Home Start Back Next End
  
55
leluhur, pemujaan terhadap alam semesta dan perayaan untuk memohon dan
memanjatkan    rasa    syukur    atas    kemakmuran    dan    keselamatan    pada    yang
diyakini.  Upacara
pemujaan
leluhur
ini
dilakukan
dengan
menitikberatkan
pada
segala
kekuatan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa.
Pemujaan
leluhur
merupakan
bagian
dari sistem keyakinan
orang
Jepang
yang
salah
satu
wujud
konkritnya
adalah
upacara urabon
atau
lebih
dikenal
sebagai obon.
Tradisi obon masuk ke Jepang seiring dengan masuknya agama Budha ke Jepang. Smith
(
1974:16
), mengemukakan
bahwa
upacara
ini
masuk
ke
Jepang
pada
abad
ketujuh
melalui
Cina
dan
Korea.
Ketika
mulai
menyebar
di
Jepang, bentuk
upacara
ini
sudah
merupakan
hasil
sinkretisme
dari
budaya -
budaya
yang
dilewatinya.
Sehingga
ketika
sampai di Jepang didalamnya telah terkandung unsur -
unsur Hindu, Buddha, Taoisme,
Confusianisme  ditambah  dengan  akulturasi  kepercayaan  agama  Shinto.  Ada  banyak
versi
tentang
asal
-
usul
upacara obon,
namun
cerita
tentang
Mokuren
lah
yang
satu
-
satunya  diterima sebagai asal - usul upacara obon.
Urabon
ataupun
obon 
berasal
dari
istilah
di
dalam bahasa
sansekerta
yaitu
avalambana
yang
berubah
laval
menjadi ullambana.
Istilah
pemujaan
leluhur
dalam
bahasa  Jepang  disebut  sosen suhai.    Secara  harafiah  sosen dapat  diartikan  sebagai
leluhur dan sosen suhai
ini berarti
memuja
leluhur. 
Pada perkembangannya selanjutnya
upacara obon
ini kemudian memegang peranan penting sebagai salah satu upacara yang
paling spiritual bagi tiap tiap masyarakat
Jepang
untuk
melakukan
pemujaan
terhadap
leluhur mereka yang telah meninggal.
Obon
merupakan
bagian
dari
matsuri. Obon
matsuri 
merupakan
ekspresi
dari
ajaran 
Shinto. 
Hal 
tersebut 
dapat 
kita 
lihat 
dari 
berbagai 
sesajian 
yang 
mereka
persiapkan
dan
ritual
-
ritual
yang
ada
dalam
upacara
obon.
Dalam
sesajian
mereka
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter