6
BAB II LANDASAN
TEORI
2.1
PT Panasonic Manufacturing Indonesia
PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) bergerak di bidang produksi parts
produk
dengan
label
Panasonic
yang
kemudian dikirimkan ke PT
Panasonic Electronic
Assembly
untuk
dirakit
menjadi produk
siap
jual.
Untuk
produksi
parts
produk,
PT
Panasonic
Manufacturing Indonesia
tentunya
menggunakan
beberapa
bahan
kimia
pendukung yang tidak akan dijelaskan lebih lanjut.
Proses
Bisnis
PT
Panasonic
Manufacturing Indonesia
adalah
sebagai
berikut.
Berawal dari terjadi Disaster maka First Aider akan membantu evakuasi korban Disaster,
dan memanggil ambulan, kemudian Driver akan membawa ambulan, Paramedis, Asisten
Paramedis. Asisten
Paramedis
akan
membantu
evakuasi
korban
Disaster,
kemudian
bersama
dengan
Paramedis
menangani setiap
korban
Disaster
yang
dievakuasi, dan
mempersiapkan setiap korban Disaster untuk dikirim ke Unit Gawat Darurat. Driver akan
membawa korban Disaster ke Unit Gawat Darurat.
6
  
7
Gambar 2.1 Proses Bisnis PT Panasonic dalam menangani kejadian emergency.
  
8
Gambar 2.1
menjelaskan
proses
bisnis
PT.
Panasonic dari
terjadinya
disaster
hingga
korban dibawa ke Unit Gawat Darurat. Penjelasan dari proses bisnis tersebut yaitu:
1.   Dimulai dari karyawan yang terluka
2.   First  Aider  akan  memeriksa  apakah  karyawan  yang  terluka  itu  termasuk  dalam
kategori
emergency
yang
telah
ditetapkan oleh
Panasonic
atau
tidak.
Kategori
emergency yaitu:
-
Luka yang disebabkan oleh api
-
Luka yang disebabkan oleh bahan kimia
-
Luka yang disebabkan oleh penyakit, yaitu:
o
Panas tinggi (suhu badan > 38
o
C)
o
Tidak sadarkan diri (koma) atau kecelakaan
o
Sakit kepala hebat
o
Kejang-kejang
o
Kolik / keram perut
o
Serangan asma
o
Serangan jantung
o
Gangguan pembuluh darah otak akut
o
Muntah berak dengan kekurangan cairan tubuh
o
Keracunan
o
Reaksi alergi hebat
o
Pendarahan hebat
o
Kondisi umum buruk
  
9
3.   Jika tidak merupakan kejadian emergency, First
Aider akan
memberikan perawatan
langsung kepada
karyawan,
tetapi
jika
merupakan
kejadian emergency,
First
Aider
akan menelepon resepsionist klinik internal untuk meminta bantuan.
4.   Resepsionist
klinik internal
akan
mencek apakah ambulan tersedia atau
tidak. Jika
ambulan
tidak tersedia,
maka resepsionist klinik
internal akan
menelpon 118
untuk
meminta 
pertolongan  ambulan, 
dan 
proses  emergency
berakhir. 
Jika  ambulan
tersedia, maka resepsionist klinik internal akan mengirim paramedis untuk berangkat
ke lokasi emergency
5.   Ketika 
paramedis  tiba 
di 
lokasi 
emergency paramedis   akan
mempersiapkan
karyawan untuk dibawa ke klinik internal dengan menggunakan ambulan.
6.   Kemudian ambulan membawa karyawan untuk dibawa ke klinik internal
7.   Sesampainya di klinik
internal, dokter
memberikan perawatan kepada karyawan
di
ruang emergency.
Response 
merupakan 
bagian  kecil 
dari 
proses 
bisnis 
keseluruhan  PT 
Panasonic
Manufacturing Indonesia yaitu sebagai berikut:
  
10
Gambar 2.2 Proses bisnis keseluruhan PT Panasonic Manufacturing Indonesia
Response System berada dibawah tanggung jawab Internal Polyclinic yang bekerja sama
dengan HRD dalam hal sharing data.
  
11
Gambar 2.3 Hubungan Response System dengan berbagai pihak
Response System dijalankan dengan bekerja sama dengan 118 – ambulan service dalam
hal penyediaan ambulan, dan bekerja sama dengan external medical service salah satunya
Rumah Sakit dalam hal penanganan korban kecelakaan.
2.2
Response, bagian dari Disaster Management
Disaster Management dibagi dalam 6 bagian yaitu:
1.   Prevention
Prevention  dilakukan  dengan  membangun  sarana  dan  prasarana  untuk  membuat
lingkungan aman dan nyaman.
2.   Mitigation
  
12
Mitigation dilakukan dengan melakukan simulasi dan evaluasi sarana dan prasarana.
3.   Preparedness
Preparedness
dilakukan dengan
latihan
dan
publikasi
hasil
simulasi
dan
evaluasi
sarana dan prasarana.
4.   Response
Response
dilakukan
dengan
memberikan layanan
darurat
ke
korban
Disaster
dan
perawatan korban hingga daerah disaster dinyatakan aman atau seluruh korban telah
mendapatkan pertolongan.
5.   Recovery
Recovery dilakukan dengan pembersihan material berbahaya di daerah disaster.
6.   Development
Development dilakukan dengan perbaikan sarana dan prasarana.
Masing-masing bagian saling mendukung dan
membentuk siklus yang tidak akan
berakhir. Pada bagian Response, layanan darurat yang diberikan ke korban Disaster dan
perawatan korban
hingga
daerah
Disaster
dinyatakan aman
dinamakan Emergency
Service.
2.3
Emergency Medical Service (EMS), bagian dari Emergency Service
Secara umum, Emergency Service dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1.   Police Service
2.   Fire & Rescue Service
3.   Medical Service
  
13
Police Service melayani masyarakat yang membutuhkan perlindungan keamanan dan
kenyamanan, Fire
&
Rescue
Service
melayani
masyarakat
yang
membutuhkan
pemadaman kebakaran dan penyelamatan dari
lingkungan yang berbahaya, dan Medical
Service
melayani
masyarakat
yang
membutuhkan pelayanan
medis.
Ketiga
kategori
Emergency Service bekerja saling melengkapi, namun setiap kategori merupakan bagian
yang  bekerja  secara  independentMedical Service menggunakan  Medical Dispatch
System (MDS) untuk mempermudah tim Medis untuk memberikan pelayanan medis.
Emergency Service Provider pada Emergency service yaitu:
1.   Government Ambulance Service, beroperasi secara terpisah dari area fire dan
police
service,
ambulan
ini
didanai
oleh
pemerintah local,
provinsi
atau
nasional.
Pada
beberapa
negara,
ambulance ini
hanya
ditemui
di
kota-kota
besar,
dimana
di
negara seperti
United
Kingdom
hamper
semua
ambulance
emergency
adalah bagian dari
sistem kesehatan nasional.
Di
United States,
ambulance service yang disediakan oleh pemerintah local biasa disebut “third
service” EMS (Fire Department, Police
Department dan EMS
terpisah yang
membentuk trio emergency service) oleh karyawan layanan tersebut, juga oleh
petinggi dan penduduk setempat.
2.   Fire or Police Linked Service,  di  beberapa
negara  seperti  United  States,
Jepang,
Prancis
dan
keseluruhan
india,
ambulan
dapat
dioperasikan oleh
layanan pemadam kebakaran atau polisi
local. Hal ini juga umum ditemui di
daerah
pelosok,
dimana
menyediakan layanan
terpisah
tidak
cost
effective.
Pada beberapa kasus, hal
ini dapat menyebabkan kecelakaan atau
luka
yang
  
14
didatangi 
oleh   kendaraan 
lain   selain   ambulan, 
seperti   truk   pemadam
kebakaran.
3.   Volunteer  ambulance  service  yaitu   perusahaan 
amal   atau   yang   tidak
mengambil
keuntungan
mengoperasikan
ambulan
dalam
fungsi  emergency
dan
mentransportasikan pasien.
Perusahaan
ini
mirip
dengan
perusahaan
pemadam kebakaran, dalam memberikan layanan tertendu dalam area tertentu,
yang tidak dimiliki oleh perorangan maupun komunitas. Perusahaan ini dapat
dihubungkan dengan
Petugas
pemadam
kebakaran,
dengan
sukarelawan
menyediakan kedua layanan
tersebut.
Terdapat kegiatan amal
yang
berfokus
pada menyediakan ambulan
untuk
komunitas, atau
untuk mengcover private
event, seperti olah raga, dst. Palang merah menyediakan layanan ini di seluruh
dunia berbasiskan sukarelawan, seperti halnya organisasi kecil seperti St. John
Ambulance
dan
Order
of
Malta
Ambulance
Corps.
Sukarelawan ini
dapat
menyediakan dukungan ke kru ambulan
yang
bekerja
secara
full time
dalam
keadaan
emergency.
Dalam
beberapa
kasus,
sukarelawan amal
dapat
mempekerjakan staff
bersamaan
dengan
sukarelawan
untuk
mengoperasikan
layanan ambulan full
time,
seperti di
beberapa bagian Australia, Ireland, dan
yang lebih penting Jerman dan Austria.
4.   Private Ambulance Service,  yaitu
Perusahaan komersial
dengan
karyawan
yang digaji, tapi seringkali terikat kontrak dengan pemerintahan local maupun
nasional.
Perusahaan
Private
dapat
hanya
menyediakan transportasi
pasien
pada ambulance care (misalnya
pada situasi
non
urget), tetapi
pada tempat
tertentu, mereka dikontrak untuk menyediakan layanan emergency, atau untuk
  
15
membentuk
response  “tier  kedua”,  dimana  mereka  hanya  merespon  pada
situasi darurat jika seluruh kru emergency ambulance full time sedang sibuk.
Ini
berarti
pemerintah
atau
penyedia
layanan
lain
mengcover
emergency”,
dan
perusahaan private
mengcover
luka
minor,
seperti
tergores,
lebam,
atau
membantu ketidak mampuan berjalan seperti pingsan dan hanya butuh
untuk
dibantu
bangun
kembali
tapi
tidak
membutuhknan perawatan.
Sistem
ini
mempunyai keuntungan dalam
menjaga
seluruh
kru
emergency
tersedia jika
terjadi
kejadian emergency
yang
sesungguhnya.
Organisasi ini
juga
dapat
menyediakan
layanan  yang  dikenal  dengan  nama  “Stand by cover”  pada
daerah industri, atau pada event tertentu.
5.   Emergency Service gabungan, yaitu agensi layanan emergency full time, yang
dapat ditemukan di tempat seperti bandara atau universitas atau kampus besar.
Feature 
utama 
mereka 
yaitu 
setiap  personel 
dilatih  tidak 
hanya 
pada
pelayanan
ambulan,  tetapi  juga  sebagai  pemadam
kebakaran  dan  petugas
polisi. Mereka dapat ditemukan di kota-kota kecil, dimana budget atau ukuran
tidak dapat menggunakan layanan terpisah. Fungsi-fingsi ini membuat mereka
dapat memanfaatkan budget atau resource yang terbatas, dan juga mempunyai
satu team kecil yang dapat merespon tiap kejadian emergency.
6. 
Hospital
Based
Service.
Rumah sakit
dapat
menyediakan ambulan
mereka
sendiri  seperti 
pelayanan 
terhadap  komunitas, 
atau 
dimanan  pelayanan
ambulan
tidak
reliable
atau
tidak
dapat
dicharge.
Kebergunaan mereka
tergantung dari layanan
yang dimiliki rumah sakit yang menyediakannya.
  
16
7.   Charity Ambulance.
Ambulan special
ini disediakan oleh amal
untuk tujuan
merawat anak
yang sakit
atau orang dewasa pada perjalanan yang jauh dari
rumah sakit dan dirawat dalam waktu yang lama.
8.   Company ambulance.  Banyak  perusahaan  besar  dan  daerah  industri  lain
seperti pabrik kimia, penyulingan minyak, pembuatan anggur atau pensterillan
mempunyai ambulance service yang disediakan oleh employer, dengan tujuan
menjaga
hal-hal
penting
dan
kesejahteraan karyawan.
Mereka
seringkali
digunakan
sebagai   kendaraan   response  pertama   pada   suatu   kejadian
kebakaran atau
ledakan. PT. Panasonic Manufacture Indonesia
mempunyai 1
buah ambulan yang tergolong pada company ambulance.
2.4
Medical Priority Dispatch System (MPDS),
bagian
dari Medical Dispatch System
(MDS)
Urutan kejadian pada Medical Priority Dispatch System yaitu:
1. 
Early
Detection-
Anggota
masyarakat, atau
agensi
lain,
menemukan incident dan
mengetahui masalahnya.
2.
Early
Reporting
Orang
pertama yang
berada
di
tempat
kejadian emergency
menelepon
emergency medical service dan
menyediakan detail agar
response dapat
dilakukan.
3.   Early Response – Penyelamat (EMS) professional pertama sampai ke lokasi kejadian
secepatnya, dan memulai perawatan.
  
17
4.   Good On Scene Care Emergency Medical Service
menyediakan
intervensi secara
teratur dan pada saat yang tepat untuk merawat pasien pada lokasi incident.
5.   Care
in 
Transit 
Emergency 
Medical 
Service 
mengangkut  pasien  ke 
lokasi
kendaraan
yang
sesuai
dan
mlanjutkan memberikan perawatan medis
yang
sesuai
dalam perjalanan.
6.   Transfer to Definitive Care – Pasien diberikan kepada setting perawatan yang sesuai,
seperti emergency department di rumah sakit, atau ke perawatan dokter.
Seluruh anggota tim  Medis menggunakan MDS untuk berkomunikasi. Salah satu
bagian
MDS
adalah
MPDS
yang
digunakan
untuk
mengurutkan korban
yang
membutuhkan pertolongan
medis
dimana
korban
Disaster
yang
lebih
parah
dilayani
terlebih dahulu.
MPDS dimonitor oleh
operator
yang
ditempatkan
di
Incident
Command
Center
(ICC),
tempat
permanen
ataupun
semi
permanen
untuk
memonitor lingkungan yang
terkena Disaster hingga daerah yang terkena Disaster dinyatakan aman. Pada prakteknya,
tim
Medis
menggunakan Triage
System
untuk
mendukung
MPDS
dengan
memeriksa
sekilas kondisi
fisik
dan
psikis korban
dan
memasukkan
hasil
pemeriksaan ke
dalam
system untuk generate Priority. Korban yang telah diperiksa akan diberikan Triage Tag
sebagai penanda telah diperiksa sekaligus penanda Priority.
2.5
Triage System dan Triage Tag
  
18
Triage diambil dari kata “Trier” dalam bahasa French yang artinya “to sort”[c]. Di
seluruh
dunia, Triage System
yang telah berkembang
sesuai kebutuhan
masing-masing
Incident Command Center (ICC) untuk mendukung pemberian Medical Service.
Secara umum, Triage System ada 2 kategori, yaitu:
1.
Civilian Triage System
Civilian
Triage
System
bertujuan
menyelamatkan korban
Disaster
sebanyak
mungkin, sehingga korban yang diselamatkan dimulai dari kondisi fisik dan psikis
paling
rendah
hingga
yang paling tinggi
namun
tetap membutuhkan pertolongan
medis.
2.
Military Triage System
Military Triage
System bertujuan
mengembalikan sebanyak
mungkin
tentara
ke
medan
pertempuran,
sehingga
tentara
yang
diselamatkan
dimulai
dari
kondisi
fisik dan psikis paling tinggi namun tetap membutuhkan pertolongan medis.
Triage
pertama
kali
dikembangkan oleh
Dr. Jeff J. Clawson di tahun
1976 [5],
saat
itu
belum
ada
pedoman
yang
harus
dilakukan
Paramedis untuk
membuat
urutan,
namun sudah ada pengelompokkan korban Disaster menjadi 6, yaitu:
Letter
Severity
Resources
Response
Alpha
Non Life-Threatening
Basic Life Support
Non
Emergency
Bravo
Possibly
Life-
Threatening
Basic Life Support
Emergency
Charlie
Life-Threatening
Advanced Life Support
Emergency
Delta
Serious Life Threat
Advanced Life Support
Emergency
Echo
Life
Status
Questionable
Closest Available
(Multiple
Resources
Sent)
Emergency
Omega
Public Assist Only
Basic Life Support
Not Emergency
  
19
"?"
Tabel 2.1 Sumber : Dr. Jeff J. Clawson di tahun 1976 [5],
Tabel
2.1
menjelaskan
perbandingan kategori
yang
dilakukan
oleh
Dr.
Jeff.
J.
Clawson,berdasarkan
tingkat
kedaruratannya, sumber
daya
yang
diperlukan,
dan
jenis
response
dalam
tiap
kategori(apakah digunakan
dalam
kejadian
emergency
atau
non
emergency). Berdasarkan dari
tabel tersebut, Alpha digunakan pada situasi paling
tidak
darurat, sedangkan echo digunakan dalam situasi paling darurat.
Terlalu
banyaknya
pengelompokkan
korban
Disaster,
dikembangkanlah Triage
System yang pengelompokan korban Disaster lebih sedikit dan telah dilengkapi pedoman
yang 
harus  dilakukan  Paramedis 
untuk  membuat 
urutan.  Pengelompokkan  korban
Disaster juga ditandai dengan Triage  Tag  yang disesuaikan dengan masing-masing
Triage System.
2.6
Simple Triage and Rapid Treatment (START)
START
dikembangkan pertama
kali
oleh
Newport
Beach
Fire
and
Marine
Department dan Hoag Hospital di Newport Beach, California, USA pada 1983 setelah 3
anggota emergency
department
mengetahui bahwa
mereka
merasakan
triage
yang
tidak
efisien
pada
bus
sekolah
atau
latihan
tabrakan [g].
Tujuan
dari
Triage
yaitu
untuk
memprioritaskan
pasien
berdasarkan objective
psikologi
dan
data
hasil
observasi
yang
diperoleh oleh First responder [7].
Berikut ini adalah algoritma dari START system:
  
20
Gambar 2.4 Algoritma START Triage [6]
Gambar 2.2 menggambarkan algoritma START Triage, yaitu:
1.
Able To Walk
START mencek apakah korban dapat berjalan atau tidak.
2.   Respiration
START 
mencek apakah korban
masih bernafas atau
tidak. Jika korban tidak dapat
bernapas,
paramedic
akan
membantu
membukakan jalan
pernapasan
korban
dan
member pernapasan buatan.
3.   Perfusion
START mencek apakah korban memiliki palpable pulse atau tidak.
4.   Mental Status
  
21
START
mencek
kondisi
mental
status
korban,
apakah
korban
mampu
mengikuti
perintah paramedis atau tidak.
START membagi 4 status korban Disaster, yaitu:
1.   Immediate, berarti korban membutuhkan pertolongan dengan segera
2.   Delayed,  berarti  korban  membutuhkan
pertolongan  tapi  dapat  menunggu  hingga
korban immediate telah diberikan pertolongan
3.   Minor, berarti korban tidak membutuhkan pertolongan dengan segera
4.   Dead, berarti korban telah meninggal dan tidak mungkin diberikan pertolongan
2.6.1
START yang dimodifikasi dalam kejadian yang melibatkan bahan kimia
Korban
yang terkena bahan kimia membutuhkan prioritas yang berbeda dengan
korban biasa. Cone et. al [6] telah memodifikasi START Triage agar sesuai untuk
digunakan pada area yang terkontaminasi bahan kimia.
Gambar 2.5 Algoritma Start Chemical Modifikasi [6]
  
22
Gambar 25 menggambarkan algoritma START yang dimodifikasi, yaitu:
1.
Able to walk, mencek apakah pasien dapat berjalan.
2.
Breathing, mencek apakah pasien masih bernapas.
3.
Evience of Toxidrome, mencek apakah pasien terkena bahan kimia.
4.
Follow command, mencek apakah pasien mengikuti command.
5.
Breathing
with
opened
airway,
mencek apakah pasien bernapas dengan
airway yang terbuka.
START Chemical modifikasi membagi 4 status korban Disaster, yaitu:
1.   Immediate, berarti korban membutuhkan pertolongan dengan segera
2.   Delayed,  berarti  korban  membutuhkan  pertolongan  tapi  dapat  menunggu
hingga korban immediate telah diberikan pertolongan
3.   Minor, berarti korban tidak membutuhkan pertolongan dengan segera
4.   Dead,
berarti
korban
telah
meninggal
dan
tidak
mungkin
diberikan
pertolongan
2.6.2
START yang dimodifikasi dalam kejadian yang melibatkan api
Dalam
kejadian
yang
melibatkan api,
biasanya
melibatkan
terjadi
luka
bakar. Gomez et al [11] mengusulkan 2 cara untuk mengetahui tingkat keparahan
luka bakar seseorang, yaitu:
1.   Kedalaman kulit yang terkena luka bakar
  
23
Keparahan luka bakar dapat diketahui dari kedalaman kulit yang terkena luka
bakar.
Gambar 2.6 Classification of burn depth [11]
Gambar 2.4
menjelaskan tentang
tipe
luka
bakar berdasarkan kedalamannya.
Luka bakar
yang
mengenai epidermis, dermis dan
lebih dalam
lagi termasuk
third
degree
(paling
parah),
jika
menai
epidermis
dan
sebagian dermis
digolongkan second degree, dan jika hanya mengenai epidermis digolongkan
first degree.[l]
2.   Total area tubuh yang terkena luka bakar dengan menggunakan rule of nine.
Pada
rule
of
nine,
area
tubuh
dibagi
menjadi
beberapa area,
dimana
setiap
bagian
tubuh
yang
terbakar
maka
akan
menambah nilai
Total
Body
Surface
Area (TBSA) sebanyak 9%, dengan perkecualian genital dan leher [8]
  
24
Gambar 2.7 Rules of nine [11]
Gambar
2.7
menjelaskan tentang
rules of nine, berupa
nilai
TBSA yang
terkena
luka bakar dari setiap bagian tubuh.
Dalam
emergency
penentuan  
prioritas  
pasien  
membutuhkan   kecepatan.
Kedalaman kulit
sangat
sulit
untuk
ditentukan
secara
cepat
dalam
waktu
emergency,
maka
untuk
menentukan tingkat
keparahan
luka
bakar
dengan
menggunakan metode rule of nine.
  
25
Gambar 2.8 Algoritma START Fire Modifikasi
Gambar 2.8 menggambarkan algoritma START yang dimodifikasi, yaitu:
1.
Able to walk, mencek apakah pasien dapat berjalan.
2.
Breathing, mencek apakah pasien masih bernapas.
3.
Burn, mencek apakah pasien terkena luka bakar
4.
TBSA, mencek apakah jumlah nilai dari Total Body Surface Area pasien
yang terkena luka bakar
5.
Follow command, mencek apakah pasien mengikuti command.
6.
Breathing with opened airway, mencek apakah pasien bernapas dengan
airway terbuka.
START Fire modifikasi membagi 4 status korban Disaster, yaitu:
1.   Immediate, berarti korban membutuhkan pertolongan dengan segera
2.   Delayed,  berarti  korban  membutuhkan  pertolongan  tapi  dapat  menunggu
hingga korban immediate telah diberikan pertolongan
  
26
3.   Minor, berarti korban tidak membutuhkan pertolongan dengan segera
4.   Dead,
berarti
korban
telah
meninggal
dan
tidak
mungkin
diberikan
pertolongan
2.7
JumpSTART
Pada START, pedoman able to walk tidak diperhatikan karena titik awal pedoman
adalah
Respiration,
kemudian
Respiratory
tidak
dibantu
dengan
memberikan Rescue
Breath, sehingga dikembangkanlah jumpSTART.
JumpSTART menggunakan pedoman:
1.   Able to walk
Jump START mencek apakah korban dapat berjalan atau tidak.
2.   Breathing
Jump
START 
mencek apakah korban masih bernafas atau
tidak. Jika
korban
tidak
dapat bernapas, paramedis akan membantu membukakan jalan pernapasan korban dan
member pernapasan buatan.
3.   Respiratory
Rate
Jump START mencek jumlah pernapasan yang dilakukan korban per menit
4.   Palpable Pulse
Jump START mencek apakah korban memiliki palpable pulse atau tidak.
5.   Alert, Voice, Pain, Unresponsive (AVPU)
JumpSTART mencek jumlah kondisi alert, voice, pain dan apakah korban responsive
atau tidak.
  
27
dengan membagi 4 status korban Disaster, yaitu:
1.   Immediate, berarti korban membutuhkan pertolongan dengan segera
2.   Delayed,  berarti  korban  membutuhkan
pertolongan  tapi  dapat  menunggu  hingga
korban immediate telah diberikan pertolongan
3.   Minor, berarti korban tidak membutuhkan pertolongan dengan segera
4.   Deceased, berarti korban telah meninggal dan tidak mungkin diberikan pertolongan
2.8
JumpSTART + START
Pada
START
maupun
jumpSTART,
belum
ada
perbedaan
penanganan
berdasarkan kelompok usia yaitu
1.   Pediatric, 1 s/d 8 tahun
2.   Adult, diatas 8 tahun,
sehingga
dikembangkanlah jumpSTART +
START
dimana
merupakan penggabungan
jumpSTART +
START
dengan
hanya
melakukan
pedoman
Perfusion
pada
korban
Disaster
yang masih dapat bernafas, dan
membedakan kelompok usia
menjadi Pediatric
dan Adult pada pedoman Respiration dan Mental Status.
JumpSTART + START menggunakan pedoman:
1.   Able to walk
2.   Breathing
3.   Position Upper Airway
4.   5 Rescue Breaths
  
28
5.   Respiratory Rate
6.   Perfusion
7.   Mental Status
dengan membagi 4 status korban Disaster, yaitu:
1.   Immediate
2.   Delayed
3.   Minor
4.   Deceased
2.9
Secondary Assessment of Victim Endpoint (SAVE) Triage
SAVE
Triage
merupakan Triage
System
secondary
yang
digunakan untuk
lebih
memperjelas pembagian
status
korban
Disaster.
SAVE
Triage
menggunakan
scoring
Glasgow Coma Scale (GCS) untuk membantu pedoman Mental Status pada START.
1
2
3
4
5
6
Eyes
Doesn’t
open eyes
Opens
eyes
in
response
to
painful stimuli
Opens
eyes
in
response
to voice
Opens
eyes
spontaneousl
y
Verba
l
Makes
no
sounds
Incomprehensibl
e
sounds
Utters
inappropriat
e
words
Confused,
disoriented
Oriented,
converse
s
normally
Motor
Makes
no
movement
s
Extension
to
painful stimuli
(decerebrate
response)
Abnormal
flexion
to
painful
stimuli
(decorticate
response)
Flexion
/
Withdrawal
to
painful
stimuli
Localizes
painful
stimuli
Obeys
command
s
Tabel 2.2 Pembagian korban SAVE Triage
  
29
SAVE Triage menghasilkan 3 status korban Disaster, yaitu:
1.   Severe, dengan GCS = 8
2.   Moderate, dengan GCS 9 – 12
3.   Minor, dengan GCS = 13
2.10
Triage Sieve
Triage Sieve dikembangkan dengan menghilangkan pedoman Mental Status.
Triage Sieve menggunakan pedoman:
1.   Able to walk
2.   Breathing
3.   Respiratory Rate
4.   Capillary Refill
dengan membagi 4 status korban Disaster, yaitu:
1.   Immediate
2.   Urgent
3.   Delayed
4.   Expectant
2.11
Care Flight Triage
  
30
Care
Flight
Triage
dikembangkan dengan
melakukan
pedoman
Mental
Status
terlebih
dahulu,
dan
hanya
melakukan pedoman
Palpable
Radial
Pulse
pada
korban
Disaster
yang
lulus
pada
pedoman
Mental
Status
dan
hanya
melakukan pedoman
Breathing pada korban Disaster yang gagal pada pedoman Mental Status.
Care Flight Triage menggunakan pedoman:
1.   Able to walk
2.   Mental Status
3.   Palpable Radial Pulse
4.   Breathing
dengan membagi 4 status korban Disaster, yaitu:
1.   Delayed
2.   Urgent
3.   Immediate
4.   Unsalvageable
2.12
Sasco Triage Method (STM)
Penggunaan
SAVE  Triage  setelah  menggunakan
START  merupakan
langkah
kerja
yang
panjang,
sehingga
dikembangkanlah STM
dengan
menggunakan
konsep
START yaitu RPM, namun ditambahkan variable Age, dengan mapping sebagai berikut:
Sacco Score= R+P+M+/- A
1 min (60 s)
0
1
2
3
4
R
0
1-9
36+
25-35
10-24
  
31
P
0
1-40
4-60
121+
61-120
M
No
response
Extension/flexion
Withdraw
Localize
Obeys
command
Age
0-7
+2
8-14
+1
15-54
0
55-74
-2
75+
-3
Tabel 2.3 Penilaian kriteria sacco triage method
Tabel
2.3
menjelaskan criteria
penilaian
prioritas
pasien.
STM
tidak
membagi
status korban Disaster, namun memberikan persentasi Survival, yaitu:
Survival outcome
0
5%
7
76%
1
11%
8
78%
2
17%
9
85%
3
27%
10
92%
4
30%
11
97%
5
54%
12
98%
6
67%
Tabel 2.4 Pembagian survival Sacco Triage Method
Pada tabel. 2.4, dijelaskan pembagian survival
rate Sacco
Triage Method. Nilai
Survival Rate 0 mempunyai chance survival yang paling sedikit, sedangkan nilai survival
12 mempunyai chance survival yang paling besar.
2.13
SALT
SALT
mengadopsi pedoman jumpSTART dengan
menempatkan pedoman Able
to
walk sebagai Global Sorting, kemudian menggunakan pedoman sebagai berikut:
  
32
1.   Control major hemorrhage
2.   Open Airway
3.   Chest decompression
4.   Auto injector antidotes
5.   Breathing
6.   Obey command or make purpose movement
7.   Has peripheral pulse
8.   Not in respiratory distress
9.   Major hemorrhage is controlled
2.14
Websites
2.14.1  iTriageHealth (www.iTriageHealth.com)
  
33
Gambar 2.9 website iTriage [14]
Gambar 2.7 menjelaskan iTriage,  adalah sebuah web yang dikembangkan
oleh
Healthagen company
untuk
membantu
user
dalam
mengambil
keputusan
medis.  Aplikasi  iTriage  tersedia  untuk 
iPhone 
maupun 
smart 
phone 
yang
memiliki browser, dan juga desktop pada www.itriagehealth.com. Dalam iTriage,
  
34
kita dapat melihat berbagai macam penyakit, gejala-gejalanya, dan juga prosedur-
prosedur untuk menangani penyakit tersebut.
iTriage
juga
dapa
membantu
kita
dalam  
mencari provider
kesehatan
dengan
menggunakan GPS  
di
area
yang
disupportnya,
seperti
departemen
emergency, layanan kesehatan, klinik,
farmasi, dan
juga dokter. Dengan
iTriage,
kita juga dapat melihat response time dalam menangani emergency yang dimiliki
oleh masing-masing provider.
2.14.2Voxiva
Gambar 2.10 Website Voxiva [15]
Gambar
2.8
menjelaskan user
interface
Website
Voxiva
pada
awalnya
dibuat
hanya
untuk
reporting
service,
terutama
di
bagian
kesehatan, ke
pemerintahan di negara berkembang. Sekarang voxixa menargetkan united nation
  
35
juga. Voxiva menyediakan monitoring dan reporting terintegrasi melalui platform
on-line.
Voxiva platform
pyramid
didesain
untuk
membawa
teknologi dari
yang
dikatakan  “bawah  piramid”,  seperti  komunitas  pedesaan  dan  orang  miskin.
Dengan
menggunakan phone,
mobile
phone,
PDA
maka
voxixa
system
mempunyai jangkauan
yang
lebih
luas.
Voxiva sistem
diimplementasikan untuk
mentrack penyakit, memonitor pasien, melaporkan kejahatan, dan juga merespon
disaster.
2.14.3 Healthgrades
Gambar 2.11 Website Healthgrades [16]
  
36
Gambar 2.9 menjelaskan Health grades adalah organisasi penilaian health
care
terkemuka,
yang
menyediakan peringkat
dan
profil
rumah
sakit,
rumah
perawatan dan dokter untuk konsumen, organisasi, rencana kesehatan dan rumah
sakit. Ribuan konsumen dan ratusan
employer,
perencana kesehatan, dan rumah
sakit
bergantung
pada
peringkat
healthgrades, produk
dan
konsultasi
untuk
membuat
keputusan
health  care  berdasarkan kualitas
perawatan.
Didirikan
di
1999, perusahaan berlokasi di Denver, Colorado dan
mempunyai lebih dari 200
karyawan.
Pengunjung
healthgrades.com
dapat
mendapatkan
peringkat
berkualitas
dan informasi biaya 5000 rumah sakit dan 16.000 rumah perawatan beserta profil
mendalam 7500
dokter.
Health
grades
membantu
rumah
sakit
mengerti,
meningkatkan dan
mengkomunikasikan kualitas
kesehatan
yang
mereka
berikan
melalui serangkaian produk dan layanan nasehat klinis yang dipimpin oleh dokter.
Banyak perencana kesehatan dan
employers
menawarkan karyawan dan
anggota
rencana  kesehatan  akses  ke 
Healthgrades  management suite,  yaitu  decision
support
tools
yang
lengkap
dan
meliputi
rating
provider, modul
health
optimization, health care finance tools.
  
37
2.14.4 Teladoc
Gambar 2.12 Website Teladoc [17]
Teladoc
adalah
provider
pertama
dan
terbesar
healthcare consultation
dalam United States yang melayani lebih dari 1.7 juta anggota. Teladoc berdiri di
tahun 2002 untuk menangani 3 masalah terbesar di bidang pelayanan kesehatan:
1.   Akses
Pasien 
menunggu  berhari-hari,bahkan  berbulan-bulan  untuk  mendapatkan
janji dengan dokter. Orang
lain banyak yang
menggunakan ruang emergency
untuk
masalah
yang
sepele.
Teladoc
mengatasi masalah
ini
dengan
menyediakan akses on-demand 24/7 dimana saja, kapan saja.
2.   Biaya
  
38
Biaya layanan kesehatan dan biaya lainnya
meningkat 2 kali lebih besar dari
tingkat
inflasi,
Teladoc
menyediakan pelayanan dengan sebagian kecil biaya
perawatan dokter atau emergency room, menghemat uang semua orang.
3.   Kualitas
Akses
yang
lebih
cepat
dan
biaya
yang
lebih
murah tidak
datang dengan
mengorbankan kualitas. Teladoc menggunakan standar terakreditasi ketat, dan
protokol klinis untuk dokter bersertifikat di seluruh network nasional.
  
39
2.14.5  UCAOA
Gambar 2.13 UCAOA [18]
Urgent
Care
Association
of
America
(UCAOA)
adalah
asosiasi
urgent
care
medicine physician
dan
administrator
yang
memberikan
konferensi annual
terbesar
di  United
States,
standar
terakreditasi,
workshop  billing
dan  coding,
  
40
latihan management, dan bantuan startup urgent care center. Terdapat pula forum
agar para pakar urgent care dapat saling bertukar pikiran.
Urgent Care center
menyediakan perawatan segera
untuk akut, penyakit
yang
tidak
membahayakan
jiwa,
dan
merupakan komponen
kritis
dalam
sistem
kesehatan
masyarakat. Kerjasama antara
pasien,
dokter
utama,
departemen
emergency
dan
provider urgent
care
dapat
membuat jaringan
pilihan
layanan
kesehatan yang
menempatkan pasien di tangan yang tepat pada waktu yang tepat
dan oleh tingkat perawatan yang tepat.
  
41
2.14.6
CDC
CDC Home
r'i'iTii1
Centers for Disease Controland Prevention
YoorC>nlln$SoorcetorCri&dlbleHIthlnforrnotlon
Emergency
Preparedness and Response
The CDC Emergency Preparedness source
and
Response website is
CDC's primary source
ofinformation and resources for preparino
for and
responding to public health
emergencies.This site continues to keep
the pubilcinformed about publi<: health
emeroenties and provides the information
Cholera Outbreak
Blog
Text size:
13 !::!] L
ISiil
Em;,lpage
Sl
Print page
0
Bookm;,rk and share
needed to protect and
save lives
Winter Weather     
»
!!!!!If!
Bioterrorism
Anthrax,pli!!gue,smallpox...
mJ Subscr
be to RSS
View page in
If!)( (Chinese)
TagaiOQ (Filipino)
Fran is(French)
Deutsch (German)
Kreyol(Haiti;,n
Creole)
Italiano (Itailan)
t.!o" t (Korean)
rtJI
ChemicalEmergencies
Ricin,chlorine,nerve llgents.
Rdiation Emergencies
Dtrty bombs,nucle;,r bl;,sts
Preparedness for
AllHazards
Preparation
&
Planning
NaturilllDisasters & Severe
Weather
EarthQuakes,volcanoes
Recent Outbreaks
&
Incidents
Sdlmone,ll melamine
dinicians
HaitiChol era
Response:Storei s
from the Fi l d, Part
e
2
"When Iwasin hioh school!studied
Frendl andlearned about Frend"l­
speakino countries.Haitiwas onof
them, and I al ways thought that one
day
I
would visit this beautiful
country as a vacation destination. I
never, ever thought I would be
part
of a response like the one rurrentty
underway in Haiti or that I would see
the country in such
desperate
despair...
Portugues
(Portuguese)
Pycc M(Russian)
;M(Russian)
Espaftol Spanish)
(Spanish)
Tieng viet (Vietnamese)
Get email updates
To receive email
updates about this
page, enter your email
address:
Surveillance
Training &
Education
Coping With a Disaster
Heatthcare Facilities
La bs
Research
What CDC Is Ding
oing
More  )
Contact Us:
What's New
NEW:Blog post- HaitiCholera
Response:Stories from the
Field,Part 2
Wed,
26 Jan
2011 3:00:00 EST
NEW: Blog  post- HaitiCholera
Response:Stories from the Field
Fri, 17 Dec 2010 2:00:00 EST
NEW:Cholera Confirmed in Haiti
Sat, 23 Oct 2010 1:00:00 EST
UPDATED:Gulf Oil Spill
2010 Health Surveillance
Wed,
29 Sep  2010  13:30:00 EST
NEW:What's Coming Ashore from the OiSpill
lSpill
Thu,
23 Sep 2010 10:30:00 EST
NEW:2010
Report - Pubilc Health Preparedness:Strengthening the Nation's
Emergency Response State by State
Tue, 21Sep 2010 12:00:00 EST
More
)
learn about CDC activities that
help
strengthen national, state, and  local
efforts to prevent or respond to
emergenaes.
More ))
What You Can Do
EmerQency Preparedness & You
Would you be
ready if there
were an
emergency? Be prepared: assemble
an emergency supply kit, make your
emergency plans, stay informed, and
be involved in hel ping your famil
y,
your business, and your community
to be ready.
Centers for Disease
Control;,nd
Prevenit on
1600
Clfiton
Rd
Atlanta,GA 30333
1:1 800-CD©-INFO
(800-232-4636)
TTY:(888) 232-6348
24 Hours/Every Day
B
cdcinfoqglc goy
O
ii11
0
Em•il      Print     
Sk•r•  
Upd•tes Subscr
be
More  )
Content source: CDC Emergency Risk Communication Branch ERCB),Divis on
(ERCB),Divis on
of Emergency Opera
t
ons (DEO),Offci e of Public Health
Preparedness and Response OPHPR)
(OPHPR)
Home    A-ZIndex      Site Map     Policies    About CDC.gov    Unk to Us    
All
Languages    Contact CDC
Centers for Disease Control and Preven on  1600 Clifton Rd.Atlanta,GA 30333,USA
t on  1600 Clifton Rd.Atlanta,GA 30333,USA
800-C
DC- NFO
(800-232-4636) TTY:(688) 232-6348,24 Hours/Every D;,y- cdcinfoqcdcg. ov
Gambar
2.14 CDC
[19]
  
42
CDC
(Center
for
Disease
Control
and
Prevention)
adalah sebuah
komponen
operasional
yang
penting
pada
Departemen kesehatan
dan
layanan
masyarakat. Misi CDC
adalah
untuk
melakukan
kolaborasi
untuk
menciptakan
expertise, informasi, dan tools yang dibutuhkan masyarahat dan komunitas, untuk
melindungi kesehatan
mereka
melalui
promosi
kesehatan, pencegahan penyakit,
luka dan ketidakmampuan, serta persiapan untuk menghadapi ancaman kesehatan
yang baru.
2.14.7 Quinnian health
Gambar 2.15 Quinnian Health [20]
Quinnian health adalah layanan kesehatan dan perusahaan teknologi yang
menspesialisasikan pada
pemasangan
medical
countermeasure
dan
solusi
occupational health
untuk world
leading employers. Skala pendekatan quinnian
  
43
health
terhadap
kelangsungan
bisnis
memungkinkan peluncuran
program
pencegahan
medis
di
seluruh perusahaan,
dengan
hasil
efektif
yang tidak dapat
disangkal, dan cost-effective.
2.14.8 IDAHO Department of Health and Welfare
Gambar 2.16 IDAHO [21]
Gambar 2.14 menjelaskan tentang situs Emergency Medical Service untuk
negara IDAHO.
Dalam
waktu
48
tahun, Emergency
Medical
Service
(EMS) di
IDAHO
telah berevolusi dari ambulan generasi pertama
hingga mempunyai 200
agency di seluruh daerah.
Selama patient
care
reporting
system
di
local
dan
state
level
mengkuantisasikan jumlah
dan
tipe
emergency
medical
response,
profilnya
bertujuan sebagai sumber satu-satunya informasi untuk menangkap arsitektur dan
demografi EMS agency dan personel di IDAHO. Pengertian terhadap struktur dan
karakteristik EMS pada level local adalah penting untuk mengimplementasi lebih
  
44
lanjut
EMS system di seluruh Negara. Informasi
mengenai Emergency
Medical
Service di website ini dikumpulkan dari berbagai sumber.
2.15
Perbandingan Network
Olla
et
al.
membuat
perbandingan teknologi
wireless
berdasarkan
kecepatan,
radius, dan
masalahnya untuk
m-health [7].
Perbandingan tersebut dapat dilihat
melalui
table di bawah ini:
Network
Speed
Range and Coverage
Main issue for m-
health
2
nd
generation GSM
9.6 KBPS
World-wide coverage,
tergantung operator
Keterbatasan
bandwith, gangguan
High Speed Circuit
Switched Data
(HSCSD)
28.8 KBPS – 57.6
KBPS
Tidak global, hanya
disupport oleh
network service
provider
Tidak tersedia secara
luas, device langka
General Packet Radio
Service (GPRS)
171.2 KBPS
Tidak global, hanya
disupport oleh
network service
provider
Tidak tersedia secara
luas
EDGE
384 KBPS
Tidak global, hanya
disupport oleh
network service
provider
Tidak tersedia secara
luas, device langka
UMTS
144 KBPS – 2 MBPS
Jika diimplementasi
sempurna dapat
berganti antara
network dan global
Masa hidup
batere
device,
operational
cost
Wireless Local Area
54 MBPS
30-50m indoors dan
100-500 m outdoors
Privacy, Security
Personal Area
Networks – Bluetooth
400 KBPS simetris
150-700 KBPS tidak
simetris
10-100 m
Privacy, Security, low
bandwith
Personal Area
Networks – Zigbee
20 KBPS – 250 KBPS
30 m
Security, Privacy, low
bandwith
WiMAX
Sampai 70 MBPS
Kira-kira 40 m dari
base station
Tidak ada device dan
network card sampai
  
45
sekarang
RFID
100 KBPS
1
m
Security, Privacy
Satellite Networks
400-512 KBPS
Global coverage
Data Costs,
kurangnya device
dengan kemampuan
roaming, bandwith
terbatas.
Tabel 2.5 Perbandingan teknologi wireless
2.16
Kode Diagnosa Penyakit
Diagnose penyakit digunakan untuk keperluan
medis dalam
hal penamaan hasil
diagnosa penyakit sehingga dimengerti oleh semua
tim
medis. Berikut adalah diagnose
penyakit yang digunakan dengan menggunakan ICD10Data.com, adapun alasan mengapa
menggunakan
ICD10
adalah
ICD
ini
merupakan
revisi
terakhir
pada tahun
1999
yang
merupakan standar yang dikeluarkan oleh WHO.
Jika   diagnosa 
termasuk   ke   dalam   daftar   kegawatdaruratan  PT   Panasonic
Manufacturing Indonesia maka kode diagnosanya adalah seperti berikut:
No
Penyakit
Kode diagnosa
1
Panas Tinggi (Fever)
R50
2
Tidak sadarkan diri (Faint)
R55
3
Sakit Kepala Hebat (Headache)
R51
4
Kejang-kejang (Convulsion)
R56
5
Keram perut (Colic)
R10.83
6
Asma (Asthma)
J45
7
Serangan Jantung (Heart Attack /
Myocardial Infraction)
I22
8
Gangguan pembuluh darah otak akut
I60
9
Muntah berak dan kekurangan cairan
tubuh
R11, A09, E86
10
Keracunan (Poisoned)
T36-T50
11
Alergi
T78.4
12
Pendarahan hebat
R58
13
Kondisi Umum Buruk
R69
Tabel 2.6 Kode diagnosa penyakit
  
46
Jika
diagnosa
berkaitan
dengan
fire
accident,
akan
digunakan 2
jenis
kode
diagnosa,
yaitu
kode
diagnosa
utama
berupa
lokasi
luka
bakar pada
korban,
dan
kode
diagnosa pendukung
yaitu jumlah luka bakar pada korban. Kode diagnosa
lokasi luka
bakar pada korban adalah seperti berikut:
No
Lokasi luka bakar
Kode diagnosa
1
Head, face, neck
T20
2
Trunk
T21
3
Shoulder and upper limb
T22
4
Wrist and hand
T23
5
Lower limb
T24
6
Ankle and foot
T25
7
Eye and Adnexa
T26
7
Respiratory tract
T27
8
Other internal organ
T28
9
Unspecified body region
T29
Tabel 2.7 Kode diagnosa lokasi luka bakar
Sedangkan kode diagnosa menurut jumlah luka bakar pada korban yaitu:
No
Jumlah luka bakar
Kode diagnosa
1
<
10 %
T31.0
2
10-19 %
T31.1
3
20-29 %
T31.2
4
30-39 %
T31.3
5
40-49 %
T31.4
6
50-59 %
T31.5
7
60-69 %
T31.6
7
70-79 %
T31.7
8
80-89 %
T31.8
9
>90 %
T31.9
Tabel 2.8 Kode diagnosa jumlah luka bakar
Jika  diagnosa  berkaitan  dengan  chemical  accident,  maka  kode  diagnosa  yang
digunakan adalah menurut sumber bahan kimianya, yaitu
seperti berikut:
No
Sumber kimia
Kode diagnosa
1
Alcohol
T51
2
Organic Solvents
T52
3
Halogen derivatives of aliphatic and
aromatic hydrocarbons
T53
  
47
4
Corrosive Substance
T54
5
Soaps and detergents
T55
6
Metals
T56
7
Other inorganic substances
T57
7
Carbon Monoxide
T58
8
Other gases, fumes and vapors
T59
9
Pesticides
T60
10
Noxious substances eaten as seafood
T61
11
Other noxious substances eaten as
seafood
T62
12
Contact with venomous animals and
plants
T63
13
Aflatoxin and other mycotoxin food
contaminants
T64
14
Other and unspecified substances
T65
Tabel 2.9 Kode diagnosa sumber kimia
2.17
Unified Modeling Language (UML) Diagram
UML
adalah
standar
bahasa
untuk
menspesifikasikan, mengkonstruksikan,
memvisualisasikan,
dan
mendokumentasikan
artifak
dari
suatu
software
system.
UML
mendifinisikan
sejumlah
diagram
dalam
menjelaskan
model
software.
Diagram
yang
akan digunakan dalam tesis ini yaitu Use Case, Entity Relationship Diagram (ERD), dan
Activity Diagram [13].
2.17.1  Use Case
Use
case
memodelkan
fungsionalitas yang
disediakan
oleh
system
(use
case),  user  yang  berinteraksi  dengan  system(actor),  dan  asosiasi  antara  user
dengan
fungsionalitas. Use
case
digunakan
pada
requirement
collection
dan
analysis
fase dari software development life cycle
untuk merepresentasikan high
level requirement kepada system [13].
  
48
2.17.2  ERD
ERD
adalah
diagram
yang
menjelaskan
informasi
yang
dibutuhkan
atau
dimiliki oleh organisasi. ERD terdiri dari Entity, Relationship, dan Attribut. Entity
adalah object di organisasi yang akan direpresentasikan dalam database. Attribute
adalah
property
yang
mendeskripsikan aspek
dari
object
yang akan
kita record.
Relationship adalah asosiasi antar entity [13].
2.17.3  Activity Diagram
Activity
Diagram
memodelkan alur
pengaturan
dari
satu
aktivitas
ke
aktivitas
lain. Sebuah
Activiy Diagram biasanya
merepresentasikan pemanggilan
operasi,
langkah
dalam
business
process,
atau
keseluruhan business
process.
Activity Diagram terdiri dari Activity States dan transisi diantara mereka [13].