5
Sebagai bahan
penelitian,
penulis membaca
3
versi
novel
Sembazuru,
yaitu
dalam
bahasa
Jepang,
Inggris,
dan
bahasa
Indonesia.
Dalam novel
Sembazuru
versi
bahasa
Jepang,
muncul kata ??? atau otto no onna
yang diterjemahkan ke dalam Sembazuru
versi bahasa Inggris menjadi (my) fathers woman/concubine kemudian dalam
novel versi
bahasa
Indonesia
gundik
atau selir, sama dengan arti dari mistresses
yang berarti
gundik/kekasih.
Menurut
Fujimura
(1995:188)
adalah
dapat
diterima
dan
bahkan
perlu
bagi
seorang
pria untuk memiliki gundik/selir untuk memastikan kesuksesannya. Pemerintah Meiji
bahkan secara resmi mengakui sistem kepemilikan gundik/selir ini, yang pada tahun 1879
dibuat
ketetapan
baru
yang
mengakui
baik istri
maupun
gundik/selir
sebagai
famili
(relatives)
tingkat
dua
yang
sah
dari
suami.
Pada
tahun
1882,
dengan
diberlakukannya
Old
Criminal
Law, gundik/selir kehilangan status mereka. Undang-undang Sipil Meiji
juga
secara
legal
mengadopsi
monogami,
tetapi pada
praktek
sosialnya,
istri
kesekian
(termasuk gundik/selir) tetap dapat diterima.
Dalam Sembazuru
terdapat
hal
mengenai
keberadaan
gundik/selir
yang
membuat
penulis
sangat
tertarik
untuk
membahas
mengenai hal tersebut. Penulis ingin mengetahui
pandangan para tokoh mengenai keberadaan gundik/selir.
|