38
terbagi secara bersih
menjadi
sekumpulan services, sehingga service tersebut
hanya
perlu
disusun
ulang
apabila
ada
penambahan
yang
baru
dan
dalam hal
ini
jelas
sangat mengurangi biaya.
Menurut Dargombez (2008), pada prinsipnya, untuk dapat menerapkan SOA
adalah
dimulai
dengan
membangun
sebuah
service
yang
kelak
dapat
digunakan
kembali.
Di
dalam
artikel
E
Bizz
Asia
(2011),
sejumlah
CIO
dan
system
architect
yang
telah
memanfaatkan
SOA
dalam praktik
rancang
bangun
peranti
lunaknya
mengungkapkan ada beberapa langkah yang bisa ditempuh agar SOA bisa sukses
diterapkan di perusahaan:
Pertama,
adalah
dengan
membangun
kembali
departemen
IT.
Perusahaan
perlu
melihat
kondisi
IT
yang
bersangkutan
sebelum bisa
diterapkan
di
dunia
SOA.
Pengelola TI mungkin perlu memikirkan ulang bagaimana mengelola pembagian
tanggungjawab
pengembangan
peranti
lunak. Pendekatan SOA
menitikberatkan
kepada komponen
komponen piranti lunak atau services yang bisa digunakan
kembali.
Kedua,
membangun
semacam
tata
kelola
SOA
atau
SOA
governance.
Hal
ini
diperlukan
untuk
mengoordinasikan aktivitas pengembangan services,
khususnya
yang dilakukan sebuah entitas bisnis yang besar. Sebuah perusahaan dengan
ratusan atau bahkan ribuan developer peranti lunak membutuhkan sebuah
pendekatan
pengembangan
(peranti
lunak)
bersama
untuk
menjaga
konsistensi
dan
interoperabilitas
antar
berbagai services.
Para
pengembang
peranti
lunak
di
unit bisnis yang berbeda lokasi perlu mengetahui services apa yang tersedia.
|