48
BAB 5
RINGKASAN
SKRIPSI
Jepang merupakan
negara
yang
membrikan penghormatan yang
tinggi terhadap
nihonto
(pedang
Jepang).   Semua
samurai,
baik
yang
berkedudukan tinggi
maupun
rendah, pasti memiliki pedang.  Pedang tertua yang pernah ditemukan di jepang dibuat
dari
perunggu
dan
diperkenalkan melalui
migrasi
awal
dari
cina,
menurut
legenda,
prototype pedang yang bentuknya dapat kita lihat saat ini, pertama dibuat oleh Amakuni.
Nihontou mempunyai
bermacam
macam
variasi
bentuk,
dan
berdasarkan
panjangnya dibagi menjadi 3 yakni daito atau pedang panjang yang terdiri dari tachi dan
katana, shoto atau pedang pendek yang terdiri dari wakizashi dan tanto, semacam pisau
pendek.
Tachi
merupakan
pedang
yang digunakan
secara umum
pada abad ke 8,   dan
dipakai dengan cara diikatkan di pinggang dengan sisi tajamnya menghadap ke bawah.
Era tachi berawal dari zaman Heian akhir sampai dengan zaman Muromachi akhir. Pada
saat itu katana
menggantikan posisinya sebagai senjata untuk berperang karena
katana
mampu
menawarkan
kepraktisan
dan
kecepatan
yang
dibutuhkan
dalam
peperangan
lebih daripada yang dapat ditawarkan oleh tachi.
Katana 
merupakan
kata  umum  yang  untuk  menunjuk
pedang  jepang  secara
umum
pada
masa
sekarang.
Pada
sengoku jidai
(jaman
perang
saudara),
katana
merupakan pedang yang paling penting bagi samurai.
Wahyu
(2003)
berpendapat
bahwa
kebudayaan tidak dapat ditafsirkan
sebagai
sesuatu
yang
utuh,
mandek,
tetapi
sebagai
suatu
proses
belajar
terus
menerus
tanpa
  
49
henti.
Hal  ini  berarti  kebudayaan  selalu  berubah  dan  menyesuaikan  diri  dengan
kebutuhan masyarakat pendukungnya.
Tachi  pada
periode
Nambokucho
lebih
panjang
dan  lebar
jika  dibandingkan
dengan
jaman
lainnya,
tetapi
mempunyai
tebal
pedang
yang
tipis
untuk
mengurangi
berat secara keseluruhan. Hal
ini disebabkan karena adanya persaingan antara dua buah
kekaisaran   yang   berseteru   pada   masa   itu   membuat   satu   sama   lainnya   saling
memamerkan  kehebatan pedang
mereka
maupun
bentuknya yang
panjang diharapkan
dapat menahan musuh agar menjaga jarak.
{penggunaan tachi besar ini, berakhir setelah
berakhirnya periode Nanbokucho.  Pada saat
itu penggunaan uchigatana
yang
nantinya
akan
berubah
menjadi
katana  pada
periode
akhir
Muromachi
mulai
populer.
Hal
ini
selain
disebabkan karena
desain pedang
ini
dianggap
lebih
praktis
untuk pertarungan
jarak dekat, yang banyak terjadi setelah terjadi perubahan taktik berperang dari kalveleri
menjadi infantri.
Dengan
masuknya
senjata
api
ke Jepang
maka
munculah satu
unit baru
pada
formasi pasukan, yakni pasukan senapan.
Maka katana kemudian mengalami perubahan
untuk dapat   menembus baju besi
yang dibuat
lebih kuat, yang sebenarnya
berfungsi
untuk
menahan peluru. Pada
akhir
abad
16, tachi
yang
pemakaiannya berkurang sejak
abad sebelumnya, akhirnya ditinggalkan.
Hal
yang
bisa
saya
simpulkan dalam
skripsi
ini
adalah
perubahan nihonto
khususnya
peralihan tachi
menjadi katana,
yang
ditinjau
dari
fungsinya,
disebabkan
karena
faktor
keadaan
masyarakat
pada
masa
itu
yang
sering
mengalami
peperangan,
sehingga  mendorong  masyarakat  untuk  merubah  tachi,  menjadi  senjata  yang  lebih
mudah
digunakan
dan
lebih
baik
daripada
sebelumnya. Selain
itu
juga
dikarenakan
pengaruh
datangnya
senjata
api,  sehingga
katana
mengalami
perubahan
disesuaikan
  
50
dengan pakaian anti senjata yang digunakan masyarakat dalam perang tersebut.  Faktor
pendorong perubahan bentuk nihonto yang paling utama adalah perang itu sendiri yang
akhirnya
mendorong baik
para
samurai
maupun
pembuat
pedang
untuk
terus
mengembangkan senjata nihonto menjadi katana
yang lebih kuat dan efektif.