25
bentuk
mata,
hidung,
tulang
pipi,
dan rahang.
Fitur-fitur
ini
kemudian digunakan untuk mencari gambar lain dengan fitur
yang
cocok.
Algoritma
lain
menormalkan galeri
gambar
wajah
dan kemudian
memampatkan
data wajah,
hanya
menyimpan
data dalam
gambar
yang
berguna
untuk
deteksi
wajah.
Sebuah
gambar
probe
kemudian
dibandingkan
dengan
data
wajah.
Salah
satu
sistem
yang
sukses
paling
awal didasarkan
pada teknik
template
yang
cocok
diterapkan
pada
satu
set fitur
wajah
yang
menonjol,
menyediakan
semacam representasi
wajah
terkompresi.
Algoritma
pengenalan
dapat
dibagi
menjadi
2, yang
pertama
geometris
dimana
algoritma
ini
melihat
dari
fitur
yang
berbeda.
Yang
kedua
Photometrik
dimana
algoritma
ini melakukan
pendekatan
melalui
statistik
yang merubah
gambar
menjadi
nilai
(value)
dan kemudian
value tersebut
dibandingkan
dengan
template untuk menghilangkan
varian.
2. 3D
Teknik
3D
ini
menggunakan
sensor
3D yang
digunakan
untuk
menangkap
informasi
tentang
bentuk wajah.
Kemudian
informasi
ini
digunakan
untuk
mengidentifikasi
fitur
–
fitur
yang
berbeda
pada
permukaan
wajah
seperti
kontur
soket
wajah
hidung dan dagu.
Salah
satu
keuntungan
dari
pengenalan
3D
ini
adalah
tidak
|