BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan
V.1.1 Peraturan pada tapak
Lokasi Tapak
: Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur
Luas Lahan
: 18.751,5 m2
KDB
: 40 %
Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 40% x 18.751,5 m² = 7500,6 m²
KLB
: 4,5
Luas total bangunan yang boleh dibangun : 4,5 x 18.751,5 m² = 84.381,75 m²
Ketinggian Maksimum : 32 lantai
KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
= 40%
KLB (Koefisien Lantai Bangunan)
= 4,5
GSB (Garis Sempadan Bangunan)
= Utara Tapak
14 meter
= TimurTapak
10 meter
=  Selatan, Barat Tapak
6 meter
Jumlah lantai yang diizinkan
= maksimal 32 lantai
Peruntukan Lahan : WSN, lahan diperuntukan untuk wisma susun
Lokasi Lahan
Gambar 5.1 RUTRK Tapak
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa dalam tugas akhir ini, diidentifikasi ada tiga
jenis sifat kegiatan, yaitu :
U
  
Hunian (privat)
Berupa unit apartemen kelas atas dengan 3 tipe unit.
  
Fasilitas Penunjang (semi privat)
Ruang-ruang penunjang seperti poliklinik, kolam renang, fitness
,spa, fasilitas
Outdoor sebagai fasilitas penunjang bagi apartemen.
  
Ruang Komunal (publik)
Yang termasuk dalam kategori ini adalah tempat-tempat yang berfungsi sebagai
area sosialisasi antar penghuni maupun secara luas dengan pengunjung lain. Yakni
tersedianya lounge, dan arena jogging dan bike track.
Ruang-ruang tersebut tersusun dan terdistribusi ke dalam suatu skema organisasi
ruang secara umum dengan berdasarkan penggunaan akses pencapaian yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5.2 Skema Organisasi Ruang Secara Umum
Ruang-ruang tersebut akan disusun dengan pola sirkulasi linear untuk hunian
dan bercabang untuk ruang-ruang publik seperti lobby.
Gambar 5.3 Pola Sirkulasi
  
Linear
Bercabang
V.2 Konsep Perancangan Berdasarkan Aspek Lingkungan
V.2.1 Topik dan Tema
Topik pada proyek ini adalah arsitektur berkelanjutan atau sustainable
architecture, dimana tema yang diambil yaitu perancangan bangunan dengan pendekatan
efisiensi energi. 
Prinsip perancangan arsitektur hemat energi dilihat dari parameter desain
arsitektur adalah sebagai berikut: 
-
Bangunan responsif terhadap iklim. 
-
Perlindungan terhadap matahari 
-
Ventilasi silang 
-
Konsumsi energi rendah  
V.2.2 Penentuan Sirkulasi Dalam Tapak
Gambar 5.4 Penentuan Pintu Masuk dan Keluar
Yang perlu ditinjau dalam menentukan sirkulasi didalam tapak yakni adalah
mengenai penentuan pintu keluar dan masuk (jalur akses). Pada bab sebelumnya telah
dibahas mengenai analisis sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki. Dua analisis inilah
U
Untuk memudahkan pencapaian kedalam tapak dari arah Kelapa Gading,
Pulomas dan Cempaka Mas, dan Pintu keluar untuk yang akan mengarah ke
Kelapa Gading, Pulomas ( Dengan memutar arah di arah Kelapa Gading),
juga ke Bekasi.
Campaka Mas
Pulomas
Bekasi
Kelapa Gading
IN/OUT
IN/OUT
Untuk memudahkan pencapaian kedalam tapak dari arah
Bekasi, dan pintu keluar untuk mengarah langsung ke
Cempaka mas dan Bekasi
Entrence menjauhi area
macet dan padat
diperempatan
  
yang menjadi inti dari penentuan sirkulasi disalam tapak. Jalur akses ini harus ditempatkan
ditempat yang mudah terlihat dan mudah terjangkau. Perletakkan jalur akses ini juga harus
tepat, seperti pada tempat yang tidak mengganggu arus lalu lintas jalan. 
Setelah menentukan jalur-jalur akses, maka berikutnya adalah menentukan jalur
di dalam tapak itu sendiri. Jalur diusahakan dibuat sesederhana mungkin untuk menghindari
kebingungan, dan juga diusahakan tidak ada crossing antara sirkulasi yang ada.
Gambar 5.5 Penentuan Sirkulasi Dalam Tapak
Tidak banyak terdapat sirkulasi kendaraan diatas tapak karena semua parkir
kendaraan difokuskan pada basement untuk mengurangi pengerasan pada tapak dan
mendukung konsep efisiensi energy. Jadi hanya disediakan jalur untuk drop off
di sekitar
bangunan fungsi.
V.2.3 Tata Letak dan Orientasi Bangunan
Dalam menentukan tata letak dan orientasi bangunan, maka hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah view, orientasi mahatari, kebisingan, sirkulasi, dan juga angin
(untuk menentukan arah bukaan). Secara sederhana dapat digambarkan dalam diagram
berikut : 
Gambar 5.6 Penentuan Orientasi Massa Bangunan
Campaka Mas
Pulomas
Bekasi
Kelapa Gading
In/out
Basement
In/out
Basement
Jalur merah merupakan jalur
pedestrian
U
Campaka Mas
  
V.2.4 Rencana Site
Setelah menjalankan beberapa analisa dalam pembentukan desain, maka
diperolehlah rencana untuk site seperti berikut :
5.1Tabel Rencana Site
No.
Rencana Site
Penjelasan
1.
Site Plan
Dengan prinsip bangunan hemat energy
dan berkelanjutan, maka selain mensiasati
bentuk bangunan dan bukaan serta façade
bangunan, dengan memaksimalkan ruang
hijau juga dapat mengurangi
resikopemanasan global, maka dari itu,
tapak tetap dipenuhi dengan penghijauan,
dan mengurangi pemakaian pengerasan
seperti pada area parker, karena dari itu
area parkir semua diletakan didalam
basement.
2.
Lt
Pada lantai yang berada di bawah lantai
dasar (site olan) ini terdapat parkiran
basement dan perkantoran sera tanent-
U
Servis
Apartemen
Food station
Bekasi
Kelapa Gading
  
UG
tanent yang disewakan, serta terdapat drop
off utama bagi hunian apartemen,
sedangkan untuk area publiknya terdapat
parkiran baseme serta super market.
Jadi konsep penunjang dari bnagunan ini
adalah bangunan yang duplex. Dimana
terdapat jalanan yang seperti jalanan laying
didalam tapak.
V.2.5
Utilitas Bangunan
Sedangkan untuk sistem utilitas bangunan, dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Penghawaan
Penghawaan alami bisa dengan membuat cross ventilation.Penghawaan
buatan. Penghawaan buatan contohnya adalah dengan menggunakan Air
Conditioner (AC).
2.
Pencahayaan
Pencahayaan pada bangunan pada bangunan terdapat dua macam
pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami
adalah pencahayaan yang didapat dari cahaya matahari. 
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dilakukan dengan
menggunakan lampu. Penggunaan lampu transclucent (lampu TL) menjadi pilihan
utama terutama untuk unit hunian karena cahaya yang dihasilkan nyaman untuk
mata.
3.
Proteksi Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran berfungsi sebagai daerah atau tempat
perlindungan yang di manfaatkan
oleh penghuni gedung apabila terjadi kebakaran
atau situasi darurat.Daerah ini seharusnya mampu bertahan hingga 2 jam. Jarak
radius untuk mencapai tangga darurat adalah 30 meter dan 12 meter dari dead
corridor
(koridor buntu). Proteksi kebakaran ini berupa proteksi aktif contohnya
hidran dan sprinkler.
  
4.
Pengolahan dan pembuangan limbah
Pada jaringan instalasi air akan terdiri dari dua macam yaitu pipa air saluran
air bersih dan pipa air saluran air kotor. Pipa saluran air bersih bersumber dari
PDAM. Sedangkan pipa saluran air kotor berfungsi mengalirkan air kotor atau air
yang sudah dipakai dari ruangan ke tempat pembuangan seperti Septic tank dan lain
lain. Limbah kamar mandi cair disalurkan ke WTP. Di apartemen ini air hujan akan
dimasukkan ke dalam sumur resapan (sesuai peraturan pemerintah PP No.36) untuk
di re-use dan ada juga yang dialirkan ke dalam bak kontrol kemudian disalurkan ke
roil kota.
5.
Instalasi listrik
Instalasi listrik mengambil arus dari PLN. Selain dari PLN dan sistem solar
panel sebagai sumber energy listrik lain, disiapkan pula pembangkit listrik cadangan
berupa generator
atau genset
yang akan dioperasikan apabila PLN mengalami
gangguan. Dan untuk menekan pemakaian listrik berlebih di unit apartemen,
bangunan ini menggunakan Building Automatic System (BAS), sehingga
penggunaan listrik dapat terkontrol ketika penghuni sedang tidak didalam unit
mereka.
6.
Penangkal petir
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem Thomas. 
7.
Pembuangan Sampah. 
Sistem pembuangan sampah dapat dilakukan sistem shaft
dengan pembagian
sampah organik dan non organik.
V.3 Tuntutan Rancangan
Tuntutan dari desain ini adalah menghasilkan rancangan yang dapat memenuhi
kebutuhan para penghuni dan pelaku lainnya, juga mendukung mobilitas kegiatan harian
para masyarakat urban yang menjadi penghuni apartemen ini.
Penerapan konsep efisiensi energi dimaksudkan dapat menjadi jalan keluar untuk
mengatasi penggunaan energi yang berlebih terutama yang dibebabkan bangunan dan
rumah tangga, terlebih lagi bangunan ini ditujukan bagi kaum sosio menengah atas
dimana segala kehidupannya disokong dengan alat-alat berteknologi canggih dan
memerlukan penggunaan energi listrik yang cukup besar.