BAB2
TINJAUAN KEPUSTAK4AN
2.1 
Jemi:Jamn  Bentang Panjang
Jembatan 
bentang  
panjang  
modern  
merupakan 
jembatan 
yang   mempunyai
bentang   utamanya 
lebih  besar 
dari 
100  m  yang 
merupakan
batas  atas  dari  jembatan
standar 
yang
diatur  dalam  peraturan
Bina
Marga.. 
Umumnya 
jembamn
bentang
panjang
digantung
dengan 
menggunakan
kabel 
baik 
secara   langsung 
maupun
tidak 
langsung.
Untuk 
memenuhi kebutuhan
akan 
jembatan
dengan 
bentang 
yang
panjang,
jembamn
mengalami
perkembangan
dari bentuk  dan
material  pendukung
sederhana
menjadi 
lebih
maju. 
Tipe 
jembatan
itu 
disebut 
su1pended-span
bridges,
yaitu 
cable-stayed dan
suspension.
Gambar  2.1 Contoh  Gambar
Jembatan
Suspension
  
7
Gambar  2.2 Contoh  Gambar  Jembatan Cable-Stayed
Titik  balik 
penting  dalam  evolusi 
jembatan
suspension
teijadi
pada  awal 
abad
ke-19 
di   Amerika, 
yaitu   pada   saat   James   Findley   membangun 
jembatannya 
untuk
pertama
kali 
pada 
tahun 
1810 
di
Jacobs 
Creek, 
Uniontown, Pennsylavania
dengan
menggunakan
rantai 
besi 
fleksibel. 
Inovasi 
Findley 
bukanlah
kabelnya melainkan
penggunaan
dek  jembatan 
yang 
diperkaku
yang 
pengakunya
diperoleh
dengan
menggunakan
rangka  batang  kayu.  Dengan 
inovasi 
ini
dimulailah
penggunaanjembatan
suspension
modem.
lnovasi   Findley 
dilanjutkan
dengan   Thomas
Telfound
di 
lnggris
dengan   mendesain 
Jembatan
Menai   Straits   pada 
tahun 
1818-1826.
Jembatan
Menai
Straits  merupakan jembatan  suspension modem
pertama yang
dibangun.
Jembatan
cable-stayed
digunakan
secara  luas
terutama
di eropa
bagian  barat
dan
beberapa
negara 
lain. 
Keberhasilan
penggunaan
sistem 
cable-stayed dicapai
dengan
ditemukannya
baja 
berkekuatan
tinggi  dan  tipe  dek  orthotropik
juga 
kemajuan
teknik
las.
Kemajuan
pengetahuan
yang 
secara 
luas  dan
tidak 
terbatas
memungkinkan
penyelesaian
matematis
sistematis
tak 
tentu  dan  untuk  analsa  statis 
yang  lebih  akurat
media   tiga   dimensi. 
Perkembangan  awal   jembatan 
cable-stayed 
dengan  
berdirinya
Jembatan 
Nazaire 
pada   tahun   1974   yang   melintas  di 
atas   sungai   Loire,   Perancis.
Jembatan ini
menggunakan dek
baja
dengan  bentuk  stream  line
dan
tower
berbentuk
A
  
8
Suatu 
penelitian  
antara 
jembatan  
gantung 
dan  jembatan  
cable-stayed
menunjukkan 
bahwa
kelebihan
jembatan 
cable-stayed lebih
unggul
daripada
jembatan
gantung.  Kelebihan  jembatan  cable-stayed
antara
lain
rasio  panjang
bentang  utama
dan
tinggi
pilon
yang
lebih
murah.
Defleksi 
akibat  pembebanan  simetris  dan asimetris  pada
lebih  dari  separuh  bentang  jembatan 
gantung 
mempunyai  defleksi 
yang
lebih
besar  di
tengah  bentang  daripada 
cable-stayed.
Keuntungan   yang 
menonjol 
dari  cable-stayed
adalah   tidak  dipcrlukan   pengangkeran   kabcl  yang  berat  dan  besar 
seperti 
jembatan
gantung.
Gaya-gaya
angker
pada
ujung
kabei
bekelja
secara
vertikal
dan biasanya
diseimbangkan
dengan  berat  dari  pilar
dan  pondasi  tanpa  menambah  biaya  konstruksi
lagi.  Komponen   horisontal   gaya  pada  kabel 
dilimpahkan
pada  struktur   atas  gelagar
berupa takanan dan tarik.
Di 
lihat  dari  segi 
panjang  bentang 
utamanya 
ada  perbedaan 
antara 
jembatan
cable-stayed
dan  jembatan   suspension.   Jembatan 
cable-stayed
hanya  bisa  digunakan
untuk
bentang  utama
dengan panjang
maksimal  1000
m.
Untukjembatan
yang
memiliki
bentang
utama
Iebih
dari
1000
m digunakan
jembatan
tipe
suspension.
Pada
Jembatan
Summadu  panjang  bentang 
utamanya  adalah  818
m.
Dengan  bentang  yang
tidak  lebih
dari 1000
m
maka Jembatan  Suramadu
didesain
dengan
menggunakan tipe cable-stayed.
  
9
192m
434m
192m
Gambar
2.3
Konfigurasi Bentang Jembatan Suramadu
2.2 
Jembat:m
Cable-Stayed
Jembatan
cable-stayed
adalah
stmktur
yang 
mempunyai
sederetan
kabellinear
dan 
memikul
elemen 
horisontal
kaku 
(misalnya
balok 
atau 
rangka
batang).
Jembatan
cable-stayed
terdiri 
atas  sistem
strukturyang 
meliputi
suatu 
dek 
orthotropik
dan 
balok
girder 
menerus
yang 
didukung oleh 
penunjang,
bempa
kebel  yang 
dibentang
miring dan
dihubungkan
ke 
menara
sebagai
tunjangan
utamanya.
Kabel-kabel
tersebut
umumnya
menyebar  dari  
satu  
atau  
lebih  
tiang  
tekan  
penyangga. Keseluruhan
sistem
dapat
mempunyai 
bentang 
besar  
tanpa   
hams 
menggunakan 
kabel  
lengkung 
yang  
rurnit
Dewasa
ini,
banyak
struktur
jembatan
yang 
dibangun
dengan
cara 
demikian,
begitu
pula
dengan
gedung-gedung.
Untuk
jembatan
dengan
bentang
yang
cukup
panjang
dipedukan
struktur 
kabel  
(cable-stayed)  yang 
berfungsi 
sebagai 
pilar-pilar 
penghubung 
dalam
memikul
sebagian
besar 
dari
bebanjembatan yang 
kemudian
dilimpahkan
ke
pondasi.
  
10
Gambar 2.4
Jembatan
Cable-stayed
Maksud  
pengembangan  
teknologi  
kabel  
ialah   
merangkai 
bentang-bentang
pendek 
menjadi 
satu  
bentang 
panjang 
yang  
mempunyai 
kekuatan 
memadai 
untuk
memikul
berat  scndiri
dan
lalu  lintas
yang  melewati
jembatan.
Dwi  ti.mgsi sistem
cable­
stayed
ialah   sebagai
perletakan
antara
dari   bentangan
gelagar
pengaku
dan 
sekaligus
sebagai
penahan
untuk  stabilitas
menara.
Dalam 
pelaksanaan
konstruksi
jembatan, 
setiap 
tahapan 
konstruksi,
besarnya
gaya-gaya
dalam,
tidak   boleh  
melampaui
kapasitas
penampang
dan 
pada 
tahap
akhir
pembebanan,  
perpindahar1
titik  
pu.t1cak  tower 
dan   lendutan  lantai  jembatan  hams
memenuhi yang
disyaratkan da!am 
perencanaan.
Pada   kasus   jembatan
sistem
cable-stayed, 
pada 
tahap
akhir
dari   pembebanan
(beban
konstmksi),
displacement 
dari 
puncak
tower
hams
sekecil
mungkin
dan 
masih
dalam   toleransi.
Demikian
pula 
dengan
!endutan
pada  lantai
jembatan.
Sebagai
syarat,
bahwa
displacement
dari  lantai
pada  posisi 
kabel
(stay
support)
akibat
beban
konstruksi
bekerja
hams
sekecil
mungkin.
Dengan
dicapainya
lendutan
pada   posisi  
kabel 
yang
kecil,
bidang
momen
dari 
lantai
jembatan
menjadi
optimun
dan 
bahkan
dapat
dicapai
kondisi
momen
positif
hampir
sama
dengan
momen
negatif
pada  setiap
peralihan antar
tumpuan
stay.
  
11
Untuk 
mendapatkan 
kondisi 
tersebut 
di 
atas  
dapat  dilakukan  dengan
mengaplikasikan
gaya 
pratekan (gaya
axial)
pada
kabel. Dengan cara
dernikian, setiap
tahapan pelaksanaan konstruksi jembatan
besamya gaya 
pratekan dapat ditentukan. Pada
analisa  struktur  jembatan  sistem 
cable-stayed,
metode  konstruksi  akan   menentukan
tahapan analisa.
Jernbatan 
cable-stayed
modem 
menyajikan 
suatu 
sistern
tiga  
dirnensi, secara
umum,
dek 
balok
girder
dapat
berupa
box  
beton
atau
suatu
sistem
gabungan
struktur
baja 
yang
membingkai
girder, struktur
komposit
balok
lantai
melintang,
dan 
sebuah dek
beton. Bagian-bagian pendukung seperti tiang tower tertekan dan 
kabel yang melintang
tertarik. 
Pada   umumnya 
liang 
tower 
terbuat   dari   
beton 
pada  
beberapa  
tipenya.
Karakteristik yang penting
dari 
struktur tiga 
dimensi adalah keikutsertaan penuh kerja
pada konstruksi me!intang dalam
struktur   utama
arab
longitudinal.
lni
berarti
sangat
perlu
ditingkatkan momen
inersia
konstruksinya, yang
mengijinkan
suatu
pengurangan
tinggi
balok 
girder 
dan  
secara
ekonomi
pada
baja.
Dek
orthotropik
untuk
jembatan
cable-stayed
jarang
digunakan
sekarang
ini, 
sebab secara umum mahal dan 
pengeijaan
pengelasannya harus dilakukan dengan intensif
2.3 
Komponen Jembatan
Cable-Stayed
Pada  umumnya
komponen  utama
jembatan 
cable-stayed
terdiri  atas  gelagar,
kabe!, dan
menara
atau
pilon.
Masing-masing bagian mempunyai
berbagai tipe
dan
bentuk
yang
bermacam-macam
yang
digunakan
sesuai
fungsinya. Setiap
komponen
jembatan
cable-stayed
saling berhubungan dimana kabel
memikul
beban
dari 
dek
jalan
raya   
besrta   lalu   
lintasnya   kemudian   beban   tersebut   ditransfer  
ke    menara   dan
  
!2
dilimpahkan 
ke 
pondasi  jembatan. 
Di   bawah 
ini 
akan   diuraikan
beberapa
tipe   dan
bentuk
dari  komponen
utama jembatan
cable-stayed.
2.3.1 
Memua
atau Pilon
Pemilihan
bentuk
pilon 
sangat
dipengaruhi
oleh  konfigurasi
kabel, estetika, dan
kebutuhan
perencanaan
serta 
pertimbangan
biaya. 
Tipe 
menara
dari  berbagai
konstruksi
dapat  
berupa 
potal  
berbentuk 
trapezium, 
menara 
kembar, 
menara 
A, 
dan  
menara
tunggal.
Pungsi 
menara
menyalurkan
beban 
dari  dek  jalan
raya
melalui
kabel
kemudian
dilimpahkan 
ke 
pondasi.
Tinggi  
menara
ditentukan
dari  
beberapa
hal 
seperti
sistem
kabel,  j
umlah  
kabel  
dan  
perbandingan 
estetika 
dalam    tinggi  
menara 
dan  
panjang
bentang,
untuk 
itu
direkomendasikan
perbandingan
antara
bentang
terpanjang
dan  tinggi
menara
antara
0,19 
-
0,25.  
Bentuk
menara
yang 
digunakan
pada 
Jembatan
Suramadu
seperti
Gambar 2.5.
Gambar
2.5
Menara
Jembatan Suramadu
  
13
2.3.2 
Gelagar
Bentuk 
gelagar 
jembatan 
cabie-stayed 
sangat  
bervariasi 
namun 
yang   paling
sering 
digunakan
ada  dua
yaitu  stiffening
truss  dan solid  web.
Stiffening truss  digunakan
untuk  struktur
baja  dan  solid web digunakan
untuk  struktur
baja  atau  beton
baik 
beton
bertulang
maupun
beton   prategang.
Pada   awal   perkembangan
jembatan
cable-stayed
modern,
stiffening truss  banyak diguitakan
tetapi
sekarang
sudah 
mulai
ditinggalkan
dan
jarang
digunakan dalam 
desain,
karena
mempunyai
banyak 
kekurangan.
Kekurangannya
adalah
membutuhkan  
pabrikasi
yang 
besar,   perawatan
yang 
relatif
sulit,  dan 
kurang
menarik
dari  segi
estetika.
Gambar 2.6
Stiffening Truss
Gambar 2.7 Solid Web
Gelagar
yang  tersusun
dari 
solid 
web  yang
terbuat
dari  baja 
atau 
beton 
cenderung
atas
duatipe, yaitu:
a)   Gelagar
pelat
(plate girder), dapat terdiri atas
dua
atau  banyak
gelagar,
b)  
Gelagar
box  (  box girder  ),  dapat   terdiri   atas 
satu 
atau 
susunan
box 
yang 
dapat
berbentuk
persegi 
panjang atau
trapesium.
  
14
Susunan
dek
yang
tersusun
dari
gelagar
pelat  tidak 
memiliki
kekakuan
torsi
yang
besar 
sehingga
tidak   dapat   digunakan 
untuk 
jembatan
yang 
bentangnya
panjang
dan
lebar 
atau 
jembatan
yang 
dircncanakan
hanya 
mcnggunakan
satu  bidang
kabel
penggantung.
Dek
jembatan yang
menggunakan
satu
atau
susunan
box
akan 
memilik.i
kekakuan
torsi  yang  besar 
sehingga
cocok   untuk  jembatan
yang 
mengalami
torsi 
yang
sangat  besar. 
Jembatan
yang  
menggunakan
satu  bidang kabel 
penggantung
biasanya
menggunakan  
gelagar  
box  
tunggal, 
sedangkan 
jembatan 
yang   lebar  
menggunakan
susunan
gelagar  box.  Gelagar
pelat  atau  box yang  terbuat
dari
baja  rnempunyai
masalah
seperti  pada 
truss
berupa  perawatan
terhadap
korosi  yang 
relatif
mahal
meskipun
biaya
konstruksi 
lebih   murah.  
Bentuk 
gelagar 
yang   digunakan 
untuk   Jembatan
Suramadu
adalah gel agar
box
seperti  Gambar  2.8.
   
Stringer
Gambar 2.8
Gelagar Jembatan Suramadu
  
15
2.3.3
Kabel
Sistem
kabel merupakan
salah
satu
hal 
mendasar dalam
perencanaan jembatan
cable-stayed.
Kabel
digunakan 
untuk
menopang 
gelagar
di 
antara   dua
tumpuan
dan
memindahkan  beban  terpusat 
ke   menara.  Secara  umum
sistem  kabel
dapat  dilihat
sebagai 
tatanan 
kabel 
transversal 
dan  
tatanan
kabel
longitudinal.
Pemilihan
tatanan
kabel
tersebut
didasarkan
atas
berbagai
hal 
karena
akan
memberikan
pengaruh yang
berlainan tcrhadap
perilaku struktur terutama pada bentuk menara dan 
tampang gelagar.
Selain
itu 
akan
berpengaruh
pada
metode
pelaksanaan, biaya
dan 
arsitektur jembatan.
Sebagian besar
struktur
yang
sudah
dibangun terdiri
atas
dua
bidang
kabel
dan
diangkerkan
pada 
sisi-sisi
gelagar.
Namun
ada 
beberapa
yang 
hanya menggunakan satu
bidang.
Penggunaan
tiga 
bidang atau   
lebih mungkin  dapat dipikirkan
untuk jembatan
yang sangat Iebar 
agar
dimensi
balok
melintang
dapat
lebih
keciL
a. 
Tatanan Kabel Transversal
Tatanan
kabel tranversal terhadap
arah sumbu
longitudinal
jembatan
dapat
dibuat
satu
atau
dua  
bidang dan  
sebaliknya
ditempatkan
secara
simetri. Akan
tetapi
di
beberapa 
kasus  ada 
perencana 
yang  menggunakan  tiga    bidang  kabel  sampai
sekarang
belum
dapat
diterapkan
di 
lapangan.
Berkenaan
dengan
berbagai
posisi
pada 
ruang yang mungkin diambil pada bidang dimana kabel ditempatkan, tatanan
kabel
transversal terdiri
dari 
beberapa penempatan dasar, yaitu :
  
16
®
Sistem  satu
bidang
Sistem
ini  sangat
menguntungkan
dari  segi  estetika
karena 
tidak  teljadi
kabel
bersilangan
yang
terlihat
oleh  pandangan
sehingga
terlihat
penarnpilan
struktur
yang 
indah. 
Kabel  diternpatkan
di  tengah-tengah
dek  dan  rnernbatasi
dua  arah
jalur 
lalu 
lintas.   Penempatan
kabel   di  tengah-tengah
dek 
menyebabkan
torsi
pada  dek  menjadi
besar  akibat
beban  !alu 
lintas
yang  tidak  simetri
dan tiupan
angin.   Kelemahan 
tersebut 
diatasi 
dengan  
menggunakan 
dek   kaku  
berupa
gelagar 
kotak 
(box
g1rder)
yang 
mempunyai
kekakuan
torsi 
yang  sangat  besar.
Penempatan
menara
yang 
mengikuti
bidang
kabel 
di 
tengah   dek 
mengurangi
Iebar   lantai  
kendaraan 
sehingga 
perlu   dilakukan 
penambahan 
Iebar 
sampai
batas 
minimum
yang 
dibutuhkan.
Untuk 
jembatan
bentang
panjang
biasanya
memerlukan 
menara 
yang 
tinggi  
mcnyebabkan 
Iebar 
menara
di 
bawah
dek
sangat
besar.  
Penyebaran 
kaki 
ke  sisi-sisi   dek 
dapat  
mengatasi 
hal 
tersebut
dengan 
tidak  
mengurangi 
Iebar  
lantai  
kendaraan 
yang   dibutuhkan. 
Secara
umum 
jembatan
yang
sangat
panjang atau 
sangat 
Iebar 
tidak 
cocok
dengan
penggantung kabcl  satu
bidang.
Gambar 2.9
Sistem  satu
bidang
  
17
e
s
istem  dua
bidang
Penggantung  dua   bidang  dapat   berupa   dua   bidang 
vertikal 
seJaJar 
atau   dua
bidang
miring  yang  pada  sisi  atas  lebih  sempit. Penggunaan
bidang
miring
dapat
menimbulkan
masalah
pada 
lalu 
lintas 
yang  !ewat 
di
antara
dua 
bidang
kabel,
terlebih
bila 
jembatan
mempunyai
bentang
yang 
relatif
pendek 
atau 
menengah.
Kemiringan
kabel 
akan 
sangat
curam 
sehingga
mungkin
diperlukan
pelebaran
dek
jembatan.
Pada  ujung  balok 
melintang
dimana
akan  dipasang
angker
kabel,
mungkin
akan 
terjadi 
kesulilan
pada 
pcndetailan
struktur, khususnya
bila
menggunakan
beton 
pratekan.  Pengangkeran
kabel 
dapat   bertentangan
dengan
kabel  prategang balok  melintang.
Gambar 2.10
Sistem  dua bidang
  
!8
b. 
Tatanan
Kabel
Longitudinal
Tatanan
kabel
longitudinal jembatan
mempunyai
banyak
variasi tergantung
pada
pengalaman 
perencana 
menentukan 
perbandingan 
antara 
bentang 
dengan 
tinggi
menara. 
Untuk
bentang
yang  
lebih pendek kabe! tunggal
mungkin
sudah
cukup
untuk
menahan
beban
rencana.
Untuk
bentang
utama
yang   panjang
dan 
bentang
tidak simetris yang 
menggunakan angker, variasi tatanan kabel tidak cukup dengan
kebutuhan sacara teknis tetapi harus menghasilkan konfigurasi dasar tatanan kabel
longitudinal yaitu
radial, harpa, bentuk
kipas, dan 
bintang.
e
Tipe Radial
Merupakan
sistem
memusat
dimana
semua
kabel
mengarah
ke 
puncak tower.
Secara 
struktural,  
pengaturan 
ini  
barangkali  
yang    terbaik,   semua 
kabel
mengarak 
kc  
puncak  menara  dengan  kemiringan  maksimwn  untuk  arab
horisontal  
dicapai  
dan   
memerlukan 
jumlah  
baja   
paling   sedikit. 
Kabel
menyalurkan 
komponen 
yang  
maksimwn  dari  
gaya  
beban
rnati  
dan  
beban
hidup,
dan  
komponen
minimwn 
yang  
disalurkan
adalah
struktur
aksial dek
jembatan.
Kelebihan
tipe 
ini  adalah
kemiringan
rata-rata kabel cukup
besar
sehingga
komponen
gaya 
horisontal
tidak 
terlalu
besar
kabel
yang 
terkumpul
di
atas  
kepala 
menara 
menyulitkan  dalam 
perencanaan 
dan  
pendetailan
sambungan.
Gambar 2.11  Tipe Radial
  
19
0
Tipe
Harpa
Merupakan 
sistem   paralel      kabel   yang 
dihubungkan 
dengan 
menara 
pada
ketinggian
berbeda,  dan  menempatkan
paralel  untuk  satu
sama 
lain.
Sistem 
ini
lebih 
disukai 
dilihat 
dari
scgi
pandangan estctika.
Bagaimanapun
hal
itu
menyebabkan 
momen    lentur  
di   menara    tersebut. 
Kabel  
berbentuk 
harpa
memberi 
suatu   kekakuan 
yang   baik   untuk   bentang 
utama   jika   tiap   kabel
diangkur
pada   pangkal   jembatan.
Jumlah 
baja 
yang 
diperlukan
untuk 
kabel
disusun  bcrbentuk
harpa  sedikii 
lebih  banyak  dari  kabel 
yang
disusun
dengan
bentuk  kipas.
Gam bar
2.12 Tipe
Harpa
"'
Tipe
Kipas
Merupakan
solusi  tengah   antara 
tipe  radial  dengan 
tipe 
harpa. 
Kabel  clisebar
pada  bagian  atas
menara  dan  pada
dek
sepanjang
bentang,
menghasilkan
kabel
tidak 
sejajar.   Penyebaran
kabel 
pada 
menara
akan 
memudahkan
pendetailan
tulangan.
Gambar 2.13
Tipe
Kipas
  
20
$
Tipe
Bintang
Memiliki
bentuk   yang 
beriawanan
dengan   tipe 
radial   dimana
kabel   terpusat
pada 
gelagar.    Bentuk   
ini  
memberikan  
efek    estetika 
yang  
baik    namun
menyulitkan 
pendetailan  
sambungan 
pada  
gelagar.    Dukungan 
antara 
dua
tumpuan 
tetap   jembatan 
hanya 
ada  pada 
pertemuan  kabel   sehingga 
momen
lentur  yang
akan
teijadi
menjadi
lebih  besar.
Gambar 2.14
Tipe
Bintang
Jembatan
Suramadu
menggunakan
tatanan  kabel 
transversal
dengan  sistem 
dua
bidang 
sedangkan
tatanan   kabel   longitudinal 
menggunakan 
tipe 
kipas.   Sistem   kabel
tersebut dapat  diiihat  pada
Gambar 2. i5.
Gambar 2.15
Sistem  Kabel  Jembatan
Suaramadu
  
21
Pemiiihan  
tatanan
kabel 
dan 
jumlah   kabel   tergantung
pada 
panjang
bentang,
jenis  bahan,  jumlah 
jalur  atau  Iebar  jembatan,
tinggi 
menara,
biaya,  dan  rasa  estetika
perencana.
Biaya 
merupakan
faktor  utama  daiam  menentukan
tatanan
kabel  dan
jumlah
kabel 
yang  akan 
digunakan,
kano:na kabcl 
akan 
mempengaruhi
semua 
bentuk 
elemm
struktur.
Sudut  kerniringan
kabel  berhubungan
dengan 
kekakuan
gelagar 
yang
meningkat,
tegangan
d::Jam kabel  berkurang,
dan
dibutuhkan
tampang
menara 
yang
berkurang
pula.
Akan   tctapi   bila 
tinggi  
menara
bertambah,
kabel   penggantung
akan 
bertambah 
dan
panjang  deformasi
aksial  akan semakin 
besar
yang
berakibat
pada
bertambahnya
momen
lentur   pada 
gelagar     akibat     beban   hidup.   Sudut   kemiringan
optimum 
kabel 
terluar
adalah   45° 
namun   masih   dapat   divariasikan 
dalam   batas-hatas
yang 
dapat   diterima
(reasonable
limits)
yaitu  antara  25° - 65° Sudut 
kemiringan
terkecil
tcrjadi 
pada  kabel
terluar  sedangkan
sudut  paling  besar  terdapat
pada  kabel  yang
terdekat
dengan
menara.
Nilai 
batas 
di  atas 
diperoleh
dari 
hasil 
analisis
dengan   mengadakan
penyederhanaan
pada   
pertemuan  
kabel     dengan     gelagar.     Penyederhanaan  
tersebut  
menganggap
sambungan berupa  scndi.
Kemiringan 
kabel 
optimum
tidak 
selalu
digunakan
dalam 
perencanaan
karena
petnilihan
sudut 
masih 
ditentukan
oleh  bentuk 
arsitektur
struktur.
Selain  itu  pengaruh
Jain
berupa   panjang
kabel, 
kemudahan
pelaksanaan
dan 
berbagai
kondisi   lokal  dapat
menjadi  pertimbangan
berikutnya.
Jembatan
cable-stayed
modem 
pertama
hanya
menggunakan
kabel
dalamjumlah
terbatas
yang  digunakan
Ul1tuk
mendukung
gelagar  yang  kaku.
Penggunaan kabel  dalam
  
22
jumlah   kecil   akan 
menyebabkan 
gaya 
pada 
kabel   sangat 
besar   sehingga
dibutuhkan
diameter
kabel  yang  besar,  penjangkaran
yang
kuat  dan  rumit,  dan  area  yang
luas  pada
gelagar 
untuk  mendistribusikan
gaya-gaya  kabel 
tersebut.
Selain 
itu
dibutuhkan
gelagar
yang
tinggi.  Bentuk  ini
tidak  ekonomis
karena 
memerlukan
material
dalam  jumlah
yang
besar
dan
pelaksanaan
pembangunan
membutuhkan
peralatan
yang
sangat
banyak.
Pada
jembatan
cable-sta.ved
modem
jumlah 
kabel 
yang
digunakan
cukup  banyak
dan 
j< rak  antar   kabel   atau   panjang   panel 
akan   menjadi   lebih   kecil.   Cara   ini 
akan
memudahkan
penjangkaran
dan  memungkinkan
untuk 
menggunakan
gelagar 
yang
lebih
ramping. 
Tinggi 
gelagar  yang  kecil 
akan 
memberikan
stabilitas
aerodinamik
yang  baik
dan
pdaksanaan
pembangunan lebih  mudah.
Keuntungan 
jembatan  
cable-stayed   
dengan    jumlah  
kabel    banyak     dapat
disebutkan sebagai  berikut  ini
:
+  
Jum lah 
dukungan  elastik   yang  besar 
menyebabkan
lentur 
yang  sedartg  pada 
arah
longitudinal
dek,  baik  selama
pelaksanaan
maupun
dalam 
pengoperasian, membuat
metode pelaksanaan sederhana dan
ekonomis;
Kabel 
individual 
lebih  kecil  dibandingkan
sebuah  struktur
kabel 
penggantung
yang
terkonsentrasi, sederhana dalam  pcmasangan
dan
pengangkerannya;
<>
Penggantian 
kabel   relatif  
mudah   bila   diperlukan, 
meskipun 
kabel  
telah   diberi
pelindung tcrhadap
korosi.
Jarak   antar 
kabel 
maksimum
tergantung 
pada 
beberapa
parameter,
khususnya
lebar  dan  bentuk 
dek.  Jika  dek  dari  baja  atau  beton 
komposit,
pelaksanaan
konstruksi
dapat    diselesaikan 
dengan   
corbeiing  out, 
jarak    kabel    yang    sangat    rapat    tidak
memberikan
keuntungan
yang
besar.  Sebagai  ketentuan
umum,
jarak
antara 15m
dan
25
  
23
m  dapat   digunakan. 
Penggunaan 
jarak   yang 
lebih   besar   masih   dapat   dimungkinkan
dengan  alasan 
tertentu.
Jika  dek  dari  beton,  desain  dengan 
banyak
kabel 
penggantung
terpisah
5
m
-
1
0
memberikan
banyak 
keuntungan
dan 
mungkin
sangat 
penting
untuk
struktur dengan  bentang
panjang.
c.   
Jenis
Kabel
Jcnis-jenis
kabel  jcmbatan
cahie
sluyed
adalah  sebagai  berikut:
®
Parallel Wire 
Cables
Kabel  tipe
ini
terbuat
dari
sejumlah
besar  dari
kabel
yang
diparalel
satu
dengan
lainnya.   Tidak 
ada  kabel 
yang  terbelit   dalam   pengeijaannya.
Kabel   tersebut
dikirimkan
ke
tempat 
gulungan
kabel 
jembatan
dan 
kabel-kabel tersebut
dipasangkan
pada 
jembatan
kemudian
kescluruhan
kabel 
digulung sampai
berbentuk 
lingkaran. 
Kabel   tipe   ini 
digunakan 
pada  bangunan 
monumental
seperti  Jembatan
Golden  Gate
dan
Jembatan George  Washington.
Gambar  2.16 
Parallel Wire  Cables