68
Bab 5
Ringkasan
Bahasa adalah alat komunikasi yang didalamnya terdapat kata dan pada setiap
kata terdapat makna-nya masing-masing. Kata-kata yang tersusun menjadi suatu
kalimat atau satu kata yang dihubungkan dengan kata lain akan membentuk makna
yang berbeda dari asalnya. Bahasa digunakan untuk menyampaikan isi pikiran atau
perasaan seseorang. Melalui lagu, yang liriknya ditulis dengan bahasa, perasaan dan
pikiran disampaikan dengan lantunan music.
Lirik lagu sangat dekat dengan puisi dimana bahasa puisi dapat dikategorikan
sebagai karya sastra karena kata-kata dalam sebuah teks puisi berkaitan dengan
pengalaman batin penulisnya.
Kata-kata tersebut bisa memiliki makna yang
denotatid maupun juga konotatif. Oleh karena itu tidak selalu makna sebuah puisi
atau lirik lagu dapat dimengerti tanpa mempelajari latar belakang pembuatannya.
Penulis menjadi tertarik untuk menganalisis lirik lagu dikarenakan makna
sebenarnya sering kali tersembunyi atau tampil secara implisit. Penulis tertarik untuk
mengeluarkan makna dan juga esensi utama dari sebuah lagu. Penulis memilih lagu
Gekkouka yang kemudian akan penulis cari makna dan esensinya dengan
menggunakan konsep mono no aware.
Penulis memilih mono no aware setelah membaca sedikit definisinya yang
mengatakan semua karya seni literatur Jepang adalah aware
yang biasa diartikan
sebagai kesedihan, namun sebenarnya yang dimaksud adalah perasaan yang tergerak
oleh suatu benda atau peristiwa. Alasan penulis memilih Gekkouka sebagai korpus
  
69
data adalah karena lagu ini karena Yasu, penulis lagu ini, pernah mengatakan bahwa
tema lagu ini adalah “kehidupan”. Tema tersebut, menurut Yasu mencakup banyak
hal seperti kesedihan, kehilangan, dan juga kematian. Oleh karena itu, menurut
penulis, lagu ini memiliki unsur dari mono no aware.
Sebagai landasan teori untuk penelitian ini, penulis menggunakan teori Sintaksis
yang akan digunakan untuk mencari makna denotatif dari setiap kalimat pada lagu.
Kemudian penulis akan menjabarkan konsep mono no aware karya Motoori
Norinaga, dan juga beberapa peneliti lainnya yang mengekspansi teori mono no
aware seperti Mark Meli dan juga Haruo Shirane. Setelah menjabarkan konsep mono
no aware oleh para ahli penulis menarik simpulan unsur apa saja yang terdapat
dalam konsep mono no aware yaitu “Kesedihan”, “ketidakkekalan”, “keindahan”,
“kematian”, “kagum” dan lainnya. 
Bagian dari lirik yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah seluruh bait dari
lagu Gekkouka.
Penulis pertama-tama akan menganalisis setiap kalimat secara
sintaksis untuk menemukan makna denotatif dan juga menentukan subjek implisit.
Setelah selesai dianalisis secara sintaksis, penulis akan menganalisis seluruh bait
menggunakan teori dari konsep mono no aware.
Selain dengan konsep mono no aware, penulis akan menganalisis konteks pada
setiap kalimat menggunakan teori pendukung yang berhubungan dengan kata atau
kalimat tertentu. Penulis juga akan memasukkan wawancara Yasu pada analisis
untuk memperkuat hubungan makna lagu tersebut dengan konsep mono no aware.
Penulis kemudian melalui setiap kalimat, menentukan bagian manakah yang menjadi
mono dan perasaan apa yang timbul untuk kemudian menghubungkannya dengan
konsep mono no aware.
  
70
Setelah semua kalimat dianalisis, penulis menemukan adanya unsur mono no
aware pada setiap kalimat dalam lagu Gekkouka. Ini membuktikan bahwa benar
adanya kalau karya seni literatur Jepang mengandung mono no aware sebagai esensi
utama dan yang paling mendasar.