llAil2
LANDASAN
TEORI
2.1
Dcfinisi
Setsuzokujoshi
Menurut
Yoshio
(1982:120)
dalam
kamus
Nihongo Kyoiku
.Jiten,
se!suzokujoshi
rnerupakan
salah
satu
dari
delapan kategorijenis kata bantu dalam
Bahasa Jcpang. Da1am
Bahasa Jepcmg
kata
bantu disebut
denganjoshi
(!t/J )u
Pembagianll)J ftl mcnurut Yoshio adalah sebagai bcrikut:
I.
'liit$:/liJ;iiJ Juntaijoshi
Juntaijoshi merupakan
kata
bantu
yang
berfungsi
membendakan
lrnta yang
diikutinya di dalam kalimat, apahila kata tersebut bukan kata benda. Yang
termasuk
dalamJuntCiijoshi
qdalah: ifJ(no),
0
"l:>(uchi),
!: :::
0(tokoro),
/: (toki),
f"c(hodo),
t:'lr(dake),
!:f;(p (bakari),
<"to''(gurai),
f,:
/""(mdo
)o
2.
.ill?:}z:fPJ iij
Helritsujoshi
Heiritsujoshi merupakan
jenis kata
bantu atau
partikel
yang
mencmpel pada
kata yangjenisnya sama, yang
terrnasuk dalam heiritsujoshi
adalah
(to
),iJ"'
(ka)
3.
fif!lil KC1kujoshi
Kakujo.vhi mempakan
jcnis kala
bantu
yang
menern pel
pada kata benda dan
bcrfungsi untuk mempererat antam kata kata
yang diikutinya dengan predikat
daTam
sebuah kalimat.
|
Yang lennasuk
dalam
kakujoshi antara
lain: n<(ga),
i-(wo), (e),
!-(to),
n'G(kara),
J:
D
(yori),
T
(de),
4.
* 1#1 11]
Setsuzokujoshi
Setsuzokujoshi
merupakanjenis kata bantu yang selalu rnenempel pada kata
yang berkorr jugasi
dan menunjukkan huhungan antant kata itu dengan kata
atau
kaliw...al
yang
merngikutinya. Yang tcrmasuk
dalam
setsuzo!aijoshi
anatara lain:
Jll(ga),
t
(tari),
L,(slli),
h>G(kara),
lthcb(keredomo),<Df
(noni)/J:;ll G
nagara),
cc:n'(node),
5.
i\liJB)/iliil Fukuioshi
Fuk joshi
mcmpakan jenis kata bantu yang berfungsi mcmbuat kata yang
diili.utinya meneran.gkan kata yang herkonjugasi.
Yang tcrnasuk da!amjitlrujoshi anatam lain: t:':lt(dake),
;!'
T(rnade),
('
G
v
'(gurai), t,;:
c(rntdo), fin'
(hakari) ,
ll'G(kara),
t,;: c
(nado),
6. i'f,Jli.J
fli1J
Kakarijoshi
Kakarijoshi merupakanjcnis kata bantu yang ter1etak di depan predikat
dalrun sebuah
kalitllat
dan
be.rfungsi untuk membuat ikatan yang erat antara
kala yang diikutinya dengan predikat. Yang teffilRSuk dalam
kakarijoshi
anatra lain:
l:l:(wa),
'b(mo),
::1.-(kuso),
2'
X.(sae), C'b(demo),
L.;ry>(shika),
li
il"(hoka).
|
7.
J3}JiP] Shuujoshi
Shuujoshi mcrupakanjenis kala
bantu
yang terletak pada akhir kalimat dan
berfungst
meiengkapi
dan
menekankan arti
dari
kaHmat tersebut.
Yang tcnnasuk dalam
Shuujoshi
:matra
lain: '(ka)-
Is
;!>,(11M),
It
(kc),
Gf)(no), 'f(zo),
'b
«)(mono),
J::(yo), ,:
!::(koto),
t
!::
t(motomo),
;'<(sa), "
8.
r,9, Jtt;gm
Kantoujoshi
Kantoujoshi merupakan jenis kata
bantu
yang
berfungsi membcrikan tekanan
pada kata
yang
diikutinya
dan
juga
be:fungsi untuk mcmpcrhalus gaya
penuturan
kaiimatnya. Yang
tenna.mk dalam Kantoujoshi antara lain: fct(na)
IJ:;b(naa),
tl(ne), :l'Jit.(nee),
<"(sa),
J::(yo).
Dari
penjelasan
Yoshio
mcngena! jenis jerris
Joshi
(itbO);fj_!1 0
di
atas,
kllta
dapat
melihat
dengan
je!as
bahwa
node
dan
kara terrnasuk dahm kategori
Jenis kata bantu Setsuzokujoshi
(fi€
WJ
)
.
Apabila
kita
menganalisa
pengertian
Setsuzokujoshi
bcrdasarkan
kanji
pembentulmya
yang
tercliri
dari
empat
kanji,
maka
kita akan menemukan cmpat kanji
gabungan yaitu
/if
setsu
artinya
menyentuh;
berhubungan;
bergandengan,
kanji
yang kedua adalah
Jjf;"
mku
artinya
me!anjutkan;
menyambungkan;
pergant1an, kanji
yang ketiga adalah
.WJ
jo,
artinya
menolong;
rnembantu;
menyelamatkan,
dan
kanji tcrakhir /[;]shi
artirnya
kata-kata,
maka apabila
diartikan
berdasarkan
asal
kanjinya
makna
|
![]() (fj;fff,f:i!!Jffff/)
adahh
kata-kata yang berfungsi untuk rnembantu
·
setsuzob.Jjoshi
meny;,r.mbungkan
ataupun
mdar:o.jutkan
kata
dengan kata, kalimat dengan kalimat,
maupun ITas.a
dengan frasa dan
juga berfungsi menunjukkan hubungan antara
kalim.at
yang diikutinya dengan kalimat yang
mengikutinya.
Menurut
Kokugo
Gaku
Daijiten (1987:554)
mengenai dcfinisi
Setsuzokujoshi adalah
-)(!=p0)1lj
t
/cj
-a:, )f,;l: L "C -f'O) gi(/ {r :J-WJ, r:J11]-!:: 1&
1iJI::xt-j- 0 ilt'
tll"'""'LA!!Jf<iJ1:: i§.
k
i5"
Artinya:
Sctsuzokujoshi merupakan kata bantu yang
menghubungkan :frac;e dengan
:frase
dalam satu
kalimat dan
menunjukkan hubungan
arti
atau maknanya.
Disebut juga kata bantu yang menunjukkan hubungan makna antara
:!rase
sebelurnnya dengan frase scsudahnya.
Menurut
Sudjianto
(1996:50)
tentang
setsuzok1{joshi:
"setsuzokujoshi
mcrniliki fungsi
dan ciri-ciri yang hampir sama dcngan
se!suzokushi. Hanya saja setsuzokushi dipakai
untuk menghubungkan
kalimat
yang satu
dengan
kalimat
yang
lain,
sedangkan
setsuzokujoshi
berfungsi
menghubungkan
bagian
bagian
kalimat
dan
umumnya dipakai
setela.h
yoogen
(verba,
kata
sifat
na,
dan
kata sifat
i)
dan kalimat
yang
terletak
sebelum
setsuzokujoshi
memlliki hubungan
dengan
kalimat
sesudah setsuzokujoshi ''
2.2
Setsuzokujoslti Kara
Secara Tata
Baiu.sa.
Menurut Keichiro (1990: 100), yakni:
Artinya:
·sudah
jeias
"kara"merupakan kata
bantu
penghuhu.mg.'
|
![]() Kara
sebagai
saiah
&'ltu
partikel
setsuzoh.!joshi
bcr:5.mgsi
untuk
rnenunjukkan
hubungan
kausatif
atau
scbab-akibat
antara
dua
buah
fra:>a
atau
kalimat,
dimana kura mem..tPJ u.kka..'1
atau
ment:rangkan
alasan
pada
kalimat
pertama
yang
menimbulkan
terjadinya kalimat kedua.
Hal
ini
juga disehu!kan
da!am
buku
bal.
karangan
Makino
at.al, (2001:180)
dika!akan
bahwa:
S
kara represents a
reason or
a
cause.
Thus S1
kara S2 corresponds to
's2
because/since S1 ','because/since S1 ,S2,'or 'S I so
S2'.
Artinya:
'Kalimat
(yang
mengandung)
kara
mewak1Ii
sebuah
alasan
atau
akibat
Jadi
Sl
kant S
2
dapat disamakan dcngan : Sl karcna S2,
karena Sl,S2
ata"
S!maka S2.'
Mash1.
menurut Makino
at.a!, kara
biasanya sclalu mcndahului kalimat utama
dan
apabila kalimat ulama sudah diketahui olch pcndcngar dalam situasi tanya-
jawab
maka
blasanya pembicara
mempersingkat jawa.ban:
Comoh:
'Mongapa
Jamm
belajar Bahasa
Jepang?'
'Kru:ena
tahun
depan akan
pergi
ke
Jepang'
Penernpaian
kara
daiam
contoh
kalimat
di
atas menunjukkan
hahwa
pcmakaian
kara
Jebih
mandiri
dibandingkan
dengan
node,
bukan
saja
karena
karena
kara bisa
ditempatkan
diantara
kal.imat
pcrtama
dan
kcdua,
tctapi
bisa
|
![]() ditcrnpatkan dl bagian rikl1Ir kaiimat dan
langsung
menutup
sebu.ah kalirnat
L. <!,A,
C.t
l:_;>tH'
scdangkan
node
tidak. Apabila
ingin menggunakan
node
dalam
m
njawab
pertanyaan pada
kaAimat
nomor 1
tersebut di atas, maka tidak
ada
cara lain
selain
menempatkan node
diantara kalimat yang
yang mengindikasikan alasan
kemudian
kalimat
yang
mengindikasikan
akibat.
Secara
tata
bahasa
maka
jawabannya seperti
di
bawah ini:
'Karena tahun depan saya
akan
pergi ke
Jepang, maka saya belajar
bahasa Jepang.
Seperti yang tcrtulis dalam buku terbJtan The Japan Foundation, bcrjudul
Kyoukashou wo Tsukurou (2002:111):
Ell 'l-td'.tl0
r"
=
*-"' ;-
2c,
1111
{lls:ltl+JJ
G
-c-r-J
"""
?
:::!::
t c2c "'"
-c2c "'"
Artinya
Ketika
menjawab
pertanyaan
yang
membutuhkan
alasan,
bisa
menggilllllkan pola [bentuk hiasa +kara dcsu]
Mcnurul Jorde
atal
(!987: 298),
ada
beberapa poin
penting yang harus
diingat dalam menggunakan kara
antara
lain:
1. The sequence before kara
i_«;
the reason or cause. and
what follows, the
result. Be
carefuli not to
reverse the
order.
2. on
the other hand, nominal predicates must include some from da
or de.o:;u
before kara in order to constitute pattern. Wilhout it,
a
different pattern
results
Artinya:
|
![]() lkara
I.
Rangkaian sebdum
kara adalah alasan atau penyebab dan
yang
mengikutinya adalah
hasil. hati
hati
jangan membalikkan
susunannya.
2.
Sebaliknya, apabila
predikatnya
kata
benda
maka
harus
mcnyertak:an kata
da
atau desu
sebelurn kara
tmtuk
mcnyesuaikan dengan
pola.
Tanpa kala
da atau desu
tersebut
maka akan
muncul
pob
baru yang
berbeda
Berdasarkan
pemyataan
Jorde
at.al
terscbut
di
a
as
pada
poin
kedu.a,
yang
mengatakan
bahwa
pemakaian
kara
yang
predikatnya adalah
kata
benda
maka
hams
menyertakan
kopula
da atau
de:m
baru kemudian diikuti kara, dan apabila
tanpa
mcnggunakan
kopula
da
atau
desu
tersebut
maim
akan
muncul
pola
barn
dengan
makna
yang
sangat
berbeda. Rerikut
kita
dapat
melihat
perbedaannya
secaraje!as
dengan contoh
kalimat di
bawah ini:
o
*-"
ct:e)
-e-rn,
G
'Karena orang Jepan' (JTSL: 289)
P/t:AiJ>G
'Dari orang Jepang' (JTSL : 298)'
Pola
penggunaan
kara
sebagai kata
bantu
yang
mimiliki
fungsi
untuk
mengindikac;ikan alasan
memiliki
pola
yang
sudah ditetapkan secara tata bahasa,
berikut
ini
adalah pola
pcmakaian kara dalam
lata
bahasa
yang
digambarkan
oleh
Alfonso
(1974:541) dalam bentukstructureframe:
I
Untuk kata ke
ja
(ioshi
I:J!Jf!ii4
Koko de
kodornoga
t:alrnsan
shinda
kru-a
1
Yuumei
ni
natta nodesu.
Sono setsumei
wa
mada wakaranai
kara
Mou
ichido .itte
k:udasai
Kono
okashi
wa
haha ga
tsukutta
kara
Oishii desu yo
Ishoukemmei yatte iru
kara
Waratte wa
ikcmascn·
Untuk
kata sifat
berakhlran 1
(I
keiyoushi
--fl!'f!ff;";'n:'- "1!,_-:c===-=----i
Tma tamago ga
yasui
Takusan
tabemashou
Kyou
wa
mou
osoi
kara
Mata
ashlta
shlma.<;Jhou
Sono
hanashi ga
okashli
Ryokou ga
totemo
t.anoshii
!
kara
1
kara
Warau
no
desu yo
.
Kodomo
wa
waratte
imasu.
|
![]() I
Untuk
kata
sifat
bemkhiran
na
(me_i _i
;f;
ffir/)
(na keiyoushi
T!ff!fflffitl)
dan
kata
bcnda
Ima
waheiwa
A
nata
wa
haka
Nichiyoubi no asa
Sukoshi kimochi
ga
hen
da
I
kara
da
Ji
kara
da
kara
da
kara
j
Hanami
ga
dekiru no
desu
Shinda hou ga
ii
Machi wa shizuka
desu.
Chotto
amite
kimasu.
Dari contoh.-contoh
ka!i.n1.at di
atas
kita
bisa
melihat
denganjela..;;
bahwa
untuk
kata
kerja
dan
untuk
kata sifat
bentuk i
keiyoushi (-{
:ffa:WITiiJ')
hisa
secara
langsung diikuti
oieh
kara
sedangkan
untuk
kata
benda
dan kata
sifat
na
keiyoushi
cr%?£f- -'ili)
harus
di
ikuti
kata
da (kopula
)
terlebih
dahulu
bam
kemudRan
dapat
diikuti
kara.
Alfonso
juga
mengatakan
bahwa contoh
contoh
kalitnat
tersebut
di
atas ada!ah
bcntuk
bahasa
percakapan
sehari
hari,
apabila
ingin
diubah
kc
dalarn
bentul<.
yang
lebili sopan maim kita
bisa
meletakkan
bentuk sopan sebelum
kara:
2.3
Setsuzokujoski
Ktu·a
Secara Nuansa
Pemakaian
kara
scbagai
kata
pengl.mbung
yang mengungkapkan
sebuah
alasa..'l
rnengan.dung
makna
irnplisi:t
yang
menekankan
sisi
subjektifitas,
artinya
alasan yang
dikemukakan
oleh
si
pembicara
rneHbatkan emosi dan opini pribadi
si
pcmbicara.
Mcnurut
Kamus
Besar
Bahasa Indonesia
subjektif
adaiah
rnengenai atau
menurut
pandangan
dan
perasaan sendiri.
|
-
.
"" <
-c
Dalam
buku,
Kyoukashoo
wo
Tsukurou
(2002:11 I)
terbitan Japan
Foundation
disebutkan
bahwa :
[i1]
c
J:
'; {:::
jllllfl
ii:c""
rq:J
!: "' 1:::ii!'
*0;h0
r
<T)
-c
J
!:
):f:;r-''
r
t'
P
l
'?
\f' '/v1" 1iA-f:::Jv
U'>
'J
(j:
;i;li1'\'<D
cloj!ll'J'J'iJi\lil=
b
,!:
"'::>;
'ktlJlrtJ ii:c
$-j-"l;\if-Jll
§.
V
'c
-,:;'i'-1'
:t!vJ.
<
I!)
T\'¥ C
IC
:l" t:::
l:l:
fr!ii ill!
lcJlllli! :{;: t::; '!:;2c
1:::li, riD -©'¹
iJ; {il!:b
no.
Artinya:
Pemakaian
"kara" dan
"node"
biia
dibandingkan artinya harnpir sama.
tetapi bentuk
''kara"
menunjukkan aiasan
secara
suQjcktif.
Apabila
ingin
mernberikan kesan yang sopan lcbih tepat menggunakan "node".
Pendapat itu
juga disetujui oTeh
Nagano Ken (1995:]70), yang mengatakan
bahwa:
'l!lv:::
.1><::.:
lfMJv
"P'i
L. ...
. ""(
L""(P
tJ 7!-J:llt
L-'J".iJifili{'f
tit{To:JJJl(fki.
J!ll !:
L- -c:tliJlJ'l'H:::}II)E L-
Yt
''
1
·
if.liU''::>It
0
§V ';IJ'"(';b{So
Kara
wa
hanashi te ga zenken wo gokcn no genin . riyuu toshite
Shukenteki rni shitei musubitsukeru iikata de aru.
Artinya:
Kara meiekatkan al.asan sesudah dan scbelum
yang
yang diungkapkan
secara subjektif.
Demikian
juga
Alfonso
(1974:542) mengemukakan
pendapat yang sama
yaitu:
Kara
express a
personal
oph-llon
or
personal
conviction
about
the
reason
or the cause. One offers an
exp!w..ation
of
some
phenomenon
or gives a
reason for
some actions with conviction and
directness.
A1tinya:
|
![]() Kant
mengeksprcsikan
opini atau
keyakinan
prihadi
mengenai
a1asan
atau
scbab.
menjelaskan
beherapa gejala
atau
memberikan
sebuah
alasan
terhadap sebuah
perbuatan dengan
kcyakinan
dan sccara
l.angsung.
Masih
menurut
AHi..m:so, pcmakaian
kara
dalam
kalim.at
yang
mcngekspresikan permintaan atau
permohonan terJengar terlalu langsung dan
bersifat
pribadi, haJ.
ini
akan
menimbulkan kesan tidak sopan bagi
pendengar.
Tomomatsu
at.a/,
(2000:40) herpendapat bahwa:
lf!c,'lv
I<}
,t:; } >
\> L. <l';>t;,t>
Ji.!c
))j\I'!J,ll!!!il
ti'G,....
"
.iCofd f:l:.
if6T
)...O)Jif. '"'
i·Jt
C-
t
''"TJ
f·--=>:lo
·cT-J it!::')
-?.
{!llj"'t,'ftO)Ji:( r
-tt<'>
v'J
r-·c<tci<v'J
tx!:'')
*-5.::bllo§'.v'"
Artinya:
Kara digunakan untuk
menyatakan alasan dan
sebab.
Dalam
bcbcrapa
situasi,
kalimat
kara
diakhiri
dcngan
kata/rnodal
yang
mengindikasikan
kcinginan pembicara, seperti
"--tai
desu;--tsumari desdll"
atau tuntutan
dan
permintaan
seperti
"--nasai;--te
kudasai,.dll"
M.asih
menurut Tomomatsu
atal,
(2000:40) baltwa:
Artinya:
Kctika kita
ingin
memulai
pembicaraan
dengan
permintaan
dan
penolakan
sebaiknya
jangan
mcnggu.n.akan
"kara", karcna akan terdengar
at.au
terkcsan pcrruintaan atau penolakan kita terlaiu keras/memaksa.
Mcnurut T.Chandra (1993:52) yakni:
"kara
!ebili
bersi18.t
subjcktif, dan
untuk
menunjukkan sesuatu
keinginan,
pikiran,
niat
si
pembicarJ. sebaiknya
mcngguuakan
kara.
Tetapi
sebagai
|
![]() pemyataan sopan dapat
juga
mcnggunakan
node
untuk
menggantikan
kara."
Menumt Abc (2005)
\Vww.japan se.about.corn/blgow35 htrn
disebutkan
bahwa:
The
conjuHction "kara't
and
1
node
both express reason
or cause. While
11
kara"
is
m;ed for
reason or cause of a speakerrs volition, opinion and
so
on,
"node" is
fOr
existing (existed) action
or
situation
The
sentences
expressing
personal judgment such
as
speculation., suggestion, intention,
request,
opinion,
volition,
invitation,
and so
fOrth
must take "kara" \Vhile
"kara" focuses more on the
rea<:;on, "node" focuses more on
the resulting
effect.
This
is
why
the
"kara''
clause
is
used
independently
more
often
than "node".
Artinya:
Konjungsi kara dan node sama sama digunakan
untuk mcngekspresikan
alasan atau akibat. Kara digunak:an untuk menyatakan
alasan
atau
ak:ibat
yang
berasal dari
pemikiran, kemauan,
opini dari
si
pembicara,
sedangkan
node menerangka_11
situasi atau aksi. Kalimat-kalimat yang
mengekspresikan
pcni.Iaian
pribadi
seperd
spek:ulasi,
ar
maksud,
pcrrnintaan,
pendapat,
kernauao, ajakan,
seharusnya
menggunakan
koJJjungsi
kara.
Kara
!ebili
menekankan
alasan,
scdangkan
node
iebih
menekankan
efek
dari
hasil,
itu1ah
sebabnya
mengapa
kara
digunakan
lcbih scring daripada node.
Reriku.t
adalah
contoh-contoh kalimat
yang
diambil
dari
situs
yang
dapat membantu
mcmpcrjelas
penggunaan
setsuzokujoshi
kara
bcrdasarkan pemyataan
tersebut
di
alas,
dimana dikatakan
bahwa kara
dipakai saat :
I. Kalimat mengandung unsur spekulasi/kcmungkinan (speculation)
'Karena sungai
in.i
tcrccmar, mungkin tidak ada ikan '
|
(
2. Kaiimat mcngandung unsur saran (suggestion)
.::ni':l:l:
c
-c t
[iiJ
8v
'
'Co,
ll\t!vf:'f;<
5
)]lv 'v
'C"-jo
'Karcna buku
ini
sangat menarik, (saya sarankan) sebaiknya kamu baca.
3. Kalimat menekankan maksud (Intention )
i'c
(J)
5
,- Ci lc:::&
c
'£:-
-
!v"'i!;tCFI::{'Ti'c
;t
UttJ
to
A·Fll:l:
::
tit
iPttv"")'L
-r-r,
'Karcna
kemarin saya dan ternan sudah pergi bermain kc MalJ
schar.ian,
hari
ini saya bennaksud tidak pergi kemana-mana.'
4.
Kalimat menekankan pennintaan (req_ue..<>t)
v'tJG,
:l'
!:: llill0cTi':v',
'Karena udara dingin, to]ong tutup jendelanya.'
5. KaFmat
menekankanpendapat (opinion)
::(J)*)!i!I:J::ki;;Jt:':tP
G, :1!' o
-o
-c
:l'
lAc:,
Karena kamus
ini
penting, maka
saya membeEnya.'
6. Ka11mat mengandung unsur kcinginan/kemauan( volition)
::(J)]j[I:J:esv
'C'T
·G,
tf
U'lil:tJ(!i
l-V'C'i·,
'K.arena mobil ini
sudah tua(lama), saya ingin sekali mobil baru.
7.
Kalimal mcngandung u.nsm
ajakan (invitation)
t
)'!i[;.q;v'n'G, MB
:l'
L-.t
,
'Karena
sudah larut
rnalam,
mari kila pulang.
|
![]() Jzt
-c-;-0
Dalam
percakapan
yang
menggambarkan
situasi
sosial
dan
juga
bersi:fut
lOrmal
mal<::a pemakaian
kara
scbaiknya
di.1indari,
tenrta.ma
apabila
pendengar
atau
lawan bicara adalah orang yang
memilik[ kedudukan yang
leb1h
tinggi serta
mempakar1 orang
yang
dihormati.
Seperti yang
diungkapkan
oleh
Osamu
at.al,
(!981:254) yakni:
But
in social situations, one usually refrains from using kara because kara
or dakara sounds
if
the speaker is making request.
Artinya
Dalam
sitllil.si
sosiaL.
scscorang biasanya menghindari penggunaan
kara
kepada orang
yang dihorrnati karcna kara atau dakara terkcsan/terdengar
seolah olah pcmbicara sedang membuat permohonan.
Dalam scbuah situs berbahasa Jepang www.geocities.jp/nliwasaburo@
dikatakan bahwa:
t:-r?.:::-
'\!"-?-?:'<
I
/JGJ
f:J:-ill'JJ:< ill'::bh:t-t,
l:
(J) f,JC
·h"!J Iv it.Jv
r .,.·:o:<
;±·,:e<
'<I'
-n:J:iii\O!f!::
O"JJ@i/!JC
0)
L;ifil'
G,
ril> G J
I:J:Tl'j<Ji%:t
l'i'ii!l.Ji'i!
Artinya
'kara"adalah kala )'ling
paling luas pemakaiannya,bentuk kata sambung
yang
melekat
pada
predikat.
Kaiimat
"kara"
bisa bentuk biasa bisa juga
bentuk sopatL Jika dipahami dengan baik, kalilroat
yang menggunakan
kara cenderung merdeka atau
bcbas, dan
pada kalimat yang bebas
mc:o::lllik.i karald.er'
2.4
Setsuzokujoshi Node
Secarn.
Tata Bahasa
Dar.i
pcr
ielasan tentang
jenis
jenis
Joshi
WJfilf.l
yang
sudah
disebutkan
pada
halaman
sebelumnya,
udah jelas bahwa
node
masuk jenis
set:
uzokujoshi.
Salah
|
![]() satu hal yang membedakan node
dengan kara adalah Node
tidak bisa bcrdir.i
sendiri seperti kara, karena
node
tidak bisa
Uiletakkan diakhir kalimat dan
tidak
bisa menutu_p scbuah kaiimat scpcrli halnya kara.
Seperti yang diungkpakan oleh Tomomatsu
at.a/,
(2001:43) bahwa:
Artinya
Bentuk "node desu" tidak dapat digunakan.
C..ontoh :
'Karena saya sakit kepaia'
Reriknt ini
adalah pola pemakaian sestuzokujoshi node sccara ta1a
bab.asa
Jepang
digambarkan oieh
Alfo1.1SO {1974:547),
d.-Uam
structure frame
sbb:
Untuk kata kerja
(Joshi
JJ!;ifPJ)
-··--·--
Pilnatsu o tabesugita
node
Onaka
ga
kow<
Shimashita.
Okyaku ga
kuru
node
Kyou wa dekakemasen
K.ono hon
wa
minna
ga tsu.1rnu
node
Kitanakunarimashita
Ano hlto wa kaze ga hiite iru
node
Yasunde
imasu
Untuk kal.a sifut berakhi:ran
l
(I
keiyoushi
,Jflffftlffffl)
Ano
shina.mono wa
yokunai
node
j
Mise
ni
kacshinlashli
Koko wa
taihen urusai
node
I
Marlo
ga gatagata
ilinas.
Kyou wa kaze ga tsuyoi
node
j
Minna yatte k:imasu
Kono machi wa natsu suzushli
I
node
i
|
![]() ?
\..
It·li'
i
Jk
k--ata sifat berakhiran
na
(na k!!iyoushi
T!f!fJlflifff) dan
kata
bemia
(
1-;t;h-i 1
i
T
akco san
wa byouk1
na
node
Byouin ni ikimashita
!
Kono hon wa
hitsuyouna
;
Kyou. wa kodomo
no hi
j
Tsuchihashi
san
wa
joubu
na
node
na
node
na
node
Katte
kimashita
Gakko
wa
yasumi desu.
Mainichi yoku hatarakim.asu
Mcnurut
F.tsuko
at.a/,
(2000: 43)
berpendapal
bahwa:
!JKIEL
J'i'
fl1 qn:,
...
" 1&
;s<D
x-c;ili* Jt.r
0>
tc
O:c Fi
?
;::
;;;,;v']'. >
/>'ll-'lU'fH'
t, A- Lit\>'
:Jtjf;
'frl1l"JE'-'(> jUf\
0))/];J:
.::_ft.'
'o
Artinya:
Node
untuk
mengungkapkan alasan atau
sebab.
Kalimat
benttLk
node
kebanyakan
menunjukkan
ha.<iil dan
akibat.
Apabila
menggunakan
node
akhir
kalimat tidak
dapat
berupa kalimat
Jarangan
dan
kalimat
perintah.
2.5
Setsuzokujoski Node
Secara Nua.nsa
Apabila
kesan
yang
muncul
pada
kalimat
yang
menggunakan kara
untuk
mengemuk.akan
opini
atau
pendapat
pri.badi
terlalu
kasar
dan
terkesan
memaksa.,
maka
kesan
yang
muncui
pada
kali.n:nat
yang
menggunakan
node
adalah
scbaliknya
halus
dan formal
Seperti yang ditulis dalam bnkn tcrbitan The Japan
Fonudatiou
berjudul
Kyoukashoo wo
Tsukurou, (2002:111):
Artinya:
Pada
saat
mengungkapkan
alas.an
pribadi, ungkapan
bcntuk
"node"
merupakan
ungkapan
yang
Jebih
halus
dan
formal daripada
"kara".
|
Kalimat yang
mengguJO.akan
node
sebagal
kata
penghuhung
kausatif
mcuckankan
pa.da
akihat
atau
fii_l(la
bukan
rnenckankan al.asan..
Hal
m1
JUga
dicmgkapkan
oleh Jorde
at.ai,
(!987:20)
........ the usc
of node emphasizes what follows.
Artinya
.... pcnggunaan node menekankan apa (kalimat) yang mengikutinya.
Monurut T.Chandra (1993:66) mengatakan bahwa:
"node
digunakan
untuk
menwjaickan
sesuatu
hal
yang
menjadi
penyebab
atau
alasan;"karena,sebab,
1antaran,berhubung dcngan",
node
banyak.
digmmkan
dalam
hal
yang
lebil1 objektif,
dan
digunakan
sebagai
pernyataan sopan."
Menurut
Resar
Bahasa
Indonesia,
yang
dimaksud
dengan
objektif
itu
adalah
hal
yang
sesuai
dcngan
keadaan
sehemmya
tanpa
dipengamhl
olch
pendapat
atau
pandangan pribadi
Scpcrti yang dikemakakan oleh Alfonso (1974:555) bahwa:
The form NODE is much less frequent in. conversational style than -TE
or KARA because it
has
a rather formal connotation.
Jt
appears often
m
WTitten
materials. In
striclly
correct interpretation the form
NODE
IS
used only to
connect dauses
in
OBJECTIVE statements.
Artir:nya:
Bentuk
NODE
lebih
jarang digunakan dalam
bentuk
percakapan
dibandingkan bentuk-TE atau KARA, karena NODE memiliki l::onotasi
yang
resmi.
NODE
lcbili
banyak
muncul
dalarn
materi
materi
tulisan.
DaJam
penggunaan
yang sangat
bcnar,
NODE
digunakam
lmnya
untuk
menghubungkan klausa klausa
dalam pemyataan
yang
Objektif.
Selanjutnya
masih dalam
buku
yang
sama Anthony
juga
mcnga!akan
bahwa
apabi1a
akan
ingin
mengucapkan sebuah
permintaan dalam
bentuk bahasa
yang
|
-c
sangat sopan malm
node
adalah bentuk yang paling tepat untuk digunakan.
Menurut
Yoshikawa
(1987:200)
.;:. c
'-""
[
[
·:>
(!)
'r"klhk
;;;
IOJ
C'J
OJ
Yliliii='J;Ji';bti! c
I'
<5,
i
,
G
J
l:l:J11!r!l
::f:rnii=i'l'
flO
b
U±:\ L,
fM<Jll\1
'Pit-Ciif:tl
'J
1::
I'
5
""-"-
7/ ;z
';1-j'if"'
Arlinya:
Kalimat yang
menggunakan "'node"
mengungkapkan
fakta.sementara
"kara" mcngungkapkan alasan secara keselumhan, mengandung nuansa
"saya tidak
hersalahfburu._I('
Pendapat Iguchi
at_ a/,
(1993:139) mengungkapkan lentang sisi lormalitas
yang terdapat dalam kalimat yang mengunakan node
....node constru.ction
is
usua11y
used to make a polite request or
objectively without projecting the
speakers' personal opinion.
Artinya
....bcntuk node bia...:;a
nya digunakanuntuk
mengungkapkan
permintaan
yang sopan atau bersifat objek"tiftanpa menunjukkan pendapat pribadi
pembicara.
Anthony
juga
sependapat
dan
menyatakan
bahwa
ketika
kita
ingin
mengucapkan atau mcmbuat sebuah perrnintaan dalam bentuk yang sangat sopan,
semua
pembicara akan
setuju
mcnggunakan node. Dalam
ctika bahasa
Jepang,
bentuk hentuk yang tidak
mengekspresika."'l
eleme:n
elemen
yang bersifat pribadi
dianggap lebih sopan,
Menurul Makino
al,al, (
2001:329) bahwa;
The
conjunction kara
also express reason
or
cause. however,
kara and
node differ in
following
way.
Node is
u::;ed when the speaker believes that
|
![]() lhe
infonnatlon
he
provides
i11S l
node
as
cause or rea<;on for
S2
is
valid
is also evident
and
acceptable to
the
hearer.
Artinya
Konju.ngsi
karajuga
mengekspresikan
alasan atau sebab. Tetapi, kara Jan
node
berbcda
dalam
<;ara
yang
mengikutinya.
Node
digunakan
ketika
pembicara yak
in
bahwa
informasi
yang
dia
berikan dalam S1 node,
scbagai
pcnyebab
atau
afasan terjadinya
kalimat
yang
kedua
ada1ah
benru:
atau sah dan juga
mcmpak:an seb\Jal1bukti
yang
dapat
ditcrima
olehpihak
pendengar.
Di
dalam
buku
tersebut
juga
disebutkan
situasi
situasi
tertentu
dimana
node
tidak
bisa
digunakandan
hams
mcnggunakan
kara,
yakni
pada situasi :
1.
Kalimat
pcrtama
mengekspresika...'ll dugaan,
perkiraan,
terkaan
dari
st
pembicar& tentang suatu hal
yang
belum pasti.
Contoh:
'Karena
mungkin
akan
b.·myak
orang yang datang,
saya
sudah me
m
bcli
banyak
persiapan
makana.'1.'
2.
Kalimat kcdua
adahh
bcrupa perintah, permintaan, saran atau
undangan.
a"
Kalimal Perin!ah
'Karena film
ini
bagus
u..J.tuk
kamu,
pergi
dan
tontoniah1'
|
b.
Permintrum
x
ijij
R
<7) y
3
r:tiE
l
il'ifH_\
ifl}Jil.l *-© T
;!';
v
'"
/
ll!lPOJYe i:J:rnitlV'il'G,
ifcHI.fC::lK:TTi'<v'"
'Karcna
pertunjukan
besok
mcnarik,
silahkan
datang
untuk
mcnontormya.'
c.
Saran
x
-'f:<7)4:f:J:!"'-ct®Rv'if)"'C·, 7;-!vfJ:t !vt::'ll'?iJl
v'v'J:"
/
-'t
O);:jqj:
2
-c
'b
dri
8
v
'iP
G,
!vt,<
Nw!v
t::'l:f.
:l?l;
v
'v
'J:"
'K.arcna buku ini
sangat menarik, lebil1
baik
kalian
membacanya'
d_
Undangan
x
v
'''ill*"'
t
6
-:de
<7)
-r,
-*!ff::llitJ;.1:
Lt
?
'""
/
v'v'lt'l"'->SG--ofdpG, ,\1\'F:..t\'! :lLJ:
?il'"
'Karena saya punya sake yang enak, mari kita minum sama-samal'
Tctapi
menurut
beberapa teori, seperti
Alfonso, Iguch.4 dan
bebernpa
teori
lain
yang
sudah
dijela kan sebelumnya mengatakan
bahwa ketika ingin
mengungkapkan
pennmtillm
dalam
bcntuk yang sangat
sopan,
juslru
sebaiknya
menggunakan node
khususnya apabila iawan bicara
adafah
orang yang diliorrnati
karena
selain
lebih lmlus dan
sopan, da!am etika
babasa
Jepang
bentuk
bentuk
yang tidak mengekspresikan elemen clcmcn yang bersifat pribadi dianggap
lebi.'Pt
so pan.
|