BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Strategi
Bagi setiap organisasi yang bergerak dalam dunia bisnis, keuntungan merupakan 
suatu titik yang ingin dicapai. Penerapan formula strategi dalam bersaing akan terus 
dikelola untuk hasil optimal yang dapat diperoleh perusahaan dalam menjalankan 
bisnisnya. Menurut (Ward & Peppard, 2002) strategi bisnis ialah sekumpulan tindakan 
terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan kekuatan 
perusahaan untuk menghadapi kompetitor. 
Strategi adalah serangkaian pilihan yang menentukan kesempatan Anda mengejar 
dan potensi pasar dari peluang. Ini melibatkan pilihan tentang produk untuk dijual, pasar 
untuk masuk, dan cara membedakan penawaran perusahaan dari alternatif lain. Dari 
perspektif model bisnis, keputusan mengenai strategi perusahaan mendefinisikan 
pendapatan dari mengendalikan bisnis dan potensi untuk pertumbuhan dari waktu ke 
waktu  (Applegate, Austin, & Soule, 2009). 
2.1.1 Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang 
dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan 
keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam 
rangka menyediakan customer value terbaik. Beberapa langkah yang perlu dilakukan 
perusahaan dalam merumuskan strategi (Hariadi, 2005)., yaitu:  (Jurnal Manajemen, 
2009) 
5
  
6
1.  Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan 
dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam 
lingkungan tersebut. 
2.  Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan 
dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan 
dalam menjalankan misinya. 
3.  Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-
strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya. 
4.  Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi 
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang 
dihadapi. 
5.  Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan 
jangka panjang.  
2.2 Definisi Strategis SI/TI
Earl membedakan antara strategi SI dan TI (Earl, 1997). Strategi SI menekankan 
pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan organisasi. Esensi dari strategi 
SI adalah menjawab pertanyaan “apa ?”. Sedangkan strategi TI lebih menekankan pada 
pemilihan teknologi, infrastruktur, dan keahlian khusus yang terkait atau menjawab 
pertanyaan “bagaimana ?”. Sebagai contoh suatu organisasi menerapkan Executive 
Information System pada bidang pemasaran hal ini mempengaruhi aliran informasi
vertikal dalam perusahaan.  (Wedhasmara, 2010). 
Dengan menggunakan pemodelan sistem informasi, akan dapat  diperoleh 
pemahaman mengenai suatu organisasi. Sehingga, dapat dilakukan penilaian terhadap 
  
7
 
misi, tujuan, strategi bisnis serta apa yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. (Surendro, 
2007) 
2.3 SI/TI Strategis Perencanaan
Tujuan utama perencanaan strategis informasi adalah me mpersiapkan rencana 
bagi pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan sistem berbasis komputer 
(Surendro, 2007). Informasi perencanaan teknologi adalah proses pembentukan tujuan 
teknologi informasi, menentukan tujuan strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan 
tersebut, dan mengembangkan rencana untuk memastikan bahwa strategi yang diterapkan 
tercapai.  
  Strategi tersebut seperti yang telah dijelaskan oleh John Ward dan Peppard (2004) 
memiliki dua komponen utama,  yaitu : 
1.  sistem informasi 
Berorientasi kepada demand/ permintaan dimana strategi ini dibuat untuk 
menganalisa dan mengidentifikasi kebutuhan organisasi akan sistem dan informasi 
yang diperlukan guna mendukung strategi bisnis secara keseluruhan dari sebuah 
organisasi. Strategi tersebut dikembangkan berdasarkan business ( business 
driven), persaingan dan keselarasan sistem informasi yang ada dengan bisnis 
organisasi. 
2.  Teknologi informasi
Dikembangkan untuk mendefinisikan tindakan pemenuhan yang mendukung 
segala kebutuhan organisasi akan sistem dan informasi oleh teknologi. Semua ini 
berkaitan erat dengan penyediaan sumber daya dan kemampuan teknologi 
informasi serta services seperti pengembangan sistem itu sendiri dan user support. 
  
8
Dibawah ini tercantum beberapa penelitian, pada Tabel 2.1 berdasarkan dari 
beberapa jurnal yang didapati tentang perencanaan strategis perusahaan telekomunikasi 
dan hasil indetifikasi temuan adalah sebagai berikut 
Tabel 2.1 identifikasi penelitian 
Penelitan 
Identifikasi 
Al-aklabi & Al-Allak, (2011)  Perencanaan strategis perusahaan pada bidang 
Telekomunikasi telah memainkan peran penting dalam 
membuat salah satu perusahaan yang paling sukses, 
inovatif, menguntungkan dan kompetitif di dunia dimana 
itu benar-benar memahami dinamika industri 
telekomunikasi dan pasar. Ditambah, penempatan 
strategis sumber daya dan upaya juga telah faktor utama 
yang mempertahankan nya keunggulan kompetitif, 
efisiensi biaya, daya tarik untuk investor. 
Anthony, (2008)  Dalam proses perencanaan strategis pada bidang 
telekomunikasi bangunan tower, kekuatan dan stabilitas 
harus diikuti dengan hasil yang ekonomis dalam 
pelaksanaan pekerjaan. 
Scharnhorst, (2006)  Tantangan ini dikaitkan dengan kebutuhan untuk Life 
Cycle Assessment in the Telecommunication dipahami 
sebagai suatu proses industri pada dasarnya berkontribusi 
terhadap peningkatan kinerja lingkungan dari produk. 
Dalam konteks ini, perhatian khusus harus diberikan pada 
yang tepat keterlibatan stakeholder dan pertukaran terus 
menerus informasi terkonsentrasi yang relevan untuk 
masing-masing pemangku kepentingan.
  
9
 
 
Gambar 2.1 Model perencanaan strategi SI/TI  (Ward & Peppard, 2002). 
Pendekatan metodologi versi Ward dan Peppard Gambar 2.1, ini dimulai dari 
kondisi investasi SI/TI dimasa lalu yang kurang bermanfaat bagi tujuan bisnis 
organisasi dan menangkap peluang bisnis, serta fenomena meningkatkan keunggulan 
kompetitif suatu organisasi karena mampu memanfaatkan SI/TI dengan maksimal. 
Kurang bermanfaatnya investasi SI/TI bagi organisasi disebabkan karena perencanaan 
strategis SI/TI yang lebih fokus ke teknologi, bukan berdasarkan kebutuhan bisnis.  
Metodologi versi ini terdiri dari tahapan masukan dan tahapan keluaran (Ward & 
Peppard, 2002). Tahapan masukan terdiri dari:  
1. Analisis lingkungan bisnis internal, yang mencakup aspek-aspek strategi bisnis 
saat ini, sasaran, sumber daya, proses, serta budaya nilai-nilai bisnis organisasi.  
2. Analisis lingkungan bisnis eksternal, yang mencakup aspek-aspek ekonomi, 
industri, dan iklim bersaing perusahaan.  
  
10 
3. Analisis lingkungan SI/TI internal, yang mencakup kondisi SI/TI organisasi dari 
perspektif bisnis saat ini, bagaimana kematangannya (maturity), bagaimana 
kontribusi terhadap bisnis, keterampilan sumber daya manusia, sumber daya dan 
infrastruktur teknologi, termasuk juga bagaimana portofolio dari SI/TI yang ada 
saat ini.  
4. Analisis lingkungan SI/TI eksternal, yang mencakup tren teknologi dan peluang 
pemanfaatannya, serta penggunaan SI/TI oleh kompetitor, pelanggan dan 
pemasok.  
Sedangkan tahapan keluaran merupakan bagian yang dilakukan untuk menghasilkan 
suatu dokumen perencanaan strategis SI/TI yang isinya terdiri dari:  
1. Strategi SI bisnis, yang mencakup bagaimana setiap unit/fungsi bisnis akan 
memanfaatkan SI/TI untuk mencapai sasaran bisnisnya, portofolio aplikasi dan 
gambaran arsitektur informasi.  
2. Strategi TI, yang mencakup kebijakan dan strategi bagi pengelolaan teknologi dan 
sumber daya manusia SI/TI.  
3. Strategi Manajemen SI/TI, yang mencakup elemen-elemen umum yang diterapkan 
melalui organisasi, untuk memastikan konsistensi penerapan kebijakan SI/TI 
yang dibutuhkan.  
Beberapa teknik/metode analisis yang digunakan dalam perencanaan strategis SI/TI 
pada metodologi ini, mencakup analisis SWOT, analisis Balanced Scorecard, dan 
McFarlan’s Strategic Grid. 
 
  
11 
 
2.4 Metode dan Teori Analisis Perencanaan Strategis IS/IT
2.4.1 Analisis SWOT 
Analisis SWOT merupakan aspek penting dari perencanaan bisnis strategis dan 
harus selalu dilakukan bersamaan dengan awal pembuatan rencana bisnis perusahaan. 
Informasi yang dipelajari melalui analisis menciptakan tujuan rencana bisnis, tujuan, dan 
strategi.  
  (Simoneaux & Stroud, 2010) mengungkapkan Key Factors yang perlu 
dipertimbangkan dapat bervariasi tergantung pada jenis perusahaan dan fokus utama :  
Corporate culture , Management team , Depth of staff , Experience/knowledge
level of staff , Operational efficiency , Utilization of technology , Ability to innovate  ,
Quality of work , Customer service , Cost/benefit of products and services , Marketing
and distribution channels, ,Sales, Financial stability,Reputation, Client base.
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal  maupun eksternal suatu organisasi 
yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program 
kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan Strength) dan 
kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang 
(Opportunity) dan tantangan (Threaths).  
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns 
menampilkan delapan kotak dilihat pada Tabel 2.2, yaitu dua paling atas adalah kotak 
factor internal (Kekuatan dan Kelemahan) sedangkan dua kotak sebelah kiri  adalah 
faktor eksternal Peluang dan Tantangan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu 
  
12 
strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan 
eksternal. 
Tabel 2. 2 Matriks SWOT  (Noerlina,  2008) 
  
Melalui matriks diatas kita akan memperoleh pemetaan (ma pping) fakta dan data 
yang objektiv tentang peta kekuatan dan kelemahan kita serta apa pula peluang dan 
ancaman terhadap kita. 
Pendekatan kualitatif matriks SWOT dikembangkan oleh Kearns 
pada tahun 1992. Keterangan:  
A.  Comparative Advantages 
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga 
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.   
B.  Mobilization 
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan 
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak 
ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah 
peluang. 
C.  Divestment/Investment 
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. 
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang 
  
13 
 
tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada 
tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas 
peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap 
peluang itu (investasi). 
D.  Damage Control 
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan 
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya 
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang 
harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi 
lebih parah dari yang diperkirakan. 
Pada dasarnya analisis SWOT haruslah membandingkan kondisi sama yang dihadapi 
oleh pesaingnya berdasarkan kriteria subjective ataupun objective (skala industri), sebab 
dengan membandingkan maka perusahaan yang berkepentingan dapat menentukan 
rencana strategis untuk menghadapi persaingan tersebut. Akan tetapi bila perusahaan 
yang dimaksud hingga pada saat dilakukan kajian situasi ternyata tidak memiliki data 
tentang pesaing atau pesaingnya belum terpatakan baik dalam skala industri (kumpulan 
perusahaan yang menghasilkan barang yang sama) maupun dari hasil inteligen 
perusahaan, sedangkan perusahaan mendesak sakali untuk mempersiapkan rencana usaha 
strategis terutama dari segi pemasaran dan manajemen organisasi, rnaka dangan 
menggunakan analisis SWOT yang dimodifikasl sedemikian hingga menjadikan ia dapat 
digunakan oleh perusahaan tanpa harus mengetahui skala industri atau data inteligen 
mengenai pasaingnya.(Putong, 2003) 
  
14 
Sebelum rnembuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih 
dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara. penentuan Faktor 
Strategi Eksternal (EFAS)  (Rangkuti, 2002) terlihat pada Tabel 2.3 : 
a)  Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman). 
b)  Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, rnulai dari 1,0 (sangat penting) 
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat 
memberikan dampak terhadap faktor strategis. 
c)  Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan 
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh 
faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai 
rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi 
rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating 
ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, 
ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. 
d)  Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh 
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk 
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 
dengan 1,0 (poor). 
e)  Gunakan kolom 5 untuk rnemberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. 
f)  jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor 
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan 
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis 
  
15 
 
eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan 
ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sarna. 
Tabel 2.3 EFAS  (Rangkuti, 2002). 
  
2.4.2 Analisis Aplikasi Portfolio Bisnis (McFarland Grid’s)
Model portfolio tradisional mempertimbangkan hubungan sistem satu sama lain 
dan tugas-tugas yang dilakukan daripada hubungan dengan keberhasilan bisnis. Tabel 2.4 
menunjukkan Sebuah model portfolio yang berasal dari McFarlan (1984) menganggap 
kontribusi SI/TI untuk bisnis sekarang dan di masa depan didasarkan pada dampak 
industri. Berdasarkan model ini aplikasi dibagi menjadi empat kategori : 
Tabel 2.4  A Portfolio Model ( McFarlan, 1984). 
  
  
16 
Model Portofolio yang dikembangkan oleh McFarlan. Juga disebut Strategic Grid. 
Digunakan untuk memetakan kontribusi SI/TI terhadap bisnis saat ini/masa depan 
berdasarkan impact-nya terhadap industri.(Ward & Peppard 2002). 
Berdasarkan aplikasi portfolio di atas, pengkategorian sebuah aplikasi dilihat dari 
peranan sebuah aplikasi dalam mendukuug strategi bisnis organisasi, baik pada saat 
sekarang ataupun di masa yang akan datang. Berikut penjelasam mengenai masing -
masing kuadran : 
a. High Potential  
Kuadran ini merupakan klasifikasi portfolio aplikasi yang bersifat pengembangan 
ide bisnis baru atau inovasi dari suatu organisasi dengan tujuan untuk mencari pangsa 
pasar yang baru.  
b. Strategic  
Kuadran ini merupakan klasifikasi portfolio aplikasi yang berfokus pada tingkat 
kompetitif dari suatu organisasi dalam menghadapi tekanan dari kompetitor, pasar atau 
kekuatan dari luar lainnya.   
c. Key Operational   
Kuadran ini merupakan klasifikasi portfolio aplikasi yang bersifat meningkatkan 
peforma (seperti kecepatan, akurasi, dan ekonomis) dari aktivitas yang sedang berjalan. 
Dengan kata lain, klasifikasi portfolio aplikasi ini harus ada dalam suatu organisasi. 
d. Support  
Kuadran ini merupakan klasifikasi portfolio aplikasi yang bersifat memperbaiki 
tingkat produktifitas atau efisiensi terhadap tugas bisnis spesifik dari suatu organisasi. 
  
17 
 
Tabel 2.5 Pertanyaan Mc farlan 
Kategori
Pertanyaan
A  Menciptakan competitive advantage bagi organisasi? 
B  Memungkinkan tercapainya sasaran bisnis yang spesifik? 
C  Mengatasi kendala bisnis yang berhubungan dengan pesaing? 
D  Menghindari resiko bisnis di masa depan agar tidak timbul dalam waktu dekat? 
E  Meningkatkan produktivitas bisnis dan mengurangi biaya? 
F  Memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan? 
G  Manfaatnya belum diketahui namun dapat menghasilkan poin (a) dan (b) ? 
Tabel 2.6 Grid Penilaian Mc farlan 
No  High
Potential  Strategic Key Operational  Support
1   Yes(i)     
2   Yes(i)     
3     Yes   
4     Yes   
5       Yes 
6    Yes (ii)   (i i =  Yes)  Yes (ii)   (ii = No) 
7 Yes       
Apabila dalam penilaian sebuah aplikasi terdapat jawaban "Ya" lebih dari 2 (dua) 
kolom, dimana aplikasi tersebut muncul di lebih dari satu kategori, maka aplikasi tersebut 
harus di uji ulang dengan memecah aplikasi tersebut menjadi beberapa bagian dan diuji 
secara terpisah pada masing - masing bagian. Berikut daftar pertanyaan tambahan yang 
diperoleh untuk memperoleh kejelasan dan kepastian : 
(i) Apakah manfaat bisnis dan bagaimana cara pencapaiannya telah jelas? Apabila 
jawaban "Ya" rnaka Strategic, jika "Tidak" maka High Potential 
(ii) Apakah kegagalan dalam pemenuhan akan menimbulkan resiko bisnis yang 
signifikan? Apabila jawaban "Ya" maka Key Operational, jika jawaban "Tidak" rnaka 
Support. 
  
18 
2.4.3 Analisis TI Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton telah menciptakan balanced scorecard yang digunakan pada 
level  enterprise. Pada Business Balanced Scorecard, hal yang paling utama 
diperhitungkan adalah perspektif finansial, kemudian baru diikuti oleh perspektif 
customer,  internal proses perusahaan dan yang terakhir adalah perspektif pembelajaran
dan inovasi. Dalam kaitannya dengan IT maka business balanced scorecard memicu 
adanya  IT balanced scorecard terlihat pada Tabel 2.5, yang mana IT development BSC 
dan  IT Operational BSC digunakan sebagai enabler (penggerak) bagi Enterprises BSC. 
(Ferdi, 2010) 
Tabel 2.6 Perspective questions and mission statements of the IT strategic scorecard  
(Grembergen , Saull, & Haes, 2009) 
CUSTOMER ORIENTATION  CORPORATE CONTRIBUTION
Perspective question 
Perspective question 
How should IT appear to business unit executives to be  How should IT appear to the company executive and its 
considered effective in delivering its services?  
corporate functions to be considered a significant 
contributor to company success?  
Mission 
Mission  
To be the supplier of choice for all information 
services, either directly or indirectly through supplier 
relationships 
To enable and contribute to the achievement of 
business objectives through effective delivery of value 
added information services. 
OPERATIONAL EXCELLENCE  FUTURE ORIENTATION
Perspective question 
Perspective question 
At which services and processes must IT excel to 
satisfy the stakeholders and customers?  
How will IT develop the ability to deliver effectively 
and to continuously learn and improve its performance? 
Mission 
Mission  
To deliver timely and effective IT services at targeted 
service levels and costs 
To develop the internal capabilities to  continuously 
improve performance through innovation, learning and 
personal organizational growth.   
  
19 
 
Empat perspektif untuk IT Balanced Scorecard yaitu  : 
A. Perspektif Kontribusi Organisasi (Corporate Contribution) 
Perspektif kontribusi organisasi (corporate contribution) adalah perspektif yang  
mengevaluasi kinerja IT berdasarkan pandangan dari manajemen eksekutif, para direktur 
dan shareholder. Evaluasi IT dapat dipisahkan menjadi dua macam : 
1.  Jangka pendek berupa evaluasi secara finansial 
2.  Jangka panjang yang berorientasi pada proyek dan fungsi IT itu sendiri. 
Proyek-proyek IT seharusnya dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. Nilai 
tambah disini bukan hanya melibatkan resiko dalam pencapaiannya.
B. Perspektif Orientasi Pengguna (User Orientaiton) 
Perspektif orientasi pengguna (user orientation) adalah perspektif yang mengevaluasi 
kinerja IT berdasarkan cara pandang pengguna bisnis (pelanggan kita) dan lebih jauh lagi 
adalah pelanggan dari unit bisnis yang ada. Dalam perspektif ini organisasi melakukan 
identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Dan dengan perspektif 
orientasi pengguna ini maka organisasi dapat menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan 
penting yaitu : kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi dan profitabilitas, dengan pelanggan 
sendiri dan segmen pasar sasaran. Selain itu perspektif ini juga memungkinkan organisasi 
melakukan identifikasi dan pengukuran dimana secara eksplisit menetapkan proposisi 
nilai (faktor pendorong) yang akan organisasi berikan kepada pelanggan dan pasar 
sasaran. Jadi jika pengguna tidak merasa puas maka akan banyak keluhan atau bahkan 
akan menurunkan kinerja pengguna di masa yang akan datang, walaupun kinerja mereka 
saat ini terlihat baik.  
  
20 
C. Perspektif keunggulan operasional (operational excellence) 
Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara pandang 
manajemen IT itu sendiri dan lebih jauh lagi adalah pihak yang berkaitan dengan audit 
dan pihak yang menetapkan aturan-aturan yang digunakan. Keunggulan operational suatu 
organisasi dapat dilihat pada operasi bisnis internal yang terjadi, yang dapat dibagi ke 
dalam : 
1. Inovasi 
Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan dari 
pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan.  
2. Operasional 
Proses ini merupakan proses dalam pembuatan dan penyampaian produk atau jasa. 
Dalam proses ini pengukuran yang terkait dapat dikelompokkan pada waktu, 
kualitas dan biaya. 
3. Pelayanan purna jual 
Proses ini dimulai pada saat produk atau jasa sudah terjual atau digunakan. 
Organisasi dapat mengukur apakah upayanya dalam proses ini telah sesuai dengan 
harapan pelanggan. Pengukuran pada proses ini dapat menggunakan tolak ukur 
yang bersifat kualitas, biaya dan waktu. 
d. Perspektif orientasi dimasa depan (future orientation) 
Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara pandang 
dari departemen itu sendiri, yaitu : pelaksanaan, para praktisi dan profesional yang 
ada. Pada perspektif terakhir ini akan menyiapkan infrastruktur organisasi yang 
  
21 
 
memungkinkan tujuan-tujuan dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. 
Kemampuan organisasi untuk dapat menghasilkan produk atau jasa di
masa 
mendatang dengan kemampuan layanan yang memuaskan harus dipersiapkan 
mulai dari saat ini. Pihak manajemen harus dapat memperkirakan tren di masa 
mendatang dan membuat langkah - langkah persiapan dalam mengantisipasinya. 
Dalam perspektif ini terdapat tiga kategori yang dapat diperhatikan secara khusus 
dalam penanganan di masa depan 
2.4.4 Analisis PEST
PESTLE sendiri adalah merupakan akronim dari : Political, Economic, Social, 
Technological,  Legal dan Environment faktor. Jika menggunakan kata PEST saja, maka
faktor Legal dan Environment dikeluarkan dari analisa. PEST analisis terkait dengan 
pengaruh lingkungan pada suatu bisnis. PEST merupakan suatu cara atau alat yang 
bermanfaat untuk meringkas lingkungan eksternal dalam operasi bisnis. PEST harus 
ditindaklanjuti dengan pertimbangan bagaimana bisnis harus menghadapi pengaruh dari 
lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. (Jurnal Manajemen, Jurnal 
Manajemen Sumber Daya Manusia, Bahan Kuliah Manajemen, 2009). 
(pest analysis, 2010) pada Gambar 2.4 Analisis PEST membagi lingkungan 
umum dalam kategori sebagai berikut: 
1. Politik 
Berkaitan dengan tekanan dan peluang yang dibawa oleh perubahan pemerintah 
dan sikap publik terhadap industri, perubahan dalam institusi politik dan arah 
proses politik, masalah hukum, dan iklim regulasi secara keseluruhan. 
2. Ekonomi 
  
22 
Mengacu kepada struktur ekonomi masyarakat dan variabel seperti tingkat bursa 
saham, bunga dan inflasi, kebijakan ekonomi bangsa dan kinerja, nilai tukar, dll 
variabel ini berdampak berbeda pada industri yang berbeda. 
3. Sosial 
Mengacu pada sikap budaya, keyakinan etika, nilai-nilai bersama, tingkat 
diferensiasi dalam gaya hidup, demografi, tingkat pendidikan, dll Mengamati 
faktor-faktor sosial membantu organisasi mempertahankan reputasi mereka di 
antara para pemangku kepentingan. 
4. Teknologi 
Mengacu pada perubahan dalam teknologi yang dapat mengubah posisi kompetitif 
perusahaan. Industri menggabungkan; kelompok strategis baru  muncul; arus 
produk dan meningkatkan biaya produksi akan berkurang oleh inovasi proses. 
Inovasi manajerial merupakan bagian dari teknologi pemindaian. 
Gambar 2.2 Pest analisis  (pest analysis, 2010) 
2.5 Penerapan Teknologi
Untuk melakukan penerapan sistem informasi pada perusahaan berdasarkan observasi 
dan interview yang telah dilakukan, maka dibawah ini adalah beberapa rekomendasi 
sistem informasi yang akan digunakan penulis pada perencanaan strategi SI/TI PT. Lintas 
Group. 
  
23 
 
2.5.1 Sistem Informasi Geografis
GIS (Geographic Information System) ialah sistem informasi berbasis komputer
yang didesain untuk mengumpulkan, menyusun, menyimpan, mengelola, memanipulasi, 
menganalisis, dan mevisualisasikan informasi tekstual-spasial. Sistem Informasi 
Geografis (SIG) dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-
objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang 
penting atau kritis untuk dianalisis. 
Daya tarik web gis adalah sifatnya yang interaktif, informatif, serta komunikatif 
dalam arti bahwa data yang disajikan dapat dikemas sedemikian rupa sehingga berbeda 
untuk setiap skala penggunaan, semakin besar skala yang ditampilkan maka informasi 
yang disajikan semakin lengkap (tanaamah & wardoyo, 2008).
Ada beberapa alasan yang menyebabkan aplikasi-aplikasi SIG menjadi menarik 
untuk di gunakan, antara lain : 
a.  SIG dapat di gunakan sebagai tools ataupun tutorial. 
b.  Ha mpir se mua operasi (termasuk analisis-analisisnya) yang dimiliki oleh 
perangkat SIG (terutama desktop SIG) dapat dilakukan secara interaktif 
dengan bantuan menu-menu dan help yang bersifat user friendly. 
c.  SIG dapat memisahkan antara bentuk tampilan dengan data-datanya 
(basisdata) sehingga memiliki kemampuan-kemampuan untuk merubah 
tampilan dalam berbagai bentuk, seperti titik, garis, dan area (TGA) 
d.  SIG merepresentasikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke 
dalam bentuk beberapa layer atau coverage data spatial. Dengan layers ini 
permukaan bumi dapat “direkonstruksi” kembali atau dimodelkan dalam 
  
24 
bentuk nyata (real world tiga dimensi) dengan menggunakan data 
ketinggian berikut layers tematik yang di perlukan. 
e.  Perangkat lunak SIG, pada saat ini, sudah menyediakan fasilitas-fasilitas 
untuk berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi perangkat lunak lainnya 
hingga dapat bertukar data secara dinamis. Selain itu, SIG sudah banyak 
diimplementasikan kedalam bentuk komponen-komponen perangkat lunak 
yang dapat digunakan kembali oleh para pengguna yang menginginkan 
tampilan peta-peta digital pada aplikasinya dengan kemampuan dan 
kualitas tampilan standard. 
f.  SIG sangat membantu pekejaan-pekerjaan yang erat kaitannya dengan 
bidang-bidang spasial dan geo-informasi. Dengan demikian, SIG juga 
dapat digunakan sebagai alat “komunikasi” dan “integrasi” antar disiplin 
ilmu (terutama disiplin ilmu yang memerlukan informasi-informasi 
mengenai bumi atau geosciences). 
Teknologi GIS (Georaphic Information System) telah berkembang pesat. Saat ini 
telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS, WebGIS, dan Database Spatial yang merupakan 
wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis. 
WebGIS tidak bisa berdiri 
sendiri di internet tanpa ada software pembantunya. Secara umum WebGIS terdiri dari 
beberapa komponen utama yaitu (rustadi, 2011) 
1. Data berupa data spasial dan atribut data. 
2. Software yang bisa berupa 
a)  WebGIS server aplication 
b)  Server middleware – untuk menginterpretasikan request dari client sehingga bisa 
berinteraksi dengan aplikasi WebGIS 
c)  Web server 
d)  Client web browser 
e)  Client-side Applet atau plug-in – tergantung permintaan 
f)  Web database application – php, asp.net, dsb 
  
25 
 
3. Hardware berupa central server computer 
Berikut ini akan saya tampilkan beberapa software WebGIS . 
1.  Autodesk MapGuide menggunakan php atau ASP.net untuk database interface. 
mapguide server bisa menggunakan Windows Server dan untuk pengoprasian 
menggunakan GUI.  
2.  GeoMedia WebMap sebuah intergraph’s Web-base map yang menampilkan dan 
melakukan analisa secara realtime pada geospasial data.  
3.  MapServer merupakan produk opensource untuk menampilkan data spasial dalam 
web.  
4.  MapFish terdiri dari 2 bagian yaitu client dan server, dan menggunakan javascript 
sebagai frameworknya.  
5.  dan lain sebagainya. 
2.5.2 Web Knowledge Management
Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang sangat menentukan, oleh karena itu 
perolehan dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik dalam konteks peningkatan 
kinerja organisasi. 
Hubungan antara knowledge management dan learning organization. 
(Gibson, 2004) yang menyatakan bahwa hasil utama dari learning organization yang 
efektif adalah terkelolanya pengetahuan dengan lebih efektif. Knowledge management 
adalah proses berbagi informasi untuk mencapai inovasi, memenangkan kompetisi, da n 
hasil yang produktif. Hubungan ini secara detail dijelaskan oleh (Sanches, 2005) yang 
pada awal diskusinya menerangkan tentang tiga proses penting dalam knowledge 
management, yaitu: 
a. Melakukan siklus pembelajaran dalam setiap proses organisasi; 
b. Secara sistematis mensosialisasikan pengetahuan yang ada ataupun yang baru 
ke dalam organisasi; dan 
  
26 
c.  Menerapkan pengetahuan dalam organisasi. 
Penggunaan KM adalah menstranfer knowledge dari para ahli dalam bidang
tertentu  kepada orang lain yang membutuhkan. Salah satu kendala yang muncul adalah 
bagaimana kita dapat menemukan orang yang tepat, yang memiliki knowledge sesuai 
dengan kebutuhan kita.  Teknologi informasi memberikan sedemikian banyak peluang 
untuk dimaksimalkan kemampuannya.  
Dengan teknologi media internet web 2.0  mempermudah akses berbagi 
pengetahuan , menyaring pengetahuan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap 
pengguna yang memerlukan pengetahuan tersebut.  
Dengan investasi pada teknologi dan sistem informasi yang dapat mendukung 
implementasi KMS, diharapkan organisasi memperoleh manfaat dari keberhasilan 
pengembangan KMS tersebut. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan adalah 
sebagai berikut (Martin et al, 2005): 
1.  Dengan berorientasi pada pengetahuan, maka perusahaaan dapat 
mendiferensiasikan dirinya dari perusahaan lain dan dapat bersaing secara 
efektif di Pasar. 
2.  Perusahaan memperoleh manfaat tambahan yang berasal dari kemajuan 
operasional, yang fokusnya pada aktvitas internal. Manfaat ini meliputi 
penghematan biaya, efisiensi proses, perubahan dalam proses manajemen 
misalnya perubahan perilaku, dan manfaat dari penggunaan kembali 
pengetahuan oleh anggota lain sehingga dapat diperoleh standar kualitas 
yang tinggi. 
3.  Perusahaan memperoleh manfaat tambahan yang berasal dari peningkatan 
pasar, yang fokusnya pada aktivitas eksternal seperti meningkatnya kinerja 
penjualan, penghematan biaya produk dan jasa, dan meningkatnya 
kepuasan konsumen. 
  
27 
 
 
Gambar 2.3 Komponen Dasar Organisasi dalam Leavitt Diamond  (Martin et al, 2005) 
Faktor yang penting dalam Implementasi Knowledge Management 
1.  Manusia - Baik berupa tacit knowledge ataupun explicit knowledge yang 
mampu sharing/transfer dalam institusi atau organisasi. 
2.  Leadersihp - Keberhasilan KM didukung peran pemimpin dalam 
membangun visi yang kuat dengan menggalang dan mengarahkan partisipasi 
semua anggota organisasi dalam mewujudkan visinya. 
3.  Teknologi - Dukungan infrastruktur yang kuat dalam penyebaran 
informasi pada orang yang tepat dan waktu yang tepat pula. 
4.  Organisasi - Aspek pengaturan yang jelas dalam hal ini termasuk reward 
yang berpartisipasi dalam penyebaran informasi 
5.  Learning - Kemauan belajar untuk setiap individu sehing-ga muncul ide-
ide, inovasi dan knoeledge baru, yang menjadi komoditas utama dalam KM. 
2.5.3 Business Intelligence
Sistem Intelijen Bisnis menyajikan informasi  bisnis yang akurat sekaligus dapat memberikan  
penjelasan yang mudah dimengerti dibalik informasi  bisnis yang ada  (Azoff dan Charlesworth, 
2004).  Siste m BI memberikan sudut pandang historis, saat ini, serta prediksi operasi 
bisnis, terutama dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan ke dalam suatu 
datawarehouse dan kadang juga bersumber pada data operasional, Mayoritas aplikasi
Bisnis Intelijen pada saat ini dibangun dengan berorientasikan service sebagai bentuk 
solusi dalam menangani perubahan kebutuhan bisnis. 
  
28 
  Dengan demikian sistem BI dapat disebut sebagai sistem pendukung keputusan 
(DSS). Perangkat lunak mendukung penggunaan informasi ini dengan membantu 
ekstraksi, analisis, serta pelaporan informasi. Aplikasi BI menangani produksi, penjualan, 
pemasaran serta berbagai sumber data bisnis untuk keperluan tersebut, yang mencakup 
terutama manajemen kinerja bisnis. Berikut dibawah ini element pengembangan bisnis 
intelejen  (bayuaditya, 2012) 
1.  Data Warehouse 
Data warehouse erat kaitannya dengan data-data yang besar dan beragam disimpan dalam 
satu repository dan disusun sedemikian sehingga memudahkan user dalam melakukan 
pencarian dan analisa data,  sedangkan Business Intelligence adalah suatu teknologi yang 
digunakan untuk menyajikan data-data tersebut sehingga memudahkan analisa dan 
pengambilan keputusan berdasakan informasi yang akurat dari sumber data. Suatu solusi 
Business Intelligence yang baik  memerlukan sumber data yaitu data warehouse. Sehingga 
keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. 
  
Gambar2.4  datawarehouse (Daniel, 2007). 
  
29 
 
2.  Data Mining 
Secara sederhana yang dimaksud dengan data mining adalah suatu proses untuk 
menemukan interesting knowledge dari sejumlah data yang disimpan dalam basis data 
atau media penyimpanan data lainnya. Dengan melakukan data mining terhadap 
sekumpulan data, akan didapatkan suatu interesting pattern yang dapat disimpan 
sebagai  knowledge baru. Pattern yang didapat akan digunakan untuk melakukan 
evaluasi terhadap data-data tersebut untuk selanjutnya akan didapatkan informasi. 
3.  OLAP (Online Analytical Processing) 
OLAP adalah aplikasi analytical dengan kemampuan pivot menyerupai 
spreadsheet seperti Microsoft Excel, OpenOffice Calc, dll. OLAP merupakan
komponen penting dari aplikasi BI. Perbedaan dengan spreadsheet adalah OLAP 
dirancang khusus untuk mampu menangani jumlah data besar dan memiliki 
ekspresi bahasa analisis yang lebih baik. Dan aplikasi OLAP ini biasanya 
memiliki arsitektur client/server 
  
Gambar2.5  arsitektur client/server (Kursan dan Mihic, 2010)