampaikan
suatu
citra
dan
pesan
yang
terpadu, antara lain :
a.  
Gaya :  pesan
dapat dipresentasikan dengan gaya eksekusi yang
berbeda-beda
antara lain:
-
Cuplikan
kehidupan (
Slice of Life
)
:
cara
ini
menunjuk
satu atau lebih
orang
yang menggunakan suatu
produk dalam kehidupan yang sebenarnya.
-
Gaya hidup ( Life Style
): cara ini menunjukan
bagaimana suatu produk sesuai
dengan suatu gaya hidup tertentu.
  
41
-
Fantasi  (
Fantasy
)  : cara ini dilakukan dengan menciptakan fantasi mengenai
produk atau penggunannya, iklan ini dapat membuat suatu produk melebihi
kemampuan
yang sebenarnya.
-
Suasana atau citra ( Mood or Image
)
:
cara ini membangun suasana atau citra
di sekitar
produk,
seperti kecantikan, cinta
atau
keanggunan.
Dapat
dipastikan
bahwa pengakuan atas
produk tersebut berdasarkan sugesti.
-
Musikal
(
Musical
)
:
cara
ini
menggunakan satu atau
lebih
orang
atau kartun
yang menyanyikan sesuatu tentang produk.
-
Simbol
Kepribadian
(
Personality Symbol )
:
cara
ini
dengan  
menciptakan
suatu
karakter
yang
sesuai
dengan produk,
yang
nantinya
akan
tetap
merupakan maskot dalam
produk tersebut.
-
Keahlian teknis ( Techni©al Expertise
)
:
cara ini menunjukkan kemampuan
dan
keahlian perusahaan dalam menciptakan produk yang berkualitas.
-
Bukti Ilmiah (
Scientific Evidence
) : cara ini menunjukkan berbagai bukti survei
atau ilmiah
bahwa produk tersebut
yang
terbaik atau lebih
unggul dari
produk
lain.
-
Bukti Kesaksian (
Testimonial Evidence ) : cara ini menggunakan orang sebagai
sumber yang dapat dipercaya dan merupakan panutan masyarakat.
b.  
Nada
:
komunikator
harus
memilih
nada
yang
tepat
untuk
iklan
tersebut,
antara 
lain  secara 
serius 
dengan 
menyampaikan 
sesuatu 
positif 
tentang
produk,
secara
humor
dan ada
yang
menggunakan
emosi
untuk
menentukan
nadanya.
c.
Kata-kata 
menggunakan 
kata-kata 
yang 
mudah 
diingat 
dan 
menarik
perhatian audience.
d.   Format : elemen format menurut Kotler ( 1997,p647 ), terdiri atas :
-
Ukuran  
:
pada
iklan
cetak
ukuran
ditambah
untuk
mendapat
perhatian
konsumen.
Umumnya
ukuran
yang
lebih
besar
pada
suatu
iklan
akan
  
42
mendapatkan perhatian lebih.
-
Warna
:
elemen
ini
merupakan
sarana
untuk
menarik
perhatian
konsumen
dan sering
digunakan untuk
membangkitkan
suasana
atau
perasaan, serta
berfungsi menciptakan persepsi.
-
Ilustrasi
:
berfungsi
untuk
menarik
perhatian
dan
membantu
di
dalam
memperlihatkan
produk
dan
menjelaskan
gagasan
atau
situasi
yang
sulit
dituangkan dengan kata-kata.
Dalam merancang pesan iklan
menurut
Kotler (
1997, p 611-616
),
menyangkut empat
hal antara lain :
1.   Isi
Pesan
:
komunikator
harus
menetapkan
apa
yang
ingin
disampaikan
kepada
pemirsa
sasaran
sehingga
memperoleh
tanggapan
yang
diinginkan
dari
pemirsa.
Proses ini dapat dijabarkan dalam tema, ide atau daya tarik :
a.   Tema merupakan daya tarik yang penting untuk membuat pembeli potensial.
b.   Setiap iklan
yang sukses
terjadi
karena
iklan
tersebut mampu membuat
daya
tarik
yang
efektif
terhadap
beberapa
kebutuhan
atau
keinginan
konsumen
yang menyaksikan, membaca atau mendengarkan iklan tersebut.
2.   Struktur 
Pesan 
merupakan 
cara 
menampilkan 
pesan 
dalam 
bentuk 
suatu
kesimpulan. Apakah itu
tersirat atau tersurat dalam
kandungan
isinya. Struktur Iklan
terdiri dari :
a.   Headline
:
merupakan
bagian
terpenting
dari
suatu
iklan
dan
letaknya
tidak
sesuai pada tulisan, tetapi merupakan bagian pertama yang dibaca orang.
b.   Subheadline
:
merupakan
kalimat
yang
mengikuti
judul
dan
menyampaikan
sesuatu yang penting terhadap calon pembeli.
c.
Amplifikasi :
merupakan
perluasan
naskah
atau
teks
iklan
yang
mengikuti
judul.
  
43
3.  
Format
Pesan
:
komunikator
di
dalam
menentukan
format
pesan
harus
melihat
media
yang
digunakan
sebab
format
setiap
media
berbeda.
Jika
melalui
media
radio, maka
perlu diperhatikan
dalam memilih
kata-kata,
kualitas suara ( kecepatan
bicara,
irama
dan
artikulasi
)
dan
vokalisasi
(
waktu berhenti
tarikan
nafas
)
jika
melalui
media
cetak,
maka
perlu
diperhatikan
dalam
menentukan
gambar,
judul,
ilustrasi, warna, naskah.
4.   Sumber
Pesan
:
menurut
Kotler
(
1997,
p615
),
pengaruh
pesan
pada
sasaran
ditentukan oleh
bagaimana
pandangan konsumen
sasaran
terhadap sumber
pesan,
jika
sumber pesan
yang digunakan
menarik
akan menghasilkan perhatian
dan
ingatan yang lebih baik.
Skema Kerangka Pemikiran
  
44
Promotion
Personal
Selling
Sales
Promotion
Advertising
Public
Relation
Direct
Marketing
Efektifitas Iklan
1.   Menetapkan tujuan iklan
2.   Memutuskan anggaran iklan
3.   Mumutuskan pesan iklan
4.   Keputusan tentang media
5.   Menentukan waktu iklan
Kepuasan Konsumen
1.   Faktor pendorong kepuasan konsumen
2.   Alat mengukur kepuasan konsumen
3.   Cara mencapai kepuasan konsumen
Hubungan Efektifitas Iklan terhadap Kepuasan
Konsumen
2.9 Metodologi  Penelitian
  
45
2.9.1 Jenis dan Metode Penelitian
Pengertian
penelitian
menurut
Riduwan
(2002,
p1),
ialah suatu
cara
ilmiah
untuk
memecahkan suatu
masalah
dan
untuk
menembus
batas-batas
ketidaktahuan
manusia.
Kegiatan
penelitian
dengan
mengumpulkan dan memproses
fakta-fakta
yang ada
sehingga
fakta
tersebut
dapat
dikomunikasikan oleh
peneliti dan
hasilnya-hasilnya
dapat
dinikmati
serta digunakan untuk kepentingan manusia.
Metode 
penelitian 
yang 
akan 
digunakan 
dalam 
penelitian 
ini 
adalah 
metode
deskriptif.
Menurut
Cooper dan
Emory
(1997,
p131),
metode
deskriptif
merupakan
salah
satu
metode  yang  menyangkut  suatu
pertanyaan
atau 
hipotesa
univariat yang mana
menyatakan sesuatu mengenai
besar,
bentuk,
distribusi
atau
keberadaan
suatu
variabel
yang  sering  digunakan  untuk  meneliti  status  sekelompok  manusia,  suatu  objek  atau
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan
dari
penelitian
deskriptif ini
adalah
untuk
membuat
deskripsi,
gambaran
atau
lukisan secara
sistematis,
faktual
dan
akurat
mengenai
fakta-fakta, sifat
serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
2.9.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam
mengumpulkan
data
untuk
keperluan
penyusunan
penelitian
ini,
cara
yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
1.  Data Primer
Data  primer  adalah  data 
yang 
diperoleh  langsung  dari  objek  penelitian.  Untuk
mendapatkan data primer
dilakukan dengan cara atau teknik-teknik
yaitu :
a.   Wawancara
(
interview ) : salah satu cara untuk mendapatkan data dengan jalan
mengadakan tanya jawab
kepada orang
yang mengetahui tentang objek
penelitian.
Dalam
hal
ini diadakan
tanya
jawab
dengan
pimpinan
dan
staff
perusahaan
yang
menangani
periklanan perusahaan
untuk
mendapatkan
data-
data tentang kegiatan periklanan perusahaan.
b.  
Daftar 
pertanyaan 
kuesioner
)  : 
teknik 
pengumpulan  data  dengan  cara
  
46
menyebarkan
daftar
pertanyaan
atau
kuesioner
yang
diajukan
kepada
orang
yang
terkait dan
bersangkutan langsung dengan masalah
yang
diteliti.
Dalam
hal
ini
daftar
pertanyaan atau kuesioner
disebarkan
kepada
para
responden
atau
konsumen yang berkaitan dengan perusahaan atau pun tidak berkaitan.
Sampel
yang
diambil
adalah
berdasarkan
sampel
non
probability
dengan
metode
convinience sampling. Sampel non probability
adalah
pemilihan sampel
secara tidak
acak
dimana elemen-elemen
populasi tidak mempunyai
kesempatan yang sama
untuk
terpilih
menjadi
sampel,
dan
metode
convinience sampling adalah
cara
pengambilan
sampel
jenis ini
nyaris tidak dapat
diandalkan tetapi biasanya
paling
murah
dan
cepat
dilakukan
karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui.
2. 
Data Sekunder
Data
sekunder
adalah data
yang
diperoleh
secara
tidak
langsung
melalui
pihak
lain
yang
berkaitan
dengan
masalah
yang
akan diteliti.
Dalam
hal
ini
perolehan
data
dengan penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara
mempelajari literature
dan
sumber
bacaan
yang mempunyai
kaitan
erat
dengan
masalah yang akan diteliti.
2.9.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran
Definisi operasional
variabel adalah penjelasan
yang diberikan terhadap
suatu
variabel
sehingga
dapat
untuk diamati
dan diukur.
Variabel dalam
penelitian
ini
adalah
efektifitas
periklanan,
yaitu
kemampuan
perusahaan
dalam membuat
dan
melaksanakan
langkah-
langkah
periklanan
untuk mencapai
suatu
tingkat
efektifitas
tertentu
dari
pelaksanaan
periklanan tersebut sesuai dengan tujuannya. Strategi periklanan tersebut antara lain :
  
47
1.   Menetapkan Tujuan Periklanan : suatu kegiatan dalam memberikan informasi kepada
konsumen
tentang
produk yang
ditawarkan
dan
berusaha
untuk membujuk
serta
mengingatkan
konsumen bahwa
produk
yang
ditawarkan
dapat
memberikan
kepuasan.
2.   Memutuskan Anggaran Periklanan : suatu
kegiatan yang
dilakukan
oleh
perusahaan
dalam menganggarkan biaya
untuk
melaksanakan
periklanan
guna mencapai target
ataupun
tujuan perusahaan.
3.   Memutuskan Pesan Iklan : suatu kegiatan dalam merancang pesan iklan yang efektif
yaitu
menarik perhatian
dan
dapat
membujuk konsumen
tetapi
pesan tersebut harus
dievaluasi dan diseleksi terlebih dahulu sebelum ditampilkan.
4.   Memutuskan
Tentang
Media
:
suatu
kegiatan
yang
dilakukan
dalam
memilih
jenis
media apa yang akan
digunakan untuk menempatkan atau
menampilkan
iklan
yang
akan disampaikan dengan berbagai pertimbangan.
5.  
Menentukan
Waktu
Media
:
suatu
kegiatan
yang
dilakukan
dengan
memilih
kapan
penjadwalan iklan yang tepat dalam melaksanakan periklanan dengan baik
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Dimensi
Indikator
Efektifitas Periklanan
1. Empati
2. Persuasi
3. Impact
a. Afeksi
b. Kognisi
a. Keinginan
b. Ketertarikan
a. Keterlibatan
b. Keunggulan
  
48
4. Komunikasi
a. Informasi
b. Pesan
Kepuasan Konsumen
1. Kualitas Produk
2. Harga
3. Service Quality
4. Fasilitas
a. Variasi Produk
b. Design Produk
a. Kesesuaian Harga
b. Intensitas Discount
a. Keramahan
b. Kecepatan
a. Kenyamanan
b. Tempat Strategis
2.9.4 Teknik Analisis Data
Metode
yang
dapat
digunakan
untuk
menganalisa
data
adalah
metode
deskriptif
kualitatif dan
metode kuantitatif yaitu :
1.   Metode
Deskriptif
Kualitatif
:
metode
yang digunakan
untuk
mengevaluasi efektifitas
periklanan dengan terhadap teori yang terkait.
2.   Metode 
Deskriptif 
Kuantitatif 
metode 
yang 
digunakan 
untuk 
mengevaluasi
efektifitas periklanan dengan cara memberikan pembobotan untuk masing-masing
variabel
dari jawaban
tanggapan
konsumen
atas
pertanyaan-pertanyaan
yang
diajukan oleh peneliti.
Berdasarkan 
ketentuan 
di 
atas, 
maka 
untuk 
mengetahui 
tanggapan 
responden
terhadap
iklan
Carrefour
dilakukan
penyebaran
kuesioner
terhadap
200
orang
responden
  
49
dengan
tipe
pertanyaan
tertutup,
yaitu
kuesioner
yang
jawabannya
sudah
ditentukan
sehingga responden tinggal memilih saja.
Dalam menganalisis hasil kuesioner digunakan skala likert, yaitu dengan memperlihatkan
item
yang dinyatakan
dalam
beberapa
response alternatif dalam
bentuk tabel
untuk
kepentingan analisis.
Bobot
dan
kategori
pengukuran
atas
tanggapan
responden
sebagai
berikut :
Jika jumlah sampel adalah 200 orang
Keterangan
Penilaian
Sangat tidak setuju
1
Tidak setuju
2
Netral/ Ragu-ragu
3
Setuju
4
Sangat setuju
5
Nilai terendah = 200 x 1 = 200
( jika semua jawaban responden sangat tidak setuju) Nilai
tertinggi = 200 x 5 = 1.000
( jika semua jawaban responden sangat setuju) Berdasarkan 
jumlah 
total 
yang 
didapat 
dari  suatu 
pertanyaan,  maka 
penelitian  atas responden
dapat dikelompokkan dengan perhitungan interval sebagai berikut :
Interval =
jarak
=
nilai terbesar – nilai terkecil
kelas
kelas
Jarak = nilai terbesar – nilai terkecil
= 1.000 -
200
= 800
Interval  =
800
5
=
160
Berdasarkan
interval diatas,
maka
batas-batas
penelitian terhadap
aspek-aspek
yang akan
dievalusasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
  
50
Nilai
Kategori
200-359
Sangat tidak setuju
360-519
Tidak setuju
520-679
Netral/ Ragu-ragu
680-839
Setuju
840-1000
Sangat setuju
Metode
korelasi
Spearman
(
rank correlation
)
adalah
metode
penelitian
yang
mengukur
antara
luas
set dari
urutan ( rangking
)
pada tabel yang berbeda
sehingga mempermudah
dalam perhitungannya. Korelasi Spearman Rank digunakan mencari hubungan atau untuk
menguji
signifikansi
hipotesis
asosiatif
bila
masing-masing
variabel
yang dihubungkan
berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama.
Karena 
terdapat 
rangking 
yang 
sama 
maka 
digunakan 
faktor 
koreksi 
T, 
dengan
perhitungan sebagai berikut :
T =
t
– 
t
+
t
³
-
t
n
n
dimana,
T = Faktor koreksi dari t
t  = Rangking yang sama dari variabel x
dan y
n  = Jumlah responden
Dari faktor koreksi tersebut maka diperoleh nilai
x²
dan y²
,
dengan rumus sebagai berikut:
?
x²
=   n ³
-
n  
-
?
T
x
12
?
y²
=   n ³
n
-
?
T
y
12
dimana,
x   
= Variabel efektifitas iklan
y    
= Variabel kepuasan pelanggan
  
51
?
x²
= Jumlah kuadrat dari variabel efektifitas iklan
?
y
=
Jumlah kuadrat dari variabel kepuasan pelanggan
n
= Jumlah responden
?
T
x  
= Faktor koreksi T dari x
?
T
y   
= Faktor koreksi T dari y
Setelah
diperoleh
harga
?
x²
dan
?
y²
,
maka
nilai
koefisien
korelasi
kedua
variabel
tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Rs =
?
x²
+
?
y
2
-
?
d²
2
?
x²
?   
?
y
2
dimana,
Rs 
= Koefisien korelasi Spearman
?
x² = Jumlah kuadrat dari variabel efektifitas iklan
?
y²
= Jumlah kuadrat dari variabel kepuasan pelanggan
D
= Perbedaan antara variabel x dan y
D ²   = Kuadrat perbedaan antara variabel x dan y
Dari hasil korelasi yang diperoleh maka dapat dihitung besarnya
test statistik untuk Rs yaitu :
Cr = Rs
n
-
2
1
-
®s2
Cr 
= Critical Ratio
Rs 
= Koefisien korelasi Spearman