62
walaupun basil total rating rata-rata rnereka tidak terla!u besar perbedaannya, responden
yang
pernah
menu!is iagu
rap
kemungkinan
menilai
kata-kata
tersebut
lebih
kasar
daripada mereka yang belum pemah
menulis lagu rap (c.f 3.3.4.2).
Jika
dilihat
dari
hasil
penelitian
ini,
bisa
disimpulkan
bahwa
para
penyanyi
rap
telah
sukses
dalam
membangun
hubungan
yang
dekat
dengan para
penggemarnya.
Walaupun
lirik
lagu
mereka
banyak
mengandung
kata-kata
vulgar,
para
penggemar
musik
jenis
ini
tidak
terlalu
mempersoalkan
hal
tersebut.
Dalam
bahasa
Inggris
yang
baku,
kata-kata tersebut
dinyatakan
kasar,
tetapi
para
responden
penelitian
ini
menganggapnya hanya sedikit kasar.
Fakta
ini
membuktikan
bahwa
para
penyanyi rap
mungkin
ingin
membangun
kedekatan dengan
penggemamya
melalui
kata-kata
yang
umumnya
dianggap
kasar
tersebut
Seperti
yang
dikatakan
oleh
Holmes
(2001:
2),
seseorang
dapat
mengatakan
kata
yang
bermakna denotasi
kasar
ta11pa
menyinggung
lawan
bicaranya
jika
hubungan
mereka
telah
cul-up
dekat.
Jad;,
dengan
kata-kata
vulgar
tersebut,
ada
kemungkinan
penyanyi
rap
ir.gin
membuat
interaksinya
dengan
para
penggemar
lebih
dekat.
Para
nenggernarnya
pun
sepeninya
menyadari
hal
ini
dan
tida.l;:
terlalu
mera.sa
tersinggung
oleh
pemakaian kata-kata tersebut (c.f. 3.3.53).
Bahasa
yang tidak baku dalam
lirik-lirik
lagu
rap juga
bisa digunakan
oleh
para
penyanyinya untuk
menyampaikan
solidaritas
dan
kedekatan
kepada
para
penggernamya. Menurut
Akmajian eta!.
(1998: 271),
gaya
bahasa
informal
digunakan
dalam situasi dimana
komunikasi
berja!an intim dan santai. Kata-kata
slang
seperti
ass,
bitch, jiick, fucking,
dan
shit
membuat
lirik
lagu
rap
menjadi
tidak
formal.
Dengan
begitu.
penyanyi-penyanyi
tersebut
bisa
mengurangi
situasi
formal dan kesenjangan
|