Home Start Back Next End
  
5
Komik
Flash
Gordon,
Tarzan,
atau
Grath
pernah
masuk
kesini. Perbedaannya
ka!au
dahulu
persaingan
murni
antara
komik
versus
komik,
sekarang komik
lokal
selain
bersaing dengan komik impor, juga
bersaing dengan
productnya,
seperti film (layar
Iebar dan
TV), poster, stiker, dan  sebagainya.
Tetapi
pada
paruh
kedua
di 
tahun
1994, terjadi
"momentum"
yang
cukup
mengejutkan,
komik
lokal
seakan
mulai
menggeliat
mencoba bangkit
kembali.
Diawali
dengan
diangkatnya
beberapa
judul
komik
ke 
layar
Iebar
dan   TV,
serta
semakin  derasnya 
nasib 
komik 
lokal 
dibicarakan 
dalam 
berbagai 
kesempatan.
Kejutan
yang 
tidak 
kalah
menariknya
adalah 
adanya
dukungan 
penuh 
penerbit
besar untuk menerbitkan karya komikus lokal.
Jika kita
jeli 
mengikuti
perkembangan
bacaan
anak-anak,
terutama
dari
jenis
komiknya,
di 
pasaran
sekarang ter!ihat
mulai
beredar
komik
Indonesia
dengan
kemasan 
yang 
lebih 
profesional, 
dan  
ini    juga  
terlihat 
dari 
distribusi 
dan
promosinya. (Contohnya: Alakazam).
Bila
kita
perhatikan
isi 
dari
komik-komik
!okal, 
sebenarnya
ini  
bisa
digunakan
sebagai
salah
satu 
alat  bantu belajar sejarah
bagi
anak-anak sekolah.
Tetapi
sampai
saat
ini 
komik
lokal
masih
kalah
bersaing
dengan
komik
impor,
dan 
ini 
bisa
jadi
karena
komik
impor 
lebih
inovatif  dan  
profesional,
sesuai
dengan
"permintaan
pasar".
Jika
"masa
kejayaan"
komik
Indonesia
mampu
membekas
di 
hati
generasi
tua  
dan  
generasi 
muda 
sekarang, 
mampukah 
komikus 
Indonesia 
menorehkan
"bekas" yang sama bagi 
generasi muda yang akan
datang ?
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter