1
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
5.1
Teknis Buku
5.1.1
Jenis Cover
Untuk cover
buku
menggunakan hard cover yang dilapisi kertas dengan laminating doff
untuk memberikan kesan lembut dan ramah bagi pembacanya.
5.1.2
Ukuran Buku
Untuk cover buku memiliki ukuran 20.5 cm
x 21 cm, sedangkan untuk halaman kertas
memiliki ukuran 20 cm x 20 cm. Cover buku diberi ukuran lebih besar untuk melindungi halaman
dalam agar tidak rusak oleh karena gesekan ataupun benturan.
5.1.3
Penjilidan
Teknik penjilidan buku yang akan digunakan adalah hardcover binding. Dengan teknik
ini, halaman buku tidak mudah lepas, serta bentuk buku terlihat lebih indah dan kokoh oleh karena
penggunaan hardcover.
5.2
Hasil Desain
5.2.1
Desain Cover
Buku cerita rakyat Jawa ini terdiri dari 4
seri yaitu seri Jawa Barat, Jawa Tengah,
Yogyakarta, dan Jawa Timur. Desain cover untuk tiap buku berbeda-beda.
Cover bagian depan
menggunakan ilustrasi dari dalam buku agar pembeli buku mendapat gambaran akan ilustrasi di
dalam buku. Judul bervariasi sesuai dengan daerah asal cerita rakyat yang digunakan.
Untuk desain cover
belakang menggunakan elemen batik yang menjadi khas buku ini,
serta template judul dengan versi warna yang berbeda.
  
2
5.2.1.1 Cover Depan dan Belakang Seri Jawa Tengah
Gambar 5.1
Gambar 5.2
  
3
5.2.1.2 Cover Depan dan Belakang Seri Jawa Barat
Gambar 5.3
Gambar 5.4
  
4
5.2.1.3 Cover Depan dan Belakang Seri Jawa Timur
Gambar 5.5
Gambar 5.6
  
5
5.2.1.4 Cover Depan dan Belakang Seri Yogyakarta
Gambar 5.7
Gambar 5.8
5.2.2
Divider
Setiap buku dilengkapi dengan empat cerita rakyat yang berbeda. Untuk memisahkan
keempat cerita tersebut, diperlukan adanya divider. Divider
menggunakan pola-pola dari motif
batik agar buku ini dapat turut memberikan nilai-nilai budaya Indonesia kepada pembacanya.
  
6
Gambar 5.10
5.2.3
Ilustrasi dan Konten Buku
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir, Penulis hanya diwajibkan untuk menyelesaikan
ilustrasi dan konten untuk buku Jawa Tengah. Sedangkan untuk buku Jawa Timur, Jawa Barat, dan
Jogjakarta, Penulis hanya perlu untuk menyelesaikan cover-covernya.
5.2.3.1
Grid System
Gambar 5.11
Buku ini menggunakan system column grid, dimana tiap halaman terdiri dari satu kolom.
Pada tampilan spread di atas terlihat bahwa disediakan grid berjarak 2 cm dari tiap pinggir
halaman.
  
7
5.2.3.2
Halaman Ilustrasi Jaka Kendhil
Gambar 5.12
Teks pada kalimat langsung menggunakan typeface yang berbeda dengan typeface narasi,
yaitu typeface Claire Hands. Kalimat langsung diberi variasi ukuran dan warna yang berbeda-beda
untuk memberikan penekanan atau untuk membawa alur cerita.
Penomoran halaman hanya digunakan bila tidak menganggu ilustrasi. Jenis typeface yang
digunakan adalah Amatic Sc. 
Gambar 5.13
Pada halaman ini diilustrasikan kondisi Jaka Kendhil yang terlahir sebagai seorang bayi
dengan bentuk kepala yang cacat dan berbentuk seperti kendhil.
  
8
Gambar 5.14
Pada halaman ini digambarkan karakter Mbok Rondho yang sedang mengasuh karakter
Jaka Kendhil yang masih balita.
Gambar 5.15
Pada halaman ini digambarkan suasana pepohonan dekat sungai; tempat dimana karakter
Jaka Kendhil yang telah bertumbuh dewasa melihat sosok karakter Putri Ngapunten yang cantik
jelita, dan jatuh cinta kepadanya.
  
9
Gambar 5.16
Pada halaman ini digambarkan adegan mimpi sang Raja Ngapunten, dimana Putri
Ngapunten menerima kendhil yang jatuh dan berubah.
Gambar 5.17
Pada halaman ini digambarkan kedua mempelai, Jaka Kendhil dan Putri Ngapunten, yang
terlihat bahagia setelah kutukan atas Jaka Kendhil menghilang.
  
10
5.2.3.3 Halaman Ilustrasi Jaka Tarub
Gambar 5.18
Pada halaman ini digambarkan tujuh bidadari bersaudari yang tengah menghabiskan
waktunya bermain di sebuah telaga.
Gambar 5.19
Pada halaman ini digambarkan karakter
Nawang Wulan, si bungsu dari tujuh bidadari,
yang sedang kesulitan mencari selendangnya yang hilang. Digambarkan pula saudari-saudarinya
yang mendesak Nawang Wulan untuk cepat menemukan selendangnya.
  
11
Gambar 5.20
Pada halaman ini digambarkan karakter Jaka Tarub yang datang untuk menolong Nawang
Wulan yang sedang bersedih hati karena ia tak bisa pulang ke khayangan.
Gambar 5.21
Pada halaman ini digambarkan tentang keajaiban Nawang Wulan yang mampu menanak
nasi hanya dengan sebatang padi di dalam periuk.
  
12
Gambar 5.22
Pada halaman ini digambarkan keterkejutan Jaka Tarub saat Nawang Wulan menemukan
selendangnya dan memutuskan untuk kembali ke khayangan.
Gambar 5.23
Pada halaman ini digambarkan adegan Nawang Wulan yang turun ke bumi setiap malam
untuk bertemu dengan anaknya, Nawangsih. Warna yang digunakan lebih gelap untuk
mengilustrasikan suasana malam.
  
13
5.2.3.3
Halaman Ilustrasi Timun Mas
Gambar 5.24
Pada halaman ini digambarkan keterkejutan karakter Mbok Sirni saat menemukan Timun
Mas di dalam sebuah timun raksasa.
Gambar 5.25
Pada halaman ini digambarkan karakterk Raksasa yang hendak mengambil Timun Mas
dari Mbok Sirni. Mbok Sirni terlihat sedang memohon terhadap sang raksasa untuk menunda
keinginannya. Raksasa digambarkan hanya dengan matanya untuk menunjukkan perbandingan
ukuran antara karakter manusia dan raksasa, serta untuk memberikan efek dramatisasi.
  
14
Gambar 5.26
Pada halaman ini digambarkan Timun Mas yang sedang bersembunyi dari kejaran sang
Raksasa di balik hamparan kebun timun yang dihasilkan dari biji timun yang ia sebarkan.
Gambar 5.27
Pada halaman ini digambarkan Timun Mas yang sedang melarikan diri dari kejaran
Raksasa melewati hutan bambu. Raksasa hanya digambarkan dengan kakinya untuk memberikan
pembanding ukuran dan tujuan dramatisasi.
  
15
Gambar 5.28
Pada halaman ini digambarkan Timun Mas yang hampir lolos dari kejaran Raksasa
setelah ia menyebarkan garam dan menciptakan lautan yang bergelombang.
Gambar 5.29
Pada halaman ini digambarkan pertemuan Mbok Sirni dengan
Timun Mas yang telah
berhasil lolos dari kejaran sang Raksasa. Raksasa digambarkan telah kalah oleh hisapan lumpur
dan terlihat tenggelam secara pelan-pelan.
  
16
5.2.3.4
Halaman Ilustrasi Legenda Dewi Sri
Gambar 5.30
Pada halaman ini digambarkan karakter Sadana yang tengah mempersiapkan diri untuk
lari dari rumahnya. Dewi Sri berada di belakangnya dan terlihat khawatir akan hal-hal yang akan
terjadi.
Gambar 5.31
Pada halaman ini terlihat Sadana yang telah dikutuk menjadi seekor burung walet sedang
terbang tanpa tujuan. Sedangkan Dewi Sri dikutuk menjadi seekor ular sawah dan terlihat sedang
bergerak kea rah timur.
  
17
Gambar 5.32
Pada halaman ini digambarkan karakter Kyai Brikhu bersama dengan istrinya yang
tengah mengandung, bersama dengan seekor
ular sawah yang ditakdirkan untuk melindungi bayi
yang dikandung.
Gambar 5.33
Pada halaman ini digambarkan sosok dewi sri yang meninggalkan bentuk ularnya dan
kembali ke sosoknya yang sebenarnya.
  
18
Gambar 5.34
Pada halaman ini digambarkan Dewi Sri yang telah dibebaskan dari kutukan dan
memperoleh bentuk semulanya. Dewi Sri kemudian digambarkan berubah menjadi bidadari dan
pergi meninggalkan bumi menuju khayangan. Bumi ditunjukkan dengan teras sawah untuk
menggambarkan peran Dewi Sri dalam masyarakat Jawa sebagai dewi kesuburan yang membantu
petani dalam menumbuhkan padi.
5.2.4
Halaman Tips Mendongeng
Buku ini diciptakan dengan tujuan untuk membantu orangtua mendekatkan diri dengan
anak-anak mereka melalui dongeng. Karena itu pada halaman awal buku, diberikan tips
mendongeng bagi para orangtua.
Gambar 5.35
  
19
5.2.5
Halaman Aktivitas dan Interaksi
Buku ini tidak hanya mendorong anak-anak untuk membaca, tetapi juga untuk
berinteraksi lewat cerita bersama dengan orangtuanya. Pada setiap akhir cerita disediakan halaman
aktivitasa dan interaksi. Tujuannya adalah agar anak-anak bersama dengan para orangtua
membahas tentang nilai-nilai yang bisa diperoleh dari cerita.
Untuk desainnya, halaman ini menggunakan elemen-elemen batik sebagai ornamen. Latar
belakang halaman menggunakan gradasi warna-warna yang dominan ditemukan pada buku. Pada
tiap halamannya disediakan kolom tempat anak-anak mengisi jawabannya. Kolom jawaban diberi
bentuk yang tidak kaku agar mengena bagi anak-anak.
Gambar 5.36
5.2.6
Bonus CD
Bonus CD akan diletakkan pada bagian dalam dari hard cover belakang buku. CD akan
diisikan dengan versi flash dari isi buku. Tujuannya adalah agar isi cerita dapat dibawa berpergian
tanpa harus beresiko merusak kondisi fisik buku.
5.2.6.1Desain CD
Warna yang digunakan untuk CD adalah gradasi warna yang dominan digunakan
pada buku. Pada desain CD ditambahkan pula elemen batik yang menjadi ciri khas dari
setiap serinya.
  
20
    
Gambar 5.37
Gambar 5.38
  
21
Gambar 5.39
Gambar 5.40
5.2.6.2
Konten Flash Cerita Rakyat
Flash dibuat dengan desain sederhana agar mudah beradaptasi dengan peralatan
elektronik apa saja, serta agar Flash tidak berjalan dengan lambat. Setiap halaman dapat
dibalik layaknya halaman pada media kertas. Kelebihan ini sangatlah cocok bila
digunakan pada peralatan elektronik yang memiliki fitur touchscreen.
  
22
Gambar 5.41
Gambar 5.42
  
23
5.2.7
Bookmark (Selipan Buku)
Untuk tiap serinya akan diberikan sebuah bookmark yang berbeda-beda sesuai dengan
karakter tiap serinya.
Pada bagian depan bookmark dihiasi dengan ornamen batik dan judul dari
buku yang menjadi pasangan dari bookmark ini. Di baliknya diisi dengan ilustrasi yang digunakan
pada cover setiap buku. Bentuk bookmark dibuat menyerupai pita agar terlihat menarik saat
diselipkan di antara halaman-halaman buku.
Gambar 5.43
Gambar 5.44
Gambar 5.45
Gambar 5.46
5.2.8
Insertion Timetable (Jadwal Harian)
Agar buku cerita ini memiliki daya tarik lebih bagi orangtua yang membeli, Penulis
merancang pembuatan timetable/jadwal harian. Timetable ini dapat digunakan oleh orangtua
maupun sang anak untuk mengatur jadwal hariannya.
Terdapat empat jenis timetable yang berbeda, disesuaikan dengan karakter seri buku
pasangannya.
  
24
Gambar 5.47
Gambar 5.48
Gambar 5.49
Gambar 5.50