BAB2
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
2.1 Dimling Penahan Tanah
2.1.1 Teori Umum
Asal 
mula 
dibuatnya
konstruksi
dinding
penahan
tanah 
adalah akibat
bertambah
!uasnya
pemakaian
konstruksi
penahan
yang
digunakan
sebagai
tempat
penimbunan 
atau   penyimpanan 
bahan-bahan 
yang   berbentuk 
butiran.
Dinding
penaban
tanah 
digunakan
untuk 
mencegah
material
agar
tidak
longsor menurut
kemiringan
alaminya.
Bangunan
dinding 
biasanya
digunakan 
untuk  
menopang
tanah,
batubara,
timbunan
bahan-bahan
tambang
dan 
air.  Sebagian
besar  bentuk
dinding 
penahan
tanah   adalah   tegak   (vertikal)
atau   hampir
tegak   kecuali
pada
keadaan
tertentu
dimana
dinding
penahan
tanah
dibuat
condong
ke  arah 
urugan
balik
(baclifzl[).
Dengan
berbekal
pengetahuan
yang 
sederhana,
pertama-tama dilakukan
penyelidikan
yang 
berhubungan
dengan
keseimbangan
dari 
bahan-bahan
butiran,
dimana
menimbulkan
gaya  dorong
pada  dinding
penahan
dan  didapat
kesimpulan
bahwa
besar  gaya
dorong
yang  bekelja pada  dinding dapat  ditentukan
secara
lebih
teliti.
Teori  tekanan
tanah  yang  digunakan
pada  perencanaan,
mula-mula
disebar
luaskan
oleh  Coulomb
pada
tahun
1776  dan  kemudian
Rankine
pada  tahun 1857.
Semua
metode
yang 
digunakan
sekarang
berdasarkan
pada 
teori-teori
Coulomb
7
  
8
dan 
Rankine. Pada tahun 
1920 Dr  Karl Terzaghi mengembangkannya secara luas,
termasuk 
dasar-dasar 
umum 
dari  
mekanika 
tanah 
yang  
mempunyai 
peranan
penting 
dalam  
membcrikan  
penge1iian 
dan    batasan-batasan  yang  lebih  baik
tentang lend
kkanun
ta1wh
klasik.
2.1.2 Definisi Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah adalah :
Suatu
dinding
yang 
direncanakan
untuk
menahan
permukaan
tanah
yang
mempunyai
perbedaan
tinggi
pada
masing-masing
sisi 
dinding.
Tanah yang
permukaannya
lebih  tinggi  umumnya
disebut  backfill dan  
dinding
diharapkan
untuk dapat menahan backfill tersebut.
Menurut  AREA  (American  Railway  Engineering  Associaton)  backfill
didefinisikan sebagai suatu material atau
tanah yang berada dibelakang dinding
baik itu
tanah asli
maupun isian, yang  dapat menimbulkan tekanan pada dinding.
Adapun  arti  
backfill  yang 
sesungguhnya
adalah  bahan-bahan  yang  
digunakan
untuk mengisi suatu galian.
Bagian   dinding 
yang 
berdarnpingan
dengan
backfill 
disebut   bagian
belakang  (back),
sedangkan  bagian 
yang    menampakkan 
ketinggian 
dinding
· 
disebut  bagian  depan  (face), permukaan  dasar  dinding  disebut  dasar  (base).
Bagian dasar
ini   
biasanya
dibuat
terpisah, terdiri
dari 
dua  
bagian yaitu
bagian
dasar
belakang,
yang   disebut tumit
(hee[) dan
bagian dasar
depan
yang 
disebut
kaki (toe).
  
9
Tanah  yang  berada  diatas  bidang  horizontal
atau  lebih  tinggi  dari
dinding
disebut   beban 
tarabahan
(surcharge).
Apabila   lereng 
permukaan
tanah 
menaik
atau
keatas  maka
dinding tersebut 
mempunyai sloping surcharge. Sebaliknybila
lereng   permukaan
tanah   menurun 
maka 
dinding
tersebut  
mempunyai
negative
surcharge. 
Sedangkan
apabila 
permukaan
tanah 
horizontal
disebut 
tanah
mempunyai horizontal
surcharge.
2.1.3
Macam Dinding Penahan Tanah
Konstruksi
dinding 
penahan 
pada
umumnya digunakan
untuk 
menjaga
kestabilan
tanah  atau  bahan-bahan
lainnya,  akibat  tidak  dapat 
menahan
keadaan
lereng 
yang 
lebih  besar.  Secara 
garis  besar  dinding
penahan
tanah  dapat 
dibagi
menjadi tujuhjenis
yaitu:
l.
Gravity
Walls.
Dinding   yang 
terbuat   dari  beton 
atau 
susunan
batu.  Bagian-bagian
dari
dinding
ini  tidak 
memiliki
daya 
regang, 
karena   bentuknya
yang 
masif.   Untuk
dinding y<mg tinggi
jcnis
ini tidak
ekonomis.
2. 
Semi Gr  vit;v
Walls.
Keadaannya
sama  dengan   jenis 
gravity   walls,
hanya 
pada  semi gravity
walls   bagian
belakang
diperkuat
dengan 
tulangan
baja, 
untuk 
mengikat
antara
badan   dinding
dengan  
lantai   dasar. 
Dengan 
adanya   tulangan 
perkuatan 
maak
bentuk
dinding lebih
raraping.
  
10
3.  
Cantilever Walls.
Bentuk
dinding
ini 
merupakan
huruf 
T
terbalik
(..L)
dan 
setiap
bagian
diperhitungkan
sebagai
suatu
kantilever.
Dinding
ini  pada 
umumnya dibuat
dari
beton  bertulang. Untuk
dinding
yang  tidak  terlalu tinggi
jenis  ini
cukup ekonomis
(
±
6
s/d
7.5 
meter).
4. 
Counterfort
WaUs.
Bentuk
dinding
ini 
sama 
dengan
dinding
kantilever,
hanya 
antara
lantai
dasar   dengan 
dinding
diperkuat 
dengan
suatu   dinding 
penopang
yang 
dikenal
sebagai
counterfort.
Dinding
ini  sangat   cocok  
digunakan 
untuk   dinding 
yang
tinggi  ( lebih  dari
6
meter),
karena dinding penopang dapat  menahan gaya
tarik.
5.  
Buttressed Walls.
Bentuk
dinding
ini
sama  dengan
counterfort
walls, hanya pada dinding
ini
penopang 
berada 
didepan 
dinding 
maka   bagian  depan 
yang   nampak 
menjadi
kurang rapi
sehingga
j
arang digunakan.
6.  
Bridge Abutments.
Bentuk 
dari   dinding 
ini 
kadang-kadang 
mempunyai 
sayap   yang   biasa
disebut
juga  dengan
wing 
wall, sayap
tersebut
digunakan
untuk 
menahan
tanah
pengisi
dan 
mencegah
teljadinya
erosi.  Kemiringan
sayap 
(wing) 
terhadap
muka
abutment
berkisar
antara 0°-30°.  Dinding ini
menerima dua
keadaan
yang  berbeda
dari 
dinding-dinding
lainnya, yaitu:
o
Menahan beban  reaksi  jembatan.
e
Bagian  puncak  dinding 
ditahan  sehingga  tekanan 
tanah   aktif  
tidak
mungkin timbul.
  
11
;l
·- -----
\I
Seringkali
konstruksi
wifzg
wall
dipisahkan dengan
kontruksi dinding
penahan dengan
suatu sambungan.
7.    Cribb
WaUs.
Dinding
ini
terbuat
dari 
kayu,
beton cetak
atau 
baja 
prefab yang 
kemudian
diisi
dengan
tanah
butiran.
Dinding
ini 
hanya
digunakan
untuk
dinding-dinding
yang 
lebih
kecil
dan 
tekanan
tanahnya
tidak
terlalu
besar.
Dinding
ini
tidak dapat
mcnahan
surcharge.
Dinding pelfa_h.an
tanah yang 
sekarang
sering digunakan adalah :
1)  
Dinding
penahan tipe
gaya 
berat
(gravity wall).
2)  
Dinding
penahan tipe  kantilever ( penyokong ).
3)  
Dinding turap kantilever.
4)  
Dinding turap dengan penjangkaran ( angkur ).
••
(
r  .   
"
r
.lp(l•GOU, 
!Jab
---/
I
:::.::
..
:.-_
'·• •• 
I
I
-·-·
---
r--\
I
/
IIOtt,J
tt,J
<
.
Xi'<
j
..JL
.
l ·
Gc':..:.:- .:.....:J
(l) 
(2)
(3)
--y--' L ...]
(
6)
Gambar 2.1 
Macam-macam dinding penahan tanah
  
12
8. 
Secant PHe Wails.
Dinding
yang  terbuat
dari  beton, 
merupakan
dinding
menerus yang  kedap.
Terdiri
dari  tiang 
utama
(primary
pile)  dan
tiang 
kedua
(secondary
pile).
Pada
secondary
pile 
terdapat
tulangan.
Proses
pemasangannya
(pembuatannya)
sarna
dengan
bored  pile.
Biasanya
untuk  konstruksi
secant
pile
diberi
perkuatan
dengan
angkur.
Secondarv
Pile
Gambar 2.2  Susunan Secant Pile
2.1.4  Kegumaan Dinding
Penahan
tanah
Dinding
penahan
tanah 
sudah
digunakan
secara
luas  dalarn 
hubungannya
dengan
jalan   raya, 
jalan   kereta
api, 
jembatan,
kanal   atau 
terusan
dan 
lainnya.
Bentuk
dari   dinding
ini 
kadang
sudah
berubah
atau 
dimodifikasi
agar 
didapat
bentuk yang  paling  ekonomis.
Bentuk-bentuk yang
sudah
sering digunakan adalah sebagai berikut :
a. 
Jalan raya
atauja!an kereta  api
yang
dibuat  sepanjang
lereng.
  
13
b.  
Jalan  raya atau
jalan  kereta  api
yang
ditinggikan
agar
terjadi 
perbedaan tinggi.
Subways
atau  jalan  persilangan
yang  berada  dibawah
permukaan tanah
dapat
dibuat  pada bagian  yang diisi.
c. 
Jalan  raya  atau  jalan  kereta 
api  yang  dibuat 
lebih 
rendah
agar  didapat
suatu
pemisahan pada
subways atau
underpass.
d.  
Dinding
penahan tanah
yang
menjadi
batas
atau
pinggir  kanal.
e. 
Dinding
penahan
ini 
disebut
flood 
walls,
yang 
gunanya
untuk   mengurangi
banjir  dari
sungai  dalam  membuat suatu
terusan.
f.
Suatu 
dinding
penahan
yang 
digunakan
untuk 
menahan
tanah  pengisi 
dalam
membentuk 
suatu   jembatan.
Tanah   pengisi  
ini   disebut 
approach 
fill 
dan
dinding penahan disebut abutments.
g.  
Dinding 
penahan 
yang   digunakan 
untuk   menahan 
tanah   pengisi   disekitar
bangunan atau
gedung-gedung.
h. 
Dinding  
penahan 
yang 
digunakan 
sebagai   batas   atau 
tempat   penyimpanan
seperti  pasir,  biji  besi  atau  bahan  butiran
lain.  Bila  dinding
tidak  cukup 
kuat
maka
bahan  butiran  tersebut dapat
menekan keluar.
  
14
{o) 
T_'
...  /,'..  _.,•    dfSI'/
(•-•no
J<.t.Jt:l      !
.... 
.....,
..... 
·'
lL.-* -q(-1.
Q&#45;q(&#45;1.
..[
(e) 
fJ
ex>d
wal!.
(d)
1\anul
Gambar 2.3 
Kegunaan Dinding Penahan Tanah
  
15
2.2 
Secant Pile
2.2.1Teori Umum
Dinding
secant pile  
merupakan
dinding
menerus
dan 
salah
satu
pengembangan 
d.ari  
bored    pile.  
Cara 
pengeJjaan 
dinding 
ini  
sama  dengan
pengeJjaan
bored  
pile, 
yaitu
dengan
mengebor
tanah
sampai
kedalam
tertentu
sesuai 
dengan 
yang   
direncanakan, 
lalu   
dilakukan  
pengecoran.  
Secant 
pile
terbentuk dari  
r:angkaian
dinding 
bored 
pile 
yang
saling
tersambung
satu  
sama
lainnya. 
Pada 
c\inding
secant
pile  
terdapat 
dua  
jenis  tiang
yaitu
tiang  utama
(primary 
pile)  
dan  
tiang 
kedua 
(secondary
pile),
dimana 
primary
pile  
tidak
memakai
tulangan
sedangkan
untuk
secondary
pile 
memakai tulangan. Sekarang
ini 
secant
pile 
banyak
digunakan
secara
luas 
sebagai konstruksi dinding penahan
tanah,
karena selain
pembuatan
(pemasangannya)
relatif
mudah
dan
cepat,
pada
proses konstruksi secant pile  tidak menimbulkan polusi suara, tidak mengganggu
struktur
bangunan
yang
ada 
disekitarnya.
Dinding
ini  juga dapat digunakan untuk
membentuk
dinding
menerus yang 
kedap.
Biasanya
secant
pile  digunakan
untuk :
e
Intake  structures
e
Below  grade  holding tanks  (
tangki
penyimpanan bawah tanah)
.. 
Cut
and
cover  tunnel 
(terowongan,
under  pass)
"
Basement
construction
  
16
2.2.2  Konstmksi
Secant Pile
Seperti 
telah  dijelaskan
pada  sub  bab  2.2.1  bahwa  konstruksi
secant  pile
terdiri  
dari  
dua 
bagian,  
yaitu
primary   pile 
dan 
secondary
pile.  Pada  ga:mbar
dibawah ini akan dapat
terlihat denganjelas
bentuk konstruksi secant
pile.
Gambar 2.4  Guide Wall dan  Pemasukau Casing
Gambar 2.5  Pengeboran Primary Pile dan Pengecoran
  
17
  
17
Gambar 2.6
Pengeboran Secondary Pile  dan
Pemasangan Tulangan
Gambar 2.7  Pengecoran Secondary Pile  dan
Contoh Dinding Secant Pile
Untuk  
pelaksanaan 
konstruksi 
secant  
pile  
pertarna-tama 
dibuat  
dulu
dinding  pengarah
(guide
wall)
dari beton
sesuai
dengan
gambar  rencana.
Adapun  fungsi dari
guide 
wall 
adalah
:
  
18
o
Sebagai
pengarah
grab 
agar 
dapat 
melakukan
penggalian
dengan
tepat
o
Mcnjaga
:!I
au
memperkuat tebing  galian  agar
tidak  runtuh.
o
Sebagai
referensi
dengan
melakukan
penandaan
panel-panel
galian.
Setelah
pembuatan
guide  wall 
selesai
maka 
mulai 
dilakukan
pengeboran
untuk 
primary 
pile   sesuai   dengan
kedalarnan 
yang  
diinginkan. 
Setelah 
itu
dilakukan
pengecoran
kedalarn casing
yang 
telah 
dipasang
pada 
lubang
hasil
pengeboran
tersebut.
Setelah
itu 
harus 
menunggu
minimal  
dua 
hari 
baru 
bisa
dilakukan
pengeboran
untuk  secondary
pile.
Proses
konstruksi
untuk
primary
dan
secondary
pile
sarna  yang  membedakan
adalah
pada  secondary
pile
menggunakan
tulangan.
Dimana
fungsi
tulangan tersebut
adalah
untuk  memperkuat konstruksi.
Penggalian
untuk 
konstruksi
secant 
pile  dapat
dilakukan
sampai
dengan
kedalaman
30  m,  tetapi 
jika  kedalarnan
gaiian 
sudah 
mencapai
20  m  atau 
lebih
maka  tingkat
kesulitan
pengeboran akan
bertambah.
Umumnya
konstruksi
secant  pile
menggunakan
angkur
untuk
memperkuat
konstruksi.
Pemasangan
angkur
dilakukan
pada  primary
pile  yang  ditanarnkan
ke
tanah.
Adapun
jenis  angkur
yang  ada
berbeda-beda,
penentuan
pemakaian
angkur
tergantung dari perencanaan
dan
kebutuhan.
Dimana 
dan    bagaimana  
angkur  
ditempatkan      di  
belakang 
dinding
konstruksi
bergantung
pada 
jenis 
angkur
dan 
keadaan
tanah 
disarnping
faktor­
faktor 
lain.  Terutama
dengan
angkur
biasa  yang  kontinu
ataupun
yang  individual
yang
sangat
penting
diperhatikan
adalah
letak  bidang
longsor
potensial
baik  untuk
  
19
dinding
konstruksi
(bidang
longsor
aktif)
maupun
untuk
angkur
(bidang longsor
pasif). Menempatkan
angkur
biasa
cukup
jauh 
di
belakang
dinding
konstruksi
sehingga 
bidang-bidang
longsor 
tidak  
saling 
mempengaruhi  atau  
berpotongan
berarti kapasitas
angkur yang  bersangkutan
dapat
berkembang secara
penuh.
Dengan 
teori   
tekanan 
tanah 
lateral   
konvensional 
letak    angkur 
yang
dibutuhkan 
ada  
pada  
daerah 
yang  
diarsir 
pada  
gambar 
di  
bawah 
ini  
yang
ditentukan oleh suatu
gari.s
atau 
bidang
geser 
<D 
dan 
suatu
bidang
longsor
(pasif)
CC'.  Perhatikan bahwa pangkal J 
bidang
longsor
aktif   dinding konstruksi dan
bidang
geser 
<D 
menurut
NAVFAC
1982
adalah
titik 
pada
dimaua
momen
sama
dengan
nol.  (
Menurut Terzaghi
1943 titik  tersebut adalah titik 
ujung D).
Gambar 2.8 
Lokasi Jangkar
  
20
2.3
Tekanan Tanah Lateral
2.3.1 Teori Umum
Pada 
konstruksi
dinding
penahan tanah,
distribusi
tekanan
lateralnya
diasumsikan
dalam  suatu  kondisi 
regangan
bidang  (plane strain),
yaitu  regangan­
regangan
pada  arab  longitudinal.
Struktur
diasumsikan
sama 
dengan
nol.  Selain
itu   diasumsikan 
juga  
bahwa  
perilaku 
tanah    dapat  
diwakili 
oleh  
hubungan
tegangan 
regangan 
yang   diidealisasi 
seperti  
ter!ihat  
dalam  
gambar 
dibawah,
dimana 
setelah 
mengalami 
leleh   (yielding)
tanah   berperilaku 
seperti  
material
plastis  tak
terbatas
terjadi
pada
suatu  tegangan
konstan,
dengan  kata
lain
tegangan
regangan  
setelah 
keadaan  
leleh,    bersifat   
plastis    sepenuhnya.   Suatu    tanah
dikatakan berada  dalam  keseimbangan
plastis  jika
tegangan
geser  pada
setiap  titik
pada
tanah
tersebut
mencapai keadaan  tegangan yang
diwakili oleh
titik  Y.
Gambar 2.9 
Hubungan Tegangan
Regangan yang  Diidealisasi
  
21
Untuk   
mengetahui   suatu   
konstruksi  
dinding  
penahan  
tanah,  
perlu
diketahui 
gaya-gaya 
yang   bekerja 
pada   konstruksi 
tersebut. 
Gaya-gaya 
yang
umum
bekerja
adalah
tekanan
tanah, 
berat 
sendiri
dari 
konstruksi
tersebut,
dan
tekanan 
air.   Untuk  
tekanan 
tanah  
perlu  
diketahui
besarnya,
aralmya, titik
tangkapnya dan
pembagian tekanan.
Besar  dan 
pcmhagian
tekanan
tanah 
yang 
bckerja
pada 
suatu 
konstruksi
penahan 
tarmh.  sebagiun 
besar   terganttmg  pada   regangan 
lateral   relatif   tanah
dibelakang  dinding. 
Apabila
regangan
lateral 
tanah  
(pengembangan
atau
penyusutan)
ditalmn  oleh  suatu 
konstruksi
penahan
masif 
yang 
mempunyai
sifat
kekakuan
besar,  maka  tekanan
tanah  tersebut
dikenal
sebagai
"tekanan
tanah  pada
keadaan
diam"
(earth
pressure
at 
rest).
Umumnya
tekanan
lateral  pada 
dinding
basement termasuk
pada
kategori ini.
Apabila suatu 
konstruksi
penahan
diijinkan
untuk 
bergerak
maju
atau
menjauhi
tanah 
dan 
tanah 
diijinkan
untuk 
mengembang
ke  arah 
samping,
maka
tekanan
tanah 
berkurang
sesuai 
dengan
besar 
mengembangnya tanah.
Akibat
mengembangnya
tanah
maka  akan 
timbul
keruntuhan
geser 
(shear
failure)
yang
mana   akan 
membentuk
suatu   bidang
geser   atau   gelincir
(sliding 
wedge) 
yang
cenderung
untuk   bergerak
maju   kedepan
dan  
turun.
Pada 
keadaan
ini 
tekanan
tanah 
minimum
dan  apabila
terjadi   pergerakan
selanjutnya,
tekanan
tanah 
tidak
berubah.
Tekanan
minimum
ini
dikenal  sebagai  "tekanan
tanah  aktif'.
Sebaliknya
apabila
konstruksi
penahan
dipaksa
untuk  bergerak
kebelakang
kearah
baclifill,
maka 
akan 
timbul
penyusutan
lateral 
pada 
tanah.
Gaya  dorong
atau  tekan  yang  diperlukan
untuk 
memulai
pergerakan
harus 
lebih  besar  daripada
  
22
tekarum  tanah 
pada  dinding
kaku.  Untuk 
mencapai
suatu  keruntuhan
dan  timbul
bidang
gelincir
diperlukan
gaya  dorong
yang  lebih  besar  daripada
tekarum  tanah.
Bidang
gelincir
mendorong
tanah  
mundur
ke 
belakang
dan 
naik 
ke  atas, 
dari
keadaan
sebelunmya.
Pada 
keadaan
ini 
tekanan
tanah 
maksimum, tekanan
ini
dinamakan "tekanan tanah  pasif'.
2.3.2  Tekanan
Tanah
Pada Keadaan Diam (Ko)
Selama 
perubahan 
pembebanan 
terjadi 
pada  
pennukaan 
tanah  
karena
pembangunan
atau 
aktifitas
lain,  tanah   akan   berkonsolidasi.
Tegangan
vertikal
tersebut 
mengakibatkan 
gerakan 
lateral  
da!am   tanah  
disekelilingnya. 
Secara
geologis
gerakan
lateral 
yang 
terjadi
diimbangi
oleh 
tanah 
dengan
membentuk
tegangan
lateral,
sehingga
konsolidasi
dan  regangan
rangkak
vertikal
serta  lateral
akan 
menjadi
no!.  Pada 
saat 
ini  keadaan
tegangan
yang  stabil   akan 
terbentuk,
dengan
adanya
tegangan
efektif
utama 
(principal
effective
stress),
oleh 
karena
perpindahan
no!akan
menghasilkan
tegangan
geser 
no!pada bidang vertikal
dan
horizontaL Keseimbangan
kondisi  yang
terjadi dilapangan ini
disebut kondisi Ko.
Keaclaan  tanah  yang
sebenamya clida!am
tanah  dimana
tekanan
tanah  yang
terjadi  dapat  dilihat  pad a gnmbar  bcrikut.
  
23
.
'
i
h
Gam
bar
2.10
Gerakan Lateral Dalam Tanah
2.3.3
Tekamm. Tanab. Aktif
-,
'
'
I
Berdasarkan 
teori  
tekanan 
tanah  
yang  
dikemukakan 
oleh  
C.A  
Coulomb
dengan
menggunakan asumsi bahwa  :
1.  
Tanah
adalah  isotropik
dan
homogen yang
mempunyai
gesekan dalam  dan
kohesi.
2.  
Bidang 
runtuh    adalah    sebuah 
bidang    rata,  
permukaan 
urugan    balik
(baclifill surface)
merupakan bidang datar.
3.  
Dengan
nilai  yang  sama
tahanan
gesekan didistribusi
sepanjan
permukaan
runtuh  yang
rat<4 dan
koefisien
gesekan
tanah
ke tanah 
f
-tan
<ll.
4. 
Keping runtuh 
(failure
wedge)
adalah melalui sebuah benda  tegar.
5.   Adanya   gesekan  dinding,
yaitu 
keping 
runtuhan  bergerak
dalam   kaitan
terhadap
bagian  punggung
dari 
dinding,
maka  berkembanglah
suatu 
gaya
gesek  antara  tanah  dan
dinding. Sudut
gesek
ini
biasanya dinamakan
o.