110
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1
Bentukan Dasar Bangunan
Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara
acak, bentukan  ruang yang kotak menghemat dalam segi efisiensi ruang didalamnya
terutama dalam membentuk suatu elemen hunian dan sekolah. 
Gambar 5.1.1Bentukan Dasar Bangunan
Dengan memanfaatkan efisiensi pemakain ruang dalam bangunan maka fungsi
ruang luar dalam dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk penghijauan, untuk
menghilangkan kesan monoton dan bangunan yang melorong panjang bila dilihat dari
luar maka bangunan yang dibentuk dari bentuk kotak disebar acak berdasarkan sumbu
fungsinya masing-masing.
5.2
Pembagian area Fungsi Ruang
Berdasarkan analisa gubahan massa berdasarkan areanya maka pada bab ini
akan digabungkan dengan berbagai konsep desain dan salah satu konsep yang sangat
kental dengan kegiatan mahasiswa adalah saling bersosialisasi, berdasarkan analisa
gubahan massa, menghasilkan pusat kegiatan mahasiswa diletakan di depan bangunan
  
111
dan dijadikan
vokal
poin utama dari luar, berikut adalah contoh konsep yang akan
deterapkan pada bagian tersebut
Gambar 5.2.1 Konsep bangunan kegiatan mahasiswa
Pada komponen bangunan warna ungu merupakan jalur koneksi keatas
mahasiswa langsung ke lantai 2, pembedaan jalur tersebut bermaksud untuk
membedakan jalur staff atau dosen yang pintu masuknya berada dilantai 1 sehingga
pada potongan gambar area ini merupakan area pusat kegiatan mahasiswa. Tangga-
tangga disusun tinggi ke atas menggambarkan mahasiswa muda yang bergerak dengan
dinamika keatas layaknya jenjang pendidikan dari rendah menjadi tinggi, tangga-tangga
ini pun dapat menjadi pusat kegiatan mahasiswa untuk berdiskusi, duduk-duduk,
ataupun untuk pameran.
Gambar 5.2.2 Contoh konsep sosialisasi pada tangga
Sumber : google
Setelah melalui tangga tersebut, mahasiswa akan melewati area warna merah
yang merupakan fungsi pusat kegiatan ruang bersifat kemahasiswaan seperti kegiatan
himpunan, ruang mahasiswa (student center), dan lain-lain.
Pada area warna hijau merupakan perpustakaan, perpustakaan dibuat tinggi jauh
dari jalan untuk menghindari kebisingan dari jalan ataupun fungsi kegiatan mahasiswa
dibagian bawah, peletakan kaca besar disertai kisi-kisi vertikal merupakan
  
112
penanggulangan sinar cahaya matahari barat sekaligus ini memberikan kesan megah
dari luar bangunan. Tidak hanya luar ruangan, bagian dalam ruangpun dirancang
dengan memanfaakan cahaya yang masuk dan dari kisi-kisi tersebut dapat menimbulkan
permainan bayangan yang menarik kedalam bangunan, contohnya sebagai berikut
Gambar 5.2.3 Suasana dalam ruang perpustakaan
Sumber : google
Setelah melalui tangga tersebut, mahasiswa akan melewati area warna merah
yang merupakan fungsi pusat kegiatan ruang bersifat kemahasiswaan seperti kegiatan
himpunan, ruang mahasiswa (student center), dan lain-lain.
Bila bergeser sedikit kearah selatan
(warna biru muda) pada gambar 5.2.5
terdapat massa bangunan yang merupakan drop off kendaraan menuju bangunan internal
sekolah seperti ruang admisi, ruang informasi, ruang mahasiswa, ruang dosen dan lain-
lain. Fungsi bangunan tersebut diletakan di lantai dasar agar untuk mempermudah staf
ke dalam bangunan tampa harus memutar-mutar, berikut adalah ilustrasinya
Gambar 5.2.4 Konsep bangunan kantor, hall, dan ramp
  
113
Area warna hijau merupakan hall serba guna yang dapat dijadikan tempat
diskusi, kuliah umum, seminar dalam jumlah besar. rata-rata ruangan bersifat tidak
tertutup dengan tidak mendominasi bidang vertikal dengan komponen-komponen yang
massive sehingga udara alami tetap dapat berjalan dengan baik. Pada area kuning
merupakan penambahan elemen bentang lebar diatas hall sehingga bangunan sekolah
arsitektur ini menjadi suatu pusat pembelajaran yang komplek dengan menerapkannya
langsung ke dalam bangunan, contohnya bila
mahasiswa ingin melihat bagaimana
konstruksi bentang lebar diterapkan pada bangunan maka mereka dapat berjalan keluar
kelas dan melihatnya langsung, dan contoh mata kuliah lainnya dapat diterapkan
langsung misalnya interior, perencanaa tapak, dan lain-lain.
Pada gambar 5.2.5, area yang ditandai warna ungu merupakan jalur ramp yang
menghubungkan tiap lantainya dimaksudkan untuk menggantikan lift barang dan dapat
dijadikan jalur sirkulasi mahasiswa yang unik dibanding tangga yang monoton, tetapi
dengan melalui
ramp mahasiswa dapat berjalan santai sambil bersosialisasi dengan
mahasiswa lainnya.
Gambar 5.2.5 Konsep transfer level sekolah dan asrama
Pada gambar 5.2.6, area yang ditandai warna ungu dibuat seperti jembatan
konektor antara fasilitas sekolah dan kelas untuk belajar yang dibawahnya terdapat
kantin (biru muda) dan lobby asrama. Kantin difungsi layaknya area penghubung antara
sekolah dan asrama, dapat dijadikan area makan, area komunal, dan bersosialisasi. Dari
lobby asrama yang ditandai warna coklat, fungsi penunjang asrama dan unit hunian
diletakan dilantai 4 tepatnya diatas fungsi kelas, dimaksudkan dengan efisiensi lahan
yang lahan sisanya dapt dijadikan lahan hijau.
  
114
5.3
Konsep Sirkulasi
Jalan utama kendaraan masuk melalui jalan Letnan Seopono, jalan akses sekolah
dan asrama dijadikan 1 akses kendaraan agar
mengurangi habisnya lahan pada tapak
akibat sirkulasi kendaraan karena jalurnya membutuhkan pengerasan. Meminimalisir
jalur sirkulasi dan menambah jalur pedestrian merupakan salah satu pendukung gerakan
bangunan hijau di Jakarta. 
Gambar 5.3.1 Jalur Sirkulasi Utama Kendaraan area sekolah
Gambar 5.3.1 merupakan gambar ilustrasi mobil masuk ke dalam tapak hingga
titik pencapaian di bagian area sekolah, titik merah merupakan sirkulasi kendaraan
masuk ke tapak, drop off, dan parkir di basement. Sedangkan, titik biru merupakan
sirkulasi kendaraan keluar, titik area keluar pun disediakan 2 yaitu keluar menuju Jalan
Letnan Soepono atau Jalan Permata Hijau sehingga tidak terjadi penumpukan saat
keluar kendaraan.
Gambar 5.3.2 Jalur Sirkulasi Utama Kendaraan area asrama
  
115
Gambar 5.3.2 merupakan gambar ilustrasi mobil masuk dan keluar
guna fungsi
asrama, titik warna merah merupakan ilustrasi kendaraan masuk ke dalam tapak yang
merupakan jalur masuk yang sama dengan sekolah, drop off di area asrama, dan
kemudian menuju basement untuk parkir. Titik biru merupakan ilustrasi kendaraan yang
keluar dimulai dari basement lalu, ke arah drop off asrama dan akhirnya keluar ke Jalan
Letnan Soepono, namun tidak menutup kemungkinan keluar pula ke arah Jalan Permata
Hijau.
Gambar 5.3.3 Jalur Sirkulasi Service
Gambar 5.3.3 menjukan letak jalur service yang diletakan disisi sebaliknya dari
entrance utama kendaraan, pemisahan area service untuk mencegah kesemerawutan
kendaraan dalam tapak, jalur service diakses melalui Jalan Kalimaya. Begitu pula
motor, juga melalui Jalan Kalimaya.
5.4
Konsep Pencahayaan Pada Bangunan
Setiap massa modul kotak pada bangunan yang memiliki bentangan cukup lebar
dirancang memiliki  bukaan void diatasnya untuk pemasukan cahaya ke dalam
bangunan sehingga pencahayaan dalam bangunan lebih maksimal karena akan dirasa
kurang bila sumber hanya dimasukan melalui sisi-sisi bangunan terutama pada bagian
bermassa gemuk.
  
116
Gambar 5.4.1. Ilustrasi bukaan atas bangunan
Pada gambar 5.4.1, Void pada bangunan ditandai dengan warna biru dan untuk
warna merah merupakan massa bangunan bentang lebar untuk memberikan kesan
keberagaman dalam menerapkan macam-macam bukaan dari atas.
Untuk pengaturan cahaya akan diatur besarnya bukaan dipadukan dengan
besarnya jarak rongga modul secondary skin pada fasade depan jendela, penggunaan
kulit pada bangunan dimaksudkan untuk memberikan variasi dalam menahan sinar
cahaya matahari selain menggunakan kanopi. Material kulit pun menggunakan
perforated sheet, perforated sheet adalah material yang berongga sehingga cahaya tetap
dapat masuk sebagian namun sepintas terlihat solid.
Gambar 5.4.2. Contoh pervorated sheet
Pada bagian asrama tidak dimungkinkan menggunakan skin pada bidang
jendelanya dikarenakan dapat mengganggu visualisasi pengguna ruang ke luar, namun
sisi terlebar bangunan asrama menghadap arah timur dan barat. Untuk mengatasi cahaya
matahari dari barat dan timur maka perletakan ruang unit diacak antara unit single dan
unit double, untuk unit single akan terlindungi oleh unit double yang lebih menjorok
  
117
kedepan dan untuk unit double akan dilindungi oleh elemen kotak untuk difungsikan
sebagain kanopi.
Besarnya bukaan diatur berdasarkan hasil penelitian besarnya bukaan yang
diulas pada bab sebelumnya. Contohnya, sisi bangunan yang menghadap timur dengan
ketinggian 3 lantai menggunakan koefisien persenan bukaan terhadap dinding misal
30% sehingga dalam penerapan ke dinding bangunan asrama dan sekolah ini akan
menggunakan koefisien tersebut dan menjadikannya sebagai acuan dalam mendesain
bukaan bangunan, kemudian setelah bukaan pada bangunan diberikan maka akan
dilakukan penyesuaian kembali menggunakan software ecotect, hal ini dikarenakan
asumsi bentukan massa juga mempengaruhi penyebaran pencahayaan dalam
bangunannya.
5.5
Gambaran Suasana Gubahan Massa
Berikut adalah gambaran suasana tapak dengan gubahan bangunannya bila
dilihat dari sudut mata manusia terbaik.
Gambar 5.5.1. Suasana Tapak dengan Gubahan Massa