Home Start Back Next End
  
62
adalah
metode
Deskriptif
Analitis
yang dilakukan dengan cara penulis langsung
mengamati tiga haiku yang dimaksud untuk dapat menjelaskan analisis hubungan antara
ikon – ikon pada kigo dengan  kata – kata atau frase tiap larik dalam haiku tersebut.
Dalam analisis
ini, penulis
menggunakan teori semantik, teori analisis medan makna,
teori
semiotik,
teori
haiku,
konsep
musim gugur
dan
teori
pengkajian
puisi
sebagai
landasan teori untuk mendukung analisis data.
Hasil
analisis
pada haiku
pertama
setelah
dianalisis dengan
medan
makna,
tiap
kata
dalam tiap
larik berhubungan erat dengan
musim
gugur.
Menurut Barnhill
(2004
:
271),
interpretan
dalam haiku
pertama
ini
terdapat
pada
kata
inazuma
yang
dikonotasikan
dengan ketidakabadian. Hal tersebut tidak ada hubungannya sama
sekali dengan
denotatum musim gugur
yang
menjadi
denotatum bagi
kata
kata
dalam
analisis
pada
tiap kata atau frase tiap larik dalam haiku dan merupakan makna tersembunyi.
Lalu,
pada analisis
haiku kedua
pada
skripsi
ini,
setelah
dianalisis
dengan
medan
makna, tiap kata dan
frase dalam tiap
larik
juga berhubungan erat dengan
musim gugur.
Menurut
Barnhill (2004
: 177),
interpretan dalam haiku kedua
ini
terdapat pada
frase aki
no kaze yang dikonotasikan dengan kesepian. Hal tersebut tidak ada hubungannya sama
sekali dengan denotatum
musim gugur
yang
menjadi denotatum bagi kata – kata dalam
analisis
pada
tiap
kata
atau
frase
tiap
larik
dalam haiku
dan
merupakan
makna
tersembunyi.
Kemudian,
pada
analisis
haiku ketiga
pada
skripsi
ini,
setelah
dianalisis
dengan
medan
makna, tiap kata dan
frase dalam tiap
larik juga berhubungan erat dengan
musim
gugur.
Menurut
Barnhill
(2004
:
210),
interpretan
dalam haiku
ketiga
ini
terdapat
pada
kata   sado  yang   dikonotasikan   dengan   kesedihan.   Hal   tersebut   juga   tidak   ada
hubungannya sama sekali dengan denotatum musim gugur yang menjadi denotatum bagi
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter