BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1  Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Menurut Ward & Peppard (2002, p3), sistem informasi didefinisikan 
sebagai cara dari orang-orang dan organisasi-organisasi memanfaatkan teknologi, 
mendapatkan, memproses, menyimpan, menggunakan, dan menyebar informasi. 
Menurut O’Brein dan Marakas (2007, p4) sistem informasi adalah kombinasi 
teratur dari manusia, hardware,  software, jaringan komunikasi, dan sumber daya 
data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah 
organisasi.  
Menurut Ward & Peppard (2002, p3), teknologi informasi khusus merujuk 
pada teknologi, misalnya: hardware, software, dan jaringan telekomunikasi, baik 
yang terlihat (tangible), misalnya: server, PC, router, dan kabel jaringan maupun 
yang tidak terlihat (intangible), misalnya: software dan lain lain. Teknologi 
Informasi menyediakan sesuatu untuk melakukan pemrosesan, penyimpanan, 
pengiriman dan berbagi konten digital lainnya, dengan pengertian lainnya bahwa 
teknologi merupakan alat yang mendukung aktivitas sistem informasi. Menurut 
O’Brien (2003, p9), teknologi informasi merupakan perangkat keras, perangkat 
lunak, jaringan komunikasi, manajemen basis data dan pemrosesan teknologi 
informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer. 
2.2  Strategi Sistem Informasi dan Strategi Teknologi Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi sistem informasi adalah 
strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi atau permintaan perusahaan 
terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang 
dimiliki organisasi tersebut.  
Menurut O’Brien (2007, p46), peranan strategi sistem informasi mendukung 
penggunaan teknologi informasi untuk mengembangkan produk, jasa, dan 
kapabilitas yang dapat memberikan manfaat yang lebih bagi perusahaan dalam 
menghadapi kompetisi di pasar global. Strategi sistem informasi dapat berupa 
berbagai macam sistem informasi (seperti sistem informasi manajemen dan 
  
decision support system (DSS)) yang membantu sebuah organisasi 
mengembangkan kompetitif mereka atau menuju tujuan strategis organiasis. 
Menurut Ward dan Peppard (2002, p44) adalah menyimpulkan kebutuhan 
informasi dan sistem suatu organisasi yang didukung oleh teknologi. Sehingga 
teknologi informasi dirancang agar teknologi tersebut dapat diaplikasikan dalam 
mengirimkan informasi dan bagaimana sumber daya teknologi diatu sehinggan 
sesuai dengan kebutuhan bisnis.  
2.3  Perencanaan Strategis SI / TI
Perencanaan Strategis SI/TI pada suatu perusahaan yang memfokuskan 
kepada outline visi dari esensi kebutuhan informasi dan sistem yang di dukung 
oleh teknologi dalam sebuah perusahaan tersebut dengan kata lain lebih kepada 
“IT Supply” (John Ward and Joe Peppard, 2002). Penerapan SI tentunya sangat 
bermanfaat apabila sesuai dengan tujuan, visi, dan misi organisasi(John Ward and 
Joe Peppard, 2002). Secara umum, terdapat tiga sasaran utama dari upaya 
penerapan Sistem Informasi dalam suatu organisasi yaitu sebagai berikut:  
1.  Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomatisasi berbagai proses 
yang mengelola informasi.  
2. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan 
informasi guna pengambilan keputusan.  
3.  Memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi 
dengan merubah cara berbisnis. 
Perencanaan strategis sistem informasi yang digunakan mengadopsi 
metodologi yang dicetuskan oleh Ward & Peppard, sehingga langkah pertama 
diawali dengan melakukan analisis eksternal dan internal baik pada lingkungan 
bisnis maupun lingkungan SI/TI. Hasil analisis lingkungan bisnis dan SI/TI 
tersebut kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan strategi SI/TI yang terdiri 
dari IS/IT Management Strategy,Business IS Strategi, dan IT Strategy. 
  
  
Gambar 2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Ward & Peppard 
Pada gambar 2.1 menunjukkan framework ini terdapat bagian-bagian penting 
dalam penyusunan IS/IT Strategic Plan (John Ward and Joe Peppard, 2002) yaitu:  
A. Input
Pada komponen input, dilakukan identifikasi dan analisis terhadap lingkungan 
bisnis dan lingkungan SI/TI, baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan. 
Dari
komponen input meliputi beberapa aspek adalah: 
1.  Internal Business Environment (Lingkungan BisnisInternal) 
Analisis dan identifikasi terhadap lingkungan bisnis internal meliputi 
beberapa hal yaitu, strategi bisnis pada saat ini, sasaran atau target, sumber 
daya, proses-proses, dan kebudayaan, serta nilai-nilai bisnis dari perusahaan. 
Hal-hal yang perlu dianalisis dalam analisis lingkungan bisnis internal 
perusahaan, adalah: 
  
10 
a.  Strategi bisnis perusahaan, bukan hanya sekedar tujuan atau sasaran dari 
bisnis melainkan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan tujuan 
dan sasaran itu. 
b.  Proses dan aktivitas bisnis, informasi-informasi utama dari setiap unit 
bisnis dan bagaimana satu unit bisnis berhubungan dengan unit bisnis 
lainnya dalam perusahaan. 
c.  Lingkungan dari perusahaan, mencakup struktur, asset-aset, kemampuan 
dan intangible assets seperti, knowledge, kompetensi, nilai-nilai, style dan 
kebudayaan. 
2.  External Business Environment (Lingkungan BisnisEksternal) 
Yang menjadi perhatian dari analisis dan identifikasi terhadap lingkungan 
bisnis eksternal adalah, aspek-aspek ekonomi, industri, kondisi persaingan 
dalam dunia bisnis. Analisis ini dilakukan dengan maksud agar dapat 
mengetahui perubahan yang terjadi di lingkungan luar perusahaan. Faktor-
faktor di luar perusahaan yang memberikan pengaruh bisnis terhadap 
perusahaan. Dengan begitu perusahaan dapat mencari peluang yang nantinya 
dapat memunculkan competitive advantage bagi perusahaan dalam 
menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya. Serta mengetahui posisi 
perusahaan terhadap pesaing perusahaan. 
3.  Internal IS/IT Environment (Lingkungan SI/TIInternal) 
Pada analisis terhadap lingkungan SI/TI internal mencakup beberapa hal 
yaitu, perspektif SI/TI yang sedang berjalan terhadap bisnis, kematangan dari 
SI/TI itu sendiri, kontribusi dari sisi bisnis, kemampuan dari man power, dan 
infrastruktur dari teknologi. Aplikasi portofolio dari sistem yang berjalan dan 
juga pengembangan dari sistem, pembiayaan perancangan sistem, juga 
termasuk dalam lingkungan SI/TI internal. 
4.  External IS/IT Environment (Lingkungan SI/TIEksternal) 
Dari lingkungan SI/TI eksternal, mencakup trend dan peluang-pelua
penerapan teknologi, serta bagaimana pemanfaatan SI/TI oleh pihak
seperti, customers, perusahaanpesaing, dan para suppliers. 
B. Output
  
11 
Dari komponen input  yang mengalami proses strategi SI/TI maka dihasilkan 
beberapa komponen output sebagai berikut: 
1.  IS/IT Management Strategy(Strategi Management SI/TI) 
Pada strategi manajemen SI/TI, mencakup elemen-elemen umum yang 
diterapkan melalui perusahaan, memastikan konsistensi kebijakan yang 
dibutuhkan. Informasi yang ada harus dapat dialirkan ke seluruh strategic 
business unit (SBU) yang merupakan bagian dalam perusahaan. Dengan 
strategi manajemen SI/TI, dapat menggabungkan strategi bisnis dari satu 
SBU dengan SBU lainnya. Strategi managemen SI/TI terdiri dari strategi SI 
dan strategi TI dari masing-masing SBU. 
2.  Business IS Strategy(Strategi SI Bisnis) 
Pencapaian utama dari proses strategi bisnis SI adalah memberikan fokus 
perhatian pada pemenuhan kebutuhan bisnis, menghasilkan strategi bisnis 
yang mempertimbangkan peluang dengan menjadikan teknologi sebagai 
elemen yang memegang peranan penting. Teknik utama yang dipakai dalam 
hal ini adalah dengan melakukan identifikasi dan analisis dampak dari critical 
success (or failure) factor secara detail.  
3.  IT strategy(Strategi TI) 
Pada strategi TI terdapat kebijakan dan strategiuntuk mengelola teknologi dan 
sumber daya para tenaga kerja ahli. Strategi TI menentukan bagaimana 
mendapatkan dan mengelola sumber daya teknologi, serta 
mengembangkannya untuk mendukung strategi bisnis SI dalam framework 
strategi manajemen. Yang menjadi fokus utama dari strategi TI adalah di area 
yang membutuhkan perubahan karena adanya kebutuhan bisnis, mencari 
alternatif-alternatif baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan teknologi, 
menemukan kapabilitas perusahaan yang memang sebelumnya mungkin 
belum diajukan atau dikenali. 
2.4  Customer Relationship Management
  Customer  Relationship  Management  (CRM)  adalah  suatu  jenis 
manajemen yang berkaitan secara khusus tentang penanganan hubungan antara 
perusahaan dengan pelanggannya dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan di  
  
 pascapenjualan dalam sebuah organisasi. CRM melingkupi semua aspek yang  berhubungan dengan calon pelanggan dan pelanggan saat ini, termasuk di  dalamnya adalah pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force),  pemasaran, dukungan teknis (technical support), dan layanan lapangan (field  service).   Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka  panjang dan profitabilitas perusahaan melalui  pengertian  yang  lebih  baik  terhadap kebiasaan (behavior) pelanggan. CRM bertujuan untuk menyediakan  umpan balik yang lebih efektif dan integrasi yang lebih baik dengan pengendalian  return on investment (ROI) di area ini.
12 
  
Gambar 2.2 Customer Relationship Management 
2.5  Teknik Analisis
Pada setiap langkah atau fase pada metodologi perancangan strategis system 
informasidigunakan satu atau lebih alat bantu untuk melakukan analisis. Alat 
bantu atau teknis analisis yang digunakan dalam metodologi tersebut adalah: 
2.5.1  PEST (Politic, Economy, Social, Technology)
mata  para  pelanggannya. Sumber lain menerangkan bahwa CRM adalah sebuah 
sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk merencanakan, 
menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas prapenjualan dan 
  
13 
Analisis PEST merupakan analisis eksternal makro-lingkungan yang akan 
mempengaruhi semua perusahaan. P.E.S.T. merupakan akronim untuk Politik, 
Ekonomi, Sosial, dan Teknologi faktor eksternal makro-lingkungan.  
2.5.2  Porter’s Five Forces
Analisis yang dilakukan dengan mempertimbangkan lima hal untuk 
bersaing: 
1.  Pesaing (competitor) 
Faktor ancaman pesaing dipengaruhi oleh perubahan harga, meningkatkan 
diferensiasi produk, memanfaatkan saluran distribusi dan memanfaatkan 
hubungan dengan pemasok. Jika ancaman competitor tinggi maka kekuatan 
produk menjadi tersaingi oleh produk competitor. 
2.  Produk pengganti (subtitutes) 
Faktor produk pengganti dipengaruhi oleh perubahan harga, jumlah alternatif 
dan kemudahan ketersediaan dari produk pengganti. Jika banyak produk 
pengganti di pasar maka kekuatan produk akan menurun. 
3.  Pembeli (buyer) 
Faktor kekuatan pembeli dipengaruhi oleh kemudahan pasar menyerap 
produk. Jika jumlah pembeli sedikit maka kekuatan pembeli tinggi sehingga 
pembeli dapat menetapkan harga. 
4.  Pemasok(Bargaining power of suppliers) 
Faktor kekuatan pemasok dipengaruhi oleh kemudahan mendapatkan bahan 
baku. Jika jumlah pemasok sedikit maka kekuatan pemasok tinggi sehingga 
posisi produk tersebut di pasar tinggi dan pemasok dapat menetapkan harga. 
5.  Ancaman pendatang baru (Threat new entry barrier) 
Faktir ancaman pendatang baru dipengaruhi dari besar kecilnya hambatan 
yang dihadapi oleh pendatang baru untuk memasuki sektor bisnis tertentu.Jika 
banyak pendatang baru, maka akan banyak perusahaan yang memasuki pasar 
dan mengambil keuntungan. 
2.5.3  Analisis Value Chain
  
14 
Analisis  value chain menggambarkan kegiatan didalam organisasi dan 
sekelilingnya dan menghubungkan kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam analisis 
kekuatan organisasi yang kompetitif. Oleh karena itu value chain mengevaluasi 
bagian mana dari setiap aktfitas yang bisa menambah keunggulan organisasi 
dalam hal produk atau jasa. Ide ini dibuat berdasarkan pemahaman bahwa 
organisasi lebih dari kompilasi random dari mesin-mesin, peralatan, orang-orang 
dan uang. Hanya jika beberapa kumpulan itu disusun menjadi sistem dan aktifitas 
yang sistematik yang kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang akan 
dihargai oleh konsumen (Porter, 1985). 
  
Gambar 2.3Model Value Chain oleh Porter 
2.5.4  SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Menurut Rangkuti (2006, p18-19), Analisis SWOT adalah metode 
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor internal 
berupakekuatan organisasi (strengths) dan kelemahan organisasi (weaknesses) 
serta faktor externalberupa peluang yang organisasi dapatkan (opportunities), dan 
ancaman dari luar organisasi (threats).  
  Strengths 
Weaknesses
Opportunities  Strategi SO
Strategi WO
memanfaatkan kekuatan untuk 
pemanfaatan peluang dengan 
mendapatkan peluang 
meminimalkan kelemahan 
Threads  Strategi ST
Strategi WT
Menggunakan kekuatan untuk 
Meminimalkan kelemahan dan 
  
15 
menghindari ancaman  menghindari ancaman 
Gambar 2.4Matrik SWOT 
2.5.5  McFarlan’s Application Portofolio
Menurut Ward dan Peppard (2002, p42), portfolio aplikasi menampilkan 
sebuah analisis dari keseluruhan aplikasi perusahaan, baik yang ada saat ini, 
potensial ataupun yang masih direncanakan. Portfolio aplikasi adalah cara untuk 
me mbawa bersama sistem informasi yang telah ada, yang direnc anakan dan 
potensial kemudian menilai kontribusi bisnisnya, umumnya berupa matrik 2x2, 
yang merupakan metode yang sangat popular untuk menjelaskan dampak dari 
variabel yang tidak berkaitan namun saling mempengaruhi. Dalam portfolio 
aplikasi, sebuah aplikasi dapat dikategorikan sebagai strategic, high potential, key 
operational dan support tergantung dari peranannya dalam mendukung strategi 
bisnis perusahaan, baik saat ini maupun disaat mendatang. Kategori dalam 
portfolio aplikasi adalah sebagai berikut:  
Strategic
High Potential
Aplikasi yang kritikal untuk kelanjutan 
Aplikasi yang mungkin penting dalam 
bisnis di masa depan 
mencapai kesuksesan di masa depan 
Key Operational
Support
Aplikasi yang pada saat ini dipakai 
Aplikasi yang berharga tetapi tidak 
perusahaan 
kritikal untuk kesuksesan 
Gambar 2.5Analisis McFarlan 
• 
Strategic, adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap 
keberhasilan bisnis perusahaan dimasa mendatang. Aplikasi strategis adalah 
aplikasi yang mendukung perusahaan dengan memberikan keunggulan 
bersaing. Teknologi yang digunakan tidak menentukan apakah suatu aplikasi 
strategis atau tidak, dampaknya pada bisnis perusahaanlah yang menentukan.  
• 
Key Operational, adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan bisnis 
perusahaan. Apabila terhenti, perusahaan tidak bisa beroperasi dengan normal 
dan ini akan mengakibatkan menurunnya keunggulan perusahaan.  
• 
Support, adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dalam meningkatkan 
efisiensi bisnis dan efektivitas manajemen nnamun tidak me mberikan 
keunggulan bersaing.  
  
16 
• 
High Potential, adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan peluang 
keunggulan bagi perusahaan di masamendatang, tapi masih belum terbukti.  
2.5.6  Critical Success Factor (CSF)
Rockart (Ward dan Peppard, 2002, p209) mendefinisikan CSF sebagai 
area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, 
maka menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing.Area tersebut adalah 
area kunci dimana sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar, sehingga 
keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus berkembang. Sebagai contoh: 
Tabel 2.1Critical Success Factor 
Objective/Goal
Critical Success Factors
Mendapatkan pangsa pasar lokal 25%  • 
Meningkatkan daya saing terhadap toko-
toko lokal lainnya 
• 
Menarik cutomers baru 
Meraih pasokan baru dari “farm to 
customer” dalam 24 jam untuk 75% dari 
produk 
•  Mempertahankan hubungan bagus 
dengan pemasok lokal 
Mempertahankan tingkat kepuasan 
pelanggan 98% 
•  Mempertahankan staf dan mengikuti 
pelatihan yang berfokus pada pelanggan
Memperluas jangkauan produk untuk 
menarik lebih banyak pelanggan 
•  Sumber produk baru secara lokal 
Memperluas ruang toko untuk 
mengakomodasi produk baru dan 
pelanggan 
•  Pembiayaan aman untuk ekspansi 
•  Mengelola tempat kerja dan tiap 
gangguan pada bisnis 
2.5.7  FishboneAnalysis
Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-
Effect Diagram, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). 
Fishbone diagram digunakan ketika ingin mengidentifikasi kemungkinan 
penyebab masalah dan terutama ketika sebuah organisasi cenderung jatuh berpikir 
pada rutinitas. Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah 
dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan.  
  
17 
  
Gambar 2.6 Kerangka Fishbone Analysis 
 
2.5.8  GapAnalysis
Analisis gap adalah metode membantu suatu organisasi membandingkan 
ketercapaian saat ini dengan potensi harapan optimis yang diinginkan. Analisis 
gap membantu organisasi dalam mengungkapkan faktor yang harus diperbaiki.  
GAP
Harapan
Kondisi Saat Ini
Hal-hal yang telah
Faktor yang harus
tercapai pada saat ini
diperbaiki
  
Gambar 2.7 Kerangka Gap Analysis 
  
 18 2.6  Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian  Deskripsi  Metodologi  Cara Pengujian 1 Perencanaan Strategis   2 Perencanaan strategis  3 Perencanaan Strategis
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu 
Hasil
Perencanaan strategi sistem 
informasi yang tepat dan 
sesuai agar sumber daya 
informasi dan teknologi yang 
dimiliki dapat dimanfaatkan 
sebaik mungkin 
Togaf (The Open 
Group Architecture 
Framework) 
Fase – fase dalam TOGAF : 
1.  Fase Preliminary 
2.  Fase A : Architecture Vision  
3.  Fase B : Business Architecture  
4.  Fase C : Information Systems 
Perencanaan strategi sistem 
informasi yang tepat melalui 
analisis yang matang dalam 
mendukung tercapainya visi 
dan misi organisasi secara 
optimal, serta dihasilkannya 
alternatif solusi yang strategis
untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang dihadapi. 
Sistem Informasi 
Pada Bank BCA 
(2013) 
Architectures 
5.  Fase D : Technology Architecture 
6.  Fase E : Opportunities and Solutions 
Pengembangan SI/TI di PT. 
BPR Bumi Asih saat ini belum  konsep dasar 
mempunyai acuan atau arah 
yang jelas, perencanaan atau 
implementasi SI/TI 
seringkali tidak sejalan dengan  Martin, Wetherbe, 
rencana bisnis perusahaan. 
Data yang tidak akurat dan 
tidak cukupnya informasi 
membuat manajemen sukar 
mengambil keputusan bisnis 
secara cepat dan tepat. 
Ward dan Peppard 
perencanaan strategis 
SI, dan 
metodologi James 
Tozer dan Be 
Vissta Planning. 
• Tahap input dilakukan identifikasi visi,  
Model kombinasi antara 
terpusat (centralized) yakni 
fungsi yang bersifat kebijakan
dan strategis, dan tersebar 
(decentralized) yakni 
operasional SI/TI yang 
dilakukan di masing-masing 
unit kerja SI/TI. 
sistem informasi pada 
lembaga keuangan 
mikro 
studi kasus: PT. Bank 
Perkreditan rakyat 
Bumi Asih Grup 
(2012) 
misi dan pengumpulan data.  
• Tahap analisis dilakukan analisis 
lingkungan bisnis dan analisis 
lingkungan sistem informasi.  
• Terakhir tahap output dilakukan 
perumusan misi dan strategi SI/TI serta 
strategi manajemen informasi sistem. 
BPR Mega Artha Sejahtera  Metodologi 
Untuk menentukan prioritas proyek SI 
digunakan metode Information 
Economics dari Marylin Parker yang 
hanya mencakup analisis business 
domain dan technology domain untuk 
mendapatkan hasil perhitungan skor 
masing-masing proyek. 
SI pemasaran, SI Research 
and Development dan SI 
kepegawaian. 
Sistem dan Teknologi 
Informasi pada BPR 
Mega Artha Sejahtera 
(2011) 
perencanaan strategis 
SI value business be 
vissta planning (BVP), 
analisis SWOT, value 
chain, Mc Farlan 
strategic grid dan 
analisis porter five 
forces. 
  
  4 Case study: strategic   5 Perencanaan Strategis
1
Studi mempelajari SISP 
(Strategic Information System 
Plan) dan imple mentasinya di 
beberapa universitas top di 
shanghai yang berada di 
distrik Yangpu. Secara 
spesifik 3 konten yang 
dipelajari adalah status saat 
ini, keunggulan, dan masalah.  
Menggunakan data dan   Menggunakan MAMPU Guideline 
material yang tersedia 
didalam kombinasi 
elemen pendukug 
penelitian seperti 
survey kuisioner dan 
wawancara.  
sebagai sumber referensi didalam 
kuisioner, dimana dibuat beberapa 
modifikasi penam bahan sesuai situasi 
yang ada disetiap distrik. Kuisioner 
dibagi 2 sesi: Sesi A untuk menggali 
informasi dari uni versitas sedangkan 
sesi B dibuat untuk menilai presepsi res 
ponden terhadap pentingnya setiap poin-
poin dari outline MAMPU.  
Semua universitas yang diteli
adalah unive sitas yang telah 
berdiri selama lebih dari 50 
tahun. Dan sudah 
dipertimbangkan kema 
tangannya. Dari hasil 
penelitian, 3 dari 5 institusi ts
telah menyelesaikan imple 
mentasi SISP. 1 institusi 
masih dalam tahap 
implementasi dan yang 
lainnya masih dalam tahap 
perencanaan. 
information systems 
planning in Shanghai 
key universities in 
Yangpu District 
(2011)  
Smartfren sebagai perusahaan   Metodologi 
CDMA yang telah berhasil 
menggunakan teknologi 
EVDO Rev.B dan enyedia 
layanan pblackberry di 
Indonesia, sebagai salah satu 
strategi untuk memenangkan 
persaingan melalui inovasi 
produk. 
Ward dan Peppard. 
Identifikasi proses bisnis yang ada dalam  Perencanaan SI/TI yang 
lingkungan internal maupun eksternal 
perusahaan. 
Review kondisi SI/TI Smartfren, dengan 
identifikasi teknologi informasi, sistem 
informasi, infrastruktur dan teknologi 
komunikasi. 
Identifikasi kebutuhan informasi 
sehingga terjalin keselarasan strategi 
bisnis dengan strategi SI/TI, dengan 
melakukan beberapa analisis yang 
dibutuhkan. 
selaras dengan perencanaan 
strategis yang dimiliki oleh 
Smartfren. 
Kemampuan bersaing dengan
perusahaan provider lainnya 
melalui competitive advantage
Sistem Informasi dan 
Teknologi Informasi 
untuk Menghasilkan 
Keunggulan Bersaing 
(Studi Kasus  PT. 
Smartfren, Tbk) 
(2012) 
yang dihasilkan oleh SI/TI. 
  
21 
Berdasarkan atas penelitian-penelitian terdahulu yang telah dijabarkan di 
atas, terdapat perbedaan dan persamaan antara penelitian yang dilakuk
penelitian-penelitian terdahulu. Kesamaan dengan penelitian terdahulu
dalam menganalisis faktor strategis dengan metode Ward and Peppard
memperkuat daya saing bagi perusahaan. Sedangkan perbedaannya ad
menganalisis pada beberapa sektor bisnisperbankan danselain perbank