66
Bab 5
Ringkasan
Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju
namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya
unsur-unsur asing
atau
yang
lebih
dikenal
dengan
politik
sakoku dari
tahun
1639-1854.
Selama
Jepang
menjalankan
politik sakoku, bukan
berarti
Jepang
sama
sekali
tidak
melakukan
kontak
dengan negara luar. Saat itu hanya Belanda negara Eropa satu-satunya yang
diperbolehkan untuk melakukan hubungan dagang dengan Jepang,
itupun mereka
hanya
diizinkan untuk
mendaratkan sebuah kapal setiap tahunnya. Selama menjalankan politik
sakoku,
peradaban
Jepang
tertinggal
jauh
dengan peradaban
dari
negara
barat.
Itu
sebabnya Jepang terpaksa membuka negaranya kembali setelah menjalankan politik
sakoku selama kurang lebih dua ratus tahun. Jepang terpaksa membuka negaranya
kembali setelah Angkatan Laut Amerika Serikat
yang dipimpin oleh Commodore
Matthew
Calbraith
Perry
memaksa
Jepang untuk
membuka
negaranya
kembali
untuk
alasan perdagangan.
Meskipun awalnya Jepang bersikeras
tidak
membuka
negaranya
untuk
Amerika, namun Shogun Tokugawa terpaksa membuka Jepang setelah merasakan bahwa
Jepang sudah tertinggal jauh dengan
negara-negara
Barat dalam hal
teknologi dan ilmu
pengetahuan.
Setelah
terjadinya
inflasi
besar
akibat
mata
uang
asing
yang
masuk
ke
|
67
Jepang dan berbagai pemberontakan didalam negeri,
Pemerintahan Tokugawa akhirnya
jatuh dan digantikan dengan pemerintahan baru yang disebut dengan Restorasi Meiji atau
Pemerintahan Meiji dengan pusat pemerintahan yang pada zaman Tokugawa berada di
Kyoto dipindahkan ke Edo (Tokyo). Menurut The Columbia Encyclopaedia, Sixth
Edition (2006), Restorasi Meiji adalah sebuah istilah yang digunakan untuk merujuk pada
dua peristiwa penting pada tahun 1868 di Jepang. Pertama adalah peristiwa tumbangnya
keshogunan Tokugawa dan dikembalikannya kekuasaan di Jepang kepada Kaisar. Kedua,
istilah Restorasi Meiji juga digunakan
untuk merujuk pada sebuah zaman atau periode
dimana terjadi berbagai revolusi dan perubahan di Jepang selama Kaisar Meiji berkuasa
(1868-1912).
Pada tahun 1868, Kaisar Meiji mengumumkan rencana politik pemerintahan
baru
yang dikenal dengan
lima pasal dekrit.
Didalam lima pengumuman
resmi tersebut
kaisar mengadakan tukar menukar pendapat untuk mengembangkan pembangunan politik
dan ekonomi dan kemudian Jepang menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa mereka
akan membangun negaranya dengan menuntut ilmu pengetahuan.
Pemerintahan
Meiji
segera
merombak
sistem feodal
yang
selama
ini
dipertahankan
dan
melakukan
berbagai
reformasi
di
bidang
administrasi
negara,
ekonomi,
sosial,
hukum,
militer, dan
pendidikan
yang
sangat
mengubah
masyarakat
Jepang
saat
itu.
Semua reformasi
tersebut dijalankan dengan berdasarkan pada sebuah
slogan, yaitu Fukoku Kyohei (Perkaya negara, bangun militer yang kuat). Diantara semua
reformasi
tersebut,
reformasi
dibidang
pendidikanlah
yang
paling digalakkan oleh
pemerintahan Meiji. Pemerintahan Meiji mengadopsi berbagai kebijakan dari barat untuk
membentuk sebuah masyarakat Jepang
yang
maju dan
modern. Oleh karena
itu banyak
|
68
pemuda yang dikirim ke Eropa dan Amerika Serikat untuk mempelajari ilmu
pengetahuan dan teknologi barat oleh Pemerintah Meiji.
Di tengah reformasi tersebut muncul banyak pemikir-pemikir dibidang
pendidikan
yang
turut berpartisipasi
untuk
membentuk sebuah
sistem pendidikan
yang
lebih maju dan modern dari sebelumnya. Salah seorang pemikir paling terkenal dalam
sejarah Jepang yang berperan besar dalam mengembangkan sistem pendidikan Jepang di
zaman Meiji adalah Fukuzawa Yukichi.
Ketika Jepang memperbarui hubungan mereka dengan negara-negara Barat di
zaman Meiji, Fukuzawa Yukichi (1835-1901) mengabdikan dirinya pada negara sebagai
salah seorang tokoh yang memperkenalkan budaya barat di Jepang. Dia adalah seorang
penulis dan guru yang sangat efektif dalam usahanya menyebarkan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan baru. Selain menjadi penulis dan guru, ia juga mendirikan sebuah sekolah
bernama Keio Gijuku yang nantinya akan berkembang menjadi salah satu universitas
swasta paling terkemuka di Jepang yaitu Universitas Keio. Selain itu ia juga menerbitkan
koran
bernama Jijishimpo
dalam
usahanya
menyebarkan
kebudayaan
barat
dan
modernisasi dalam
masyarakat Jepang.
Yang mendasari semua
usaha Fukuzawa diatas
adalah kepercayaannya yang sangat mendalam terhadap konsep kemerdekaan dan
kebebasan yang sangat
melekat dalam dirinya didukung oleh berbagai pandangan baru
yang ia temukan dalam filosofi barat.
Fukuzawa
mempunyai
sebuah
ambisi,
yaitu ia
ingin
menjadikan
Jepang
sebagai sebuah negara yang bebas dan independen didunia. Ambisi Fukuzawa bukanlah
tanpa alasan. Ia menyadari akan karakter yang agresif dari bangsa-bangsa barat yang saat
itu menguasai ilmu pengetahuan yang jauh lebih tinggi dari Jepang dan berencana untuk
|
69
memperluas pengaruh politiknya diseluruh dunia. Ia merasa sebuah modernisasi harus
segera dilaksanakan. Menurutnya, bangsa Jepang harus dididik agar dapat berpikir secara
sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan dan dapat berdiri diatas kaki sendiri.
Pemerintahan
Meiji
memang
berhasil
dalam memutuskan
berbagai
kebijakannya
mengenai
modernisasi
sistem pendidikan,
namun
tidak
semua
langkah
sukses
yang
dilakukan oleh Pemerintah
Meiji
dianggap
sebuah
kesuksesan oleh
Fukuzawa
Yukichi.
Dengan
kata
lain,
dalam hal
modernisasi
sistem pendidikan,
Fukuzawa memiliki pandangan yang berbeda dengan Pemerintah Meiji saat itu, terutama
dalam hal pendidikan moral. Menurut Nakayama (1985;xiii) tertulis :
Rapid
modernization
was
vital
to
Japan
in
those
years.
This
all
thinking
people agreed upon. The government provided the most active and effective
leadership in the movement, but its policy was liable to fall into standardized
propagation of knowledge and technique, as seen in the uniform elementary
school
system
throughout
the
country
with standardized textbooks for all
children regardless of background. Moral education, too, was often
standardized. In contrast, there were many attempts among the people to
organize private schools and some cities
organized municipal educational
systems. But a large percentage of these were forced to close or were
absorbed into the all-powerful national system. The national policy proved
very successful, but not always success in the sense of Fukuzawas ideal.
Artinya:
Modernisasi berkelanjutan disegala bidang memang sangat vital bagi Jepang
pada saat itu. Semua orang memang sepaham dengan hal tersebut. Langkah-
langkah kepemimpinan yang diambil oleh pemerintah saat itu memang sangat
efektif,
namun kebijakan pemerintah nampaknya cenderung terlalu
menyamaratakan penyebaran pendidikan dan ilmu pengetahuan seperti yang
dapat terlihat dalam sistem sekolah dasar diseluruh negeri yang seragam dan
penggunaan buku teks yang disamakan untuk semua anak tanpa
mempertimbangkan
latar
belakang
setiap
anak.
Dilain
pihak
memang
terdapat beberapa usaha dari orang-orang untuk mendirikan sekolah swasta
dan membentuk sistem-sistem pendidikan
yang diatur oleh daerah. Tetapi,
sebagian
besar
dari
mereka
terpaksa ditutup atau tetap saja tersedot oleh
kebijakan
nasional
yang
terlalu
kuat.
Kebijakan
nasional memang terbukti
sangat berhasil, namun tidak selalu demikian dalam pandangan Fukuzawa.
|
70
Penulis
tertarik
untuk meneliti
tentang
peran
Fukuzawa
Yukichi
dalam
modernisasi Jepang zaman Meiji karena penulis ingin mengetahui sebanyak mungkin
usaha yang pernah dilakukan oleh Fukuzawa dalam memodernisasikan pendidikan pada
zaman Meiji sehingga sistem pendidikan Jepang dapat berkembang sedemikian majunya
seperti sekarang ini.
Permasalahan yang akan dibahas oleh penulis adalah peran Fukuzawa Yukichi
dalam modernisasi pendidikan di Jepang pada zaman Meiji.
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah karena penulis ingin
menjelaskan
mengenai
peran
Fukuzawa
Yukichi
dalam modernisasi
pendidikan
Jepang
pada zaman Meiji.
Pertama penulis menjelaskan terlebih dahulu kondisi pendidikan Jepang pada
zaman
Meiji
yang
menyebabkan Fukuzawa
berpikir akan perlunya sebuah modernisasi
dengan cara mengadopsi kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari negara-negara Barat.
Setelah itu penulis menjelaskan sekilas tentang latar belakang Fukuzawa
Yukichi yang turut membentuk pemikiran dan pandangan-pandangan Fukuzawa kearah
pembelajaran ilmu pengetahuan barat.
Penulis juga menjelaskan tentang hasil karya Fukuzawa berupa karya-karya
tulis dan pidato-pidato yang penulis anggap berhubungan dengan pendidikan Jepang pada
zaman
Meiji. Selain itu penulis
juga
menjelaskan
tentang
usaha
Fukuzawa
mendirikan
Keio Gijuku sebagai universitas swasta pertama yang didirikan di Jepang.
Setelah
melakukan penelitian penulis
berhasil
menjelaskan
mengenai peran
Fukuzawa Yukichi dalam modernisasi pendidikan Jepang pada zaman Meiji.
|
71
Peran Fukuzawa Yukichi dalam memodernisasi pendidikan Jepang pada
zaman Meiji antara lain adalah dengan menerbitkan buku-buku berisi tentang kebudayaan
dan ilmu pengetahuan di Barat dan pandangan-pandangannya
mengenai
pendidikan
Jepang
yang
dapat berguna
secara
praktis
dan pragmatik bagi
kemajuan
individu dan
kemajuan negara Jepang. Berbagai buku yang telah ia tulis digunakan sebagai buku teks
dalam kegiatan pengajaran di sekolah-sekolah dasar pada zaman Meiji.
Selain itu dengan merumuskan sebuah urutan sistematik (seisoku
??
),
Fukuzawa juga
turut berperan penting dalam
mendesain kurikulum pendidikan
modern
Jepang seperti layaknya pendidikan Jepang zaman sekarang ini.
Usahanya
yang
lain
antara lain
dengan
mendirikan
Keio
Gijuku
sebagai
universitas swasta paling pertama di Jepang. Keio Gijuku pada nantinya akan
berkembang
menjadi
salah
satu
universitas elit di Jepang
yang terkenal
akan
lulusan-
lulusannya yang sangat berkualitas dan profesional sebagai pemimpin dibidang ekonomi
dan
sosial
yaitu Universitas
Keio. Baik
Keio Gijuku maupun
Universitas
Keio
telah
mendapat pengakuan dari masyarakat sebagai satu-satunya universitas swasta yang dapat
mengungguli Universitas Kekaisaran Tokyo atau Universitas Tokyo yang menjadi
unggulan pertama dalam dunia pendidikan tinggi di Jepang baik di zaman Meiji maupun
di zaman sekarang.
|