BAB2
LA. l)ASAN
TEORI
2.1  Astra Green
Company
Sistem
manajemen
merupakan
sebuah
proses
dari suatu
sistem.
Sistem
iJ1i tidak
dapat 
berdiri 
sendiri 
melainka11
terintegrasi
dengan 
proses-proses 
sistem 
yang 
lain
(Sih'WOllO, 
Edhie 
dan
Riyadi, 
Slamet.,
2002,
Makalah 
Workshop 
Integrated
Management 
System). 
PT.
Astra 
International, 
Thk 
sebagai 
induk 
perusahaan 
dari
Astra 
Group 
menerapkan  
sistem
manajemen  
yang 
dikenal   dengan 
Astra Green
Company 
(AGC)
yang
merupakan 
salah
satu
tools 
dalam  operasiol'.al
bisnis,
selain
Astra
Human
Resources
Management 
(AHRM),
Astra
Management  System
(AMS),
Ei"Llca Bisnis
dan Erika Kelja
yang
diterapkan
di perusar.aan.
tviilba  daa-i
"Green
Company" 
(Sarwono,
Edhie
et
al.,
2002,
p
xiii)
adalah
sebuah
perusahaan
yang memiliki
manajemen
yang
secara
sadar
meletakkan
pertimbangan  
perlindungan  
dan 
pembangu.c"llll1 
linglrungan,
kese!amatan  
dan
kesehaia'l 
"stake  holder" dalam
setiap 
pengambilan   keputusan 
bisnisnya 
sebagai
wujud
nyata 
tanggung 
jawab 
<hk"l  
upaya 
memberikan  
kontribusi  
positif 
kepada
masyarakat
dan
pembangunan
berkelanjutan.
Ciri
dari 
sebuah
"Green Company"
adalah 
terdapatuya 
4
(empat) 
komponen
utama  yang 
menjadi 
bagian 
tak 
terpisahkan 
dalam 
pembuatan 
keputusan 
maupun
program
dasar
perusahaarr,
dan secara
simultan
terimplementasi
dengan
baik,
yaitu:
  
17
1)
Green Strategy
Merupakan 
suatu 
straregi
bisvis 
yang
selalu
memperhatikan aspek
perlindungan dan 
pembangunan
lingkungan,
kesela.'Ilatan
dan 
kesehatan
kelja, 
serta 
ditunja.'1g
sikap 
«Commitment, Involvement  dan Leadership"
yang nyata
dalam
setiap
tingkatan
dan
tindakan
organisasi
perusahaan.
Keputusan
untuk 
menerapkan
dan
mematuhi
dengan 
bijaksana,
takti.s
dan
sistematis   segala   peraturn.n
"Environment, 
Health   and   Sqfety"   yang
berk
ubang
di lingkungan domestik
maupun intemasional
merupakan
salah
satu
keberhasila,.'1 pengembangan
green
strategy.
Strategi
tersebut
pada
akhimya  dibarapkan 
dapat 
menjadi  salah  satu. "Competitive Advantage"
dalam 
persaingan
yang
sengit
dan
juga
menghlndari
kesulitan
dalam
menghrulapi "Non technical barrier to trade" seperti ISO
14001, Ekolabel,
SMK3, ISO 9001
dan
lain-lain.
2)   Green Process
Memiliki pemahamun, bahwa selama proses
produksi,
ba.rnng
dan
atau
jasa,
dalam 
mata rantai
ni1ai 
ya.11g
ada
(supplier,
proses
internal
dan
pelanggan)
memiliki
dampak
negatif
yang
minim.um
terhrulap
l.i:ngkungan,
keselamatan
dan
kesehatan
ketja.
Perusahaan
dengan "(Jreen
Process"
akan
selalu
memperhatikan
pembinaan
supplier
sebagai
langkah awal mencegah
limbah
berlebih
serta
peningkatan efisiensi penggnnaan
sumber
daya
alam.
Kondisi
proses
internal
juga
terkendali
dengan
penerapan
reknologi tepat
guna 1)11tuk
  
IS
mencapai  
kondisi  
produksi   bersih 
(cleaner  production) 
yang 
memadai
secara  nilai
bisnis.
Dengan
mengupayakan 
green
process
secara 
konsisten,
akan
dicapai 
suatu
tingkat 
efisiensi  operasional 
ya.'lg
tinggi
sesuai 
dengan
semangat
"zero emission
dan
zero accident."
3)  Green Product
Memiliki
pema.'laman, 
bah.wa hasil
produksi 
atau 
jasa 
yang 
diberikan
kepada 
pelangga.'1 tidak 
membah.ayakan 
lingkungan,  
keselamatan  
dlu1
kesehatannya. 
Umrur.nya
produk 
atau 
jasa 
tersebut 
diatas 
diperoleh 
dari
upaya  
ranea..ng
bangun  
yang  
konsisten,   
sesuai  
dengan  
pertimbangan
ekonomi
dan asas
manfaat.
Bekal
pemah.aman
terhadap
"life cycle analysis"
prod:uk atau
jasa
akan
sangat
bermanfuat
dalam
upaya ternebut.
4)   Green Employee
Memiliki 
pemah.aman
seluruh
anggota 
organisasi 
da1am
sega!a 
tingk:a.tan
memiliki 
pola
pikir,
sikap
dan
t'.ndakan
yang
ramah
linglo.mgan dalam
akc.ifitasnya,
serta 
sela!u
bei",;ijak
pada 
norma 
kesehatan 
dan
kese!amatan
kerja. Kondisi
tersebut
dapat
dicapai
apabila
terdapat
suasana,
program
pendidikan
dan
pola
pembinaan
yang terencana
dan sistematis.
Resultante   
4    (empat)   
komponen   
uta."na
terSebut  
pada   
akhimya   
akan
menghasi!Jmn
kinelja
"Environment,  Health and
Safoty"
yang 
memadai 
dan
sesuai
dengan 
kaidah-kaidah 
y<mg
beriaku 
dalam 
dunia 
bisnis, 
kehidupan 
bemegara 
dan
  
19
rnasyarakat.
Untck lebihjelasnya, resultante
4
komponen
utama
ini
dapat
dilihat
pada
gambar
2.1
berikut:
Gambar2.1 Green
Company
Sumber:
Green
Company,
Pedoman
Pengelolaan
LingkWigan,
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
(LK3)
2.2
Sistem
Man: 
jemen
2.2.1
Sistem 
Mamnjeme11.
Mutu
Sistem
manajemen
mutu merupakan
sekumpulan
prosedur
terdokumentasi
dan
praktek-praktek  
standar 
untuk 
rnanajemen 
sistern  yang 
bertujwm 
menjamin
kesesuaian 
dari
suatu
proses
dan
produk
(barang
dan
jasa)
terhadap 
kebutuhan 
atau
persyaratan
tertentu.
Kebutuhan
atau
persyaratan
itu
ditentukan
atau
dispesifikasikan
oleh
pelangga."l dan
organisasi.
Menurut
Gaspersz
(200t
ppl0-11),
terdapat
beberapa
karnkteristik
umurn dari
sistem
manajernen
mutu
antara
lain:
  
20
1;  Sistem manajemen mutu menca.kup
suatu lingkup yang luas
dari
aktivitas­
aktivitas oolam organisasi modem. Mutu da.pat didefinisikan 
melalui
lima
pendekatan
mama:
(1)
tran.sceP.dent quality, kondisi ideal menuju keunggulan
(2) product-based
quality,
suatu atribm produk yang memenulri kualitas
(3) user-based quality, kesesuaian atan ketepatan dalam penggu,'ll:la!l
produk
(barang atau
jasa)
(4)
manufacturing-based 
quality, 
kesesuaian
terhadap
persyaratan­
persyaratan standar
(5)
value-based  
quality,  
derajat  keunggul.an
pada  
tingkat 
harga 
yang
kompetitif
2)  Sistem manajemen
mutu berfokus pada. konsistensi
dari
proses
kerja. Hal
ini
sering menca.kup
bebempa tingkat dolrumentasi terbadap
standar-standar
kerja.
3)   Sistem
manajemen
mutu berlandaskan pada
pencegahan
kesalahan sehingga
bersifat proaktif,
buk:an
pada. deteksi 
kesalaban  yang bersifat reaktif. Sistem
manajemen mutu
juga
harus berlandaskan pada. tindakan korektif terhadap
masalah-masalah yang ditemukan.
4) 
Sistem manajemen
mutu
mencakt!p elemen-elemen:
(1) tujuan
(objectives}
(2)
pelanggan
(customers)
  
lml
21
(3)
basil-basil
(ouputs)
(4) proses-proses
(processes)
(5)
masukan-masukan
(inputs)
(6)
pemasok
(suppliers)
(7)
pengukuran
umpan
batik
dan
umpan
m!\lu
(measurements for
feedback
and feedforward)
Quality
Management System
(QMS)
I
T
i
Resource
Managemen
Measurem"""'
O
S
---
A
-
na
·
ly
_
sis,
.,_, · -· ·--..-·--   M
f
....
Improvement
t
Output 
i
0
Gambar 2.2
Model
Proses Sistem :W.<anajemen Mutu
Sumber:
ISO 900I:
2000
And Continual
Quality
Improvement
  
22
2.2.1.1 
Pengertian Sistem
Manajemen Mutu (ISO
9001)
ISO
9001
meru.pakan suatu
sistem
manajemen 
mutu.
Sistem
tersebut
akan
melibatkan 
baik  standar 
produk
individual 
beserta
kalibrasi 
dan
pengukuran.
Kese!uruhan   sistem  
bermanfaat
untuk  
menjamin  
berlangsungnya  
operasi  
terns
menerus 
dari 
seluruh 
proses, 
dari 
pembelian 
material  
sampai 
pengiriman  
akhir
pmduk 
jadi 
dan
standar 
manajemen 
mutu. Defin.isi
dari  standar 
ISO  9000 
untuk
sistem 
manajemen  
mutu 
(Quality
MAnagement System,
QMS) 
adalah 
"struktur
orga.nisasi,
tar.ggung
jawab,
presedur-prosedur,
proses-proses, 
dan
sumber-sumber
daya
untuk
penerapan
m.a.'lajemen kualitas."
ISO  
9001  
bukatl  
merupakan
standar  
produk,  
karena  tidak  menyatakan
persyaratan-persyaratan 
yang 
hams
dipenuhl  
oleh   produk   (baik   berupa 
barang
ataupunjasa). Tidak
ada
kriteria
penerimaan
produk
dalm
ISO
9001:
2000
sehlngga
tidak
dapat
dijadikan  landasan
ootuk
inspeksi
suatu
produk
terhadap 
standar-standar
produk.
Persyarntan-persyaratan
dan
rokomendasi
da1am ISO
9001:
2000
diterapkan
pada  mauajemen 
organisasi 
yang 
memasok 
produk,  sehingga  akan 
mempengarulri
bagaimaua
produk
itu didesain, diproduksi,
dirnkit,
ditawarkan,
dan
lain-lain.
The
International
Organization
for
Standardization
(ISO)
Technical
Committee
(TC) 
176 
bertanggung 
jawab 
untuk  standar-standar 
sistem 
mauajemen 
mutu  ISO
9000. 
ISO/IC
176 
menetapkan 
siidus 
pe
!luan
ulang 
setiap 
lima
tahun, 
guna
menjamin 
bahwa 
standar-standar 
ISO 
9000 
akan 
menjadi 
up
to  date
dan  relevan
untuk orgauisasi
ISO
9001:
2000
mencakup
beberapa
seri
berikut:
  
23
1) 
ISO   
9000:   
2000,   
Quality   
Management     System-Fundamentals 
and
vocabulary
replacing
ISO 8402
and
ISO
9000-l
2) 
ISO
9001:
2000,
Quality
M.anagement
System-Requirements
replacing 
the
1994
versions
ofiSO 9001,
9002,
and
9003
3)
ISO
9004: 2000,
Quality
Management 
System-Guidance 
for
perjbrmance
improvement
replacing
ISO 9004
with
most
parts
4) 
ISO 
19011, 
Guidance 
for 
auditing 
management   systems 
replacing 
ISO
10011
and 14011
2.2.1.2 Persyaratan ISO 9001
Sistem 
ma.'lajemen
mutu
ISO
9001:2000 
mempakan
sistem 
manajemen 
mutu
y!li.!gberfokus
pada
proses
dan  pelanggan 
mili pemahaman 
terhadap 
persyaratan­
persyarata.n  standat  
dari 
ISO 
9001: 
2000  
im
akan 
membantu  
organisasi 
dalam
menetapkan 
dan
mengembangkan 
sistem 
manajemen 
mutu  secant 
sistematik untuk
memenuhl  
kepuasan  
pelanggan
(Cu.Ytomer
satiifaction) 
dan 
peningkatan  
terns
menerus 
(continuous   i r,provement).  Persyarata.!-persyaratan 
tersebut  
diantaranya
adalah:
1) Persya..'"!ltan
umum,
mencakup 
kebijakan 
yang
hams
ditetapkan 
oleh
manajemen orgamsasi untuk melaksanaka.'l
langkeh-lang:kah
implementa.si
sistem
ma..'lajemen m .;iu.
  
24
2) 
Persyaratan
dokumentasi,
mencalrup:
(l) Pemyataan
tertulis
tentang
kebijakan
mutu
dan
tujwm
mutu.
(2)
Manual
(buku
panduan)
mum.
(3)  Prosedur-prosedur 
tertulis 
yang  dibutuhkan 
oelh  standar 
intemasional
ISO
9001:2000
(4)
Dokumen-dolrumen 
yang
dibutllhkan  
org-anisasi
untuk  
menJannn
efektivitas
perencanaan, opemsional,
dan
pengendalian
proses-proses.
(5)
Catatan-catatan  
yang
dibu:tublam
oleh 
ISO 
9001: 
2000. 
Catatan 
ini
didefinisikar< 
sebagai   dolrur-nen
yang  
menyataka.n 
hasil-hasil  
yang
dicapci
atau
bu.kti atas kegiatan
yang
telah
dilalrukm.
(6)
Pengendalian
doku..men
dan
cat.atan
mutu.
3) 
Tanggungjawab
manajemen, mencalrup:
(l)
komitmen manajemen
(2)
fokus
pelanggan
(3)  kebijakan
kualitas
(4) 
perencanaan
(5)
tanggungjav-rab, wewenang
dan
kornunikasi
(6) Peninjawm
clang manajemen
Persyanatan         
menekankan 
bahwa  manajemen 
organisasi 
hams
memberikan
komitmen
menuju
pengembangan
dan peningkatan
sistem
manajemen
mutu
ISO
9001:2000.
  
25
4)  Manajemen
sumber daya, mencakup:
(l) penyediaan sumber daya
(2) kompet=si,
kesadaran, dan
pelatihan
(3)
infrastruktu:r
(4) ling.lcungan ke.ja
Persyaratan
mengenai
sumber
daya
ma!lusia
menyatakan
bahwa
suatu
organisasi
harus
menetapkan
dan membe1ikan sumber
daya
yang diperluka;;
secara tepat
untuk 
menetapkan
dan
mempertahankan sistem manajemen
mutu ISO 9001: 2000 serta meningkatkan efektivitasnya terus menerus
derni
kepuasan pelanggan.
5)  Realisasi produk, mencakup:
(1)
perencanaan
realisasi produk
(2) proses y<L'lg terkait dengan
pelangga..rt
(3}
desain dan pengembangan
(4) pembelian
(5)
ketentua..'l produksi  dan pelayanan
(6) pengendalian  peralata11pengukuran dan
pemantau<L'1
Persyaratan ini menyatakan babwa
organisasi
harus
menjamin
babwa proses
realisasi produk berada di
bawah pengendali<L'l agar memenubi persyaratan
produk.·
  
26
6)   Pengukura.n,
anaEsis
dan
peningkatan, mencakup:
(l) pengukur&"l dan
pema.ntalllll!
(2) pengendalian
prodllk
no1:1..konforma.'ls
(3)
analisis data
(4)
peningkata.n
Mem.Lc'"llt 
persyarata.n 
ini, 
organisasi
hams 
menetapka.11 rencana
dan
menempkan
proses-proses 
pengukuran, 
pemantaua.n,
analisis   
dan
peningkata.n  
yang  
dipe:lukan 
agar  
menjamin 
kesesuaian 
dari  
produk,
kesesuaian 
sistem  
manajemen 
mutu  
dan   peningkata.n  
efektivitas  
terns
menerus dari
sistem
rr.anajemen  mulli
2.2.1.3
Sertifikasi ISO 9001
Sertifikasi
atas
ISO
9001:
2000 
diberikan
oleh 
registrar
berdasarkan
penilaian-
penilaian atas
dokumen  seperti:
t)
manual mutu
2)   prosedur-prosedur
3) 
instmksi-instruksi
4)   formulir-formulir  ya\'lg
berkaita.n 
dengan persyarata.n
sistem  
manajemen
mutLl ISO
9001:
2000
Jika 
sistem 
man.ajemen  mutu  ISO  9001:
2000 
ya.'lg
di.implementasikan
dala.m
organisasi
dianggap
te1ah  sesuai 
dengan   persyarata.n 
sistem 
manajemen
mutu 
ISO
  
27
9001:
2000
maka
orgarJsasi 
tersebut 
dL11yatakan
lulus dalam
penilaian 
dan
akan
diberikan 
sertifikat 
ISO  9001: 
2000 
yang 
memiliki 
masa 
berlaku 
pada
umumnya
selama
3
tahun.
Beberapa
Iembaga
registrasi
sistem
manajemen
mutu
ISO
9001:
2000
yang tela.h. cremiliki
reputasi
intemasional
dapat dilihat pada Lampimn
3.
Manfaat 
da..-i 
penerapan 
ISO
9001:  2000  telah  diperoleh 
banyak 
perusahaa.n.
Beberapa manfaat tersebut
diantaranya
yaitu:
l)
Meningkai:kan 
kepercayaan  
dan   kepuasan  
pelanggan. 
melalui  
jam.inan
kualitas
yang terorgan.isasi dan
sistematik.
2) 
Perusahaan  
yang   telah  
bersertifikat  
ISO 
9001;  
2000   diijinkan  
untuk
mengiklankan  
pada 
media   massa 
bahwa
sistem   manajemen  
mutu 
dari
perusa.
itu 
telah 
diakui  seca..-ra
intemasional.  
Hal
ini 
berarti
meningkatkan 
image  perusahaan serta
daya
saing 
dalam 
memasuki 
pasar
global.
3) 
Menghemat  
biaya 
dan  
mengurangi  
duplikasi 
audit 
sistem   mutu  
oleh
pelangga..'l
karana
telah
dilakuka.'1
seca:ra periodik 
o!eh
perusahaan
melal.ui
lembaga
registrasi.
4) 
Meningkai:kan
kwliitas
dan
produktivitas
dari
manajemen
melalui
kerjasama
dan
komwikasi yang
iebih
balk,
sistem
pengendalian  yang
konsisten, 
serta
  
28
pengurangan
dan
pencegahan 
pemborosm
karen.a
operasi
internal 
menjadi
lebih
baik.
5) 
Meningkatkan 
kesadaran
mutu
dalam
perusahaan.
6) 
Memberikan  
pelatihan   secara 
sistematik   kepada 
seluruh  
karyawan  
dan
manajer
organisasi
melalui
prosedur-prosedur
dan
instruksi-instruksi
yang
terdefr.isi dengan
balk.
7) 
Terjadi 
perubahan 
positif dala.-n hal kultu:r
mutu 
dari 
anggota 
organisasi,
karena 
manajemen 
dan
karyawan 
terdorong 
untuk  mempertahankan
sertifikat
ISO
9001:
2000
yang
umumnya
banya
beriakn selama
tiga
tahun.
2.2.2
Sistem Manaje:me:n Lingkung1lln
Sistem
manajemen
linglrungan
menjadi
kebutuban
industri
yang
tidak dapat
dielakkan
daJam
mencapai
keselarasan
kondisi
linglrungan
dan
memeliham
hubnngan
ha.•-cronis 
setiap 
aktivitas 
yang 
dilalruka:n
dengan 
lingkungan   (air, 
tansh, 
ndara,
sumber 
daya, 
flora, 
fauna, 
manusia, 
dan 
kaitan 
antara 
satu 
lingkungan  
dengan
lain.."lya). 
Sistem 
manajemen 
linglrungan 
merupakan.
sistem 
untuk 
mengendalikan
seca,-a
sistematis 
tingkat 
lcinelja
lingkungan..
Sistem 
ini 
member:ikan
suatu 
proses
yang
terstruktu:r
untuk  mencapai 
perbaikan 
yang
berkesinambungan
yang
tentunya
tergantung
denga.11 kondisi suatu
organisasi.
Menurut
Dewan
Standardisasi
Nasional
Indonesia
(1997,
p2) sistem
manajemen
lingkunga11
merupakan 
bagian 
dari 
sistem 
manajemen 
!reselurullan  yang 
meliputi
  
I
 
I
29
struktcrr
organisasi,
kegiatan
perencanaan,
tanggung
jawab,
praktek,
prosedur,
proses
dan
sumber 
daya 
untuk 
mengembangkan,  
menerapkan,  
mencapa.i,
meilgkaji 
dan
memelihara
kebijakac"l
lingkungan.
PE!'iYEMPURNAAN BERKELAN.IUTAN
I
I
PERENCANAAN
I
PEMERIKSAAN DAN
TINDAKAN KOREKS!
PENERAPA_N DAN OPERASI
Gambar
2.3
Model Proses
Sistem
Manajemen
Linglrungan
Sumber: ISO 14001 PanduanPenerapanSistemManajemenLingkungan
2.2.2.1
Pengerti2n
Sistem
Manajemen Lingkllngan  ISO 14001
ISO  1400 l 
merupaka."l
seri  standar 
intemasioool 
lllliuk
sistem  
man.ajemen
lingkungan. 
Untuk 
menyusun 
standar 
intemasioool 
di 
bidang 
Jingk:ungan, ISO
(L'Itemational  Organization  for  Standardization) 
yang
berkedudukan  
di 
Swiss
  
30
membentuk 
Technical 
Committee 
207/TC
207.
Setelah 
berkali-kali 
bersidang, 
ISO
akhirnya
menerbitka.'l standar
seri ISO 14000
lll:l.tu.!(
pengelolaan
lingkungan.
Secara  garis
besar
seri
JSO
14000
terd:iri
dari
sistem
manajemen, 
evaluasi
atau
audit
atas
sistem
manajemen
dan
evaluasi
atas kinel'ja
fulgkungan
dari
suatu produk.
Dari 
sekian 
banyak  standar 
dalam  seri 
ISO  14000 
sekurang-kunmgnya
terdapat 
6
standar
yang
telah
resmi
menjad:i standar
yang
berlaku
secara
intemasional yaitu
ISO
14001
(Environmental Management 
Systems-
Spesification with
Guidance  for
Use),
ISO
14004
(Environmental Management
Systems-General Guidelines 
on
Principles,
Systems, 
and  Supporting 
Techniques),
ISO  14010
(Guidelines   for  Environmental
Auditing-General  Principles
on
Environmental  Auditing),
ISO
14011 (Guidelines
for
Environmental 
Auditing-Audit 
Procedures-Auditing
of  Environmental 
Management
Systems),
ISO
14012
(Guidelines 
for
Environmental  Auditing-Qualification
Criteria
for
Environmental) yang
diterbitkan
pada September
1996
dan
ISO
14041 (Life
Cycle
Assessment-Goal 
and  definition/Scope and
l/'tllentory Assessment) 
pacta
akhir  tahun
1997.
Dalam
berbagai
standar
seri
ISO
14000,
ISO 14001
d:igunalrnn
sebagai
acuan
dala.m penerapan  sistem 
manajemen 
lingkungan 
suatu 
perusahaan. 
Artinya,
rJlai
kecukupan
(adequacy) 
sistem
manajemen
linglrungan
suatu
perusahaan
dapat
dinilai
bcrdasarkan
standar
ISO
14001.
Pada
tahun
1997,
Dewan
Standard:isasi Nasional
Indorresia
mengadopsi
dan
menyesuaikan  standar
sistem
manajemen
linglrungan
ISO
14001-1996 
(Environmental Management 
Systems-  Spesijication 
with
Guidance  for
  
31
Use)
denga.n keadaan  Indonesia  dan
merumuska.nnya
dalam 
bent>Jk  standar  sistem
manajemenlingk:ungan
SNI
19-14001-1997.
Standar 
L'li 
menetapkan 
persyaratan  sistem
manajemen 
lingkunga.n, agar
suatu
organisasi  
dapat  
merumuskan  
kebijakan  
dan  
tajuan  
dengan
memperhitungkan
persyaratan 
perundang-undangan  
da,;informasi tentang
dampak 
lingkungan 
yang
penting.  
Standar 
ber!aku 
untuk   aspek 
lingkungan   yang 
dapat   dikendaiikan
organisasi 
dan
dari 
pengendalian 
ini
dapat
diharapkan 
adanya  pengaruh.
Di
dalam
standar
ini tidak
dinyatakan
kriteria
ldnerja
lingkunganyang spesifik.
Standar
sistem
manajemen
lingkungan
ini
dapat
dig"uuakan
ceh
setiap
perusahaan
yang
ingin:
1)  
menerapka'l,
memelihara 
dan 
menyempurnakan
sistem 
rnanajemen
lingkungan
2)   menjamin 
dirinya 
atas 
kesesuaiar.nya 
dengan 
kebijakan 
lingkungan 
yang
suda.l:t ditetapkan
3)   membuktikan
kesesuaia.nnya kepada
pihak
lain
4) 
memperoleh   sertifikasi/registrasi 
o!eh 
organisasi 
dari 
pihak 
ketiga 
atas
sistem
manajemen
lingkungannya
5) 
menentukan 
da.'1
menyatakan 
di:inya 
sendiri 
telah  sesuai 
dengan 
standar
sistem
manajemenlinglrungan
ini
  
32
2.2.2.2 Pe:rrsylilratau :ISO 14001
Beberapa  hal 
yang  
menjadi  
pers;yar<!tan  
utama  
pada  sistem  manajemen
lingkunga."l
ISO !4001 ialah:
1)  Komitmen
dan
kepemimpinan
dari manajemen
puncak,
ditunjukkan
dengan
adanya 
kebija.lau<
dasar
1ingkungan
yang
tertulis dan
dita.ndatangani
oleh
manajemen
puncak
ya.11g
menjanin bahwa kebijakan
terse
but:
(1)
sesuai
dengan
sifat,
skala,
dan
dampak
linglrungan
dari kegiatan
produk
atau
jasanya
(2)
mencakup
suatu
lromitmen
untak penyempumaan
berkelanjutan 
dan
pencegal:um pencemaran
(3)
mencakup
suatu
ko:nitmen 
untuk
mematuhl
perundang-undangan
dan
peraturan 
linglrungan
yang 
relevan dan
dengan 
persyaratan 
lain 
yang
biasa dilakukan
oleh
organisasi
(4)
member'Jam
suatu
kerangka  untilk
menyusun
dan
mengkaji  tujuan
dan
sasaran
lingkungan
(5) 
didokumentasika.n,
diterapklm,
dan
dipeli:ham serta
dikomunikasikan
ke
semua
karyawan
(6)
tersedia
untuk
umum
2) 
Perencanaan,
yang
ditandai
dengan:
(1) membuat 
dan  
memelihara  
prosedur  
untuk  
mengidentifikasi   
aspek
!inglrungan
dari
kegiatan,
produk
atau jastk"lya sehingga
organisasi
yang
  
33
membuatnya 
dapat 
mengendalikan 
dan 
diharapkan 
dapat 
mempunyai
pengaru.
unt!lk
menentuka.'1
hal-hal
yang
mempunyai 
dampak 
penting
pada
ling1.'llllgan.
(2) 
membuat 
dan 
memelihara 
pmsedur 
untuk
mengidentifikasi
dan
mengakses
persyaratan
perundang-undangan dan
persyamtan
laiunya.
(3) 
membuat  
da."l  
memelihara  
program  
manaj.emen 
lingkungan  
untuk
pencapaian
tujuan
dan sasaran
yang ingin
diraih
3)  
Penerapan 
dan
operasi,
diidentifikasi 
denga11 adanya  beberapa 
persyaratan
khusus,
diantaranya
yait;,;:
(1)
pemenuhan 
peraturan 
perundang-undangan
(seperti 
AMDAL
ataupun
UKUUPL)
(2)  pencegahan
pencemaran
pada setiap bagian
operasi
(3)
pelatihan
untuk mer.ingkatkan
kepedulian
terhadap
linglrungan
umum
(4)
lmmunibsi yang
ha.-monis
antar
sumber
daya
manusia
(5)
dolmmentasi
yangjelas
(6) kesiagaan 
dan 
tanggap
darurat 
terlmdap  kemungkirum 
bahaya 
yang
terjadi
4) 
Evaluasi
dan
tindakan 
koreksi,
yang
bertujuan 
untuk
mengukur,
memantau
dan
mengevaluasi  kinelja
lingkungannya.
Kegiatan 
ini
merupa.l.rnn kegiata.'J.
inti 
dari  
sistem  
manajemen   
iingkungan    yang  
menjamin   
organisasi
menjalankan 
kegiatan.nya
sesUJli dengan 
program 
m!IUJljemen  lingkungan
  
34
ya.'lg
telah 
dicarumgkannya 
baik 
program 
con•ecttve 
maupun 
preventive
action.
5) 
Audit 
sebagai 
bagian 
yang  tidak  terpisahkan 
dari
sistem 
yang 
bertujuan
untuk
menentukan 
apakah
sistem
telah
berjalan
sesuai
dengan
aturan  yang
berlaku
dan
apakah
sistem
telah
terpelibara
dengan
baik.
6) 
Pengkajian   manajemen  
untuk 
memastikan   pemenulum 
dari 
pelaksanaa11
sistem
baik
terhadap
sistem
itu
sendiri
maupun
terbadap
ISO
14001
dengan
tujuan 
untuk   
mengembangkan     seluruh   
kineija   
lingktmgan,   
Proses
pengkajian 
manajemen   
hams   
menjamin   
bahwa   informasi  
penting
dikumpulkan
untuk memungkinkan
manajemen
melakukan
evaluasi
ini.
Pengkajian 
ini
hams didolrumentasika!'l
Pengkajian
manajemen 
hams
membahas  kemungkinan 
perhmya
pe.'ilbahan
kebijakan,  tujuan
dan  unsur­
unsur
lainnya
dari
sistem
manajemen
lingkungan
berdasarkan 
laporan
hasil
audit
sistem 
n1anajemen 
lingkungan, 
pembahan keadaan
dan 
komitmen
untuk
penyempumaan berkelanjuta.n.
2.:U.3 Sm.1:ifikasi ISO
14601
Sertifikasi 
atas  ISO
14001 
diberikan 
berdasarkan 
penilaian 
terhadap 
dua 
hal
yaitu 
kesesll!lia.'1
dengan 
sta:ldar 
yang 
dipersyaratkan  
dalarn 
standar 
ISO 
14001
dengan 
penerapaP.nya
di
lapangan 
baik
dat-i
sistem 
dokumentasi 
maupun 
program­
program
manajemen 
linglmngan
secara  fisik
di
lapangan.
Dokumentasi 
yang
berupa
  
35
prosedur-prosedur atau
intruksi kcJja barus berkorclasi satu sama
lain dan terpetakan
secara jelas
dalam
ma-rtual sistem manajemen lL'lgk:ungan. Do!rumentasi ini akan diuji
penerapan.;1ya
dalam
bentuk audit sistem yang dilakukan seca.ra berkala oleh tim audit
ya.'lg telah
bersertiflkasi pula.
Pengujian
ini
didasarkan
atas 
pemahaman
lapangan
yang
telah
diterapkan
dan
pellg'.lji&>
kesesuaian
akan
apa
yang didokumentasikan
dengarr apa. yang di!ak.uka!l.
Sertif'lkasi
ini
dapat
membuat organisasi
ya.1g
menerapkallilya selalu
bemsaha
memperbaiki diri
secara terus-menerus seliingga sistem ini akan
membawa oq;anisasi
kepada
taraf
penyempurnaan.
Yang
menjadi
penilaian
dalam 
sertifikasi
ini
adalah
sistem manajemen ling.\m1gan itu sendiri bukan outpnt yang dillasilka.-mya.
Sertifikat ini
diberik:an
oleh
berbagai Lembaga
Se11:h'1kasi,
baik
asing
maupun
lokal. Di
Indonesia
terdapat
sekurang-kurangnya
3
Lembaga
Sertifikasi
standar
lingkungan ISO 14000
yaitu Mutuagung
Lestari Environmental System Certification
(MALECO),
PT.
SGS
International
Certification
Services
Indonesia (SGS-ICSI)
dan
SUCOFIJ\'DO  International
Certification 
Services   (SUCOFINTIO-ICS).
Ketiga
lemhaga sertiflkasi ini muiai beroperasi
£<tiak
2001
dan
telah dia.clcreditasi oleh Komite
Akreditasi Nasional
(KAN).
2.2.2.4 Manfaat Penerapan
ISO 14001
Penerapan
ISO 14001
secam
berkesinambWlgan dapat
memberikan
beberapa.
manfaat
yar:g
signifikan sebagai berikut:
  
36
1)  Penerapan seca."a
konsisten aka11 membuat
organisasi secara bertahap dapat
mencapai apa
yang
dipersyaratkan dalrun penrturan perundang-l!lldangan
setempat dan standar lainnya
yang terkait.
2)  Pencegahan pencew..aran.
3)  Keuntungan
finansial  melalui
penghernatan
bal!an
b::Uru,  
berkumngnya
prcduk atau jasa yang tidak seusai dengan spesifikasi
penghematan energi,
dan
SUfl!ber daya 
alam schingga dapat meningkatkan efisiensi.
4}
Dikenai masyarakat sebagai
prcduk
atau jasa yang berwawasan
lingkungan
apabila telah mendapat penga.kuan
berupa sertifika.si
ISO 14001 sebingga
dapat meuingkatkan persaingan
sehat di
dalam dlh"'lia
bisnis lokal maupun
internasional.
5)  Peningkatan
kualitas
green  product,
perbaikan
efisiensi  produksi
dan
perbaikan kinelja lingkungan.
6)  Memperbaiki
hubungan industri
dan pemerintal.L
7)  Memeliliara hubungan ya.t1g balk dengan masyarakat
2.2.3 S!stem M:macjemen Keselamatan dan Keseb.atalil
Kerja
Proses  industcialisasi
di 
semua  sektor  saat  ini  telah  sernakin  nyata
dan
cenderung sulit dibendung seiring dengan investasi perdaganga1"1
dan 
globalisasi.
Akibat proses industrialisasi
itu
sendiri, 
mal<a resiko
bahaya
yang
terkandung
dalam
industri
dan
potensi kecelakaan kelja semaki::. bcsar. Perkembangan du.."li.a  industri
  
37
yang
pesat
mau
tidak
mau
membawa
beberapa
negam
di
dunia
untuk
mengangkat
isu
mengenai 
J..ak-h.ak
asasi 
manusia 
yang
didalamnya 
terrnasuk 
pula
lreselamatan 
dan
kesehatan  ketja
ke
dalam
persyaratan
produk
yang
diperjualbelikan.
Dengan 
kondisi
demilrian,
masing-masing eenderung 
untuk
meliudungi 
kepentiugan 
perdagangannya
me:alui 
ketentuan 
teknis
atau  standar 
keselamatan  
dan
kesehatan 
kelja. 
Hal
ini
menand.akan
ba.hwa
masyarakat 
internasional 
menetapkan 
standar 
keselamatan 
dan
kesehatan
ketja
sebagai
sra.rat
untuk
roenerimaan
barang-barang
komoditi
dari
negara
lain. 
Sejalan 
dengan 
kondisi 
tersebut, 
K3 
seeara 
perlahan 
oomun 
pasti 
mendapat
perhatian
dari
fomm-fomm formal
seperti
diantaranya
International
Labour
Organization (ILO),
World
Safoty Organization
(WSO),
ISO
dengan
OHSAS
18000
series, 
Asia
Pacific Occupational Saftty  and Health Organization
(APOSHO) 
da.'l
beberapa
lembaga
h"lter:JaSionallainnya.
Sistem 
manajemen 
keselarnatan 
dan 
kesehatan 
kerja 
menjadi 
sangat 
penthrg
b!Lkan
saja
untuk
mengendalikan 
resiko 
keeelakaan
ke1ja,
terlebih-lebih
pada
krisis
moneter
maupun
ekonomi
saat
ini, dimana
jika
tetjadi
kecelakaan
kelja
akan
dapat
mengakibatkan 
kerugian. 
materil  
dan  
aset 
pada 
perusahaan  
maupaun  
nasional.
Sementara 
itu,     
sisi
lain
penerapan  sistem
manajemen 
keselamatan
dan
kesehatan
kelja 
akan dapat membantu pimpinan
perusahaan 
dalam  penerapan  standar-standar
'
keselamatan  dan  
kesehatan  
kelja   yang   merupakan  
tw:rtutan 
umum  
masyamkat
intemasionaL
  
!
38
rF ,-
!J          
Komitlr.en dan
Kebijolam
-
1
j
Bc:rkelanjutan
i
?eniuJillllll1 illang &
PerJngkaten
o!eh
Manajemen
I
I
I
Peng'.lk:unm
I
Penerapan
Perencanaan
!
SMK3
I
danEvaluasi
r,    
-----1
SMK3
1
'--------'
Gambar
2.4 
Model
Proses
Sistem V.anajemen Kese,'latan
dan
Keselamatan
Ke!ja
Su-m.ber: MakalahTtraining  Audit SMK3
PT. Sucofindo
(S.MKJ)
Secara
nom:llltif
sebagaimana
terdapat
pada
PER05/MEN/1996
pasa.l 1,
Sistem
Manajemen 
Keselamatan 
dan
Kesehatan 
Kerja 
(SMK3) 
ada.lah
bagian 
dan
sistem
manajemen 
keseluruhan 
yang 
meliputi 
struktur 
orgrurisasi,
perencanaan, 
tanggung
jawab, 
pe!aksanaan, 
prosedur, 
proses
dan
sumber 
daya 
yang 
dibutubkan 
bagi
pengembangan., 
panerapan,  
pem;:apaian., pengkajian  
dan
pemeli.lmraan 
kebijakan
keselamatan 
dan kesehatan
ke!ja
da.lam rangka
pengendalian 
resiko
yang
berkaitan
  
39
dengan  
kegiatan  
ke!ja   guna   terciptanya   tempat  
kelja  
yang 
a.'nlln, 
efisien  
dan
produktif
Adapu;:r
tujuan
dan
sasaran
sistem
manajemen
K3 menurut
PEROS/Iv!EN/1996
pasal
2
adalah
menciptakan
suatu
sistem
keselamatan 
dan
kesehatan 
kerja
di tempat
keJ.ja dengan 
melibatkan 
unsur
manajemen 
tenaga 
kelja, 
kondisi, 
dan lingkungan
kerja 
yang  terintegrasi   dalam 
nt.t'lgka  mencegah 
dan 
mengurangi 
kecelakaan   dan
penyakit
akibat
kerja serta terciptanya
tempat
kelja
yang
aman,
efisien
dan
efektif.
2.2.3.2  I'ersyar tliin
SMKJ
Beberapa 
hal
yang
me!liadi
persyaratan 
utalna  pada
sistem 
mana.Jemen
keseiamatan
dan
kesehatan
kelja
ialah:
1) 
KomitnJ.en dan
kebijakan.
Yang 
perlu 
diperhatikan
adalah 
lmmitmen 
untuk 
menerapkan  
Sl'.1K3
di
tempat 
keija 
dari 
selunlll 
pihak 
yang 
ada 
di
tempat 
ke:rja, terutama 
dari
pihak
pengwus
dan tellllga kerja seperti:
(1) 
orgarisasi, 
pengurus  
atau 
pengusaha   pengelola   tempat  
kelja  
harus
menef.apkan kebijakan
K3
serta
organisasi
K3
(2) 
menyediakan
angga;·atl. di
bidang
K3
(3) 
menyediakan
tenaga
kelja
di
bidang
K3
(4) koordinasi
terl:Jadap pereru:anaan
K3
(5) 
melakukan
peni!aian
kinelja
dan
tindak
lanjut
pelaksanaan
K3
  
40
Kebijakan
hams sesuai
dengan
kese!UJ'U..ltan  
visi 
dan
sasa.ra.'t 
dari
perusahaan.  
Kebijakan 
ini 
juga  
seyogyanya  bersifc
t   dinamis  serta
mene"..apkan  
kerang..la!.
kerja
untuk peningkatan yang
berkesinambungan.
Kebijakan 
Cimakslliila!.n
untuk
menjelaskan
kepada k.&yawan, pemasok
dan
pelanggan
bahwa
keselamatan
dan kesehata._n
kelja adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari seluruh operasi.
2)  Perencanaan
Kegiatan perencanaan merupakan kegiata11 penting untuk penempan awal
terhadap keselu..rulum sistem manajemen serta bagi elemen-elemen tertentu
dalam memperbaiki sistem. Phams' membuat perencanaan
yang
efuktif guna mencapai keberhasilan 
penerapan 
d;1a kegiatan SMK3 dengna
sasaran yangjelas
dan
dapat diukur. Proses perencanaan ini hams meliputi:
(l)  identifik2sibahaya
(2) perjlaian serta pengendalian resiko yang berkaitan dengan organisasi
(3) hubungannya dengan persyaratan hukum
Perencanaan hams mencakup  pula:
(1) ja:.hval
(2) sumber daya
(3) ta.'lggu:ng  
jawab 
Wltuk
mencapa1 tujuan  dan sasaran  dari 
suatu
organisasi.
  
41
3)  Penerapan
Agar  
penerapan 
Sl\£:<.3 dapat  
efektif, 
maka
perusahaan  
perlu
mengembangkan
kemampuan
dan 
mekarrisme pendukung untuk mencapa:i
kebijakan, sasal'!h"l
dan
tujuan K3. Yang perlu
diperhatikan 
oleh
perusahaan
pada tahap
bi
adaiah:
(1)
jaminan kemampuan
(2) duk-ungan tindaka.'1
(3) tindakan. pengendaiian
(4)
penmcanga11dan teknil< keselamatan
dan
kesehatan
kerja
(5)
pengendaiian administratif
{6) kesiapan dan respon terhadap
hai-hai
yang tak terduga.
(7) rencana
pemulihan
keadaan
darurat
4) 
Pengukuran
dan
Evaluasi
Dalam 
mengukur dan
mengevalUl!Si 
kinelja
K3
unbJ.k 
menentukan
keberhasilan serta menetapkan
tindakan.
perbaikan
yang
d.iambil, perusahaan
dapat melakukan
inspeksi, audit internal SMK3
dan
audit sistern manajemen
K3 yang dilak.\1.\an
oleh badan audit independen.
Pengukuran
da.11
evaluasi
ini merupakan
aiat
yang
bei:guna untuk:
(1)
mengatasi keberhasilan penerapan K3
(2)
melakukan identitikasi
tindakan
perbailrnn
(3) mengukur, men:antau
dan
rnengevaluasi
kinel:ja SMK3
  
42
5)   Tinjauan
mang dan Peningkatan
Oleh
Pihak
Manajemen
Peninjauan
ulang
sistem
marn1.jemen K3
mencakup:
(1)
evaluasi
terhadap penerapan
kebijakan
K3
(2)
peninjauan
ulang
tujuan,
sasaran
dan
kinelja
K3
(3)
temuan
audit
sistem
manajemen
K3
(4)
evaluasi
efektivitas
sistem
mar.ajemen
K3
kebutuhan 
perubaha.n
dalam
menghadapi:
a.   perubahan
undang-undang
b.  
peruba..han harapan 
dan
pernyataan
pihak
yang
berkepentingan
c.  
perubahan
dalarn produk
atau
ke!f.atan orgmrisasi
d.  
perubahan
terhadap
struktur
organisasi
perusahaan
e.  
kemajuan 
dalam 
ilmu  
pengetahuan
dan 
teknologi 
tennasuk
epidemilogi
f.
pelajaran
yang
d:idapat
dari
insiden
K3
g.  
preferensi
pasar
(tunw.an
pasar)
h.  
peiaporan
dan
komunikasi
i. 
umpan
balik
('liliususnya
tenaga
ke:rja)
2.2.3.3 Serti.likasi SMKJ
Sertlfikasi  terhadap
sistem
marn1.jemen K3
di
suatu
perusahaan  didasarkan
atas
pertimbangan  
penerapanlimplementasi  dari 
kebijakan   yang 
tela.\ 
ditetapkan  
dan
  
43
kesesuaiarJ  
pelaks!lllP..an
dengan 
prosed1.11-prosedur 
berlaku
yang 
telah 
dirumuskan
oleh  perusahaan. Di 
Indonesia, sertifikasi
atas  
SMK3  itri
diberikan  
o!eh
PT.
Sucofindo 
sesuai denga.'l
keputusan menteri tenaga kerja Republik Indonesia No:
KEP.l83/MEN/2000
mengenai perpanjangan
penunjukkan
PT.
(Persero) Sucofindo
sebagai
badan audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan keija.
Perusalman yang
telah 
mendapat  
sertjfikasi
SMK3 
ini, 
akan mcmperoleh
bendera
sebagai iambar>.g
bentuk
penghargaan
atau
tanda
suda.
meiaksanakan
sistem
manajemen keselamatan
dan
kesel'.atan kelja. :VJ.akna keseluruhan dari l.arnbang yang
terdapat  
pada 
bendera  
adal!u'l
sistem   terpadu  
yang
menciptakan
suasana   kerja
dinamis,
aman 
dan 
teratur
yang 
mengutamakl!1l.
keselamatan 
dan 
kesehatan kerja
menjadi
tanggungjawab bersama.
Jenis-jenis
bendera
SMK3
yang
ada,
yakni:
1).
Bendera emas, diberika"
kepada 
perusahaan
dengan 
tingkat 
pencapaian
penerapan 85-100%.
2) 
Bendera 
perak,
diberikan 
kepada 
pen1saJ..aan  dengan
tingkat 
peooapaian
penerapan
60-84
%.
3) 
Bendera   biro, 
diberikan
kepada 
perusahaan   dengan 
ti:ngkat peneapaian
penerapan 0-59
%.
  
44
2.2.3.4
Manfaat
Penerspam
SMKJ
Manfaat
dari ad:mya penempan
K3 bagi perusah.aan yaitu:
1)  Mclaat Iangsung:
(1)
adanya
kebijakan 
dan
komitmen tertulis
mengenai 
K3
dapat
menekan
jurnlah kecelakaan
kerja
(2)
perlindungan 
terbadap 
aset  negam  ber.Ipa
perusahan
dan 
tenaga ketja
lebih
telj
amin
(3)
mengurangi
kerugian
material 
adan
jiwa
akibat keeelakaan kerja yang
ditimbulkannya
(4)
meminimalkan resiko
(5) mengurangi
dan
meneega.'t kecelakaan
dan
penyakit akibat kerja
(6)
menciptakan  tempat
kerja
yang
eflsien
dan
produld:if ka.rena karyawan
merasa !L'llan
dalam bekelja
2)Manfanttidaklangsung
(1)
memaksim.alkan
efisiensi   
perusallaan 
yang  
pada 
ak:hlmya  
dapat
meningkatkan  
daya 
saing  
barang 
dan  
jasa  
yang  
dihasilkan  oleh
(2)
meningkatl;;a,i image market terhadap masyarakat
.
'
(3)
menc!pt hullbngan y!ing harmonis
bagi
karya"'w dan
perusahaan
(4) parawatan  
terhadap  
mesin  
dan 
peralatan  
semakin  
baik  
sehlngga
me:mbuat umur
.ilat semakin tua
  
45
(5)  periindungan  terhadap  aset
negara
berupa
perusahaan 
dan
tenaga 
kelja
yang
lebih
terjamin
:1\.2.4 mtegrasi
Sistem
Manajemen
Menu.;-ut
IQA
Fact
Sheets
7,
integrasi
berarti
kombinasi,
menyatukan 
berbagai
sistem
l11&<ajemen tapi
tidak
menganggapnya 
sebagai
komponen 
yang
terpisah 
satu
san:ta
lain.
Sistem-sistem 
yang
teli11tegrasi tersebut 
memiliki 
kemiripan 
proses
atau
keterkaitan
satu
sama
lain
sehingga
menjadikannya mudah
untuk
diintegrasikan.
L'rtegraai sistem 
manaJemen 
itu  sendiri 
berarti 
sistem 
manqjemen 
yang
mengintegrasikan  
seluruh 
komponen-komponen  bisnis 
menjadi 
satu 
sistem 
yang
koheren
sehingga
memungkir.kan
tercapainya
tujuan
dan
sasaran
organisasi.
C:J}:f. flffH'I
W"M_'tli
_'tli
'·t:'ur..htrm: r
lii 't-luc
lJ-.. l,:<{f'/)',''
/',r !:>->'2
;;··
J';r; dJ
Gamber
2.5
lntegrasi
Sistem
Manajemen
Swnber: A New Direction: Integrated :Management Systems
Tujuan 
utama 
da!i 
integrasi 
ini  adalah 
bagaimana 
perusahaan 
menghasilkan
produ..lt
atau
jasa  yang
berfokus 
pada 
keinginan 
pelanggan  (memenuhi 
persyarat&'l
  
46
ya.11g ding:ink&'!oleh pelanggan),
dan tetap menghargai
lingkungan
alam sekitar
(turut
menjaga
kelestarian linglamgan dengan
program-program
yang
dicanangkan o!eh
perusahaan). Di samping itu, dala:m melakukan
proses menghasilkan barang atau jasa,
peE!Sahaan tetap memperha•ikan keselamatm
dan kasehatan para peke!janya.
Hal  iri dibuktikan dengan memberikan jarnirbahwa segala kegiatan yang
dilakukan
oleh  perusahaan
dapat  dipertanggungjawabkan 
baik  da.-i segi mutu,
lli1gkungan
dan K3
(Zutshl
dan Sohal,
2003;
Breen,
et
al., 1997). Dalam sistem
manajemen mutu (ISO
9001:  2000),
sistem 
manajemen lingkungan
(ISO  14001:
1996),  da.'l
sistem manajemen kesehata.n
dan 
keselamatan kelja
(SMK3), 
klausul­
klausul
yang dapat
diintegrasikan dapat dilihat pada Lampiran 4.
2,2.4-.1Manfaat lrntegrasi Sistem Mrul.ajemen
Ma!lfaat
dari
integrasi sistem manajemen dia. ya yaitu:
1)  sebagai
pedoman
yang
praktis
dan
jelas
2) 
mengrmmgi doklli-nenta.si
3)  relevan dengan semua organisasi
4)  jelas, mud&l-:t, terstruktur, terpadu rnanjadi satu sistem manajemen
5)  efisieusi
dari
segi audit
6)  menghemat waktu (baik
dari
segi audit, pedoman. pelaksanaan, dsb)
7) 
dapat
dipadtLlcan dengan sistem manajemen yang lai"'l
  
47
8) 
komunikasi  
y
'lg  
jelas   da,.'l  terarah  
antara  
tna.IJajemen
puncak  
dengan
karyawan
9) 
meningkatkan
kepercayaan
masyarakat
10) sasaran   tujuan  
yang  
sama  
antara  
ketiga  
sistern  
maiJJ Jemen 
(mutu,
lingkungan,
kese!a<"na'J.l.ll dan
kesehatan
kelja)
2
.4.2 
Hamb!lltan Integrasi Sistem Manajemen
Di
samping  manfaat
yang
diperoleh  dari
integrasi  sistem
manajemen,  terdapat
pula
h.ambatan-hambatan
yang menyertai
proses
integrasi
ini.
Di antara.nya adalah:
1) 
Pe:rbedaaan
pendapat 
dan  sudut  pandang  dari  segi 
mutu, 
lingkungan 
dan
keselamatan
dan
kesehatan
kerja.
2) 
Kekhawatiran 
akan 
adanya 
penuruna.n
kualitas 
produk, 
kesadaran
lingkunga.n
dan 
keselamatar:dan 
kesehatan 
kelja 
yang 
telah 
terlaksana
sebelumnya
karena
tingkat
kepedulian
menjadi
berkurang.
3)  Terjadi
saling
ketergantur..gan
y!llllg
dapat 
mengaki "l twnpang 
tin.dih
pekerjaan
4)   Khawatir
apakah
kemampuan  yang
ada
eukup
untuk
mendorong  teljadinya
integrasi
5) 
Kurang 
siap 
bisa 
berakibat 
fatal 
bagi 
perkembangan  
bisnis
se!anjutnya
(karena
indikasi
pemaksaaan
kehenda..lc untuk
integrasi)
6)   Sulit
mengubah
sudut
pandang
dan
perrikiran
yang
sudah
terbentu.lc
  
  
48
7) 
Tujwm
awal
menjadi kurang
folrus
8) 
Kurang
percaya terhadap kelebihan
integrnsi
sistem
manajemen
2.3 Persediaan
dan
PengendaJia::1
Produklii
Perseiliaan 
dapat 
didefinisikan 
sebagai 
bahan  y1l.lllg
disimpan 
dalam
gudang
untuk
kemudian
digunakan
atau
dijual. Persediaan
dapat
berupa
bahan
baku
untuk
keperlua.'l proses,
ba."llllg-barang
yang
rnasili
dalam
pengolahan
dan
ba."mmg
jadi
yang
disimpan
untuk
penjuaian.
Persediaa."l adalah
hal
pokok
sebagai
fu..'lgsi yang
tepat
dari
suatu   usaha 
pengclahan   atau 
pembuata.>.
Persediaan  
yang 
terdiri  
da_Ti  
berbagai
bentuk,   pemmganannya   memerlukan  
proses  
yang 
kompleks  
pula.  
Tujuan  
dari
pengendalian  
dan 
perencanaan  
persediaan  
dan  
produksi   adalah   untuk  
mencari
penyelesaian 
terbadap  masalah-masalah
yang  timbul
seputar 
persediaan.  Dalam  hal
pengendalian   
produksi 
berkaitan 
dengan  
perencanaan 
operasi    produksi,
pemindahan
dan penyimpanan
barang-barang.
Persediaan
barang
jadi
secara
umum
dibuat kareua
tiga
alasan
berikat:
1) 
Untuk
memungki.nkan
membuat
barang
dalam
jumlah
ekonomis.
2) 
UntlJk
menyediakan 
permintaan  atau
penjualan 
di
masa
yang
akan
datang
(perldraa."l-
persediaan).
3} 
Untuk
menyiapkan
suatu
penyangga dalam
menghadapi
gejoiak
permintaan
nyata 
dari  
permintaan    ya.'lg   diramalkan   
(fluktuasi   
atau  
persediaan
k:eamanan).
  
49
Adaduatipe
sistem
persediaan
yaitu:
1) 
Sistem
persediaan
ukuran pemesanan
tetap
Pada
persediaan
ukuran
pemesanan
tetap,
jumlah
tetap
dipesan
pada
interval
pemesanan 
yang
sama  atau  berbeda. 
Da!am
hai ini,
persediaan 
keamanan
(safety stock)
dibutuhkan
untuk
menjaga
persediaan 
selarna
waktu
tenggang
(lead time).
2) 
Sistem
persediaan
interval
pemesanan
tetap
Pada
persediaan
interval
pemesanan
tetap,
jumlah. pemesanan
bisa
sama
ataupun
bervariasi
dengan
interval
pemesanan
yang
tetap.
Selain
jenis
persediaan
di
atas,
sistem
persediaai>lainnya 
yang
diguna.kan
oleh
perusahaan 
adalah 
sistem 
persedia'l.n
Just
In
Time (JIT).
TIT 
(Buffa, 
1996, 
p529)
adalph
suatu
pendeka 'l
yang
bemsaha 
menghilangkan 
semua
su1nber
pemborosan,
sesuaiu   
yang  
tidak   
mena:mbah   nilai,    di  
dalam    kegiatan   
produksi   
dengan
:menyuguhkan suku
eadang
yang
tepat
pada
waktu
da.'l
tempat
yang
tepat Oleh
sebab
itu,
suku
eadang
diproduksi
tepat
pada
waktunya
untuk memenuhi
kebutuhan
manw."'akturing, buka.n
dengan
cam
trsdisional 
di
mana
suku
cadang
diproduksi 
jika
diperluka.n
(just in case= TIC).
Sis1:em
JIT
mengakibatka.n
sediaan
lebih
sedikit,
biaya
Iebih rendah,
dan
mutu
lebih
balk
daripada
pendeka7an JIC.
m
menggunakau   sistem 
pena."ikan
suku 
cadang   sederhana  
(yang 
disebut
Kanban)
guna
menarik  suku
cadang
dari
satu
pusat
kelja  ke
pusat
keJja
berikutnya
(Buffa, 
1996,  p
538). 
Suku 
cadang 
tersebut 
disimpan 
dalam 
kontainer 
kecil,  dan
  
50
hauya 
sejumlah  tertentu 
da.ri
kontainer 
ini 
disediakan
Bila  sernua  kontainer 
telah
terisi,
mesin-mesin
dihentikan
dan tidak
ada
lagi
suku. cadang
yang
diproduksi
sampai
pusat kerja
berikutnya 
memberikzn
kontainer 
lain
yang kosong.
Sediaan 
bara.r1g
dala.11
proses
terbatas
pada
kontainer
yang
tersedia,
dan suku
cadang
hanya
diberikan
jika  dibutuhkan. 
Jadwal 
perakitan 
akh:ir menarik 
suku  cadang  dari 
pusat  kerja 
ke
pusat 
kerja
berLlru.tnya
tepat  pada
waktunya  guna 
mendukung 
kebutuhan
produ.k:si.
Jika
sua.tu. proses
berhenti
karena
kerosakan
mesin
atau
masaiah
mutu,
semua
proses
terdahulu
alam berhenti
secara
otoma.tis tatkala
suku
cadang
mereka
menjadi
penuh.
2.4 
Jltletode Pemecalurn Masruah
2.4.1Brainstmrming
Metode  
brainstorming 
berguna   untu.k:
membantu  
mencari   solusi   terhadap
permasalahan. yang
dihadapi
atau
pada
situasi
dimana
ide-ide
segar
diperlukan,
khususnya
pada   perencauaan  
strategis 
(strategic 
planning), 
pengembangan  
dan
inovasi 
produ.k:
(product  development  and  innovation), 
organisasi, 
sumber 
daya
manusia dlu1
lain-lain.
Priusip-priusip
brainstorming
seperti
yang
tercakup
pada
Buku
Pedoma.'l
Astra
Mai1.agement System  (2001,
p
74) adala..lJ.:
1) 
Dilarang 
menglaitik
pembicara 
yang
sedang 
mengutarakan 
ide. Pendapat
ha.:lya diberikan
pada
saat
evalnasi.
2) 
Ciptakan
suasana yang
memungkinkan
berbicara
seeara
bebas
  
51
3) 
Semakin
banyak
pendapat
semakin
baik
4) 
Dapatkan
ide-ide
dari
teman
atau
kolega
2.4.2 
Fishl:mne (Cause
and
Effect Diagram)
Diagramfishbone
atau
sering
disebut
juga
diagram
tulang
ikan
berguna  untuk
memperlihatkan
faktor-faktor
yang berpengaruh
pada
kualitas
hasil
(PT.
Astra
International,
2001,
p 62).
Selain
itu
dapat
pula
menjelaskan
area
masalah
untuk
menentukan 
tindakan 
selanjutnya.
Prinsip 
yang
dipakai
untuk membuat
diagram 
ini
adalah
brainstorming.
Pada
umunmya
ada
lima
faktor
utama
yang
perlu
diperhatik:an
yaitu:  Methods,   Material,  Machine,
Man 
dan 
Environment,
tapi 
tidak 
terrutup
Gambar
2.6
Diagram
Fishbone
Sumber: Creating
Qvnlity,
Process
Design for Results
2.4.3
Ana ysis dan Radar
Chart
Metoda
Gap
Analysis
menClltri
tahu
rum
mengukur
letak
teljadi 
perbedaan
atau
kesenja.TJ.gan (gap) an.ial-a apa
ya.Tg
dipersepsikan 
oleh
pelanggan
(customer)  deng-an
  
52
apa
yang
dipersepsikan 
oleh
perusahaan 
(PT.
Astra.
International, 
Thk,
2001,
p
81).
Dengan 
melakukan 
analisis 
ini,
mala perusahaan 
dibawa 
wtuk 
berbicam 
dengan
bahasa  
yang  
s
111a   denga."l
pelanggannya,  
sehingga  
tidak  
merJmbulkan 
salah
prasangka
yang
tetjadi
antare
perusahaan
dengan
pelanggan.
Radar
Chart
merupakan
diagram
yang
bergwa
IIDtuk
menampilkan
kesenjangan
yang terjadi.
2.4.4 
Seven
Managemell!t
Tools
Seven
management tools
mempa!mn 
alat 
bantu 
statistik 
menengah 
yang
berftL11gsi
U!ltuk  mengolah
data 
kualitatif 
yang 
penerapannya 
dititikberatkan  
pada
proses
perencanaa.n
(PT.
Astra
International, 
Thk,
2001, 
p
53}.
Seven
Management
Tools     
diperlukan
untuk:
1) 
Pendekatan 
pemecahan
masalah 
dengan
data
kualitatif  melalui
wawancara,
diskusi,
brainstorming,
dan
lain sebagainya
2) 
Pendekatan 
pemecah.an
masalah 
melalui 
perasaan 
(karena 
sudah
berpengalaman)
dan
logika
3) 
Menampung 
kebutuhan
metode
pemecahan
masalah
dalam 
rangka
menwjang Total Quality Control
(TQC)
Seven
Management
Tools
ini
terdiri
dari:
1) 
Affinity
Diagrarn
2) 
Tree
Diagram
3) 
Prioritization
.IJatrix
  
53
4) 
Interrelationship  Diagram
5) 
Process
Decision
Program
Chart
6)  lvfatrix Data
Analysis
7) 
Arrow Diagram
2.4.4,1 
Affinity
Diagram
Affinity 
Diagram 
digunakan  
untuk 
mengumpulkan   dan 
membentuk  
ide-ide
tertentu 
dalam
upaya
membentuk 
w
of thinking 
yang
bam.
Selain 
itu,
dapat  juga
digunakan  
untuk   mengorganisir  
tim 
perencanaan  
dan  
untuk 
komuoilmsi  
yang
menyeluruh
dalam
kebijakan 
manajernen
(PT.
A.stra lntematicnal, Tbk,
2001,
p
53).
Langkah-lan.gkah
mernbuat
affmity 
diagram
(Basic
Tools
for Process
Improvement,
PP 5-6):
I)
Menyeleksi
tema
permasalahan
yang
akan
dibahas
atau
diselesaikan
2) 
1\f
ngumpulkan  data
kualitatif
dengan. menggunakan  metode
brainstorming
(generate
ideas)
3) 
Menampilkan 
data-data
lrual.itatif tersebut
pada
kartu
(satu
ide
terdapat
pada
satukartu)
4) 
Mengelompokkan   atau 
mengklasi:fikasika.:ide-ide 
yang 
ada 
berdasarkan
hubungan
keterkaitani!ya
5)  Membuat nama
kelompok
k:art-tt-kartu
bam
yang
telah
diklasifikasikan
6) 
Menggambar
diagram
ald-.tir
  
54
:t4.41.2 Tree
Dillgr&m
Metode 
tree 
diagram  
diguna.\mn Ulltuk menganalisis  dan
menggambark!lll
sistematika
suatu
pennasalahan
dalam
r!lllgka. mencapai
tujuan tertentu
(PT.
Astra
fu.ternational, Tbk, 2001,
p
54). Langkah-langkah rnembuat
tree diagram:
1)  Menentuk!lll tujldln akhir yang hendak dieapai
2) 
Gunakan 
affinity 
diagram 
untuk  mena.rik kesimpu!an  dari  tujuan  akhlr
tersebut
3)  Pecah ide;
ide
yang ada menjadi sub-ide dari tujuan
akhlr
4)  Peeah
lagi
menjadi bagian-bagian yang
lebih spesifik, seperti perencanaan
untuk mencapai tujuan
aki'.ir tersebut
2.4A.3 
l'riaritization
Matrix
Matriks
prioritas
(
ini
dig.makan
untuk mengtrrulkru"l masalah berdasarkan iingkat kepentingannya. Dengan
matriks ini,
diliarapkan permasaia.l-jan
utama
dapat
diselesaikan
terlebih
dahulu
sehingga
merrmdahkan
penyelesaian
masalah
berikut'lya.
Langkah-langkah
membuat
matriks
prioritas:
1) 
Gunakan
brainstorming
untuk
mengumpulkan 
masalah 
(bisa   ;uga
berdasarka.."l hasil dari affinity
diagram)
2) 
Isikan
ke
dalam matriks prioritas
3)  Pada kolom perta.Jna, tulis masalah-masalah yang akan diselesaikan
  
X''
,
.•,."""I
Jl'i
\
Jl. UtaL
.L V L@
55
4) 
Pada 
kolom 
kedua 
h1'1gga
seterusnya, 
tuliskan 
tingkat 
pri01itas
penyelesaiannya
5) 
Jumlahkan
semua
angka
yang
terdapat 
pada
matriks
dan
lihat
pennasalah.an
ma.'la ·yang 
memiliki 
nilai  total  terbesar. 
Penrdlsalahan 
tersebutlah 
ya.'lg
akan
diselesaikan
(
diprioritaska11)
terlebih
dahulu.
"
-.
Gambar
2.7 Matriks Prioritas
:.t4A.4 
mter:re!.ationshlp
Dilllgram
Interrelationship 
diagram
digunakan
lli'1tuk
memahami
keterkaitan
antara
sebab­
akibat
dan
antar
sebab
dan
antar
alabat, 
serta untuk
mencari 
penyebab
yang
paling
dominan. 
LangkM-langka.lJ. menyusun  
interrelationship  
diagram  
(PT. 
Astra
Irrtematiorral, Thk, 2001,
p
53):
1) 
Lakuka.'l
brainstorming   
terbadap 
masalah  
yang  akan
dibahas  
(pokok
masalah  
pada 
qffinity 
diagram 
dapat 
digunakan   sebagai  
masala.'l
pada
diagram
ini)
  
  
56
2)  Analisis
keterkaitan antar sebab
dan
antar akibatnya
3)   Ana!isis
keterkaita.n antar
sebab
dengan
sebab
yang
lain
4)  Gambarkan dalam bentuk
diagram hubungan
dan
tanda panah
5)   Cari
pokok-pokok
panting
dan
tentukan
penyebab
teroanyak
2.4.4.5 
Process Decision
:Progrmm Chart
Reneana implementasi
untuk mencapai
ta.rget (tujuan)
tidak  terbatas
pada
perkembangan perkiraan semula,
tetapi 
rencana
cam pemecahan.nya 
sering
tidak
terduga.
Menghada.pi masalah. dcmikian, maka PDPC memberikan
bimbingan
ke
arah
suatu hasil
yang
sedapat
mung.ldn
sesuai denga11yang
diliarapkan
sebelumnya 
sejalan
dengan perkembangan situasi problema. Langkah-langkah melakukan PDPC (PT.
Astra International, Thk, 200l,
p
57):
l)
Menentukan kondisi awal
dan
sasamu
yang
ingin
dicapai
2)   Menghubungkan  
semua
kondisi 
yang 
berpengaruh terhadap
pencapaian
sasard.ll
3)  Menempatkan kondisi
yang tidak mempengarnhi pencapaian sasamu
4)  Menyusun
pena:nggulal'tgan
dan
pencegahan
2.4.4.6 
M.!!trix
Data
Afl;dysis
Metode analisis data matriks menatrl
dengan meneliti hubtmgan antara unsur­
U\1SilT
di dalam
diagram
matriks,
dengan
catrltan apabila hubungan-hubungan tersebut
  
57
dapat
dijadikan
s11atu
bilangan 
yang
tetap
(nu.'TI.erikal).
Metode       
digunakan 
untuk
meringkas 
seluruh v-a.riabel 
yang
be..rpengaruh 
di 
dalam 
diagram matriks
menjadi
beberapa
variabel
yang
inti.
Langkah-langkah 
melakukan 
a.nalisis
matriks 
data
(PT.
l\..s::ra
International,
Tbk,
2001,
p
1)
Tentukan 
2
obyek
yang
akan
diulror
beserta  variabel-variabel
yang
mengikutinya
2) 
Masukkan
obyek
dan
variabel
ke
dalam
suatumz.triks
3) 
Gambarkan 
secara
numerik  (dengan  menggunakan  bilangan 
tetap)
sebagai
penilaian
terhadap 
hubungan
antara
variabel-variabel
yang
ada
pada
obyek
pertama
dan
kedua
4) 
Tentukan   dua 
komponen   utama 
yang 
diambil 
dati 
k:umpulan
variabel­
variabe!obyek 
pertama
yang
mempuityai
kemiripan
tujuan
5) 
Buat
grafik
(X
dan
Y),
dimana
komponen  utama
pertama
sebagai
sumbu
x
dan
komponen
utama
kedua
sebagai sumbu
Y
Plot 
data 
ke 
dalam 
grafik 
sehingga 
terlihat 
jelas 
posisi 
(mapping) 
tiap
variabel
di
dalam grafik
 
Arrow Diagram
Dengan
menggunakan 
arrow diagram,
maka 
renca.na dapat 
disusun
terperinci
dan
cem:at
ser.a
dapat
mempermudab
peninjauan
ulang
terhadap
proyek
yang
sedang
dililksanakan. 
Selain 
itu, 
antisipasi 
langkah-langkab
perubahan 
dapat 
diseswtikan
  
58
dengan 
kondisi 
perusahaan 
yang  ada  (PT. Astra  International, 
Tbk, 
2001, 
p  58).
Langkah-langkah
oenyusun arrow diag!llm:
1) 
Tentukan 
tugas  atau 
proyek  yang 
akan
diselesaikan 
dalam 
jangka waktu
terten.tu
2)  Jabarkan
proyek tersebut
Ire dalam
sub-sub 
ak:tivitas
3) 
Gambarkan 
jalur  aktivitas 
yang
dapat
dilakuka.n sesuai 
dengan 
urutannya
dan
pekerjaan
yang mendahuluinya
4) 
Berikan
pengukuran
waktu
untuk
penyelesaian
dari
ak.-ti·1ritas yang dilakukan
5) 
Tentuka,"'ljalur kritis
da.ri
proyek
2.4.5  Feramala.!k
Kegiatan 
untuk
memperkiraka.'l
apa
yang
teljadi 
pada
masa
yang 
akan
datang
dikena!   dengan   apa  
ya.11g  
disebut  
dengan  
peramalan  
(forecasting).  
Perama!an
diperlukan  
untuk 
;:nenetapkan 
kapan 
suatu   peristiwa  
akan
texjadi 
atau  
t:imbul,
seJ'!ingga tindakan yang
tepat
dapat
dilaku..\an 
(WLa!cridakis  da.'1 Wheelright,
1999,
p
14).
Tujuan
dari
peramalan
dalam
dunia
illdustri
adalah:
1)  Penjadwa!an
sumber  
daya  
yang  
tersedia  
Input   yang 
penting  
untuk
penjadwa!Jm  ada!a.rama!an 
tingkat   permintaan   untuk
produk,   bahan,
tenaga
kelja,
finansial
atau
jasa
layanan.
  
59
2) 
Penyedia
sumber
daya
tambahan 
Lead
time
untuk
memperoleh  bahan
baku,
meneri::na
peke:rjaan
barn,
atau
membeli
mesin
dan peralatan
dapat
berkisar
beberapa 
hari 
sampai  beberapa 
tahun 
Perama!an 
diperlukan 
un!uk
menentukan
kebutuhan
sumber
daya
di masa
datang.
3
j  
Pennin.taan
sumber 
daya
yang 
diingiukan
Setiap  organisasi
menentukan
sumber
daya
y
'lg ingin
dimiliki
dalam
jangka
panjang.
Berdasarkan
sifatnya,
maka
peramalan
dapat
dibedakan
atas
dua
macam
yaitu:
1) 
Perama!an
k'..
alitatif, ada!ah
peramalan
yang
didasarkan 
atas
data
kualitatif
pada
masa
lalu. Peramalan
secam
kualitatif
ini
didasarkan 
atas
hasil
penyelidikan 
seperti 
Delphi, S-curve,
aualogis 
dan
penelitian
bentllk
atau
didasarkan
atas ciri-ciri nonnatif seperti
decision
trees.
2) 
Peramalan    kuantitatif,
adalah  
peramalan  
yang 
didasarkan 
atas  
data
kuantitatif 
pada  masa
la!u.
Peramalan 
kuantitatif 
hanya 
dapat 
digunakan
apabila
terdapat
tiga lrondisi sebagai
berilu.i::
(1) Adanya infonnasi tentang
keadasn
yang lain.
(2)
lnfonnasi
tersebut
dapat
dikwm.tifika.sikan
dalam
bentuk
data.
(3)
Dapat
diasumsikan  bahvva
pcla
yang
la!u
akan
berkelanjutan
pada.
masa
yang
akan
datang_
Sal l-t satu
metode
yang
digunakan
pada peramalan
adalab
metode 
smoothing
(pemulusan).
Metode
pemulusan
ini
digunakan
untuk mengurangi
ketidakteraturan
rnusiman
dari
data
yang
lalu
dengan
membuat
rata-rata
tertimbang
dari
sederetan
data
  
  
60
sebelumnya.  
Ketepatan  
dari  
peramalan  
denga.'l 
metode  
ini 
akan   didapat 
pada
peramalan
jangka
pendek,
sedangkan
untuk
peramalan
jangka
panjang
sangat
kurang
kek"'Jlatromya.
Metode i<'li  biasanya digunaka.Vl
untuk
perencanaan
dan
pengendalian
produlr.si 
dan persediaan,
perencanaan 
keuntungan
dan 
perencanaan 
lrellllllgannya
lainnya.
Dasar 
pemikinm 
da.ri
pemulusan 
eksponensial 
linear 
dari 
Brown 
menurut
Makridakis 
(1999, 
pll2)
adalah
rata-rata 
bergerak 
linear.
Persamaan 
yang
dipakai
dalam
implementasi
pemulusan
cksponensial
linear satu
parameter
dari
Brown
ditunjukkan
pada
rumus
berikut
ini:
Inisialisasi awal:
S'¹ 
=
S"
1
=
Xr
S', =
a.Xi+(l-a)S't-I
S",
=
a.S't+
(1-a)S",
a,=
2.5',-S",
=
  
!!_(S' -S" 
)
t
1
-a
t
f
  
61
2.4.5.2 
l?emu!llSan
Eksponensial
dari
Hoit
Metode pemul= eksponensia! linear dari Holt da.lam primipnya sama denga.'l
Bro>vn  (Makridakis,
1999, p
115)
kecuali
bahvv-a 
Holt tidak
menggunakan
rumus
pemulusan berganda secara
langsung, sehingga
metode Holt
memuluskan
nihri trend
denga1< parameter yang
berbeda Carl
parameter yang
digu.'!J.akan pada deret yang
asli.
Ramalan
da.rf pemuiUSilll  eksponensia! linear
Holt didapat
dengan menggtmakan dua
konstanta pemulusa.'l (dengan
nilai antara 0
dan
1)
dan
tiga
persamaan.
Rumus .Peramala.rJ dengan metode
Holt:
lnisia!isasi awa!:
S1
=
X1
S, =aX,
+(1-a)(Su-rl+b(,-ll)
b,
=
r( s,
-
s(r-!))
+
(1-
r
)b<t-l)