110
diawali
dengan
pemasangan
bolt
dengan
menggunakan
impact
wrench,
tujuan
dari
penggunaan impact
wrench
ini
adalah
untuk
mempercepat
proses
pengencangan bolt
,
setelah bolt
terpasang
lalu
dilakukan pengencangan dengan
menggunakan
torque
click
untuk
mengencangkan bolt
agar
sesuai
dengan
standarnya. Setelah dikencangkan pada jam jam tertentu yaitu
:
09.00 11.00
13.30
14.30
15.30
akan
dilakukan
sampling
dengan
menggunakan torque
meter, bila
hasilnya
tidak
sesuai standar
maka
bolt akan dikencangkan
bila
terlalu
kendor
dan
di
kencangkan ulang
bila
terlalu
kencang,
dan
dilakukan
pengecekan ke
unit
sebelum
dan
sesudah
sampling
ini.
Data
hasil
dari sampling
ini
akan
dicatat
untuk
pembuatan
SPC,
setelah
ini
ada
proses
inline
inspection
yang
merupakan
proses
pengecekan
apakah
semua
part
telah
terpasang
dengan
benar dan
baik,
untuk pengecekan bolt
hanya diperiksa
apakah sudah
terpasang
dan
untuk
beberapa
bolt
yang
penting
akan
diperiksa
kekencangannya
apakah
sudah
kencang
atau
belum,
jika
kendor
maka
akan
dikencangkan. Sebelum
melalui
finish unit
inspection
unit akan
mengalami
running
test , setelah
itu akan
memasuki pos
finish
unit
untuk
diperiksa secara
keseluruhan termasuk
beberapa
bolt yang dianggap penting sebelum sampai ke tangan konsumen.
5.2.5.2 Identifikasi Failure Mode
Untuk
mengidentifikasi
failure
mode
maka
digunakan
diagram
tulang
ikan
atau
diagram
fish bone,
pada
diagram
ini
yang
menjadi topik permasalahan
adalah proses pengendalian pengencangan bolt yang
masih banyak
menimbulkan
variasi, dengan kata
lain
masih banyak ditemukan adanya bolt dengan kekuatan
torsi
yang berada diluar standar sehingga
nilai
variasinya
semakin besar,
untuk
|