![]() 39
BAB5
HASIL DAN PEMBABASAN DESAIN
5.1Logo/Brand
Logo/Brand
untuk kemasan
Choki
Choki,
merupakan
logotype
yang
dimodifikllsi,
sehingga
lebih
berkesan
fun,
dinamis,
tebih
"anak-anak",
namun
tetap
memiliki tingkat
keterbacaan
yang
jelas.
Logo/Brand
mempakan
modi:!ikasi
dari
logotype
Letraset Eelalt
(EyeWire
Font
Collection).
Logotype
dimodi.fikasi, sehingga
tedihat
lebih
dinamis,
serta
ill1lllat
lebih
gemuk
dan
tidak
bersudut
(ujung
dati
setiap
huruf
cendenmg
membulat),
sehingga
lebih
terasa seperti pasta, yang
mempakan
karakteristik
produk
Choki
Choki.
Wama
yang
dipakai
adalah
laming
dengan
outline
merah
dan
coklat.
Wama
kwling
dipilih
sebagai
corporate
brand,
karena selaln
eyecatching,
serta
berkesan
ceria
dan
dinmnis,
juga dengan
pertimbangan
bahwa
wama
yang
dipakai
tidak
mencerminkan
salah
satu
variant
rasa
tertentu
saja,
melalnkan
hams
dapat
mewakili Choki
Choki
sebagai
suatu
brand
yang
memiliki variasi
|
![]() 40
produk.
Double
outline
(merah
dan
coklat)
dipakai
agar dapat
memberikan
kesan !ebih berdimensi pada brand, sehlngga selain
memilild
readibility
yang
lebih baik, juga agar brand tetap
teriihat
kokoh
dan terbaca
di bidang putih
sekalipun
(Hal
ini
berdasarkan
pertimbangan
bahwa warna
l.'UOing yang
berdiri
sendiri di atas
bidang
putih cenderung terasa
kurang
kokoh
dan
kurang
terbaca, karens nyaris
menyatu dengan background).
5.2
Maskot!Kanalrter
Seperti
yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya,
maskot yang dulu
dipalrni
o!eh
Choki Choki
cenderung
sulit
untuk diidentifikasikan
sebagai suatu
binatang
dati spesies
tertentu. Maka pada
kemasan
Choki
Choki
yang
haru,
Penulis
menampilkan
suatu
maskot dengan
karakier
dan
bentuk yang
!ebih
jelas. Penulis
memilih tupai/
bajing
sebagai
maskot Choki
Choki
yang
bam.
Pertimbangan
Penulis
memilih binatang ini adalah
karena binatang ini adalah
binatang
yang
teriihat lucu,
bersahabat,
namun
juga
akiif
dan
dinamis
(suka
melompat-lompat),
sehlngga sangat cocok sekali
bila diidentifikasikan
sebagai
perwakilan!perwujudan anak-anak
yang
senantiasa aktif
dan cerla.
Pertimbangan
|
![]() 41
lafunya
adalih
karena b:inatrmg
ini, oolmn
banyak
dipakai
sebagai
maskot
makanan
anak-anak
(keouali
pada
salah.
satu
merk
makamm
sereal,Choro
Chips,
yang
memakai
binatang
yang
sama,
oomun
dengatt
bentuk
dan
ekspresi
yang
sarna
sekali
berbeda).
5.3 Kemasan lsi/Stick
Kemasan
isilstick
Choki
Choki
dibuat
sa:ma
sekali
beda
dengan
kemasan
stick
Choki Choki
yang lam<!.
Hal
ioi
dikarenakan,
desain
kemasan
Choki
Choki
yang
ia:ma
nulal!,
yang
paling
mudah
ditiru
dan
dipalsukan oleh para
me too product.
Menlll'Ut
survey
yang
penulis lakukan,
kebanyakan
me
too
product
memakai
desain
kemasan
stick
yang
sarna
persis
dengan
Choki
Choki,
yang
membedakan
banyalah
brand
yang
dioantl.llllkan
dan
ka:rakter/maskot
yang
dipakai.
Berangkat
(jari
hal
semacam
:inilah,
maka
diputuskan
bahwa Choki
Choki
hams
benar-benar
tampil
ooda,
sehlngga
konsumenoya
(attak-anak)
langsnog
tahu
rmma
Choki
Choki
yang
asli
dan
mana
yang
palsu.
Satu-satnoya
elemen
yang
d.ipertahankan
adalah
garis-garis
dua
wama
dibagian
belakang
kemasan,
banya
saja
wa.tna
emasnya
diganti
dengan
wimll'l
kuning,
dan
wama yang
satunya
lagi
|
![]() 42
disesauaikan
dengan
variant
rasanya,
yaitu
merah
untl,Jk
coklat pasta
(agar ada
berumg
merah
dengan
kemasan
yang
.lama),
pink unt1,Jk
strawberi
pasta,
biro
untuk
vanila
pasta
dan
hljau
untuk
mint
pasta.. Hal
ini
sengaja
dilakukan,
agar
selain tetap
ada
bel1ang
merah
dengan
desain
kemasan
yang
lama,
juga
dikarenakan
menurut
survey
lapangan
yang
Penulis
lakukan,
hrunpir semua
me
too product
tidak
memasukan·elemen
ini
pada
desain
kemasan
mereka,
sehlngga
elemen
ini
dapat terus
dipertabarlkan
sellagi identitas bagi
Choki
Choki.
Selain mengubah
layout desain
kemasan,
penulis
juga
membuat
2
desain
kemasan
stick
yang
berbeda
unt\Jk
tiap
bungkus/pack Choki
Choki,
dengan
pertimbangan
agar
selain
terlihat
lebih
menarik
llagi
amk
-anak.,
juga
agar
sulit
untuk
ditiru oleh para
pemhuat
me too product
(yang
umumnya
merupakan
home
industry, yang
produksi
kemasannya
biasanya
dililkukan
dengan
cara
disablol'l,
sehingga tidak dapat
menggunakan terlalu
banyak
warna).
Bent\Jk
dasar
kemasan
tetap
sama
seperti
kemasan
yang
lama
dengan
pertimllangan
karena
kemasan
yang
lama sudah
terasa
cukup
efisien
penggunaan
serta
pendistribusiannya
(hanya
saja ada sedikit
perbedaan
pada
ulruran
dan
|
sistem
penyegelmmya,
yang
lebih
berhubungan
dengan
fungsi
praktis
kemasan).
Akan
tempi
yang
paling
membedaklm
kemasan
yang
huna
dengan
yang bam,
secara
visual
terletak
pada sisi
desain dan
palet wama yang digunakan.
"
Palet
Wama Kemasan
Palet
warna
yang
dipakai
lebih
variatif;
namun
tetap
senada,
sehingga
selain
tetap
dapat
menjaga
benang
merah
dengan
kemasan
produk
yang
lama,
Choki
Choki
juga
dapat
tampil
lebih
fun dan
colorful.
Dengan
pertimbangan
bahwa
anak-anak
cenderung
suka
sesuatu
yang
lebih
colorfol,
dihandingklm
dengan
yang
hanya
memakai
wama-wama
monoton
saja
(seperti
halnya
kemasan
Chold
Choki yang
huna).
Palet
wama
yang
digunalam
dibedakan
dati
masing-masing
varisnt
rasanya,
.untuk
kemasan
coklat
pasta
digunakan
palet
warna
merah,
oranye,
kuning,
dan
kuning orll\llye (agar
tetap
inline dengan
wama
desain kemasan coklat
pasta
yang
huna), dan sebagai variantnya dibuat 3
rasa
lain
(
strawberi, vanila,
dan mint),
dengan desain
dan
palet
wama yang
sintaktik
(seragam)
dengan
coklat
pastanya
Untuk
kemasan
strawberi
pasta
diguuakan
palet
wama
pink
kemerahan,
pink,
kuning,
dan
kwJing
oranye; untuk
kemasan
vanila
pasta
digunalam
palet
wama
bini,
biro
kehljauan,
kuning,
dan
kuning
oranye; serta untuk kemasan
mint
pasta
dignnakan
palet
wama hljau,
hijau
kebiruan,
kuning,
dan
kuning
oranye
(
wama
dasar
kemasan
strawberi
pasta
dipilil1 wru-na
pink,
karena
pada
umurnnya rasa
strnwberi
senantiasa
diasumsikanldiidentikan
dengan
warna
pink
oleh
koru;umeu,
demikian
pula
halnya
dengan
rasa
vanila
yang cenderung
diasnrru;ikan
dengan
wama
biro
dan mint
dengan
wama
hijau).
Wama
kuning
dan
kuning
oranye
43
|
selalu dipakai
daJam
p
kemasan, agar
ada
keseragamana
(kesintaktikan)
daJam
setiap
variant
rnsa
yang
dikeluarklm
oleh
produk Chokl
Choki. Pertimbangan
penulls memilih warna
lruning
sebagai
identitas
visual Chokl Chokl, ada1ah
karena selain
memilikl
intensitas
warna yang
tinggi
(sehingga merangsang
mata
untuk
melihateya), juga
karena
warna
kuning
ada1ah warna
yang
paling
nettal
dan dap:at dengan mud:ah dikombinasikan
dengan tiap variant rasa yang
ada, tanpa harus berbentrokan
dengan
palet
w= dasar tiap.tiap
variant rasa.
"
·Layout Kemasan
Desain
yang
bam
dibuat
dengan
layout
yang lebih dinamis (tidak
lagi
centering),
lebih banyak menggunakan elemen grafis
berupa elemen bidang
bidlmg
lenglrung,
serta dengan peng:aplik:asian
maskot yang berplndah-pind:ah
letaknya
dalrun tiap-tiap variant rasa
yang
berbeda.
Elemen
lengkung
dipakai,
untuk
mernberikan
kesan
lebih dinamis pada
bentuk
dasar
kemasan
yang berupa
"kotak" yang cenderung
memberikan
kesan
statis,
dengan
pertimbangan
anak-anak
biasanya lebih suk:a segala
sesuatu
yang
berkesan jim
dan dinamis.
Pengaplikasian
maakot yang
berpindah-pind:ah
pada
tiap
kemasan variant rasa
yang berbeda,
bertujuan
agar kemasan
tiduk
temsa
membosankan, serta
mendorong
anak-anak
untuk
membeli dan menooba semm
variant rasanya.
Posisi
maskot juga didesain
sedemikian
rupa
agar lebih komunikatit;
dan
menarik
minat
anak-anak untuk
membel.inya.
|
44
|
![]() Penulis
merasa
perlu
memberikan
nuansa
baru
pada
kemasan
Cholri
Choki,
baik
dari
segi
layout
maupun
wama,
selain
agar
Choki
Cholri
dapat
tampil
Iebih
eye
catching
dan
mampu
bersaing
dengan
produk
makanan
anak-anak
Iaiunya,
juga
agar
Cholri
choki
memil.iki suatu
identitas
yang
lebih
kuat,
yang
dapat
membedakannya
dari
para direct
competitornya
yang merupakan
me too product.
Kemasan tipe
ici
dibuat
untuk
dapat
"menampung"
36
batang
stick
Choki
choki,
dimana
kardus
ici
selain
berfungsi
sebagai
box!ka.rdus
nntuk
mengemas,
juga
berfungsi
sebagai
mini
produk display,
terutama
di
warung
ataupun
kantin
sekolah
(yang
umumnya
tidak
memiliki rak khusus untuk
memajang produk).
Fungsi
ici
tercipta,
karena
ada
bagiait tertentu
dari
box
yang dapat
digunting/dirobek,
sehlngga
sebagian
gambar
pada
box
dapat
timbui
(pop
up)
dan
dapat
dijadikan
sebagai elemen display yang cukup
menarik.
Menurut
survey
lapangan
yang
Penulis
lakukan,
temyata
selain Choki
Choki,
banyak
produk
lain
yang
juga
memanfaatkan
fungsi
yang
aama,
sehingga Penulis
meraaa
bahwa
box
kemasan
Choki
Choki
harus
memiliki
kelebihan
lain
yang
dapat
membuatuya tantpil
lebih
unik
dan
menarik
konsumen
untuk
melihat,
mendekat
kemudian
membeli
produknya.
Berdasaikan
hal
ini.lah, maka
Penuiis
45
|
![]() 46
merancang
keiilll£an oox yang
sedemikian
ropsehingga bila
4
buah
oox (baik
dati
variant
rasa
yang
sama
maupun
4
variant
rasa
yang
berbeda)
disusun secam
selang seling (seperti
yang
terlihat
pada
gambar
diatas),
maka
desainnya akan
menyambung dan mem:bentuk sebuah
pelangi
yang utuh.
Penulis
sadar
bahwa
kei!lllSan
oox
isi
36
ini
tidak selalu
dipajang 1 set
(dalam
artian
keempat
variantnya
dipajang
bersama-sama),
untuk
menyiasati
hal
ini,
maka
dibuat
desain
kemasan
yang
dapat
berfungsi
ganda,
dimana
selain
dapat
tampil
"bersambung"
kemasan
juga
tetap
dapat
tampii
independen
munun
tetap
terlihat unik
dan
menarik.
Pada
dasamy
kei!lllSan
Choki
Choki
yang
diproduksi oleh
PT
Mayora
hanya
meliputi
kemasan
stick
(satuan),
kemasao
pack
isi
5
(zack)
dan
kemasan box
isi
36,
akan
tetapi
Penulis
melihat
adanya
peluang
untuk
meningkatkan
penjualan,
dengan
membuat
kemasao
isi 10,
karena
dapat
mendorong
konsumen (anak
anskforang
tuanya)
untuk
menjadi lebih
konsumti£
|
47
Media
kemasan
Choki
Choki
isi
10
sengaja
dibuat
dari
kardus
(yang
dapat
dibuka
dan
ditutup
kembali),
dengan
pertimbangan
bahwa
anak-anak
mungkin
tidak
akan
langsung
menghabiskan
10
sticklbatang
Choki
Choki
sekaligus,
sehingga
kemasannya
l1MUS
dapat
ditutup
kembali dan
berfungsi
sebagru
wadah
untuk
menyimpan stick/batang
Choki Choki
yang
tersisa.
Bentuk
fisik
kemasan
juga
sengaja
dipilih
yang
unik,
agar
kemasan
dapat
tampil
lebih
eyecatching
dan
berbeda
dengan
kemasan
produk
makanan
anak-anak
sejenis
laiunya. Penulis
memilih
bentuk
segi
enam
karena
bentulmya
bampir
menyerupru silinder, sehingga
terasa
lebih
nyaman uni-uk
digenggam.
Selain
itu
sec=
desain,
bentuk
ini
lebih
menarik untuk dieksplorasi, bahkan
bentuk
ini
juga memungkfukan
kemasan
tidak
hanya
berfungsi
sebagai
pengemas
produk,
melainkan
juga
dapat dimodiiikasi sehlngga menjadi daya
tarik tersendiri bagi
anak-anak untuk
rnembeli produknya.
Modiiikasi
yang
dimaksud
disini adaiah,
grunbar
maskot
pada
kemasan Choki
Choki
dapat
dirobek
di
kedua
sisinya
sehingga
seolah-olah
tampak
keluar
(pop
up)
dari
bidang
kemasrumya.
Hal
ini
selain
untuk
menarik
perhatian
anak-anak,
diharapkan
juga
anak-anak
merasa
tertarik
untuk
mengllffipulkan
kernasan
dari
tiap
variant
rasanya
dan
menggunakrumya
untuk
bermain.
Bila
harapan
ini
terwujud,
maka
selain
penjuaian
Choki
Choki
meningkat,
maka
kemasan
Chold
Choki
tersebut
juga
dapat
menjadi
reminder
(bagi
si
anak
dan
orangtuanya),
dan
menjadi media iklan/promosi tidak
langsung OOgi orang lain
yang
meiihatnya.
|