144
BAB V
KONSEP
V.1
Konsep Lingkungan
Secara
keseluruhan
konsep
lingkungan
dan
bangunan
pada
bangunan Mal
dan Apartemen akan menerapkan tema Arsitektur Nusantara yang dicirikan melalui
penerapan unsur-unsur Arsitektur Tropis yang menunjukkan identitas Indonesia.
Proses analisis tapak menghasilkan orientasi bangunan ke arah utara dan
selatan dengan pertimbangan faktor radiasi matahari sebagai prioritas mengingat
bangunan apartemen yang akan dibangun akan menggunakan penghawaan alami
sehingga faktor iklim dan penciptaan iklim mikro menjadi sangat penting.
Gubahan
massa
bangunan
terdiri
dari 1 massa dengan 2 fungsi yaitu
bangunan  mal  dan  apartemen.  Bentuk  massa  bangunan  apartemen  dibagi  dua
dengan orientasi utara selatan untuk menghasilkan bentukan massa yang tipis
sehingga mempermudah pencahayaan dan pengudaraan alami. Faktor pertimbangan
lainnya adalah bentuk memanjang lebih efisien sehingga dapat memuat jumlah unit
kamar
yang
lebih banyak. Sirkulasi
antar
unit
kamar
merupakan sirkulasi double
loaded sehingga untuk menarik angin bangunan diberi bolong/rongga untuk
menciptakan
ventilasi
silang
dalam bangunan.
Kedua
massa
dihubungkan
dengan
core berupa lift yang diletakkan di tengah untuk efisiensi lahan bangunan.
  
145
UNIT
KAMAR
U
CORE
MAL
UNIT
KAMAR
SIRKULASI
DOUBLE
LOADED
LUBANG
UDARA
Gambar 5.1 Bentuk gubahan massa
Penempatan gubahan massa pada
tapak memiliki dua konsep. Untuk
bangunan
mal perletakan massa
mengikuti alur sirkulasi sehingga
letak bangunan
berada di tengah-tengah tapak akibat sirkulasi
yang
mengelilingi
tapak sedangkan
untuk bangunan apartemen mengikuti orientasi utara-selatan.
Mal-diletakkan
di tengah tapak
Apartemen-orientasi
Utara-Selatan
APAR
TEMEN-
PRIVAT
MAL-
PUBLIK
APAR
TEMEN-
PRIVAT
Sirkulasi mengelilingi
bangunan
U
Gambar 5.2 Penempatan gubahan massa pada tapak
  
146
U
Zoning tapak terdiri dari 3 bagian:
1.   Area publik
Area
publik
terdiri
dari
bangunan
mal.
Area
depan
dan
belakang
tapak diberi penghijauan seperti konsep serambi depan dan serambi
belakang pada rumah tradisional Indonesia.
2.   Area privat
Area privat adalah bangunan apartemen
3.   Area service
Area service diletakkan di belakang tapak.
IN-PARKIR
MALL
SERVICE
SERAMBI BELAKANG
OUT
IN-PARKIR
APARTEMEN
APAR
TEMEN-
PRIVAT
MAL-
PUBLIK
APAR
TEMEN-
PRIVAT
CROSS
SERAMBI DEPAN –
IN
MAL
APARTEMEN
SERVICE
PEJALAN KAKI
Gambar 5.3 Tata ruang luar, orientasi dan sirkulasi dalam tapak
  
147
Zoning
tapak
menghasilkan
sirkulasi
dalam tapak.
Sirkulasi
tapak
dibagi menjadi 3 yaitu sirkulasi pejalan kaki, kendaraan dan service.
Sirkulasi 
pejalan 
kaki 
melalui 
area 
tapak 
yang 
dekat 
dengan 
halte
sedangkan  sirkulasi 
kendaraan  dipecah 
menjadi 
yaitu 
sirkulasi
pengunjung
mal,sirkulasi penghuni
apartemen dan sirkulasi
service.
Letak
pintu
masuk
dan
sirkulasi kendaraan bersilangan
dengan
sirkulasi
pejalan
kaki sehingga diperlukan solusi perancangan untuk memecahkan masalah
tersebut.
V.2
Konsep Bangunan
V.2.1   Entrance Bangunan
ENTRANCE
SEMIBASEMENT
SERVICE
ENTRANCE
MAL UNTUK
PEJALAN
KAKI
Perbedaan
pola lantai
DROP-OFF
MALL
OUT
APAR
TEMEN-
PRIVAT
MAL-
PUBLIK
APAR
TEMEN-
PRIVAT
ENTRANCE
BASEMENT
ENTRANCE
MAL UNTUK
PEJALAN
KAKI
Perbedaan
pola lantai
IN
MAL
APARTEMEN
SERVICE
PEJALAN KAKI
Gambar 5.4 Konsep ent®ance bangunan
  
148
Pada analisis lingkungan ditemukan permasalahan sirkulasi pejalan
kaki dan kendaraan yang saling bersilangan. Untuk mengatasi hal tersebut
maka perlu diadakan perbedaan antara sirkulasi manusia dan kendaraan,
salah satunya adalah dengan membuat perbedaan pola lantai
V.2.2   Zoning Bangunan
Pada bangunan apartemen, area fasilitas ditempatkan di bagian
podium
yang terdiri dari swimming pool, fitness center, laundry, penitipan
anak, playground, dan poliklinik.
LAUNDRY
PLAY
GROUND
PENI
TIPAN
ANAK
CORE
PENGE
LOLA
APT
UNIT
KAMAR
PENUN
JANG
SWIMMING
POOL
SWIMMING
POOL
R.KO
MUNAL
UNIT
KAMAR
FITNESS
CENTER
Gambar 5.5
Zoning bangunan apartemen-lantai podium
3
BDR
1, 2
BDR
3
BDR
1, 2
1, 2
BDR
CORE   
BDR
3
BDR
1, 2
BDR
3
BDR
Gambar 5.6  Zoning lantai tipikal bangunan apartemen
  
149
Zoning
unit
kamar
menggunakan
filosofis denah
rumah tradisional
Indonesia.
Teras
Serambi
belakang
Pem
bantu
Kamar
Kamar
KM
Dapur
R.Makan-
R.Keluarga
Serambi
depan
Foyer
R.Tamu
Gambar 5.7 Zoning unit kamar apartemen
Pada bangunan mal, zoning massa dibagi menjadi 4 bagian yaitu area
penerima,
area
retail, anchor
tenant,
dan
pengelola.
Area
mall
tersebar
dalam
2
lapis
bangunan
di
mana
pada
lantai
pertama
terdiri
dari
anchor
tenantas  seperti  department  store  dan  minimarket.  Lantai  dua  dijadikan
sebagai area makanan untuk foodcourt dan restoran.
SERVICE
ENTRANCE
ANCHOR
TENANT
SERVICE
SERVICE
CORE
ANCHOR
TENANT
RETAILS
ATRIUM
RETAILS
ENTRANCE
MALL 2
ANCHOR
TENANT
ANCHOR
TENANT
ENTRANCE
MALL 1
Gambar 5.8 Zoning bangunan mal lantai 1
  
150
S
SERVICE
MARKETING
APT
CORE
RESTORAN
FOODCOURT
VOID
RESTORAN
FOODCOURT
Gambar 5.9 Zoning bangunan mal lantai 2
Core
Apartemen 10 lantai
Mal 2 lantai
Lt Podium
Lt 12
Lt 11
Lt 10
Lt 9
Lt 8
Lt 7
Lt 6
Lt 5
Lt 4
Lt 3
Lt 2
Lt 1
emi Basement
Parkir Mal
Basement 1
Basement 2
Basement 3
Parkir
Apartemen
Skema 5.1  Zoning vertikal bangunan
  
151
V.2.3   Kebutuhan ruang
Berdasarkan  analisis  yang  dilakukan,  bangunan  apartemen  terdiri
dari 3 tipe yaitu
-
1 Bedroom (31,6 m2
)
-
86 unit
-
2 Bedrooms (55,5 m²) - 72 unit
-
3 Bedrooms (75,8 m²) - 67 unit.
Luas bangunan total adalah 26.000 m² 
dan terdiri dari bangunan
apartemen dengan luas 13.400,02 m² dan mal dengan luas 12.599,8 m²
.
Jumlah unit kamar per lantai adalah 24 unit.
Luas podium untuk fasilitas apartemen adalah 2.859,91 m²
dan
fasilitas
yang
disediakan
adalah swimming pool, fitness center
,children
playground, laundry, dan penitipan anak.
Total 
parkir 
dalam 
untuk 
apartemen 
adalah 
292 
unit 
dengan
basement sebanyak 3 lantai dan parkir bangunan mal dengan kapasitas 147
unit.
V.2.4 
Hubungan, Organisasi dan Sirkulasi Bangunan
APAR
TEMEN
APAR
TEMEN
MAL
Skema 5.2 Bangunan mal dan apartemen terdiri dari satu massa
bangunan yang berhubungan pada lantai podium
  
152
Pada bangunan mal dan apartemen terdapat ruang-ruang yang
berulang,
mirip
dalam hal
ukuran,
bentuk
dan
fungsi
seperti
ruang-ruang
retail dan unit-unit kamar apartemen. Karakter ruang tersebut mencirikan
suatu organisasi ruang linier yaitu
organisasi ruang yang terdiri dari
sederetan ruang dan biasanya menunjukkan
suatu
arah,
menggambarkan
gerak,  pemekaran  dan  pertumbuhan.  Ruang-ruang  unit  apartemen  diikat
oleh ruang komunal di antaranya sedangkan ruang retails diikat oleh anchor
tenant. Bangunan apartemen
memiliki sirkulasi double
loaded
sedangkan
bangunan mal memiliki pola sirkulasi linier.
SERVICE
ANCHOR
TENANT
SER
VICE
CORE
SER
VICE
ANCHOR
TENANT
Gambar 5.10 Sirkulasi double loaded
pada bangunan apartemen
RETAILS
ATRIUM
RETAILS
ENTRANCE
MALL 2
ANCHOR
TENANT
ANCHOR
TENANT
ENTRANCE MALL 1
Gambar 5.11 Sirkulasi linier pada bangunan mal
V.2.5   Sistem dan Modul Struktur Bangunan
Sistem struktur
bangunan
apartemen
akan
menggunakan
sistem
struktur rangka sedangkan pada bangunan
mal
akan
menggunakan
sistem
struktur portal. Kontruksi yang digunakan adalah konstruksi beton.Pondasi
yang akan digunakan adalah pondasi tiang pancang.
  
153
Penentuan
modul
struktur
berhubungan
dengan
modul
parkir pada
lantai basement. Modul parkir untuk 1 mobil adalah 2.3 m x 5 m.
80
230
500
780
500
690
780
Gambar 5.12
Modul struktur bangunan, 7,8 m x 7,8 m
V.2.6   Material dan Fasad Bangunan
Material yang akan digunakan pada bangunan adalah material yang
umum digunakan pada rumah tradisional Indonesia untuk mendukung
konsep
Arsitektur
Nusantara
pada bangunan.
Material-material
ini
akan
diterapkan pada dinding eksterior dan interior, lantai dan plafon bangunan.
Untuk mendapatkan nuansa tropis tanpa menguras sumber daya alam
kita
maka
digunankan
material-material
alternatif
yang nantinya
akan
ditempeli dengan motif-motif bernuansa kayu dan batu alam. Material lantai
akan  menggunakan  material  lantai vinyl bermotif  kayu.  Material  dinding
menggunakan 
bata 
ringan 
hebel 
dan 
material 
plafond 
menggunakan
gypsum.
  
154
Penampilan bangunan akan menggabungkan unsur arsitektur tropis
dengan ciri-ciri khas Nusantara. Penerapan Arsitektur Nusantara dilakukan
pada sistem rumah panggung, serambi-serambi, tritisan yang lebar, adanya
ruang-ruang komunal dan interaksi yang erat dengan alam pada bangunan.
Salah satu ciri khas budaya Indonesia yang akan diadaptasi pada
bangunan mal dan apartemen yang akan dibangun adalah bentuk Candi
Bentar yang merupakan bangunan gapura melambangkan simbol dari “Bad
Spirit” dan “Good Spirit” yang berarti siapapun yang ingin memasuki Pura
ini harus menanggalkan / mengesampingkan sifat-sifat yang tidak baik dan
hanya boleh membawa serta sifat-sifat yang baik dalam pikirannya. Dengan
filosofi
ini
diharapkan
bahwa
bangunan
mal
dan
apartemen
ini
nantinya
bisa menjadi simbol kebaikan bagi para penghuninya.
.
Gambar 5.13 Penerapan konsep Candi Bentar pada bentuk bangunan mal
dan apartemen.
V.2.7   Utilitas Bangunan
  
155
Konsep utilitas bangunan mal dan apartemen adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1 Konsep utilitas bangunan
No.
Utilitas
Keterangan
1
Air bersih
Air bersih akan diperoleh dari PDAM.
Sistem pasokan
air
bersih
akan
menggunakan
sistem pasokan
ke
bawah
(down feed). Total kebutuhan air bersih =
337.141,5 liter
2
Air kotor
Air 
kotor 
yang  dihasilkan 
oleh 
suatu
bangunan  ditampung  dalam  septic  tank
dalam unit pengolahan limbah (SPT).
Jumlah
septic
tank
yang
dibutuhkan
adalah 2 buah dengan volume septic tank
=
32 m³ dan ukuran septic tank = 2,5 x 7
x
2,1 m.
Volume SPT Total = 418,19 m³
3
Lift
Jumlah   lift   pada   bangunan   apartemen
adalah 3 lift penumpang dengan kapasitas
12 orang dan 1 lift barang.
4
Eskalator
Jenis   eskalator   yang   akan   digunakan
adalah
eskalator dengan tata
letak
sejajar
sehingga pengunjung diarahkan untuk
mengitari semua retail terlebih dahulu.
5
Tata udara
Luasan ruang AHU = 40,9 m²
Pasokan air untuk menara pendingin =
0,05 liter
Sistem tata udara yang digunakan adalah
indirect cooling dan sistem zona ganda.
6
Listrik
Kebutuhan daya listrik total =
2.759,89 kW
Kebutuhan  daya 
listrik  untuk  keadaan
darurat (genset) = 689,97 kW
  
156
7
Instalasi telepon
Dari Telkom Æ MDF (Main Distribution
Frame)
Æ  DC
(Distribution
Cable)
Æ
JB (Junction Box) Æ Pesawat telepon
8
Tata Suara
Sistem         tata         suara         biasanya
diintergrasikan
dengan
sistem tanda
bahaya, sehingga bila terjadi kondisi
darurat (kebakaran), sistem tanda bahaya
mendapatkan prioritas sinyal dari sistem
tata suara untuk membunyikan tanda
bahaya  atau  program
panduan  evakuasi
ke seluruh bangunan.
9
Proteksi kebakaran
Jumlah hidran = 65
unit dengan Volume
air Hidran = 780.000 liter.
Jumlah 
sprinkler  =  1.040 
unit 
dengan
Volume air sprinkler = 561.600 liter.
Total
volume air
kebakaran =
1.341.600
liter
10
Sistem
tanda
bahaya
(alarm system)
  
157
11
Sistem penangkal petir
Sistem Faraday
12
Sampah
Sistem    
pembuangan    
sampah     pada
bangunan  apartemen  adalah  melalui
lubang  penyaluran  sampah  di  tiap
lantainya dan masuk ke area service pada
tapak. Sampah ini akan diangkut setiap
harinya oleh kendaraan service yang
nantinya akan dibawa ke TPS terdekat.