BAB II LANDASAN
TEORI
Pada
bagian
ini
tim penulis
akan
menguraikan
beberapa
tinjauan
teoritis
terhadap teknis penyusunan perencanaan strategis, diantaranya Fred R. Davis,
Strickland & Thomson, Pierce & Robinson, dan Stephen G. Haines. Masing-masing
teknis
kami
evaluasi
untuk
selanjutnya
kami memilih kerangka yang diajukan oleh
Fred R. Davis (matriks perbandingan masing-masing kerangka pemikiran terlampir).
Selanjutnya, karena PT. QCC adalah perusahaan yang baru berkembang, kami
menggunakan
kerangka pemikiran
yang diajukan oleh Ichak Adizes (1988) tentang
bagaimana sebuah perusahaan dalam tahap pertumbuhan.
Alasan kami memilih teknik penyusunan strategi yang dikembangkan Fred R.
Davis adalah sebagai berikut:
1.
Kerangka  
ini  
memungkinkan  
analisis  
lingkungan   strategis   secara
komprehensif, sehingga memungkinkan perencana strategis dapat
mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi baik yang dihadapi oleh
industri agrobisnis maupun lingkungan strategis perusahaan PT. QCC
Akurasi
analisis    ekternal    ini    tinggi    mengingat    proses    analisis
menggunakan matrik analisis yang komprehensif.
2.
Kerangka
ini
juga
memungkinkan
perencana
melakukan
analisis
internal
perusahaan
dengan
beberapa
metode yang memungkinkan kita untuk
mengetahui 
kapabilitas 
perusahaan  dan 
analisis 
permasalahan 
secara
5
  
6
komprehensif.   Hal   itu   dimungkinkan   dengan   proses   matriks   yang
komprehensif.
Berikut ini adalah tinjauan teori-teori perencanaan strategis secara lebih mendetil
II.1 Teori Fred R. David
Menurut Fred R. David (David, 2002, p 5), manajemen strategis adalah
seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi 
keputusan 
lintas 
fungsional 
yang 
menbuat 
suatu 
organisasi
mampu
untuk
mencapai
tujuannya.
Adapun
manajemen
strateis
menurut
Fred
R. David memiliki tiga tahapan besar, yaitu:
1.   Perumusan Strategi, dimana pada tahap ini perusahaan dapat melakukan :
a.   Pengembangan pernyataan misi perusahaan
b.   Melakukan audit internal dan eksternal
c.   Menetapkan sasaraan jangka panjang
d.   Menghasilkan, mengevaluasi dan memilih strategi
2.   Implementasi Strategi, dimana pada tahap ini perusahaan dapat melakukan:
a.   Menetapkan kebijakan dan sasaran tahunan
b.   Mengalokasikan
sumber
daya
yang
dimiliki
perusahaan
untuk
melaksanakan strategi yang telah dipilih pada tahap perumusan strategi
3.   Evaluasi  Strategi,  dimana  pada  tahap  ini  perusahaan  dapat 
melakukan
pengukuran dan mengevaluasi hasil dari implementasi strategi
  
7
Apabila digambarkan secara lengkap, model manajemen strategis Fred R.
David adalah sebagai berikut:
FeedBack
Perform External
Audt
it
Develop Mission
Statement
Establish Long
Term Objectives
Generate,
Evaluate and
Select Strateges
ies
Establish Policies
and Annual
Objectives
Alocate
locate
Resources
Measure and
Evaluate
Performance
Perform Internal
Audt
it
Strategy Formulation
Strategy Implementation
Strategy Evaluation
Gambar 2.1
Model Manajemen Strategis
(David, 2002, p 47)
Sedangkan
untuk proses perumusan strategi alternatif itu sendiri Fred R.
David menggunakan suatu kerangka kerja sebagai berikut:
  
8
Tahap 1 : Input
External factor
Internal Factor
Competitive Profile (CP)
Evaluation (EFE)
Matrix
Evaluation (IFE)
Matrix
Matrix
Tahap 2 : Pencocokan
Threats-Oppor-
Strategic Position
Boston Consulting
Internal -
Grand
tunities-Weaknesess
-Streghts (TOWS)
Matrix
and Action
Evaluation (SPACE)
Matrix
Group (BCG)
Matrix
ExternaStrategy
(IE) Matrix
Strategy
Matrix
Tahap 3: Keputusan
Quantitative Strategic Planning Matrix
(QSPM)
Gambar 2.2
Kerangka Kerja Analistis Perumusan Strategi
(David, 2002, p 182)
Tahap pertama
Tahap ini disebut dengan tahap input dan terdiri dari alat-alat analisis yang
berupa:
1. Analisis
Lingkungan
Strategis
Industri
dan
perusahaan.
Analisis
ini
menggunakan matriks EFE (External Factor Evaluation) sebagai alat untuk
mengaudit lingkungan eksternal perusahaan.
2.   Analisis 
Internal 
Perusahaan. 
Analisis 
ini 
menggunakan 
matriks 
IFE
(Internal Factor Evaluation) sebagai alat untuk mengaudit lingkungan
internal perusahaan.
  
9
Tahap Kedua
Tahap
ini
adalah
tahap
pencocokan
dari beberapa faktor eksternal dan
internal
yang
ada
dengan
beberapa
strategi
alternatif
yang
ditawarkan
pada
setiap matriks, yang terdiri dari:
1.
Matriks Threats-Opportunities-Weaknesses-Strengths
(TOWS), yaitu alat
analisis
untuk   
mendapatkan    beberapa    strategi   
alternatif   
dengan
menggunakan kekuatan (strengths) dan kelemahan perusahaan (weaknesses)
untuk memanfatkan peluang (opportunities) dan menghindari ancaman
(threats) yang ada.
2.   Matriks  Strategic Position and Action Evaluation (SPACE),  yaitu  alat
analisis
yang    menggunakan    kekuatan    keuangan    perusahaan    (FS),
keunggulan
bersaing perusahaan (CA), stabilitas lingkungan (ES) dan
kekuatan industri (IS) untuk menentukan strategi alternative yang dapat
dipilih perusahaan.
3.   Matriks Boston Consulting Group (BCG), yaitu alat analisis yang digunakan
untuk membantu perusahaan yang memiliki multidivisi untuk menentukan
posisi perusahaan kecepatan pertumbuhan penjualan sehingga dapat
dihasilkan suatu strategi alternatif  yang dapat dijalankan perusahaan.
4.   Matriks  Internal  Eksternal  (IE),  yaitu  alat  analisis  yang  hampir  serupa
dengan matriks BCG tetapi daya ukur pada matriks ini adalah berdasarkan
total nilai EFE dan IFE yang didapat dari tiap-tiap divisi.
  
10
5.
Matriks Grand Strategy, yaitu alat analasis untuk merumuskan strategy
perusahaan berdasarkan pertumbuhan pasar yang ada saat ini dengan posisi
bersaing yang dimiliki perusahaan.
Tahap Ketiga
Tahap ini dalah tahap keputusan dimana beberapa strategi alternatif yang
telah diidentifikasi pada tahap pencocokan informasi input yang diperoleh pada
tahap pertama untuk secara sasaran mengevaluasi strategi alternatif yang
diidentifikasi
dalam
tahap
kedua.
Adapun tehnik
yang
akan digunakan
adalah
dengan
menggunakan
matriks QSPM (Quantitave
Strategic Planning
Matrix),
yaitu  alat  analisis 
yang 
membandingkan  beberapa  strategi  alternatif 
yang
didapat pada tahap pencocokan, sehingga dapat diperoleh daftar prioritas dari
alternatif-alternatif tersebut.
Adapun  beberapa  strategi  alternatif  yang  dapat  dijalankan  suatu
perusahaan sebagai hasil keputusan dalam perumusan strategi Menurut Fred R.
David (David, 2002, p 48) adalah sebagai berikut:
1.   Strategi Integrasi
Strategi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
Integrasi kedepan :
Strategi
dilakukan
dengan
memeperoleh
kepemilikan
atau
meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer
Integrasi kebelakang
Strategi   ini   dapat   dilakukan   dengan   mencari   kepemilikan   atau
meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok
  
11
Integrasi Horizontal
Strategi ini dapat dilakukan dengan mencari kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing
2.   Strategi Intensif
Strategi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
Penetrasi pasar
Strategi
ini dilakukan dengan mencari pangsa pasar yang lebih besar
untuk 
produk 
atau 
jasa 
yang 
sudah 
ada 
sekarang 
lewat 
usaha
pemasaran yang lebih gencar
Pengembangan pasar
Strategi
ini dilakukan dengan
menperkenalkan produk atau jasa yang
sudah ada ke wilayah geografis  baru
Pengembangan produk
Strategi ini dilakukan dengan mencari kenaikan penjualan dengan
memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan
yang baru
3.   Strategi Diversifikasi
Strategi ini dapat dilakukan denga cara yaitu:
Diversifikasi Konsentrik
Strategi dapat dilakukan dengan menambah jumlah produk atau jasa
baru tetapi berkaitan dengan produk yang sudah ada
Diversifikasi Konglomerat
  
12
Strategi ini dilakukan dengan menambah produk ata jasa baru yang
tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang sudah ada
Diversifikasi Horizontal
Strategi  ini  dilakukan  dengan  menambah  jumlah  produk  atau  jasa,
yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada
4.   Straetgi Defensif
Strategi ini dapat dilakukan dengan  cara yaitu:
Usaha Patungan
Strategi dilakukan dengan cara adanya kemitraan atau konsorsium
sementara antar dua perusahaan atau lebih dengan tujuan kapitalisasi
atau beberapa peluang
Penghematan/penciutan
Strategi ini dilakukan dengan mengubah pengelompokan lewat
penghematan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang
menurun
Divestasi
Menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi
Likuidasi
Menjual semua asset sebuah perusahaan, bagian perbagian atas nilai
asset berwujud
  
13
II.2 Teori Pearce dan Robinson
Menurut Pearce & Robinson manajemen strategis adalah seperangkat
keputusan dan tindakan yang dirancang untuk meraih apa yang menjadi tujuan
perusahaan dan merupakan hasil dari proses formulasi dan implementasi.
Adapun
langkah-langkah
yang
harus
ditempuh
dalam
manajemen strategis
ini
adalah :
1.  Memformulasikan misi perusahaan termasuk pernyataan yang mencakup
maksud, filosofi dan tujuan
2.  Menganalisa keadaan dan kemampuan internal perusahaan
3.  Menganalisa lingkungan eksternal perusahaan termasuk faktor yang bersifat
kompetitif dalam persaingan maupun yang umum
4.
Menganalisa pilihan-pilihan strategi yang dapat dilaksanakan perusahaan
dengan mencocokkan antara sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan
lingkungan eksternal
5. Mengidentifikasi 
pilihan  
dilaksanakan  
perusahaan  
dengan  
cara
mencocokkan pilihan strategi yang ada dengan misi perusahaan
6. 
Memilih sasaran jangka panjang dan grand strategy yang dapat mencapai
pilihan strategi yang yang paling diinginkan perusahaan
7.   Membangun suatu sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan tujuan jangka panjang dan grand strategy
8.  Mengimplementasikan pilihan strategi
  
 Desire d ?
14
9.  Mengevaluasi  strategi  yang  telah  dilaksanakan  sebagai  input  untuk
pengambilan keputusan yang akan datang
Adapun, model lengkap dari Pearce & Robinson adalah sebagai berikut:
Company  Mi ss i
on and
Soc ial Responsi bi lity
External  env ironment
*
Remote
*
Indus try
(global  and
domes ti c )
*
O
perati ng
Possible
?
Internal  analy s s
is
Strategi c
Analy si
s
and c hoi c e
Feedback
Long Term
O
bj ec ti ves
G
eneric
and
grand Strategies
Feedback
Short Term
O
bjec tiv es :
Reward
Sy stem
Functional  tac is
tis
Polic ies that
empower
action
Res truc turi ng, reengi neering,
and
refoc us  ng the
i ng the
organiz ation
Strategic  control  and c ontinuous 
i
mprov ement
Gambar 2.3
Strategic Management Model
(Pearce/Robinson, 2000, p 2)
Menurut
teori Pearce dan Robinson pada
tahap
formulasi
strategi
akan
dilakukan langkah-langkah dan alat-alat formulasi sebagai berikut:
1.   Menganalisis keadaan eksternal perusahaan
Pada tahap ini penganalisaan menggunakan beberapa alat seperti:
Five  Forces  Model  dari   Michael   E.   Porter   untuk   menganalisis
lingkungan industri
  
15
Competitor profile
untuk 
menganalisis 
lingkungan 
kompetitif 
atau
lingkungan operasi perusahaan dalam artian menganalisis kekuatan dari
kompetitor dari perusahaan melalui suatu matriks.
Task
and 
Remote  Environment 
Impact 
Matrix  untuk
menganalisis
lingkungan eksternal perusahaan yang terdiri empat lingkungan yaitu
konsumen, supplier, competitor dan pasar tenaga kerja
2.   Menganalisis keadaan lingkungan internal perusahaan
Pada tahap ini penganalisaan dilakukan dengan beberapa alat yaitu:
Analisa SWOT
Analisa Value Chain
Analisa Financial
3.   Formulasi strategi
Pada tahap ini alat-alat formulasi yang digunakan untuk perusahaan
yang
memiliki multi produk adalah:
BCG Matrix
Industry Attractiveness-Business Strenght Matrix
Market Life Cycle Matrix
Pada  tahap  penentuan  strategi  digunakan
Grand
Strategy
Selection
Matrix untuk perusahaan yang hanya mempunyai satu jenis produk.
4.   Tahap keputusan pemilihan strategi dilakukan dengan cara mengidentifikasi
strategi yang sesuai dengan misi perusahaan.
Sedangkan untuk pilihan strategi alternatif yang digunakan oleh Pearce
& Robinson sama dengan pilihan strategi yang digunakan oleh Fred R. David.
  
16
II.3
Teori Stephen G. Haines
Menurut
Stephen
G.
Haines
(Haines, 2000, pp 13-15), Manajemen
Strategi  mempunyai  tiga  struktur  bagian/tujuan.    Sistem  ini  sangat  penting
untuk
merancang,  
membangun,
dan
memelihara
pelanggan,
serta high-
performance
learning
organization di
abad
21.  
Adapun  
tiga
struktur
bagian/tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
Goal #1 : Strategic Plan Development
Goal #2 : Succesful Change
Goal #3 :  Annual Strategic Review and Update
Berikut adalah gambar dari 3 struktur bagian/tujuan dari Manajemen Strategi :
Part I/G
oal #1 : (20% Effort
: Cas  de of Pl nning)
c de of Pl nning)
ade of Pl nning)
anning)
Phases E-A-B-C  Develop a Strategic Pl an/Doc
: Develop a Strategic Pl an/Doc
ument
Step #1
Environmental
Scan
Organization
Assessment
Executive
Briefing
Plan-to-Plan
Strategic
Leadership Skill
and Practices
Step #2-5
Conduct
Strategic
Planning
Positioning
Customer
Focused
Competitive
Strategies
Step #6-7
Annual Plan/
Priorities
Executive
Development
Personal  Plans
Leadership Plans
Step #8
Plan-to-Implement
Part II/G al #2 : (40% Effort : Ic
oal #2 : (40% Effort : Ic
eberg Theory
Phases D : Ensure Suc ces
sful Implementation/Change
Step #8A
Leading
Strategic Change
Step #9
Exec. Lrng/
Support
Cadre
Trained
Readiness:
“Educate,
Organize,
-
Alignment
-
Attunement
Key Success
Factor
Strategic
Budgets
Performance
Mgmt. System
Strategic HR
Managemnet
Persistence-Discplined
iplined
Persistence
11 Change Structures
Yearly Map
6 C
Processes 
6
apabilities
Strategic
Business Design
Accountability
Strategy
Sponsorship
Teams
Change Agent
Cadre
Team ldg
Bldg
Leadership
Steering
Strategic
Business Design
Blow-Out-
Bureaucracy
Allignment of
Delivery
Attunement of
People’s Hearts
Vital Few
Step #10
Annual Strategic 
Review & Update
- Independent
ndependent
Evaluation
- Update Plans
Update Plans
Increase
Management
Skills/Teamwork
and
Tailor
“Strategic
Design”
(and
Plan)
“Operational
Design” (and
Paln)
Committee
“Build
Structure/
Process”
Leverage Points
(Focus)
Individual-Team
Organization
Levels
Creating Value
Customer Value
“Build
Content”
“Sustain
Results”
Recy cl e
G
oal #3  (40% Effort)
: (40% Effort)
Sus tai
n
Hi
gh Performance (O v
er Long Term)
Recycle
Gambar 2.4
Creating CustomerValue -
a Three Part Strategic Management Solution System
(Haines, 2000, p 14)
  
17
Sedangkan
untuk
kerangka berpikirnya,
Haines
membaginya
dalam
5
fase, yaitu (Haines, 2000, pp 38-39) :
Phase
A
:
Di
mana
kita
ingin
berada
?-7
berkonsentrasi
pada
menggambarkan tujuan.
Phase
B
:
Bagaimana
kita
tahu kapan
kita
akan
mencapai
ke
sana ?
-7
Membangun sistem feedback yang dapat dinilai oleh organisasi yang secara
spesifik akan mengukur perkembangannya.
Phase C : Di mana kita sekarang ? -7 Menentukan di mana kita sekarang.
Phase
D
:
Bagaimana kita
mencapai ke sana (tujuan kita di phase A) ? -7
Menentukan
tindakan-tindakan apa
saja
yang
dibutuhkan
untuk
mencapai
visi kita.
Phase E : Apakah yang akan mempengaruhi lingkungan kita di masa depan?
-7 secara berkelanjutan kita memperhatikan lingkungan.
C. Input 
D. Throughput
A.
O
utput
TO DAY
“THE
SYSTEMS”
FUTURE
B. Feedbac k
FEEDBACK LO O P
Gambar 2.5
The 5 phase of System Thinking
(Haines, 2000, p 39)
  
18
Berikut
adalah
langkah-langkah
dalam
Manajemen
Strategis
(Haines,
2000, pp 49-53):
PHASE A – OUTPUT : IDEAL FUTURE VISION
Step #1 : Plan-to-Plan
Pada tahap
ini proses rencana strategi dibuat sesuai dengan kebutuhan spesifik
dari
organisasi,
mencakup
membuat
tim
rencana
dan
konsep
proses
parallel
yang melibatkan stakeholder utama. Tahap ini juga memperjelas peranan
manajemen puncak dalam memimpin,
mengembangkan, dan
memiliki rencana
strategi mereka.
STEP #2 : Ideal Future Vision
Tahap ini berkonsentrasi pada memformulasikan visi dan impian, serta berfokus
pada outcome yang diharapkan (customer). Selain itu, kita juga mendefinisikan
misi kita (reason for being), core values
(desired culture), dan memposisikan
organisasi kita di pasar dengan pelanggan kita vs persaingan.
PHASE B – FEEDBACK: KEY SUCCESS MEASURE OR GOALS
Step #3: Key Success Measures (KSMs) or Goals
Pada
tahap
ini
dimulai
mengembangkan
cara-cara
untuk
mengukur
outcome
dari organisasi dibandingkan dengan visi, misi, dan core values.
PHASE
C
INPUT:
TODAY’S
ASSESSMENT
AND
STRATEGY
DEVELOPMENT
Step #4: Current State Assessment
Pada tahap
ini, kita menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dari perusahaan kita dan
membandingkannya dengan
visi perusahaan.
Tehnik
  
19
yang dilakukan adalah dengan mengukur internal current state (Organizational
financial analysis,
core
value analysis, Key
Success
Measures/Goal Analysis,
Strategic  Business  Design,  Value-Chain  Analysis, 
Management/Leadership
core competencies, Strategic Human Resource Management Area, Reward for
total
performance,
Cross-functional teamwork, core competencies, technology
assessment) dan external current state (Organizational life cycle, Competitor
Analysis,   Customer   Focus,   Market   orientation   and   segmentation,   value
mapping products and services (positioning), Market share and growth rate,
Product/market certainty mix)
Step #5: Strategy Development
Tahap
ini
mengembangkan strategi
inti
yang dibutuhkan untuk
menjembatani
jarak antara apa yang diinginkan perusahaan sebagai Ideal Future Vision (Step
#2) dan Current State Assessment (Step #4).
Step #6: Business Unit and Three-year Business Planning
Pada tahap ini, Strategic Business Units (SBUs) di private sector dibandingkan
dengan portofolio bisnis perusahaan secara keseluruhan untuk mengidentifikasi
kontribusi
mereka  
terhadap   pertumbuhan   perusahaan   di  
masa   depan,
keuntungan, dan arah. Idealnya, 3 tahun rencana bisnis perlu dikembangkan.
Step #7: Annual Plans and Strategic Budgets
Mengembangkan
annual
plan dari masing-
masing unit/departemen dengan
memprioritaskan tugas dan kemudian menyediakan sumber-sumber untk
mengimplementasi strategi-strategi utama.
  
20
PHASE   D   –   THROUGHPUT:   ACTION,   IMPLEMENTATION,   AND
CHANGE
Step #8: Plan-to-Implement
Tahap
ini
menjembatani
Goal #1 dan Goal #2. Selain itu, Strategic Change
Leadership
Steering
Committee
(SCLSC)
dan yearly
comprehensive
map
dibangun untuk memimpin perubahan. Tahap ini juga mengembangkan rencana
komunikasi untuk mengembangkan rencana strategis.
Step #9: Strategy Implementation (and Change)
Tujuan dari tahap ini adalah merubah rencana strategis ke dalam ribuan rencana
strategi
individu,
program,
dan
usaha, serta untuk menyeimbangkannya
diciptakan reward system.
Step #10: Annual Strategic Review (and Update)
Annual Strategic Review and Update dari hasil sistem manajemen strategi perlu
dilakukan.
II.4 Teori Thompson dan Strickland
Menurut Thompson dan Strickland (Thompson and Strickland, 2004, p
3), strategi perusahaan adalah kombinasi dari langkah-langkah yang kompetitif
dengan   pendekatan   bisnis   yang   diterapkan   manajer   untuk   memuaskan
pelanggan, bersaing dengan sukses, dan mencapai tujuan obyektif.
  
21
Sedangkan proses pembuatan/implementasi strategi terdiri dati 5 fungsi
manajerial yang saling berhubungan, yaitu (Thompson and Strickland, 2004, p
6):
1.   Membentuk visi yang strategic dimana organisasi berada
2.   Menyusun strategi
3.   Membentuk sebuah strategi untuk mencapai outcome yang diinginkan.
4.   Implementasi  dan  melaksanakan  strategi  yang  dipilih  secara  efisien  dan
efektif
5.   Mengevaluasi  performa  dan  melakukan  penyesuaian  terhadap  visi,  arah
jangka  panjang,  tujuan,  strategi,  atau 
lakukan  berdasarkan  pengalaman
nyata, rubah kondisi, ide-ide baru, dan peluang baru
TASK 5
TASK 1
TASK 2
TASK
3
TASK 4
Dev eloping a Strategic
Vis 
i
on and Bus ines s
Mission
Setting O bjectives
Crafti
ng a s trategy to
Ac hi ev
e
the O bjec ti v es
Impl ementi ng and
Ex ec
uting the Strategy
Ev aluating
Performanc e,
Moni toring New
Dev el
opments ,
and Initiating
Correc iv e
tiv e
Adj us ments
tments
Rev i
s
e
as needed
Rev i
s
e
as
needed
Improv e/Change as
needed
Improv e/Change
as
needed
Recycle Task 1,2,3 or
4
as
needed
Gambar 2.6
The Five Task of Strategic Management
(Thompson and Strickland, 2004, p 7)
  
22
II.5 Corporate Lifecycles
Menurut   Adizes   (Adizes,   1988)   organizational  Lifecycles  dibagi
menjadi 3 stage :
1.   The Growing Stage
Courtship Stage
Pada tahap ini, sebuah organisasi secara fisik belum lahir, baru berupa
ide. Pendiri perusahaan membangun komitmen dan berani mengambil
resiko. Selain itu, pendiri perusahaan responsif terhadap kebutuhan
pasar
Infant Stage
Pada 
tahap 
ini, 
fokus 
organisasi  berubah  dari  ide-ide  dan
kemungkinan-kemungkinan  menjadi  hasil.  Oleh  karena  itu,
dibutuhkan seorang action leader.
Adapun karateristik perusahaan yang berada pada tahap ini adalah :
-
Orientasi : Tindakan, Pendorong : Peluang
-
Sistem, peraturan, dan kebijakan yang dimiliki masih sedikit.
-
Performanya tidak konsisten
-
Vulnerability, sebuah masalah dapat menjadi krisis
-
Manajemennya berdasarkan krisis
-
Sedikit delegasi,
manajemen menjadi seseorang
yang bekerja
sendiri.
  
23
-
Komitmen  dari  pendiri  perusahaan  penting  agar  perusahaan
dapat bertahan.
Go-Go Stage
Ide-ide  pada 
tahap  courtship  dijalankan  pada 
tahap  ini. 
Adapun
karateristiknya adalah :
-
Perusahaan
dapat
mengatasi negative cash flow dan penjualan
meningkat.
-
Prioritas
:
Peluang
-7
Perusahaan
melihat
semuanya
adalah
peluang, sehingga cenderung untuk terlibat di banyak bisnis
baik yang berhubungan maupun tidak.
-
Orientasi pada pasar
-
Crisis by management
-
Perkembangan perusahaannya sangat cepat.
-
Kurang konsisten dan fokus
-
Orang-orang di dalam perusahaan berbagi tanggung jawab dan
terjadi tumpang tindih dalam pekerjaannya.
2.   The Second Birth and Coming of Age
Adolescence Stage
Pada
tahap
ini
perusahaan
lahir
kembali
(emotional
birth)
Adapun
karateristiknya adalah :
-
Mulai adanya delegasi terhadap autoritas yang dimiliki pemilik
perusahaan.
  
24
-
Perubahan  dalam
gaya  kepemimpinan  dari  enterpreneurship
menjadi professional management.
-
Organisasi merubah tujuannya.
Prime Stage
Tahap  ini  adalah  titik  optimum  dari  lifecycle curve.
Karateristik
perusahaan yang berada pada tahap ini adalah :
-
Ada sistem fungsional dan struktur organisasi.
-
Menginstitusionalkan visi dan creativitas.
-
Orientasi : hasil (organisasi memenuhi kebutuhan pelanggan)
-
Organisasi membuat rencana dan kemudian mengikuti rencana
tersebut.
-
Organisasi diperkirakan sangat baik dalam performanya
-
Organisasi dapat memberikan kemampuan untuk penjualan dan
menghasilkan keuntungan.
3.   The Aging Organizations
Stable
Karateristik dari perusahaan yang berada pada tahap ini adalah :
-
Mempunyai harapan yang rendah untuk berkembang.
-
Mempunyai
harapan
yang
sedikit
untuk
menguasi
pasar
dan
teknologi yang baru.
-
Mulai
fokus pada keberhasilan di masa lau dibandingkan visi
ke depan
  
25
-
Meragukan adanya perubahan.
-
Memberikan reward kepada mereka
yang melakukan apa yang
diperintahkan kepada mereka.
-
Lebih  tertarik  pada  interpersonal relationship dibandingkan
resiko.
Aristocracy
Karateristik dari perusahaan yang berada pada tahap ini adalah :
-
Uang
dihabiskan
untuk
sistem
pengendalian, keuntungan
dan
fasilitas.
-
Menitikberatkan  pada  bagaimana  sesuatu  dikerjakan,  bukan
pada apa dan kenapa dikerjakan.
-
Mempunyai keseragaman dalam pakaian dan tradisi.
-
Individu peduli terhadap vitalitas perusahaan.
-
Inovasinya rendah. Perusahaan
membeli perusahaan
lain untuk
mendapatkan produk dan pasar baru.
-
Organisasi mempunyai kas yang banyak.
Early Bureaucracy
-
Menitikberatkan   pada   siapa   yang   menyebakan   timbulnya
masalah dibandingkan apa yang harus dilakukan sehubungan
dengan masalah tersebut.
-
Mempunyai cukup konflik
-
Ketakutan membekukan organisasi, semua orang berbohong.
  
26
-
Fokus pada masalah internal
Bureaucracy
Pada tahap ini, perusahaan tidak menghasilkan sumber daya yang
cukup bagi dirinya. Adapun karateristik dari perusahaan yang berada
pada tahap ini adalah :
-
Mempunyai banyak sistem dengan sedikit orientasi fungsional.
-
Tidak
ada
hubungan
dengan
lingkungannya
dan
kebanyakan
berfokus pada perusahaan itu sendiri.
-
Tidak ada sense of control.
-
Agar    dapat    berkerja    secara    efektif,    customer  
harus
mengembangkan pendekatan untuk dapat memasuki sistem
perusahaan.
Death
Perusahaan berada dalam tahap ini karena tidak ada seorang pun yang
mempunyai komitmen terhadap organisasi.
Agar  suatu  organisasi  dapat  menjadi  efektif  dan  efisien  baik  dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, 
ada 4 peranan yang dibutuhkan oleh
manajemen (PAEI Role), yaitu (Adizes, 1988):
1.
(P)
Role,
yang
artinya
(P)erform the (P)urpose
yang akan membuat
perusahaan
menjadi     efektif     dalam     jangka     pendek.     Perusahaan
mendefinisikan tujuannya, siapa saja client-nya, apa yang dibutuhkan oleh
  
27
mereka,
dan
apabila kebutuhan
tersebut
telah
tercapai
apakah perusahaan
akan puas.
2.
(A) Role, yang artinya (A)dministrater
yang akan membuat perusahaan
menjadi
efisien
dalam jangka
pendek.
Aktivitas
dari
perusahaan
dibuat
sistematis, rutin, dan terprogram sehingga aktivitas yang benar diselesaikan
dalam waktu yang tepat dan dengan intensitas yang benar.
3. 
(E) Role,
yang
artinya (E)ntrepreneuring yang akan membuat perusahaan
menjadi efektif dalam jangka panjang. Ada 2 faktor yang dibutuhkan dalam
peranan ini, yaitu kreativitas dan berani mengambil resiko. Manager harus
bisa
membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan sehingga mereka
dapat
melakukan
persiapan
dan
dalam bertindak,
mereka
harus
berani
mengambil resiko. Selain itu, manager harus bersikap proaktif terhadap
perubahan.
4.   (I) Role, yang artinya (I)ntegrating yang akan membuat perusahaan menjadi
efisien dalam jangka panjang.
Sedangkan
hubungan
antara PAEI
role
dan
organizational lifecycle
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
  
28
Stable
(PAeI)
Prime
(PAEi)
Adolescene
(pAEi)
Divorce
Premature
Aging (PAeI)
Unfulfilled
Entrepreneur
(paEi)
Aristocracy  (pAeI)
Early
Bureaucracy
(pA-i)
Go-Go
(PaEi)
Founder
or
Family
Trap
(P-E-)
Bureaucracy  (-A--)
Courtship
(paEi)
Infant
(Paei)
Affair
(--E-)
Infant
Mortality
(P---)
Death
(----)
GROWING 
AGING
Gambar 2.7
Hubungan PAEI Role dengan Organizational Lifecycle
(Adizes, 1988, p 211)