BAB2
TINJAUAN
KEPUSTA.KAAN
2.1 
Jemllatan
Bentang Panjamg
Jembatan bentang panjang adalahjembatan
yang memiliki panjang bentang tengah
lebih
dari  
100
meter. Jembatan
bentang
panjang
pada
umumnya
didesain
dengan
menggunakan
st:ruktur
kabel penggantung baik secant langsung maupun tidak langsung
untuk memenuhi kebutuhan bentang yang panjang. Salah satu tipe jembatan yang paling
efisien
untuk
jembatan bentang panjang
adalah tipe
sw:pended span bridges, yaitu tipe
cable stayed
dan 
tipe 
suspension.
(a) cable stayed
(b)  suspension
Gll!mbar 2.1.Suspended span
bridges
Di 
libat
dari
segi panjang bentang utamanya
ada perbedaan antarn jembatan tipe
cable   stayed  
dan
jembatan  tipe 
suspension.
Jembatan
tipe 
cable stayed
banya
bisa
digunakan
untuk
bentang
utama
dengan
panjang
maksimal
1000
m. 
Untuk
jernbatan
yang rnerniliki bentang utama lebih dari 1000 m
digunakan jembatan tipe suspension.
  
9
'-'
-'-
-'
'-''-' 
....
....
-'
._
"'-
._ 
..., 
._..
._, 
J
-' 
'-"
2.2 
Jembatan Cable Stayed
Jembatan
cable
stayed
adalah
strulctur yang mempunyai sederetan kabellinear
dan
memilrnl
elemen
horisontal
kalrn 
(misalnya balok atau
mngka
hatang).
Jemhatan
cable
stayed
terdiri
atas
sistem struktur
yang
meliputi
suatu dek
dan  
balok
girder
menerus
yang
didulrnng oleh
penunjang, be:rupa 
kebel yang dibentang miring
dan 
dihubungkan
ke 
menara sebagai tunjangan utamanya. Kabel-kabel tersebut umumnya menyebar dari
sam
atau !ebih tiam!tekan
renvanl!l!a. Keselurnhan
sistem
danru:
memnunvai
bentanl!
besar tanpa harus menggunakan kabellenglrnng yang rwnit. DeWliSa
ini, banyak
struktur
jembatan yang
dibangun dengan
cam
dem.ikian.
Untuk jembatan
dengan
berrtang yang
cukup
panjang
diperlukan
struktur
kabel
(cable
stayed)
yang berfungsi
sebagai
pilar-
nilar
ren!!hubunl!
dalam
memilrnl sebll.l!ian  besar dari 
beban iembatan van!! kemudian
dilimpahkan ke  pondasi.
Dwi
fungsi
sistem
cable stayed
ialah sebagai perletakan antara
dari bentangan gelagar pengaku dan 
sekaligus sebagai penahan untuk stabilitas menara.
Setiap 1:ahapan 
konstruksi
dilihat
dari
besamya
gaya-gaya
dalam
tidak
boleh
melampaui
kapasitas
penampang
pada
tahap
akhir
pembebanan, perpindahan
titik
puncak
tower 
dan
lendutan
lantai
jembatan
harus memenuhl
yang
disyaratkan dalam
perencanaan dalam pelaksanaan konstrnksi jembatan.
Pada  kasus
jembatan
sistem
cable  
stayed,
pada
tahap  akhlr  dari  pembebanan
(heban
konstruksi),
displacement
dari 
puneak
tower
hams
sekeeil
mungkin
dan 
masih
dalam
toleransi. Demikian
pula 
dengan
lendutan
pada
lantai jembatan.
Sebagai
syarat,
bahwa
displacement
dari 
lantai pada posisi kabel
(stay  support)
akibat beban konstruksi
bekelja
harus
sekecil
mungkin. Dengan
dicapainya
lendutan
pada
posisi
kabel yang
kecil, bidang momen
dari   lantai
jemhatan
menjadi
optimum
dan 
hahkan
dapm
dicapai
  
10
kondisi momen positif hampir sama
dengan momen negatif pada setiap peralihan antar
tumpl!all
stay.
Untllk
mendapatkan
kondisi
keseimbangan tersebut
dapat
dilalrukan dengan
mengaplikasikan gaya pratekan (gaya aksial) pada kabel. Dengan eara demikian, setiap
tahapan pelaksanaan konstruksi jembatan besarnya gaya pratekan dapat ditenrukan. Pada
analisa  struktur
jembatan  sistem  cable
stayed, metode konstruksi al(an  menenrukan
tahapan analisa.
Pada jembatan
cable  stayed,
beban
ekstemal
dipilrul bersama oleh sistem kabel dan
elemen  primer
yang
membentang
dan  
berfungsi
sebagai  balok  atau  rangka
batang.
Jumlah
kabel
yang
digunakan
tergantung
pada
ukuran
dan 
kekakuan batang
yang
terbentang. Kabel
dapat
beljarak
dekat,
sehingga
balok
atau
rangka
batang
yang
digunakan dapat
berukman
relatif
kecil
atau
jarak
antara
kabel
tersebut
lebih
jauh
sehingga balok atau
rangka
batang yang lebih
besar
dan  
lebih kaku harus
digunakan.
Umumnya, jembatan
cable 
stayed
digunakan
apahila
bentang
yang
ada 
melebihl yang
mU!lgkin  Ulltuk
pemakaian balok atau rangka batang dalam memilrul berat sendiri.
Kabel selalu
mengalami tarik. Menentukan gaya kabel dapat sederhana atau rumit,
tergantung
pada banyak kabel
di 
dalam sistem dan kekaknan relatif balok atau
rangka
batang. Pendekatan avval 
yang
berglllla
1lllruk 
mendesain
kabel
dan 
sistem
penyangga
adalah dengan mengabaikan kekakuan balok atau rangka batang dan  menganggap sistem
kabel yang memilrul seluruh
beban.
Sudut
yang dibentuk antara
kabel
dan 
arah
beban
memegang peranan
penting.
Sudut
yang
kecil
perlu
dihiindari
karena
kabel
tidak
memberikan kekaknan yang yang eukup
dalam memilrul balok, dan
gaya
yang timbul
dalam kabel akan
menjadi sangat besar. Penggunaan kabel memberikan suatu gambaran
  
11
barn
kepada
telrnik konstruksi
jembatan
bentang
panjang.  Aplikasi
yang
diperbarui
sistem
cable  stayed
hanya
mungkin
mengilruti
kondisi sebagai berikut:
a.    Perkembangan analisa dari  sistem
struki:ur.
b. 
Penggunaan
tegangan
batang
berdasarkan berat
sendiri dengan mempertimbangkan
derajat  kekakuan  dalam  mencapai
pratekan  tinggi,
dan  di   samping  itu  
dengan
kapasitas yang ada culrup untuk mengakomodasi beban hidup.
c_
Penggunaan
metode  pendirian
yang
memastikan  bahwa
asumsi  desain  direalisir
secara ekonomi.
Suatu
penelitian
antara
jembatan
gantung
(jembatan
tipe
suspension)
dan  jembatan
cable  stayed
menunjukkan  bahwa  kelebihan
jembatan 
cable  stayed
lebih  ungglll
daripada jembatan
gantung. Kelebihan jembatan
cable stayed
antara lain
rasio panjang
bentang utama dan  tinggi pilon yang lebih rendah. Defleksi akibat pembebanan simetris
dan 
asimetris
pada lebih
dari  
separuh bentang jembatan
gantung mempunyai defleksi
yang lebih besar di
tengal1bentang
daripada
cable stayed.
Keuntungan  yang 
menonjol 
dari 
cable  
stayed
adalah
tidak 
diperlukan
pengangkeran kabel
yang berat dan
besar seperti
jembatan gantung. Gaya-gaya angker
pada ujung kabel
bekelja secara vertikal
dan 
biasanya diseimbangkan dengan berat dari
pilar
dan   pondasi
tanpa
menambah
biaya konstruksi
lagi.
Komponen
horisontal
gaya
pada kabel dilimpahkan pada struktur atas gelagar berupa takanan dan  tarik
2.3 
Eh  men Jembatan CO!ble Stayed
Elemen
jembatan
cable stayed  
dibagi menjadi
dua  
bagian
utama,
yaitu
elemen
struktur
atas
jembatan
dan 
elemen
struktur
bawah
jembatan. Elemen
struktur
atas
jembatan terdiri dari struktur
tower
(mensra), struktur dek 
I
gelagar, dan struktur kabel.
  
12
Sedangkan
elemen
struki:ur  
bawah
jembatan adalah
pondasi
yang
menopang seluruh
beban struktur atas jembatan. Pondasi yang digunakan biasanya pondasi dari kelompok
tiang
berukuran besar untuk memilian gaya-gaya besar yang menumpu pada pilon dan
diteruskan ke  pondasi dari elemen
struki:ur
atas jembatan.
1.3.1
StlrliLirtlllr 
Tower
(ll;'ilenara) Jemllatan Cable Stayed
Pemilihan
bent1lk 
tower
menarn
sangat
dipengaru.hi
oleh bentuk
kabel, estetika,
dan  kebutuhan
perencanaan
serta
pertimbangan biaya.
Bentuk-bentuk
menara
dapat
berupa rangka portal trapezoidal, menara kembar, menara
A,
atau menara tunggal.
Selain
bentuk menara yang te!ah disebulkan, masili banyak
bentuk
menara
lain
namun jarang dipergunakan seperti mern1m 
Y,
menara
V,
dan 
lain sebagainya. Bentuk-
bentuk menara yang
umum
digunakan adalah seperti yang ditunjukan gambar 2.2.
(a}
menara portal
{b)  menara kembar 
(c)  menaraA
(d)
menara tunggal
Gam bar
2.2.Tipe-i:ipe menrura
2.3.2 Struktur Dek Jemllatan
Cable Sttzyed
Bentuk dek
I
gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi. Namun, yang paling
sering
digunakan
ada  
dua
yaitu
stiffening truss
dan   solid
web   (Podolny
dan   Scalzi,
1976). Stiffening
truss
digunakan
untuk
struktur
baja
dan
solid
web
digunakan
untuk
struktur baja atau beton baik beton bertulang maupun beton prategang.
  
13
I
I
II
Beberapa bentuk dari stiffening truss dapat dilihat pada gambar 2.3.
(a)untukjalan
raya
(b)
untuk jalan
raya dan
jalan kereta api
 
liAS!I 
(c)
untukjalan mya danjalan lrereta api
Grunlllar 2.3. Deli. 
f
gelagar sdffmilllg truss
(Smnlller:Troitslky, 1977)
Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat
dari 
baja 
atau beton cenderung
terbagi atas dua tipe seperti pada garnbar 2.4, yaitu:
a. 
gelagar
pelat
(plate girder), dapat terdiri
dari
dua atau banyak gelagar.
b. 
gelagar 
box   (box
girder),
dapat  terdiri 
dari  
satu  atau  susunan
box  
yang
dapat
berbentuk persegi panjang atau trspesium.
(a)
gelagar 1
kembar
(b)
gelagar horpersegi
(c) -kombinasi gelagar box
"
""""'' 
17
J
(d)
Kombinasi gelagar bax  selu!ar
kembar individual dengan sloping stn-!ts
(e) geiagar box trapezoidal 
(f)
ge!agar box persegi kembar
Gamlllar 2.<1.Gelagar
solid web
(Smnlller: Troitslky, 1977)
  
14
2.31.3 Strnldur Klltllel Jemi:Patan
Cable Stayed
Sistem 
kabel  
merupakan 
salai:P sam    hal   yang  
mendasar 
dalam 
perencanaan
jembatan
cable
stayed.
Kabel
digunakan
untuk
menopang
dek  atau  gelagar
diantara
dua
rumpuan
dan 
memindahkan
beban
tersebut
ke
menara.
Secara
umum
sistem
kabel
dapat
dilihat  
sebagai
tatauan  
kabel   
transversal  
(tatanan 
kabel 
terhadap  
aral1   sumbu
memanjang)
dan 
tatanan
kabel  
longitudinal 
(tatanan
kabel   pada 
sumbu
memanjang)
pada
jembatan cable stayed.
a. 
Tatanan Kabel
TrllnSllersal
Jembatan
Cable Stayed
Tatanan
kabel 
transversal
dapat
dibuat sam 
atau 
dua 
bidang
dan 
sebaliknya
ditempatkan
secara 
simetri.
Adapun
perencanaan
yang 
menggunakan
sistem
tiga
bidang kabel, tetapi
sampai sekarang belum dapat
diterapkan di
lapangan.
(a}Sistem satu bidang
(b) Sistem dua bidang
Gamba!!' 2.5.Tamrum l!mbe
t
l
ronsvenal
pallia jembatim
cable stayed
  
15
b.  Tatanan
Kabel longitudimd Jembatlln Cable Stayed
Penataan
kabel
longitudinal
pada jembatan
sangat bervariasi
tergantung
dari
perencanaan  dan   
pengalarnan  dalam  menentukan 
perbandingan 
antara  bentang
dengan tinggi menara. Pada jembatan dengan bentang yang pendek mungkin dengan
menggunakan kabel tunggal sudah cukup
untuk menahan beban rencana. Jembatan
dengan 
bentang  utama
yang  panjang  diperlukan  tatanan  kabel  cukup  banyak
sehingga menghasilkan dasar tatanan kabe! longitudinal sepeti pada gambar 2.6.
(a)
tipe
terpusat
(c)  tipe  kipas
(b)
tipe barpa
(d) ripe  binumg
Gmnbar 2.6.Tatm:l.lm
kabellongitMdinal
pooa
jembamn
cable stayed
Pemilihan 
tatanan 
kabel 
tersebut 
didasarkan 
atas   berbagai 
hal   
karena 
akan
memberikan  pengaruh  yang  berlainan  terhadap  perilaku  stuklur  terutama  pada
bentuk menara dan  tampang dek 
atau gelagar. Selain itu 
akan berpengaruh pula pada
metode
pelaksanaan,
biaya dan   arsitektur
jembatan. Sebagian
besar
strukrur
yang
sudah dibangun terdiri atas dua bidang kabel dan 
diangkerkan pada sisi-sisi gelagar.
Namun ada beberapa yang hanya menggunakan satu bidang. Penggunaan riga  bidang
atau lebih mungkin dapat dipikirkan untuk jembatan yang sangat Iebar agar dimensi
balok melintang dapat lebih kecil.
  
16
2.3.4  Pondasi Jembatan
Coble Stayed
Pondasi  jemba1lm adalah  bagian 
dari 
sub-struktur  bangunan  jembatan 
yang
menghubungkan 
jemba1lm ke 
tanah.
Suatu
pondasi te:rillri 
dari elemen
struktural
yang
illbuat manusia yang illbangun ill
atas atau tanpa lapisan tanah ada. Fungsi dari pondasi
adalah
untuk
menyeillakan
sarana 
pendukung
untuk
jemba1lm
dan 
untuk memindahkan
beban atau energi antara struktnr jembatan dan tanah /landasan.
Pondasi illbedakan
menjaill
pondasi
dangkal
dan   pondasi dalam. Pondasi
dalam
adalah
suatu
jenis
pondasi ill 
mana
bidang
lekat
lebili besar
dari
dimensi
bidang
maksimumnya.  Pondasi  tersebut  didesain  untuk  menyangga  pada  material  geologi
lapisan tanah yang lebih dalam, sebab baik tanah rnaupun batuan dekat permukaan tanah
tidaklah cukup mampu untuk menanggung beban desain.
Kelebihan
dari
pondasi dalam
atas  
pondasi
dangkal
bermacam-macam. Dengan
disertai material lapisan 1lmah 
yang lebib
dalam, pondasi dalam
menduduld suatu area
yang
secara
relatif
lebih
kecil
dari
permukaan
tanah.
Pondasi
dalam  pada
umurunya
dapat menahan beban yang lebih besar dibanding pondasi dangkal yang menempati area
yang sama dari permukaan 1lmah.
Pondasi dalam mampu menjangkau lapisan 1lmah
yang
lebih
dalam dari tahanan
tanah
atau
batuan, sedangkan pondasi dangkal tidak mampu.
Pondasi dalam dapat juga menal1ru1
gaya uplift yang besar dan beban lateral, sedangkan
pondasi dangkal pada umumnya tidak bisa.
2.4 
Pondasi Dalam pada Jembatan
Tipe-tipe pondasi dalam yang biasa digunakan, antara lain:
a.   
Pile 
(pondasi tiang), pada mnumnya menghadirkan suatu
unsur struktural langsing
yang
dipancang
ke 
dalam
tanah. Bagaimanapun,
pondasi tiang
sering
digunakan
  
17
sebagai
suatu
istilah
yang
umum
untuk
menyatakan semua
jenis
pondasi
dalam,
tennasuk tiang pancang, tiang bor, pondasi kaison, atau
pondasi jangkar. Kelompok
tiang digunakan untuk menyatakan berbagai pondasi dalam yang berkelompok.
b.   
Shaft (pondasi lubang)
adalah
jenis pondasi yang
dibangun
dengan beton cast-in­
place
(tuang
ditempat)
setelah
lubang yang
pertama dibor
atau
digali
hlngga batas
tertentn.
Rock
Socket
adalah
pondasi yang
dipasang
pada
batnan.
Pondasi
lubang
disebut juga sebagai pondasi bor.
c. 
Caisson  (pondasi kaison) adalah
jenis  pondasi  besar 
yang 
dibangun  dengan
penurunan elemen
pondasi prakonstruksi melalui penggalian dari tanah atau batuan
pada
dasar 
pondasi.
Bagian
baw-ah 
dari
pondasi
kaison
pada
umumnya
tertutnp
dengan beton setelah konstruksi diselesaikan.
d.  
Anchor (pondasi jangkar) adalah
suatn jenis pondasi yang didesain untuk menahan
beban daya rentang. Pondasi jangkar biasanya langsing, elemen diameter yang kecil
terdiri dari suatn tiang penguat yang dipasangkan pada lubang yang dibor oleh beton
pengisi.
Kabel
mutn
tinggi
biasanya
digunakan
sebagai
penguat
pondasi
jangkar
berkapasitas
besar.  Bagaimanapun,
pondasi 
mendukung
beban 
pellllrikan
yang
ditempatkan  pada  bagian 
ak:h:ir dari
suatu  jembata:n, pondasi  bisa  
merupakan
terowongan raksasa (massive),
atau suatu sistem pondasi gabungan yang mencakup
pondasi jangkar biasa, tiang pancang, dan 
pondasi bor.
e. 
Spread footing (pondasi telapak
menyebar) adalah suatn jenis
pondasi yang bidang
lekat biasanya lrurang dari Iebar sisi  yang
paling
keci.l.
  
18
Bedrock
Bedrock
Anchor
(a) Foolin!l Foundation
(c)  Caisson
(b)
Drilled Shaft
(d)
Driven Piles
Bedrock
  
19
Untuk
jembatan
yang 
kecil,
pondasi
skala
kecil 
seperti
pondasi
telapak
individu
atau   pondasi
tiang  bor,   atau   kelompok
tiang 
pancang
ska!a   kecil   dapat
mencukupi.
Untuk
jembatan
yang 
lebih
besar,
pondasi
tiang
diameter
besar, 
pondasi
kaison,
atau
kombinasi 
pondasi 
mnngkin 
diperlukan. 
Pondasi 
kaison, 
pondasi 
tiang 
pipa  
baja
diameter
besar,
atau  jenis lain 
dari
pondasi
yang
dibangun
dengan
penggunaan
metoda
cofferdam 
(ruangan 
di   air   yang   dikeringkan 
nntuk 
pembangunan  dasar 
jembatan)
mnngkin perlu
untuk  pondasi yang dibangun
didalam
air.
Pondasi
jembatan
sering
dibangun
dalam
kondisi-kondisi
tanah
yang
sulit 
seperti
area  tanah
longsor, tanah
yang  mudah
terkikis,
tanah
yang
mudah
runtuh,
tanah
lembut
yang
sangat
mudah
dimampatkan,
lahan
timbunan,
em:lapan 
karang,
dan 
gua  
bawah
tanah. Desain
danjenis
pondasi k:husus
mungkin diperlukan
didalam
k:eadaan
ini.
Walaupun
suatu 
pondasi kelompok
tiang
terdiri
dari
sejumlah
tiang
individu,
perilaku
dari
suaiu
kelompok
tiang
bukanlah
setara
dengan
penjumlahan
dati   semua
tiang 
seolah-olah 
mereka 
adalah 
tiang 
individu 
yang   terpisah. 
Perilaku 
dati  
suatu
kelompok
tiang 
lebih
kompleks
daripada
tiang
individu
kareua
efek   dati  
kombinasi
tiang,
interaksi
diantara
tiang
dalam
kelompok,
dan 
efek
dari   pile  cap.
Contohnya,
tegangan 
pada  
tanah 
dari   pembebanan
tiang 
individu 
akan  
tidak 
signifikan 
pada
kedalaman
tertentu
dibawah
ujung
tiang.
Bagaimanapnn,
tegangan
lapisan
dari 
semua
bagian
tiang
disehelahnya
dapat
menambah
tingkat
tegangan
pada
keda!aman 1iang 
dan
basil  penurunan
yang ada  atau  kegagalan
kapasitas
tahanan,
khususnya
jika  pada
bagian
tersebut
ada 
dasar  
lapisan
tanah
yang  
lemah.
Interaksi
dan   pengarnh
diantara
tiang
biasanya berkurang
untukjarak
tiang kira-kira 7 sampai 8
diameter.
  
20
2.4.1 Pondasi Tiang
Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang berfungsi meneruskan beban
yang
berasal dati
elemen
struktu:r
bangunan atas
kepada tanah, baik
beban dalam arah
vertikal
maupun
horisontal.
Namun
demikian
fungsi
pondasi
tiang
lebih dari itu, dan
penerapannya untuk masalah-masalah lain cukup banyak diantaranya:
a.    Memikul beban struktur atas.
b.  
Menahan gaya angkat
(uplift)
pacta
pondasi.
c.    Mengurangi penurunan (sistem tiang rakit dan  cerucuk).
d.  
Mengurangi amplitudo getaran dan frekuensi alarniah dari 
sistem (pondasi mesin).
e. 
Memberikan tambahan fuk:tor
keamanan, khususnya pada kaki jembatan yang dapat
mengalami erosi.
f. 
Menahan longsoran.
g.
Sebagai
soldier piles.
Suatu
faktor 
keamanan
(FK) 
biasanya  digunakan 
untuk 
mengantisipasi
kemungkinan variasi daya dukung tiang akibat kondisi tanah maupun metode konstruksi
atau 
untuk  menghindari  penurunan  secara 
berlebihan 
yang  dapat 
membahayakan
struktu:r
diatasnya.
Pondasi tiang
memperoleh daya dukungnya dari  gesekan
antara
selimut
tiang
dengan
tanah
dan 
dari
tahanan
ujung tiang.
Kedua
komponen
tersebut
dapat
bekerja
bersama maupun terpisah. Namun demikian pada suatu pondasi tiang umunmya salah
satu dari
komponen tersebut dapat lebib dominan. Tiang yang memiliki tahanan ujung
lebih
tinggi
daripada tahanan
selimutnya
disebut
tiang
tahanan
ujung
sebaliknya
bila
tahanan selimutnya lebib tinggi maka disebut tiang gesekan.
  
21
a.  
Klasi:fikasi Pondasi Tiang
Berdasarkan metoda instalasinya, pondasi tiang diklasifikasikan atas:
');>    
Tiang  pancang,  adalah
sebuah
tiang  yang  dipancang  kedalam  tanah  sampai
kedalaman yang culrup antuk
menimbulkan tahanan
selimut pacta 
selimut tiang
atau
tahanan
pacta
ujang  tiang.
Pemancangan tiang  dapat  dilakukan
dengan
memulru! kepa!a tiang dengan
palu 
atau getaran atau dengan penekanan secara
hid:rolis.  Pondasi tiang yang dipancang umanmya memberikan desakan kedalam
tanah
sehingga mencapai
tegangan kontak antara
selimut
tiang
dengan
tanah
yang relatif lebih besar.
');>    
Tiang
bor,
adalah
sebuah
tiang
yang
dikonstruksikan
dengan
cara
pengga!ian
sebuah 
lubang 
bor   
yang 
kemudian 
diisi 
deng:
>'l   material   beton   dengan
memberikan penulangan terlebib dahu!u.
Kedua jenis tiang diatas dibedakan karena mekanisme pemikulan beban yang relatif
tidak
sama, secara empirik menghasilkan daya dukang yang berbeda, pengendalian
mutu
yang
berbeda,
dan
cara
evaluasi yang
tersendiri
untuk
masing-masing
jenis
tiang tersebut.
Klasifikasi
tiang  berdasarkan jenis
bahan
tiang  dan  
pembuatarmya  terdiri 
atas 
5
(lima) kategori, yaitu:
:.-   Pondasi tiang kayu, adalah jenis pondasi tiang yang paling primitif. Pondasi jenis
ini 
mudah diperoleh, siap dipotong sesuai dengan panjang yang diingiukan, dan
pada kondisi lingkungan tertentu dapat bertahan lama. Tiang kayu diperoleh dari
pohon dan mempunyai diameter 150 - 400 
mm, dengan panjang 6 - 15 m.
Beban
yang
dapat
dipikul
berkisar
5  -  30  
ton.  Pondasi  tiang 
kayu  sangat  cocok
diganakan  sebagai  tiang  tahanan  selimut.  Tiang  ini umunmya
mengalami
  
22
kerusakan ringan saat dipancang. Oleh sebab
ita,
tidak
direkomendasikan untuk
digunakan sebagai tiang tahanan ujung pada tanah pasir padat atau tanah berbatu.
Untuk 
mengatasi 
kerusakan  pada 
pemancangan 
pondasi  tiang 
kayu 
clapat
ditempuh  dengan
cara
menggunakan
palu
ringan,
dan  
pada 
ujoognya
diberi
gelang baja, sebelum pemancangan dilakukan pemboran
(pre-drilling).
Pondasi
tiang baja,
umumnya berbentuk
pipa atau
pmfil
clan
umlil1mya
tiang
jenis
ini
ringan,
kuat,
mampu
menahan
beban
yang
berat
dan  
penyamboogan
tiang clapat 
dilakukan dengan sangat
mudah. Tiang pipa
baja
clapat 
dipancang
clengan bagian
ujoog
tertutup
Jnaupoo
terbuka.
Berdasarkan
pengalaman
bentuk
ujoog
terbuka
lebih
menguntoogkan
dari 
segi
kedalaman
penetrasi dan
dapat
dikombinasi
dengan
pemboran
bila  
diperlukan,
misalnya
penetrasi
tiang
pada
tanah
berbatu.
Selain
itu 
tanah
yang
beracla pada
bagian
dal.am 
pipa
clapat
dikeluarkan dengan mudah
dan 
dapat diisi kembali dengan betonjika
diinginkan.
Untuk  penetrasi 
ke 
dal.am 
tanah
berbatu
disarankan
mengguuakan
tiang
baja
profil H.  Jenis ini
tidak banyak mendesak volume tanah dan tidak menyebabkan
penyembulan.
Tiang 
pipa  memilild  inersia  lebih  tinggi  daripacla tiang 
H,
sehingga
ootuk 
memilrul
beban 
lateral
yang  besar 
tiang 
pipa 
lebih
menguntungkan.
Tipe
tiang
baja
lain
yang
digunakan
untuk
mernikul
beban
ringan adalah
screw pile. 
Instalasi
tiang
dilakukan
dengan
cam
memutar
tiang
tersebut
ke 
clalam 
tanah
tanpa
adanya
penggalian.
Tiang
ini 
clapat 
digunakan
ootuk  semua
jerris  
tanah
clan 
paling
sering
digunalcan ootuk 
menahan
tarik
(tension piles).
Kelemahan
dari tiang baja adal.ah 
korosifterhadap
asam
maupoo
rur.
  
23
li>  Pondasi
tiang
beton
pracetak.
Sesmri dengan namanya
tiang
jenis
ini 
d:icetak,
dibiarkan
curing   dan  
disimpan 
di    lapangan 
sebelum 
dipancang. 
Bentuk
penampang tiang ini
dapat
berbaga.i rupa. Namun umunmya berbentuk lingkaran,
persegi, segitiga dan 
oktagonal. Pada bagian tengab dapat d:ibuat
berlubang untuk
menghemat beret tiang
itu 
send:iri. 
Pondasi
tiang
beton
pracetak
d:irancang
agar
mampu menaban gaya
dan
momen lentur yang timbul
pada
saat   pengangkatan
dan 
tegangan-tegangan
saat
pemancangan
d:isamping
beban
yang
hams
d:ipikul.
Tipe tiang ini
dapat bersifut sebaga.i  tiang selimutan maupun tiang tabanan ujung.
li>
Pondasi
tiang
beton
pratekan,
memiliki kekuatan yang
lebih
tinggi
dan
memperkecil  kemungkinan  kerusakan  saat    pengangkatan
dan 
pemancangan.
Tiang
jenis
ini 
sangat  cocok
untuk
kond:isi  
d:imana  
dibutuhkan  tiang  yang
panjang dan 
merniliki daya dukung yang tinggi.
li>  Pondasi tiang komposit, merupakan gabungan antara dua
material yang berbeda.
Misalnya material baja dengan beton, material kayu dengan beton. Kesulitannya
hanya 
pada  ikatan 
antarn  kedua 
material  tersebut 
terutama 
pada  material
kayu-beton sehingga jenis ini  ditinggalkan. Ik.atan 
antara
bahan baja
dan 
beton
culrup ba.ik
b.  
Penyaratan
Pmu:lasi Tiang
Beberapa persyarntan yang hams d:ipenuhi oleh
suatu
pondasi
tiang,
ya.itu:
;:;.  
Untuk
menjamin
keamanan
bangunan
maka
beban
yang
diterima
oleh
pondasi
tidak  boleh  melebihi  daya  dukung  tanal1   maupun  tegangan  yang  melebihi
kekuatan baban tiang.
  
24
:P
Pembatasan
penurunan yang
terjadi
pada
bangunan
dengan
nilai
penurunan
maksimum yang dapat diterima dan  tidak merusak struktur.
:P 
Pengend.alian
atau pencegahan efek
dari
pelaksanaan konstruksi
pondasi seperti
misalnya getaran saat pemancangan atau galian atau pekeljaan pondasi yang lain
untuk membatasi pergerakan bangunan atau struktur lain diseldtarnya.
c.   Prosedur Perancangan Pondasi Tiang
Prosedur
perancangan pondasi tiang
pada
umumnya mengilruti 6
(enam)
langkah
sebagai berikut:
:P 
Menentukan profil dan  karakteristik teknis tanah.
:P 
Penentuan
ked.alaman pondasi.
:P 
Penentuan jenis dan  dimensi pondasi tiang.
:P 
Perancangan pondasi tiang.
:P 
Penentuan komposisi tiang.
:P 
Pengaruh konstruksi pada bangunan disekitar proyek.
2.4.2
Pondasi Tiang Bor
Pondasi tiang
bor   mempunyai  karalcteristik khusus
karena
cara  pelaksanaannya
yang dapat mengaldbatkan perbedaan perilakunya di 
bawah pembebanan dibandingkan
dengan tiang pancang. Hal-hal yang mengakibatkan perbedaan tersebut diantaranya:
a. 
Tiang  bor    dilaksanakan  dengan 
menggali  lubang 
bor    dan  
mengisinya  dengan
material
beton,
sedangkan
tiang
pancang
dimasukkan
ke 
tanah
dengan
mendesak
tanah disekitanya (displacement pile).
b. 
Beton dicor dalam keadaan basah dan 
mengalami masa curing
di
bawah tanah.
  
25
c.  
Kadang-kadang
digunakan
casing 
untuk
kestabilan
dinding
lubang
bor 
dan 
dapat
pula
casing
tersebut tidak dicabut karena kesulitan di lapangan.
d. 
Kadang-kadang  
digunakan  
slurry  
untuk  
kestabilan  
lubang  
hor    yang   
dapat
membentuk
lapisan
lumpur
pada 
dinding
galian,
serta
mempengaruhi
mekanisme
gesekan tiang
dengan tanah.
e. 
Cara  penggalian !ubang
bor
disesuaikan dengan
kondisi tanah.
Beberapa
masalah pada
tiang bor,
diantaranya:
a. 
Besarnya reduksi kuat  geser  tanah akibat cara  pemboran
yang  berbeda.
b. 
Efek
migrasi
air
dari  beton ke dalam tanah.
c. 
Pengaruh dari
teknik
pelaksanaan. d.  
Pemikulan
beban di dasar
tiang bor.  Keuntungan
pemakaian pondasi tiang bor
adalah:
a. 
Metode
desain
yang   semakin
andal.
Berbagai
metode
desain
yang
rasional
telah
dikembangkan
untuk  berbagai
macam
pembebanan dan
kondisi tanah.
b. 
Kepastian 
penentuan 
kedalaman 
elevasi 
ujung 
pondasi
I  
lapisan 
pendukung.
Peneniuan
lokasi
yang  pasti  dari  penggalian
untuk
pondasi tiang
bor  dapat
diinspeksi
atau  diuk:ur,
sedangkan
pada 
pondasi
tiang
pancang
!okasi
dapat
menyimpang
dari
lokasinya akibat
adanya
lapisan
batuan, dan
faktor-faktor !ainnya.
c. 
Inspeksi
tanah
basil  galian.
Keandalan
dari 
desain
pondasi
hanya  baik  bila  kondisi
tanah
diketahui. 
Pada  
pondasi 
tiang   bor,   
saat    penggalian  dapat    dilakukan
pemeriksaan
mengenai
jenis  tanah
untuk 
membandingkan
dengan
jenis
tanah
yang
diantisipasi.
  
26
d.  
Dapat dilakukan pada berbagai jenis tanah. Pondasi tiang bor 
pada umumnya dapat
dikonstruksi pada hampir
semua jenis
tanah. Penetrasi dapat dilakukan pada tanah
kerikil, juga dapat menembus batuan.
e. 
Gangguan  lingkungan 
yang  minimal.  Suara,  getaran  dan 
gerakan  dati 
tanah
sekitamya dapat dikatakan minimum.
f
Kemudalmn  terlmdap  perubalmn  konstruksi. 
Kontraktor   dapat 
dengan 
mudah
mengikuti
pembalmn
diameter
atau
panjang
tiang
bor 
untuk
mengkompensasikan
suatn kondisi yang tidak terduga.
g. 
Umumnya
daya
dukung yang
amat
tinggi
memungkinkan
perancangan satu
kolom
dengan
dnkungan
satn
tiang
(one
column one 
pile)
sehingga
dapat
menghemat
kebutnhan untuk
pile-cap.
h. 
Mudah
memperbesar
kepala
tiang 
bila  
diperlnkan
misalnya
untnk
meningkatkan
inersia terhadap momen.
L
Tiang bor 
dengan diameter 0.5  hingga 6.0  meter sudah dapat dibuat
J. 
Tidak ada  resiko penyembulan
(heaving).
Namun
demikian
terdapat
juga
beberapa
kelrurangan tiang bor, diantaranya:
a. 
Pelaksanaan
konstruksi yang
sukses
sangat
bergantung
pada
ketrampilan
dan
kemampuan kontraktor, berbeda dengan tiang pancang atau pondasi dangkal, dimana
pelaksanaan yang
bu:ruk 
dapat
menyebabkan penumnan daya dukung yang
cnkup
berarti.
b. 
Kondisi tanah di  kaki tiang seringkali msak oleh proses pemboran atau sedimentasi
lumpur sehingga seringkali daya dukung ujungnya tidak dapat diandalkan.
c. 
Pengeconm beton bukan pada kondisi ideal dan tidak dapat segera diperiksa.
d.  
Berbahaya bila  ada  tekanan artesis karena tekanan ini  dapat menerobos keatas.
  
27
Sebagai
konsekuensi dari
keandalan
yang
ditawarkan
oleh
pondasi
tiang
bor,
perhatian
yang
lebih
besar
juga
hams
dicurahkan
pada
detail
pelaksanaannya
dan
pengaruh  yang  potensial
terhadap  per:ilaku serta  biaya
konstruksinya.
Hal  
ini  
dapat
menuntut
investasi !anjut 
Misa!nya
dibutuhkan
untuk
memperoleh
data
penyelidikan
tanah yang lebih akurat dan  engineer yang berpengalarnan untuk pekeljaan inspeksi.
Karena
kedalarnan
dan  
diameter
dari
tiang
bor
dapat
divariasi
dengan
mudah,
maka jenis
pondasi
ini 
dipakai
baik
untuk
beban
r:ingan 
maupun
untuk
struktur
berat
seperti bangunan bertingkat tinggi danjembatan.
2.4.3 Perrumerumgan
Pondasi Tiang Bmr
Daya  dukung  pondasi
tiang  bor  
mengikuti
runms
umum
yang
diperoleh
dari
penjumlahan
tahanan ujung
dan 
tahanan
selimut tiang. Formula umum
daya
dukung
dapat dinyatakan dalam bentuk:
Qu=Qp+Qs
dimana :
Q.
=
daya dukung ultimit tiang (ton)
Qp
=
daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
Q.
=
daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
(2.1)
Metooe untuk memprediksi besamya daya dukung selimut maupun daya dukung
ujung
dapat  dilakukan  dengan
menggunakan metode
Reese  &
Wright dan  
metode
Kulhawy
a. 
Daya Dukung Ujnng
Daya dukung ultimit pada ujung tiang bor  dinyatakan sebagai berikut
Qp=qp.A 
(2.2)
  
28
D
dimana :
Qp = daya dukung ultimit tiang (ton)
qp
=
tahanan ujung per
satuan luas  (ton/m
2
)
A
=
luas penampang tiang bor  ( )
Pada tanah kohesif besamya tahanan ujung per  satuan luas,
qp
dapat diambil sebesar
9
kali 
kuat geser tanah. Sedangkan
untllk tanah tidak kohesif, Reese mengusulkao
korelasi antara
qp,
dengan
NsPT
digambarkan pada gambar 2.8.
Perkiraan sudut
geser dalam
sn
r4'"''·-
r-::
·-- 
40
3G
2G
30
35 
40 
45
BB
0
20 
40
60 
80 
100
Gambar 2.8.
Tarumom ujWJtg rutimit pada tomah
ndak
lrob.esif
(Smnber: Reese & Wright,
1977)
  
29
 
;    
.,.,.
V, ./:··
-
i:'. 
f
/(
Bidangget
<at  Aplikasi Tiang Bor 
untuk  Kestabilan Lereitg.
Klttusu:snya pada 
l.ereng. 
yang 
telah 
Iongs.or·. metode
ini 
cu:kt11l._)  baik. Tian.g 
baik. Tian.g 
bot
hams
masuk
iebih
daia.m
dati  bidang iongsor.
El
8
<d. Arl'fkas.i Tiiang JBor untuk PlrOteksV: G&ian
Poooa..i tianr..,r J.npat dimanfaatkan
111lnmk  mernahan
_gcr.!k>m
t
••
Jt,do
aki.b tt gaiian.
(e).
Apiikasi
Tiang
Bor
lllZltuk
Knnstruksi
Dok
Kava!
Pada
l><onstruksi
.dok,
pondas.i
liang
OOr d:apat
dig:una'kan untuk
rncnahan
gaya uplift.
(b\.
Apiikasi TnaVg Bor untuk Menahan Beban  
Horisoptal
Contoh
di
atas
menggiimbadrnn bebart  
lateral  yan-
betasal
dari
bebart angin pada papan
iktan.
MD. Aplibsi Twtg
Bw umtuk Jemhatru:r
Pada
jembatan di  mana
gay2
tateml .cuku:p  
besar.
penggunaan
tiang    -bot-   
menguntutngkan.   
Lawen-a
memp-.1nyai  inersia yang tin.ggi.
-rD. Aplnka.si Tianl! Bor
untuk
Pon:dasi 
Gcdung
Tine:Jri
Ketompok
tiang
bor
.dapat dig:unaka.n   u.ntuk 
pondasi
hangtm.an-
tinggi 
ba.ik   untuk 
m.en 
han  
uplift   p-ada
podium 
maupum_   rtlle!nahan  
beban.   aksial
t-ekan    di
bav.cah  tower.
b.  
Daya Duknng Selimnt
Perhirungan daya dukung selimut tiang pada tanah homogen dapat ditnliskan dalam
bentuk:
Qs=f.L.p
(2.3)
dimana:
Qs 
=
daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
  
30
f
=
gesekan selimut tiang (ton/m²)
L
=
panjangtiang(m)
p
=
keliling penampang tiang (m)
);> 
Metode Reese & Wright (1977)
Gesekan se!imut tiang per 
satuan luas dipengarulri oleh jenis tanah dan parameter
kuat   geser 
tanah.   Untuk   tanah   kohesif   dan   
tanah   tidak   kohesif 
dapat
menggunakan formula sebagai berikut:
Pada tanah kohesif:
f= a.
c.
dimana:
a=
faktor koreksi
Cu
=
kohesi tanah (ton!
)
(2.4)
Berdasarkan hasil penelitian Reese faktor koreksi (a) dapat diambil sebesar 0.55.
Pada tanah
tidak kohesif, nilai
f
dapat diperoleh
dari korelasi langsung dengan
NsPT
ditampilkan pada gambar 2.10.
);> 
Metode Kulhawy
Kulhawy
menyatakan bahwa faktor
adhesi pada tanah
kohesif tergantung
pada
besamya kuat geser tanah digambarkan pada gambar 2.11.
Pada tanah kohesif:
f=a.
c.
dimana:
a=
faktor adhesi
Cu
=
kohesi tanah (ton!m²
)
(2.5)
  
    '
"
Pada tanah tidak kohesif gesekan selimut dihiicung
dengan formula:
f=K•. 
el•.
tim
t;
dimana :
K.
Koefisien
tekanan
tanah
at rest1
-sin
¢
CTv
·
tekanan vertikal efektiftanah
(tonlm²)
¢
sudut geser da!am tanah
(2.6)
Perkiraan Sudut
Geser Da!am
-rrumbx
;:,s\:1pc!ni: ;.,. A;'(J
P.atio
-ffurn:w m ( ; <n
Kf0'1
:s
D/S R:
t:c
[J GT {46-J)
G2C29A)
tf.
f>Gi)RO}
""'
-
L
'!
.r
<
c
11')
cu
<I)
fJ
2J)
1.0
O.Mifl
(f:lS
A
/
/'
i) 
20
40 
60 
80
100
Gambar 2.1II. T!lfum.an selimnt
mtimit vs
N
SPT
(Sumber:Wright, 1977)
  
I
"'
-i
A
)
.
32
KW!1 ·C.('il'll'i)
 
0
5' 
10
xs
;'II) 
2S
1.2
!i,q-t
Ul
•!¥ill<{' '$
"i'-)
A. Coalyt
!"s(41
'1'-)
1:1
llJI 
•if
A
ls
1' -
ll.i
·'·
A;
I.
s--·
0.4
:
...
.
,
"
Gmnbar 2.U. Fakror adhesi
(Sumber: Kulhawy, 1991)
Bila   tiang   bor 
pada 
tanah 
berlapis
maka   fonnula 
tersebut
dapat
dimodifikasi
menjadi:
n
Q,
="f.!;
.l,
.p
i=1
dimana:
Qs
=
daya  dukung ultimit selimut tiang
(ton)
fi 
=
gesekan selimut tiang  per
satwm  luas
(ton!m²
(2.7)
!1   = panjang tiang (m)
=
keliling penampang tiang (m)
2.4.4 Kelompok Tiang
Meskipun
pada  tiang yang  berdiameter
besar  atau 
untuk
beban
yang  ringan sering
digunakan
pondasi
tiang
tunggal
untuk  
memikul
beban 
kolom
atau   beban
struktur,