menggunakan
distribusi
teoritis
dengan
tingkat
kecocokan
tertinggi
dan
data
kerusakan
sebagai
model
distribusi
reliabilitas
yang
digunakan
untuk
menghitung
keanda!an, laju
kerusakan, dan
rata-rata waktu
kerusakan.
Berdasarkan kenyataan
bahwa
hampir
semua
data
kerusakan
umum
memiliki
kecocokan
yang
tinggi
terhadap
suatu
distribusi teoritis
tertentu,
maka
cara
kedua
umumnya lebih
disukai
daripada
cara
pertama.
Cara
kedua
juga
memiliki
beberapa
keunggulan (Ebeling, 1997,
p358-359):
1.
Model
empiris
tidak
menyediakan
informasi
di
luar
range
dari
data
sampel,
sedangkan
dalam
model distribusi
teoritis,
ekstrapo!asi
melebihi
range
data
sample
adalah
mungkin untuk
dilakukan.
2.
Yang
ingin
diprediksi
adalah
data
kerusakan
secara
keseluruhan
bukan
hanya
terbatas
pada
sampel saja
karena
sampel
hanya
merupakan
sebagian
kecil
dari
populasi
yang
diambi! secara
acak sehingga
model
kerusakan
tidal< cukup
bila
hanya dibentuk
berdasarkan data
sampel
saja.
3.
Distribusi
teoritis
dapat
digunakan
untuk
menggambarkan
berbagai
macam
laju
kerusakan.
4.
Uk:uran
sampel
yang kecil
menyediakan informasi
yang sedikit
rnengenm
proses kegagala11.
Akan
tetapi
jika
sampel
konsisten
terhadap
distribusi
teoritis
maka hasil
prediksi
yang
lebih kuat
dapata diperoleh.
5.
Distribusi teoritis
lebih
mudah
untuk
digunakan
dalam
menganalisa
proses
kegagalan yang
kompleks.
|