BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Network
Menurut
Miller
(1996,
p4), network
adalah
kumpulan
dari
komputer
dan
peripheral,
seperti
printer,
modem,
plotter,
scanner,
dan
peripheral
lainnya
yang
secara
bersamaan
terhubung
oleh
beberapa
medium.
Hubungan
yang
terjadi
bisa
secara
langsung
yaitu
melalui
kabel
maupun secara tidak
langsung
yaitu
melalui
modem.
Berdasarkan
luas
jangkauannya
(Tanenbaum,
1996,
pp9-11),
network
dapat
dibagi
atas
3 bagian,
yaitu
Local
Area
Network
(LAN),
Metropolitan
Area
Network
(MAN),
dan
Wide
Area
Network
(WAN).
LAN
di
desain
untuk
beroperasi
dalam
area
geografis
terbatas
melingkupi satu
gedung dengan
jarak
antara
10
m
1
km
yang
dapat
menghubungkan semua
workstation,
peripheral,
terminal
dan
peralatan
lain
sehingga
membuat
kemungkinan
penggunaan
teknologi
komputer
secara
efisien
dengan
berbagi
file dan
peranti
lainnya.
MAN
memiliki
luas jangkauan
lebih
luas dibandingkan
LAN
dan lebih
kecil
daripada WAN. MAN dapat menjangkau
kantor-kantor
perusahaan yang berdekatan
atau juga sebuah
kota.
WAN
merupakan
jaringan
komunikasi
data
yang
menghubungkan
pengguna
dalam
lingkup
geografis yang
luas
antara
100
km 100.000
km.
Sedangkan
WAN
adalah
jaringan
dengan
skala
yang
sangat
besar
yang
meliputi
daerah geografis
yang sangat
luas.
7
|
![]() 8
7
Application
Layer
6
Presentation Layer
5
Session
Layer
4
Transport Layer
3
Network
Layer
2
Data Layer
1
Physical
Layer
2.2
OSI
Halsall
(1995,
p13)
mengatakan
diawal
tahun
1980
terjadi
peningkatan
jaringan
yang
sangat
besar
dalam
segi
kuantitas
dan
di pertengahan
tahun
1980
kesulitan
komunikasi
terjadi
pada jaringan-jaringan
komputer
dengan
spesifikasi
dan
implementasi hardware dan software yang berbeda.
Untuk
menangani
permasalahan
ketidakcocokan
dan ketidakmampuan
berkomunikasi
ini, maka
dibentuklah
model
referensi
OSI
(Open
System
Interconnection)
oleh
International
Standard
Organization
(ISO)
di
tahun
1984
untuk
memperjelas
mekanisme
komunikasi
data elektronik.
Model
OSI dilengkapi
dengan
sekumpulan
standar
yang
menjamin
kompatibilitas
dan
interoperabilitas
antar
beragam
tipe dari teknologi
jaringan.
Menurut
Halsall
(1995,
p14) seperti
pada
Gambar
2.1
model OSI
terbagi
dalam
7
layer
yang terdiri dari:
Upper Layers
Intermediate Layers
Lower Layers
Gambar 2.1 Model OSI menurut Halsall
|
9
Layer-layer
ini
terbagi
menjadi
tiga
bagian
yaitu
upper layers
(layers
5-7),
intermediate layer (layer 4), dan lower layers (layers 1-3).
Upper
layers
terdiri
dari
layer
aplikasi,
presentasi
dan
session
yang
merupakan
application-oriented
dimana
ketiga
layer
ini
bertanggung
jawab
untuk
menangani
aplikasi
jaringan,
representasi
data
dan
interaksi
antar
aplikasi
dan
pengguna.
Ketiga
layer
ini
hanya
mengirim
data
yang
dibutuhkan
oleh
lower
layers,
khususnya
ke
mana
data akan
dikirim.
Upper
layers
berhubungan
dengan
protokol
yang
membolehkan
proses aplikasi dua
end-user berinteraksi
satu
sama
lain.
Intermediate layer merupakan
layer
transport
yang
menyembunyikan upper
layer dari operasi
detail network layer yang dependent.
Lower
layers
merupakan
network -oriented
yang akan berurusan
dengan
transmisi data,
covering
dan
pemaketan,
routing
(pemilihan
rute
data
pada
jaringan),
verifikasi,
dan
transmisi
dari
masing- masing
grup
data.
Lower
layers
berhubungan
dengan
jaringan
komunikasi
data
yang
digunakan
untuk
link
dua
komputer
yang saling
berhubungan.
2.3
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP)
Dalam
komunikasi data komputer,
protokol diperlukan untuk mengatur
bagaimana suatu
perangkat keras
dapat
berkomunikasi
dengan
perangkat
keras
lain.
Agar dua
buah
perangkat
keras seperti
komputer,
hub,
switch,
router, dan
lain- lain
dapat
berkomunikasi
maka
kedua
perangkat
keras
tersebut
memerlukan
penggunaan
protokol
yang sama.
TCP/IP
adalah
sekumpulan
protokol
yang dikembangkan
untuk
mengatur
komputer
berbagi
sumber
melalui
jaringan ( Hedrick, 1987).
|
10
TCP/IP
dikembangkan
oleh ARPAnet.
Komputer-komputer
yang
terhubung
ke
Internet
berkomunikasi
dengan
protokol
TCP/IP
sehingga
perbedaan
jenis komputer
maupun
sistem
operasi
tidak
menjadi
masalah
dalam berkomunikasi.
Protokol
ini terdiri
dari
2
bagian
penting
yaitu protokol
transport
Transmission
Control
Protocol
dan
User
Datagram Protocol dan
Internet Protocol.
2.3.1 Transmission Control Protocol (TCP)
TCP
adalah
protokol
yang
digunakan
bersama
dengan
IP
untuk
mengirim
data
dalam
bentuk
unit- unit
pesan
antara
komputer
ke
Internet.
Pengiriman
data
ini
dapat
terjamin
karena
pada
TCP
terdapat
tiga proses
yaitu
data acknowledgement,
retransmisi,
dan
sequencing dimana
TCP
selalu
meminta
konfirmasi setiap
kali
selesai mengirim
data, apakah data telah sampai
di
tempat
tujuan. Kemudian TCP akan
mengirimkan
data
urutan
berikutnya
atau melakukan
retransmisi
yaitu
pengiriman
ulang
data tersebut
bila
terjadi.
Data
yang
dikirim
dan diterima
diatur
berdasarkan
nomor
urut.
TCP
juga
mengawasi
unit
data
individual
atau dikenal
dengan
nama
paket,
dimana
pesan-pesan
dibagi
untuk
efisiensi routing
melewati Internet.
TCP
bertanggung
jawab
untuk
memeriksa
apakah
pengiriman
data
dari
client
ke
server
sudah
benar.
TCP juga mendeteksi
kesalahan
atau data
lost
dan
melakukan
pengiriman kembali sampai data yang benar diterima
lengkap (Gilbert,
1995).
TCP
merupakan protokol
yang
menyediakan pelayanan seperti
connection
oriented,
reliable,
byte
stream
service.
Connection oriented
berarti
dua
aplikasi
pengguna
TCP
harus
melakukan
pembentukan
hubungan
untuk
melakukan
pertukaran
|
11
data.
Reliable
berarti
TCP
menerapkan
proses
deteksi
kesalahan
paket
dan
retransmisi.
Byte Stream
Service
berarti
paket
dikirimkan
dan sampai
ke
tujuan
secara berurutan.
Selain
TCP,
dikenal
juga
protokol
transport UDP
(User
Datagram Protocol).
UDP
bersifat connectionless
dan unreliable.
Connectionless
berarti
dalam mengirim
paket
dari
tempat
asal
ke
tujuan,
masing- masing
tidak
mengadakan
handshake
(proses
saling
menginisialiasikan
koneksi)
terlebih
dahulu. Unreliable
dimaksudkan
bahwa
protokol
IP tidak
menjamin
datagram
yang dikirim
sampai
ke tempat tujuan
tetapi
berusaha sebaik-baiknya agar paket
yang dikirim sampai
ke tempat tujuan.
2.3.2 Internet Protocol (IP)
IP
adalah suatu
metode atau
protokol
yang
mengatur
bagaimana
suatu
data
dikirim
dari
satu
komputer
ke komputer
lain
dalam
suatu
jaringan
komputer.
Setiap
perangkat
keras
(host)
yang
berada
dalam
jaringan Internet setidaknya
mempunyai
satu
alamat IP yang bersifat
unik yang
membedakan dari host
lain..
Internet
Protocol
(IP)
mempunyai
3
fungsi
utama
dalam
jaringan
TCP/IP
Internet:
IP merupakan
bagian
dasar
dalam.
pengiriman
data
di Intemet,
mendefinisikan
format
data
yang
tepat untuk
dikirimkan
ke Intemet.
IP
mendefinisikan
fungsi routing
dan
mendefinisikan
pengalamatan
dari
komputer.
IP mendefinisikan
bagaimana
suatu
paket
data
harus
diproses,
mendefinisikan
kapan
pesan
kesalahan
harus
disampaikan
dan
mendefinisikan
kapan kondisi
suatu paket
data
harus
diabaikan
|
12
IP memiliki
pengalamatan
sebesar
32
bit. Dalam
penulisannya IP dibagi
menjadi
4
bagian dimana setiap
bagiannya
terdiri
dari
8
bit
dan
dibatasi
dengan
titik
(.). Alamat
IP
ini dibagikan
ke
seluruh
pengguna
jaringan Intemet
di seluruh
dunia.
Pengalamatan
IP
terdiri
dari
dua
bagian
yaitu
bagian
network
number
dan
host
number.
Bagian
yang
menjadi
network
number
dan
host
number
diketahui
dari
pembagian
kelas IP. Kelas IP dibedakan
pada ukuran
dan jumlahnya.
Menurut
Miller (1996,
p35), Pengalamatan IP terbagi
dalam, 5 kelas yaitu
:
a.
Kelas A
Pengalamatan
IP
kelas
A
diberikan
untuk
jaringan
dengan
jumlah
host yang
sangat
besar.
Bit
pertama
dari
pengalamatan
IP
kelas
A
selalu
di
set
0
(nol)
sehingga
byte terdepan
dari
alamat
IP selalu
bernilai
antara
0
-
127.
Delapan
bit
pertama
digunakan
sebagai
network
number
sedangkan
24
bit
akhir
untuk
host
number.
Misal
alamat
IP
kelas
A
adalah
113.46.5.6
maka network
number-nya
adalah
113
dan
host
number-nya adalah
46.5.6
b.
Kelas B
Pengalamatan IP kelas
B
biasanya
dialokasikan
untuk
jaringan
berukuran
sedang
dan
besar.
Dua
bit
pertama
dari
pengalamatan
IP
kelas
B
selalu
di
set
10
(satu
nol)
sehingga
byte
terdepan
dari
pengalamatan
IP
selalu
bernilai
antara
128
-
191.
Enam
belas
bit pertama
digunakan
sebagai
network
number,
sedangkan
16
bit
berikutnya
digunakan
sebagai
host
number.
Misalnya
pengalamatan
IP
kelas
B
132.92.121.1
maka
network
number-nya
adalah
132.92
dan
host
number-nya
adalah
121.1. Dengan
panjang
|
13
host
number
yang
16
bit,
maka
network
dengan
pengalamatan
IP kelas
B dapat
menampung
sekitar 65000 host.
c.
Kelas C
Pengalamatan
IP
kelas
C awalnya
digunakan
untuk
jaringan
berukuran
kecil,
misalnya
LAN.
Tiga
bit awal
dari pengalamatan
IP kelas C
selalu
diset 111. Dua puluh
satu bit
berikutnya
membentuk
network number
sedangkan
8
bit akhir untuk
host
number.
Dengan
konfigurasi
ini
sekitar
dua
juta
network
dapat
dibentuk
dengan
memiliki
256 pengalamatan IP
untuk
masing- masing network .
d.
Kelas D
Pengalamatan
IP
kelas
D
digunakan
untuk
keperluan IP
multicasting.
Empat bit
awal
di set
1110.
Bit-bit
berikutnya diatur sesuai dengan keperluan
multicast
group yang
menggunakan
pengalamatan
IP
ini.
Dalam
multicast
tidak
dikenal
network
number
dan
host
number.
e.
Kelas E
Pengalamatan
IP
kelas
E
tidak
digunakan
untuk
umum.
Empat
bit
awal
di
set
1111.
Selain network
number,
digunakan
net work
prefix
(dengan
tanda
garis
miring
'/'
diikuti angka yang menunjukkan
panjang
network
prefix
dalam
bit)
untuk
menyebut
bagian
pengalamatan
IP
yang
menunjukkan
jaringan.
Contohnya,
untuk
alamat
IP
kelas
B
132.92.121.1
maka dapat
ditulis dengan
132.92/16.
2.3.3 Komponen Fisik Dalam Jaringan TCP/IP
Menurut
Purbo
(1998,
p32),
komputer
dengan
protokol
TCP/IP
dapat
terhubung
ke
komputer
lain
dan
jaringan
lain
karena
bantuan
peralatan
jaringan
komputer.
Pada
|
14
komputer
itu
sendiri,
ditambahkan
apa
yang
disebut
sebagai
network
interface.
Network
interface
berupa kartu
Ethernet
atau
modem. Kartu Ethernet
terhubung
ke komputer
lain
lewat
kabel RG-585
atau
ke
hub
Ethernet
lewat
kabel
UTP. Modem
terhubung
ke
jaringan
melalui
kabel
telepon.
Disamping
itu
masih
diperlukan
peralatan
lain untuk
membentuk
jaringan
komputer.
Peralatan
ini
disebut
sebagai
device
penghubung
jaringan.
Device
penghubung
jaringan
ini
secara
umum
dibagi
dalam
beberapa
kategori,
yaitu
repeater, bridge, dan
router.
Repeater
merupakan
fasilitas
paling
sederhana dalam
jaringan
komputer
yang
berfungsi
menerima
sinyal
dari satu segmen
kabel
LAN
dan
memancarkannya
kembali
dengan kekuatan
yang
sama dengan sinyal asli pada satu atau
lebih
segmen
kabel
LAN
yang
lain.
Dengan
adanya
repeater,
jarak
antara
dua
jaringan
komputer
bisa
diperjauh,
Bridge
memiliki
kefleksibelan
dan kecerdasan
lebih
dibandingkan
dengan
repeater.
Bridge dapat
menghubungkan
jaringan
yang
menggunakan
metode
transmisi
berbeda
atau
medium
access
control yang
berbeda.
Router
memiliki
kemampuan me
lewatkan IP
dari
satu
jaringan
ke
jaringan
lain
yang
mungkin
memiliki
banyak
jalur
di antara
keduanya.
Router-router
yang
saling terhubung
dalam
jaringan
Internet
turut
serta
dalam
sebuah
algoritma
routing
terdistribusi untuk
menentukan
jalur
terbaik yang
dilalui paket IP dari satu sistem ke sistem
lain.
2.4
Arsitektur TCP/IP
2.4.1 Struktur Header IP
Menurut
Bacalla (1995),
semua
paket IP memiliki
struktur
yang
sama
dimulai
dari IP
header,
diikuti
oleh
beberapa
variabel
field
yang
bervariasi
ukurannya.
Isi
dari
|
![]() 15
Frame #2
with IP
header
Frame #3
with IP
header
.
.
.
Frame #n
with IP
header
struktur
tersebut
adalah
field
-field
berikut:
Version,
Internet
Header
Length,
Type
of
Service,
Total
Length,
Identification,
Flags,
Fragment
Offset,
Time
To
Live,
Protocol,
Header
Checksum,
Source
IP
Address,
Destination
IP
Address,
Options
dan
Padding
seperti yang diperlihatkan
pada
Gambar
2.2.
0
4
8
16
19
31
Version
IHL
TOS
Total Length
Identification
Flags
Fragment
Offset
Time To Live
Protocol
Header Checksum
Source IP Address
Destination
IP Address
Options
Padding
Gambar 2.2 Struktur header
IP
Paket data yang
sudah
memiliki
header
IP lengkap
yang
ditangkap
dari
jaringan
ini diistilahkan sebagai
packet
dump. Gambar
2.3
berikut
menggambarkan
posisi
packet
dump
dari sebuah
file yang
dikirimkan
ke
jaringan
dengan
topologi Ethernet.
Frame
#1
Frame #1
with IP
header
Ethernet
Frame #3
with IP
header
File:
Testing.xls
Frame
#2
Frame
#3
.
.
.
Frame
#n
* 0 00 0C 07 | AC 01 00 80 | 48 B7 FD 70 | 08 00 45 00 [........H..p..E.]
00 00 0C 07 | AC 01 00 80 | 48 B7 FD 70 | 08 00 45 00 [........H..p..E.]
* 0 28 34 02 | 40 00 80 06 | C9 9F 0A 15 | 00 E9 CA 9E [.(4.@...........]
00 28 34 02 | 40 00 80 06 | C9 9F 0A 15 | 00 E9 CA 9E [.(4.@...........]
* 7 92 04 20 | 00 50 00 00 | DE 1C C9 5F | E3 D1 50 10 ['.. .P....._..P.]
27 92 04 20 | 00 50 00 00 | DE 1C C9 5F | E3 D1 50 10 ['.. .P....._..P.]
* 2 38 00 B0 | 00 00
22 38 00 B0 | 00 00
|
|
["8....]
Packet
Dump
Gambar 2.3 Visualiasi Packet Dump
|
16
Berikut
adalah
penjelasan
lebih
detil
mengenai
masing-masing
field
pada header
IP diatas:
1.
Version: Field
ini berukuran
4
bits
dimulai dari
oktet 0
s.d. 3,
dimana
isi
dari
field
ini
menyatakan
versi
format
internet header.
Dalam
dokumen
ini
menjelaskan
versi 4.
2.
IHL : Singkatan
dari
Internet
Header
Length,
berukuran
4
bits
dimulai
da ri
oktet
4
s.d.
7.
Isi
dari
field
ini
menyatakan
panjang
internet
header dalam
bilangan
bulat 32
bit,
dan
menunjukkan
alamat
awal
dari
data.
Catatan:
nilai
minimum header yang benar adalah
lima.
3.
Type
of
Service:
Dengan
ukuran
8
bits
yang
dimulai
dari
oktet
8
s.d.
15,
yang
mengindikasikan
parameter
abstrak
dari
kualitas
servis
yang
diinginkan.
Parameter
ini
digunakan
untuk
membimbing
selection pada
parameter
servis
yang
sebenarnya
ketika
mengirimkan
datagram
ke
jaringan
local.
Beberapa
jaringan
menawarkan
prioritas
servis (service
precedence)
dimana
dapat
digunakan
untuk
mengutamakan
aliran
lalu lintas
data yang
berprioritas
tinggi
daripada
lalu lintas
lainnya
(biasanya
dengan
hanya
mengijinkan
aliran
data trafik
yang
memiliki
nilai prioritas
yang
lebih
tinggi
dari
pengaturan
saat
itu
untuk
di
loloskan
pada
saat
load
jaringan
sedang
tinggi).
Tiga
pilihan
utama dalam field
ini adalah
: three
way
tradeoff
between
low-delay,
high-reliability,
and
high-throughput
yang
diperlihatkan
pada Gambar
2.4.
|
![]() 17
Gambar 2.4 IP Header, field precedence
Pada
Gambar
2.4,
diketahui
bahwa
masing- masing
bit
memiliki
arti
tertentu. Berikut adalah
maksud
dari
setiap
isi
pada bit tersebut:
Bits 0-2:
Precedence.
Bit 3:
0 = Normal Delay, 1 =
Low Delay.
Bit 4:
0 = Normal
Throughput, 1 = High Throughput.
Bit 5:
0 = Normal
Relibility,
1
=
High Relibility.
Bit
6-7:
Reserved for Future Use.
Adapun kode dari
precede nce adalah
sebagai
berikut:
111
Network Control
011
Flash
110
Internetwork Control
010
Immediate
101
CRITIC/ECP
001
Priority
100
Flash Override
000
Routine
Penggunaan
fasilitas
Delay,
Throughput,
dan
Reliability dapat
meningkatkan
cost
dari servis
(dalam
beberapa
kasus).
Dalam
sebuah
jaringan,
apabila
ada satu
jaringan
lokal
dengan
kinerja
yang
lebih
baik
dari
yang
lain akan
mengakibatkan
dampak
yang
berbanding
terbalik,
yaitu
ada
beberapa
jaringan
lokal
lainnya
yang
akan
mengalami
penurunan
performa.
|
18
Oleh karena
itu parameter
ini biasanya
jarang
diset, kecuali
pada
kasus-kasus
khusus.
4.
Total
Length:
Field
ini
berukuran
16
bits
dimulai
dari
oktet
16
s.d.
31.
Isi
dari
field
ini
menyatakan
ukuran
total
satu
datagram
dalam satuan oktet,
termasuk
internet
header
dan
data.
Maksimum
ukuran
datagram
yang
akan
diisi
pada
field
ini
adalah
65.535
oktet,
akan
tetapi
ukuran
datagram
yang
terlalu
besar
yang
hampir
mendekati
nilai
maksimum
hampir
jarang
ditemui
pada
jaringan
secara
umum.
Setiap
hosts
harus
mampu
menerima
datagram
sampai dengan
576 oktet
(walau
mereka tiba semuanya
ataupun dalam
keadaan
terpecah)
.
Pengiriman
datagram
ke hosts dengan
ukuran
lebih
dari
576
oktet
sebaiknya
hanya
dilakukan
apabila
hosts tujuan
siap
untuk
menerima
datagram
dalam
ukuran
yang
lebih
besar.
Ukuran
576
oktet
dipilih
karena
dianggap
merupakan
ukuran
blok data yang
masuk
akal untuk
dikirim
apabila
dibutuhkan
tambahan
header information.
5.
Identification:
Dimulai dari
oktet
32
s.d. 47 (16
bit).
Isi
dari field
ini
berupa
indentifikasi
dimana
angka dari
field
ini diisi
oleh
pengirim
untuk
membantu
perakitan datagram
yang terpecah.
6.
Flags:
Field
ini
berukuran
3
bits,
dimulai
dari
48
s.d.
50.
Masing-
masing
dari
tiga
bit
pada
field
ini
digunakan
sebagai
kode
yang
detilnya
dijelaskan
pada Gambar
2.5.
|
![]() 19
Gambar 2.5 IP header, field Flags
Masing- masing
isi dari bit tersebut
harus berupa
angka 0 atau
1. Bit 0
tidak
dipakai
dan
dicadangkan
untuk
keperluan yang akan
datang,
isinya
harus
bernilai
nol.
Bit
kesatu
menandakan
apakah
data
boleh
dipecah
atau
tidak.
Apabila
bit
kesatu
berisi
0 menandakan
data
boleh
dipecah
(May
Fragment),
dan apabila
berisi
sebaliknya,
berarti
data
jangan
dipecah
(Dont
Fragment).
Bit
kedua
menandakan
status
fragmen.
Apabila
berisi
0 berarti
fragmen
ini adalah
fragmen
terakhir,
tetapi
apabila
berisi
sebaliknya
berarti
menandakan
masih
ada fragmen
lain.
7.
Fragment
Offset : Dengan
berukuran
13
bits (diawali
dari
oktet 51
s.d.
63),
field
ini menyatakan
posisi
pecahan
data
(fragmen)
ini
dalam
datagram.
Fragment
offset diukur
dalam
satuan
unit
8
bilangan
oktet
(64
bits).
Fragmen
pertama selalu
ber-offset
nol.
8.
Time
to
Live:
Diawali
dari
oktet
64
s.d.
71
(berukuran
8
bits),
Field
ini
menyatakan
waktu maksimum
datagram diperbolehkan
beredar
dalam
sistem
jaringan.
Jika
field
ini
berisi
nol
maka
datagram
harus
dibuang.
Isi
dari
field
ini
diubah
setiap
kali
dalam
memproses
header.
Satuan
dari
field
ini
adalah
detik,
tetapi
semenjak
setiap modul yang
memproses
datagram
harus
mengurangi
TTL
dengan
minimal
satu
walaupun
pemrosesan
|
20
datagram
berlangsung
kurang
dari
satu
detik,
TTL
harus
dipandang
sebagai
batas atas dari
waktu
dimana
datagram
tersebut
diperbolehkan
beredar
dalam
jaringa
n.
Maksud
dari
hal
ini
adalah
untuk
membuat
datagram
yang
tidak
dapat
terkirim
disingkirkan
dari jaringan,
dan untuk
mengacu
kepada
waktu hidup
maksimal dari datagram.
9.
Protocol: Berjumlah
8
bits,
dimulai
dari
oktet
72
s.d.
79.
Isi
dari
field
ini
menyatakan
protocol
apa
yang
akan
digunakan
pada
level
selanjutnya.
Field
protocol
ini berukuran 8 bit yang digunakan untuk
menentukan
protokol
yang digunakan
oleh client yang menyediakan
payload
(data)
untuk
paket
ini
dan
digunakan
untuk
memecah- mecah
paket
ini
untuk
menghasilkan
informasi.
10.
Header Checksum :
Field
ini hanya
merupakan
checksum
field saja. Dengan
berukuran
16
bit,
dimulai
dari
oktet
80
s.d.
95,
field
ini
digunakan
karena
beberapa
field
header
isinya
selalu
berubah
(misalnya
time
to
live). Apabila
isi
field
berikut
berubah,
isi field
ini
di
hitung
ulang
dan
di
verifikasi
pada
setiap point
dimana
internet
header
diproses.
Algoritma
checksum -nya
adalah
sebagai
berikut: Field
checksum
ini
komplemen
1
dari
jumlah
komplemen
1
dari
semua
field
dalam header
yang
berukuran
16
bit.
Untuk
menghitung
checksum,
maka
nilai
field
checksum
nol.
Cara
ini
merupakan
cara
termudah
untuk
menghitung checksum,
dan
hasil
percobaan
awal
menunjukkan
bahwa
cara
ini
layak,
tapi
cara
ini
hanyalah
sementara dan
dapat diganti dengan prosedur
CRC,
tergantung
dari kebutuhan selanjutnya.
|
21
11.
Source
Address:
Berukuran
32
bits (dari
oktet
96 s.d.
127).
Field
ini
berisi
alamat
IP
pengirim.
Alamat
ini
digunakan
oleh
intermediate
routers
untuk
memilih
jalur
yang tepat / terbaik
untuk
mengirimkan datagram
tersebut.
12.
Destination Address:
Dengan
ukuran
yang sama seperti
source
address
(dari
oktet
128
s.d. 159),
field
ini
berisi
alamat
IP
tujuan.
Alamat
ini
digunakan oleh
intermediate
routers
untuk
memilih
jalur
yang
tepat
/
terbaik
untuk
mengirimkan datagram
tersebut.
13.
Options:
Field
ini
merupakan
field
yang
unik
karena
ukurannya
bervariasi.
Dalam
sebuah
datagram ,
field
ini
mungkin
ada
atau
juga
tidak
ada.
Field
option harus diimplementasi
oleh semua
modul
IP ( host
dan gateway).
Yang
bukan
menjadi suatu keharusan
adalah keberadaan option
pada
transmisi
pada sebuah
datagram,
bukan
implementasi
mereka.
Pada beberapa
kasus,
security
option
mungkin
dibutuhkan
ada
pada
semua
datagrams.
Panjang
dari
field
inipun
bervariasi.
Mungkin
saja
nol
(tidak
ada
sama
sekali)
atau
lebih.
14.
Padding:
Field
ini
juga
memiliki
ukuran
yang tidak
pasti. Digunakan
untuk
meyakinkan
bahwa
jumlah
internet
header
berakhir
pada
batas
32
bit.
Jika
kurang
dari
32
bit,
maka
padding
ini akan
diisi
dengan
angka
nol
sampai
ukuran 32 bit terpenuhi.
2.4.2 Struktur Header TCP
Semua paket TCP memiliki struktur
yang sama
dimulai
dari
Source port,
diikuti
oleh
beberapa
variabel
field
yang
bervariasi
ukurannya
(Bacalla,
1995).
Isi
dari
|
![]() 22
struktur
tersebut
adalah
field-field
berikut:
Source
Port,
Destination
Port,
Sequnece
Number,
Ack number,
Data
Offset,
Reserved,
Control,
Window,
Checksum,
Urgent
Pointer, TCP Options, dan Padding seperti
yang
diperlihatkan pada Gambar 2.6
0
4
10
16
31
Source Port
Destination
Port
Sequence
Number
Acknowledgement
Number
Dta Ofs
Reserved
Control
Window
Checksum
Urgent
Pointer
TCP Options
Padding
Gambar 2.6 Struktur header
TCP
Penjelasan
lebih detil
mengenai
masing- masing field :
1.
Source
Port
dan
Destination
Port
masing- masing
berukuran
16
bit
(oktet
0
s.d.
15 dan oktet
16 s.d. 31),
isi dari
field
ini
merupakan nomor
port
sumber
dan tujuan
dari
paket TCP.
2.
Sequence
Number:
Berukuran
32
bits,
dimulai dari
oktet
32 s.d.
63,
Berisi
nomor
urut
byte
stream
dalam
data
applikasi
yang
dikirim.
Setiap
kali
data
ini sukses
dikirim,
pihak
penerima
data
mengisi
field
acknowledgement
number dengan
sequence number berikutnya
yang diharapkan penerima.
3.
Acknowledgment
Number
:
Juga
menempati
32
bits,
diawali
dari
oktet
64
s.d. 95.
Bila bit
kontrol ACK di set maka
field ini
berisi
nomor
urut
selanjutnya
yang
diharapkan
diterima
oleh oleh pihak
pengirim.
Sekali
koneksi terbentuk,
ACK
ini selalu dikirimkan.
|
23
4.
Data
Offset :
Berukuran
4
bits
(oktet
96
s.d.
99).
Isi
field
ini
menyatakan
jumlah
potongan
sebesar
32
bit
dalam header
TCP.
Field
ini
menunjukan
permulaan data.
Header
TCP
(bahkan
yang
mengandung
field
option)
merupakan
kumpulan
fragmen yang masing- masing sebesar 32 bit.
5.
Reserved:
Field
ini
dicadangkan
untuk
kebutuhan
masa
datang,
harus
berisi
nol.
Ukuran
dari field
ini
adalah 6 bits.
6.
Control Bits:
Berukuran
6
bits
(dari
oktet
106
ke
111),
Pada
setiap
bit
mengandung satu control
sebagai
ber ikut
:
URG:
Urgent Pointer field significant
ACK:
Acknowledgment
field significant
PSH: Push
Function
RST: Reset the connection
SYN:
Synchronize
sequence
numbers
FIN:
No more data from sender
7.
Window:
Berukuran
16
bits
dari
ok tet
112
s.d.
127.
Window
ini
berisi
jumlah
oktet
data, dimulai
dengan
ACK
yang
telah
disetujui
oleh pengirim
segmen
ini.
8.
Checksum :
Field ini
dimulai
dari
oktet
128
s.d.
143
(berukuran
16
bits).
Field
sebesar
16
bit
ini adalah
komplemen
1
dari
jumlah
kompemen
l
1
dari
semua
fragmen
16
bit
dari
header
dan
teks.
Bila
sebuah
segmen
yang
berisi
oktet header
dan
teks
dengan
jumlah
ganjil
d-checksum,
i
oktet
terakhir
ditambahkan 0
untuk
membentuk
bilangan
bulat
positif
16
bit
untuk
keperluan checksum . Bilangan 0 ya ng ditambahkan tidak
dikirimkan
sebagai
|
24
bagian
dari
segmen.
Selama
menghitung
checksum ,
field
checksum
itu
sendiri
diisi
dengan
0.
Proses
checksum
ini
juga
menghitung
96
bit
pseudo-
header
yang
secara
konseptual
ditambahkan
sebelum
header
TCP.
Pseudo-
header
ini berisikan alamat
pengirim,
alamat tujuan,
protokol
yang
digunakan,
dan
besar
paket
TCP.
Hal
ini
dilakukan
untuk
melindungi
TCP
dari
segmen
yang tidak
sampai
pada
tujuan.
Informasi
ini dibawa
oleh
IP dan
dikirim
melalui
jaringan
sebagai
hasil
pemanggilan
oleh TCP kepada
IP.
Panjang
dari
TCP
adalah
jumlah
panjang
dari
header TCP
ditambah
dengan
panjang
data dalam
oktet
(bukan
kuantitas
yang
dikirim
secara
eksplisit,
melainkan
hasil
perhitungan),
dan
tidak termasuk pseudo -header
sebesar
12
oktet.
9.
Urgent Pointer: Field
ini
berukuran
16
bits,
dimulai
pada
oktet
144
s.d.
159.
Field Urgent
Pointer
ini
menyatakan
ofset
positif
dari
nomor
urut
dalam segmen
ini.
Urgent
Pointer
menunjuk
nomor
urut
dari
oktet
yang
diikuti
data
yang
penting
(urgent
data).
Field
ini
hanya
diproses
apabila
bit
kontrol
URG
diset.
10.
TCP
Options:
Ukuran
dari
field
ini
tidak
tetap,
dapat
menempati
akhir
dari
header TCP
dan
memiliki
panjang
kelipatan
dari
8
bit.
Semua
option
diikutsertakan
dalam checksum. Sebuah option
dapat
bermulai
di
setiap batas
oktet.
TCP Options
dapat
memakan
tempat
pada akhir
TCP header
dan
ukurannya
adalah
kelipatan
8
bit.
Semua
pilihan
pada
field
TCP
Options
sudah
termasuk
dalam
checksum.
Isi
pada
field
ini
dapat
dimulai
pada
oktet
berapapun
dalam
batas alamat
oktetnya.
|
![]() 25
11.
Padding:
Field
ini
juga
tidak
memiliki
ukuran
yang
pasti
dan
digunakan
untuk
meyakinkan
bahwa
jumlah
TCP
header
berakhir
pada
batas
32
bit.
Jika kurang dari 32 bit,
maka
padding
ini akan
diisi
dengan
angka
nol
sampai
ukuran 32 bit terpenuhi.
2.4.3 Struktur Header UDP
Menurut
Purbo (1998,
p56), UDP
merupakan
paket
yang
sederhana yang
bersifat
unreliable.
Karena
sifatnya
itu
paket
ini
tidak
memiliki
field Acknowledgement. Pada
Gambar
2.7
ditunjukkan
format dari datagram
UDP (Purbo, 1998,
p56).
Source
Port
Destination Port
Datagram
Length
Checksum
Application Data
Gambar 2.7 Struktur header UDP
Penjelasan
lebih detil
mengenai
masing- masing field :
1.
Source
Port
dan
Destination
Port
masing- masing
berukuran
16
bit
(oktet
0
s.d.
15
dan
oktet
16
s.d. 31),
isi dari field
ini
merupakan
nomor port sumber
dan tujuan
dari paket UDP.
2.
Datagram Length
: Berukuran
16 bit,
dari oktet 32
s.d.
47.
Field
ini
menyatakan
panjang datagram paket
UDP.
3.
Checksum :
Berukuran
16
bit
dimulai dari
oktet
48
s.d.
63.
Field
sebesar
16
bit
ini
adalah
komplemen
1
dari
jumlah
komplemen
1
dari
semua
fragmen
16
bit dari
header dan teks. Bila sebuah
segmen yang berisi oktet
header dan
teks
dengan
jumlah
ganjil
di-checksum ,
oktet terakhir
ditambahkan
0
untuk
membentuk bilangan
bulat
positif 16
bit
untuk keperluan
checksum.
|
26
Bilangan
0 yang
ditambahkan
tidak
dikirimkan
sebagai
bagian
dari
segmen.
Selama
menghitung
checksum,
field
checksum
itu
sendiri
diisi
dengan
0.
Proses checksum
ini juga
menghitung
96
bit pseudo -header
yang secara
konseptual
ditambahkan
sebelum
header UDP.
Pseudo-header
ini
berisikan
alamat
pengirim,
alamat
tujuan,
protokol
yang
digunakan,
dan besar
paket
UDP. Hal ini
dilakukan
untuk
melindungi
UDP dari segmen yang tidak
sampai pada tujuan. Informasi
ini dibawa oleh IP dan
dikirim
melalui
jaringan sebagai hasil
pemanggilan
oleh UDP
kepada IP.
2.5
Internet
2.5.1 Sejarah Internet
Teknologi
Internet
pertama
sekali
dikembangkan
pada pertengahan
tahun
1970
oleh Defense
Advance Research
Projects
Agency (DARPA). Pada saat
itu
DARPA
adalah
organisasi yang
menemukan dan
meneliti
jaringan paket
switching yang
kemudian dikenal
dengan
nama ARPANET,
Pada tahun
1979 banyak
sekali
peneliti
yang terlibat
dengan
proyek
protokol
TCP/IP
yang
merupakan
salah
satu
dari
penelitian
DARPA.
Protokol
inilah
yang
menjadi
protokol
utama
pada jaringan
Internet.
Pada tahun
1980 protokol
TCP/IP
yang
baru mulai
digunakan
oleh ARPANET
dengan
cepat
berubah
menjadi
backbone
dari
jaringan
yang baru
dan digunakan
oleh banyak sekali
peneliti
pada waktu itu. Pada tahun
1983
protokol
TCP/IP
resmi
harus
digunakan
untuk
setiap
komputer
yang
terkoneksi
pada ARPANET.
|
27
Banyak
universitas-universitas
di
Amerika
mencoba
mengadopsi
protokol
TCP/IP
yang dikembangkan
di DARPA untuk
digunakan
dalam
penelitian
mereka. Pada
saat
itu sistem
operasi
yang
paling
banyak
digunakan
adalah
UNIX
Karena
itu protokol
TCP/IP
kemudian dicoba untuk dikembangkan
pada sistem operasi UNIX.
Pada
saat
yang
sama
University
of
Wisconsin
menemukan
konsep
Domain Name
System
(DNS)
sehingga
untuk mengakses
komputer
dalam ARPANET
cukup
menggunakan
nama komputer.
Salah
satu universitas
yang
berhasil
mengembangkan
protokol
TCP/IP
adalah
University
of California,
yang
memiliki
bagian
khusus
pengembangan
aplikasi
yang
disebut Berkeley Software
Distribution. Berkeley
Software Distribution
berhasil
membuat
paket
protokol
TCP/IP
yang
lebih
baik dibandingkan
dengan
protokol
TCP/IP
hasil
penelitian
DARPA.
Kemudian
Berkeley
Software
juga
menemukan socket
sebagai
program
aplikasi
yang
digunakan
untuk
mengakses
protokol
komunikasi.
Aplikasi
socket
ini yang kemudian
paling banyak
digunakan
dalam
mengakses
protokol
TCP/IP.
Pada
tahun
1985
dimulai
proyek
besar
untuk
menggabungkan
6 pusat
super
komputer
di
Ame rika
Serikat
dengan
ARPANET
yang
disebut
dengan
NSFNET
(National
Science
Foundation
Network
).
Semua
bagian
dari
NSFNET
ini
menggunakan
protokol
TCP/IP
dalam
komunikasinya.
Pada
saat
ini mulai
dikembangkan
jaringan
TI
dengan bandwidth sebesar 1,544 Mbps.
De ngan kecepatan
jaringan
yang tinggi, NSFNET kemudian
berkembang
menjadi
semakin
besar
dan
jaringan
inilah
yang
dikenal
dengan
nama
Internet.
Pada
tahun
1992
World
Wide
Web
(WWW)
mulai
dikenalkan
kepada
umum.
WWW
|
28
kemudian
menjadi salah satu service
yang
memacu
dengan
perkembangan Internet.
(Purbo,
1998,
pp8-9)
2.5.2 Fasilitas di Internet
Beberapa contoh
fasilitas yang
disediakan
pada
jaringan Internet adalah
:
1.
WWW
(World
Wide
Web), halaman
web
yang
dapat
menampilkan
informasi
gambar, tulisan, suara, video dan
lain- lain
2.
FTP (File Transfer
Protocol ), aplikasi
yang digunakan
untuk
transfer
file dari
satu
komputer
ke komputer
lainnya
3.
IRC
(Internet Relay
Chatting), aplikasi yang
digunakan untuk saling
berkomunikasi
dengan
modus
teks.
4.
E-mail (Electronic
Mail),
aplikasi
yang
digunakan
untuk
mengirimkan
surat
atau pesan secara elektronik
5.
USENET
(Newsgroup), aplikasi
yang digunakan
untuk membaca dan
mengirimkan
surat-surat
yang dapat dibaca
oleh
umum
(public).
2.6
HTML
Berdasarkan pendapat
December
dan
Ginsburg
(1996,
p10),
HTML
singkatan
dari
HyperText
Markup
Language. Hypertext
menunjuk
pada
sesuatu
yang
bersifat
konektivitas
dalam
teks,
artinya
hubungan
ke bagian
lain
dari
teks
ke dokumen
lain.
Hubungan
ini
dilakukan
dengan
men-click
topik
yang
ada.
Markup
menyatakan
bahwa
dokumen
HTML
terdiri
dari
kode
pemformatan
(tag) yang menunjukkan
bagaimana
dokumen
harus
ditampilkan.
Dokumen
HTML
adalah
dokumen
yang
terdiri
dari
teks
|
29
biasa,
dan
gambar
yang
merupakan
kaitan
dimana
ditampilkan
oleh browser.
HTML
adalah
bahasa
pemrograman
yang
digunakan
untuk
membuat
halaman web
yang
merupakan
standard
interface
ke Internet
meliputi
animasi
grafik, suara,
video,
program
interaktif, dan lain- lain.
HTML menjabarkan
sebuah tampilan
halaman dengan
cara
markup tag untuk memperlihatkan
posisi yang
berhubungan pada halaman
tersebut.
Dua
komponen
penting
untuk
dapat
menjalankan
HTML
adalah
web
server
dan
aplikasi browser.
Web server
adalah
program
yang
dapat
mengerti
dan
berbicara
dengan
HTTP
(HyperText
Transfer
Protocol).
Mereka
digunakan
untuk
menjawab
permintaan
HTTP
dan bereaksi
dengan
jawaban
HTTP. Sebuah
web
server yang sederhana
digunakan
untuk
melaksanakan
operasi
HTTP
dan
mengembalikan
header
yang
benar.
Server yang
lebih rumit mempunyai banyak fasilitas yang memudahkan
pengaturan dokumen
HTML.
Beberapa
fasilitas
memungkinkan
server
untuk parse
file
atau
menjalankan
program
eksternal,
otentikasi,
meningkatkan
fasilitas
logging,
atau
access
control
untuk
membatasi alamat IP.
Aplikasi
browser
digunakan
untuk
menampilkan
halaman
web
yang
berupa
file
HTML.
Untuk
membuka
suatu
halaman
HTML
dari
browser
perlu
diketahui
alamat
URL (Uniform Resource Locator) dan halaman web yang
hendak dibuka
2.7
Sistem Operasi Linux
Sistem
operasi
Linux
dikembangkan
pertama
kali
oleh Linus
Torvalds
mahasiswa
sebuah
Universitas
Helsinki
di Finlandia.
(Anonymous,
2001c)
Linux
dulunya
adalah
proyek
hobi
yang
dikembangkan
dari Minix,
yaitu sistem
operasi
UNIX
|
30
versi
kecil.
Linux
versi
0.01
dikerjakan
sekitar
bulan
Agustus
1991,
kemudian
pada
tanggal
5
Oktober
1991,
Linus
Torvalds
mengumumkan
versi
resmi
Linux
yaitu
0.02.
Saat
ini, Linux
adalah
sistem
distribusi
bebas
dari
UNIX
yang
sangat
lengkap
dan bisa
digunakan
untuk
network ing,
pengembangan
software,
dan
bahkan
untuk pekerjaan
sehari- hari.
Linux memiliki
kelebihan
diantaranya:
1.
Linux
merupakan
sistem multitasking yang mengijinkan banyak
user
menjalankan
program-program
pada sistem
yang sama secara
bersamaan.
Linux
juga adalah
sistem
operasi 32 bit yang
memanfaatkan
ciri
mode
proteksi khusus
dari Intel
80386 dan prosesor sesudahnya untuk
bekerja
sama.
2.
Linux
memiliki
sistem.
X-Window
yang
merupakan
standard
de
facto sistem
grafik
industri
untuk
mesin
UNIX
sehingga
user
dapat
mengoperasikan
Linux berdasarkan
modus grafik.
3.
Linux
mendukung
protokol
TCP/IP
yang
menghub ungkan
milyaran
komputer
dalam
jaringan
dunia,
yakni
Internet.
Untuk
bisa mengakses
ke
Internet
atau
LAN
di
sistem
Linux
diperlukan
hubungan
Ethernet
atau
bisa
juga
menggunakan SLIP
dan
PPP
lewat
saluran
telepon
dengan
menggunakan
modem.
4.
Linux
dapat
menggunakan
sebagian
dari
hard
disk
sebagai
virtual
memory,
dengan
mengembangkan
total
jumlah
dari RAM
yang
tersedia.
Linux
juga
mengimplementasikan
shared
libraries,
yang
membolehkan
program-
|
31
program
yang
menggunakan
standard subroutines
untuk
menemukan
kode
untuk subroutines
ini di libraries
saat runtime.
5.
Linux
dapat
berkembang
berkat
banyak
sumbangan
dari
penggemar
Linux,
hacker,
dan
para
programmer.
Hacker
adalah
orang-orang
yang
masuk
ke
sistem
komputer
secara
illegal
untuk
menunjukkan celah
keamanan
atau
untuk
memahami
cara kerja sistem
tersebut. (Anonymous,
2001g).
6.
Linux mendukung
hampir semua
fungsi- fungsi yang
ada di
UNIX.
7.
Linux
didukung
oleh
GNU
diantaranya
GNU
C
dan
kompiler
C++,
gawk,
Grof,
dan
lain-
lain
yang
terdapat
dalam
paket
Linux.
Banyak
dari
sistem
penting
yang digunakan oleh Linux merupakan
software GNU.
8.
Linux
kompatibel
dengan
standard
IEEE
POSIX
1.
Linux
dikembangkan
dengan
software
yang
portable
yang
mendukung
banyak
ciri-ciri
dari
standard
UNIX.
9.
Linux
mendukung
virtual memori. Linux menggunakan
semua
sistem
memori
tanpa
batas
memori/segmentasi
melewati
penggunaan
dari
virtual
memory manager
10.
Linux
didistribusikan secara
gratis
di
intemet.
Perkembangan
Linux
terkait
erat dengan
Internet.
Pertama
kali kernel
Linux
di
posting
oleh Linus
Torvalds
d
i newsgroup comp.os.minix
dan kemudian
oleh
programmer-programmer
di Internet
bersama
mengembangkan
sistem
operasi
ini
berdasarkan General
Public
License
yang
berarti
dalam
distribusi
Linux
itu
tidak
dikenakan
biaya dan
source
code
dari
Linux dibagikan secara
gratis.
Hal
ini yang
membuat
Linux berkembang
dengan
sangat cepat.
|
32
2.8
PHP
PHP
(PHP
Hypertext
Preprocessor) adalah
bahasa
pemrograman server side
pada,
web
yang
diperkenalkan
Rasmus
Lerdorf
pada
musim
gugur
1994
(Castagnetto,
1999,
pp8-9
).
Dikembangkan
pertama
kali untuk
mengawasi
jumlah
pengunjung
yang
datang ke
sitenya. Versi pertama
yang
digunakan
oleh
umum
diperkenalkan
pada
tahun
1995
dan
dikenal
dengan
nama
Personal Home
Page
Tools.
Versi
pertama ini
merupakan
versi yang
masih
sangat sederhana.
Pada
pertengahan
tahun
1995
dikembangkanlah
PHP/FI
versi
2.
FI
merupakan
singkatan dari Form
Interpreter yang merupakan
paket tambahan pada PHP
khusus
untuk
menangani
proses
form
di HTML
(Castagnetto,
1999,
p9).
Ketika
PHP/FI
dikembangkan
sudah
banyak
orang
yang
ikut
menyumbangkan
kode,
sehingga
proyek
ini berubah
menjadi
tim
kerja.
Di akhir
tahun
1996
PHP/FI
sedikitnya
telah
digunakan
oleh
15.000 web site
di
dunia,
kemudian
di pertengahan
tahun
1995 angka ini
meningkat
menjadi
lebih
dari
50.000
web
site
di
dunia.
Dan
pada
saat
ini
PHP
banyak
digunakan
pada
sistem operasi Linux.
2.9
Apache
Apache
adalah web
server
yang
didistribusikan
secara
gratis
dibawah
NCSA
HTTPD.
Pusat
pengembangan
dari web
server
Apache
dibentuk
oleh
sekitar
20
programmer yang
dinamakan
grup
Apache.
Versi
1.3
digunakan
oleh
sistem
operasi
UNIX
seperti
Linux,
Solaris,
DEC
-
Ultrix
dan
AIX.
Meskipun
banyak
web
server yang
ada,
Apache
tetap merupakan
web
server yang
banyak
digunakan
pada
perusahaan
dan
|
33
universitas
dimana
umumnya
sistem
UNIX
berada.
Apache
didesain
untuk
kecepatan,
reliabilitas
dan memperbaiki
masalah keamanan
di NCSA HTTPD (Anonymous
,
2001d)
2.10
ANSI C
Menurut Khan (2001), bahasa C dibuat
di
Bell
Laboratories
sebagai
system
programming
language
untuk
mengimplementasikan
sistem
operasi
baru pada DEP
PDP -11
minicomputer.
Proyek
ini
dimulai
pada
tahun
1972
dan
spesifikasi
bahasa
C
dipublikasikan
setelah
enam
tahun
kemudian (Kernighan and
Ritchie,
1978)
[C
is a
compact
terse
programming
language
that
includes
data
types,
data
separations,
the
ability
to manipulate
addresses,
and
uncomplicated
but
complete
set
of flow
control
constructions.]
Pada
tahun
1983,
the
American
National
Standards
Institute
(ANSI)
membuat
suatu
komite
untuk
menjadikan
C
sebagai
bahasa
pemrograman
standar.
ANSI C
rampung
pada
tahun
1988
dan diharapkan
disetujui
pada
bulan
Maret
1989.
Fasilitas
tambahan
yang
utama
pada
standar ANSI ini adalah fungsi prototyping, lebih
mendukung banyak
library
untuk
mempresentasikan
date
dan
time,
mata
uang,
dan
sebagainya,
juga
kemampuan
lain
seperti
pre-processing
directives
dan
mampu
untuk
membuat
dan
mengatur
banyak
karakter
yang
terlalu
banyak
untuk
ditampung
dalam
satu byte.
Pada
saat
standar
ini
dikerjakan
secara
paralel,
spesifikasi
bahasa
aslinya
sudah
berubah
dan
dipublikasi
ulang
(Kernighan
and
Ritchie,
1988).
Beberapa
vendor
dari
beberapa
jenis
C
compilers
untuk
mikrokomputer
sudah
telanjur
membawa
ANSI
C
compilers ke
pasar.
Setelah
itu,
sampai
saat
ini,
C
sudah
sangat
dekat
diasosiasikan
|
34
dengan
sistem operasi
UNIX, dimana
system
programming
C
ini
menjadi
umum,
dan
memiliki
tantangan
untuk
menulis
kode
portable yang dapat dengan
mudah
ditransfer
ke
banyak
jenis
komputer.
2.11
MySQL
MySQL
adalah
Structured
Query Language
database
server.
Bahasa
pemrograman
SQL
di
aplikasi
MySQL
menggunakan
tata
bahasa
(syntax )
SQL
standar.
MySQL digunakan
karena
memiliki
kecepatan
yang baik,
reliabilitas dan kemudahan.
MySQL mengimplementasikan
konsep
client-server yang terdiri dari
daemon
mysqld
dan beragam
jenis aplikasi
client dan
library (Anonymous,
2001e).
MySQL
adalah
sumber
perangkat lunak
yang
terbuka
(open
source
software).
Open source software
dapat diartikan bahwa ada kemungkinan untuk pemakai
menambah
dan
memodifikasi
program
tanpa ada kewajiban
untuk
membayar royalti.
2.12
Cisco Port Monitoring / SPAN (SwitchPort Analyzer)
Switch
dan
hub
memiliki
perbedaan
dalam
metode
pengiriman
paket
data.
Pada
hub
apabila
ada
satu
port
mengirimkan
paket
data
ke
port
lainnya,
maka
semua
port
dalam
hub
tersebut
akan
mendengar
(listen)
paket
data
tersebut,
sehingga
dalam hub
pengiriman
paket
data
bersifat
broadcast.
Berbeda
halnya
dengan
switch.
Pada
switch
apabila
ada satu
port
mengirimkan
data
ke port
lainnya,
maka
paket
data
hanya
akan
didengar
(listen)
oleh
port
itu
saja.
Oleh
karena
itu
pada
switch
pengiriman
data
bersifat
point-to-point.
|
![]() 35
Cisco
memiliki
fasilitas
untuk
menduplikat
(mirror)
paket
data
yang
lewat
pada
port
tertentu
ke
port
yang
telah
ditentukan.
Pada
Cisco
seri
1900
fasilitas
ini
dinamakan
Port
Monitoring sedangkan pada Cisco Switch seri 5000,
4000, 2948G,
2926G dan 2926
fasilitas
ini
diistilahkan
sebagai
SPAN
(Switched
Port Analyzer ).
(Cisco
System, 1999,
p31-1)
SPAN
memilih
lalu
lintas
jaringan
untuk
dianalisis
oleh
Network
Analysis
Module Catalyst seri
5000
(sebuah
device
SwitchProbe
atau
RMON
probe
lainnya)
SPAN
menduplikat
lalu
lintas
jaringan
dari
satu
atau
lebih
source port
(Ethernet,
FastEthernet,
TokenRing, atau
Fiber
Distributed
Data
Interface (FDDI))
pada
Virtual
LAN (VLAN)
yang sama ke destination
port untuk
dianalisa.
Gambar 2.8 Contoh konfigurasi SPAN
Pada Gambar
2.8
diatas,
semua
lalu
lintas
pada
Ethernet
port
5
(source
port)
diduplikat
ke
Ethernet
port
10.
Sebuah
network
analyzer
pada
Ethernet
port
10
menerima
semua
lalu
lintas
jaringan
dari
Ethernet port
5 tanpa secara
fisik
terhubung
ke
jaringan tersebut.
Untuk
mengkonfigurasi port SPAN
pada
Cisco
Switch, ketikkan perintah ini
(diasumsikan user sudah
logon / telnet ke switch ):
|
36
Langkah
Perintah
1. Masuk
ke
mode konfigurasi
Enable
2. Masukkan
password secret
**********
3.
Konfigurasi
SPAN
port
asal
dan tujuan
set span {scr_mod/scr_ports
|
scr_vlan}
dest_mod/dest_port
[inpkts
{enable
|
disable }]
[rx|tx|both]
4. Melihat status SPAN
show
span
Perlu
diperhatikan
bahwa
apabila
port
tujuan
SPAN
dihubungkan
ke
device
lain
dan
penerimaan
paket
yang
masuk
diaktifkan
(menggunakan
keyword
inpkts
enable),
port
tujuan
SPAN
menerima
lalu
lintas
data
untuk
semua
VLAN
dimana
port
tujuan
berada.
Tetapi walaupun
demikian,
port
tujuan
SPAN
tidak
dapat
berpartisipasi
pada
spanning-tree untuk VLAN tersebut.
(Cisco, 1999, p31-3)
Berikut
adalah
contoh
yang
memperlihatkan bagaimana
cara
mengkonfigurasi
SPAN sehingga
pengiriman dan penerimaan
lalu
lintas
data
dari
port
1/1 (SPAN source)
diduplikat ke port 2/1 (SPAN destination):
Console> (enable) set span 1/¹ 2/1
Enabled monitoring of Port 1/1 transmit/receive traffic by Port 2/1
Console> (enable) show span
Status
:
enabled
Admin Source
:
Port
1/1
Oper Source
:
Port
1/1
Destination
:
Port
2/1
Direction
:
transmit/receive
Incoming Packets: disabled
Console> (enable)
Untuk
menonaktifkan SPAN, ketikkan
perintah
ini pada
mode konfigurasi:
set span disable
|
37
Berikut
contoh untuk menonaktifkan
SPAN
pada switch
:
Console> (enable)
set span disable
Disabled monitoring of Port 1/1 transmit/receive
traffic by Port 2/1
2.13
Sniffer
2.13.1 Definisi
Sniffer
yang
dikenal
dengan
istilah
Network
Traffic
Analyzer/penganalisa
lalu
lintas
jaringan
adalah
sejenis
alat
atau
program
yang
dirancang
untuk
mengintai
paket
data.
Program
ini
sering
digunakan
oleh
sistem
administrator
untuk
menganalisis
isi
suatu
paket
data
dalam
pengiriman
dan penerimaan
(lalu
lintas)
data.
Apabila
ternyata
terjadi
masalah seperti degradasi atau kemacetan
dalam pengiriman data,
informasi
yang
dihasilkan
dari
sniffer
akan
digunakan
untuk
menentukan
penyebab
terjadinya
masalah.
(Anonymous, 2001a)
2.13.2 Konsep
Kebanyakan
proprietary
sniffer
(enhanced commercial)
terdiri
dari
gabungan
antara
alat
dan
teknologi.
Kemampuan sniffer
dalam
menganalisis
paket
data
bisa
bermacam-
macam,
tetapi
protokol
yang
sering
digunakan
adalah
standard
Ethernet
seperti
TCP/IP,
IPX
dan
DECNet.
Sebagai
dasar
untuk
memahami
konsep
sniffer
ini,
kita perlu
mengetahui tentang dasar pengiriman data dalam
sistem
jaringan.
Umumnya dalam
pengiriman
paket
data, semua komputer
yang terdapat
di dalam
satu
jaringan
akan
turut
menerima
atau
mendengar
paket
data
dari
komputer
sumber,
tetapi
hanya satu
komputer,
yaitu
komp uter
tujuan yang akan
merespon
paket
data
tersebut.
Komputer-komputer
lain
akan
mengabaikan
paket
data
tersebut
kecuali
komputer
yang dilengkapi
dengan alat
atau
program untuk
merekam (capture) data yang
|
38
dikirim
tadi. Komputer ini
dikatakan
berada
dalam promiscuous
mode
(mode
yang
kacau balau dan apa adanya)
atau dengan kata lainnya program
ini adalah
sniffer.
Selain
dari
itu, ada juga
program
sniffer
yang
dibuat
dalam
bentuk
trojan
dan
berasal
dari
luar
sistem
jaringan.
Trojan
yang
istilah
lengkapnya
adalah
Trojan
Horse
adalah sebuah
program yang
menetap (malicious ) dan
berbahaya
yang
didalamnya
berisi
kode
program
yang
berbahaya
dimana
kode
program
itu
dibuat
sedemikian
rupa
sehingga
dapat
mengambil
alih
kendali
dan
biasanya
merusak
seperti
menghancurkan
File
Allocation
Table
(FAT)
pada
harddisk
(Anonymous,
2001f).
Ini
berarti
program
ini
dikirimkan
kepada
komputer
sasaran
melalui
e-mail
atau
sekadar
melekatkan
dirinya
pada communication
port
komputer
yang
sudah
diincar.
Program
ini kemudian
akan
merekam
traffic
data
yang
dibuat
oleh
komputer
yang
diincar
mengikuti
aturan
yang
telah
diprogramkan
oleh
pengirim
trojan
tersebut
dan
menghantarnya
kembali
kepadanya
untuk
dieksploitasi
/
manipulasi.
2.14
Skema Bintang
Sebuah
skema
bintang
terdiri
dari
dua
jenis
tabel,
yaitu
tabel
fakta
dan
table
dimensi.
Tabel
fakta
terdiri
dari
data
kuantitatif
atau
data
fakta
mengenai
bisnis,
informasi
yang
akan
di-query.
Informasi
sering
berupa
pengukuran
numeric
dan
terdiri
dari banyak
kolom
dan
jutaan baris. Tabel dimensi
lebih
kecil
dan
menunjang data
deskriptif
yang
mencerminkan dimensi
dari
bisnis.
Query
SQL
kemudian
digunakan
untuk
pendefinisian awal
dan digunakan
sebagai jalur penghubung antara tabel fakta dan
tabel dimensi,
dengan batasan pada
data
untuk
mengembalikan
info rmasi yang
dipilih.
|
39
2.15
State Transition Diagram (STD)
2.15.1 Pengertian STD
Menurut Hoffer
(1996, p364) STD adalah sebuah
diagram
yang menggambarkan
bagaimana
proses
saling
berhubungan
dalam
suatu
waktu.
STD menggambarkan
state
yang
dimiliki
komponen
sistem
dan
kej adian
yang
menyebabkan
perubahan
ke
state
lainnya.
2.15.2 Pembuatan STD
Ada
dua cara pembuatan
STD, yaitu
:
1.
Perhatikan
semua
state
yang mungkin muncul
dan
perhatikan
semua
hubungan
yang
mungkin
diantara mereka.
2.
Mulai dari
state awal, perhatikan state apa yang dapat diteruskan
darinya, kemudian
dilanjutkan
sampai semua
jaringan tergambarkan.
Dalam pembuatan
STD
terdapat
beberapa
aturan,
yaitu
:
1.
Identifikasi
semua state yang mungkin atau
state initial.
2.
Gambarkan
kotak
untuk
mewakili
setiap
state.
3.
Hubungan state dengan panah
untuk
memperlihatkan
transisi.
4.
Setiap state harus
menuju ke state lainnya.
5.
Namakan
panah transisi
dengan nama kejadian.
6.
Buatlah
aksi
yang ada pada setiap
kotak.
7.
Pikirkan kemungkinan
reaksi sistem akan kejadian tak terduga.
8.
Pelajari
diagram
untuk
melihat
apakah
perlu untuk diuraikan.
|
40
9.
Lakukan pembahasan untuk kecepatan
dan
konsisten
a.
Apakah
semua state telah tergambarkan.
b.
Apakah
semua state dapat dituju.
c.
Apakah
semua state dapat menuju
ke state lain (kecuali final state).
d.
Apakah
sistem
berjalan normal pada semua
kejadian.
|
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1
Sejarah dan Struktur Organisasi Universitas Bina Nusantara
3.1.1 Sejarah Bina Nusantara
Menurut katalog
mahasiswa
(1997,
pp5-8),
sejarah
Bina Nusantara bermula
pada
tahun
1974,
ketika
penggunaan
kompute r
di Indonesia
masih
dini, di
mana
pengolahan
data
dan
aplikasi
komputer
yang
dikenal
luas.
masih
harus
menunggu
beberapa
tahun
lagi,
YAYASAN
BINA
NUSANTARA
telah
membuka
kursus
komputer
yang
bernama
Modern Computer
Course
(MCC)
dengan
menyelenggarakan
pro gram
pendidikan
3,
6,
dan 12 bulan.
Perkembangan
komputer
dan
pendayagunaan
yang
begitu
cepat
mengakibatkan
pemupukan
kemampuan
dalam
bidang
ini tidak
dapat
ditunda
lagi.
Sebagai
perintis,
Yayasan
Bina
Nusantara
berperan
aktif
dalam
mewarnai
sejarah
dan perkembangan
komputerisasi
di
Indonesia,
dengan
menyiapkan
tenaga-tenaga
terampil
dalam bidang
komputer.
Berdasarkan
dari
pengalaman
tersebut,
pada
tanggal
1 Juli
1981
Yayasan
Bina
Nusantara
membuka
/ menyelenggarakan
pendidikan
komputer
tingkat Akademi
dengan
nama
Akademi
Teknik
Komputer
(ATK).
Kehadiran
Akademi
ini ternyata
mendapat
sambutan
hangat
dari kalangan
masyarakat
dan pemerintah,
sehingga
keahlian
para
mahasiswa
dan
para
alumninya
langsung
dimanfaatkan
oleh
kalangan
perusahaan
maupun pendidikan komputer.
41
|
42
Berkat
bimbingan
dan penilaian
Mendikbud cq. Kopertis Wilayah
III serta,
usaha
besar
yang
ditunjukkan
oleh seluruh
Civitas
Akademika,
terutama
dalam
meningkatkan
mutu
proses
belajar
mengajar,
maka
pada
tanggal
13
Juli
1984
Akademi
Teknik
Komputer
mendapat
status
Terdaftar
dengan surat
keputusan
Mendikbud
No.
03
08
10
11984.
Bersamaan
dengan
surat tersebut
Mendikbud
memberikan
nama
baru, yaitu
Akademi
Manajemen
Informatika
dan Komputer
Jakarta.
Dengan
munculnya
beberapa
yayasan
yang
menyelenggarakan
pendidikan
komputer
tingkat
akademi
maka
pada
tahun
1985
Kopertis
Wilayah
III menganjurkan
pemakaian
nama
"AMlK
BINA
NUSANTARA
mengingat akademi
ini
dibina oleh Yayasan
Bina Nusantara.
Tanggal
1
Juli
1985
Akademi
ini
mulai
mengelola
program
studi
kedua
yaitu
program
studi
Akuntansi
Komputer
dan Informatika
(AKI), sebagai
tambahan
dari
program studi
sebelumnya.
Tanggal
15
Maret
1986
Akademi
ini
dinilai
sebagai
Akademi
Komputer
Terbaik
Pertama
atas
penyelenggaraan
kegiatan
akademik
dan
administratif
sehingga
mendapat
penghargaan
dari
Kantor
Koordinator
Perguruan
Tinggi
Swasta
(KOPERTIS)
Wilayah
III Jakarta.
Pada
tanggal
1
Juli
1986
Yayasan
Bina
Nusantara
mulai
merintis
pendidikan
program
S1
dengan
nama
"Sekolah
Tinggi
Manajemen
Informatika
dan
Komputer
Bina
N
usantara"
(STMIK
BINA
NUSANTARA)
dengan
jurusan
Manajemen
Informatika,
yang merupakan
lanjutan
dari Program DIII dengan
beberapa
penyesuaian.
Pada tanggal
1 Juli 1987, STMIK
Bina
Nusantara
membuka,
jurusan
baru
yaitu
Jurusan Teknik
Komputer
yang menyelengga rakan program pendidikan pada orientasi
peralatan
|
43
komputer
(Hardware)
dengan
jenjang
pendidikan S1. Pada bulan
November
1987 status
terdaftar
diterima
untuk
semua
jurusan
baru
dan
disusul
dengan
peleburan
AMIK
ke
dalam STMIK.
Pada
bulan Januari 1988
STMIK Bina Nusantara
memperoleh
status
Diakui
bagi
jenjang
DIII
untuk
jurusan
Manajemen
Informatika
dan Teknik
Informatika,
yang
kemudian
meningkat
menjadi
status
Disamakan
pada
tanggal
9
Agustus
1990
dengan
surat
Keputusan
Mendikbud
No.
0523
10 11990.
Sejak
tahun
1992
semua
jurusan/program studi
mempunyai status
Disamakan.
Sejak tahun
1993
STMIK
Bina Nusantara
diijinkan
untuk
mengelola
pendidikan
Pascasarjana,
yaitu program studi
Magister Manajemen Sistem Informasi.
Pada tahun
1995 Yayasan
Bina Nusantara
membulatkan
tekad
untuk
meningkatkan
pengabdiannya
pada
Nusa
dan Bangsa
dengan
menyelenggarakan
pendidikan
yang
lebih
luas
namun
tetap
bertumpu
pada
"Core
Competence" dalam
teknologi
dan sistem
informasi,
dan setelah
melalui
perjuangan
yang
cukup
panjang
akhirnya
dengan
rahmat
Tuhan
Yang
Maha
Esa
pada
tanggal
8
Agustus
1996,
Universitas Bina Nusantara
diakui
keberadaannya oleh pemerintah.
Pada tanggal 17
November
1997,
semua
jurusan
dan
jenjang
studi
S1,
di STMIK
Bina
Nusantara
memperoleh
akreditasi
berdasarka n SK
Mendikbud
No.
78/D/O/1997.
Pada
tanggal
21
Desember
1998
semua
jurusan
dan
program
studi
di
lingkungan
S1
Bina
Nusantara
diintegrasikan
ke
dalam
Universitas
Bina
Nusantara
berdasarkan
S.K.
Mendikbud
No.
174/D/O/1998,
sehingga
keseluruhan
fakultas/prograrn studi
di Universitas Bina
Nusantara
menurut
katalog Website Binus
Online
(2000), terlihat
seperti
pada
Tabel
3.1
berikut:
|
![]() 44
Tabel 3. 1 Fakultas dan Program Studi di Universitas Bina Nusantara
No.
Lembaga / Fakultas
dan Program Studi
Jenjang
1
Ilmu Komputer
Teknik
Informatika
Teknik
Komputer
Manajemen
Informatika
Komputerisasi
Akuntansi
S1
S1
S1, DIII
S1, DIII
2
MIPA
2.1 Matematika
2.2 Statistika
S1
S1
3
Teknik
3.1 Teknik Industri
3.2 Teknik Sipil
3.3 Teknik Arsitektur
3.4 Desain Komunikasi Visual
S1
S1
S1
S1
4
Ekonomi
4.1
Manajemen
4.2 Akuntansi
S1
S1, DIII
5
Sastra
5.1 Bahasa Inggris
S1, DIII
6
7
Jurusan
Ganda
6.1 Manajemen & Manajemen Informatika
6.2 Matematika &
Teknik
Informatika
6.3 Teknik Industri &
Manajemen
Informatika
6.4 Akuntansi &
Manajemen Informatika
6.5 Statistik
&
Teknik Informatika
Pasca Sarjana
7.1 Magister Manajemen
Sistem
Informasi
7.2 Magister Manajemen
Sistem Informasi
(Akuntansi)
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
|
![]() 45
3.1.2 Bagan Struktur Organisasi Universitas Bina Nusantara
Menurut
Online
katalog
di
Website Binus
2000,
Struktur
oganisasi
Universitas
Bina Nusantara
secara
garis besar
diperlihatkan
pada Gambar 3.1 :
REKTOR
Pembantu Rektor I-IV
Direktur
Operasi
Akademik
Keuangan, Sarana dan Umum
Marketing
Biro
Kendali Mutu
Widya Raharja Informatika
BiNus @ccess
BiNus Career
BiNus Center
BiNus Training
UPT Lab Perangkat Keras
UPT Lab Perangkat Lunak
UPT Lab Akuntansi
UPT Lab Perangkat Jaringan
UPT Perpustakaan
UPT Pusat Komputer
UPT Cyber @ccess
UPT Dukungan Pengajaran
UPT Pusat Bahasa
Applied Technology Laboratory
Biro Layanan Regristrasi & Informasi
Biro Layanan Operasi Akademik
Biro Kemahasiswaan
Biro Sekretariat S2
Biro Dukungan Administrasi
Biro Publikasi
Biro Penerbitan
Koordinator Penelitian
Biro Keuangan
Biro Logistik
Biro Sumber Daya Manusia
Biro Building Management
Biro Kerja sama dan Hubungan Luar
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Jurusan Teknik Sipil
Jurusan Teknik Arsitektur
Jurusan Desain -
Komunikasi Visual
Fakultas Ilmu Komputer
Jurusan
Sistem Informatka
Jurusan Teknik
Informatika
Jurusan Sistem Komputer
Jurusan Komputerisasi Akuntansi
Fakultas MIPA
Jurusan Matematika
Jurusan Statistika
Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
Jurusan Akuntansi
Fakultas Sastra
Jurusan Sastra
Inggris
Program Pasca Sarjana
Program Studi MM
SI
Program Studi MM
SI
(AK)
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Universitas Bina Nusantara
Dari
Gambar 3.1
tersebut,
maka
struktur
organisasi
Bina
Nusantara
dapat
dijelaskan
sebagai
berikut:
Struktur
jabatan
tertinggi
adalah
Rektor.
Rektor
memiliki
empat
pembantu
rektor.
Masing-masing
membidangi
fungsi
tertentu.
Untuk
operasional
sehari- hari
juga
dipimpin
oleh
empat
direktur,
yaitu
Direktur
Operasi,
Direktur
Akademik,
Direktur
Keuangan
Sarana
dan
Umum
serta
Direktur
Marketing.
Di Bina
Nusantara
juga
terdapat
Biro
dan
UPT
untuk
pendukung
operasional.
Diantaranya
ada
satu
Biro
yang
bernama
Biro
Kendali
Mutu,
yang
bertanggung
jawab
terhadap
mutu
di
Bina
Nusantara.
Juga
terdapat
beberapa
subsidiary
yaitu:
Widya
Raharja
Informatika
(Software House), BiNus@ccess,
Binus
Career,
Binus
Center dan
Binus
Training.
|
46
Berikut adalah Biro-biro
lain
yang
mendukung
operasional:
Biro Layanan Regristrasi &
Informasi
Biro Layanan
Operasi Akademik
Biro Kemahasiswaan
Biro Sekretariat S2
Biro Dukungan Administrasi
Biro Publikasi
Biro
Penerbitan
Koordinator Penelitian
Biro Keuangan
Biro
Logistik
Biro Sumber Daya Manusia
Biro Building
Management
Biro Kerja sama
dan Hubungan Luar
Selain
Biro
juga
terdapat
beberapa
Unit
Pelayanan Teknis
(UPT)
yang
berfungsi
sebagai
pendukung
operasional
dalam
hal- hal
yang
bersifat
teknis.
Berikut
adalah UPT yang
ada di
Universitas Bina
Nusantara
:
UPT Lab. Perangkat Keras
UPT
Lab. Perangkat Lunak
UPT
Lab.
Akuntansi
UPT Lab. Perangkat Jaringan
UPT Perpus takaan
UPT Pusat Komputer
UPT Cyber @ccess
UPT
Dukungan Pengajaran
UPT Pusat Bahasa
Dan untuk
mengimplementasikan
teknologi
secara
tepat
guna
bagi mahasiswa
maka
Unversitas
Bina
Nusantara
memiliki
satu divisi
yaitu
Applied
Technology
Laboratory.
Adapun Bina
Nusantara
memiliki
5
Fakultas
dan
1
Program
Pasca
Sarjana.
Kelima
Fakultas tersebut adalah Fakultas Teknik
dengan
jurusan Teknik
Industri,
Teknik Sipil, Teknik Arsitektur
dan Desain Komunikasi Visual;
Fakultas Ilmu
Komputer
dengan
jurusan
Sistem
Informatika,
Teknik
Informatika,
Sistem
Komputer,
|
47
Komputerisasi
Akuntansi;
Fakultas
MIPA
dengan
jurusan
Matematika
dan Statistika;
Fakultas
Ekonomi
dengan
jurusan
Manajemen
dan Akuntansi
serta
Fakultas
Sastra
dengan
jurusan
Sastra
Inggris.
Program
S2 yang
diadakan
di
Bina
Nusantara
adalah
Program Pasca Sarjana dengan Program
Studi MM
SI dan MM SI (AK).
3.2
UPT Lab. Perangkat Jaringan
UPT Lab. Perangkat
Jaringan
adalah
UPT yang bertugas
melayani
penggunaan
fasilitas
komputer
bagi
segenap
civitas
akedemika
di lingkungan
Universitas
Bina
Nusantara.
Berikut
adalah
lingkup
kerja,
wewenang
dan
tanggung
jawab
di UPT
Lab.
Perangkat Jaringan:
I.
Lingkup Kerja
Menunjang
kegiatan teknologi
informasi
khususnya
penggunaan
fasilitas
jaringan
dan
server-server
penunjang,
yang
dilakukan
oleh
direktorat-direktorat
dalam
melaksanakan
kegiatan
operasional
dan pengembangan
dilingkungan
Universitas
Bina
Nusantara serta
bagian-bagian
lain dalam
Yayasan Bina
Nusantara.
II. Wewenang
Tanggung-Jawab
1.
Bertanggung
jawab
atas
terlaksananya
pe
layanan
dalam
kegiatan
yang
terkait
dengan
jaringan
dan
network operating
system
kepada
seluruh
pemakai
dilingkungan
Universitas Bina
Nusantara.
2.
Berwewenang
mengatur
dan mengeluarkan
kebijaksanaan operasional.
3.
Membuat
rencana,
mengendalikan
pelayana n,
dan
mengevaluasi
kegiatan
pelaksanaan.
|
48
4.
Bekerja-sama
dengan
Sub
Divisi Support
dan
Sub
Divisi Warehouse berkaitan
dengan pelaksanaan
tugas/fungsi
UPT Lab. Perangkat
Jaringan.
5.
Membuat
laporan bulanan dan
semesteran untuk
disampaikan kepada Kepala
UPT Lab. Perangkat Jaringan.
3.3
Sistem Monitoring Jaringan
yang Sedang Berjalan
UPT
Lab.
Perangkat
Jaringan sebagai
bagian
yang
memfasilitasi
koneksi
jaringan
di Universitas
Bina
Nusantara,
harus
senantiasa
memastikan
bahwa
koneksi
jaringannya
dalam keadaan baik
untuk mendukung
kegiatan operasional
sehari- hari.
Lingkup
koneksi
jaringan
yang
harus
dipelihara
oleh UPT Lab. Perangkat
Jaringan
meliputi
jaringan
lokal
(LAN)
yang
terdiri
dari
sekitar
63
Virtual
LAN
(VLAN),
jaringan
ke
Internet
(termasuk
koneksi
jaringan
antar
cabang-cabang
lain seperti
di
kampus
Anggrek,
gedung
BinusTraining
di tiga
lokasi:
Kemanggisan,
Kedoya
dan
Grogol,
gedung
SMU
Bina
Nusantara
dan
sekitar
15
Binus@ccess
sites (dalam
bentuk
associate member warnet )).
Sampai saat ini ada
beberapa
ca ra yang dilakukan
oleh
staf
UPT Lab. Perangkat
Jaringan didalam
melakukan
tugas
monitoring
sebagai
berikut
:
a.
Menggunakan
software untuk
memonitor
pemakaian
bandwidth
yaitu Multi
Router
Traffic Generator
(MRTG). MRTG
ini memonitor
5
interface
Cisco
router
seri
3600
yang
juga
merupakan
5
segmen
jaringan
besar
di
Universitas
Bina Nusantara.
(Detil posisi router ini
dapat dilihat
pada Gambar 3.2 dibawah)
|
49
b.
Melakukan
tes
berkala ke
beberapa
web
server dan juga
server-server
lain
dengan
metode
sederhana
seperti
ping
scanner
dan
traceroute
(untuk
mengecek
waktu respon dari tiap-tiap router/hop).
c.
Melakukan
pengecekan
rutin
log
file pada
server,
misalnya
pada server
Linux
adalah
pada
file
(/var/log/*),
dan
Event
Viewer
pada
server
Windows
NT.
Cara
lainnya
adalah
dengan
menginstall
Syslog
server
(remote)
untuk server
atau
device
tertentu. Syslog
adalah
mekanisme
untuk
mencatat
log file suatu
device
ke
server tertentu
yang
sudah
ditentukan.
Semua log file
akan
disimpan pada
harddisk
di
server
yang sudah ditentukan tersebut.
d.
Memonitor
koneksi
wireless ke cabang-cabang
yang
menggunakan
wireless
device
dengan
menggunakan
software
yang
sudah
terintegrasi
(embedded)
pada
wireless device yang dimiliki
oleh UPT Lab. Perangkat
Jaringan.
|
![]() 50
1
2
3
5
4
Gambar 3.2 Diagram Jaringan Bina Nusantara
Gambar
3.2 diatas
memperlihatkan
5
sub-network
yang ada di Bina
Nusantara saat
ini.
Area
yang
ditandai
dengan
nomor
1 adalah
area
DMZ.
DMZ
(Demilitarized Zone)
adalah
area
dimana
semua
server
yang
berada
pada
area
ini
dapat
diakses
oleh
semua
orang
di
seluruh
dunia
melalui
Internet,
berbeda
dengan
private
zone
atau
LAN.
Oleh
karena
itu
semua
server
yang
diletakkan
pada
area
ini
harus
memiliki
IP
real
yang
dikenal
di
Internet
(bukan
IP reserved
yang
digunakan
untuk
LAN
seperti
umumnya IP class A 10.0.0.0 dan IP class C
192.168.0.0).
Sub network
dial-in
modem
yang
ditunjukkan
pada
area
yang
bernomor
2
merupakan
area
jaringan
WAN
dimana
mahasiswa/staff
Bina
Nusantara dapat
mengakses
Internet
menggunakan line
telepon
dengan
jaringan
Universitas
Bina
|
51
Nusantara
sebagai
perantaranya.
Mahasiswa/staff
Bina Nusantara
harus
memiliki
account
agar
dapat
mengakses Internet
lewat area
ini dan untuk
penggunaan
fasilitas
ini
dikenakan
biaya
tertentu
yang
besarnya
ditentukan
dan
diatur
oleh
UPT
Lab.
Cyber@ccess.
Sedangkan
pada
lokasi
yang
ditandai
dengan
nomor
3,
terdapat
sub
network
Bina
Nusantara
Study
Site
atau
lebih
dikenal dengan area
warnet. Sampai saat
ini sudah
sekitar
15 warnet
yang
terhubung
ke jaringan
Universitas
Bina
Nusantara
untuk
mengakses
Internet.
Associate
warnet
ini
terhubung
ke
jaringan
Universitas
Bina
Nusantara
dengan
menggunakan
wireless
device dengan
radius
jarak
pancar
sekitar
2
km.
Area
ini
juga
digunakan
untuk
menghubungkan
jaringan
Universitas
Bina
Nusantara ke SMU
Bina Nusantara.
Pada
area
yang ditandai dengan nomor
4, terdapat
sub network
Cyber@ccess.
Area
ini diperuntukkan
untuk
mengakses
Internet
bagi
seluruh
mahasiswa
aktif
Bina
Nusantara dengan
biaya
yang cukup
murah.
Mahasiswa
harus
terlebih
dahulu
mendaftarkan
diri dan membayar
biaya
pemakaian
ruangan
beserta
komputer
dan
untuk
memanfaatkan
fasilitas
ini,
mahasiswa
harus
membawa
Binus
Card
sebagai
kartu tanda
pengenal.
Area
5 adalah
area
LAN
Bina
Nusantara.
Pada
area
ini terdapat
sekitar
63 VLAN
dan
digunakan
untuk
operasional
oleh
seluruh
staff
Bina
Nusantara.
Area
ini juga
terhubung
jaringan BinusTraining
Bina Nusantara
untuk
cabang
Kemanggisan
dan
Grogol.
|
52
3.4
Analisis
3.4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
Sebagai
Universitas
yang
memiliki
visi untuk
menjadi
perguruan
tinggi
swasta
yang diterima
sebagai
panutan dalam
pengembangan
dan penerapan
Ilmu
dan Teknologi
di Indonesia,
terutama
yang
terkait
dan
ditunjang
oleh
berbagai
bentuk
penerapan
Teknologi Informasi,
maka
semenjak tahun
1999
Bina
Nusantara
telah
menjadi
semacam
Internet
Service
Provider
untuk
warnet-warnet
di sekitar
Bina
Nusantara.
Gabungan
warnet-warnet
ini dinamakan
Binus@ccess,
yang
selain
melayani
mahasiswa/umum
didalam
mengakses Internet,
juga
sebagai
study
site
dimana
mahasiswa
diharapkan
dapat
mengakses
pengetahuan
atau menjalani
proses
pembelajaran dari tempat
ini, selain
didalam kampus.
Untuk
langkah
selanjutnya,
pada awal tahun
2002,
Universitas
Bina Nusantara
merencanakan
melebarkan
sayap
ke
pelosok-pelosok
daerah
di
Indonesia,
baik
di
pulau
Jawa,
maupun
keluar pulau Jawa dengan
mendirikan cabang-cabang
BinusTraining
yang
rencananya pada
setiap
BinusTraining
tersebut
juga
akan
didirikan
beberapa site seperti
Binus@ccess
di
Jakarta
yang
proses
pendiriannya
akan
bermitra
dengan
pengelola
warnet lain
pada daerahnya
masing- masing.
Melihat
dari visi Bina
Nusantara
kedepan,
tentunya
kebutuhan
untuk
infrastruktur
jaringan
yang
kuat
dan
baik,
selain
dari
sumber
daya
manusia
yang
kokoh
mutlak
diperlukan.
Infrastruktur
jaringan
yang
kuat
dan baik,
tentunya
membutuhkan
penanganan
yang
khusus
untuk
proses
monitoring, perawatan
dan juga
pemeliharaannya
sehari- hari.
|
![]() 53
?
3.4.2 Analisis Masalah
Proses monitoring
yang
dilakukan
sampai
saat ini
di
UPT La b.
Perangkat
Jaringan Bina
Nusantara dirasakan
masih
memiliki kelemahan.
Berikut
adalah
gambaran
umum
dari
permasalahan
yang
dirasakan saat
ini:
Sub Network A
Sub Network B
?
11010011001
2
11010011001
11010011001
Sub Network D
Area Kampus Anggrek
3
Area Kampus Syahdan
11010011001
?
1
Sub Network
E
110100110
010110111
011100101
Sub Network C
Network Traffic Analyzer
4
Gambar 3.3
Gambaran Analisis Masalah
Gambar
3.3 diatas memperlihatkan
gambar jaringan
di Universitas Bina
Nusantara.
Dari
gambar
ini,
digambarkan
gedung
Kampus
Syahdan
dan
Kampus
Anggrek
terhubung
dengan
jaringan.
Pada
area
yang
ditandai
dengan
nomor
1,
dapat
dilihat
bahwa
administrator jaringan
tidak
mengetahui
mengenai
paket
data
yang
beredar
di
dalam
jaringan
Universitas
Bina
Nusantara.
Karena
tidak
mengetahui
paket
data
yang
beredar
di jaringan,
baik
dari
sisi
jumlah,
ukurannya
dan
kepadatannya
menyebabkan
administrator jaringan
tidak
dapat
menentukan
penyebab
dari
masalah
apabila
terjadi
kasus
seperti
lack
of
bandwidth
yang
ditandai
dengan
terjadinya
penurunan
performa
pada
kecepatan
transfer
data
pada
jaringan.
Kasus
ini
(yang
|
54
ditandai
pada
nomor
2)
biasanya
menjadi
masalah
yang cukup
serius
pada Universitas
dengan
ukuran
jaringan yang
luas.
Program penganalisa
lalu
lintas
jaringan
yang
beredar saat
ini hanya memberikan
informasi
tentang
packet dump dengan
penyajian
laporan
yang
apa
adanya.
Hal
ini (yang
ditandai
dengan
nomor
3) menyebabkan
administrator
jaringan
pemula
akan
mengalami
masalah
yang
cukup
serius
karena
kesulitan
untuk
membaca
laporan
dan
memahami
hal
yang
terjadi
pada
jaringan.
Pada
gambar
yang
ditandai
dengan
nomor
4, terlihat
satu
kendala
lagi,
yaitu
program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
yang
ada
saat
ini jarang
sekali
yang
memiliki
fasilitas
remote,
sehingga
akan
sangat
menyulitkan
apabila
terdapat
tuntutan
agar
program
penganalisa
lalu
lintas jaringan
dapat diakses dari
mana
saja.
Dari
narasi
diatas,
empat
kendala
yang
dihadapi
oleh
administrator
jaringan
di
Universitas
Bina Nusantra
pada
saat ini
dapat diuraikan sebagai
berikut
:
1.
Belum
adanya
sistem/program
yang
digunakan
oleh UPT
Lab. Perangkat
Jaringan
yang
dapat mengamati lalu lintas data yang lewat pada
jaringan
apabila terjadi
masalah, misalnya kemacetan
dalam
jaringan.
Kelemahan
ini juga menjadi kendala apabila administrator
jaringan mencurigai
terjadinya
serangan
pada
server
atau
device
yang
otomatis
membenahi
jaringan
seperti
packet
flooding,
yaitu
mengirimkan
data
yang
besar
ke
salah
satu
server
atau
device
yang
menyebabkan
bandwidth
terpakai
secara
sia-sia.
Serangan
lain misalnya
seperti
Distributed Denial
of
Service
(DDoS)
attack .
DDoS
adalah
metode
yang
digunakan
untuk
menggagalkan fungsi/servis
yang berjalan yang disediakan oleh server
dengan
|
55
cara meminta (request)
layanan servis tersebut secara berlebihan dan serentak oleh
banyak
unauthorized hosts/users,
sehingga
hosts/user
yang berhak
(authorized )
untuk
memperoleh
servis
tersebut
gagal
atau
tidak
dapat
mengakses
servis
yang
disediakan
oleh server.
2.
Tidak dapat menentukan secara pasti penyebab terjadinya masalah
apabila
terjadi
lack
of bandwidth.
Administrator
jaringan
masih
meraba-raba
kemungkinan
penyebab
dari
masalah
ini
dan
juga
tentang siapa
atau
apa
yang
menyebabkan masalah
tersebut
tanpa
mampu
melakukan
proses
sniffing
(pengintipan)
lalu
lintas
data
yang
lewat
terhadap
jaringan
yang dicurigai
bermasalah.
3.
Produk
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
yang
beredar
sampai
saat
ini, masih
menyulitkan
administrator
jaringan
dalam
membaca
hasil packet dump.
Hal
ini
menyebabkan
hanya
administrator
jaringan
yang
memiliki
pengetahuan
yang
luas
akan
paket
data
TCP/IP
saja
yang
mampu
melakukan monitoring,
selebihnya
hasil
laporan
dari
program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
kurang
menghasilkan
informasi
yang berguna karena
sulit
dimengerti.
4.
Produk
penganalisa lalu lintas jaringan
yang beredar
saat ini, jarang yang
memiliki kemampuan
remote.
Apabila
administrator
jaringan
tersebut
beker ja
pada
area
yang
luas dimana
dia
sendiri
dituntut
untuk
menangani
jaringan
pada
beberapa
lokasi
yang
berbeda
dan
juga
saling
|
![]() 56
berjauhan,
maka
kemampuan
dari
program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
yang
tidak
memiliki
fasilitas
remote
akan
menyulitkan
administrator
jaringan,
karena
monitoring
hanya
dapat
dilakukan
pada
lokasi
dimana
program
penganalisa
lalu lintas
jaringan
diinstall.
3.4.3 Analisis Pemecahan Masalah
3.4.3.1
Analisa Pemecahan Masalah (Umum)
Pada
Gambar
3.4 berikut
digambarkan
pemecahan
masalah
untuk
mengatasi
permasalahan
yang
ada:
INTERNET
3
Sub Network A
Sub Network B
11010011001
2
1
11010011001
Sub Network D
Area Kampus Anggrek
Area Kampus
Syahdan
11010011001
11010011001
Sub Network E
Sub Network C
3
4
DATA DAT
ATA DATA
TA DATA D
Network
Traffic Analyzer
Gambar 3.4 Gambaran solusi dari analisis masalah
Melihat
Gambar
3.4 diatas,
program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
mutlak
digunakan
agar
dapat
melihat
dan
mengawasi
paket
data
yang
beredar
di jaringan (Area
yang bernomor 1). Dengan
menggunakan
program
penganalisa
lalu
lintas jaringan, maka
|
57
paket
data
yang
beredar
di
jaringan
dapat
diketahui.
Hal
ini
berguna
untuk
mengetahui
keadaan utilisasi bandwidth pada jaringan
(Area
yang bernomor 2).
Sedangkan
untuk
masalah
yang
ditandai
dengan
nomor
3,
harus
dirancang
sebuah
program
penganalisa
lalu lintas
jaringan
yang
memungkinkan
administrator
jaringan
untuk
mengakses
program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
tersebut
dari
tempat
manapun,
baik
dalam
jaringan
LAN
maupun
dari
Internet
tanpa
harus
berada
di
tempat
dimana
program
tersebut
diinstall
(Area
yang
bernomor
3). Dan
sebaiknya
program
tersebut dibuat agar
dapat
memudahkan
administrator
jaringan yang masih
pemula
untuk
dapat
membaca
laporan
hasil
tampilan
packet
dump
dengan
mudah
(hal
ini
ditandai dengan
nomor 4).
Dari
analisa
masalah
diatas,
penulis
menyadari
bahwa
penggunaan
program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
yang
juga dikenal
dengan
istilah
sniffer/Network
Traffic
Analyzer,
mutlak
diperlukan
bagi
UPT
Lab.
Perangkat
Jaringan
untuk
mengawasi
lalu
lintas
data
pada
saat
terjadi
masalah-masalah
seperti
yang
sudah
diuraikan
diatas.
Ada
cukup
banyak
progra m penganalisa
lalu
lintas
data
jaringan yang sudah
diproduksi,
baik
yang
dapat
didownload
di
Internet
dengan
gratis
maupun
versi
yang
berupa
shareware
dalam
bentuk
paket komersial. Pada
Tabel 3.2, penulis membandingkan
3
jenis program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
yang
beredar
di
Internet
dan
menganalisa
kemampuan
dari ketiganya.
|
![]() Tabel 3. 2 Perbandingan 3 jenis produk penganalisa lalu lintas jaringan di
pasaran
Nama Produk
Uraian
Analyzer
(Windows)
Link View
(Windows)
Ethereal
(Linux)
Feature
Mampu
menghasilkan
informasi
grafikal
Dapat diakses dari workst ation
manapun (remote)
Dapat menghasilkan
detil
laporan
hasil
sniffing
diperlukan
program
tambahan
untuk
menganalisa
packet dump
Pemakai mudah
menganalisa
hasil
packet dump
Tersedia
filter input
untuk
memilih
jenis
protokol
(IP,TCP,UDP)
yang hendak
dianalisa
Tersedia
filter input
untuk
memilih
jangkauan
IP
address
yang
hendak
dianalisa
multiple
address
Mampu
menyajikan
statistik
ukuran
paket
data yang
analisa
Dapat
memberikan
rangkuman
laporan
berupa
penggunaan
bandwidth
berdasarkan
protocol, IP address dan menggambarkan
kejadian
pada jaringan
Dapat menyimpan
hasil analisa
ke file
bertipe
text
Dapat mencetak
laporan hasil
analisa ke printer
Harga
gratis
$995.00
gratis
Keterangan:
:
Fasilitas
tersedia/ada/bisa.
:
Fasilitas tidak
tersedia/tidak
ada/tidak
bisa.
multiple
address
:
Tidak
berupa
jangkauan
(range) tetapi pemakai
dapat
mengisikan
banyak
alamat sekaligus
58
|
![]() 59
Hasil perbandingan
ketiga produk
pada Tabel 3.2
didapat
melalui
pengujian dengan data
teknis
seperti
yang
ditampilkan
pada
Tabel 3.3
berikut:
Tabel 3. 3 Data teknis perbandingan 3 jenis produk penganalisa lalu lintas jaringan di pasaran
Nama Produk
Uraian
Analyzer
Link View
(Windows)
(Windows)
Ethereal
(Linux)
Versi program
full
demo
full
Media penampung hasil dump sementara
memori
memori
memori
Utilisasi CPU pada saat sniffing
2- 20%
5- 10%
3- 7%
Penggunaan RAM pada saat loading program
2458- 2948kB
8972- 9200kB
1304- 1812kb
Penggunaan RAM pada saat sniffing
3464- 3682kB
9454- 9626kB
2140- 2292kb
Pengguna
dapat
mengakses
program
pada
jenis sistem operasi
windows
windows
linux
Ukuran program setelah diinstall
5.19 MB
6.55 MB
1.2 MB
Keterangan:
full: Produk yang diuji coba merupakan versi penuh. Semua
fasilitas yang tersedia
dapat digunakan.
demo:
Produk
yang diuji coba
merupakan versi
demo. Kemungkinan
ada fasilit as yang tidak
dapat
digunakan.
Utilisasi
CPU pada saat sniffing:
Batas nilai antara 0% sampai
100%
Salah satu kelemahan
yang
diperlihatkan oleh program diatas adalah
hasil
packet
dump
yang
sulit
dimengerti.
Hal
ini cukup
menyulitkan
orang
awam
maupun
administrator jaringan
pemula
yang
kurang
mengerti
paket
data
dalam
TCP/IP.
Oleh
karena
itu,
penulis
mencoba
mencari
pola-pola
dari kegiatan
dalam
jaringan
yang
umum
dilakukan. Dengan mendapatkan pola
tersebut, penulis mencoba
untuk
membuat
informasi
paket
data
yang
dicapture
sehingga
dapat
ditampilkan
dalam
bentuk
yang
lebih baik.
|
![]() 60
3.4.3.2
Analisa Pemecahan Masalah (Teknik EasyView)
Untuk
memberikan
hasil
tampilan
dari analisa
paket
yang
lebih
baik,
dilakukan
pengambilan
contoh
packet
dump
(Gambar
2.3)
untuk
dianalisa.
Berikut
adalah
hasil
pola
dari kegiatan
dalam
jaringan
yang umum dilakukan
:
1.
HTTP (HyperText Transfer Protocol)
Berikut adalah salah satu contoh packet dump dari
paket dengan
protokol HTTP:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
*
45 00 [
E.]
2
*
01 23 8C 03 | 40 00 80 06 | 1A DD 0A 14 | 25 32 CA 9B [.#..@.......%2..]
3
*
59 13 04 12 | 00 50 00 01 | 61 4B DB F4 | B8 0F 50 18 [Y....P..aK....P.]
4
*
22 38 19 76 | 00 00 47 45 | 54 20 2F 20 | 48 54 54 50 ["8.v..GET / HTTP]
5
*
2F 31 2E 31 | 0D 0A 41 63 | 63 65 70 74 | 3A 20 69 6D [/1.1..Accept: im]
6
*
61 67 65 2F | 67 69 66 2C | 20 69 6D 61 | 67 65 2F 78 [age/gif, image/x]
7
-----cut----
Dari data tersebut,
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
protokol
yang
digunakan
didalam
paket
HTTP adalah
TCP. Hal
ini dapat
dilihat
dari baris
ke-2,
kolom
ke-8, yang
berisikan
angka
0x06
(06
hexadecimal),
yang
menandakan
paket
TCP.
Data
lain
yang
menunjukkan bahwa
ini adalah
paket HTTP adalah
paket
ini menggunakan
port
80, yang
dapat
dilihat
pada baris ke-3, kolom
ke-5 dan ke-6 (0x50
= 80
decimal).
Selain itu,
paket
HTTP
sendiri ada
2
macam,
yaitu
HTTP request dan reply. Pada HTTP
request, terdapat
kata
kunci
GET,
pada
baris
ke-4,
kolom
ke-7
sampai
kolom
ke-9.
Sedangkan
jika pada
baris
ke-4,
kolom
ke-7 sampai
kolom
ke-10
berisikan
kata HTTP,
maka
paket
tersebut
adalah paket HTTP
reply.
Berikut
ini
adalah contoh
paket
HTTP
request.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
*
45 00 [
E.]
2
*
05 DC 75 D2 | 40 00 3F 06 | 6D 55 CA 9B | 59 13 0A 14 [..u.@.?.mU..Y...]
3
*
25 32 00 50 | 04 12 DB F4 | B8 0F 00 01 | 62 46 50 18 [%2.P........bFP.]
4
*
7D 78 53 29 | 00 00 48 54 | 54 50 2F 31 | 2E 30 20 32 [}xS)..HTTP/1.0 2]
|
![]() 61
5
*
30 30 20 4F | 4B 0D 0A 44 | 61 74 65 3A | 20 54 68 75 [00 OK..Date: Thu]
6
*
2C 20 32 31 | 20 4A 75 6E | 20 32 30 30 | 31 20 31 32 [, 21 Jun 2001 12]
7
*
3A 33 39 3A | 33 30 20 47 | 4D 54 0D 0A | 53 65 72 76 [:39:30 GMT..Serv]
8
*
65 72 3A 20 | 41 70 61 63 | 68 65 2F 31 | 2E 33 2E 31 [er: Apache/1.3.1]
9
*
32 20 28 55 | 6E 69 78 29 | 20 50 48 50 | 2F 34 2E 30 [2 (Unix) PHP/4.0]
10
*
2E 31 0D 0A | 58 2D 50 6F | 77 65 72 65 | 64 2D 42 79 [.1..X-Powered-By]
11
*
3A 20 50 48 | 50 2F 34 2E | 30 2E 31 0D | 0A 43 6F 6E [: PHP/4.0.1..Con]
12
*
74 65 6E 74 | 2D 54 79 70 | 65 3A 20 74 | 65 78 74 2F [tent-Type: text/]
13
*
68 74 6D 6C | 0D 0A 58 2D | 43 61 63 68 | 65 3A 20 4D [html..X-Cache: M]
14
*
49 53 53 20 | 66 72 6F 6D | 20 50 72 6F | 78 79 53 74 [ISS from ProxySt]
15
*
61 66 66 0D | 0A 43 6F 6E | 6E 65 63 74 | 69 6F 6E 3A [aff..Connection:]
16
*
20 63 6C 6F | 73 65 0D 0A | 0D 0A 3C 68 | 74 6D 6C 3E [ close....<html>]
17
*
0A 3C 68 65 | 61 64 3E 0A | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 [.<head>.
]
18
*
3C 74 69 74 | 6C 65 3E 42 | 69 6E 61 20 | 4E 75 73 61 [<title>Bina Nusa]
19
*
6E 74 61 72 | 61 20 55 6E | 69 76 65 72 | 73 69 74 79 [ntara University]
20
*
3C 2F 74 69 | 74 6C 65 3E | 0A 20 20 20 | 20 20 20 20 [</title>.
]
-----cut-----
Jika paket
terdeteksi
bertipe
HTTP,
maka informasi
yang
perlu
ditampilkan
adalah
informasi
berikut:
Source
Port,
Destinaton
Port,
dan
deskripsi
untuk
EasyView.
Deskripsi
ini
diambil
dari
text
yang
dapat
terbaca
pada
data
di
field
TCP
Options
dengan kata kunci berupa
GET,
POST, HTTP.
2.
HTTPS
(HyperText Transfer Protocol
Secure )
Berikut
ini adalah
potongan
packet
dump
dari paket
data yang
dikirim
dengan
protokol HTTPS
yang
berhasil
ditangkap:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
*
45 00 [
E.]
2
*
02 40 EC C0 | 00 00 76 06 | 4C DF CA 9E | 0F 34 0A 14 [.@....v.L....4..]
3
*
25 32 0¹ BB | 04 51 66 FF | C2 15 00 01 | 31 EC 50 10 [%2...Qf.....1.P.]
4
*
3F BB B3 86 | 00 00 14 11 | 69 62 61 6E | 6B 2E 6B 6C [?.......ibank.kl]
5
*
69 6B 62 63 | 61 2E 63 6F | 6D 30 81 9F | 30 0D 06 09 [ikbca.com0..0...]
6
-----cut-----
Paket
HTTPS
adalah
paket
TCP.
Hal
ini
dibuktikan
dar
i
angka
0x06
pada
baris
ke-2
dan kolom
ke-8.
Data
kedua
yang
menunjukkan
ciri
dari
paket
HTTPS
adalah
penggunaan
port 443. Angka
ini dapat
dilihat pada baris
ke -3 kolom
ke-3
dan ke-4, atau
|
![]() 62
baris ke-3 kolom ke-5 dan ke-6. (Pada contoh
diatas, angka yang
menunjukkan port 443
ada pada baris
ke-3
kolom ke-3 dan ke-4).
Jika terdeteksi
paket
bertipe
HTTPS,
maka
informasi
yang
perlu
ditampilkan
adalah
informasi
berikut:
Source
Port,
Destinaton
Port,
dan
deskripsi
untuk
EasyView.
Karena
isi
dari
paket
data
yang
dik
irim
dengan
protokol
HTTPS
ini
dikirimkan
dalam
keadaan
terenkripsi,
maka
deskripsi
untuk
EasyView
hanya
dapat
berupa
tampilan
text
yang
menyatakan
data
tersebut
adalah
data
HTTPS
tanpa
bisa
memberikan
keterangan
lain.
3.
Ping (Packet
InterNet Groper)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
*
45 00 [
E.]
2
*
00 3C EB 00 | 00 00 20 01 | 51 04 0A 14 | 25 32 0A 14 [.<.... .Q...%2..]
3
*
25 63 08 00 | 43 5C 01 00 | 09 00 61 62 | 63 64 65 66 [%c..C\....abcdef]
4
*
67 68 69 6A | 6B 6C 6D 6E | 6F 70 71 72 | 73 74 75 76 [ghijklmnopqrstuv]
5
*
77 61 62 63 | 64 65 66 67 | 68 69
|
[wabcdefghi]
Ping
menggunakan
protokol
ICMP.
Hal
ini
dapat
dilihat
pada
baris
ke-2 kolom
ke-8
(field
protocol),
yang berisi nilai 0x01
yang
berarti
ICMP. ICMP terdiri
dari
2 jenis,
yaitu
ICMP
request
dan
ICMP
reply.
Jika
angka
pada
baris
ke-3
kolom
ke-3
bernilai
0x08,
seperti pada
contoh
diatas,
maka
paket
tersebut
adalah paket
ICMP
echo
request.
Sedangkan
jika
pada
kolom
ke-3
tersebut
bernilai
0x00,
maka
paket
tersebut
adalah
paket ICMP
echo reply.
Beberapa
tipe
lain yang
dikenali adalah sebagai
berikut.
Type
Name
0
3
4
5
6
8
9
Echo
Reply
Destinatio n Unreachable
Source
Quench
Redirect
Alternate Host Address
Echo
Router
Advertisement
|
![]() 63
10
Router
Selection
11
Time
Exceeded
12
Parameter
Problem
13
Timestamp
14
Timestamp
Reply
15
Information
Request
16
Information
Reply
17
Address
Mask
Request
18
Address Mask Reply
30
Traceroute
31
Datagram
Conversion Error
Jika
paket
terdeteksi
bertipe
ICMP,
maka
ambil
informasi
berupa
operasi
ICMP
dari tipe yang dikenal oleh protokol
ICMP diatas.
4.
FTP
(File Transfer
Protocol)
Paket
FTP
dapat
dikenali
dengan
cara
melihat
apakah
angka
pada field source
atau
destination
port
bernilai
21.
Angka
0x15
(21
desimal)
pada
baris
ke-3
kolom
ke-3
dan ke-4
merupakan
nomor
port
standar
yang dikenal
untuk
servis
ini.
FTP
menggunakan
protokol
TCP
yang
ditunjukkan
oleh
angka
0x06
pada
baris
ke-2 kolom
ke-8. Berikut
ini adalah contoh paket dump dari data FTP:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
*
45 00 [
E.]
2
*
00 72 D5 66 | 40 00 3F 06 | 46 F7 0A 17 | 1A 15 0A 15 [.r.f@.?.F.......]
3
*
00 E9
00 15
|
08 1C 16 87 | AE 8F 00 0A | C8 D2 50 18 [..............P.]
4
*
16 D0 28 45 | 00 00 32 32 | 30 20 50 72 | 6F 46 54 50 [..(E..220 ProFTP]
5
*
44 20 31 2E | 32 2E 32 72 | 63 31 20 53 | 65 72 76 65 [D 1.2.2rc1 Serve]
6
*
72 20 28 50 | 72 6F 46 54 | 50 44 20 44 | 65 66 61 75 [r (ProFTPD Defau]
7
*
6C 74 20 49 | 6E 73 74 61 | 6C 6C 61 74 | 69 6F 6E 29 [lt Installation)]
8
*
20 5B 42 6C | 75 65 4A 61 | 63 6B 65 74 | 73 5D 0D 0A [ [BlueJackets]..]
Jika terdeteksi
paket
bertipe
FTP,
maka
informasi
yang
perlu
ditampilkan
adalah
informasi
berikut:
Source
Port ,
Destinaton
Port,
dan
deskrip si
untuk
EasyView.
Deskripsi
ini
diambil
dari
text
dari paket data FTP yang
field datanya hanya terdiri
dari 1
baris
saja.
Ciri
dari
informasi
yang
field
datanya
hanya
1
baris,
adalah
selalu
dimulai
|
![]() 64
pada
baris
ke-4
kolom
ke-7
dan
diakhiri
dengan
karakter
end of
line
(0x0d
0x0a).
Jika
ternyata informasi
yang terdapat pada field
data ini lebih dari 1 baris, maka cukup
tampilkan bahwa
paket ini FTP Data.
5. Telnet
Dengan
memperhatikan
protokol
yang
dipakai
pada
baris
ke-2
kolom
ke-8
yang
bernilai
0x06
(TCP)
dan
nilai
port
pada baris
ke-3
kolom
ke-3
dan
4,
atau
pada
kolom
ke-5
dan
6
yang
bernilai
0x17
(23
desimal),
maka
paket
tersebut
dikenal
sebagai
paket
telnet,
seperti pada
contoh berikut
ini.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
45 C0 [..H..p........E.]
2
*
00 6D 00 02 | 00 00 FF 06 | A5 B5 0A 15 | 00 01 0A 15 [.m..............]
3
*
00 E9 00 17 | 04 16 71 88 | 05 38 00 00 | DD 32 50 18 [......q..8...2P.]
4
*
10 20 1F 5C | 00 00 57 65 | 6C 63 6F 6D | 65 20 74 6F [. .\..Welcome to]
5
*
20 52 53 4D | 20 35 35 30 | 35 20 53 79 | 61 68 64 61 [ RSM 5505 Syahda]
6
*
6E 0D 0A 0D | 0A 55 73 65 | 72 20 41 63 | 63 65 73 73 [n....User Access]
7
*
20 56 65 72 | 69 66 69 63 | 61 74 69 6F | 6E 0D 0A 0D [ Verification...]
8
*
0A 50 61 73 | 73 77 6F 72 | 64 3A 20
|
[.Password: ]
Jika terdeteksi paket adalah bertipe Telnet, maka
informasi
yang perlu
ditampilkan adalah
informasi berikut: Source Port , Destinaton Port,
dan deskripsi
untuk
EasyView .
Deskripsi
ini
diambil
dari text
yang
dapat
terbaca
pada
data
di
field
TCP
Options
pada
baris
pertama
saja.
Cara
untuk
mendeteksi
apakah
text
yang
dapat
terbaca
hanya
terdiri
dari
1 baris
adalah
dengan
memeriksa
isi
dari
baris ke-4
kolom
ke-7.
Jika
berisi
0xFF
atau
0x00,
maka
cukup
cetak
bahwa
paket
data
ini
adalah
Telnet
session ,
akan
tetapi
jika berisi
selain
itu, maka
cetak
semua
karakter
yang
dapat
terbaca
(berupa
karakter ASCII text saja sampai akhir dari paket
data.
|
![]() 65
6.
DNS ( Domain Name
Service)
Paket
DNS
umumnya
dapat
dikenali
dari
2
hal.
Yaitu
menggunakan
protokol
UDP
yang
ditandai
oleh
nilai
0x11
pada
baris
ke-2
kolom
ke-8 dan
menggunakan port
53
yang ditandai oleh nilai
0x35 (53
desimal) pada
baris ke-3
kolom
ke-3 sampai
4
atau
kolom ke-5 sampai
6.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
*
45 00 [
E.]
2
*
00 40 E3 01 | 00 00 80 ¹1 | 29 01 0A 15 | 00 E9 CA 9B [.@......).......]
3
*
59 11 04 1F | 00 35 00 2C | E7 86 00 03 | 01 00 00 01 [Y....5.,........]
4
*
00 00 00 00 | 00 00 03 77 | 77 77 0A 6C | 65 6C 61 6E [.......www.lelan]
5
*
67 32 30 30 | 30 03 63 6F | 6D 00 00 01 | 00 01
[g2000.com.....]
Paket DNS terdiri dari 2
jenis,
yaitu paket DNS query
da n DNS response.
Perbedaannya
adalah bit
pertama
dari
parameter
DNS
(baris
ke-3 kolom
ke-13).
Jika bit
pertama
dari
parameter
DNS
bernilai
0,
maka
paket
tersebut
adalah
DNS
query
dan
jika
bit
pertama
bernilai
1,
maka
paket
tersebut
adalah
DNS
response.
Pada
contoh
dibawah.,
angka
pada
baris
ke-3
kolom
ke-13
tersebut
adalah
81
(jika
dikonversi
ke
biner
menjadi
1010001),
ini
menandakan
paket
tersebut adalah
paket
DNS
response
akan
tetapi
jika
berisi
angka
misalnya
01
(jika
dikonversi
ke
biner
menjadi 00000001)
maka paket tersebut adalah
paket DNS
query.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
*
45 00 [
E.]
2
*
00 B4 B3 87 | 00 00 3D 11 | 9B 07 CA 9B | 59 11 0A 15 [......=.....Y...]
3
*
00 E9 00 35 | 04 1F 00 A0 | C2 97 00 03 |
81
80 00 01 [...5............]
4
*
00 01 00 02 | 00 02 03 77 | 77 77 0A 6C | 65 6© 6¹ 6E [.......www.lelan]
5
*
67 32 30 30 | 30 03 63 6F | 6D 00 00 01 | 00 01 C0 0C [g2000.com.......]
6
*
00 01 00 01 | 00 01 2C D2 | 00 04 CA 9E | 27 9² 0A 6© [......,.....'..l]
7
*
65 6C 61 6E | 67 32 30 30 | 30 03 63 6F | 6D 00 00 02 [elang2000.com...]
8
*
00 01 00 02 | 95 C2 00 11 | 04 48 4F 4F | 44 03 43 42 [.........HOOD.CB]
9
*
4E 03 4E 45 | 54 02 49 44 | 00 C0 34 00 | 02 00 01 00 [N.NET.ID..4.....]
10
*
02 95 C2 00 | 0D 0A 57 49 | 4C 4C 41 4D | 45 54 54 45 [......WILLAMETTE]
11
*
C0 53 C0 4E | 00 01 00 01 | 00 00 26 8A | 00 04 CA 9E [.S.N......&.....]
12
*
03 02 C0 6B | 00 01 00 01 | 00 00 26 43 | 00 04 CA 9E [...k......&C....]
13
*
03 06
|
|
|
[..]
|
![]() 66
Jika terdeteksi
paket
berupa
paket
DNS,
maka
ambil
informasi
nama
DNS
yang
hendak
diresolve
dan
tampilkan
hasilnya
meliputi
Operation
Code,
dan
Status.
Deskripsi
untuk
EasyView
dapat
diambil
dari
text
di
baris
ke-4
kolom
ke-8
sampai
dengan
baris
ke-6 kolom ke-6.
7.
SMTP (Simple Mail Transport Protocol )
Jika
sebuah
paket
menggunakan
protokol
TCP
(0x06),
yang
ditunjukkan
pada
baris
ke-2
kolom
ke-8
dan
salah
satu
dari
port
asal
ataupun
port
tujuan
menggunakan
port
25
(0x19)
yang
ditunjukkan
pada
baris
ke-3, kolom ke-3
dan 4
ataupun
kolom
ke-5
dan 6,
maka
kemungkinan
besar paket
itu adalah paket
SMTP.
Berikut
ini adalah contoh
paket SMTP.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
*
45 00 [
E.]
2
*
00 7D 27 EE | 40 00 3C 06 | C3 4E CA 9B | 59 2C 0A 14 [.}'.@.<..N..Y,..]
3
*
25 63 00 19 | 04 5A C6 8B | 7B FA 31 39 | E7 44 50 18 [%c...Z..{.19.DP.]
4
*
7D 78 04 DD | 00 00 32 32 | 30 20 73 69 | 67 6D 61 2E [}x....220 sigma.]
5
*
62 69 6E 75 | 73 2E 61 63 | 2E 69 64 20 | 45 53 4D 54 [binus.ac.id ESMT]
6
*
50 20 53 65 | 6E 64 6D 61 | 69 6C 20 38 | 2E 31 31 2E [P Sendmail 8.11.]
7
*
30 2F 38 2E | 31 31 2E 30 | 3B 20 46 72 | 69 2C 20 32 [0/8.11.0; Fri, 2]
8
*
32 20 4A 75 | 6E 20 32 30 | 30 31 20 31 | 30 3A 32 30 [2 Jun 2001 10:20]
9
*
3A 33 30 20 | 2B 30 37 30 | 30
0D 0A
|
[:30 +0700..]
Jika
terdeteksi
paket
adalah
bertipe
SMTP,
maka
ambil
hanya
informasi
dari
paket
data
SMTP
yang
field
datanya
hanya
terdiri
dari
1
baris
saja. Ciri dari
informasi
yang
field
datanya
hanya
1
baris,
adalah
selalu
dimulai
pada
baris
ke-4
kolom
ke-7
dan
diakhiri
dengan
karakter
end
of
line
(0x0d
0x0a).
Jika
ternyata
informasi
yang
terdapat
pada field
data ini lebih dari 1 baris, maka
cukup tampilkan
SMTP Data.
|
![]() 67
8.
POP3 (Post
Office Protocol 3)
Perbedaan antara
paket SMTP
dengan
paket
POP adalah
pada
port
asal
ataupun
port tujuan.
Jika
salah
satu
dari
port
asal
atau
port
tujuan
bernilai
110,
maka
paket
tersebut adalah paket POP. Berikut ini adalah contoh paket POP, dimana
port asal
bernilai
0x6E (110) yang terletak
pada
baris ke-3, kolom ke-3 & 4.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15 16
1
*
45 00 [
E.]
2
*
00 8C B0 13 | 40 00 FB 06 | 7C 16 CA 9B | 59 2F 0A 14 [....@...|...Y/..]
3
*
25 63 00 6E | 04 5D E1 DC | 13 4B 36 57 | 95 29 50 18 [%c.n.]...K6W.)P.]
4
*
22 38 A6 B0 | 00 00 2B 4F | 4B 20 62 65 | 74 61 20 53 ["8....+OK beta S]
5
*
6F 6C 73 74 | 69 63 65 20 | 28 74 6D 29 | 20 49 6E 74 [olstice (tm) Int]
6
*
65 72 6E 65 | 74 20 4D 61 | 69 6C 20 53 | 65 72 76 65 [ernet Mail Serve]
7
*
72 20 28 74 | 6D 29 20 50 | 4F 50 33 20 | 32 2E 30 20 [r (tm) POP3 2.0 ]
8
*
61 74 20 46 | 72 69 2C 20 | 32 32 20 4A | 75 6E 20 32 [at Fri, 22 Jun 2]
9
*
30 30 31 20 | 31 30 3A 35 | 34 3A 30 35 | 20 2D 30 37 [001 10:54:05 -07]
10
*
30 30 20 28 | 47 4D 54 29 | 0D 0A
|
[00 (GMT)..]
Jika terdeteksi
paket
adalah
bertipe
POP,
maka
ambil
hanya
informasi
dari
paket
data
POP yang field
datanya
hanya
terdiri
dari
1
baris
saja.
Ciri
dari
informasi
yang
field
datanya
hanya
1
baris,
adalah
selalu
dimulai
pada
baris
ke-4
kolom
ke-7
dan
diakhiri
dengan karakter
end of line (0x0d 0x0a). Jika ternyata
informasi
yang
terdapat
pada
field
data
ini
lebih dari
1
baris,
maka
cukup
tampilkan POP
Data.
3.4.3.3
Ciri Program Penganalisa Lalu Lintas Jaringan yang Ideal
Sebuah program
penganalisa lalu lintas
jaringan
yang
ideal setidaknya
harus
memiliki
fasilitas
sebagai
berikut
:
1.
Tidak
membebani
server. Pengguanaan
program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
seharusnya
tidak
membebani
server
sedemikian
rupa
sehingga server
masih
dapat
beroperasi
dengan
baik
dan
melayani
servis-servis selain
program
penganalisa
lalu
|
68
lintas
jaringan
itu
sendiri.
Hal
ini
termasuk
juga
didalam
utilisasi
processor
dan
memory pada sistem
operasi.
2.
Remote.
Kemampuan
ini
dibutuhkan
untuk
mempermudah
administrator
jaringan
di
dalam
mengakses
program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
kapanpun
dan dimanapun
didalam satu sistem
jaringan.
3. Kemudahan
membaca
informasi
packet
dump.
Maksudnya
adalah
untuk
mempermudah
administrator
jaringan
bahkan
yang
masih
pemula
untuk
dapat
mengerti
hasil packet
dump yang ditampilkan.
4.
Rangkuman
laporan
cerdas .
Tidak
hanya detil
laporan
biasa saja, akan
tetapi
berupa
detil
laporan
yang
dapat
membantu
administrator
jaringan
untuk
mengetahui
adanya
kemungkinan
masalah
yang terjadi pada
lalu
lintas data dalam
jaringan.
5.
Informasi
Grafikal.
Kemampua n
ini
akan
mempermudah
administrator
jaringan
dan
juga
pihak
eksekutif
untuk
membaca
hasil
laporan
dengan
mudah.
6.
Packet filter
(jenis
protocol
dan
range IP
address).
Fasilitas
ini
memungkinkan
administrator
jaringan
untuk
mengecek hanya
pada
jenis
protokol atau
alamat
IP
tertentu saja.
7.
Statistik
ukuran
paket
data.
Fasilitas
ini
berguna
untuk
memperlihatkan
variasi
ukuran
paket
data yang
beredar
pada
jaringan.
Dapat
berguna
sebagai
bahan
analisa
lebih
lanjut
jika
diperlukan.
8.
Intrusion
Detection.
Adalah
kemampuan
untuk
mendeteksi
kemungkinan
terjadinya
sabotase
pada
jaringan.
Intrusion
detection
ini
akan
membantu
administrator
jaringan
untuk
segera aware dan dapat
mengambil
tindakan
pencegahan
secara
cepat
apabila
terjadi tindakan
intrusion
pada jaringan.
|
69
9.
Intelligent
Report.
Kemampuan
ini
berguna
agar
sniffer
dapat
menghasilkan
laporan
yang
lebih
baik
sehingga
hasil
laporannya
mudah
dimengerti.
10.
Smart
learning
sniffing.
Kemampuan
tambahan
dengan
menggunakan
kepandaian
buatan
sehingga
dapat
menentukan/memprediksi
pola-pola
baru penyerangan
pada
sistem intrusion detection.
11. Data
reconstruct.
Fasilitas
ini
dapat
digunakan
untuk
merangkai data
yang
dikirimkan
ke
jaringan
dan
merakitnya
lagi
menjadi
satu file
utuh
sehingga
administrator
jaringan
dapat
melihat/mengambil
file yang
dikirimkan
apabila
file
tersebut dicurigai
berbahaya.
3.5
Perancangan Program Penganalisa
Lalu Lintas Jaringan
3.5.1 Perancangan Model Sistem
Berikut
adalah
gambaran
perancangan
program
penganalisa
lalu lintas
jaringan
Sterolex.
Pada
Gambar
3.5,
Sterolex
dibuat
dalam
2
model.
Server
dan
Client.
Untuk
program
server dibuat
dengan menggunakan
bahasa C di sistem operasi Linux
dan
berjalan
sebagai
sebuah
servis tanpa mengeluarkan
tampilan
apapun
kecuali
pesan
kesalahan
pada
layar
(console
mode),
sedangkan
program
untuk
client dibuat
dengan
menggunakan
PHP
dan
menggunakan
web
server
Apache
serta
memanfaatkan
database
server
MySQL. Semua
administrasi dapat
dilakukan di
client
mulai dari
Start /stop
program
server
sampai
dengan
mencetak
laporan.
Sterolex
dapat
dijalankan
di
sistem
operasi
manapun asalkan pada
sistem operasi itu terdapat web browser.
|
![]() 70
Linux Server
Sterolex
Tabel_dump
MySQL
Database
Apache Web Server
PHP Script
Web Browser
Client
Client
Client
Gambar 3.5
Gambaran perancangan program Sterolex
Gambar
3.5
diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Client
berhubungan
dengan
server
melalui
interface
web
browser. Semua
aktivitas
seperti
mengirimkan
User
ID dan
Password
(U+P)
kemudian
memperoleh otorisasi, Query
dan Response semuanya
dilak ukan
melalui
perantara web browser.
Web Browser
berhubungan
dengan
server
Sterolex
melalui
Apache
web
server yang dilayani dengan
script
PHP.
Script
PHP
berhubungan
langsung
dengan
MySQL
database
untuk operasi
authentikasi,
menjaga user session dan
mempero leh hasil query.
|
71
Server
Sterolex
berjalan
sebagai
servis di
server
Linux
dan
selalu
mengisi
tabel_dump
pada
MySQL
database dengan
informasi
paket
data
yang
berhasil ditangkap
pada saat sniffing.
Tahap-tahap
perancangan
program
penganalisa
lalu
lintas
jaringan
ini
dibagi
menjadi
5
tahap
yaitu:
Perancangan Struktur Menu
Perancangan
State Transition Diagram
(STD)
Perancangan
Layar
Perancangan
Database
Perancangan
Modul
3.5.2 Rancangan Struktur Menu
Untuk
merancang
menu
ini, penulis
menganalisa
kebutuhan
pengguna
untuk
menggunakan
Sterolex.
Adapun
menu-
menu
yang
sekiranya
dibutuhkan
oleh
pengguna
adalah sebagai
berikut: Start/Stop,
Query (Duration,
Protocol, IP Address), Save,
Report
(Bandwidth
Usage,
Packet
Size Information,
Summary,
Detail),
Normal/View,
Settings,
Help
dan
Logout. Pada
Gambar
3.6
berikut,
digambarkan
struktur
menu
dari
program client
Sterolex:
|
![]() 72
Menu
Utama
Start/
Stop
Query
Save
Detail
report
Easy/
Normal
View
Report
Report
Sum-
mary
Settings
Help
Logout
Dura-
Protocol
tion
IP
Address
View
Result
Band-
width
usage
infor
Packet
size info
By
Protocol
By IP
Address
Graphics
Version
By IP
Address
Graphics
Version
Gambar 3.6
Diagram Struktur Menu Program Client
Berikut penjelasan akan perancangan
dari
masing-masing
menu tersebut:
Start/Stop: Menu
ini akan
digunakan
oleh
pengguna yang memiliki
hak
untuk
mengaktifkan
atau
menon-aktifkan
program
server
Sterolex.
Fasilitas
menu
ini
digunakan secara
toggle,
artinya
apabila posisi server
Sterolex saat
ini
sedang
aktif,
maka
akan
server
Sterolex
akan
dinon-aktifkan dan
demikian
juga
berlaku
untuk
sebaliknya.
Query: Menu
ini
akan
digunakan
oleh
pengguna
untuk
menampilkan/melihat
hasil
packet
dump
yang
berhasil
diintip
dan
tersimpan
dalam
bentuk
log
file
yang
masih
belum
diolah
pada
server
(dalam
format
binary).
Untuk
menu
Query ini
penulis
sengaja
memisahkan
menjadi
beberapa
filter
dengan
tujuan
|
73
agar
pengguna
dapat
lebih
fokus
hanya
ke tampilan
data
yang
diinginkan.
Penulis
membagi
kategori
query
ini
menjadi
3
yaitu:
Duration ,
Protocol,
IP
Address.
o
Menu Duration
digunakan
untuk membatasi rentang waktu.
Menu
ini
digunakan
untuk
menentukan
rentang
waktu
yang ingin dilihat
oleh
pengguna
untuk
dianalisa
dimana
menu
ini
akan
mengeluarkan hasil
analisis
berupa
data yang
diminta
pengguna
dengan
cara mengisikan
batas
tanggal
dan jam awal
serta tanggal dan jam akhir. Dari
sini data
awal akan
disaring
dan data
yang tidak
termasuk
dalam rentang waktu
ini akan dibuang/tidak dianalisa.
o
Filter
kedua
adalah
berdasarkan
Protocol.
Pada
menu
ini
pengguna
dapat
mendefinisikan dengan
jelas
jenis-jenis
protokol
yang
diinginkan
untuk
dianalisa.
Sterolex
menggunakan filter
ini
untuk
memilah
jenis paket
yang akan diikutkan
untuk
ditampilkan
serta
dianalisa.
o
Filter
terakhir adalah berdasarkan
IP address. Disini
akan
terjadi
filter
terakhir
dimana
hanya
IP
address
yang
dipilih
saja
yang
akan
ditampilkan
dan
dianalisa.
IP address ini
dapat berupa
IP address
dari
host
ataupun
sembarang
IP
address,
yaitu
dengan
mengisikan
kata
kunci
Any .
Setidaknya
sesudah
filter
Duration
diisi,
maka
pengguna
dapat
menggunakan
menu
View
Result
yang
terdapat
pada
menu
Query
untuk
melihat
hasil
dari
tampilan
dari
analisa
Sterolex
terhadap
packet dump
yang
dipilih.
Pada
sa at
Tombol
View
Result
|
74
belum
ditekan,
maka
penulis
membuat
agar
menu
Start/Stop,
Query,
Settings,
Help
dan
Logout
saja
yang
dapat
diaktifkan.
Oleh
karena
itu
tombol
View
Result
ini digunakan
sebagai
gerbang,
dimana
setelah
tombol
ini
tekan
maka
akan
menyebabkan
banyak
menu
yang baru
dapat
aktif.
Menu
yang
baru
aktif
kemudian
setelah
tombol
ini
ditekan
adalah:
Save, Easy/Normal
View
dan
Report
(Bandwidth
Usage,
Packet
Size Information,
Summary,
Detail).
Yang
masing-
masing
akan dijelaskan
sebentar
lagi.
Save:
Menu
ini
akan
gunakan
oleh
pengguna
untuk
menyimpan
hasil
query
dalam
bentuk
laporan
detil
yang
akan
disimpan
pada
harddisk
local di
workstation client dalam format
file text.
Report:
Menu
ini akan
digunakan
oleh
Sterolex
untuk
memberikan
hasil
laporan
analisa kepada pengguna. Karena
laporan ini
memainkan peranan
yang sangat
penting
untuk
pengguna
karena
laporan
dapat
memberikan
informasi yang
sekiranya dibutuhkan oleh
pengguna,
maka
menu
ini
dirancang
dengan
banyak
sub-menu
dan
dengan
hati- hati.
Adapun
sub-menu
yang
penulis
rancang
adalah:
Bandwidth
Usage Information,
Packet
Size
Information,
Summary
dan Detail.
o
Menu Bandwidth
usage
information
memberikan
informasi
mengenai
penggunaan
bandwidth
oleh
protokol
atau
IP
address
tertentu.
Oleh
karena
itu
menu
ini
dibagi
lagi
menjadi
2
sub- menu yaitu:
Bandiwdth
Usage
Information
By
Protocol
dan
Bandwidth
Usage
Information
by
IP
Address.
Laporan
dalam
bentuk
grafik
juga
diberikan
untuk
|
75
meringkas
kedua informasi
diatas dalam bentuk
grafik.
Menu untuk
melakukan
hal
ini
adalah
menu
Bandwidth
Usage Information
Graphics
Version.
o
Jenis
laporan kedua
yang
akan disajikan
kepada
pengguna adalah
berupa
menu
Packet Size
Information . Pada
menu
ini
dilaporkan
distribusi
ukuran
paket
data
yang
beredar
di
jaringan
dan
juga
dapat
ditampilakn
secara berurutkan
berdasarkan
IP address.
Laporan
untuk
bentuk
grafiknya
adalah
berupa
menu
Packet
Size Information
Graphics
Version.
o
Dua laporan
lain yang akan dibuat
adalah
Summary
dan
Detail.
Menu
Report
Summary
digunakan
untuk
menghasilka n
rangkuman
dari
laporan
yang
bias
dibuat
oleh
Sterolex.
Isi dari
rangkuman
ini berupa
Total
bandwidth
usage,
Bandwidth
usage
by Protocol,
Top
15
bandwidth
usage
by IP Address,
Total
packet
count,
Top
15 most
packet
count
by
IP
address
dan
Packet
list
detailed
tanpa
packet
dump dengan
tambahan
informasi
Bandwidth
Usage
dan
Packet Size
Information
dalam
bentuk
grafik.
Sedangkan isi
dari
Detail Report
terdiri
dari
Total
bandwidth
usage,
Bandwidth
usage
by Protocol,
Bandwidth
usage
by
IP
Address,
Total
packet
count,
Packet
count
by
IP
address
dan
Packet
list
detailed
dengan
informasi
packet
dump
tetapi
tanpa
presentasi dalam bentuk
grafik.
Easy/Normal
View :
Menu
ini
akan
digunakan
oleh
pengguna
secara toggle
untuk
melihat hasil query dengan modus presentasi
no rmal (seperti
pada
|
76
program
penganalisa
lalu lintas
jaringan
biasa)
ataupun
dengan
modus
EasyView
dimana
presentasi
dapat
lebih mudah
dibaca.
Modus EasyView
ditampilkan
dalam
bentuk
yang
sesuai
dengan
analisa
teknik
EasyView
diatas.
Settings,
menu
ini
akan
digunakan apabila pengguna ingin
mengatur
beberapa
pengaturan
pada program
Sterolex. Pengaturan
yang dirancang
adalah adalah
auto logoff
setelah idle
dalam
beberapa
waktu,
mencoba
resolve IP ke nama
DNS dan
mengubah
password
admin serta user.
Help,
menu
ini dapat
digunakan
apabila
pengguna
membutuhkan
bantuan
didalam
mengakses
menu ataupun fasilitas
yang
disediakan
oleh Sterolex. Isi
dari
menu
ini
dapat
dilihat
pada
Lampiran
Help
yang
disertakan
pada
halaman
lampiran.
Logout,
menu
ini
akan
digunakan
oleh
pe ngguna
yang
sudah
selesai
menggunakan program Sterolex.
|
![]() 77
3.5.3 Perancangan State Transition Diagram
Gambar
3.7
dibawah
adalah
gambaran
State Transition Diagram
program
client
Sterolex:
Verifikasi User ID dan Password
gagal
Tampilkan Layar Verifikasi
Layar Verfikasi
Verifikasi User D dan Password berhasil
ID dan Password berhasil
Tampilkan Layar Utama
Proses selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar Utama
Pilih Menu Start/Stop
Tampilkan status program server
Pilih Menu Query
Tampilkan Layar Query
Pilih Menu Save
Tampilkan Layar
Save
Pilih Menu Logout
Tampilkan Layar Logout
Pilih Menu Help
Tampilkan Layar Help
Pilih Menu Settings
Tampilkan Layar Settings
Pilih Menu
Print
Tampilkan
Layar Detail
report
Pilih Menu
Easy/
Normal
View
Tampilkan
Layar Easy/
Normal
View
Layar
Pilih Menu
Report Summary
TampilkanLayar
Report Summary
Pilih Menu Report
Tampilkan Menu Report
Layar
Layar
Start/
Stop
Layar
Query
Layar
Save
Layar
Detail
report
Easy/
Normal
View
Layar
Report
Report
Summa
ry
Layar
Settings
Layar
Help
Layar
Logout
Gambar 3.7 State Transition Diagram
Layar Utama
Pada
Gambar
3.7
ini,
sebelum
masuk
ke
state Layar
Utama
terdapat
state
Verifikasi,
apabila verifikasi
berhasil
dilewati,
maka
proses
akan
berlanjut
ke state
Layar
Utama
sedangkan
apabila
verifikasi
masih
gagal,
maka
state
verifikasi
akan terus
diulangi.
Ada
10 state
yang
dapat
dituju
dari
Layar
Utama,
yaitu:
Start/Stop,
Query,
|
![]() 78
Save,
Detail
Report,
Easy/Normal
View,
Report,
Report
Summary,
Settings,
Help
d
an
Logout. Masing- masing
state dari
ke-10 state diatas dapat
kembali
lagi
ke Layar Utama.
Layar
Utama
Pilih Menu Start/Stop
Tampilkan status program server
Start/
Stop
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Gambar 3.8 State Transition Diagram
Layar Start/Stop Program
Pada Gambar
3.8
ini,
dari state
Layar
Utama,
pengguna
dapat
langsung
menuju
ke state Start/Stop dan sebaliknya.
Layar
Utama
Pilih Menu Query
Tampilkan
Layar Query
Proses selesai
Kembali ke Layar
Utama
Layar
Query
Pilih Duration
Tampilkan
Layar Duration
Pilih
IP Address
Tampilkan
Layar
IP
Address
Layar
Duration
Pilih Protocol
Tampilkan Layar Protokol
Layar
Protocol
Layar IP
Address
Pilih View Result
Tampilkan
Layar
Normal
View
Layar
Normal
View
Proses Selesai
Kembali
ke Layar
Utama
Gambar 3.9 State Transition Diagram
Layar Query
|
![]() 79
Pada
Gambar
3.9
ini,
dari state
Layar
Utama,
pengguna
dapat
langsung
menuju
ke
state
Query.
Dari
state
Query
ini
pengguna
dapat
menuju
ke-3
state lainnya,
yaitu:
Duration,
Protocol
dan
IP
Address. Setiap
dari
3
state
diatas
dapat
langsung
menuju
ke
state
Normal
View
dengan
menekan
tombol
View
Result .
Pada
state
View
Result
ini,
pengguna
dapat
langsung
kembali
ke
state Layar Utama.
Layar
Utama
Layar
Query
Pilih Tanggal Awal
Tampilkan Tanggal Awal
Pilih Duration
Tampilkan
Layar Duration
Pilih Jam Awal
Tampilkan Jam Awal
Layar
Duration
Pilih Tanggal Akhir
Tampilkan Tanggal Akhir
Pilih Jam Akhir
Tampilkan Jam Akhir
Pilih View Result
Tampilkan Normal
View
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan Easy
view
Layar Normal
View
Layar Easy View
Pilih Menu easy/
Normal View
TampilkanNormal
view
Proses
Selesai
Kembali
ke Layar Utama
Gambar 3.10 State Transition Diagram Layar Q uery
Duration
Pada
Gambar
3.10
ini
ditampilkan
detil
state
Query
Duration.
Pada
state
ini,
pengguna dapat
memasukkan
entri
berupa Tanggal
Awal, Jam Awal, Tanggal
Akhir
dan
Jam
Akhir.
Setelah
pengguna
menekan
tombol
View Result,
maka program
akan menuju
|
![]() ![]() 80
ke
state
Normal
View.
Pengguna dapat
berpindah-pindah
dari state
Normal
View
ke
EasyView dan seterusnya
atau kembali
ke State Query.
Layar Utama
Layar
Query
Pilih Protocol
Tampilkan Layar Protokol
Klik di Check Box
Tampilkan tanda checked
Layar
Protocol
Pilih View Result
Tampilkan Normal
View
Proses Selesai
Kembali
ke Layar Utama
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan
Easy
view
Layar
Normal
View
Layar Easy
View
Pilih Menu easy/
Normal View
TampilkanNormal
view
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Gambar 3.11 State Transition Diagram Layar Query Protocol
Pada
Gambar
3.11
ini
ditampilkan
detil
state
Query
Protocol.
Pada
state
ini,
pengguna dapat
memasukkan
entri berupa
pilihan
jenis protokol
yang diinginkan,
seperti
IP, TCP,
UDP,
ICMP.
Setelah
selesai
memilih
dan
pengguna
menekan
tombol
View
Result,
maka
program
akan
menuju
ke
state
Normal
View. Pengguna
dapat
berpindah-
pindah dari
state Normal View
ke EasyView dan seterusnya
atau kembali
ke State Query.
|
![]() 81
Layar Utama
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar
Query
Pilih IP Address
Tampilkan
Layar IP Address
Ketik IP Address di Station1
Tampilkan IP Address di Station1
Layar IP
Address
Ketik IP Address di Station2
Tampilkan IP Address di Station2
Pilih View Result
Tampilkan Layar
Normal View
Pilih Direction
Tampilkan Direction
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan Layar
Easy view
Layar Normal
View
Layar
Easy
View
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan Layar
Normal view
Gambar 3.12 State Transition Diagram
Layar
Query IP Address
Pada
Gambar
3.12
ini
ditampilkan
detil
state
Query
IP
Address. Pada
state
ini,
pengguna
dapat
memasukkan entri berupa pilihan alamat IP address
(station 1
dan
station
2)
dan
juga
jenis
direction
yang
diinginkan.
Setelah
selesai
memilih
dan
pengguna
menekan
tombol
View
Result,
maka
program
akan
menuju
ke
state
Normal
View.
Pengguna
dapat
berpindah-pindah
dari
state
Normal
View
ke EasyView
dan
seterusnya atau kembali
ke State Query.
|
![]() 82
Layar
Utama
Pilih Cancel
Kembali
ke
Layar Utama
Pilih Menu Save
Tampilkan Layar Save
Proses selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar
Save
Data
tersimpan
Pilih Save
Simpan data
Gambar 3.13 State Transition Diagram Layar Save
Pada
Gambar
3.13,
dari
state
Layar
Utama,
pengguna
dapat
menuju
State
Save
dengan
menekan
tombol
Save.
Setelah
masuk
state
ini
terdapat
2
pilihan
yaitu
Ok
atau
Cancel.
Apabila pengguna
memilih
Ok , maka
program akan
menyimpan
data
ke file
dan
langsung
kembali
ke state
Layar
Utama,
akan
tetapi
jika
pengguna
memilih
Cancel,
maka program
akan
langsung ke state Layar Utama
tanpa
menyimpan data ke file.
Layar Utama
Pilih Menu
Print
Tampilkan
Layar Report Detail
Proses selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar
Report
Detail
Pilih Menu Print Now
Cetak Tampilan
Tampilan tercetak
Gambar 3.14 State Transition Diagram Menu Print
|
![]() 83
Pada
Gambar
3.14,
dari
state
Layar Utama, pengguna
dapat
menuju
State
Detail
Report
dengan
menekan tombol
Print .
Setelah
masuk
state
ini
terdapat
pilihan
untuk
mencetak.
Apabila
pengguna
memilih
tombol
Print,
maka
program
akan
mencetak
data
ke printer dan kemudian
kemb ali ke state Layar
Utama.
Layar Utama
Pilih Menu Easy/Normal
Tampilkan Layar Normal View
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan Easy
view
Layar Normal
View
Layar Easy
View
Pilih Menu easy/
Normal View
TampilkanNormal
view
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Gambar 3.15 State Transition Diagram
Layar
Normal/EasyView
Pada
Gambar
3.15
ini,
dari
state
Layar
Utama,
pengguna
dapat
menuju ke
state
Normal
View
dengan
menekan
tombol
Normal/EasyView.
Akan
tetapi
tombol
ini
hanya
dapat
ditekan
apabila
pengguna
sudah
terlebih
dahulu
menekan
tombol
View
Result
dari
sub
menu
Query.
Setelah
masuk
ke
state
Normal
View,
pengguna
dapat berpindah-
pindah dari
state Normal View
ke EasyView dan seterusnya
atau kembali
ke State Query.
|
![]() 84
Layar Utama
Pilih Menu Report
Tampilkan Layar Report
Layar
Report
Pilih Bandwidth Usage Information
Tampilkan Bandwidth Usage Information
Pilih Summary
Tampilkan
Summary
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Pilih Packet Size Information
Tampilkan Packet
Size
Information
Pilih Complete
Tampilkan Complete
Layar
Bandwidth
Usage
Information
Layar Packet
Size
Information
Layar
Complete
Layar
Summary
Gambar 3.16 State Transition Diagram
Layar
Report
Pada Gambar 3.16
ini,
pada state Report pengguna
dapat menuju ke-4
state yang
diinginkan
yaitu:
Bandwidth
usage
information,
Packet
size
information,
Complete
dan
Summary.
Masing-masing
state tersebut
akan
memberikan
laporan
dengan
presentasi
tampilan
informasi
yang
berbeda-beda.
Dari ke-4
state tersebut,
pengguna dapat kembali
ke state Layar Utama.
|
![]() 85
Layar Report
Pilih Bandwidth Usage Information
Tampilkan Bandwidth Usage Information
Layar Bandwidth
Usage for IP
Address by
Protocol
Pilih Salah satu IP Address
yang Ada
Tampilkan Bandwidth Usage for
IP Address by Protocol
Layar
Bandwidth
Usage
Information
(Text)
Pilih Graphics Version
Tampilkan Graphics Version
Pilih Text Version
Tampilkan Text Version
Layar
Bandwidth
Usage
Information
(Graphics)
Pilih Salah satu Protocol
yang Ada
Tampilkan Bandwidth
Usage for Protocol by
IP Address
Layar Bandwidth
Usage for Protocol
by IP Address
Gambar 3.17 State Transition Diagram Layar
Report Bandwidth Usage Information
Pada
Gambar
3.17
ini,
dari state
Bandwidth
usage
information
text
version,
pengguna
dapat
menuju ke-3
state
yaitu:
Bandwidth
usage
information
by
Protocol,
Bandwidtdh
usage
information
by
IP
Address
dan
Bandwitdh
usage
information
Graphics
Versions.
Dari
state
Bandwidth
usage
information
by Protocol,
Bandwidtdh
usage
information
by
IP
Address
pengguna
dapat
menuju
ke
state
Bandwidth
usage
information
Text
Version.
Pada
state
Bandwitdh
usage
information
Graphics
Versions
pengguna
dapat
langsung
menuju
ke
state
Bandwidth
usage
information
Text
Version
dan sebaliknya,
ataupun
langsung
ke state Layar Utama.
|
![]() 86
Layar
Report
Pilih Packet Size Information
Tampilkan Packet Size
Information
Layar Packet
Statistic for IP
Pilih Salah satu IP
Address yang Ada
Tampilkan Packet
Statistic for IP Address
Layar Packet
Size
Information
Pilih Graphics Version
Tampilkan Graphics Version
Layar Packet
Size
Information
Address
(Text)
Pilih Text Version
Tampilkan Text Version
(Graphics)
Gambar 3.18 State Transition Diagram
Layar
Report Packet Size Information
Pada
Gambar
3.18
ini,
dari
state
Packet
size
information
text
version,
pengguna
dapat
menuju
ke-2
state yaitu:
Packet
Statistic
for
IP
Address
dan
Packet size
information Graphics Versions. Dari
state Packet size
information text
v
ersion pengguna
dapat
menuju
ke state
Layar
Utama.
Pada state Packet size
information
Graphics
Versions
pengguna
dapat
langsung
menuju
ke
state
Bandwidth
usage
information
Text
Version dan sebaliknya,
ataupun
langsung
ke state Layar Utama.
Layar Report
Pilih Complete
Tampilkan Tampilan
Complete
Proses selesai
Kembali
ke Layar Utama
Layar
Complete
Tampilan
tercetak
Gambar 3.19 State Transition Diagram
Layar
Report Complete
|
![]() 87
Pada
Gambar
3.19
ini,
dari
state
Report,
pengguna langsung dibawa
ke state
Complete
Report
apabila
menekan
tombol
Complete
pada
sub
menu
Report,
dan
pengguna
dapat
langsung
menuju
ke state Layar
Utama
jika diinginkan.
Layar Report
Proses Selesai
Kembali
ke Layar Utama
Pilih Summary
Tampilkan Layar
Report Summary
Layar Tampilan
tercetak
Pilih Menu Print Now
Cetak Tampilan
Layar Report
Summary
Gambar 3.20 State Transition Diagram
Layar
Report Summary
Pada
Gambar
3.20
ini,
dari
state
Report,
pengguna langsung dibawa
ke state
Report
Summary
apabila
menekan
tombol
Summary
pada
sub
menu
Report,
dan
pengguna
dapat
langsung
menuju
ke state Layar
Utama
jika diinginkan.
Layar Utama
Pilih Menu Report
Summary
Tampilkan Layar
Report Summary
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Tampilan
tercetak
Pilih Menu Print Now
Cetak Tampilan
Layar
Report
Summary
Gambar 3.21 State Transition Diagram Layar
Menu Report Summary
Pada
Gambar
3.21
ini,
dari
state
Layar
Utama,
pengguna
langsung
dibawa
ke
state
Report
Summary apabila menekan to mbol
Report
Summary pada
menu
Layar
|
![]() 88
Utama.
Pada
state
ini pengguna
juga
dapat
menuju state Print
apabila
pengguna
menekan tombol
Print.
Layar
Utama
Pilih Menu Settings
Tampilkan Menu Settings
Proses Selesai
Kembali
ke Layar Utama
Layar Data
Tersimpan
Ketik Current
Admin Password
Tampilkan
Asterisk
Ketik New Admin Password
Tampilkan Asterisk
Ketik New Admin Password lagi
Tampilkan
Asterisk
Layar
Settings
Ketik Current User Password
Tampilkan Asterisk
Ketik New User Password
Tampilkan Asterisk
Ketik New User Password lagi
Tampilkan Asterisk
Pilih Save
Simpan Data
Ketik Minutes for Auto Logoff
Tampilkan Menit
Gambar 3.22 State Transition Diagram
Layar Settings
Pada
Gambar
3.22
ini,
dari
state
Layar
Utama,
pengguna
langsung
dibawa
ke
state
Settings
apabila
menekan
tombol
Settings
pada
menu
Layar
Utama.
Pada
state
ini
pengguna dapat
mengatur fasilitas
Auto
Logoff
dan
mengubah
password user serta
admin. Pengguna
langsung
dibawa ke
state
Layar
Utama
apabila
pengguna
menekan
tombol Save.
|
![]() 89
Layar Utama
Pilih Menu Help
Tampilkan Menu Help
Proses Selesai
Kembali
ke
Layar Utama
Pilih salah satu Index Help
Tampilkan Help Text
Layar
Help
Gambar 3.23 State Transition Diagram Layar
Help
Pada Gambar
3.20
ini,
dari state
Layar
Utama,
pengguna dapat
langsung
menuju
ke
state
Help
dan
sebaliknya.
Dari
state
ini
pengguna
dapat
memilih
link
yang
diinginkan
dan layar bantuan
ditampilkan
dalam
state yang sama.
Layar Utama
Pilih Menu Logout
Tampilkan
Layar
Logout
Layar
Logout
Gambar 3.24 State Transition Diagram
Layar Logout
Pada
Gambar
3.24
ini,
dari
state Layar
Utama, pengguna
dapat
langsung
menuju
ke
state
Logout
dan
setelah
itu
program
akan
mengakhir i
sesinya.
State
ini
adalah
final
state pada program
ini.
|
![]() ![]() 90
3.5.4 Rancangan
Layar
Pada
program
server,
tidak
ada
rancangan
layar
karena
program
server
dibuat
sebagai
sebuah
service
pada
sistem
operasi
Linux.
Rancangan
layar
pada
program
client
meliputi
24
rancangan
layar.
Pada
layar
pertama
akan
digambarkan rancangan
layar
login seperti
yang terlihat pada
Gambar 3.25.
Network Traffic Analyzer
User
XXXXXX
Logo
Password
*******
Login
STEROLEX
STEphanus Ridwan
ROny Baskoro Lukito
ALEX
(c) 07.2001
Gambar 3.25 Rancangan Layar
Logon
Layar ini
terdiri
dari
tulisan
Network Traffic
Analyzer,
logo,
text
box
User,
text
box
Password
dan nama
pembuat.
Apabila
login
gagal,
maka
akan
ditampilkan
Layar
Invalid
Login
(Gambar
3.26)
dan
program akan
meminta
pemakai
untuk
melakukan
login
ulang.
Tetapi
jika
User
dan
Password
diterima
maka
akan
ditampilkan
Layar
Utama (Gambar
3.27).
|
![]() ![]() ![]() 91
Network Traffic Analyzer
Invalid User/Password
Logo
User
XXXXX
Password
********
Login
STEROLEX
STEphanus Ridwan
ROny Baskoro Lukito
ALEX
(c) 07.2001
Gambar 3.26 Rancangan Layar Invalid Login
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Press Query to begin analyze.....
Gambar 3.27 Rancangan Layar Utama
|
![]() 92
Pada
Gambar
3.27
ini,
Layar
Utama
memiliki
sebuah
toolbar
pada
baris
atas
yang
terdiri
dari
beberapa
tombol
berikut:
Start/Stop (Gambar
3.28),
Query
(Gambar
3.29),
Save
(Gambar
3.33),
Print
(Gambar
3.34),
Easy/Normal View
(Gambar
3.32 ),
Report
(Gambar
3.36),
Report
Summary
(Gambar
3.44),
Settings
(Gambar
3.45 ),
Help
(Gambar 3.46) dan
Logout (Gambar 3.47).
Awalnya,
hanya
tombol
Start/stop,
Query,
Settings,
Help
dan
Logout
saja
yang
dapat
ditekan
(enable).
Tombol
lainnya
hanya
dapat
ditekan
(enable)
setelah
pemakai
melakukan
query
dengan menekan tombol query.
Tombol
Start/Stop
berupa
toggle,
dapat
berupa
2
gambar
(icon)
yang
berbeda.
Apabila
program
server
dalam
keadaan
tidak
aktif,
maka
gambar
pada
tombol
akan
berbentuk
seperti
berikut:
[
],
akan
tetapi
jika
program
server
sudah
dalam
keadaan
aktif,
maka
gambar
pada
tombol
akan
berbentuk
seperti:
[
].
Apabila
tombol
Start/Stop
ditekan, maka program
akan menampilkan Gambar
3.28.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Service has been started/stopped
Gambar 3.28 Rancangan Layar
Start/Stop Program Server
|
![]() 93
Jika pemakai ingin menampilkan
hasil
sniffing
yang dilakukan oleh program
server, maka pemakai
dapat menekan tombol query seperti pada
Gambar 3.29 berikut.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Filter
Category
Duration
Protocol
IP Address
View Result
Gambar 3.29 Rancangan Layar
Query
Layar
ini
digunakan
oleh
pemakai
untuk
menampilkan
hasil
sniffing
yang
dilakukan
oleh program
server berdasarkan
kriteria
yang
dapat
diatur
sendiri
oleh
pemakai.
Kriteria
atau
filter
yang
dapat
diatur
oleh
pemakai
untuk
menampilkan
hasil
sniffing
berdasarkan
kategori
Duration
(Gambar
3.30), kategori
Protocol
(Gambar
3.31)
dan
kategori
IP
Address
(Gambar
3.32).
Setelah
pemakai
mengisi
kriteria
rentang
waktu
(Duration),
maka
pemakai
baru
dapat
menekan
tombol
View
Result
yang
sebelumnya
tidak
dapat
ditekan
(disable).
Setelah
tombol
View
Result
ditekan,
maka
semua
tombol
pada
toolbar
baru
dapat
ditekan
(enable).
Hasil
dari
View
Result
dapat dilihat
pada
Gambar
3.32.
|
![]() 94
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Filter
Category
Duration
Protocol
IP Address
Duration
From:
Date
To:
Date
Time
Time
View Result
Gambar 3.30 Rancangan Layar Kriteria
Duration
Pada
rancangan
layar
ini,
terdapat
beberapa
combo
box
yang harus
diisi
dengan
tanggal,
bulan, tahun,
jam
dan
menit.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Filter
Category
Duration
Protocol
IP Address
View Result
Select Protocol:
TCP
HTTP
HTTPS
FTP
Telnet
POP3
SMTP
DNS
Lotus
Note
NNTP
Others
UDP DNS
NFS
Others
ICMP
Gambar 3.31 Rancangan Layar Kriteria
Protocol
|
![]() ![]() 95
Rancangan
layar
kriteria
protokol
memiliki
3
check
box
kategori
untuk
memilih
jenis
protokol.
Ke-3
check
box itu
adalah
pilihan
untuk
TCP,
UDP
dan
ICMP
dimana
masing-masing
kategori
masih
memiliki
sub
kategori
lagi.
Yaitu:
HTTP,
HTTPS,
FTP,
Telnet, POP3,
SMPT,
DNS, Lotus Note, NNTP, DNS
(UDP),
NFS
dan
2
textbox
untuk
mengisi
nomor port pada TCP
dan UDP.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Filter
Category
Duration
Protocol
IP Address
IP Address
Station
1
Direction
Station 2
View Result
Apply
Gambar 3.32 Rancangan Layar Kriteria IP Address
Pada
rancangan
layar
ini,
terdapat
5
text
box
Station1
dan
5
text
box
Station2
yang
digunakan
untuk
mengisi
IP
address.
Disamping
itu
juga
terdapat
5
pasang
radio
button yang digunakan untuk
memilih arah
(direction).
|
![]() 96
2001 23:55
e: ___
xxxx
xxx
by IP Address
xxxx
xxxx
____ total count
P
Address
xxx
xxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S
DETAIL REPORT
Created on 30 Jul
Bandwidth Usag
Protocol:
xxxx
xxxx
xxxx
x
xxxx
xxxxx xxxx x
Bandwidth usage
xxxx xxxxx xxxx x
xxxx xxxxx xxxx x
Save As
Save in:
Packet statistics :
xxx-xxx : nnn xxx-
xxx : nnn packet
count by I xxxx
xxxx xxxx x xxxx
xxxx xxxx x
Packet lit deailed:
xxxxxxxxxxxxxxx
File
name:
Save
as type:
*.txt
Text
Documents
(*.txt)
Save
Cancel
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Gambar 3.33 Rancangan Layar
Save
Pada
Gambar
3. 33
diatas,
ditampilkan
rancangan
layar
Save.
Pada
layar
save
ini, dilatar
belakang selalu
ditampilkan
layar
Report
Detil terlebih dahulu. Pada
layar
ini
akan
dibuka
new
window
pada
web
browser.
Dialog
box
Save
As
menggunakan
default dari sistem
operasi Windows
(jika client menggunakan
sistem operasi Windows).
Isi
dari
dialog
box
itu
adalah text
box
Save
In,
List
nama
file,
text
box
File
name
dan
Save
as
type,
dengan
2 button
yaitu
Save dan
Cancel.
Jika
tidak
menggunakan
sistem
operasi
Windows,
maka
tampilan
akan
disesuaikan
dengan
sistem
operasi
dan web
browser yang digunakan oleh pemakai.
|
![]() 97
3
2
4
5
DETAIL REPORT
Created on 30 Jul 2001 23:55
Bandwidth Usage:
Protocol:
1
xxxx xxxx xxxx
xxxxx
xxxx xxxxx xxxx xxxx
Bandwidth usage by IP Address
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
Packet statistics :
total count
xxx-xxx : nnn
xxx-xxx : nnn
packet count by IP Address
xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx
Packet list detailed:
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Gambar 3.34 Rancangan Layar Print
Rancangan
layar
ini
ditampilkan
apabila
pengguna
menekan
tombol
Print. Pada
saat tombol Print ditekan,
maka
hasil
laporan
detil akan ditampilkan
pada
layar
baru.
Berikut contoh
tampilan
pada area nomor
1:
Total bandwidth usage : 10459kb
Bandwidth usage by protocol
HTTP
:
8945kb
(78.81%)
FTP
:
1024kb
(12.75%)
POP3
:
564kb
(
5.89%)
SMTP
:
56kb
(
0.54%)
--dan seterusnya
Angka
persen
pada
rancangan
layar
diatas
didapat
dari
penggunaan bandwidth
per protokol
dibagi total
bandwidth
usage
dikalikan
100%.
|
![]() 98
Berikut contoh
tampilan
pada area nomor
2:
Bandwidth usage by IP address
10.10.10.1
in: 144kb (%)
out: 801kb (%)
total: 945kb (37.01%)
10.10.10.15
in:
43kb (%)
out: 198kb (%)
total: 241kb (13.22%)
10.10.20.22
in: 257kb (%)
out: 307kb (%)
total: 564kb (20.98%)
--dan seterusnya
Angka
persen
pada
rancangan
layar
diatas
didapat
dari
penggunaan bandwidth
per IP dibagi total bandwidth usage
dikalikan
100%
Berikut contoh
tampilan
pada area nomor
3:
Total packet count : 151223
0-75 b :
212
(
7.12%)
76-150b :
65
(
2.11%)
151-225b :
220
(
7.34%)
226-300b :
54
(
1.99%)
301-375b :
16
(
0.45%)
376-450b :
200
(
7.12%)
451-525b :
1023
(34.66%)
--dan seterusnya---
Berikut contoh
tampilan
pada area nomor
4:
Packet count by IP address
10.10.10.1
in:
144
(%)
out:
801
(%)
total:
945
(37.01%)
10.10.10.15
in:
43
(%)
out:
198
(%)
total:
241
(13.22%)
10.10.20.22
in:
257
(%)
out:
307
(%)
total:
564
(20.98%)
--dan seterusnya
Berikut contoh
tampilan
pada area nomor
5:
Packet
list
detailed
Filter
apply
Duration
:
29 July
2001 23:15 To 30
July 2001 00:30
Protocol
:
ICMP, DNS,
HTTP
IP address : 10.21.0.233
<
-> Any Or
10.20.37.99
-->
10.21.0.45
No
:
01
----- IPv4
Header
-----
Version
=
4
Header
length =
20
bytes
|
![]() 99
Type of service = 0x00
Total length
=
1500
bytes
Identification
=
30162
Flags = 0x04
Fragment
offset
=
0
bytes
Time to live
=
63 seconds/hops
Protocol
=
6
(TCP)
Header
checksum
=
0x6D55
Source
address
=
[202.155.89.19]
Destination
address = [10.20.37.50]
No IP options
----- TCP Header -----
Source
port
=
80 (http)
Destination
port = 1042
Sequence
number
=
3690248207
Acknowledgement
number
=
90694
Header
length =
20
bytes
Flags = **P***
Window
=
32120
Checksum
=
0x5329
Urgent
pointer
=
0
No TCP
options
----- HTTP
Server
Reply
-----
[1460 byte(s) of data]
HTTP/1.0
200 OK
Date: Thu,
21 Jun 2001 12:39:30
GMT
==========================================================================
*
00 A0 24 70 | FA 55 00 03 | FE DE 0C 00 | 08 00 45 00 [..$p.U........E.]
*
05 DC 75 D2 | 40 00 3F 06 | 6D 55 CA 9B | 59 13 0A 14 [..u.@.?.mU..Y...]
*
25 32 00 50 | 04 12 DB F4 | B8 0F 00 01 | 62 46 50 18 [%2.P........bFP.]
*
7D 78 53 29 | 00 00 48 54 | 54 50 2F 31 | 2E 30 20 32 [}xS)..HTTP/1.0
2]
*
30 30 20 4F | 4B 0D 0A 44 | 61 74 65 3A | 20 54 68 75 [00
OK..Date:
Thu]
*
2C 20 32 31 | 20 4A 75 6E | 20 32 30 30 | 31 20 31 32 [, 21 Jun 2001
12]
*
3A 33 39 3A | 33 30 20 47 | 4D 54 0D 0A | 53 65 72 76 [:39:30
GMT..Serv]
*
65 72 3A 20 | 41 70 61 63 | 68 65 2F 31 | 2E 33 2E 31 [er:
Apache/1.3.1]
*
32 20 28 55 | 6E 69 78 29 | 20 50 48 50 | 2F 34 2E 30 [2 (Unix) PHP/4.0]
*
2E 31 0D 0A | 58 2D 50 6F | 77 65 72 65 | 64 2D 42 79 [.1..X-Powered-By]
*
3A 20 50 48 | 50 2F 34 2E | 30 2E 31 0D | 0A 43 6F 6E [: PHP/4.0.1..Con]
*
74 65 6E 74 | 2D 54 79 70 | 65 3A 20 74 | 65 78 74 2F [tent-Type:
text/]
*
68 74 6D 6C | 0D 0A 58 2D | 43 61 63 68 | 65 3A 20 4D [html..X-Cache:
M]
*
49 53 53 20 | 66 72 6F 6D | 20 50 72 6F | 78 79 53 74 [ISS
from ProxySt]
*
61 66 66 0D | 0A 43 6F 6E | 6E 65 63 74 | 69 6F 6E 3A [aff..Connection:]
*
20 63 6C 6F | 73 65 0D 0A | 0D 0A 3C 68 | 74 6D 6C 3E [ close....<html>]
*
0A 3C 68 65 | 61 64 3E 0A | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 [.<head>.
]
*
3C 74 69 74 | 6C 65 3E 42 | 69 6E 61 20 | 4E 75 73 61 [<title>Bina
Nusa]
*
6E 74 61 72 | 61 20 55 6E | 69 76 65 72 | 73 69 74 79 [ntara
University]
*
3C 2F 74 69 | 74 6C 65 3E | 0A 20 20 20 | 20 20 20 20 [</title>.
]
*
20 3C 6C 69 | 6E 6B 20 72 | 65 6C 3D 22 | 73 74 79 6C [ <link
rel="styl]
*
65 73 68 65 | 65 74 22 20 | 68 72 65 66 | 3D 22 62 73 [esheet"
href="bs]
*
74 79 6C 65 | 2E 63 73 73 | 22 3E 0A 3C | 2F 68 65 61 [tyle.css">.</hea]
*
64 3E 09 0A | 3C 62 6F 64 | 79 20 6C 65 | 66 74 6D 61 [d>..<body
leftma]
*
72 67 69 6E | 3D 22 30 22 | 20 74 6F 70 | 6D 61 72 67 [rgin="0" topmarg]
*
69 6E 3D 22 | 30 22 3E 0A | 3C 21 2D 2D | 20 57 68 6F [in="0">.<!--
Who]
*
6C 65 20 74 | 61 62 6C 65 | 20 2D 2D 3E | 20 0A 3C 74 [le
table -->
.<t]
*
61 62 6C 65 | 20 63 65 6C | 6C 70 61 64 | 64 69 6E 67 [able
cellpadding]
*
3D 22 30 22 | 20 63 65 6C | 6C 73 70 61 | 63 69 6E 67 [="0"
cellspacing]
*
3D 22 30 22 | 20 62 6F 72 | 64 65 72 3D | 22 30 22 20 [="0"
border="0"
]
*
77 69 64 74 | 68 3D 22 31 | 30 30 25 22 | 3E 0A 20 20 [width="100%">.
]
*
3C 74 72 3E | 20 0A 20 20 | 20 20 3C 74 | 64 20 61 6C [<tr>
.
<td
al]
*
69 67 6E 3D | 22 63 65 6E | 74 65 72 22 | 3E 20 3C 21 [ign="center">
<!]
*
2D 2D 20 48 | 65 61 64 65 | 72 20 42 69 | 6E 61 20 4E [--
Header
Bina
N]
*
75 73 61 6E | 74 61 72 61 | 20 2D 2D 3E | 20 0A 20 20 [usantara -->
.
]
*
20 20 20 20 | 3C 74 61 62 | 6C 65 20 63 | 65 6C 6C 70 [
<table
cellp]
|
![]() 100
*
61 64 64 69 | 6E 67 3D 22 | 30 22 20 63 | 65 6C 6C 73 [adding="0"
cells]
*
70 61 63 69 | 6E 67 3D 22 | 30 22 20 62 | 6F 72 64 65 [pacing="0"
borde]
*
72 3D 22 30 | 22 20 62 67 | 63 6F 6C 6F | 72 3D 22 23 [r="0"
bgcolor="#]
*
33 33 33 33 | 33 33 22 20 | 77 69 64 74 | 68 3D 22
31
[333333"
width="1]
*
30 30 25 22 | 3E 0A 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 3C 74 [00%">.
<t]
*
72 3E 20 0A | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 3C 74 [r> .
<t]
*
64 20 61 6C | 69 67 6E 3D | 22 6C 65 66 | 74 22 20 68 [d align="left" h]
*
65 69 67 68 | 74 3D 22 36 | 30 22 3E 3C | 61 20 68 72 [eight="60"><a
hr]
*
65 66 3D 22 | 69 6E 64 65 | 78 2E 68 74 | 6D 22 3E 3C [ef="index.htm"><]
*
69 6D 67 20 | 73 72 63 3D | 22 69 6D 61 | 67 65 2F 68 [img
src="image/h]
*
65 61 64 65 | 72 5F 6C 65 | 66 74 2E 6A | 70 67 22 20 [eader_left.jpg"
]
*
77 69 64 74 | 68 3D 22 33 | 31 30 22 20 | 68 65 69 67 [width="310"
heig]
*
68 74 3D 22 | 36 33 22 20 | 62 6F 72 64 | 65 72 3D 22 [ht="63"
border="]
*
30 22 20 61 | 6C 74 3D 22 | 42 69 6E 61 | 20 4E 75 73 [0"
alt="Bina
Nus]
*
61 6E 74 61 | 72 61 20 55 | 6E 69 76 65 | 72 73 69 74 [antara
Universit]
*
79 20 2D 20 | 48 6F 6D 65 | 70 61 67 65 | 22 3E 3C 2F [y - Homepage"></]
*
61 3E 3C 2F | 74 64 3E 0A | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 [a></td>.
]
*
20 20 3C 74 | 64 20 61 6C | 69 67 6E 3D | 22 72 69 67 [
<td align="rig]
*
68
74
22 20 | 63 6C 61 73 | 73 3D 22 68 |
65
61
64
65
[ht"
class="heade]
*
72
22
20 68 | 65 69 67 68 | 74 3D 22 36 |
30
22
3E
20
[r" height="60">
]
*
3C 21 2D 2D | 20 53 65 61 | 72 63 68 20 | 2D 2D 3E 20 [<!-- Search -->
]
*
0A 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 3C 66 6F [.
<fo]
*
72 6D 20 6D | 65 74 68 6F | 64 3D 22 70 | 6F 73 74 22 [rm
method="post"]
*
20 61 63 74 | 69 6F 6E 3D | 22 2F 63 67 | 69 2D 62 69 [ action="/cgi-bi]
*
6E 2F 68 74 | 73 65 61 72 | 63 68 22 3E | 0A 20 20 20 [n/htsearch">.
]
*
20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 20 3C | 69 6E 70 75 [
<inpu]
*
74 20 74 79 | 70 65 3D 22 | 68 69 64 64 | 65 6E 22 20 [t type="hidden"
]
*
6E 61 6D 65 | 3D 22 63 6F | 6E 66 69 67 | 22 20 76
61
[name="config"
va]
*
6C 75 65 3D | 22 68 74 64 | 69 67 22 3E | 0A 20 20 20 [lue="htdig">.
]
*
20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 20 3C | 69 6E 70 75 [
<inpu]
*
74 20 74 79 | 70 65 3D 22 | 68 69 64 64 | 65 6E 22 20 [t type="hidden"
]
*
6E 61 6D 65 | 3D 22 72 65 | 73 74 72 69 | 63 74 22 20 [name="restrict"
]
*
76 61 6C 75 | 65 3D 22 22 | 3E 0A 20 20 | 20 20 20 20 [value="">.
]
*
20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 3C 69 6E 70 | 75 74 20 74 [
<input
t]
*
79 70 65 3D | 22 68 69 64 | 64 65 6E 22 | 20 6E 61 6D [ype="hidden"
nam]
*
65 3D 22 65 | 78 63 6C 75 | 64 65 22 20 | 76 61 6C 75 [e="exclude"
valu]
*
65 3D 22 22 | 3E 0A 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 [e="">.
]
*
20 20 20 20 | 53 20 45 20 | 41 20 52 20 | 43 20 48 20 [
S
E
A
R
C
H
]
*
26 6E 62 73 | 70 3B 26 6E | 62 73 70 3B | 20 0A 20 20 [
.
]
*
20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 3C 69 6E 70 [
<inp]
*
75 74 20 74 | 79 70 65 3D | 22 74 65 78 | 74 22 20 73 [ut
type="text" s]
*
69
7A 65 3D | 22 31 35 22 | 20 6E 61 6D | 65 3D 22 77 [ize="15" name="w]
*
6F 72 64 73 | 22 20 76 61 | 6C 75 65 3D | 22 22 3E 0A [ords"
value="">.]
*
20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 26 6E [
&n]
*
62 73 70 3B | 26 6E 62 73 | 70 3B 20 0A | 20
20
20 20 [bsp;
.
]
*
20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 3C 69 | 6E 70 75 74 [
<input]
*
20 74 79 70 | 65 3D 69 6D | 61 67 65 20 | 6E 61 6D 65 [ type=image name]
*
3D 73 65 61 | 72 63 68 20 | 73 72 63 3D | 22 69 6D 61 [=search
src="ima]
*
67 65 2F 62 | 75 74 74 6F | 6E 2F 62 74 | 6E 5F 73 65 [ge/button/btn_se]
*
61 72 63 68 | 2E 67 69 66 | 22 20 77 69 | 64 74 68 3D [arch.gif"
width=]
*
33 33 09 68 | 65 69 67 68 | 74 3D 32 30 | 20 61 6C 74 [33.height=20
alt]
*
3D 53 65 61 | 72 63 68 20 | 62 6F 72 64 | 65 72 3D 30 [=Search
border=0]
*
20 61 6C 69 | 67 6E 3D 61 | 62 73 6D 69 | 64 64 6C 65 [ align=absmiddle]
*
3E 0A 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 [>.
]
*
26 6E 62 73 | 70 3B 26 6E | 62 73 70 3B | 20 0A 20 20 [
.
]
*
20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 3C 2F | 66 6F 72 6D [
</form]
*
3E 0A 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 | 20 20 3C 21 [>.
<!]
*
2D 2D 20 45 | 4E 44 20 3A | 20 53 65 61 | 72 63 68 20 [--
END : Search
]
*
2D 2D 3E 20 | 3C 73 70 61 | 6E 20
|
[-->
<span
]
No
:
02
----- IPv4
Header
-----
Version
=
4
|
![]() 101
Start/
Query
Save
Print
Easy
Repo
Rept
Setti
Help
Logo
Stop
/Nor
rt
Sum
ngs
ut
DETAIL PACKET
INFORMATION
xxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxx
2
xxxxxxxxx
xxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxx
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
HEXA (DUMP
FILE)
HEXA (DUMP
FILE)
3
HEXA (DUMP
FILE)
HEXA (DUMP
FILE)
HEXA (DUMP
FILE)
Header
length =
20
bytes
Type of service = 0x00
Total length
=
1500
bytes
--dan
seterusnya
1
xxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Gambar 3.35 Rancangan Layar
Result
Berikut
adalah
rancangan
layar
apabila
pemakai
menekan
tombol
View
Result
pada
menu Query.
Terdapat
tiga
area
pada
layar
ini.
Area
kiri
berisi
semua
informasi
paket
secara
detil,
area
kanan
atas
berisi
deskripsi
singkat
setiap
paket
yang dianalisa,
sedangkan
area
kanan
bawah,
berisi
isi dari tiap-tiap
paket yang
dianalisa
(packet
dump).
Awalnya
(by
default )
data
pada
area
kanan
atas
akan
disajikan
dalam
bentuk
normal,
seperti
layaknya
program
sniffer
lain.
Bentuk
normal
itu
berisi
informasi
sebagai
berikut:
Tipe
koneksi,
Source
IP
Address,
Destination
IP
Address,
Source Port,
Destination
Port,
Sequence
Number,
Acknowledgement,
Length,
Description,
Time,
dll.
Dalam mode
normal
ini,
gambar
(
icon) pada
tombol
Easy/Normal akan
berupa:
[
E
N ]
|
![]() 102
sedangkan
jika tombol
tersebut
ditekan,
maka
gambar (icon)
tombol
akan
berubah
menjadi: [ N
E
]
dan
program akan
memasuki mode
EasyView.
Ada
beberapa
perbedaan
antara
Normal
View
dan
EasyView .
Pada
mode
EasyView ,
informasi
pada
area
kanan
atas,
akan
disajikan
dalam
bentuk
yang
lebih
friendly.
Berikut
rancangan
tampilan area
nomor 1
pada
Gambar
3.35
untuk
modus
normal
view :
No Source
Add
Dest Add
Summary
Time
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX
XXX XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
Misalnya
:
No
:
01,
02,
03,
.
.
.
Source
Add
:
10.21.0.233
Dest
Add
:
10.21.0.45
Description
:
TCP:
SPort=80
DPort=1250
SYN ACK=001
SEQ=7755
LEN=60
Time
:
07/29/2001
23:17:59
--dan seterusnya
Sedangkan
berikut
adalah
rancangan
tampilan
area
nomor
1
pada Gambar
3.35
untuk
modus EasyView :
No Source
Add
Dest Add
Summary
Time
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX
XXX XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
Misalnya
:
No
:
01, 02, 03, .
.
.
Source Add
:
10.21.0.233
Dest Add
:
10.21.0.45
|
![]() 103
Summary
:
TCP: SPort=1513 GET /index.html HTTP/1.1
Time
:
07/29/2001 23:19:49
--dan seterusnya
Pada area nomor
2, rancangan tampilannya adalah
sebagai berikut:
No
:
01
----- IPv4 Header -----
Version = 4
Header length = 20 bytes
Type of service = 0x00
Total length = 1500 bytes
Identification = 30162
Flags = 0x04
Fragment offset = 0 bytes
Time to live = 63 seconds/hops
Protocol = 6 (TCP)
Header checksum = 0x6D55
Source address = [202.155.89.19]
Destination address =
[10.20.37.50]
No IP options
----- TCP Header -----
Source port = 80 (http)
Destination port = 1042
Sequence number = 3690248207
Acknowledgement number = 90694
Header length = 20 bytes
Flags =
**P***
Window = 32120
Checksum = 0x5329
Urgent pointer = 0
No TCP options
----- HTTP Server Reply
-----
[1460 byte(s) of data]
HTTP/1.0 200 OK
Date: Thu, 21 Jun 2001 12:39:30 GMT
|
![]() 104
Berikut rancangan
tampilan
pada area nomor 3:
0x9999:
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
XXXXXXXXXXXXXXX
0x9999:
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
XXXXXXXXXXXXXXX
0x9999:
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
XXXXXXXXXXXXXXX
0x9999:
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
XXXXXXXXXXXXXXX
Contoh:
0x0000: 00 80 48 D7 A7 6C 00 03 FE DE 0C 00 08 00 45 00
..H..l........E.
0x0010: 00 28 CD 83 40 00 7F 06 0F E0 0A 15 00 2D 0A 16
.(..@........-..
0x0020:
0A 15 04 A9 00 17 70 6A 44
A1 57 47 00 0E 50 10
......pjD.WG..P.
0x0030: 3E FD 41 4A 00 00 00 00 00 00 00 00
>.AJ........
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Please select report
type
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
Gambar 3.36 Rancangan Layar Report
Rancangan
layar
ini
terdiri dari
4
pilihan, yaitu
rancangan
layar
Bandwidth usage
information
(Gambar
3.37),
Packet
size
information
(Gambar
3.41),
Complete
Gambar
3.34) dan Summary
(Gambar
3.44).
|
![]() 105
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Please select report
type
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
Summary:
Graphics Version
Total Bandwidth Usage: xxx Mb
Bandwidth usage by protocol:
HTTP : xxx Mb (99%)
FTP:
xxx
Mb (99%)
POP3:
xxx Mb (99%)
SMTP: xxx Mb (99%)
NNTP: xxx Mb (99%)
TELNET : xxx Mb (99%)
Lotus : xxx Mb (99%)
DNS : xxx Mb (99%)
Others:
xxx
Mb (99%)
Bandwidth usage by IP:
10.10.10.1 in: xxx Mb (99%) out:
xxx Mb (99%)
10.10.10.2 in: xxx Mb (99%) out:
xxx Mb (99%)
10.10.10.3 in: xxx Mb (99%) out:
xxx Mb (99%)
10.10.10.4 in: xxx Mb (99%) out:
xxx Mb (99%)
10.10.10.5 in: xxx Mb (99%) out:
xxx Mb (99%)
10.10.10.6 in: xxx Mb (99%) out:
xxx Mb (99%)
10.10.10.7 in: xxx Mb (99%) out:
xxx Mb (99%)
Gambar 3.37 Rancangan Layar Report Bandwitdh Usage
Jika link
pada
protokol
misalnya
HTTP
atau
FTP
dipilih,
maka
hasilnya
akan
ditampilkan
pada
Gambar
3.38.
Juga
apabila
link
IP
pada Bandwidth
usage by
IP
dipilih,
maka hasilnya
akan ditampilkan
pada Gambar
3.39.
Jika
link
Graphics
Version
dipilih,
maka
layar
akan
menampilkan
bentuk
grafik
dari statistik
yang ada seperti
pada Gambar
3.40.
|
![]() 106
xxx
Mb (99%)
FTP: Address:
xxx Mb (99%)
xxx
Mb (99%)
SMTP: xxx
Mb (99%
xxx
Mb (99%)
TELNET:
xxx Mb (9
S: xxx Mb (99%)
DNS: xxx
Mb (99%)
xxx
Mb (99%)
width usage by IP:
10.1 in: xxx Mb (99%) out: xxx
Mb (99%
10.2 in: xxx Mb (99%) out: xxx
Mb (99%
Mb (99%)
SMTP: xxx Mb (99%)
xx Mb (99%)
TELNET :xxx Mb (99%)
xx Mb (99%)
DNS:
xxx Mb (99%)
xx Mb (99%)
dth usage by IP:
.1 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb
(99%)
.2 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb
(99%)
.3 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb
(99%)
.4 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb
(99%)
.5 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb
(99%)
Bandwidth usage for IP Address by protocol
IP: 10.10.10.13
HTTP : xxx Mb (99%) FTP: xxx Mb (99%)
POP3: xxx Mb (99%)
SMTP: xxx Mb (99%)
NNTP: xxx Mb (99%)
TELNET:xxx Mb (99%)
NOTES: xxx Mb (99%) DNS: xxx Mb (99%)
Others: xxx Mb (99%)
10.10.10
10.10.10
10.10.10
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Please select report
type
Summary:
Graphics Version
Total Bandwidth Usage: xxx
Mb
Bandwidth usage by protocol:
HTTP :
Bandwidth
usage for HTTP by IP Address:
POP3:
NNTP:
NOTE
(Sort from higher to less bandwidth usage)
10.10.10.1 : xxx Mb (99%)
10.10.10.7 : xxx Mb (99%)
10.10.10.51 : xxx Mb (99%)
)
9%)
Others:
10.10.10.13: xxx Mb (99%)
10.10.10.17 : xxx Mb (99%)
10.10.10.23: xxx Mb (99%)
Bandwidth
usage
information
Band
10.10.
10.10.10.61 : xxx Mb (99%)
10.10.10.33: xxx Mb (99%)
)
Packet size information
Complete
Summary
10.10.
)
10.10.10.3
in: xxx Mb (99%) out: xxx
Mb (99%)
10.10.10.4
in: xxx Mb (99%) out: xxx
Mb (99%)
10.10.10.5
in: xxx Mb (99%) out: xxx
Mb (99%)
10.10.10.6
in: xxx Mb (99%) out: xxx
Mb (99%)
10.10.10.7
in: xxx Mb (99%) out: xxx
Mb (99%)
Gambar 3.38 Rancangan Layar
Report Bandwitdh Usage by Protocol
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Please select report
type
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
Summary:
Graphics Version
Total Bandwidth Usage:
xxxMb
Bandwidth usage by protocol:
HTTP : xxx Mb (99%)
FTP: xxx Mb (99%)
POP3:
xx
NNTP:
x
NOTES:
x
Others:
x
Bandwi
10.10.10
10.10.10
10.10.10.6 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb
(99%)
10.10.10.7 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb
(99%)
Gambar 3.39 Rancangan Layar
Report Bandwitdh Usage by IP Address
|
![]() ![]() 107
Untuk
menutup
pop-up
window
ini,
terdapat tombol
close
[X] pada
sudut
kanan
atas window.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Please select report
type
Summary:
Text Version
Total
Bandwidth
Usage:
Mb
Bandwidth usage by protocol:
Graphics
Bandwidth
usage by protocol
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
Bandwidth usage by IP Address:
Graphics
Bandwidth
usage by protocol
Gambar 3.40 Rancangan Layar Report Bandwitdh Usage Graphics Version
Apabila
link
Text
Version
ditekan,
maka
layar
akan
kembali
ke layar
sebelumnya,
seperti pada
Gambar
3.37.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Total Packet Count: Packet
Graphics Version
Please select report
type
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete Summary
0-75 b
:
nnn
526-600b nnn
: nnn
1051-1125b : nnn
76-150b : nnn
601-675b nnn
: nnn
1126-1200b : nnn
151-225b : nnn
676-750b nnn
: nnn
1201-1275b : nnn
226-300b : nnn
751-825b nnn
: nnn
1276-1350b : nnn
301-375b : nnn
826-900b nnn
: nnn
1351-1425b : nnn
376-450b : nnn
901-975b nnn
: nnn
1426-1500b : nnn
451-525b : nnn
976-1050b : nnn
Total packet used by IP address :
10.10.10.1 : nnn
10.10.10.9 : nnn
10.10.10.2 : nnn
10.10.10.10 : nnn
10.10.10.3 : nnn
10.10.10.11 : nnn
10.10.10.4 : nnn
10.10.10.12 : nnn
10.10.10.5 : nnn
10.10.10.13 : nnn
10.10.10.6 : nnn
10.10.10.14 : nnn
10.10.10.7 : nnn
10.10.10.15 : nnn
10.10.10.8 : nnn
10.10.10.16 : nnn
Gambar 3.41 Rancangan Layar Report Packet Size Information
|
![]() 108
151-225b
: IP Address
nnn
676-750b
:
nnn
1
226-300b
:
nnn
751-825b
:
nnn
1276-1350b : nnn
301-375b
:
nnn
826-900b
:
nnn
1351-1425b : nnn
376-450b
:
nnn
901-975b
:
nnn
1
451-525b
:
nnn
976-1050b : nnn
Total packet used by IP address
:
10.10.10.1 : nnn
10.10.10.9 : nnn
10.10.10.2 : nnn
10.10.10.10 : nnn
10.10.10.3 : nnn
10.10.10.11 : nnn
10.10.10.4 : nnn
10.10.10.12 : nnn
Jika
link
IP
address
dari
Total
packet
used
by
IP
address
dipilih,
maka
akan
ditampilkan
layar
seperti
pada
Gambar
3.42.
Jika
link
Graphics
Version
dipilih,
maka
akan
ditampilkan
bentuk grafik dari statistik data yang
ada seperti
pada
Gambar 3.43.
Start
/Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Total Packet Count:
Packet
Graphics Version
Please
select report
type
0-75
b : nnn
526-600b
:
nnn
1051-1125b : nnn
76-150b
:
nnn
601-675b
:
nnn
1126-1200b : nnn
Packet statistic for IP Address
IP: 10.10.10.13
Packet in: nnn (99%) Packet out: nnn (99%)
201-1275b : nnn
426-1500b : nnn
Total Packet Count:
Packet
Bandwidth usage
information
Packet size information
0-75 b : nnn 526-600b : nnn 1051-1125b : nnn
76-150b : nnn
601-675b : nnn 1126-1200b : nnn
151-225b : nnn 676-750b : nnn
1201-1275b : nnn
226-300b : nnn 751-825b : nnn
1276-1350b : nnn
301-375b : nnn 826-900b : nnn
1351-1425b : nnn
376-450b : nnn 901-975b : nnn
1426-1500b : nnn
451-525b : nnn
976-1050b : nnn
Complete
10.10.10.5
:
nnn
10.10.10.13 : nnn
Summary
10.10.10.6
:
nnn
10.10.10.14 : nnn
10.10.10.7
:
nnn
10.10.10.15 : nnn
10.10.10.8
:
nnn
10.10.10.16 : nnn
Gambar 3.42 Rancangan Layar Report Packet Size Information by IP address
Untuk
menutup
pop-up
window
ini,
terdapat tombol
close
[X] pada
sudut
kanan
atas window.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Total Packet Count:
Packet
Text Version
Please select report
type
Graphics
packet count
Total packet used by IP address :
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
Graphics packet used by IP
Address
Gambar 3.43 Rancangan Layar Report Packet Size Information Graphics Version
|
![]() 109
3
5
Apabila
link
Text
Version
ditekan,
maka
layar
akan
kembali
ke layar
sebelumnya,
seperti pada
Gambar
3.41.
SUMMARY REPORT
Created on 30 Jul 2001 23:55
Bandwidth Usage:
Protocol:
xxxx xxxx xxxx
xxxxx
1
xxxx xxxxx xxxx xxxx
Top 15 bandwidth usage by IP Address
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
2
Packet statistics :
total count
xxx-xxx : nnn
xxx-xxx : nnn
Graphics Bandwidth
usage
Bandwidth
Usage
Top 15 most packet count by IP Address
xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx
4
Packet lit deailed:
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Graphics Packet size
information
Gambar 3.44 Rancangan Layar
Report Summary
Rancangan tampilan pada
Gambar
3.44
area nomor
1:
Total bandwidth usage : 10459 Kb
Bandwidth usage by Protocol
HTTP
:
8945
Kb
(78.81%)
FTP
:
1024
Kb
(12.75%)
POP3
:
564
Kb
(
5.89%)
SMTP
:
56
Kb
(
0.54%)
--dan seterusnya
Pada Gambar
3.44
area nomor
2:
Top 15 bandwidth usage by IP Address
#1
10.10.10.1
in: 144kb (%)
out: 801kb (%)
total: 945kb (37.01%)
#2
10.10.20.22
in: 257kb (%)
out: 307kb (%)
total: 564kb (20.98%)
.
.
#15
10.10.10.15
in:
43kb (%)
out: 198kb (%)
total: 241kb (13.22%)
|
![]() 110
Berikut rancangan
tampilan
pada
Gambar 3.44
untuk area nomor
3:
Total packet count : 151223
0
-
75b : 650
(
7.14%)
76
150b : 1145
(13.77%)
151
225b : 231
(
3.45%)
226
300b : 46
(
0.45%)
301
375b : 1022
(10.67%)
376
450b : 125123 (69.11%)
451 -
525b : 650
(
7.14%)
--- dan seterusnya ---
Pada area
nomor
4
untuk
Gambar
3.44 adalah sebagai
berikut:
Top 15 most packet count by IP address
#1
10.10.10.1
in: 144 (%)
out: 801 (%)
total: 945 (37.01%)
#2
10.10.20.22
in: 257 (%)
out: 307 (%)
total: 564 (20.98%)
.
.
#15
10.10.10.15
in: 43 (%)
out: 198 (%)
total: 241 (13.22%)
Dan untuk rancangan tampilan
Gambar 3.44 pada area nomor
5
adalah:
Packet list detailed
Filter Apply
Duration
:
99 XXXX 9999 99:99 To 99 XXXX 9999 99:99
Protocol
:
XXX, XXX, XXX
IP address : 99.99.99.99 <-> Any Or
99.99.99.99 --> 99.99.99.99
No Source
Add
Dest Add
Summary
Time
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX
XXX XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
99 9.9.9.9
9.9.9.9
XXXX
XXX
XXX
XXX XXX XXX
XXX
XX
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
Misalnya
:
Packet list detailed
Filter Apply
Duration
:
29 July 2001 23:15 To 30 July 2001 00:30
Protocol
:
ICMP, DNS, HTTP
IP address : 10.21.0.233 <-> Any Or
10.20.37.99 --> 10.21.0.45
No
:
01,
02, 03,
.
.
.
Source
Add
:
10.21.0.233
Dest
Add
:
10.21.0.45
|
![]() 111
Summary
:
TCP:
DPort=1513
SPort=80 SYN ACK=001
SEQ=7755
LEN=60
Time
:
07/29/2001
23:17:59
--dan seterusnya--
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Auto Logoff
after idle:
minutes
Try to resolve IP address to DNS name
Change Password
Admin Password
Current Password
New Password
Confirm Password
User Password
Current Password
New Password
Confirm Password
[ Message Area ]
Save
Gambar 3.45 Rancangan Layar Setting
Pada
rancangan
layar
ini,
terdapat
beberapa
text
box ,
yaitu
text
box
Auto
Logon
After
Idle
n
Minutes,
Change
password :
Admin
dan
User
dan
1
tombol
yaitu:
Save.
Apabila
pemakai
menekan
tombol
Save
maka
akan
muncul
pesan pada
Message
Area:
Data
has been saved
|
![]() 112
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index
Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
About
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
HELP TEXT
Gambar 3.46 Rancangan Layar Help
Thank you for using STEROLEX....
Gambar 3.47 Rancangan Layar
Logout
|
![]() 113
3.5.5 Spesifikasi Tabel
Spesifikasi
tabel pada basis
data Sterolex menggunakan
MySQL.
Berikut
ini
spesifikasi
dari tabel-tabel yang digunakan sebagai basis data
Sterolex.
Nama
Tabel
:
Tabel_Dump
Keterangan
:
Digunakan
untuk
menyimpan
hasil
parsing
dari packet dump
Nama Field
Tipe Data
Panjang
Keterangan
waktu
milisec
src_ip
src_port
dest_ip
dest_port
protocol
ttl
tos
id
dgmlen
seq
ack
paket
Datetime
Mediumint
Varchar
Smallint
Varchar
Smallint
Tinyint
Tinyint
Tinyint
Smallint
Smallint
Int
Int
Text
8
11
5
11
5
3
3
3
5
5
10
10
Waktu
dari paket diterima
Satuan
milidetik
dari waktu paket
diterima
Source
IP Address
Port yang
digunakan pada
source IP Address
Destination
IP Address
Port yang
digunakan pada destination
IP Address
Protokol
yang
digunakan dalam
paket
Time-to-Live
Type-of-Service
Network
ID
Panjang Datagram
Nomor Sequence
Nomor Acknowledge
Isi paket
Nama
Tabel
:
Tabel_Dump_Query
Keterangan
: Digunakan
untuk
menampung
data
hasil
filter untuk
perintah
View
Result.
Nama Field
Tipe Data
Panjang Keterangan
waktu
Datetime
Waktu
dari paket diterima
milisec
Mediumint
8
Satuan
milidetik
dari waktu
paket
diterima
src_ip
Varchar
11
Source IP Address
src_port
Smallint
5
Port yang
digunakan
pada
source IP Address
dest_id
Varchar
11
Destination
IP Address
dest_port
Smallint
5
Port yang
digunakan
pada destination IP Address
protocol
Tinyint
3
Protokol
yang
digunakan dalam
paket
ttl
Tinyint
3
Time-to-Live
tos
Tinyint
3
Type-of-Service id
Smallint
5
Network
ID
dgmlen
Smallint
5
Panjang Datagram
|
![]() 114
seq
Int
10
Nomor Sequence
ack
paket
Int
Text
10
Nomor Acknowledge
Isi paket
Nama
Tabel
:
Tabel_Query
Keterangan
:
Digunakan
untuk
menyimpan
kategori filter
untuk
query
dan
juga
informasi
user account.
Nama Field
Tipe Data
Panjang
Keterangan
sessionid
durasi_awal
durasi_akhir
tcp_port
tcp_other
udp_port
udp_other
icmp
ip_addr
Char
Datetime
Datetime
Text
Text
Text Text
Set('Y','N')
Text
32
1
ID session
yang sedang aktif
Filter
durasi query awal
Filter durasi query akhir
Filter
TCP port
Filter
TCP port selain standar
Filter UDP port
Filter
UDP port selain standar
Status filter
protokol ICMP
Daftar IP address
Nama
Tabel
:
Tabel_Session
Keterangan
:
Digunakan
untuk
validasi
session
pengguna
Nama Field
Tipe Data
Panjang
Keterangan
sessionid
userid
datetime
Char
Char
Int
32
16
10
ID session
yang sedang aktif User
account yang sedang aktif Waktu
terakhir session-keep-alive
Nama
Tabel
:
Tabel_User
Keterangan
:
Digunakan
untuk
menyimpan user account dan
password
Nama Field
Tipe Data
Panjang
Keterangan
userid
password
Varchar
Varchar
15
20
User account
User password
Keterangan:
Datetime
Field untuk
menampung tipe data tanggal
dan
jam
Mediumint
Field untuk menampung
bilangan
bulat,
tempat fisikal yang
dikonsumsi
adalah sebesar 32 bit atau 4 byte
Field penampung tide data
alfanumerik
dengan besar maksimum
255 byte.
Varchar
Berbeda
dengan
tide
data
char,
varchar
mengonsumsi
tempat
fisikal
tergantung
dari
data
yang dimasukkan
|
![]() 115
Smallint
Field untuk
menampung bilangan bulat,
tempat fisikal
yang dikonsumsi
adalah sebesar 16 bit atau 2 byte
Tinyint
Field untuk menampung
bilangan bulat,
tempat fisikal
yang
dikonsumsi
adalah sebesar 8 bit atau 1 byte
Int
Field
untuk menampung
bilangan bulat, tempat
fisikal
yang dikonsumsi
adalah sebesar 32 bit atau 4 byte
Text
Field
penampung
tide
data
alfanumerik
dengan
besar
maksimum
65535
byte.
Set('Y','N')
Merupakan
tipe data set
dengan
besar
tergantung
dari
banyaknya
data
set,
pada kasus
ini tempat
fisikal
yang
dikonsumsi
adalah 1 byte
Pada Gambar
3.48
dibawah
ini, diperlihatkan
spesifikasi
skema
bintang
program
Sterolex.
Fakta Session
sessionid
userid
Fakta Dump_query
Fakta
Dump
Dimensi
User
userid
Password
datetime
Fakta Query
sessionid
durasi_awal
durasi_akhir
tcp_port
tcp_other
udp_port
udp_other
icmp
ip_addr
waktu
milisec
src_ip
src_port
dest_ip
dest_port
protocol
ttl
tos id
dgmlen
seq
ack
paket
waktu
milisec
src_ip
src_port
dest_ip
dest_port
protocol
ttl
tos id
dgmlen
seq
ack
paket
Gambar 3.48 Spesifikasi skema bintang Sterol ex
|
![]() 116
3.5.6 Perancangan Modul
3.5.6.1
Perancangan Modul Program Server
Modul
:
Main (sterolex.c)
Fungsi
:
Modul utama STEROLEX, dimana program mulai berjalan
Memanggil modul
:
ShowUsage
Dipanggil modul
:
-
Parameter Input
:
argc => counter dari commandline parameter
argv => isi dari commandline parameter
Parameter Output
:
-
Set semua prosedur handler sinyal
Set global variabel
Inisialisasi struktur internal
Jika argv kosong
Tampilkan Petunjuk Pemakaian dengan Modul ShowUsage
End Jika
While argv masih belum t erproses semua
Parsing argv
Jika argv bernilai "readmode" dan uid tidak "root"
Tampilkan pesan error
Set flag exit
End Jika
Jika argv bernilai "quiet"
jalankan STEROLEX dalam modus quiet
End Jika
Jika argv bernilai "log"
Set direktori logging ke nilai yang didefinisikan user
End Jika
Jika argv bernilai "daemon"
Jalankan STEROLEX dalam modus daemon / servis
End Jika
End While
Jika tersedia native thread
Bangkitkan thread untuk kegiatan 'sniffing' pada setiap interface
Else
End Jika
Pool semua kegiatan 'sniffing' pada thread utama
Mulai looping LibPCap
End modul Main
Modul
:
ShowUsage (sterolex.c)
Fungsi
:
Modul untuk menampilkan petunjuk pemakaian
Memanggil modul
:
-
Dipanggil modul
:
Main
Parameter Input
:
progname => nama progra m
Parameter Output
:
-
|
![]() 117
Tampilkan nama program
Tampilkan nama pembuat program
Tampilkan petunjuk pemakaian
End modul ShowUsage
Modul
:
DecodeEthPkt (decode.c)
Fungsi
:
Modul untuk mendecode packet Ethernet
Memanggil modul
:
DecodeIP
DecodeARP
Dipanggil modul
:
-
Parameter Input
: p => pointer ke struktur paket yang selesai didecode
pkthdr => pointer ke header paket
pkt => pointer ke data paket yang sudah ditangkap
Parameter Output
:
-
Inisialisasi zona memori pada struktur p
Asosiasikan header paket (pkthdr) dengan struktur p
Asosiasikan isi paket (pkt) frngan struktur p
Set panjang paket yang telah ditangkap
Set total panjang paket
Jika panjang paket yang ditangkap < panjang paket total
Panjang paket total = panjang paket yang ditangka p
End Jika
Atur urutan Ethernet pada struktur data paket
Case tipe network
IP : decode dengan menggunakan modul DecodeIP
ARP atau REVARP : decode dengan menggunakan modul DecodeARP
End Case
End module DecodeEthPkt
Modul
:
DecodeIP (decode.c)
Fungsi
:
Modul untuk mendecode layer IP
Memanggil modul
:
Checksum
DecodeIPOptions
DecodeTCP
DecodeUDP
DecodeICMP
Dipanggil modul
:
DecodeEthPkt
Parameter Input
:
pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len =>
panjang dari la yer IP ke akhir paket
p
=> pointer ke struktur paket yang didecode
Parameter Output
:
-
Asosiasikan struktur IP pada data mentah
Jika panjang header IP < Panjang header IP seharusnya
|
![]() 118
End Jika
Tampilkan pesan kesalahan
Jika IP yang didecode bukan versi 4
Tampilkan pesan kesalahan
Buang paket ini
End Jika
Set panjang datagram IP
Set panjang header IP
Jika panjang field IP lebih besar dari paket yang ditangkap
Set panjang field IP = panjang paket yang ditangkap
End Jika
Hitung cheksum
Jika cheksum sukses
Jika Panjang datagram IP > 5 byte
Decode Option IP dengan modul DecodeIPOptions
Else
End Jika
Set Option = 0
Set sisa panjang datagram
Lakukan pengecekan paket yang terfragmentasi
Jika paket ini bukan sebuah fragmen
Set flag paket fragmen = 0
Case protocol
TCP : decode dengan modul DecodeTCP
UDP : decode dengan modul DecodeUDP
ICMP : decode dengan modul DecodeICMP
End Case
End Jika
End Jika
End modul DecodeIP
Modul
:
DecodeTCP (decode.c)
Fungsi
:
Modul untuk mendecode transport layer TCP
Memanggil modul
:
DecodeTCPOptions
Dipanggil modul
:
DecodeIP
Parameter Input
:
pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len =>
panjang dari layer IP ke akhir paket
p
=> pointer ke struktur paket yang didecode
Parameter Output
:
-
Jika panjang TCP > 20 byte
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End JIka
End Jika
Buang paket ini
Susun data TCP pada struktur p
Sesuaikan offset payload
Persiapkan pseudo header untuk operasi checksum
Hitung checksum
Jika checksum terpenuhi
|
![]() 119
Jika panjang datagram > 20 byte
Decode option TCP dengan module DecodeTCPOptions
Else
End Jika
Set Option = 0
End Jika
Set pointer data
Sesuaikan panjang datagram
End modul DecodeTCP
Modul
:
DecodeUDP (decode.c)
Fungsi
:
Modul untuk mendecode transport layer UDP
Memanggil modul
:
-
Dipanggil modul
:
DecodeIP
Parameter Input
:
pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len =>
panjang dari layer IP ke akhir paket
p
=> pointer ke struktur paket yang didecode
Parameter Output
:
-
Jika panjang paket < panjang header UDP
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
End Jika
Buang paket ini
Susun data UDP pada struktur p
Hitung checksum
Jika checksum terpenuhi
Isi pointer p dengan isi datagram UDP
End Jika
End modul DecodeUDP
Modul
:
DecodeICMP (decode.c)
Fungsi
:
Modul untuk mendecode transport layer ICMP
Memanggil modul
:
-
Dipanggil modul
:
DecodeIP
Parameter Input
:
pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len =>
panjang dari la yer IP ke akhir paket
p
=> pointer ke struktur paket yang didecode
Parameter Output
:
-
Jika panjang paket < panjang header ICMP
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
End Jika
Buang paket ini
|
![]() 120
Set pointer header ICMP
Hitung checksum
Jika checksum terpenuhi
Isi pointer p dengan isi datagram ICMP
End Jika
Kalkulasi besar data ICMP
Case tipe ICMP
ICMP_ECHOREPLY : Set nomor urut id paket
ICMP_ECHO : Set nomor urut id paket
Tambahkan besar echo ext ke pointer data
dan kurangi dari besar data
ICMP_DEST_UNREACH : Jika besar paket < 16
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
Jika besar paket < 8
Keluar dari modul
End Jika
End Jika
End Case
Ciptakan Paket baru
End module DecodeICMP
Modul
:
DecodeARP (decode.c)
Fungsi
:
Modul untuk mendecode ARP
Memanggil modul
:
-
Dipanggil modul
:
DecodeEthPkt
Parameter Input
:
pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len =>
panjang dari layer IP ke akhir paket
p
=> pointer ke struktur paket yang didecode
Parameter Output
:
-
Jika panjang paket < header ARP
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
End Jika
Buang paket ini
End module DecodeARP
Modul
:
DecodeTCPOptions (decode.c)
Fungsi
:
Modul untuk mendecode Oktet option dari header TCP
Memanggil modul
:
-
Dipanggil modul
:
DecodeTCP
Parameter Input
: o_list => ptr ke option list
o_len => panjang dari option list
|
![]() 121
p
=> pointer ke decoded packet struct
Parameter Output
:
-
Set option_ptr = o _list
While byte_yg_diproses < o_len
Case option_ptr
Case TCPOPT_NOP atau TCPOPT_EOL :
Berhenti proses mendecode
Case TCPOPT_SACKOK :
Proses option TCP
Case TCPOPT_WSCALE :
Proses option TCP
End Case
End While
End module DecodeTCPOptions
Modul
:
DecodeIPOptions (decode.c)
Fungsi
:
Modul untuk mendecode Oktet option dari header TCP
Memanggil modul
:
-
Dipanggil modul
:
DecodeIP
Parameter Input
: o_list => ptr ke option list
o_len => panjang dari option list
p
=> pointer ke decoded packet struct
Parameter Output
:
-
Set option_ptr = o_list
While byte_yg_diproses < o_len
Case option_ptr
Case IPOPT_RTRALT atau IPOPT_NOP atau IPOPT_EOL :
Berhenti proses mendecode
else
End Case
End While
Proses option IP
End module DecodeIPOptions
|
![]() 122
3.5.6.2
Rancangan Modul Program Client
Modul
:
start.php
Keterangan
:
Modul utama dari Module Web STEROLEX
Parameter Input
:
ssc => session id
act => flag aksi
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
queryexec.php
Memanggil Modul
:
common.php
ssc.php
toolbar.php
summary.php
detil.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Tampilkan toolbar dengan modul toolbar.php
Jika act = execQuery
Tampilkan frameset baru
Tampilkan sumarry dengan modul summary.php
Tampilkan detil dengan modul detil.php
Tutup frameset
Else
End Jika
Tampilkan summary dengan modul summary.php
End module start.php
Modul
:
toolbar.php
Keterangan
:
Modul untuk menampilkan toolbar
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
start.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
setupJavascript
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session d engan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Setup DHTML dengan modul setupJavascript
Ciptakan Tabel untuk menampung tombol toolbar
Jika status STEROLEX hidup
Tampilkan tombol Stop
Else
End Jika
Tampilkan tombol Start
Tampilkan tombol Query
|
![]() 123
jika Filter ada isinya
Tampilkan tombol Save
Tampilkan tombol Print
Jika modus aktive = normal
Tampilkan tombol normal2easy
Else
Tampilkan tombol easy2normal
Else
End Jika
End Jika
Tampilkan tombol Report
Tampilkan tombol Summary
Tampilkan tombol Save tidak aktif
Tampilkan tombol Print tidak aktif
Tampilkan tombol normal2easy tidak aktif
Tampilkan tombol Report tidak aktif
Tampilkan tombol Summary tidak aktif
Tampilkan tombol Setting
Tampilkan tombol help
Tampilkan tombol Logout
End module toolbar.php
Modul
:
summary.php
Keterangan
:
Modul untuk menampilkan summary
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
start.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Jika tabel dump_filter berisi
Tampilkan header tabel
While ada informasi paket
Tampilkan informasi paket
End While
End Jika
End module summary.php
Modul
:
detil.ph p
Keterangan
:
Modul untuk menampilkan detil
Parameter Input
:
ssc => session id
wkt => waktu paket diterima
ms => waktu dalam milidetik dari paket yang diterima
Parameter Output
:
-
|
![]() 124
Dipanggil Modul
:
start.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
paket2ascii
paketprint
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query paket dari filter_dump
Proses paket hasil query dengan modul paket2ascii
Tamp ilkan hasil dengan paketprint
End module detil.php
Modul
:
query.php
Keterangan
:
Modul untuk menampilkan navigasi menu query
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
toolbar.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Tampilkan navigasi dari menu Query
Case user input
End Case
Duration: panggil modul duration.php
Protocol:
panggil modul
protocol.php
IP Address: panggil modul ipaddr.php
View Result: panggil modul queryexec.php
End module query.php
Modul
:
duration.php
Keterangan
: Modul untuk menampilkan layar filter durasi
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
query.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
|
![]() 125
Jika session tidak valid keluar
Query tabel_query untuk user filter
Jika user filter tidak ada
Tampilkan layar pemilihan durasi default
Else
End Jika
Tampilkan layar pemilihan durasi sesuai pilihan user
Jika User menekan tombol apply
Simpan setting user dengan modul durasave.php
End Jika
End module duration.php
Modul
:
protocol.php
Keterangan
:
Modul untuk menampilkan layar filter berdasarkan protocol
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
query.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query tabel_query untuk user filter
Jika user filter tidak ada
Tampilkan layar pemilihan protocol default
Else
End Jika
Case user input
End Case
Tampilkan layar pemilihan protocol sesuai pilihan user
IP : negasi status filter IP
ganti status filter seluruh filter TCP/IP
TCP : negasi status filter TCP
ganti status filter seluruh TCP
UDP : negasi status filter UDP
ganti status filter seluruh UDP
ICMP : negasi status filter ICMP
ganti status filter seluruh ICMP
Jika User menekan tombol apply
Simpan setting user dengan modul protocolsave.php
End Jika
End module protocol.php
Modul
:
ipaddr.php
Keterangan
: Modul untuk menampilkan layar filter durasi berdasarkan ip address
Parameter Input
:
ssc => session id
|
![]() 126
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
query.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query tabel_query untuk user filter
Jika user filter tidak ada
Tampilkan layar filter ip address default
Else
End Jika
Tampilkan layar filter ip address sesuai pilihan user
Jika User menekan tombol apply
Simpan setting u ser dengan modul ipsave.php
End Jika
End module ipaddr.php
Modul
:
durasave.php
Keterangan
: Modul untuk menyimpan filter berdasarkan durasi
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
duration.php
Memanggil Modu l
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Hasilkan query statement dari user defined filter
Execute query
Jika query error
End Jika
Tampilkan Pesan Erro r
End module durasave.php
Modul
:
protocolsave.php
Keterangan
:
Modul untuk menyimpan filter berdasarkan protocol
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
duration.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
|
![]() 127
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Parsing semua flip -flop filter switch
Hasilkan query statement dari filter
Execute query
Jika query error
End Jika
Tampilkan Pe san Error
End module protocolsave.php
Modul
:
ipsave.php
Keterangan
:
Modul untuk menyimpan filter berdasarkan IP address
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
duration.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Validasi input filter
Hasilkan query statement dari user defined filter
Execute query
Jika query error
End Jika
Tampilkan Pesan Error
End module ipsave.php
Modul
:
queryexec.php
Keterangan
:
Modul untuk menghasilkan tabel_dump_query dari filter
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
query.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Hapus isi tabel_dump_query
Hasilkan query statement dari user defined filter
Hasilkan tabel_dump_query dengan menjalankan query
|
![]() 128
Panggil modul start.php dengan act=execQuery
End module queryexec.php
Modul
:
setting.php
Keterangan
:
Modul untuk menghasilkan layar konfigurasi setting
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
toolbar.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Tampilkan layar konfigurasi
Jika User menekan tombol apply
Simpan settin g user dengan modul settingsave.php
End Jika
End module setting.php
Modul
:
settingsave.php
Keterangan
:
Modul untuk menghasilkan layar konfigurasi setting
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
toolbar.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Validasi input setting
Hasilkan query statement dari user setting
Execute query
Jika query error
End Jika
Tampilkan Pesan Error
End module settingsave.php
Modul
:
report.php
Keterangan
:
Modul untuk menghasilkan report
|
![]() 129
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
toolbar.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Tampilkan report
End module report.php
Modul
:
s
ummary.php
Keterangan
:
Modul untuk menghasilkan summary
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
toolbar.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Tampilkan summary
Tampilkan grafik protokol di layar summary dengan modul gprotocol.php
Tampilkan grafik paket di layar summary dengan modul gpaket.php
End module report.php
Modul
:
help.php
Keterangan
:
Modul untuk menghasilkan layar help
Parameter Input
:
-
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
toolbar.php
Memanggil Modul
:
-
Tampilkan Menu help pada seksi navigasi
tampilkan Isi menu pada seksi summary
End Module help.php
|
![]() 130
Modul
:
gprotocol.php
Keterangan
:
Modul untuk menghasilkan grafik penggunaan bandwith berdasarkan protokol
Parameter Input
:
-
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
summary.php
Memanggil Modul
:
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Hasilkan grafik protokol
End module gprotocol.php
Modul
:
gpaket.php
Keterangan
: Modul untuk menghasilkan grafik distribusi paket
Parameter Input
:
-
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
summary.php
Memanggil Modul
:
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Hasilkan grafik protokol
End module gpaket.php
Modul
:
save.php
Keterangan
:
Modul untuk menyimpan report ke dalam lokal storage
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
toolbar.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Tampilkan full report
Munculkan save dialog setelah report selesai dibuatEnd module save.php
|
![]() 131
Modul
:
print.php
Keterangan
:
Modul untuk menghasilkan report secara tertulis
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
toolbar.php
Memanggil Modul
:
ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Tampilkan full report
Munculkan print dialog setelah report selesai dibuat
End module print.php
Modu l
:
ssc.php
Keterangan
:
Modul untuk validasi session
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
:
-
Dipanggil Modul
:
start.php
toolbar.php
summary.php
detil.php
query.php
report.php
duration.php
ipaddr.php
protocol.php
print.php
save.php
summary.php
settingsave.php
queryexec.php
ipsave.php
setting.php
Memanggil Modul
:
session.php
Set URL session_invalid
Set URL session_expired
Validasi session code dengan modul sesion.php
Jika session invalid
End Jika
kirim HTTP header URL session_invalid
Jika session sudah expired
kirim HTTP header URL session_expired
|
![]() 132
End Jika
End Module ssc.php
Modul
:
session.php
Keterangan
: Modul Objek operasi session
Parameter Input
:
ssc => session id
Parameter Output
: err => pesan error
err_no => kode error
Dipanggil Modul
:
ssc.php
Memanggil Modul
:
-
Query Tabel_Session berdasarkan ssc
Jika ssc kosong
Else
End Jika
Ciptakan session baru
Verifikasi ssc
Jika ssc tidak valid
Set err_no = 201
Set err = "Session ID is not valid"
Keluar dari module
End Jika
Jika ssc sudah expired
Set err_no = 202
Set err = "Session ID has expired"
Keluar dari module
End Jika
Reset timer expired
Hapus session yang melewati batas expired
End module session.php
|