BAB2
LA. l)ASAN
TEORI
2.1 Astra Green
Company
Sistem
manajemen
merupakan
sebuah
proses
dari suatu
sistem.
Sistem
iJ1i tidak
dapat
berdiri
sendiri
melainka11
terintegrasi
dengan
proses-proses
sistem
yang
lain
(Sih'WOllO,
Edhie
dan
Riyadi,
Slamet.,
2002,
Makalah
Workshop
Integrated
Management
System).
PT.
Astra
International,
Thk
sebagai
induk
perusahaan
dari
Astra
Group
menerapkan
sistem
manajemen
yang
dikenal dengan
Astra Green
Company
(AGC)
yang
merupakan
salah
satu
tools
dalam operasiol'.al
bisnis,
selain
Astra
Human
Resources
Management
(AHRM),
Astra
Management System
(AMS),
Ei"Llca Bisnis
dan Erika Kelja
yang
diterapkan
di perusar.aan.
tviilba daa-i
"Green
Company"
(Sarwono,
Edhie
et
al.,
2002,
p
xiii)
adalah
sebuah
perusahaan
yang memiliki
manajemen
yang
secara
sadar
meletakkan
pertimbangan
perlindungan
dan
pembangu.c"llll1
linglrungan,
kese!amatan
dan
kesehaia'l
"stake holder" dalam
setiap
pengambilan keputusan
bisnisnya
sebagai
wujud
nyata
tanggung
jawab
<hk"l
upaya
memberikan
kontribusi
positif
kepada
masyarakat
dan
pembangunan
berkelanjutan.
Ciri
dari
sebuah
"Green Company"
adalah
terdapatuya
4
(empat)
komponen
utama yang
menjadi
bagian
tak
terpisahkan
dalam
pembuatan
keputusan
maupun
program
dasar
perusahaarr,
dan secara
simultan
terimplementasi
dengan
baik,
yaitu:
|
![]() 17
1)
Green Strategy
Merupakan
suatu
straregi
bisvis
yang
selalu
memperhatikan aspek
perlindungan dan
pembangunan
lingkungan,
kesela.'Ilatan
dan
kesehatan
kelja,
serta
ditunja.'1g
sikap
«Commitment, Involvement dan Leadership"
yang nyata
dalam
setiap
tingkatan
dan
tindakan
organisasi
perusahaan.
Keputusan
untuk
menerapkan
dan
mematuhi
dengan
bijaksana,
takti.s
dan
sistematis segala peraturn.n
"Environment,
Health and Sqfety" yang
berk
ubang
di lingkungan domestik
maupun intemasional
merupakan
salah
satu
keberhasila,.'1 pengembangan
green
strategy.
Strategi
tersebut
pada
akhimya dibarapkan
dapat
menjadi salah satu. "Competitive Advantage"
dalam
persaingan
yang
sengit
dan
juga
menghlndari
kesulitan
dalam
menghrulapi "Non technical barrier to trade" seperti ISO
14001, Ekolabel,
SMK3, ISO 9001
dan
lain-lain.
2) Green Process
Memiliki pemahamun, bahwa selama proses
produksi,
ba.rnng
dan
atau
jasa,
dalam
mata rantai
ni1ai
ya.11g
ada
(supplier,
proses
internal
dan
pelanggan)
memiliki
dampak
negatif
yang
minim.um
terhrulap
l.i:ngkungan,
keselamatan
dan
kesehatan
ketja.
Perusahaan
dengan "(Jreen
Process"
akan
selalu
memperhatikan
pembinaan
supplier
sebagai
langkah awal mencegah
limbah
berlebih
serta
peningkatan efisiensi penggnnaan
sumber
daya
alam.
Kondisi
proses
internal
juga
terkendali
dengan
penerapan
reknologi tepat
guna 1)11tuk
|
IS
mencapai
kondisi
produksi bersih
(cleaner production)
yang
memadai
secara nilai
bisnis.
Dengan
mengupayakan
green
process
secara
konsisten,
akan
dicapai
suatu
tingkat
efisiensi operasional
ya.'lg
tinggi
sesuai
dengan
semangat
"zero emission
dan
zero accident."
3) Green Product
Memiliki
pema.'laman,
bah.wa hasil
produksi
atau
jasa
yang
diberikan
kepada
pelangga.'1 tidak
membah.ayakan
lingkungan,
keselamatan
dlu1
kesehatannya.
Umrur.nya
produk
atau
jasa
tersebut
diatas
diperoleh
dari
upaya
ranea..ng
bangun
yang
konsisten,
sesuai
dengan
pertimbangan
ekonomi
dan asas
manfaat.
Bekal
pemah.aman
terhadap
"life cycle analysis"
prod:uk atau
jasa
akan
sangat
bermanfuat
dalam
upaya ternebut.
4) Green Employee
Memiliki
pemah.aman
seluruh
anggota
organisasi
da1am
sega!a
tingk:a.tan
memiliki
pola
pikir,
sikap
dan
t'.ndakan
yang
ramah
linglo.mgan dalam
akc.ifitasnya,
serta
sela!u
bei",;ijak
pada
norma
kesehatan
dan
kese!amatan
kerja. Kondisi
tersebut
dapat
dicapai
apabila
terdapat
suasana,
program
pendidikan
dan
pola
pembinaan
yang terencana
dan sistematis.
Resultante
4 (empat)
komponen
uta."na
terSebut
pada
akhimya
akan
menghasi!Jmn
kinelja
"Environment, Health and
Safoty"
yang
memadai
dan
sesuai
dengan
kaidah-kaidah
y<mg
beriaku
dalam
dunia
bisnis,
kehidupan
bemegara
dan
|
![]() 19
rnasyarakat.
Untck lebihjelasnya, resultante
4
komponen
utama
ini
dapat
dilihat
pada
gambar
2.1
berikut:
Gambar2.1 Green
Company
Sumber:
Green
Company,
Pedoman
Pengelolaan
LingkWigan,
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
(LK3)
2.2
Sistem
Man:
jemen
2.2.1
Sistem
Mamnjeme11.
Mutu
Sistem
manajemen
mutu merupakan
sekumpulan
prosedur
terdokumentasi
dan
praktek-praktek
standar
untuk
rnanajemen
sistern yang
bertujwm
menjamin
kesesuaian
dari
suatu
proses
dan
produk
(barang
dan
jasa)
terhadap
kebutuhan
atau
persyaratan
tertentu.
Kebutuhan
atau
persyaratan
itu
ditentukan
atau
dispesifikasikan
oleh
pelangga."l dan
organisasi.
Menurut
Gaspersz
(200t
ppl0-11),
terdapat
beberapa
karnkteristik
umurn dari
sistem
manajernen
mutu
antara
lain:
|
![]() 20
1; Sistem manajemen mutu menca.kup
suatu lingkup yang luas
dari
aktivitas
aktivitas oolam organisasi modem. Mutu da.pat didefinisikan
melalui
lima
pendekatan
mama:
(1)
tran.sceP.dent quality, kondisi ideal menuju keunggulan
(2) product-based
quality,
suatu atribm produk yang memenulri kualitas
(3) user-based quality, kesesuaian atan ketepatan dalam penggu,'ll:la!l
produk
(barang atau
jasa)
(4)
manufacturing-based
quality,
kesesuaian
terhadap
persyaratan
persyaratan standar
(5)
value-based
quality,
derajat keunggul.an
pada
tingkat
harga
yang
kompetitif
2) Sistem manajemen
mutu berfokus pada. konsistensi
dari
proses
kerja. Hal
ini
sering menca.kup
bebempa tingkat dolrumentasi terbadap
standar-standar
kerja.
3) Sistem
manajemen
mutu berlandaskan pada
pencegahan
kesalahan sehingga
bersifat proaktif,
buk:an
pada. deteksi
kesalaban yang bersifat reaktif. Sistem
manajemen mutu
juga
harus berlandaskan pada. tindakan korektif terhadap
masalah-masalah yang ditemukan.
4)
Sistem manajemen
mutu
mencakt!p elemen-elemen:
(1) tujuan
(objectives}
(2)
pelanggan
(customers)
|
![]() lml
21
(3)
basil-basil
(ouputs)
(4) proses-proses
(processes)
(5)
masukan-masukan
(inputs)
(6)
pemasok
(suppliers)
(7)
pengukuran
umpan
batik
dan
umpan
m!\lu
(measurements for
feedback
and feedforward)
Quality
Management System
(QMS)
I
T
i
Resource
Managemen
Measurem"""'
O
S
---
A
-
na
·
ly
_
sis,
.,_, · -· ·--..-·-- M
f
....
Improvement
t
Output
i
0
Gambar 2.2
Model
Proses Sistem :W.<anajemen Mutu
Sumber:
ISO 900I:
2000
And Continual
Quality
Improvement
|
![]() 22
2.2.1.1
Pengertian Sistem
Manajemen Mutu (ISO
9001)
ISO
9001
meru.pakan suatu
sistem
manajemen
mutu.
Sistem
tersebut
akan
melibatkan
baik standar
produk
individual
beserta
kalibrasi
dan
pengukuran.
Kese!uruhan sistem
bermanfaat
untuk
menjamin
berlangsungnya
operasi
terns
menerus
dari
seluruh
proses,
dari
pembelian
material
sampai
pengiriman
akhir
pmduk
jadi
dan
standar
manajemen
mutu. Defin.isi
dari standar
ISO 9000
untuk
sistem
manajemen
mutu
(Quality
MAnagement System,
QMS)
adalah
"struktur
orga.nisasi,
tar.ggung
jawab,
presedur-prosedur,
proses-proses,
dan
sumber-sumber
daya
untuk
penerapan
m.a.'lajemen kualitas."
ISO
9001
bukatl
merupakan
standar
produk,
karena tidak menyatakan
persyaratan-persyaratan
yang
hams
dipenuhl
oleh produk (baik berupa
barang
ataupunjasa). Tidak
ada
kriteria
penerimaan
produk
dalm
ISO
9001:
2000
sehlngga
tidak
dapat
dijadikan landasan
ootuk
inspeksi
suatu
produk
terhadap
standar-standar
produk.
Persyarntan-persyaratan
dan
rokomendasi
da1am ISO
9001:
2000
diterapkan
pada mauajemen
organisasi
yang
memasok
produk, sehingga akan
mempengarulri
bagaimaua
produk
itu didesain, diproduksi,
dirnkit,
ditawarkan,
dan
lain-lain.
The
International
Organization
for
Standardization
(ISO)
Technical
Committee
(TC)
176
bertanggung
jawab
untuk standar-standar
sistem
mauajemen
mutu ISO
9000.
ISO/IC
176
menetapkan
siidus
pe
!luan
ulang
setiap
lima
tahun,
guna
menjamin
bahwa
standar-standar
ISO
9000
akan
menjadi
up
to date
dan relevan
untuk orgauisasi
ISO
9001:
2000
mencakup
beberapa
seri
berikut:
|
23
1)
ISO
9000:
2000,
Quality
Management System-Fundamentals
and
vocabulary
replacing
ISO 8402
and
ISO
9000-l
2)
ISO
9001:
2000,
Quality
M.anagement
System-Requirements
replacing
the
1994
versions
ofiSO 9001,
9002,
and
9003
3)
ISO
9004: 2000,
Quality
Management
System-Guidance
for
perjbrmance
improvement
replacing
ISO 9004
with
most
parts
4)
ISO
19011,
Guidance
for
auditing
management systems
replacing
ISO
10011
and 14011
2.2.1.2 Persyaratan ISO 9001
Sistem
ma.'lajemen
mutu
ISO
9001:2000
mempakan
sistem
manajemen
mutu
y!li.!gberfokus
pada
proses
dan pelanggan
mili pemahaman
terhadap
persyaratan
persyarata.n standat
dari
ISO
9001:
2000
im
akan
membantu
organisasi
dalam
menetapkan
dan
mengembangkan
sistem
manajemen
mutu secant
sistematik untuk
memenuhl
kepuasan
pelanggan
(Cu.Ytomer
satiifaction)
dan
peningkatan
terns
menerus
(continuous i r,provement). Persyarata.!-persyaratan
tersebut
diantaranya
adalah:
1) Persya..'"!ltan
umum,
mencakup
kebijakan
yang
hams
ditetapkan
oleh
manajemen orgamsasi untuk melaksanaka.'l
langkeh-lang:kah
implementa.si
sistem
ma..'lajemen m .;iu.
|
24
2)
Persyaratan
dokumentasi,
mencalrup:
(l) Pemyataan
tertulis
tentang
kebijakan
mutu
dan
tujwm
mutu.
(2)
Manual
(buku
panduan)
mum.
(3) Prosedur-prosedur
tertulis
yang dibutuhkan
oelh standar
intemasional
ISO
9001:2000
(4)
Dokumen-dolrumen
yang
dibutllhkan
org-anisasi
untuk
menJannn
efektivitas
perencanaan, opemsional,
dan
pengendalian
proses-proses.
(5)
Catatan-catatan
yang
dibu:tublam
oleh
ISO
9001:
2000.
Catatan
ini
didefinisikar<
sebagai dolrur-nen
yang
menyataka.n
hasil-hasil
yang
dicapci
atau
bu.kti atas kegiatan
yang
telah
dilalrukm.
(6)
Pengendalian
doku..men
dan
cat.atan
mutu.
3)
Tanggungjawab
manajemen, mencalrup:
(l)
komitmen manajemen
(2)
fokus
pelanggan
(3) kebijakan
kualitas
(4)
perencanaan
(5)
tanggungjav-rab, wewenang
dan
kornunikasi
(6) Peninjawm
clang manajemen
Persyanatan
menekankan
bahwa manajemen
organisasi
hams
memberikan
komitmen
menuju
pengembangan
dan peningkatan
sistem
manajemen
mutu
ISO
9001:2000.
|
![]() 25
4) Manajemen
sumber daya, mencakup:
(l) penyediaan sumber daya
(2) kompet=si,
kesadaran, dan
pelatihan
(3)
infrastruktu:r
(4) ling.lcungan ke.ja
Persyaratan
mengenai
sumber
daya
ma!lusia
menyatakan
bahwa
suatu
organisasi
harus
menetapkan
dan membe1ikan sumber
daya
yang diperluka;;
secara tepat
untuk
menetapkan
dan
mempertahankan sistem manajemen
mutu ISO 9001: 2000 serta meningkatkan efektivitasnya terus menerus
derni
kepuasan pelanggan.
5) Realisasi produk, mencakup:
(1)
perencanaan
realisasi produk
(2) proses y<L'lg terkait dengan
pelangga..rt
(3}
desain dan pengembangan
(4) pembelian
(5)
ketentua..'l produksi dan pelayanan
(6) pengendalian peralata11pengukuran dan
pemantau<L'1
Persyaratan ini menyatakan babwa
organisasi
harus
menjamin
babwa proses
realisasi produk berada di
bawah pengendali<L'l agar memenubi persyaratan
produk.·
|
26
6) Pengukura.n,
anaEsis
dan
peningkatan, mencakup:
(l) pengukur&"l dan
pema.ntalllll!
(2) pengendalian
prodllk
no1:1..konforma.'ls
(3)
analisis data
(4)
peningkata.n
Mem.Lc'"llt
persyarata.n
ini,
organisasi
hams
menetapka.11 rencana
dan
menempkan
proses-proses
pengukuran,
pemantaua.n,
analisis
dan
peningkata.n
yang
dipe:lukan
agar
menjamin
kesesuaian
dari
produk,
kesesuaian
sistem
manajemen
mutu
dan peningkata.n
efektivitas
terns
menerus dari
sistem
rr.anajemen mulli
2.2.1.3
Sertifikasi ISO 9001
Sertifikasi
atas
ISO
9001:
2000
diberikan
oleh
registrar
berdasarkan
penilaian-
penilaian atas
dokumen seperti:
t)
manual mutu
2) prosedur-prosedur
3)
instmksi-instruksi
4) formulir-formulir ya\'lg
berkaita.n
dengan persyarata.n
sistem
manajemen
mutLl ISO
9001:
2000
Jika
sistem
man.ajemen mutu ISO 9001:
2000
ya.'lg
di.implementasikan
dala.m
organisasi
dianggap
te1ah sesuai
dengan persyarata.n
sistem
manajemen
mutu
ISO
|
![]() 27
9001:
2000
maka
orgarJsasi
tersebut
dL11yatakan
lulus dalam
penilaian
dan
akan
diberikan
sertifikat
ISO 9001:
2000
yang
memiliki
masa
berlaku
pada
umumnya
selama
3
tahun.
Beberapa
Iembaga
registrasi
sistem
manajemen
mutu
ISO
9001:
2000
yang tela.h. cremiliki
reputasi
intemasional
dapat dilihat pada Lampimn
3.
Manfaat
da..-i
penerapan
ISO
9001: 2000 telah diperoleh
banyak
perusahaa.n.
Beberapa manfaat tersebut
diantaranya
yaitu:
l)
Meningkai:kan
kepercayaan
dan kepuasan
pelanggan.
melalui
jam.inan
kualitas
yang terorgan.isasi dan
sistematik.
2)
Perusahaan
yang telah
bersertifikat
ISO
9001;
2000 diijinkan
untuk
mengiklankan
pada
media massa
bahwa
sistem manajemen
mutu
dari
perusa.
itu
telah
diakui seca..-ra
intemasional.
Hal
ini
berarti
meningkatkan
image perusahaan serta
daya
saing
dalam
memasuki
pasar
global.
3)
Menghemat
biaya
dan
mengurangi
duplikasi
audit
sistem mutu
oleh
pelangga..'l
karana
telah
dilakuka.'1
seca:ra periodik
o!eh
perusahaan
melal.ui
lembaga
registrasi.
4)
Meningkai:kan
kwliitas
dan
produktivitas
dari
manajemen
melalui
kerjasama
dan
komwikasi yang
iebih
balk,
sistem
pengendalian yang
konsisten,
serta
|
![]() 28
pengurangan
dan
pencegahan
pemborosm
karen.a
operasi
internal
menjadi
lebih
baik.
5)
Meningkatkan
kesadaran
mutu
dalam
perusahaan.
6)
Memberikan
pelatihan secara
sistematik kepada
seluruh
karyawan
dan
manajer
organisasi
melalui
prosedur-prosedur
dan
instruksi-instruksi
yang
terdefr.isi dengan
balk.
7)
Terjadi
perubahan
positif dala.-n hal kultu:r
mutu
dari
anggota
organisasi,
karena
manajemen
dan
karyawan
terdorong
untuk mempertahankan
sertifikat
ISO
9001:
2000
yang
umumnya
banya
beriakn selama
tiga
tahun.
2.2.2
Sistem Manaje:me:n Lingkung1lln
Sistem
manajemen
linglrungan
menjadi
kebutuban
industri
yang
tidak dapat
dielakkan
daJam
mencapai
keselarasan
kondisi
linglrungan
dan
memeliham
hubnngan
ha.-cronis
setiap
aktivitas
yang
dilalruka:n
dengan
lingkungan (air,
tansh,
ndara,
sumber
daya,
flora,
fauna,
manusia,
dan
kaitan
antara
satu
lingkungan
dengan
lain.."lya).
Sistem
manajemen
linglrungan
merupakan.
sistem
untuk
mengendalikan
seca,-a
sistematis
tingkat
lcinelja
lingkungan..
Sistem
ini
member:ikan
suatu
proses
yang
terstruktu:r
untuk mencapai
perbaikan
yang
berkesinambungan
yang
tentunya
tergantung
denga.11 kondisi suatu
organisasi.
Menurut
Dewan
Standardisasi
Nasional
Indonesia
(1997,
p2) sistem
manajemen
lingkunga11
merupakan
bagian
dari
sistem
manajemen
!reselurullan yang
meliputi
|
![]() I
I
29
struktcrr
organisasi,
kegiatan
perencanaan,
tanggung
jawab,
praktek,
prosedur,
proses
dan
sumber
daya
untuk
mengembangkan,
menerapkan,
mencapa.i,
meilgkaji
dan
memelihara
kebijakac"l
lingkungan.
PE!'iYEMPURNAAN BERKELAN.IUTAN
I
I
PERENCANAAN
I
PEMERIKSAAN DAN
TINDAKAN KOREKS!
PENERAPA_N DAN OPERASI
Gambar
2.3
Model Proses
Sistem
Manajemen
Linglrungan
Sumber: ISO 14001 PanduanPenerapanSistemManajemenLingkungan
2.2.2.1
Pengerti2n
Sistem
Manajemen Lingkllngan ISO 14001
ISO 1400 l
merupaka."l
seri standar
intemasioool
lllliuk
sistem
man.ajemen
lingkungan.
Untuk
menyusun
standar
intemasioool
di
bidang
Jingk:ungan, ISO
(L'Itemational Organization for Standardization)
yang
berkedudukan
di
Swiss
|
30
membentuk
Technical
Committee
207/TC
207.
Setelah
berkali-kali
bersidang,
ISO
akhirnya
menerbitka.'l standar
seri ISO 14000
lll:l.tu.!(
pengelolaan
lingkungan.
Secara garis
besar
seri
JSO
14000
terd:iri
dari
sistem
manajemen,
evaluasi
atau
audit
atas
sistem
manajemen
dan
evaluasi
atas kinel'ja
fulgkungan
dari
suatu produk.
Dari
sekian
banyak standar
dalam seri
ISO 14000
sekurang-kunmgnya
terdapat
6
standar
yang
telah
resmi
menjad:i standar
yang
berlaku
secara
intemasional yaitu
ISO
14001
(Environmental Management
Systems-
Spesification with
Guidance for
Use),
ISO
14004
(Environmental Management
Systems-General Guidelines
on
Principles,
Systems,
and Supporting
Techniques),
ISO 14010
(Guidelines for Environmental
Auditing-General Principles
on
Environmental Auditing),
ISO
14011 (Guidelines
for
Environmental
Auditing-Audit
Procedures-Auditing
of Environmental
Management
Systems),
ISO
14012
(Guidelines
for
Environmental Auditing-Qualification
Criteria
for
Environmental) yang
diterbitkan
pada September
1996
dan
ISO
14041 (Life
Cycle
Assessment-Goal
and definition/Scope and
l/'tllentory Assessment)
pacta
akhir tahun
1997.
Dalam
berbagai
standar
seri
ISO
14000,
ISO 14001
d:igunalrnn
sebagai
acuan
dala.m penerapan sistem
manajemen
lingkungan
suatu
perusahaan.
Artinya,
rJlai
kecukupan
(adequacy)
sistem
manajemen
linglrungan
suatu
perusahaan
dapat
dinilai
bcrdasarkan
standar
ISO
14001.
Pada
tahun
1997,
Dewan
Standard:isasi Nasional
Indorresia
mengadopsi
dan
menyesuaikan standar
sistem
manajemen
linglrungan
ISO
14001-1996
(Environmental Management
Systems- Spesijication
with
Guidance for
|
31
Use)
denga.n keadaan Indonesia dan
merumuska.nnya
dalam
bent>Jk standar sistem
manajemenlingk:ungan
SNI
19-14001-1997.
Standar
L'li
menetapkan
persyaratan sistem
manajemen
lingkunga.n, agar
suatu
organisasi
dapat
merumuskan
kebijakan
dan
tajuan
dengan
memperhitungkan
persyaratan
perundang-undangan
da,;informasi tentang
dampak
lingkungan
yang
penting.
Standar
ber!aku
untuk aspek
lingkungan yang
dapat dikendaiikan
organisasi
dan
dari
pengendalian
ini
dapat
diharapkan
adanya pengaruh.
Di
dalam
standar
ini tidak
dinyatakan
kriteria
ldnerja
lingkunganyang spesifik.
Standar
sistem
manajemen
lingkungan
ini
dapat
dig"uuakan
ceh
setiap
perusahaan
yang
ingin:
1)
menerapka'l,
memelihara
dan
menyempurnakan
sistem
rnanajemen
lingkungan
2) menjamin
dirinya
atas
kesesuaiar.nya
dengan
kebijakan
lingkungan
yang
suda.l:t ditetapkan
3) membuktikan
kesesuaia.nnya kepada
pihak
lain
4)
memperoleh sertifikasi/registrasi
o!eh
organisasi
dari
pihak
ketiga
atas
sistem
manajemen
lingkungannya
5)
menentukan
da.'1
menyatakan
di:inya
sendiri
telah sesuai
dengan
standar
sistem
manajemenlinglrungan
ini
|
![]() 32
2.2.2.2 Pe:rrsylilratau :ISO 14001
Beberapa hal
yang
menjadi
pers;yar<!tan
utama
pada sistem manajemen
lingkunga."l
ISO !4001 ialah:
1) Komitmen
dan
kepemimpinan
dari manajemen
puncak,
ditunjukkan
dengan
adanya
kebija.lau<
dasar
1ingkungan
yang
tertulis dan
dita.ndatangani
oleh
manajemen
puncak
ya.11g
menjanin bahwa kebijakan
terse
but:
(1)
sesuai
dengan
sifat,
skala,
dan
dampak
linglrungan
dari kegiatan
produk
atau
jasanya
(2)
mencakup
suatu
lromitmen
untak penyempumaan
berkelanjutan
dan
pencegal:um pencemaran
(3)
mencakup
suatu
ko:nitmen
untuk
mematuhl
perundang-undangan
dan
peraturan
linglrungan
yang
relevan dan
dengan
persyaratan
lain
yang
biasa dilakukan
oleh
organisasi
(4)
member'Jam
suatu
kerangka untilk
menyusun
dan
mengkaji tujuan
dan
sasaran
lingkungan
(5)
didokumentasika.n,
diterapklm,
dan
dipeli:ham serta
dikomunikasikan
ke
semua
karyawan
(6)
tersedia
untuk
umum
2)
Perencanaan,
yang
ditandai
dengan:
(1) membuat
dan
memelihara
prosedur
untuk
mengidentifikasi
aspek
!inglrungan
dari
kegiatan,
produk
atau jastk"lya sehingga
organisasi
yang
|
![]() 33
membuatnya
dapat
mengendalikan
dan
diharapkan
dapat
mempunyai
pengaru.
unt!lk
menentuka.'1
hal-hal
yang
mempunyai
dampak
penting
pada
ling1.'llllgan.
(2)
membuat
dan
memelihara
pmsedur
untuk
mengidentifikasi
dan
mengakses
persyaratan
perundang-undangan dan
persyamtan
laiunya.
(3)
membuat
da."l
memelihara
program
manaj.emen
lingkungan
untuk
pencapaian
tujuan
dan sasaran
yang ingin
diraih
3)
Penerapan
dan
operasi,
diidentifikasi
denga11 adanya beberapa
persyaratan
khusus,
diantaranya
yait;,;:
(1)
pemenuhan
peraturan
perundang-undangan
(seperti
AMDAL
ataupun
UKUUPL)
(2) pencegahan
pencemaran
pada setiap bagian
operasi
(3)
pelatihan
untuk mer.ingkatkan
kepedulian
terhadap
linglrungan
umum
(4)
lmmunibsi yang
ha.-monis
antar
sumber
daya
manusia
(5)
dolmmentasi
yangjelas
(6) kesiagaan
dan
tanggap
darurat
terlmdap kemungkirum
bahaya
yang
terjadi
4)
Evaluasi
dan
tindakan
koreksi,
yang
bertujuan
untuk
mengukur,
memantau
dan
mengevaluasi kinelja
lingkungannya.
Kegiatan
ini
merupa.l.rnn kegiata.'J.
inti
dari
sistem
manajemen
iingkungan yang
menjamin
organisasi
menjalankan
kegiatan.nya
sesUJli dengan
program
m!IUJljemen lingkungan
|
34
ya.'lg
telah
dicarumgkannya
baik
program
conecttve
maupun
preventive
action.
5)
Audit
sebagai
bagian
yang tidak terpisahkan
dari
sistem
yang
bertujuan
untuk
menentukan
apakah
sistem
telah
berjalan
sesuai
dengan
aturan yang
berlaku
dan
apakah
sistem
telah
terpelibara
dengan
baik.
6)
Pengkajian manajemen
untuk
memastikan pemenulum
dari
pelaksanaa11
sistem
baik
terhadap
sistem
itu
sendiri
maupun
terbadap
ISO
14001
dengan
tujuan
untuk
mengembangkan seluruh
kineija
lingktmgan,
Proses
pengkajian
manajemen
hams
menjamin
bahwa informasi
penting
dikumpulkan
untuk memungkinkan
manajemen
melakukan
evaluasi
ini.
Pengkajian
ini
hams didolrumentasika!'l
Pengkajian
manajemen
hams
membahas kemungkinan
perhmya
pe.'ilbahan
kebijakan, tujuan
dan unsur
unsur
lainnya
dari
sistem
manajemen
lingkungan
berdasarkan
laporan
hasil
audit
sistem
n1anajemen
lingkungan,
pembahan keadaan
dan
komitmen
untuk
penyempumaan berkelanjuta.n.
2.:U.3 Sm.1:ifikasi ISO
14601
Sertifikasi
atas ISO
14001
diberikan
berdasarkan
penilaian
terhadap
dua
hal
yaitu
kesesll!lia.'1
dengan
sta:ldar
yang
dipersyaratkan
dalarn
standar
ISO
14001
dengan
penerapaP.nya
di
lapangan
baik
dat-i
sistem
dokumentasi
maupun
program
program
manajemen
linglmngan
secara fisik
di
lapangan.
Dokumentasi
yang
berupa
|
35
prosedur-prosedur atau
intruksi kcJja barus berkorclasi satu sama
lain dan terpetakan
secara jelas
dalam
ma-rtual sistem manajemen lL'lgk:ungan. Do!rumentasi ini akan diuji
penerapan.;1ya
dalam
bentuk audit sistem yang dilakukan seca.ra berkala oleh tim audit
ya.'lg telah
bersertiflkasi pula.
Pengujian
ini
didasarkan
atas
pemahaman
lapangan
yang
telah
diterapkan
dan
pellg'.lji&>
kesesuaian
akan
apa
yang didokumentasikan
dengarr apa. yang di!ak.uka!l.
Sertif'lkasi
ini
dapat
membuat organisasi
ya.1g
menerapkallilya selalu
bemsaha
memperbaiki diri
secara terus-menerus seliingga sistem ini akan
membawa oq;anisasi
kepada
taraf
penyempurnaan.
Yang
menjadi
penilaian
dalam
sertifikasi
ini
adalah
sistem manajemen ling.\m1gan itu sendiri bukan outpnt yang dillasilka.-mya.
Sertifikat ini
diberik:an
oleh
berbagai Lembaga
Se11:h'1kasi,
baik
asing
maupun
lokal. Di
Indonesia
terdapat
sekurang-kurangnya
3
Lembaga
Sertifikasi
standar
lingkungan ISO 14000
yaitu Mutuagung
Lestari Environmental System Certification
(MALECO),
PT.
SGS
International
Certification
Services
Indonesia (SGS-ICSI)
dan
SUCOFIJ\'DO International
Certification
Services (SUCOFINTIO-ICS).
Ketiga
lemhaga sertiflkasi ini muiai beroperasi
£<tiak
2001
dan
telah dia.clcreditasi oleh Komite
Akreditasi Nasional
(KAN).
2.2.2.4 Manfaat Penerapan
ISO 14001
Penerapan
ISO 14001
secam
berkesinambWlgan dapat
memberikan
beberapa.
manfaat
yar:g
signifikan sebagai berikut:
|
36
1) Penerapan seca."a
konsisten aka11 membuat
organisasi secara bertahap dapat
mencapai apa
yang
dipersyaratkan dalrun penrturan perundang-l!lldangan
setempat dan standar lainnya
yang terkait.
2) Pencegahan pencew..aran.
3) Keuntungan
finansial melalui
penghernatan
bal!an
b::Uru,
berkumngnya
prcduk atau jasa yang tidak seusai dengan spesifikasi
penghematan energi,
dan
SUfl!ber daya
alam schingga dapat meningkatkan efisiensi.
4}
Dikenai masyarakat sebagai
prcduk
atau jasa yang berwawasan
lingkungan
apabila telah mendapat penga.kuan
berupa sertifika.si
ISO 14001 sebingga
dapat meuingkatkan persaingan
sehat di
dalam dlh"'lia
bisnis lokal maupun
internasional.
5) Peningkatan
kualitas
green product,
perbaikan
efisiensi produksi
dan
perbaikan kinelja lingkungan.
6) Memperbaiki
hubungan industri
dan pemerintal.L
7) Memeliliara hubungan ya.t1g balk dengan masyarakat
2.2.3 S!stem M:macjemen Keselamatan dan Keseb.atalil
Kerja
Proses industcialisasi
di
semua sektor saat ini telah sernakin nyata
dan
cenderung sulit dibendung seiring dengan investasi perdaganga1"1
dan
globalisasi.
Akibat proses industrialisasi
itu
sendiri,
mal<a resiko
bahaya
yang
terkandung
dalam
industri
dan
potensi kecelakaan kelja semaki::. bcsar. Perkembangan du.."li.a industri
|
![]() 37
yang
pesat
mau
tidak
mau
membawa
beberapa
negam
di
dunia
untuk
mengangkat
isu
mengenai
J..ak-h.ak
asasi
manusia
yang
didalamnya
terrnasuk
pula
lreselamatan
dan
kesehatan ketja
ke
dalam
persyaratan
produk
yang
diperjualbelikan.
Dengan
kondisi
demilrian,
masing-masing eenderung
untuk
meliudungi
kepentiugan
perdagangannya
me:alui
ketentuan
teknis
atau standar
keselamatan
dan
kesehatan
kelja.
Hal
ini
menand.akan
ba.hwa
masyarakat
internasional
menetapkan
standar
keselamatan
dan
kesehatan
ketja
sebagai
sra.rat
untuk
roenerimaan
barang-barang
komoditi
dari
negara
lain.
Sejalan
dengan
kondisi
tersebut,
K3
seeara
perlahan
oomun
pasti
mendapat
perhatian
dari
fomm-fomm formal
seperti
diantaranya
International
Labour
Organization (ILO),
World
Safoty Organization
(WSO),
ISO
dengan
OHSAS
18000
series,
Asia
Pacific Occupational Saftty and Health Organization
(APOSHO)
da.'l
beberapa
lembaga
h"lter:JaSionallainnya.
Sistem
manajemen
keselarnatan
dan
kesehatan
kerja
menjadi
sangat
penthrg
b!Lkan
saja
untuk
mengendalikan
resiko
keeelakaan
ke1ja,
terlebih-lebih
pada
krisis
moneter
maupun
ekonomi
saat
ini, dimana
jika
tetjadi
kecelakaan
kelja
akan
dapat
mengakibatkan
kerugian.
materil
dan
aset
pada
perusahaan
maupaun
nasional.
Sementara
itu,
sisi
lain
penerapan sistem
manajemen
keselamatan
dan
kesehatan
kelja
akan dapat membantu pimpinan
perusahaan
dalam penerapan standar-standar
'
keselamatan dan
kesehatan
kelja yang merupakan
tw:rtutan
umum
masyamkat
intemasionaL
|
![]() !
38
rF ,-
!J
Komitlr.en dan
Kebijolam
-
1
j
Bc:rkelanjutan
i
?eniuJillllll1 illang &
PerJngkaten
o!eh
Manajemen
I
I
I
Peng'.lk:unm
I
Penerapan
Perencanaan
!
SMK3
I
danEvaluasi
r,
-----1
SMK3
1
'--------'
Gambar
2.4
Model
Proses
Sistem V.anajemen Kese,'latan
dan
Keselamatan
Ke!ja
Su-m.ber: MakalahTtraining Audit SMK3
PT. Sucofindo
(S.MKJ)
Secara
nom:llltif
sebagaimana
terdapat
pada
PER05/MEN/1996
pasa.l 1,
Sistem
Manajemen
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
ada.lah
bagian
dan
sistem
manajemen
keseluruhan
yang
meliputi
struktur
orgrurisasi,
perencanaan,
tanggung
jawab,
pe!aksanaan,
prosedur,
proses
dan
sumber
daya
yang
dibutubkan
bagi
pengembangan.,
panerapan,
pem;:apaian., pengkajian
dan
pemeli.lmraan
kebijakan
keselamatan
dan kesehatan
ke!ja
da.lam rangka
pengendalian
resiko
yang
berkaitan
|
39
dengan
kegiatan
ke!ja guna terciptanya tempat
kelja
yang
a.'nlln,
efisien
dan
produktif
Adapu;:r
tujuan
dan
sasaran
sistem
manajemen
K3 menurut
PEROS/Iv!EN/1996
pasal
2
adalah
menciptakan
suatu
sistem
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
di tempat
keJ.ja dengan
melibatkan
unsur
manajemen
tenaga
kelja,
kondisi,
dan lingkungan
kerja
yang terintegrasi dalam
nt.t'lgka mencegah
dan
mengurangi
kecelakaan dan
penyakit
akibat
kerja serta terciptanya
tempat
kelja
yang
aman,
efisien
dan
efektif.
2.2.3.2 I'ersyar tliin
SMKJ
Beberapa
hal
yang
me!liadi
persyaratan
utalna pada
sistem
mana.Jemen
keseiamatan
dan
kesehatan
kelja
ialah:
1)
KomitnJ.en dan
kebijakan.
Yang
perlu
diperhatikan
adalah
lmmitmen
untuk
menerapkan
Sl'.1K3
di
tempat
keija
dari
selunlll
pihak
yang
ada
di
tempat
ke:rja, terutama
dari
pihak
pengwus
dan tellllga kerja seperti:
(1)
orgarisasi,
pengurus
atau
pengusaha pengelola tempat
kelja
harus
menef.apkan kebijakan
K3
serta
organisasi
K3
(2)
menyediakan
angga;·atl. di
bidang
K3
(3)
menyediakan
tenaga
kelja
di
bidang
K3
(4) koordinasi
terl:Jadap pereru:anaan
K3
(5)
melakukan
peni!aian
kinelja
dan
tindak
lanjut
pelaksanaan
K3
|
40
Kebijakan
hams sesuai
dengan
kese!UJ'U..ltan
visi
dan
sasa.ra.'t
dari
perusahaan.
Kebijakan
ini
juga
seyogyanya bersifc
t dinamis serta
mene"..apkan
kerang..la!.
kerja
untuk peningkatan yang
berkesinambungan.
Kebijakan
Cimakslliila!.n
untuk
menjelaskan
kepada k.&yawan, pemasok
dan
pelanggan
bahwa
keselamatan
dan kesehata._n
kelja adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari seluruh operasi.
2) Perencanaan
Kegiatan perencanaan merupakan kegiata11 penting untuk penempan awal
terhadap keselu..rulum sistem manajemen serta bagi elemen-elemen tertentu
dalam memperbaiki sistem. Phams' membuat perencanaan
yang
efuktif guna mencapai keberhasilan
penerapan
d;1a kegiatan SMK3 dengna
sasaran yangjelas
dan
dapat diukur. Proses perencanaan ini hams meliputi:
(l) identifik2sibahaya
(2) perjlaian serta pengendalian resiko yang berkaitan dengan organisasi
(3) hubungannya dengan persyaratan hukum
Perencanaan hams mencakup pula:
(1) ja:.hval
(2) sumber daya
(3) ta.'lggu:ng
jawab
Wltuk
mencapa1 tujuan dan sasaran dari
suatu
organisasi.
|
![]() 41
3) Penerapan
Agar
penerapan
Sl\£:<.3 dapat
efektif,
maka
perusahaan
perlu
mengembangkan
kemampuan
dan
mekarrisme pendukung untuk mencapa:i
kebijakan, sasal'!h"l
dan
tujuan K3. Yang perlu
diperhatikan
oleh
perusahaan
pada tahap
bi
adaiah:
(1)
jaminan kemampuan
(2) duk-ungan tindaka.'1
(3) tindakan. pengendaiian
(4)
penmcanga11dan teknil< keselamatan
dan
kesehatan
kerja
(5)
pengendaiian administratif
{6) kesiapan dan respon terhadap
hai-hai
yang tak terduga.
(7) rencana
pemulihan
keadaan
darurat
4)
Pengukuran
dan
Evaluasi
Dalam
mengukur dan
mengevalUl!Si
kinelja
K3
unbJ.k
menentukan
keberhasilan serta menetapkan
tindakan.
perbaikan
yang
d.iambil, perusahaan
dapat melakukan
inspeksi, audit internal SMK3
dan
audit sistern manajemen
K3 yang dilak.\1.\an
oleh badan audit independen.
Pengukuran
da.11
evaluasi
ini merupakan
aiat
yang
bei:guna untuk:
(1)
mengatasi keberhasilan penerapan K3
(2)
melakukan identitikasi
tindakan
perbailrnn
(3) mengukur, men:antau
dan
rnengevaluasi
kinel:ja SMK3
|
![]() 42
5) Tinjauan
mang dan Peningkatan
Oleh
Pihak
Manajemen
Peninjauan
ulang
sistem
marn1.jemen K3
mencakup:
(1)
evaluasi
terhadap penerapan
kebijakan
K3
(2)
peninjauan
ulang
tujuan,
sasaran
dan
kinelja
K3
(3)
temuan
audit
sistem
manajemen
K3
(4)
evaluasi
efektivitas
sistem
mar.ajemen
K3
kebutuhan
perubaha.n
dalam
menghadapi:
a. perubahan
undang-undang
b.
peruba..han harapan
dan
pernyataan
pihak
yang
berkepentingan
c.
perubahan
dalarn produk
atau
ke!f.atan orgmrisasi
d.
perubahan
terhadap
struktur
organisasi
perusahaan
e.
kemajuan
dalam
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
tennasuk
epidemilogi
f.
pelajaran
yang
d:idapat
dari
insiden
K3
g.
preferensi
pasar
(tunw.an
pasar)
h.
peiaporan
dan
komunikasi
i.
umpan
balik
('liliususnya
tenaga
ke:rja)
2.2.3.3 Serti.likasi SMKJ
Sertlfikasi terhadap
sistem
marn1.jemen K3
di
suatu
perusahaan didasarkan
atas
pertimbangan
penerapanlimplementasi dari
kebijakan yang
tela.\
ditetapkan
dan
|
43
kesesuaiarJ
pelaks!lllP..an
dengan
prosed1.11-prosedur
berlaku
yang
telah
dirumuskan
oleh perusahaan. Di
Indonesia, sertifikasi
atas
SMK3 itri
diberikan
o!eh
PT.
Sucofindo
sesuai denga.'l
keputusan menteri tenaga kerja Republik Indonesia No:
KEP.l83/MEN/2000
mengenai perpanjangan
penunjukkan
PT.
(Persero) Sucofindo
sebagai
badan audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan keija.
Perusalman yang
telah
mendapat
sertjfikasi
SMK3
ini,
akan mcmperoleh
bendera
sebagai iambar>.g
bentuk
penghargaan
atau
tanda
suda.
meiaksanakan
sistem
manajemen keselamatan
dan
kesel'.atan kelja. :VJ.akna keseluruhan dari l.arnbang yang
terdapat
pada
bendera
adal!u'l
sistem terpadu
yang
menciptakan
suasana kerja
dinamis,
aman
dan
teratur
yang
mengutamakl!1l.
keselamatan
dan
kesehatan kerja
menjadi
tanggungjawab bersama.
Jenis-jenis
bendera
SMK3
yang
ada,
yakni:
1).
Bendera emas, diberika"
kepada
perusahaan
dengan
tingkat
pencapaian
penerapan 85-100%.
2)
Bendera
perak,
diberikan
kepada
pen1saJ..aan dengan
tingkat
peooapaian
penerapan
60-84
%.
3)
Bendera biro,
diberikan
kepada
perusahaan dengan
ti:ngkat peneapaian
penerapan 0-59
%.
|
![]() 44
2.2.3.4
Manfaat
Penerspam
SMKJ
Manfaat
dari ad:mya penempan
K3 bagi perusah.aan yaitu:
1) Mclaat Iangsung:
(1)
adanya
kebijakan
dan
komitmen tertulis
mengenai
K3
dapat
menekan
jurnlah kecelakaan
kerja
(2)
perlindungan
terbadap
aset negam ber.Ipa
perusahan
dan
tenaga ketja
lebih
telj
amin
(3)
mengurangi
kerugian
material
adan
jiwa
akibat keeelakaan kerja yang
ditimbulkannya
(4)
meminimalkan resiko
(5) mengurangi
dan
meneega.'t kecelakaan
dan
penyakit akibat kerja
(6)
menciptakan tempat
kerja
yang
eflsien
dan
produld:if ka.rena karyawan
merasa !L'llan
dalam bekelja
2)Manfanttidaklangsung
(1)
memaksim.alkan
efisiensi
perusallaan
yang
pada
ak:hlmya
dapat
meningkatkan
daya
saing
barang
dan
jasa
yang
dihasilkan oleh
(2)
meningkatl;;a,i image market terhadap masyarakat
.
'
(3)
menc!pt hullbngan y!ing harmonis
bagi
karya"'w dan
perusahaan
(4) parawatan
terhadap
mesin
dan
peralatan
semakin
baik
sehlngga
me:mbuat umur
.ilat semakin tua
|
![]() 45
(5) periindungan terhadap aset
negara
berupa
perusahaan
dan
tenaga
kelja
yang
lebih
terjamin
:1\.2.4 mtegrasi
Sistem
Manajemen
Menu.;-ut
IQA
Fact
Sheets
7,
integrasi
berarti
kombinasi,
menyatukan
berbagai
sistem
l11&<ajemen tapi
tidak
menganggapnya
sebagai
komponen
yang
terpisah
satu
san:ta
lain.
Sistem-sistem
yang
teli11tegrasi tersebut
memiliki
kemiripan
proses
atau
keterkaitan
satu
sama
lain
sehingga
menjadikannya mudah
untuk
diintegrasikan.
L'rtegraai sistem
manaJemen
itu sendiri
berarti
sistem
manqjemen
yang
mengintegrasikan
seluruh
komponen-komponen bisnis
menjadi
satu
sistem
yang
koheren
sehingga
memungkir.kan
tercapainya
tujuan
dan
sasaran
organisasi.
C:J}:f. flffH'I
W"M_'tli
_'tli
'·t:'ur..htrm: r
lii 't-luc
lJ-.. l,:<{f'/)',''
/',r !:>->'2
;;··
J';r; dJ
Gamber
2.5
lntegrasi
Sistem
Manajemen
Swnber: A New Direction: Integrated :Management Systems
Tujuan
utama
da!i
integrasi
ini adalah
bagaimana
perusahaan
menghasilkan
produ..lt
atau
jasa yang
berfokus
pada
keinginan
pelanggan (memenuhi
persyarat&'l
|
46
ya.11g ding:ink&'!oleh pelanggan),
dan tetap menghargai
lingkungan
alam sekitar
(turut
menjaga
kelestarian linglamgan dengan
program-program
yang
dicanangkan o!eh
perusahaan). Di samping itu, dala:m melakukan
proses menghasilkan barang atau jasa,
peE!Sahaan tetap memperhaikan keselamatm
dan kasehatan para peke!janya.
Hal iri dibuktikan dengan memberikan jarnirbahwa segala kegiatan yang
dilakukan
oleh perusahaan
dapat dipertanggungjawabkan
baik da.-i segi mutu,
lli1gkungan
dan K3
(Zutshl
dan Sohal,
2003;
Breen,
et
al., 1997). Dalam sistem
manajemen mutu (ISO
9001: 2000),
sistem
manajemen lingkungan
(ISO 14001:
1996), da.'l
sistem manajemen kesehata.n
dan
keselamatan kelja
(SMK3),
klausul
klausul
yang dapat
diintegrasikan dapat dilihat pada Lampiran 4.
2,2.4-.1Manfaat lrntegrasi Sistem Mrul.ajemen
Ma!lfaat
dari
integrasi sistem manajemen dia. ya yaitu:
1) sebagai
pedoman
yang
praktis
dan
jelas
2)
mengrmmgi doklli-nenta.si
3) relevan dengan semua organisasi
4) jelas, mud&l-:t, terstruktur, terpadu rnanjadi satu sistem manajemen
5) efisieusi
dari
segi audit
6) menghemat waktu (baik
dari
segi audit, pedoman. pelaksanaan, dsb)
7)
dapat
dipadtLlcan dengan sistem manajemen yang lai"'l
|
![]() 47
8)
komunikasi
y
'lg
jelas da,.'l terarah
antara
tna.IJajemen
puncak
dengan
karyawan
9)
meningkatkan
kepercayaan
masyarakat
10) sasaran tujuan
yang
sama
antara
ketiga
sistern
maiJJ Jemen
(mutu,
lingkungan,
kese!a<"na'J.l.ll dan
kesehatan
kelja)
2
.4.2
Hamb!lltan Integrasi Sistem Manajemen
Di
samping manfaat
yang
diperoleh dari
integrasi sistem
manajemen, terdapat
pula
h.ambatan-hambatan
yang menyertai
proses
integrasi
ini.
Di antara.nya adalah:
1)
Pe:rbedaaan
pendapat
dan sudut pandang dari segi
mutu,
lingkungan
dan
keselamatan
dan
kesehatan
kerja.
2)
Kekhawatiran
akan
adanya
penuruna.n
kualitas
produk,
kesadaran
lingkunga.n
dan
keselamatar:dan
kesehatan
kelja
yang
telah
terlaksana
sebelumnya
karena
tingkat
kepedulian
menjadi
berkurang.
3) Terjadi
saling
ketergantur..gan
y!llllg
dapat
mengaki "l twnpang
tin.dih
pekerjaan
4) Khawatir
apakah
kemampuan yang
ada
eukup
untuk
mendorong teljadinya
integrasi
5)
Kurang
siap
bisa
berakibat
fatal
bagi
perkembangan
bisnis
se!anjutnya
(karena
indikasi
pemaksaaan
kehenda..lc untuk
integrasi)
6) Sulit
mengubah
sudut
pandang
dan
perrikiran
yang
sudah
terbentu.lc
|
![]() |
![]() 48
7)
Tujwm
awal
menjadi kurang
folrus
8)
Kurang
percaya terhadap kelebihan
integrnsi
sistem
manajemen
2.3 Persediaan
dan
PengendaJia::1
Produklii
Perseiliaan
dapat
didefinisikan
sebagai
bahan y1l.lllg
disimpan
dalam
gudang
untuk
kemudian
digunakan
atau
dijual. Persediaan
dapat
berupa
bahan
baku
untuk
keperlua.'l proses,
ba."llllg-barang
yang
rnasili
dalam
pengolahan
dan
ba."mmg
jadi
yang
disimpan
untuk
penjuaian.
Persediaa."l adalah
hal
pokok
sebagai
fu..'lgsi yang
tepat
dari
suatu usaha
pengclahan atau
pembuata.>.
Persediaan
yang
terdiri
da_Ti
berbagai
bentuk, pemmganannya memerlukan
proses
yang
kompleks
pula.
Tujuan
dari
pengendalian
dan
perencanaan
persediaan
dan
produksi adalah untuk
mencari
penyelesaian
terbadap masalah-masalah
yang timbul
seputar
persediaan. Dalam hal
pengendalian
produksi
berkaitan
dengan
perencanaan
operasi produksi,
pemindahan
dan penyimpanan
barang-barang.
Persediaan
barang
jadi
secara
umum
dibuat kareua
tiga
alasan
berikat:
1)
Untuk
memungki.nkan
membuat
barang
dalam
jumlah
ekonomis.
2)
UntlJk
menyediakan
permintaan atau
penjualan
di
masa
yang
akan
datang
(perldraa."l-
persediaan).
3}
Untuk
menyiapkan
suatu
penyangga dalam
menghadapi
gejoiak
permintaan
nyata
dari
permintaan ya.'lg diramalkan
(fluktuasi
atau
persediaan
k:eamanan).
|
![]() 49
Adaduatipe
sistem
persediaan
yaitu:
1)
Sistem
persediaan
ukuran pemesanan
tetap
Pada
persediaan
ukuran
pemesanan
tetap,
jumlah
tetap
dipesan
pada
interval
pemesanan
yang
sama atau berbeda.
Da!am
hai ini,
persediaan
keamanan
(safety stock)
dibutuhkan
untuk
menjaga
persediaan
selarna
waktu
tenggang
(lead time).
2)
Sistem
persediaan
interval
pemesanan
tetap
Pada
persediaan
interval
pemesanan
tetap,
jumlah. pemesanan
bisa
sama
ataupun
bervariasi
dengan
interval
pemesanan
yang
tetap.
Selain
jenis
persediaan
di
atas,
sistem
persediaai>lainnya
yang
diguna.kan
oleh
perusahaan
adalah
sistem
persedia'l.n
Just
In
Time (JIT).
TIT
(Buffa,
1996,
p529)
adalph
suatu
pendeka 'l
yang
bemsaha
menghilangkan
semua
su1nber
pemborosan,
sesuaiu
yang
tidak
mena:mbah nilai, di
dalam kegiatan
produksi
dengan
:menyuguhkan suku
eadang
yang
tepat
pada
waktu
da.'l
tempat
yang
tepat Oleh
sebab
itu,
suku
eadang
diproduksi
tepat
pada
waktunya
untuk memenuhi
kebutuhan
manw."'akturing, buka.n
dengan
cam
trsdisional
di
mana
suku
cadang
diproduksi
jika
diperluka.n
(just in case= TIC).
Sis1:em
JIT
mengakibatka.n
sediaan
lebih
sedikit,
biaya
Iebih rendah,
dan
mutu
lebih
balk
daripada
pendeka7an JIC.
m
menggunakau sistem
pena."ikan
suku
cadang sederhana
(yang
disebut
Kanban)
guna
menarik suku
cadang
dari
satu
pusat
kelja ke
pusat
keJja
berikutnya
(Buffa,
1996, p
538).
Suku
cadang
tersebut
disimpan
dalam
kontainer
kecil, dan
|
![]() 50
hauya
sejumlah tertentu
da.ri
kontainer
ini
disediakan
Bila sernua kontainer
telah
terisi,
mesin-mesin
dihentikan
dan tidak
ada
lagi
suku. cadang
yang
diproduksi
sampai
pusat kerja
berikutnya
memberikzn
kontainer
lain
yang kosong.
Sediaan
bara.r1g
dala.11
proses
terbatas
pada
kontainer
yang
tersedia,
dan suku
cadang
hanya
diberikan
jika dibutuhkan.
Jadwal
perakitan
akh:ir menarik
suku cadang dari
pusat kerja
ke
pusat
kerja
berLlru.tnya
tepat pada
waktunya guna
mendukung
kebutuhan
produ.k:si.
Jika
sua.tu. proses
berhenti
karena
kerosakan
mesin
atau
masaiah
mutu,
semua
proses
terdahulu
alam berhenti
secara
otoma.tis tatkala
suku
cadang
mereka
menjadi
penuh.
2.4
Jltletode Pemecalurn Masruah
2.4.1Brainstmrming
Metode
brainstorming
berguna untu.k:
membantu
mencari solusi terhadap
permasalahan. yang
dihadapi
atau
pada
situasi
dimana
ide-ide
segar
diperlukan,
khususnya
pada perencauaan
strategis
(strategic
planning),
pengembangan
dan
inovasi
produ.k:
(product development and innovation),
organisasi,
sumber
daya
manusia dlu1
lain-lain.
Priusip-priusip
brainstorming
seperti
yang
tercakup
pada
Buku
Pedoma.'l
Astra
Mai1.agement System (2001,
p
74) adala..lJ.:
1)
Dilarang
menglaitik
pembicara
yang
sedang
mengutarakan
ide. Pendapat
ha.:lya diberikan
pada
saat
evalnasi.
2)
Ciptakan
suasana yang
memungkinkan
berbicara
seeara
bebas
|
![]() 51
3)
Semakin
banyak
pendapat
semakin
baik
4)
Dapatkan
ide-ide
dari
teman
atau
kolega
2.4.2
Fishl:mne (Cause
and
Effect Diagram)
Diagramfishbone
atau
sering
disebut
juga
diagram
tulang
ikan
berguna untuk
memperlihatkan
faktor-faktor
yang berpengaruh
pada
kualitas
hasil
(PT.
Astra
International,
2001,
p 62).
Selain
itu
dapat
pula
menjelaskan
area
masalah
untuk
menentukan
tindakan
selanjutnya.
Prinsip
yang
dipakai
untuk membuat
diagram
ini
adalah
brainstorming.
Pada
umunmya
ada
lima
faktor
utama
yang
perlu
diperhatik:an
yaitu: Methods, Material, Machine,
Man
dan
Environment,
tapi
tidak
terrutup
Gambar
2.6
Diagram
Fishbone
Sumber: Creating
Qvnlity,
Process
Design for Results
2.4.3
Ana ysis dan Radar
Chart
Metoda
Gap
Analysis
menClltri
tahu
rum
mengukur
letak
teljadi
perbedaan
atau
kesenja.TJ.gan (gap) an.ial-a apa
ya.Tg
dipersepsikan
oleh
pelanggan
(customer) deng-an
|
![]() 52
apa
yang
dipersepsikan
oleh
perusahaan
(PT.
Astra.
International,
Thk,
2001,
p
81).
Dengan
melakukan
analisis
ini,
mala perusahaan
dibawa
wtuk
berbicam
dengan
bahasa
yang
s
111a denga."l
pelanggannya,
sehingga
tidak
merJmbulkan
salah
prasangka
yang
tetjadi
antare
perusahaan
dengan
pelanggan.
Radar
Chart
merupakan
diagram
yang
bergwa
IIDtuk
menampilkan
kesenjangan
yang terjadi.
2.4.4
Seven
Managemell!t
Tools
Seven
management tools
mempa!mn
alat
bantu
statistik
menengah
yang
berftL11gsi
U!ltuk mengolah
data
kualitatif
yang
penerapannya
dititikberatkan
pada
proses
perencanaa.n
(PT.
Astra
International,
Thk,
2001,
p
53}.
Seven
Management
Tools
diperlukan
untuk:
1)
Pendekatan
pemecahan
masalah
dengan
data
kualitatif melalui
wawancara,
diskusi,
brainstorming,
dan
lain sebagainya
2)
Pendekatan
pemecah.an
masalah
melalui
perasaan
(karena
sudah
berpengalaman)
dan
logika
3)
Menampung
kebutuhan
metode
pemecahan
masalah
dalam
rangka
menwjang Total Quality Control
(TQC)
Seven
Management
Tools
ini
terdiri
dari:
1)
Affinity
Diagrarn
2)
Tree
Diagram
3)
Prioritization
.IJatrix
|
![]() 53
4)
Interrelationship Diagram
5)
Process
Decision
Program
Chart
6) lvfatrix Data
Analysis
7)
Arrow Diagram
2.4.4,1
Affinity
Diagram
Affinity
Diagram
digunakan
untuk
mengumpulkan dan
membentuk
ide-ide
tertentu
dalam
upaya
membentuk
w
of thinking
yang
bam.
Selain
itu,
dapat juga
digunakan
untuk mengorganisir
tim
perencanaan
dan
untuk
komuoilmsi
yang
menyeluruh
dalam
kebijakan
manajernen
(PT.
A.stra lntematicnal, Tbk,
2001,
p
53).
Langkah-lan.gkah
mernbuat
affmity
diagram
(Basic
Tools
for Process
Improvement,
PP 5-6):
I)
Menyeleksi
tema
permasalahan
yang
akan
dibahas
atau
diselesaikan
2)
1\f
ngumpulkan data
kualitatif
dengan. menggunakan metode
brainstorming
(generate
ideas)
3)
Menampilkan
data-data
lrual.itatif tersebut
pada
kartu
(satu
ide
terdapat
pada
satukartu)
4)
Mengelompokkan atau
mengklasi:fikasika.:ide-ide
yang
ada
berdasarkan
hubungan
keterkaitani!ya
5) Membuat nama
kelompok
k:art-tt-kartu
bam
yang
telah
diklasifikasikan
6)
Menggambar
diagram
ald-.tir
|
![]() 54
:t4.41.2 Tree
Dillgr&m
Metode
tree
diagram
diguna.\mn Ulltuk menganalisis dan
menggambark!lll
sistematika
suatu
pennasalahan
dalam
r!lllgka. mencapai
tujuan tertentu
(PT.
Astra
fu.ternational, Tbk, 2001,
p
54). Langkah-langkah rnembuat
tree diagram:
1) Menentuk!lll tujldln akhir yang hendak dieapai
2)
Gunakan
affinity
diagram
untuk mena.rik kesimpu!an dari tujuan akhlr
tersebut
3) Pecah ide;
ide
yang ada menjadi sub-ide dari tujuan
akhlr
4) Peeah
lagi
menjadi bagian-bagian yang
lebih spesifik, seperti perencanaan
untuk mencapai tujuan
aki'.ir tersebut
2.4A.3
l'riaritization
Matrix
Matriks
prioritas
(
ini
dig.makan
untuk mengtrrulkru"l masalah berdasarkan iingkat kepentingannya. Dengan
matriks ini,
diliarapkan permasaia.l-jan
utama
dapat
diselesaikan
terlebih
dahulu
sehingga
merrmdahkan
penyelesaian
masalah
berikut'lya.
Langkah-langkah
membuat
matriks
prioritas:
1)
Gunakan
brainstorming
untuk
mengumpulkan
masalah
(bisa ;uga
berdasarka.."l hasil dari affinity
diagram)
2)
Isikan
ke
dalam matriks prioritas
3) Pada kolom perta.Jna, tulis masalah-masalah yang akan diselesaikan
|
![]() X''
,
.,."""I
Jl'i
\
Jl. UtaL
.L V L@
55
4)
Pada
kolom
kedua
h1'1gga
seterusnya,
tuliskan
tingkat
pri01itas
penyelesaiannya
5)
Jumlahkan
semua
angka
yang
terdapat
pada
matriks
dan
lihat
pennasalah.an
ma.'la ·yang
memiliki
nilai total terbesar.
Penrdlsalahan
tersebutlah
ya.'lg
akan
diselesaikan
(
diprioritaska11)
terlebih
dahulu.
"
-.
Gambar
2.7 Matriks Prioritas
:.t4A.4
mter:re!.ationshlp
Dilllgram
Interrelationship
diagram
digunakan
lli'1tuk
memahami
keterkaitan
antara
sebab
akibat
dan
antar
sebab
dan
antar
alabat,
serta untuk
mencari
penyebab
yang
paling
dominan.
LangkM-langka.lJ. menyusun
interrelationship
diagram
(PT.
Astra
Irrtematiorral, Thk, 2001,
p
53):
1)
Lakuka.'l
brainstorming
terbadap
masalah
yang akan
dibahas
(pokok
masalah
pada
qffinity
diagram
dapat
digunakan sebagai
masala.'l
pada
diagram
ini)
|
![]() |
56
2) Analisis
keterkaitan antar sebab
dan
antar akibatnya
3) Ana!isis
keterkaita.n antar
sebab
dengan
sebab
yang
lain
4) Gambarkan dalam bentuk
diagram hubungan
dan
tanda panah
5) Cari
pokok-pokok
panting
dan
tentukan
penyebab
teroanyak
2.4.4.5
Process Decision
:Progrmm Chart
Reneana implementasi
untuk mencapai
ta.rget (tujuan)
tidak terbatas
pada
perkembangan perkiraan semula,
tetapi
rencana
cam pemecahan.nya
sering
tidak
terduga.
Menghada.pi masalah. dcmikian, maka PDPC memberikan
bimbingan
ke
arah
suatu hasil
yang
sedapat
mung.ldn
sesuai denga11yang
diliarapkan
sebelumnya
sejalan
dengan perkembangan situasi problema. Langkah-langkah melakukan PDPC (PT.
Astra International, Thk, 200l,
p
57):
l)
Menentukan kondisi awal
dan
sasamu
yang
ingin
dicapai
2) Menghubungkan
semua
kondisi
yang
berpengaruh terhadap
pencapaian
sasard.ll
3) Menempatkan kondisi
yang tidak mempengarnhi pencapaian sasamu
4) Menyusun
pena:nggulal'tgan
dan
pencegahan
2.4.4.6
M.!!trix
Data
Afl;dysis
Metode analisis data matriks menatrl
dengan meneliti hubtmgan antara unsur
U\1SilT
di dalam
diagram
matriks,
dengan
catrltan apabila hubungan-hubungan tersebut
|
![]() 57
dapat
dijadikan
s11atu
bilangan
yang
tetap
(nu.'TI.erikal).
Metode
digunakan
untuk
meringkas
seluruh v-a.riabel
yang
be..rpengaruh
di
dalam
diagram matriks
menjadi
beberapa
variabel
yang
inti.
Langkah-langkah
melakukan
a.nalisis
matriks
data
(PT.
l\..s::ra
International,
Tbk,
2001,
p
1)
Tentukan
2
obyek
yang
akan
diulror
beserta variabel-variabel
yang
mengikutinya
2)
Masukkan
obyek
dan
variabel
ke
dalam
suatumz.triks
3)
Gambarkan
secara
numerik (dengan menggunakan bilangan
tetap)
sebagai
penilaian
terhadap
hubungan
antara
variabel-variabel
yang
ada
pada
obyek
pertama
dan
kedua
4)
Tentukan dua
komponen utama
yang
diambil
dati
k:umpulan
variabel
variabe!obyek
pertama
yang
mempuityai
kemiripan
tujuan
5)
Buat
grafik
(X
dan
Y),
dimana
komponen utama
pertama
sebagai
sumbu
x
dan
komponen
utama
kedua
sebagai sumbu
Y
Plot
data
ke
dalam
grafik
sehingga
terlihat
jelas
posisi
(mapping)
tiap
variabel
di
dalam grafik
Arrow Diagram
Dengan
menggunakan
arrow diagram,
maka
renca.na dapat
disusun
terperinci
dan
cem:at
ser.a
dapat
mempermudab
peninjauan
ulang
terhadap
proyek
yang
sedang
dililksanakan.
Selain
itu,
antisipasi
langkah-langkab
perubahan
dapat
diseswtikan
|
58
dengan
kondisi
perusahaan
yang ada (PT. Astra International,
Tbk,
2001,
p 58).
Langkah-langkah
oenyusun arrow diag!llm:
1)
Tentukan
tugas atau
proyek yang
akan
diselesaikan
dalam
jangka waktu
terten.tu
2) Jabarkan
proyek tersebut
Ire dalam
sub-sub
ak:tivitas
3)
Gambarkan
jalur aktivitas
yang
dapat
dilakuka.n sesuai
dengan
urutannya
dan
pekerjaan
yang mendahuluinya
4)
Berikan
pengukuran
waktu
untuk
penyelesaian
dari
ak.-ti·1ritas yang dilakukan
5)
Tentuka,"'ljalur kritis
da.ri
proyek
2.4.5 Feramala.!k
Kegiatan
untuk
memperkiraka.'l
apa
yang
teljadi
pada
masa
yang
akan
datang
dikena! dengan apa
ya.11g
disebut
dengan
peramalan
(forecasting).
Perama!an
diperlukan
untuk
;:nenetapkan
kapan
suatu peristiwa
akan
texjadi
atau
t:imbul,
seJ'!ingga tindakan yang
tepat
dapat
dilaku..\an
(WLa!cridakis da.'1 Wheelright,
1999,
p
14).
Tujuan
dari
peramalan
dalam
dunia
illdustri
adalah:
1) Penjadwa!an
sumber
daya
yang
tersedia
Input yang
penting
untuk
penjadwa!Jm ada!a.rama!an
tingkat permintaan untuk
produk, bahan,
tenaga
kelja,
finansial
atau
jasa
layanan.
|
59
2)
Penyedia
sumber
daya
tambahan
Lead
time
untuk
memperoleh bahan
baku,
meneri::na
peke:rjaan
barn,
atau
membeli
mesin
dan peralatan
dapat
berkisar
beberapa
hari
sampai beberapa
tahun
Perama!an
diperlukan
un!uk
menentukan
kebutuhan
sumber
daya
di masa
datang.
3
j
Pennin.taan
sumber
daya
yang
diingiukan
Setiap organisasi
menentukan
sumber
daya
y
'lg ingin
dimiliki
dalam
jangka
panjang.
Berdasarkan
sifatnya,
maka
peramalan
dapat
dibedakan
atas
dua
macam
yaitu:
1)
Perama!an
k'..
alitatif, ada!ah
peramalan
yang
didasarkan
atas
data
kualitatif
pada
masa
lalu. Peramalan
secam
kualitatif
ini
didasarkan
atas
hasil
penyelidikan
seperti
Delphi, S-curve,
aualogis
dan
penelitian
bentllk
atau
didasarkan
atas ciri-ciri nonnatif seperti
decision
trees.
2)
Peramalan kuantitatif,
adalah
peramalan
yang
didasarkan
atas
data
kuantitatif
pada masa
la!u.
Peramalan
kuantitatif
hanya
dapat
digunakan
apabila
terdapat
tiga lrondisi sebagai
berilu.i::
(1) Adanya infonnasi tentang
keadasn
yang lain.
(2)
lnfonnasi
tersebut
dapat
dikwm.tifika.sikan
dalam
bentuk
data.
(3)
Dapat
diasumsikan bahvva
pcla
yang
la!u
akan
berkelanjutan
pada.
masa
yang
akan
datang_
Sal l-t satu
metode
yang
digunakan
pada peramalan
adalab
metode
smoothing
(pemulusan).
Metode
pemulusan
ini
digunakan
untuk mengurangi
ketidakteraturan
rnusiman
dari
data
yang
lalu
dengan
membuat
rata-rata
tertimbang
dari
sederetan
data
|
![]() |
![]() 60
sebelumnya.
Ketepatan
dari
peramalan
denga.'l
metode
ini
akan didapat
pada
peramalan
jangka
pendek,
sedangkan
untuk
peramalan
jangka
panjang
sangat
kurang
kek"'Jlatromya.
Metode i<'li biasanya digunaka.Vl
untuk
perencanaan
dan
pengendalian
produlr.si
dan persediaan,
perencanaan
keuntungan
dan
perencanaan
lrellllllgannya
lainnya.
Dasar
pemikinm
da.ri
pemulusan
eksponensial
linear
dari
Brown
menurut
Makridakis
(1999,
pll2)
adalah
rata-rata
bergerak
linear.
Persamaan
yang
dipakai
dalam
implementasi
pemulusan
cksponensial
linear satu
parameter
dari
Brown
ditunjukkan
pada
rumus
berikut
ini:
Inisialisasi awal:
S'¹
=
S"
1
=
Xr
S', =
a.Xi+(l-a)S't-I
S",
=
a.S't+
(1-a)S",
a,=
2.5',-S",
b
=
!!_(S' -S"
)
t
1
-a
t
f
|
![]() 61
2.4.5.2
l?emu!llSan
Eksponensial
dari
Hoit
Metode pemul= eksponensia! linear dari Holt da.lam primipnya sama denga.'l
Bro>vn (Makridakis,
1999, p
115)
kecuali
bahvv-a
Holt tidak
menggunakan
rumus
pemulusan berganda secara
langsung, sehingga
metode Holt
memuluskan
nihri trend
denga1< parameter yang
berbeda Carl
parameter yang
digu.'!J.akan pada deret yang
asli.
Ramalan
da.rf pemuiUSilll eksponensia! linear
Holt didapat
dengan menggtmakan dua
konstanta pemulusa.'l (dengan
nilai antara 0
dan
1)
dan
tiga
persamaan.
Rumus .Peramala.rJ dengan metode
Holt:
lnisia!isasi awa!:
S1
=
X1
S, =aX,
+(1-a)(Su-rl+b(,-ll)
b,
=
r( s,
-
s(r-!))
+
(1-
r
)b<t-l)
|