BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Barbeque
2.1.1  Pengertian Barbeque (BBQ) 
Barbeque atau kepanjangan dari BBQ merupakan sebuah istilah kuliner. BBQ adalah 
sebuah  metode  mengolah  produk  hasil  peternakan  yakni  daging  (sapi,  kambing, 
ayam)  atau  makanan  hewani  segar  lain  seperti  seafood  dengan  cara  memanaskan 
daging  pada  sebuah  alat  pemanggang  dengan  media  bara  api,  arang  atau  charcoal 
(yang  merupakan  sebuah  jenis  batu  yang  khusus  digunakan  untuk  kegiatan  BBQ) 
(Livestock, 2013). 
BBQ memiliki sebuah  arti lain  yang kita ketahui sebagai jenis produk  saus  rendam 
(marinade) daging sebelum proses pemanggangan.  
Aktivitas BBQ biasanya dilakukan di luar ruangan (outdoor), misal di taman/kebun, 
menggunakan  kayu  bakar  atau  arang  dan  di  restoran,  BBQ  biasanya  dilakukan 
menggunakan oven metal yang didesain khusus untuk proses BBQ. 
2.1.2  Pola Potongan pada Daging Sapi 
Kegiatan utama pada  BBQ adalah  memanggang,  daging sapi  menjadi  menu utama 
dalam kegiatan ini walaupun menggunakan variasi makanan hewani segar lain seperti 
daging ayam,  daging ikan,  atau  pun protein dari laut  lainnya juga banyak dijadikan 
alternatif. Untuk itu pembahasan jenis-jenis daging ini, membantu memahami daging 
16 
  
17 
yang  terbaik  untuk  diolah.Hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  menyantap  daging 
adalah cara memotong daging pada sapi yang mempengaruhi car a memasak daging. 
Istilah pada potongan daging sapi menjadi nama pada menu-menu steak. Dibawah ini 
merupakan potongan pada daging sapi yang menjadi patokan  : 
  
Gambar 2.1 Potongan Daging pada Sapi
1)  Sirloin  
Adalah  bagian  belakang  sapi,  daging  ini  lebih  keras  dan  merupakan  bagian 
yang terbesar dibanding yang lain. 
2)  Tenderloin  
  
  
18 
Bagian  ini  terletak  di  depansirloin  dan  di  belakang  tulang  rusuk  (rib). 
Merupakan  bagian  paling  mahal  karena  mempunyai  tekstur  lembut  dan 
kandungan lemak yang sedikit. 
 
3)  Porterhouse atau T-Bone 
Bentuknya  menyerupai  huruf  T  dan  memisahkan  serat  daging  dengan  fillet. 
Ukuran Porterhouse lebih  besar di banding T-Bone. 
4)  Top Loin / Striploin  
Daging  porterhouse  atau  T-Bone  yang  telah  dilucuti  tulang  nya  dan  diambil 
dari bagian tenderloin pilihan 
5)  Rib Eye  
Daging sekitar tulang rusuk, jika disajikan bersama tulangnya maka dinamakan 
Rib Eye Steak 
6)  Eye Steak/ Flank  
Daging otot perut. Daging lebih keras dari daging iga, daging dipukul terlebih 
dahulu sebelum diolah agar lebih empuk 
 
2.1.3  Jenis-Jenis Saus Pelengkap BBQ
Dalam  penyajian  hasil  panggang  BBQ,  maka  daging  dilengkapi  dengan  saus 
pelengkap. Selain rasa yang terkandung di dalam  daging itu sendiri, saus pelengkap 
memberikan  cita  rasa  lain  yang  menambah  cita  rasa  dari  daging  panggangan  itu 
  
  
19 
sendiri. Berikut ini beberapa jenis saus  yang biasa melengkapi hasil panggang BBQ 
(Okefood, 2013) :  
1) Bearnaise Sauce 
Kerap  kali  dipakai  di  Prancis  karena  di  sanalah  tempat  kelahiran  saus 
bearnaise.  Masyarakat  Prancis  sering  menamakan  saus  ini  dengan  "saus
romantis" karena creamy dan rasanya gurih asam. Saus bernaise dibuat dari 
mentega cair, kuning telur, cuka, dan rempah-rempah. 
2) Mushroom Sauce 
Saus krimini dibuat dari jamur, butter, cream pepper, dan rempah-rempah 
3) BBQ Sauce
Saus  ini  ditemukan oleh Columbus.Memiliki  rasa  pedas-manis,  dibuat dari 
pasta tomat, vinegar, liquid smoke, lada dan gula. 
4) Rattle Snake Sauce 
Dibuat  dari  racikan  jalapeno,  mustard,  tobasco,  dan  rempah-rempah. 
Namanya  yang eksentrik diambil dari jenis ular berderik. Dikar enakan  rasa 
pedas saus yang mendominasi 
5) Teriyaki Sauce 
Saus ini  dibuat dari kecap  asin,  cuka  jepang, dan gula yang  dibuat  dengan 
perbandingan 1:1. 
 
 
 
  
  
20 
6) Pesto Sauce 
Saus dari  Italia  ini  merupakan  khas masyarakat  Genoa  yang sudah  dikenal 
sejak  zaman  Romawi  Kuno.  Pesto  diracik  dari  daun  basil,  minyak  zaitun, 
keju parmesan dan kacang pistachio 
7) BlackpapperSauce  
Saus berbahan dasar dari lada hitam mulai dikenal sebagai salah satu bahan 
masakan pada 1840 oleh bangsa Eropa. 
 
2.1.4  Alat Perlengkapan BBQ 
Untuk  mendukung  pelaksanaan  kegiatan  BBQ  yang  baik  dibutuhkan 
perlengkapan  BBQ  yang  dapat  mempermudah  baik  dari  kelancaran  kegiatan  dan 
kehigienisannya.  Berikut  adalah  beberapa  perlengkapan  inti  untuk  melaksanakan 
kegiatan BBQ:  
1)  Alat pemanggang / Grill  
  
Gambar 2.2 Alat Pemanggang BBQ (Google, 2014)
Ada 2 jenis alat pemanggang, menggunakan gas atau di sebut juga dengan Gas 
BBQ Grill, ada juga yang charcoal BBQ grill, menggunakan arang/charcoal.
2)  Spatula  
  
  
 
21 
Gambar 2.3 Spatula (Google, 2014)
Berfungsi untuk membalikkan daging-daging yang ditaruh diatas pemanggang. 
3)  Garpu BBQ 
  
Gambar 2.4 Garpu BBQ (Google, 2014)
Berfungsi  memindahkan  daging  yang  besar,  maupun  membolak-balikan 
daging. 
4)  Alat penjepit Stainless 
  
Gambar 2.5 Penjepit Stainless (Google, 2014)
Berfungsi  untuk  mengambil  daging  – 
daging  yang  sudah  matang  di  atas 
pemanggang 
 
  
  
22 
5)  Kuas BBQ  
  
Gambar 2.6 Kuas BBQ (Google, 2014) 
Alat ini berfungsi untuk mengolesi bumbu pada daging yang akan di panggang 
 
2.2 The 9 Building Blocks
Berdasarkan buku Business Model Generation (Alexander Osterwalder &Yves 
Pigneur,  2010)  dalam  membuat  bisnis  model  sebaiknya  didahului  oleh  9  basic 
building blocks. Dengan membuat 9 Building blocks, akan diperoleh gambaran yang
lebih  jelas  mengenai  strategi  yang  cocok  diterapkan  dalam  bisnis  yang  akan 
dilakukan.  9  Building  blocks  terdiri  dari:  customer  segments,  value  propositions, 
channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key
partnerships,  dan  cost  structure  merupakan  kerangka  utama  yang  harus  dimiliki
sebelum melakukan bisnis model ini.  
2.2.1  Customer Segments
Pasar merupakan  sekumpulan pelanggan ( customer) yang memiliki kebutuhan 
dan  keinginan  yang  berbeda  satu  dengan  yang  lainnya  (Osterwalder  dan  Pigneur, 
2010).  Hal  ini  tentunya  dapat  menyulitkan  perusahaan  untuk  memenuhi  semua 
keinginan pelanggan. 
  
  
23 
Kotler  dan Keller  (2011) memiliki  pandangan  bahwa segmentasi pasar adalah 
sebuah  proses  pembagian  pasar  menjadi  beberapa  segmen  yang  memiliki 
karakteristik  sejenis  berdasarkan  kriteria  tertentu  seperti  geografis,  demografis, 
psikografis, dan perilaku. 
Dengan  membagi  pasar  menjadi  segmen-segmen  maka  perusahaan  dapat 
memilah  konsumen  dan  mencermati  segmen  manakah  yang  berpotensi  untuk 
dikembangkan.  Maka  dari  itu  proses  dari  segmentasi  tersebut  akan  membantu 
perusahaan  guna  membuat  value  proposition  yang  sesuai  dengan  preferensi 
konsumen sehingga  jasa yang ditawarkan akan lebih mudah diterima. 
Menurut Osterwalder dan Pigneur konsumen disegmentasikan jika : 
1)  kebutuhan mereka memerlukan dan menginginkan penawaran yang berbeda 
2)  dibedakan berdasarkan pencapaian saluran distribusinya  
3)  konsumen membutuhkan bentuk kerjasama yang berbeda  
4)  secara substansial berbeda kemampuan profitabilitasnya 
5)  mereka bersedia membayar sisi lain dari sebuah penawaran. 
2.2.2  Value Propositions
Value  Proposition  adalah  kumpulan  manfaat  yang  perusahaan  tawar kan
kepada  konsumen  (Osterwalder  dan  Pigneur,  2010). Value  Propositions  merupakan 
satu  keunikan  yang  menentukan  mengapa  produk  atau  jasa  tersebut  pantas  dipilih 
oleh pelanggan. Value Propositions ini memberi tawaran untuk memecahkan masalah 
pelanggan  dan    memenuhi  keinginan  pelanggan.  Keunikan  yang  ditawarkan  ini 
  
  
24 
haruslah  sesuatu  yang  menonjol  berbeda  dibanding  dengan  pesaing,  namun  juga 
harus sesuatu yang betul-betul didambakan oleh Customer Segment ini. 
2.2.3  Channels
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), channels merupakan media di mana 
perusahaan  dapat  menyalurkan  produknya  (value  proposition)  kepada  konsumen 
(customer  segments).  Channel  membantu  perusahaan  sebagai  sebuah  sarana  untuk 
menyampaikan Value Proposition yang dimaksud. Terdapat lima fase channel, yaitu 
awareness, evaluation, purchase, delivery, dan after sales.
1.  Awareness 
  Awareness  channel  bertujuan  untuk  meningkatkan  awareness 
konsumen  terhadap  perusahaan  dan  pelayanan  yang  ditawarkan.Dengan 
konsep awareness yang digunakan adalah viral marketing, maka penggunaan 
sosial media sebagai channel utama. 
2.  Evaluation 
  Evaluation  channel  bertujuan  untuk  memberikan  bantuan  kepada 
konsumen di mana mereka dapat menyampaikan tanggapan mengenai layanan 
yang  diberikan.Forum  online  dan  customer  service  merupakan  evaluation 
channel yang dapat diterapkan.
  
  
25 
3.  Purchase 
  Purchase channel merupakan cara pembayaran yang dapat  dilakukan 
oleh  konsumen  atau  siapa  saja  yang  menggunakan  jasa  pelayanan  yang 
terdapat pada perusahaan tersebut. 
4.  Delivery 
  Delivery  channel  adalah  channel  yang  dipergunakan  untuk 
menyampaikan  value  preposition  yang  ditawarkan  oleh  perusahaan  kepada 
konsumer.Layanan  perusahaan  di  bidang  jasa  menjadikan  delivery  channel 
penting untuk diperhatikan serta dikembangkan. 
5.  After sales 
  After  sales  channel  adalah  channel  yang  dipergunakan  oleh 
perusahaan    untuk  memberikan  bantuan  kepada  para  konsumen  yang  telah 
membeli produk atau jasa dari perusahaan tersebut. 
2.2.4  Customer Relationships
Customer  relationships  menjelaskan  tipe  hubungan  yang  dibangun  oleh
perusahaan  dengan  masing-masing  customer  segments.  Customer  relationships 
bertujuan  untuk  memperoleh  konsumen  baru,  repeat  buying  oleh  konsumen,  dan 
menambah  penjualan.  Terdapat  6  jenis  hubungan  yang  dapat  terjadi  antara 
perusahaan  dengan  customer segments  jika  merujuk  pada  Osterwalder  dan  Pigneur 
  
  
26 
(2010)  yaitu:  Personal  assistance,  Dedicated  personal  assistance,  Self-service, 
Automated services, Communities, dan Co-Creation.
2.2.5  Revenue Streams
Berdasarkan Osterwalder dan Pigneur (2010), revenue streams menggambarkan 
jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari masing-masing customer segment. 
  Dalam bisnis model, terdapat dua jenis revenue streams yaitu: 
1)  Pendapatan transaksi yang berasal dari pembayaran konsumen biasa 
2)  Pendapatan berulang (recurring) yang berasal dari pembayaran konsumen 
langganan, atau layanan pasca-pembelian untuk konsumen. 
Terdapat  beberapa  cara  untuk  memperoleh  revenue  streams,  yakni  penjualan 
aset, penggunaan jasa oleh konsumen, biaya berlangganan, biaya penyewaan, lisensi, 
biaya perantara (antar dua pihak), dan periklanan. 
Masing-masing  revenue  stream  memiliki  mekanisme  harga  yang  berbeda. 
Mekanisme harga yang dipilih akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh 
perusahaan. Terdapat dua macam mekanisme harga menurut Osterwalder dan Pigneur 
(2010), yakni: 
1)  Fixed menu pricing, di mana harga ditentukan berdasarkan variabel statis. 
2)  Dynamic  pricing,  di  mana  harga  dapat  berubah,  ditentukan  dengan 
menyesuaikan kondisi pasar. 
  
  
27 
2.2.6  Key Resources
Menurut Osterwalder dan Pigneur  (2010), setiap bisnis model  membutuhkan 
key  resources,  yaitu  faktor-faktor  penting  yang  dibutuhkan  perusahaan  dalam
menjalankan bisnis agar dapat berjalan dengan sukses.                      Key resources 
yang dibutuhkan tiap per usahaan berbeda-beda tergantung oleh bidang bisnis mereka. 
Key  resources  dapat  dikategorikan  menjadi  fisik  contohnya  bangunan,  kendaraan,
mesin,  jaringan  distribusi; intelektual  contohnya merk,  pengetahuan,  hak  paten  dan 
copyright,  kemitraan;  sumber  daya  manusia,  dan  finansial  contohnya  kas  dan  stok
saham. 
2.2.7  Key Activities
Key  activities  adalah  kegiatan-kegiatan  penting  dalam  operasional  yang
dilakukan  oleh  perusahaan  untuk  menjalankan  bisnis  (Osterwalder  dan  Pigneur, 
2010).  Seperti  key  resources,  key  activities  bertujuan  untuk  menghasilkan  value 
proposition,  dikenal  pasar,  menjaga  customer  relationships,  dan  memperoleh
revenue.
  Key  activities  tiap  perusahaan  berbeda-beda  bergantung  oleh  jenis  usaha
perusahaan itu sendiri. Key activities dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu proses 
produksi,  problem  solving,  dan  platform/network.  Perusahaan dengan  key  activities 
produksi  bekerja  dalam  mendesain,  membuat,  dan  mengantar  produk  mereka. 
Perusahaan dengan  key activities problem  solving bekerja  untuk  menemukan solusi 
bagi  tiap  permasalahan  konsumer.  Sedangkan  perusahaan  dengan  key  activities 
platform/network bekerja dalam bidang platform atau jaringan.
  
  
28 
2.2.8  Key Partnerships
Key partnerships menggambarkan hubungan antara partner atau supplier dan
buyer  guna  menjaga  keberlangsungan  bisnis  tersebut  (Osterwalder  dan  Pigneur,
2010). Terdapat empat tipe partnership, yaitu: 
1)  Aliansi antara perusahaan non-kompetitor 
2)  Coopetition: partnership antara kompetitor 
3)  Joint ventures untuk membuat bisnis baru 
4)  Hubungan buyer-supplier untuk menjamin ketersediaan supply. 
  Osterwalder dan Pigneur (2010) menjabarkan tiga alasan perusahaan menjalin 
kemitraan, yakni: 
1.  Optimalisasi dan skala ekonomi 
Relasi  yang  terjalin  antara  buyer  dan  supplier  bertujuan  untuk 
menciptakan  pengalokasian  sumber  daya  dan  juga  aktifitas  yang  ada 
seoptimal  mungkin.  Selain  itu,  optimalisasi  dan  skala  ekonomi  biasa  juga 
berlanjut  hingga  adanya  pengurangan atau  penurunan biaya  dan  sering  juga 
memiliki infrasuktur yang digunakan bersamaan. 
2.  Mengurangi resiko dan ketidakpastian 
Kemitraan  dapat  mengurangi  resiko  dalam  lingkungan  persaingan 
yang identik dengan ketidakpastian. 
3.  Mengakuisisi sumber daya tertentu 
  
  
29 
Kemitraan bisa juga dimotivasi guna mengakuisisi suatu sumber daya 
tertentu daripada  mereka harus membuat atau  meriset sendiri, yang  tentunya 
memakan waktu dan biaya. 
2.2.9  Cost Structure
Menurut  Osterwalder  dan  Pigneur  (2010),  cost  structure  memperkirakan 
jumlah  biaya  yang  dibutuhkan  perusahaan  untuk  menghasilkan  produk  atau  jasa. 
Biaya ini dapat dihitung setelah menentukan Key Resources, Key Activities, dan Key 
Partnerships.
  Terdapat dua jenis cost structure bisnis model, yakni cost-driven yang fokus 
meminimalkan  biaya  sebisa  mungkin,  dan  value-driven  yang  fokus  menciptakan 
value produk.
  Beberapa  karakteristik  cost  structure  berdasarkan  Osterwalder  dan  Pigneur 
(2010) adalah: 
1.  Fixed costs
Fixed  cost  atau  biaya  tetap  merupakan  biaya  yang  tidak  berubah,
berapapun  jumlah  produk atau  jasa  yang  dihasilkan.  Contohnya adalah  gaji, 
biaya sewa, fasilitas pabrik, dll. 
2.  Variable costs
Variable  costs atau biaya tidak tetap merupakan  biaya  yang berubah-
ubah bergantung oleh jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. 
  
  
30 
3.  Economies of scale
Economies  of  scale  atau  skala  ekonomi  merupakan penurunan  biaya
yang digunakan sebagai akibat meningkatnya hasil produksi. 
4.  Economies of scope
Economies  of  scope  merupakan    penurunan  biaya  yang  digunakan
sebagai akibat bartambah luasnya area operasi. 
Untuk  struktur  pembiayaan  sendiri  terdiri  dari  tiga  komponen  yaitu 
setup cost, bahan baku , serta biaya operasional. Setup cost adalah dana yang 
dibutuhkan untuk menjalankan bisnis model ini. 
2.3  The Business Model Canvas
Sebuah  model  bisnis  adalah  gambaran  mengenai  manajemen  strategis  untuk 
pengembangan baru ataau mendokumentasikan  bisnis model yang ada. Disini  untuk 
menggambarkan proposisi nilai perusahaan, infrastruktur, pelanggan serta keuangan. 
Proses  ini  sangat  membantu  perusahaan  dalam  menyeimbangkan  kegiatan  mereka. 
Menurut    Osterwalder  dan  Pigneur  (2010)  Pengertian  business  model  adalah  cara 
rasional  tentang  bagaimana  sebuah  organisasi  didirikan,  disampaikan    dan 
digambarkan  dalam  sebuah  nilai.  Cara  penggunaan  The  Business  Model  Canvas 
adalah dengan mencetak kertas dalam skala besar sehingga kelompok dapat bertukar 
pikiran  di  mulai dengan  membuat  sketsa  serta  mendiskusikan  setiap  elemen  dalam 
model  bisnis tersebut, caranya dengan menempelkan  post it, menulis  dengan  spidol 
untuk mendorong sebuah diskusi, kreatifitas dan analisis.  
  
  
31 
  
Gambar 2.7 The 9 Building Blocks (Business Model Generation, 2010) 
2.4  Teori Porter 5 Forces
Porter Five Forces  Model  adalah suatu kerangka kerja  yang digunakan untuk
menganalisa  tingkat  persaingan  di  lingkungan  industri  perusahaan  yang  dibagi 
kedalam  lima  sisi  kekuatan  yaitu  ancaman  produk  pengganti,  kekuatan  tawar  – 
menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman  pendatang baru, dan 
persaingan diantara industri sejenis (Porter, 1998). 
  
  
32 
  
Gambar  2.8 Five Forces Analysis
Sumber : dikutip dari Michael E.Porter, “How Competitive Forces Shape
Strategy,”Harvard Business Review 57 no. 2 ( March – April 1979) dan  Michael
Porter, “The Five Competitive Forces That Shape Strategy,” Harvard Business 
Review 86, no. 1 (Januari 2008).
Persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada pemain konvensional 
yang  ada.  Produk  pengganti,  pembeli,  pemasok,  serta  pendatang  baru  potensial, 
semuanya  merupakan  pesaing  bagi  perusahaan-perusahaan  dalam  industri.  Kelima 
kekuatan persaingan  di atas secara  bersama-sama menentukan intensitas persaingan 
dalam sebuah industri, dan kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan serta 
menjaadi sesuatu yang penting dari sudat pandang perumusan strategi. 
Berikut merupakan penjelasan kelima elemen Porter Five Forces Model : 
  
  
33 
1)  Ancaman Dari Produk Pengganti (Threat of Substitute Products or Services) 
Semua  perusahaan  dalam  suatu  industri  bersaing  dengan  produk  pengganti, 
walaupun terdapat perbedaan karateristik, barang substitusi dapat memberikan 
fungsi  atau  jasa  yang  sama.  Ancaman  dari produk  pengganti  ini  tinggi  jika 
konsumen biaya yang harus dikeluarkan antara produk pengganti dan produk 
kita  sangat  tipis,  maksudnya  produk  penganti  memiliki  harga  yang  lebih 
murah  atau  kualitasnya  sama  bahkan  lebih  tinggi  dari  produk-produk  suatu 
industri.  
2)  Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyer)  
Para  pembeli  biasanya  akan  membeli  barang  yang  termurah  yang  dapat 
diperolehnya.  Untuk  mengurangi  biaya  mereka,  biasanya  pembeli  meminta 
kualitas yang lebih tinggi, pelayanan  yang terbaik, dan tentu saja harga yang 
lebih murah. Tindakan ini akan menyebabkan persaingan yang kuat di antara 
perusahaan  yang  ada  dalam  suatu  industri  yang  sama.  Biasanya  kekuatan 
tawar menawar pembeli tinggi jika : 
   Pembeli membeli dalam jumlah besar 
   Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi  
   Pembeli memperoleh laba yang rendah 
   Produksi  Industri  adalah  tidak terlalu  penting untuk produk  dan  jasa 
pembeli  
   Pembeli  menempatkan  suatu  ancaman  melakukan  integrasi  ke  hulu 
untuk membuat produk industri 
  
  
34 
3)  Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power ofSupplier) 
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada di dalam suatu industri dengan 
cara  menaikan har ga serta  menurunkan kualitas  barang yang dijualnya.  Jika 
perusahaan  tidak  dapat  menutupi  kenaikan  biaya  melalui  struktur  har ganya, 
maka  pendapatan  laba  perusahaan  tersebut  dapat  menurun  karena  tindakan 
pemasok tadi. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi jika : 
   Hanya ada beberapa perusahaan  
   Produknya unik  
   Industri tersebut bukanlah pelanggan yang penting dari pemasok  
   Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi hilir 
4)  Ancaman Pendatang Baru (Threats of New Entrants)  
Pendatang  baru  dalam  industri  biasanya  mengancam  pesaing  yang  ada 
disebabkan  karena  pendatang  baru  seringkali;  (1)  membawa  kapasitas baru, 
(2)  ingin  merebut  pangsa  pasar  yang  ada,  (3)  memiliki  sumberdaya  yang 
besar. Maka akan ada sebuah persaingan yang baru yang dihadapi perusahaan 
terdahulu.  
Kemungkinan  perusahaan  memasuki  suatu  industri  adalah  fungsi  dari  dua 
faktor yaitu; (1) hambatan memasuki  industri dan (2) reaksi dari perusahaan 
yang sudah ada. Apabila hambatan untuk masuk masih tinggi, dan pendatang 
baru mendapatkan r eaksi  yang tajam dari pemain lama dalam  industri  maka 
pendatang    baru  tersebut  tidak  menimbulkan  suatu  ancaman  masuk  yang 
serius.  
  
  
35 
Menurut  sebuah  jurnal  :  Invented  competitor  :a  new  competitor  analysis 
methodology  oleh  Liam  Fahey  memberikan  sebuah  pengertian  apa  itu
invented competitor, yang  ada pengaruhnya dengan ancaman akan pendatang
baru.  Menurut  Liam  Fahey  invented  Competitor  adalah  pesaing  yang  bisa 
muncul di masa depan tetapi masih belum ada pada saat ini.  
5)  Ancaman Dari Industri Sejenis (Rivalry Among Existing Competitors) 
Rivalitas  di  kalangan  pesaing  yang  ada  berbentuk  perlombaan  untuk 
mendapatkan  posisi  dengan  menggunakan  taktik  seperti  persaingan  harga, 
pengiklanan  secara  besar-besaran,  introduksi  produk,  dan  meningkatkan 
pelayanan dan jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau 
lebih  pesaing  merasakan  adanya  tekanan  atau  melihat  peluang  untuk 
memperbaiki  posisi.  Gerakan  persaingan  oleh  satu  perusahaan  mempunyai 
pengaruh besar terhadap  pesaingnya dan  dengan demikian dapat mendorong 
perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut. 
Menurut  Thompson  et  al.  (2011)  Intensitas  persaingan  antara  pelaku  bisnis 
tinggi jika : 
   Permintaan  konsumen  terhadap  produk  dan  jasa  mengalami 
pertumbuhan yang lambat  
   Permintaan  konsumen  mengalami penurunan  secara  drastis  dan  para 
penjual  masih  memiliki  persediaan  stok  barang  yang  melebihi 
kapasitas 
  
  
36 
    Para pelaku  bisnis secara  aktif selalu  melakukan langkah  baru untuk 
mendapatkan posisi pada pasar mereka. Seperti yang sudah dijelaskan 
di  awal,  pelaku  bisnis  dapat  melakukan  dengan  cara  melakukan 
inovasi, penurunan harga, persaingan harga, pengiklanan secara besar-
besaran,  promosi  penjualan,  pilihan  produk  yang  lebih  variatif  dan 
meningkatkan mutu pelayanan.  
   Didalam  suatu  industri  terdapat  pesaing  yang  masing-masing  dari 
mereka memiliki kekuatan atau daya saing yang seimbang. 
   Konsumen tidak membutuhkan biaya yang besar untuk berpindah dari 
merek yang satu ke merek lainnya 
   Produk  dari  pesaing  menjadi  produk  yang  semakin  standarisasi 
sebagai produk komoditi dan tidak identik atau sulit di tiru. 
   Jika  kompetitor  tidak  merasa  puas  dengan  posisi  di  dalam  pangsa 
pasar  mereka  sehingga  mereka  melakukan  langkah  agresif  seperti  : 
pemotongan  har ga,  memberikan  diskon  spesial,  pinjaman  bunga 
rendah atau tidak berbunga, lebih gencar melakukan kegiatan promosi 
dan  iklan,  melakukan  merger  dengan  kompetitor  lain  untuk 
mendapatkan kekuatan yang lebih besar 
   Kompetitor  mulai  menggunakan  objektif  dan  strategi  yang  sangat 
berbeda  dari  konsep  atau  peraturan  umum  dalam  mencapai  pangsa 
pasar baru. 
  
  
37 
    Pelaku bisnis pasar yang ber asal dari luar industri melakukan akuisisi 
terhadap  perusahaan  lemah  di  dalam  lingkungan  industry  dan 
mentranformasikan  perusahaan  tersebut  menjadipesaing  yang  jauh 
lebih kuat dari sebelumnya. 
2.5  Feasibility
Feasibility Study adalah dokumen   yang  berisi   penjelasan   kelayakan  suatu
jenis  usaha  yang    akan    dikembangkan.    Studi    ini  mencakup  Business  Plan  yan
menganalisa    berbagai    macam    solusi    dan    rekomendasi    terhadap    berbagai 
kemungkinan  persoalan  dan  tantangan  sebelum  usaha  tersebut  dijalankan. Dalam  
mempersiapkan Feasibility  Study  kita  harus  mengasumsikan  bahwa pembaca tidak 
mengenal  usaha  kita  dan  perkembangan  industrinya.  Referensi mengenai  industri 
dari    usaha    yang    akan    dikembangkan    baik    dalam  bentuk  kliping  atau  surat
keputusan  pemerintah  perlu  dilampirkan.  Feasibility  Study    harus  mencantumkan 
informasi mengenai operasi perusahaan  
sebagai berikut:  
1) Tipe  organisasi  atau  perusahaan  yang  berisi  jenis  perusahaan  atau  badan 
hukumnya 
2) Referensi tanggal  informasi yang  berupa tanggal  informasi dikeluarkan  atau 
diperoleh lokasi usaha  
3) Produk atau jasa yang dihasilkan  
4) Ringkasan sejarah perusahaan 
  
  
38 
5) Kegiatan operasional yang diusulkan  
6) Kompetisi usaha  
7) Pelanggan  
8) Para supplier 
2.6 Finance Management
Finance  mempelajari  bagaimana  individu,  bisnis,  dan/atau  organisasi
meningkatkan,  mengalokasikan, dan menggunakan sumber daya moneternya  sejalan 
waktu serta menghitung resiko dalam menjalankan proyek mereka. 
2.6.1  Biaya
Menurut Mulyadi (2005),  Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis  yang 
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan 
akan terjadi untuk tujuan tertentu. 
   Biaya Pemasaran 
Menurut Mulyadi (2005) biaya pemasaran dalam  arti sempit dibatasi  artinya 
sebagai biaya penjualan, yaitu biaya – biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk 
ke  pasar.  Sedangkan  biaya  pemasaran  dalam  arti  luas  meliputi  semua  biaya  yang 
terjadi  sejak  saat  produk  selesai  diproduksi  dan  disimpan  dalam  gudang  sampai 
dengan produk tersebut diubah kembali dalam bentuk uang tunai. 
  
  
39 
    Biaya Promosi 
Menurut Philip Kotler  yang dialihbahasakan Benyamin Molan (2010), Biaya 
promosi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk promosi. 
   Biaya Layanan Konsumen 
Menurut  Philip Kotler  (2010),  Biaya layanan  konsumen  adalah  sekumpulan 
biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, dan menggunakan produk 
atau jasa tersebut. 
2.6.2  Laporan Keuangan
Menurut Munawir (1998), Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi 
yang dapat  digunakan  sebagai  alat  komunikasi  antara data  keuangan  atau  aktivitas 
suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan yang menggunakan data 
atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak – pihak yang berkepentingan tersebut dapat 
berupa  manajemen  perusahaan,  pemilik  perusahaan,  kreditur,  investor,  karyawan, 
lembaga pemerintah dan masyarakat umum. 
Menurut  Tandelilin  (2001),  jenis  –  jenis  laporan  keuangan  berdasarkan 
informasi yang dikandungnya dapat dibagi dalam tiga laporan keuangan, yaitu : 
1.       Neraca 
Neraca  adalah  laporan  keuangan  yang  menggambarkan  kondisi 
finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu. 
Dalam  kenyataannya,  bisa  saja  satu  hari  setelah  disusun  kondisi  keuangan 
perusahaan sudah mengalami perubahan.Neraca merupakan laporan mengenai 
  
  
40 
aktiva, kewajiban dan  ekuitas perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana 
penyusunan aset  dalam neraca disusun berdasarkan  likuiditasnya, sedangkan 
penyusunan kewajiban dalam ner aca disusun berdasarkan jangka waktu jatuh 
temponya.  Laporan  posisi  keuangan  harus  seimbang  antara  total  aktiva  dan 
total gabungan dari kewajiban dan ekuitas. 
2.  Laporan Rugi Laba 
Laporan  rugi  laba  adalah  ringkasan  profitabilitas  perusahaan  selama 
periode waktu tertentu, yang menunjukkan penghasilan yang diperoleh, biaya 
yang  dikeluarkan  dan  elemen  –  elemen  lain  pembentuk  laba  dalam  periode 
waktu tertentu. Laporan ini mencerminkan perbedaan antara penghasilan dan 
biaya  sehingga  menghasilkan  keuntungan  ataupun  kerugian  bersih 
perusahaan. 
Dalam laporan tersebut, ada pengelompokan biaya seperti : 
o  Biaya produksi 
Berkaitan dengan biaya – biaya yang langsung terkait dengan aktivitas 
produksi barang – barang dan jasa yang akan dijual perusahaan. 
o  Biaya administrasi dan umum 
Berkaitan dengan biaya  overhead, biaya  gaji, pengiklanan, dan  biaya 
lainnya yang tidak terkait langsung dengan biaya produksi barang dan 
jasa. 
  
  
41 
o  Biaya bunga 
Berkaitan  dengan  biaya  yang  harus  dikeluarkan  sebagai  konsekuensi 
penggunaan utang. 
o  Biaya pajak penghasilan 
Berkaitan  dengan  kewajiban  perusahaan  untuk  membayar  sejumlah 
pajak kepada pemerintah. Bagi investor, informasi laba tersebut dapat 
dijadikan sebagai dasar dalam menilai tingkat pengembalian investasi 
yang dilakukan (tingkat pengembalian terhadap investasi – ROI), atau 
seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh dari setiap saham yang 
dibeli  investor.  Tetapi  laporan  rugi  laba  tersbeut  tidak  dapat 
menggambarkan  kecenderungan  keuangan  perusahaan  di  masa  yang 
akan  datang,  untuk  itu  diperlukan  adanya  perbandingan  laporan 
beberapa tahun sebelumnya secara berurutan. 
3.  Laporan Arus Kas 
Laporan  arus  kas  merupakan  laporan  yang  memuat  aliran  kas  yang 
berasal dari tiga sumber yaitu : 
1.  Operasional perusahaan 
Menunjukkan  kemampuan  perusahaan  dalam  menghasilkan  arus  kas 
seperti  melunasi  hutang,  pembiayaan  operasional  perusahaan, 
pengumpulan  kas  yang  berasal  dari  konsumen,  dan  arus  kas  baik 
masuk ataupun keluar lainnya dari aktivitas oper asi perusahaan. 
2.  Investasi 
  
  
42 
Menunjukkan  arus  kas  yang  keluar  dan  masuk  perusahaan  yang 
berkaitan  dengan  kegiatan  investasi  perusahaan  untuk  menghasilkan 
keuntungan di masa mendatang. 
3.  Aktivitas finansial 
Menunjukkan  arus  kas  yang  keluar  dan  masuk  perusahaan  dari  para 
investor, kreditur, atau pemilik perusahaan. 
2.6.3  Alat Analisis Investasi
Dalam  menjalankan  usaha  pada  umumnya  menggunakan  metode  –  metode 
penilaian investasi yang diantaranya adalah dengan menggunakan metode : 
1.  Payback Period
Menurut Husain Umar (2000),   Payback  period  adalah suatu periode 
yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial 
cash investment) 
Menurut F Weston dan E. F Bringham (1993), Payback period adalah 
jumlah  tahun  yang  dibutuhkan  agar  pengembalian  –  pengembalian 
yang diterima menyamai jumlah yang diinvestasikan. 
Untuk  mengetahui  sejauh  mana  investasi  itu  kembali,  maka 
dirumuskan sebagai berikut : 
      
Payback 
initial 
x  1 
Period  =  
investment 
tahun 
cash flow 
  
  
  
43 
Jika  payback  period  >  umur  ekonomis,  investasi  ditolak  sedangkan 
jika payback period < umur ekonomis, investasi diterima.  
2.  Net Present Value
Mengacu kepada pendapat Umar, H. (2007),  Net Present Value yaitu 
selisih  antara Present Value dari  investasi dengan nilai sekarang dari 
penerimaan –  penerimaan kas bersih ( aliran  kas operasional maupun 
aliran kas terminal ) di masa yang akan datang.  
Warren, C.S., Reeve, J.M., Fess, P.E. (2002), berpendapat bahwa “Net 
Present  Value  method  analyzes  capital  investments  proposals  by
comparing the initial cash with the present value of the net cash flows.
It is sometimes called the discounted cash flow method”
Menurut  Kasmir  dan  Jakfar  (2003),  Net  Present  Value  (NPV)  atau 
nilai  bersih  sekarang  merupakan  perbandingan  antara  PV  kas  bersih 
(PV of  Proceed) dengan PV investasi (Capital Outlays) selama  umur
investasi.Selisih antara niai kedua PV  itulah yang dikenal dengan Net 
Present  Value  (NPV).  Menurut  Arthur  J  Keown  (2005)  Net  Present
Value  dari  proposal  investasi  yang  sebanding  dengan  present  value
dari free cash flow dikurangi initial outlay investasi. 
 
  
  
44 
Dimana : 
CFt   = Free Cash Flow per tahun dalam periode t 
r    = Sesuai dicount rate (required rate of return) 
CFo  = Initial Cash Outlay 
     = The project’s expected life 
Kriteria NPV : 
Jika NPV (+), investasi diterima 
Jika NPV (-), investasi ditolak 
3.  Internal Rate of Return
Mengacu kepada pendapat Umar,  H.  (2007), metode  Internal Rate  of  
Return    (IRR)  adalah  metode  yang  digunakan  untuk  mencari  tingkat
bunga  yang  menyamakan  26  nilai  sekarang  dari  arus  kas  yang 
diharapkan  di  masa  datang,  atau  penerimaan  kas,  dengan 
mengeluarkan investasi awal.  
Warren,  C.S.,Reeve,  J.M.,Fess,  P.E.  (2002),  menyatakan  bahwa 
“Internal  Rate  of  Return  method  uses  pr esent  value  concepts  to
compute  the  rate  of  return  from  the  net  cash  flows  expected  from
capital investment proposal. This method is sometimes called the time-
ajdusted rate of return method.” 
Net  Present  Value   kadang  kurang  lengkap untuk digunakan  sebagai
satu  –  satunya  penilaian  investasi.  Karena  dalam  nilai  sekarang 
penanaman  lebih  besar  dari  jumlah  investasi  awal.Tetapi  kelebihan 
  
  
45 
dari hasil di atas investasi awal secara presentase tidak diketahui, oleh 
karena  itu perusahaan  ingin mengetahui  presentase  dari  pengambilan 
penanaman setelah dikonversi kedalam nilai sekarang. 
Rumus dari  Internal Rate of Return (IRR) adalah sebagai berikut : 
Metode ini diterapkan dengan prosedur : 
1.  Mencari Net Present Value dari investasi. 
2.  Apabila  nilai  sekarang  bersih  positif,  maka  tingkat  hasil 
dinaikkan  sampai  menunjukkan  nilai  sekarang  bersih  negatif. 
Atau  sebaliknya  apabila  nilai  sekarang  bersih  negatif,  maka 
tingkat hasil sampai nilai sekarang bersih positif.  
Menurut H.M Yacob ibrahim (1997), kriteria penilaian dengan 
menggunakan  metode  ini  adalah  bila  nilai  IRR  yang  didapat 
lebih  besar  dari  tingkat  bunga  udang  yang  berlaku  dalam 
masyarakat, maka investasi diterima.Dan sebaliknya, bila nilai 
IRR  lebih  kecil  dari  tingkat  bunga  yang  berlaku  dalam 
masyarakat, maka investasi ditolak. 
2.7  Teori Pemasaran 
2.7.1  Pengertian Pasar
Menurut Kotler dan Amstrong (2008),  Pasar memiliki arti seperangkat aktual 
dan kemampuan pembeli dari sebuah produk . 
  
  
46 
Menurut  Kotler,  Bowen  dan  Makens  (2002)  pasar  terdiri  dari  pembeli  dan 
pembeli  berbeda-beda  dalam  berbagai  hal  yang  bisa  membeli  dalam  keinginan, 
sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. 
Menurut  sebuah  jurnal  marketing  analysis  toolkit  :  market  size  and  Market 
Share analysis oleh Thomas Steenburgh dan Jill Avery yang menjelaskan pemahaman
pasar sebelum mengetahui sasaran pasar.  
Pasar Potensial adalah himpunan konsumen yang memiliki minat dalam produk 
berpotensi  relevan.  Namun,  konsumen  di  pasar  potensial  mungkin  tidak  mampu
menerjemahkan  kepentingan  mereka  untuk  penjualan,  pendapatan  tertentu  dan
kendala akses pasar. Atau bahkan meskipun produk tersebut berpotensi relevan untuk
mereka,  mereka  mungkin  tidak  menyadari  ketersediaannya  karena  komunikasi
pemasaran yang buruk.
Ketersediaan  Pasar  adalah  himpunan  konsumen  yang  memiliki  minat, 
pendapatan, dan akses pasar untuk produk tertentu. 
2.7.2  Pengertian Pemasaran
Menurut  Kotler  dan  Amstrong,  pemasaran  adalah  sebuah  proses  perusahaan 
menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan yang kuat dengan 
konsumen dengan tujuan untuk menciptakan keuntungan dari konsumen.   
  
  
47 
2.7.3  Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi  Pemasaran  menurut  Kurtz  (2008)  adalah  sebuah  keseluruhan  program 
perusahaan  untuk  menentukan  target  pasar  dan  memuaskan  konsumen  dengan 
membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran, distribusi, promosi, dan har ga. 
Kegiatan  pemasar an  yang  selama  ini  dikenal  hanya  sekedar  memberikan 
informasi  dan  membeli  sebuah  produk  padahal    menurut  Kotler  dan  Amstrong, 
(2008)  pemasaran tidak hanya berkutat pada “telling and selling” tapi lebih dari itu, 
pemasaran menurut mereka secara singkat  adalah “new sense of satisfying customer 
needs”.  Pengertian  pemasaran menurut  Kotler  dan Gar y  Amstrong dalam buku  nya
Principles of Marketing adalah : 
“The  Process  by  which  companies  create  value  for  customer  and  build  strong 
customer relationship inorder to capture value from customer in return”
Jadi  kegiatan  pemasaran,  lebih  besar  maknanya  apalagi  jika  sudah 
bersinggungan  dengan  kebutuhan  seseorang,  tidak  hanya  cukup  dengan  sebuah 
produk terbeli tapi bagaimana konsumen memberikan nilai tersendiri kepada produk 
tersebut,  sehingga  akhirnya  menjadi  loyal  terhadap  sebuah  produk  bahkan 
perusahaannya. 
Perusahaan menyiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen 
terbaik  yang  dapat  menciptakan  keuntungan  yang  sebesarnya.  Proses  ini  meliputi 
market segmentation, market targeting, positioning dan differentiation. 
  
  
48 
1)  Market Segmentation 
Segmentasi  yang  lengkap  membutuhkan  biaya  yang  tinggi,  dan  kebanyakan 
pelanggan  tidak  dapat  membeli produk  yang  benar-benar  disesuaikan dengan 
kebutuhan.Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar 
dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda.Segmen 
pasar  menurut  Kotler  dan  Amstrong  (2008)  adalah  membagi  sebuah  pasar 
menjadi  grup-grup pembeli dengan keinginan, karateristik, atau  perilaku  yang 
berbeda-beda. Pembagian pasar menurut Kottler : 
a.  Geografik  
Segmentasi  geografik adalah membagi  kesuruhan  pasar  menjadi  kelompok 
homogen  berdasarkan  lokasi.  Pendekatan  ini  membantu  mengidentifikasi 
secara  umum  akan  kebutuhan  konsumen  di  suatu  lokasi,  walaupun 
sebenarnya  lokasi  geografis  tidak  menjamin  bahwa  semua  konsumen  di 
lokasi tersebut mempunyai keputusan pembelian yang sama.  
b. 
Demografis 
Segmentasi dari demografis dibagi menjadi : 
1)  Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia 
2)  Jenis Kelamin : membagi pasar sesuai jenis kelamin  
3)  Pendapatan  :  Membagi  pasar  sesuai  kelompok  pendapatan  yang 
berbeda-beda  
  
  
49 
c.  Psychographic 
Membagi  pasar  berdasarkan  kelas  sosial,  gaya  hidup,  dan  karateristik 
pribadi.  
d.  Tingkah Laku   
Membagi  pasar  berdasarkan  pengetahuan  konsumen,  sikap,  dan  respon 
terhadap produk. 
2)  Market Targeting 
Setiap  perusahaan  dapat  masuk  ke  dalam  satu  atau  beberapa  segmen 
pasar.Setelah  perusahaan  mendefinisikan  segmen  pasar,  Market  Targeting 
mengevaluasi  ketertarikan  dari  masing-masing  segmne  dan  memilih  segmen 
pasar. 
3)  Positioning 
Positioning  adalah  Memposisikan  suatu  produk  dengan  jelas,  tepat,  dan
berbeda untuk bersaing di pikiran target konsumen . 
4)  Differentiation 
Differentiation  adalah  membuat  suatu  perbedaan  kepada  target  konsumen
dengan menciptakan nilai yang berbeda di pikiran konsumen. 
2.7.4  Bauran Pemasaran
Logikanya  setelah  mengetahui  bidikan  pasar  untuk  mendapatkan  target  pasar 
yang    diinginkan,  harus  ada  rencana  detail  dalam  bauran  pemasarannya.  Menurut 
Kottler (2008), bauran pemasaran adalah seperangkat taktik pemasar an yang dapat di 
  
  
50 
kontrol  meliputi  produk,  harga,  tempat,  dan  promosi  yang  di  padukan  perusahann 
untuk menciptakan respon dari target pasarnya.  Empat bauran pemasaran : 
1)  Produk ( Product ) 
Produk  adalah  kombinasi  benda  dan  jasa  dari  perusahaan  yang  ditawarkan  ke 
target  pasar  untuk  memenuhi  kebutuhan  dan  keinginan.  Produk  secara  luas 
meliputi  desain,  merek,  hak  paten  ,  positioning,  dan  pengembangan  produk. 
Produk  bisnis  ini  adalah  sebuah  Inovasi  yang  merupakan  perpaduan  antara 
kebutuhan dan kemudahan bagi pelanggan. kehadiran sebuah produk yang baru, 
sehingga disadari adanya tahapan yang harus diambil untuk memperkenalkannya. 
Menurut  Kotler  and  Gary  Amstrong  ada  sebuah  proses  dalam  pengambilan 
sebuah keputusan terhadap produk baru oleh konsumen.  
Produk baru maksudnya adalah “a good , service, and idea that is perceived by 
some potential customer as new”
Menurut  David  W.  Cravens  dan  Nigel  F.  Piercy  dalam  bukunya  Strategic 
Marketing ada 3 tipe produk baru : 
1) Transformational  Innovation  :  Produk  ini  baru  dan  nilai  yang  diciptakan
substansial . Contoh : Penemuan Mesin ATM  
2) Substantial Innovation : Produk baru yang cukup signifikan dan menciptakan 
nilai  penting bagi pelanggan/  konsumen.   Contoh  :  Diet  Coke  (menciptakan 
minuman bersoda yang mengandung sedikit gula)  
  
  
51 
3) Incremental Innovation : Produk baru  yang diciptakan dari hasil improvisasi 
dari  inovasi  sebelumnya  .  Contoh  :  rasa  baru pada  minuman  bersoda  Fanta 
(yang biasanya rasa stroberi, kini dibuat rasa apel)  
Dalam mengembangkan sebuah produk baru dibutuhkan sebuah perencanaan 
yang  efektif  dalam  prosesnya,  berdasarkan  David  W.  Cravens dan  Nigel  F. 
Piercy gambar dibawah ini adalah tahapan dalam sebuah perencanaan efektif : 
Gambar 2.9 Tahapan Perencanaan Efektif  (hasil olahan sendiri, 2014)
Awal mula dari perencanaan ini  adalah sesuatu  yang harus sering dilakukan, 
yaitu melakukan analisis  terhadap  kebutuhan dari konsumen. Dari  informasi 
keinginan  dari  para konsumen  membuat   rangsangan  ide  tercipta,  kemudian 
dari  banyak  nya  ide  yang  bermunculan  terkait  dengan  keinginan  dari  para 
konsumen  kita melakukan penyaringan   yang  gunanya  untuk  mengeliminasi 
ide-ide yang tidak menjanjikan, karena mengembangkan sebuah ide ketahapan 
selanjutnya  pada  proses  pengembangan  produk  baru  tidak  mengerluakan 
  
  
52 
sedikit, sehingga sebisa  mungkin  kita melakukan penyaringan  ide  agar  lebih 
terfokus.  Sebelum menentukan  keputusan  pada  pengembangan  produk baru, 
kita  perlu  melakukan  analisa  bisnis  untuk  membuat  estimasi  biaya  dan 
pendapatan  yang  akan  diperoleh.  Sampai  pada  tahap  selanjutnya 
pengembangan produk  
2)  Harga (Price)  
Harga  adalah  sejumlah  uang  yang    harus  dikeluarkan  konsumen  untuk 
mendapatkan  suatu  produk  dan  jasa.  Harga  juga  merupakan  pesan  yang 
menunjukkan bagaimana suatu brand memposisikan dirinya di pasar. 
3)  Distribusi (Distribution)  
Distribusi  meliputi  aktivitas  perusahaan  dalam  membuat produknya tersedia  di 
target  pasar,  Strategi  pemilihan  tempat  meliputi  transportasi,  pergudangan, 
pengaturan, persediaan, dan cara pemesanan bagi konsumen.  
4)  Promosi (Promotion)  
Promosi  adalah  aktifitas  perusahaan  untuk  mengkomunikasikan  produk  dan 
jasanya serta mempengaruhi target konsumen untuk membeli. Kegiatan promosi 
antara lain: iklan, personal selling, promosi penjualan, dan public relation.  
2.7.5  Experiental Marketing
Sebuah  Jurnal  berjudul  Experiental  Marketing  vs.  Traditional  Marketing  : 
Creating  Rational  and  Emotional  Liaisions  with  consumer   oleh  Dainora  Grundey
menjelaskan      bahwa    Experiental  Marketing  adalah  pemasar  cenderung  ingin 
  
53 
melibatkan  konsumen  dengan  sebuah  pengalaman  yang  luar  biasa  dengan 
memberikan kesempatan konsumen untuk terlibat secara fisik, mental, emosional dan 
spiritual dalamkonsumsi produk atau jasa yang  membuat interaksi bermakna nyata.  
B.  Scmitt  seorang  pencetus  Experiental  Marketing  mengatakan  dalam  jurnal 
yang  di  buat    oleh  Dainora  bahwa  Experiental  Marketing  adalah  disiplin
menciptakan produk  dan  jasa  yang  mempertimbangkan semua  elemen  dibawah  ini.
Schmitt  mengidentifikasi  ada  lima  jenis  pengalaman  atau  Strategic  Experience
Modules:
 
Gambar 2.10 The Experiental Grid (Rumania Journal Ekonomi, 2008)
1.  Sense:  segala  aspek  sensual  dan  nyata  dari  suatu  produk  atau  pengalaman
yang  di  pengaruhi  oleh    kelima  indera  penglihatan,  suara,  aroma,  rasa  dan
sentuh. Pengalaman rasa sangat berguna untuk membedakan produk atau jasa, untuk
memotivasi  pelanggan  potensial  dan  untuk  menciptakan  perasaan  bernilai  dalam
sebuah
pemikiran
pembeli.               
2.  Feel :  Feel pada pemasaran  dikhususkan  untuk merangsang dan  mempengaruhi
(penciptaan  suasana  hati  dan  emosi)  yang  ada  pada  perusahaan  dan  merek.  Jelas,
  
  
54 
perasaan  positif  atau  negatif  terhadap  suatu  produk  atau  jasa  akan  mempengaruhi
sejauh  mana  itu  dikonsumsi.
3.  Think:  Tujuan  dari  think  marketing  adalah  untuk  mendorong  pelanggan
untuk  terlibat  dalam  pemikiran  elaborasi  dan  kreatif  yang                               
dapat  mengakibatkan  penilaian  ulang  pada  perusahaan  dan  produk.
4.  Act  :  Act  marketing  berorientasi  pada  penciptaan  pengalaman
melalui  perilaku  dari  pelanggan,  baik  secara  pribadi  maupun  dalam
perusahaan.  Tujuannya  adalah  untuk  mengubah  perilaku  jangka  panjang  dan
kebiasaan  yang  mendukung  produk  atau  jasa  tertentu.
dikutip  dari  Rumania  Journal  Ekonomi
TahunXI,  no.29  (3)  2008  140.
5.  Relate: relate mengembangkan penginderaaan, perasaan, kesadaran, dan  tindakan
pada  individu  pribadi  dengan  menghubungkan    individu  itu 
dengan  konteks  sosial  dan  budaya  yang  lebih  luas  tercermin  dalam  brand. 
Dengan kata lain , berhubungan memainkan pemasaran pada identifikasi diri dengan
konteks  dan  asosiasi  terikat  dalam  produk  atau  jasa  yang  digunakan.Kelima  jenis
pengalaman  (SEM)  disampaikan  kepada  individu  melalui  Experience  Providers 
(ExPros), melalui cara di bawah ini :
1.  Communication  : periklanan, Komunikasi Eksternal dan Internal Perusahaan,
Kampanye public relations baik visual dan lisan identitas dan signage, nama,
logo, warna, dll 
2.  Product presence: desain, kemasan, dan tampilan 
  
  
55 
3.  Co-branding:  melibatkan  event  marketing,  sponsor,  aliansi  dan  kemitraan,
perizinan, penempatan produk dalam film, dll 
4.  Spatial  Environment  :  yang  meliputi  desain  eksternal  dan  internal  perusahaan,
outlet penjualan, konsumen dan trade fair. 
5.  Web sites
6.  People:   Tenaga penjualan, kantor  cabang, penyedia layanan  pelanggan, operator
layanan pelanggan 
Tabel 2.1 Experimental Grid Pada MOOGRILL  
Communication  Identity  Product
Co-Branding Environment  Website
People
 
Sense Aktivitas BBQ
Dekorasi Saus Spesial
Design
Feel
Kinship How
to Order
Think Brosur
Design logo
Media
Placement News
Act Celebrity Endorsment
Games Through Social Media
Relate Bazaar
Mobile Booth
All
Employe