6
BAB 2
LANDASAN
TEORI
2.1   Pengembangan dan Perancangan
Produk Baru
Pengembangan produk baru (New Product
Development)
adalah suatu bagian
yang
penting
dalam
dunia
bisnis.
Produk-produk
baru
dapat
memberikan dan
menyediakan kesempatan bertumbuh dan keuntungan kompetitif kepada perusahaan.
Dengan
bertambahnya produk-produk
baru,
maka
timbul
sebuah
tantangan 
untuk
dapat memperkenalkan produk baru secara lebih cepat tanpa mengurangi sisi kualitas.
Sebagai
contoh
para
penghasil
automobile dunia
sekarang
dapat
memperkenalkan
sebuah rancangan mobil baru dalam dua
tahun, di mana dahulu akan
membutuhkan
waktu sekitar empat tahun lamanya.
Perancangan
produk
baru
(New Product
Design)
sebagian
besar
adalah
berkenaan dalam hal operasional yang antara lain
men-spesifikasikan produk-produk
yang akan
dibuat di
mana hal
tersebut adalah sebuah persyaratan untuk
melakukan
produksi. Di waktu yang bersamaan, proses-proses yang ada dan produk-produk yang
akan
dihasilkan
dapat
memaksa
dan
mendorong
keberadaan teknologi
untuk
mendukung
lahirnya
produk-produk
baru.
Dengan
demikian
perancangan produk
mengacu kepada bentuk fisik (physical) dan proses manufaktur.
  
7
2.2  Proses
Pengembangan dan
Perancangan Produk
Proses
adalah
merupakan
urutan
langkah-langkah pengubahan
sekumpulan
input
menjadi
sekumpulan
output.
Dengan
demikian proses
pengembangan
produk
adalah
urutan
langkah-langkah
atau
kegiatan-kegiatan di
mana
suatu
perusahaan
berusaha 
untuk 
menyusun,   merancang, 
dan   mengkomersialkan 
suatu 
produk.
Menurut
Ulrich,
proses
pengembangan
produk
umumnya
terdiri
dari
enam
tahap,
yang antara lain adalah:
Perencanaan:      Kegiatan  perencanaan  sering  dirujuk  sebagai  “zerofase”
karena kegiatan
ini
mendahului persetujuan proyek
dan
proses
peluncuran
pengembangan produk aktual.
Pengembangan
konsep: 
Pada
fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar
target
diidentifikasi, alternative
konsep-konsep
produk
dibangkitkan dan
dievaluasi,
dan
satu
atau
lebih
konsep
dipilih
untuk
pengembangan dan
percobaan lebih jauh.
Perancangan  tingkatan system: Fase ini mencakup definisi arsitektur produk
dan
uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
Gambaran rakitan akhir untuk system produksi biasanya didefinisikan selama
fase ini.
Perancangan 
detail:    Fase
ini
mencakup
spesifikasi
lengkap
dari bentuk,
material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan
identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
  
8
Pengujian dan perbaikan:   Fase
ini
melibatkan konstruksi dan evaluasi dari
bermacam-macam  versi  produksi  awal  produk.  Prototype  awal  biasanya
dibuat dalam fase ini.
Produksi  
awal:       Pada   fase   produksi   awal,   produk   dibuat   dengan
menggunakan system produksi
yang sebenarnya. Tujuan dari
produksi
awal
ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang
timbul pada proses produksi sesungguhnya.
Dari
enam tahap
proses
pengembangan produk
tersebut, masih
terdapat
hal-
hal
detail
yang
harus
dilalui
dalam
setiap
tahap
proses
pengembangan produk.
Misalnya
dalam
tahap
pengembangan konsep,
pada
tahap
tersebut
harus
melalui
proses-proses
seperti
identifikasi kebutuhan
pelanggan, Spesifikasi produk,
Penyusunan
konsep
dan
sebagainya.
Untuk
dapat
lebih
jelas dan
menyeluruh dapat
diperhatikan dalam diagram proses pengembangan produk berikut ini.
  
Fase 0 Perencanaan Fase 1 Pengembangan Konsep Fase 2 Perancangan Tingkatan Sistem Fase 3 Perancangan Rinci Fase 4 Pengujian dan Perbaikan Fase 5 Peluncuran produk
9
Proses
dan Organisasi Pengembangan
Perencanaan
Produk
Identifikasi
Kebutuhan
Pelanggan
Spesifikasi
Produk
Penyusunan
Konsep
Seleksi
Konsep
Pengujian
Konsep
Arsitektur Produk
Proses
Perancangan
Produk
Desain Industri
Desain untuk
Manufaktur
Prototype
Analisis Ekonomis Pengembangan Produk
Mengendalikan Proyek
Gambar 2.1  Proses Pengembangan & Perancangan Produk
Gambar
di
atas
merupakan
suatu
proses
pengembangan dan
perancangan
produk.
Dalam
penulisan
skripsi
ini
produk
yang
dikembangkan adalah
produk
berbasis teknologi
(technology push)
yaitu
keberadaan
teknologi
mendorong
untuk
dapat melakukan pengembangan produk,
sehingga tahapan
yang
digunakan
tidaklah
berangkat dari tahapan
penyusunan konsep,
tetapi dimulai
dari
proses
perancangan
produk yaitu arsitektur produk, desain industri, desain untuk proses manufaktur dan
  
10
prototype. Di mana setiap tahapan tersebut akan dijelaskan pada bab pembahasan dan
hasil.
2.3  Arsitektur produk
Arsitektur produk
adalah
penugasan
elemen-elemen
fungsional dari
produk
terhadap
kumpulan
bangunan
fisik
(physical
building
blocks) produk.
Tujuan
arsitektur
produk
adalah
menguraikan komponen
fisik
dasar
dari produk,
apa
yang
harus dilakukan oleh komponen
tersebut dan seperti apa penghubung atau pembatas
(interface) yang digunakan untuk peralatan lainnya?
Sebuah
produk
dianggap
terdiri dari
elemen
fungsional dan
fisik.
Elemen-
elemen   fungsional   dari   produk   terdiri   atas   operasi   dan   transformasi   yang
menyumbang terhadap
kinerja
keseluruhan
produk.
Sedangkan
elemen
fisik
dari
sebuah produk adalah bagian-bagian produk (part), komponen, sub rakitan yang pada
akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk.
Dalam
menetapkan suatu keputusan arsitektur produk
terdapat
tiga
langkah,
yaitu:
1.   Membuat skema produk;  Skema adalah suatu diagram yang menggambarkan
pengertian tim terhadap elemen-elemen penyusunan produk.
2.   Mengelompokkan elemen-elemen pada skema;  Tantangan pada langkah 2 ini
adalah
menugaskan setiap
elemen yang terdapat pada skema menjadi chunk
yang menjalankan setiap fungsi tertentu.
  
11
3. 
Membuat susunan
geometris yang
masih
kasar; 
Susunan
geometris dapat
diciptakan dalam
bentuk
gambar,
model
computer atau
model
fisik
(dari
tripleks atau busa, sebagai contoh) yang terdiri dari dua atau tiga dimensi.
2.4  Desain
Industri
(Product
design)
Perhimpunan
Desainer
Industri
Amerika
(IDSA)
mendefinisikan desain
industri
sebagai
“jasa
professional dalam menciptakan dan
mengembangkan konsep
dan
spesifikasi
guna
mengoptimalkan fungsi-fungsi,
nilai,
dan
penampilan
produk
serta sistem untuk mencapai keuntungan yang mutual antara pemakai dan produsen.”
Definisi ini
cukup
luas
untuk
memasukkan
kegiatan dari
semua
produk
tim
pengembangan. Kenyataannya desainer
industri memfokuskan
diri
pada
bentuk dan
interaksi
pemakai
produk.
Dreyfuss
(1667)
membuat daftar
lima
tujuan
penting.
Desainer-desainer industri
dapat
membantu
tim
untuk
mencapainya
ketika
mengembangkan produk-produk baru:
Kegunaan: 
Hasil
produksi
manusia
harus
selalu
aman,
mudah
digunakan,
dan
intuitif.
Setiap
ciri
harus
dibentuk
sedemikian rupa
sehingga
memudahkan
pemakainya mengetahui fungsinya.
Penampilan:  
Bentuk,
garis, proporsi, dan
warna digunakan
untuk
menyatukan
produk menjadi satu produk yang menyenangkan.
Kemudahan
pemeliharaan:  
Produk juga
harus
didesain
untuk
memberitahukan
bagaimana mereka dapat dirawat dan diperbaiki.
  
12
Biaya-biaya  rendah:   
Bentuk
dan
ciri
memegang
peranan
besar
dalam
biaya
peralatan dan
produksi.
Karena
itu,
hal
ini
harus
diperhatikan secara
bersama-
sama oleh tim.
Komunikasi:
Desain produk harus dapat mewakili filosofi desain perusahaan dan
misi perusahaan melalui visualisasi kualitas produk.
Desainer
industri
merupakan
salah
satu program
universitas
yang
ditempuh
selama 4-5 tahun. Program
itu
mempelajari seni pahat dan bentuk,
mengembangkan
gambar, presentasi, dan membuat model dan mendapatkan pemahaman dasar tentang
material,
teknik
manufaktur,
dan
pengerjaan
akhir.
Kemampuan mereka
untuk
mengekspresikan
ide-idenya secara visual menunjang untuk mengembangkan konsep
yang
berguna
bagi
tim.
Walaupun ide-ide
desainer
industri
dapat
menciptakan
sebagian besar sketsa konsep dan model awal yang digunakan oleh tim melalui proses
pengembangan
berasal
dari
seluruh
anggota
tim.
Dengan
kata
lain
seluruh
proses
yang
ada
di
dalam desain
industri
berkaitan
dengan
merancang produk
atau
sering
disebut Product design.
Dalam fase produk desain akan difokuskan dengan merancang bentuk-bentuk
fisik dari produk
baru. Pada awalnya, perusahaan memilki beberapa ide
umum dari
akan seperti apa produk baru tersebut tetapi tidak terlalu spesifik. Pada akhir dari fase
produk
desain,
perusahaan memiliki
sebuah
susunan
dari
spesifikasi
produk
(list
komponen)
dan
gambar
teknik
secara
detail
sehingga
pembuatan
prototype
awal
dapat dilakukan dan diuji coba.
  
13
Produk desain
membutuhkan ketentuan dari
begitu
banyak perbedaan trade-
offs antara
biaya
produksi,
kualitas
(fitur)
dan
waktu
(schedule).
Engineer
akan
dilibatkan untuk bekerja dalam bagian yang bervariasi dari poyek ini. Selama mereka
bekerja,
mereka akan
mengambil keputusan yang pada akhirnya akan berefek pada
biaya
produksi,
kualitas
(fitur),
dan
waktu
penjadwalan untuk
perkenalan
produk
(product  introduction).  Sangatlah
mudah
melihat
mengapa
marketing,
operasional
dan
keuangan /
akuntan
harus
juga
dilibatkan dengan
engineer
selama
fase
ini,
dikarenakan
supaya
trade-offs
yang
tepat
dapat
dihasilkan
untuk profit
yang
besar
dari bisnis.
2.5  Desain
untuk  Manufaktur (Design for Manufacture and Assembly)
Kegagalan
yang
umumnya
ditemukan dalam
pengembangan produk
adalah
membuat
produk
tersebut
bekerja
namun
sulit
untuk
dibangun. Kesulitan dalam
manufaktur membuat
sebuah
produk
menjadi
mahal,
sulit
untuk
dipabrikasi,
membutuhkan ekstra waktu, bentuk geometri yang diinginkan sulit
untuk dikerjakan
dan
membutuhkan perawatan ekstra dalam produksi dan
lain sebagainya. Design for
Manufacture  (DFM)
and  Assembly (DFA)
adalah suatu analisis
dan
perancangan
ulang (redesign)
dari
sebuah
produk
atau
konsep
agar
dapat
menjadi lebih
mudah
diproduksi.
Analisa DFM & DFA adalah sama seperti kebanyakan metode proses desain,
yang
dapat
diaplikasikan
selama
fase-fase
dari
proses
perancangan produk.
Dapat
pula digunakan dalam Benchmarking analysis.
  
14
Terdapat dua buah komponen,
yaitu
Design
for Manufacture dan Design for
Assembly. DFM  berkaitan  dengan  membuat  satuan  komponen-komponen
(parts)
menjadi
lebih
mudah
diproduksi dari
persediaan
bahan
mentah.
DFM
melibatkan
aplikasi
dari
parts-forming
models, analytic
formulas,
atau
simulasi
proses elemen
complex finite.
DFA,  berkaitan
dengan
membuat
pengarahan
tambahan
dan
metode
yang
lebih
sederhana,
sebagai
contoh,
membuat
parts
mudah
ditambahkan dengan
menggunakan penjepit
yang
langsung di
cover
body
sebagai ganti
dari penggunaan
mur ataupun baut.
DFA
melibatkan aplikasi dari tambahan waktu dan kompleksitas
model.
DFM
dan
DFA
sangatlah
penting
dalam perancangan
karena
memiliki
tiga
dampak
keuntungan. Pertama,
dapat
mengurangi
hitungan
parts.
Sehingga
dapat
mengurangi biaya. Jika sebuah rancangan mudah diproduksi dan dirakit, maka dapat
diselesaikan dalam sedikit waktu, dan juga menjadi lebih murah.
Dampak
keuntungan kedua, dalam
mempertimbangkan produk-produk
yang
digunakan
dalam aplikasi-aplikasi kritis
yang
ekstrim
dan
di
mana
biaya
tidaklah
menjadi
masalah.
Sebagai
contoh,
Satelit-satelit
yang
digunakan
dalam
eksplorasi
misi
interplanet
NASA,
memiliki
sistem-sistem yang
harus
berjalan;
menghemat
bahkan ribuan dollar dalam perakitan atau biaya komponen adalah tidak berguna atau
tidak
ada
artinya.
Apa
yang
terpenting
dan
bagaimanapun adalah
ketahanan
(reliability).
Banyak
aktivitas
yang
dapat
mengembangkan ketahanan
akan
diaplikasikan, inilah salah satu dampak keuntungan dari DFM dan DFA.
  
15
Terakhir,
DFM
dan
DFA
juga
secara
umum
mengembangkan
kualitas
dari
perancangan, berdasarkan
alasan
yang
sama
seperti
mengapa
mengembangkan
ketahanan. Jika sebuah komponen (parts)
lebih mudah untuk diproduksi, maka hanya
sedikit
kapabilitas
mesin
yang
dibutuhkan
untuk
menghasilkan toleransi
yang sama.
Sebuah komponen yang mudah untuk di injeksi tidaklah membutuhkan pengendalian
proses
yang
ekstra
ketat
atas
tekanan,
waktu,
dan
temperature dalam
rangka
memperoleh dimensi
toleransi.
Sebaliknya, untuk
kapabilitas
mesin
yang
sama,
langkah
yang
lebih
mudah dalam perancangan produk akan memiliki toleransi
yang
lebih ketat.
Pada
fase
ini
merupakan suatu
fase
di
mana
pengembangan tingkat
system
dirancang guana
mendukung
seluruh
hal-hal
yang
berkaitan dengan
system
operasional
dalam
system
produksi
yang
efektif
dan
efisien.
Keseluruhan system
manufaktur dirancang.
Desain
untuk
manufaktur biasanya
sudah
dilakukan
selama
proses
pengembangan.  Pada  poin 
ini,  tim  seharusnya  memiliki  suatu  perkiraan  daftar
material
/
bill
of material
(BOM).
Selama
tahap
perancangan
tingkat
sistem,
tim
seharusnya
juga
sudah
dapat
menguraikan produk
menjadi
komponen-komponen
terpisah,
sehingga
dapat
diketahui
bagaimana struktur
dari
produk
itu
dan
dapat
diperkirakan bagaimana
merancang
suatu
urutan
proses
yang
diperlukan
untuk
membuat
produk
tersebut.
Biasanya
langkah
atau
urutan-urutan proses
yang
diperlukan untuk
membuat
produk
dituangkan ke
dalam
Operation
Process
Chart
(OPC).
Dengan demikian
ada
empat
hal
utama
yang
perlu
dilakukan
dalam
fase
  
16
desain untuk manufaktur, yaitu OPC, pengukuran waktu baku, struktur produk, dan
BOM.
2.6  Prototype
Apakah
prototype itu?
Esensi
dasar
prototype
pada
umumnya didefinisikan
sebagai
“sebuah
penaksiran produk
melalui satu
atau
lebih
dimensi
yang
menjadi
perhatian”.
Dengan
definisi
ini,
setiap
wujud
yang
memperlihatkan sedikitnya
satu
aspek  produk  yang  menarik  bagi  tim  pengembangan  dapat  ditampilkan  sebagai
sebuah
prototype.
Definisi
ini
menyimpang dari
penggunaan umumnya,
di
mana
mencakup
bermacam
bentuk
prototype
seperti
penggambaran konsep,
model
matematika, dan
bentuk
fungsional
yang
lengkap sebelum dibuat dari
suatu produk.
Membuat
prototype
merupakan proses pengembangan perkiraan-perkiraan semacam
itu dari produk.
Apa
kegunaan
prototype?
Dalam
proyek
pengembangan produk,
prototype
digunakan untuk empat tujuan, yaitu :
Pembelajaran:  Prototipe sering
digunakan untuk
menjawab dua
tipe
pertanyaan
“Akankah
dapat
bekerja?”
dan
“Sejauh
mana
dapat
memenuhi kebutuhan
pelanggan?”   
Saat
harus
menjawab
pertanyaan semacam ini,
prototype
diperlakukan sebagai alat pembelajaran.
Komunikasi:
Prototype 
memperkaya  komunikasi  dengan 
manajemen  puncak,
penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar
  
17
karena
sebuah
gambaran, alat,
tampilan
tiga dimensi dari produk
lebih
mudah
dimengerti daripada sebuah penggambaran verbal, bahkan
sebuah sketsa
produk
sekalipun.
Penggabungan:    
Prototipe  digunakan 
untuk 
memastikan  bahwa  komponen-
komponen dan subsistem-subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti
yang
diharapkan.
Milestone:  Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototype digunakan
untuk
mendemontrasikan bahwa
produk
telah
mencapai
tingkat
kegunaan
yang
diinginkan. Prototipe ini menyediakan hasil
nyata,
mempelihatkan kemajuan dan
disiapkan untuk menjalankan jadwal.
Berdasarkan
penggunaannya
Prototipe
sering
dibedakan
menjadi dua
tipe,
yaitu prototype alpha dan prototype beta.
Prototipe  Alpha,  khususnya  digunakan  untuk  menilai  apakah  produk  bekerja
seperti
yang
diharapkan.
Bagian-bagian dalam
prototype
alpha
biasanya
sama
dalam
hal
material
dan
bentuk
geometriknya dengan bagian-bagian yang
akan
digunakan pada
versi produk
hasil produksi.
Namun biasanya bagian-bagian itu
dibuat dengan pross produksi prototype.
Prototipe  Beta,   
khususnya  digunakan  untuk  menilai  reliabilitas  dan 
untuk
mengidentifikasi kesalahan dalam produk. Prototipe ini
seringkali diberikan pada
pelanggan  untuk  pengujian  pada 
lingkungan  pengguna  selanjutnya.  Bagian-
bagian dalam prototype beta biasanya dibuat dengan proses produksi sebenarnya
  
18
atau disuplai oleh suplier bagian tersebut, tapi produk biasaya telah dirakit dengan
fasilitas perakitan akhir berikutnya.
Merencanakan suatu prototype.  Pada bagian ini
menampilkan metode empat
langkah
untuk
merencanakan sebuah
prototype
selama
pengembangan produk.
Langkah-langkah tersebut antara lain:
Menetapkan  Tujuan  Prototype;    Mengingat  kembali  empat  tujuan  prototype,
yaitu: 
pembelajaran,  
komunikasi,   penggabungan   dan  
milestone.  
Dalam
menetapkan tujuan sebuah prototype, tim mendaftar khususnya pembelajaran dan
kebutuhan
komunikasi. Anggota
tim
juga
mendaftar
beberapa
kebutuhan
penggabungan baik
yang
jadi ataupun tidak. Prototipe diharapkan untuk
menjadi
satu
dari   beberapa   tonggak   utama   dari   proyek   pengembangan   produk
keseluruhan.
Menetapkan   tingkat   perkiraan   konsep;      Merencanakan   sebuah   prototype
membutuhkan tingkatan di
mana produk akhir diperkirakan akan ditetapkan. Tim
harus  mempertimbangkan  apakah  prototype  fisik  diperlukan  atau  prototype
analitik 
yang  terbaik  untuk  memenuhi  kebutuhan-kebutuhan.  Dalam  banyak
kasus,
prototype
yang
paling
sederhana
yang
akan
memenuhi tujuan
yang
ditetapkan
pada
langkah
pertama di atas.
Pada
beberapa kasus,
prototype
yang
sudah ada atau prototype yang dibuat untuk tujuan lain dapat dipinjam.
Menggariskan rencana
percobaan; 
Dalam banyak
kasus, penggunaan prototype
dalam   pengembangan 
produk   dapat   dianggap   sebuah   percobaan.   Praktek
  
19
percobaan yang baik membantu untuk menjamin penggalian nilai maksimum dari
kegiatan pembuatan prototype. Rencana percobaan
meliputi
identifikasi variable
percobaan
(jika ada), protocol pengujian, sebuah
indikasi
mengenai pengukuran
apa
yang
akan
ditampilkan,
dan
sebuah
rencana
untuk
menganalisis data
hasil.
Saat  terdapat  banyak  variable  yang  harus  digali,  rancangan  percobaan  yang
efisien akan sangat membantu proses semacam ini.
Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan dan pengujian;  Karena pembuatan
dan  pengujian 
prototype 
mempertimbangkan  subproyek 
dalam  keseluruhan
proyek
pengembangan, tim
diuntungkan
dari
jadwal
untuk
kegiatan
membuat
prototype.
Tiga
tanggal
pertemuan
sangatlah
penting
dalam
menetapkan usaha
pembuatan prototype.
Pertama,
tim
menetapkan kapan
bagian-bagian
akan siap
untuk dirakit (ini kadang-kadang disebut tanggal “rangkaian bagian”). Kedua, tim
menetapkan tanggal kapan prototype akan diuji pertama kali (ini kadang-kadang
disebut
tanggal
“pengujian asap”,
karena
merupakan waktu
tim
untuk
pertama
kalinya
menyalurkan energi
dan
“melihat
asap”
dalam
produk
dengan
system
listrik).
Yang
ketiga,
tim
menetapkan tanggal
saat
prototype
diharapkan
telah
selesai diuji dan memberikan hasil akhir.
Menetapkan Spesifikasi Akhir;
Merupakan tahap akhir yang berdasarkan tahapan
sebelumnya baik dari percobaan dan
pengujian
yang dilakukan, ditetapkan
main
specification.
  
20
2.7   Mikrokontroler
Mikrokontroler dapat
diumpamakan sebagai
bentuk
minimum
dari
sebuah
mikrokomputer,   ada   perangkat   kerasnya   dan   perangkat   lunaknya,   juga   ada
memorinya, CPU dan lain sebagainya, yang terpadu dalam satu keping IC (Integrated
Circuit). Hanya saja saat ini untuk kebutuhan alat kontrol yang fleksibel yang mudah
dibawa
ke
mana-mana
serta
dapat
deprogram-ulang (reprogrammabale), 
misalnya
sebagai
inti
dari
alat
kontrol
penampil
tulisan,
system
pengukuran jarak
jauh
(telemetri)
dan
lain-lain,
maka
dibutuhkan
piranti
yang
bisa
mengantisipasi hal
tersebut,
salah
satunya
adalah
mikrokontroler. Dalam
perkembangannya
mikrokontroler telah
mengambil
peran
penting
dalam
dunia
sistem
elektronika
terutama dalam aplikasi elektronika konsumen.
Sebenarnya
ada
dua
macam
mikrokontroker, yaitu
tipe
CISC
(Complex
Instruction
Set Computing) dan
RISC (Reduced Instruction Set Computing). Dalam
penulisan skripsi
ini dipilih tipe CISC,
taitu seri AT89C51 dari Atmel,
inc. Dipilih
karena popular (banyak dipakai) serta cocok untuk pemula.
Mikrokontroler, sebagai
suatu
terobosan
teknologi
mikroprosesor
dan
mikrokomputer, hadir
memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.
Sebagai teknologi baru,
yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan
transistor
yang  lebih  banyak 
namun 
hanya 
membutuhkan  ruang 
yang  kecil  serta  dapat
diproduksi secara
massal
sehingga
harganya
menjadi
lebih
murah
(dibandingkan
mikroprosesor).  Sebagai  kebutuhan  pasar,  mikrokontroler
hadir  untuk  memenuhi
  
21
selera
industri
dan
konsumen
akan
kebutuhan
dan
keinginan alat-alat Bantu
dan
mainan yang lebih baik dan canggih.
Ilustrasi   yang   mungkin   bisa   memberikan   gambar   yang   jelas   dalam
penggunaan mikrokontroler adalah aplikasi mesin
tiket dalam arena permainan yang
saat ini terkenal di Indonesia. Jika Anda sudah selesai bermain, maka akan diberikan
suatu nilai, nilai inilah yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan
jika
dikumpulkan dapat
ditukar
dengan
berbagai
macam
hadiah.
Sistem
tiket
ini
ditangani dengan
mikrokontroler, karena
tidak
mungkin
menggunakan computer PC
yang
harus
dipasang
di
samping
(atau
di
belakang)
mesin
permainan yang
bersangkutan.  Namun  tidak  seperti  sistem  komputer, 
yang 
mampu 
menangani
berbagai
macam
program
aplikasi(misalnya pengolah
kata,
pengolah
angka
dll),
mikrokontroler
hanya
bisa digunakan
untuk suatu
aplikasi
tertentu
saja
atau
hanya
satu program saja yang bisa disimpan.